R. Widodo (1)
(1) Staf pengajar Program Studi Teknik Pengecoran Logam POLMAN Bandung
Besi cor kelabu diproduksi secara komersial dengan range komposisi yang sangat
lebar.
Beberapa pengecoran yang memproduksi besi cor kelabu dengan spesifikasi sama
dapat saja menggunakan komposisi yang berbeda agar dapat melakukan efisiensi
biaya bahan baku, yaitu menggunakan bahan baku yang secara lokal tersedia
disekitarnya. Atau dengan demikian pengecoran ini dapat mengoptimalkan
spesifikasi bahan yang memang sangat sesuai dengan geometri produk yang mereka
buat.
CE (Carbon Equivalent).
Carbon equivalent (CE) adalah kandungan C pada diagram besi karbon setelah
dipengaruhi unsur Si dan P. Hubungannya adalah:
Menurut R. Verriest:
Menurut H. Mayer:
Rumus diatas berlaku untuk komposisi besi cor kelabu dengan range sebagai berikut:
C = 2,80 3,80%
SI = 0,30 2,70%
P = 0,03 0,70
Mn = 0,30 1,10%
S = 0,004 0,18%
Ni = 0,02 1,00%
Cr = 0,02 0,30%
Berdasarka harga CE dapat dihitung nilai degree of saturations (Sc) sebagai berikut:
Suatu komposisi besi cor kelabu dengan Sc = 1 berarti paduan tersebut setara
dengan komposisi eutektiknya pada diagram biner besi karbon. Sedangkan Sc<1
serata dengan paduan hipoeutektik dan Sc>1 setara dengan paduan hipereutektik.
Berdasarkan nilai Sc ini pula dapat diperkirakan kekuatan tarik (TS) bahan besi cor
kelabu dengan menggunakan persamaan:
Dengan demikian dapat ditentukan persentase ketercapaian kekuatan bahan besi cor
kelabu (RG) sebagai berikut:
1. Karbon (C) merupakan unsur terpenting dalam besi cor kelabu. Sebagian besar
karbon akan terbentuk sebagai grafit. Kecuali karbon yang terikat sebagai
senyawa besikarbida (Fe3C) yang terbentuk sebagai perlit. Grafit berbentuk
lamelar serta menurunkan secara drastis kekuatan tarik dari struktur matriksnya
(perlit/ferit). Kelas dari besi cor kelabu ditentukan berdasarkan kandungan C
maupun Si.
2. Silicon (Si) akan mereduksi kelarutan C kedalam Fe serta menurunkan kandungan
C eutektik menjadi kurang dari 4.3. Unsur-unsur C tersebut kemudian
membentuk grafit. Seberapa besar pengaruh Si dan juga Fosfor (P) terhadap
eutektik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan-persamaan CE.
3. Mangan (Mn) terdapat dalam besi cor kelabu untuk mengurangi efek buruk
belerang (S) dengan membentuk senyawa MnS (mangansulfida). Umumnya
kandungan Mn dalam besicor ada pada kisaran 0,55-0,75%. Kandungan Mn yang
semakin tinggi akan meningkatkan pula kandungan perlit dalam struktur. Perlu
ditekankan dalam hal ini, kandungan yang efektiv adalah Mn tanpa senyawa
dengan S, dengan hubungan:
Kandungan Mn dapat saja lebih dari 1%, namun kelebihan Mn ini sering diikuti dengan
cacat pinhole.
1. Belerang (S) tidak pernah dengan sengaja ditambahkan kedalam besi cor kelabu.
S merupakan unsur pendamping pada kokas sehingga sangat perlu diperhatikan
pada peleburan dengan tanur kupola. Kandungan sampai dengan 1.5% memiliki
efek positif terhadap pembentukan grafit tipe A, namun diatas 0.17% kandungan
S dapat menyebabkan terjadinya cacat blowholes khususnya pada cetaka
greensand. Kandungan umumnya adalah pada kisaran 0.09 to 0.12%. Bahkan
pada kandungan yang sangat rendah, khususnya bila diikuti dengan kandungan
P yang rendah pula, menurut Collaud dan Thieme, pada penelitiannya tentang
Toughness of Flake-Graphite Cast Iron as an Index of Quality, and New Methods
for Improving the Toughness, akan menghasilkan bahan yang lebih tangguh
(tougher iron) dan dinyatakan dengan TG (tough graphite irons).
2. Kandungan fosfor (P) pada sebagian besar produksi besi cor kelabu adalah
kurang dari 0.15%. Bahkan dengan semakin meningkatnya tendensi penggunaan
steel scrap sebagai bahan charging, kandungan P menurun sampai dibawah 0.1%.
Kandungan P didalam besi akan membentuk eutektik yang disebut dengan
phosphideutektik atau steadit. Pada kandungan C yang tinggi akan terbentuk
pula eutektik terner besi-besikarbida-besiphospid. Kandungan P yang tinggi (s.d
0.5%) dapat meningkatkan fluiditas cairan hingga mampu dicor kebagian-bagian
produk yang tipis, namun menurunkan machinability.
3. Tembaga (Cu: 0.5-1.5%) dan nikel (Ni: 0.6-1.0%) memiliki pengaruh yang mirip.
Kedua unsur ini mampu meningkatkan kekuatan matrix serta menurunkan
kecenderungan terjadinya tepi-tepi keras (hard edges) pada produk.
4. Chromium (Cr) memiliki efek menurunkan potensi grafitisasi baik pada tahap
eutektik maupun sekunder. Jadi adanya Cr akan meningkatkan jumlah karbida
didalam perlit. Pada prinsipnya Cr akan terbentuk sebagai senyawa karbida
(FeX)nC, dan sebagian lagi larut didalam Fe sebagai solid solution. Selama
senyawa karbida tidak terbentuk, unsur Cr akan meningkatkan kekuatan tarik dan
kekerasan bahan besi cor kelabu. Oleh karenanya untuk besi cor kelabu yang
kekuatannya ditingkatkan dapat ditambahkan sedikit Cr kedalamnya. Pada
kandungan diatas ambang batas yang diijinkan, Cr akan mengakibatkan
pembekuan menjadi meliert (mottled) yang terdiri dari grafit + Fe3C yang keras
namun memiliki kekuatan tarik rendah atau menjadi putih sama sekali (ledeburit).
Kandungan Cr yang masih memungkinkan adalah 0.20.6%.
5. Unsur2 lain yang memiliki efek sama dengan Cr, serta keberadaannya akan
mengakibatkan kandungan Cr yang diijinkan menjadi turun adalah vanadium (V:
max 0.15%) dan molibdenum (Mo: 0.35-0.55%).
Pada dasarnya semua produk cor logam sesnsitif terhadap ketebalan dinding prosuk.
Senakin tebal produk maka kecepatan solidufikasi (pembekuan) menjadi lembih
lambat. Hal ini akan berakibat membesarnya ukuran butiran serta menurunkan
kekuatan tarik. Besi cor kelabu memiliki sensitifitas terhadap ketebalan yang paling
tinggi dibanding bahan cor lainnya. Pada besi cor kelabu hipoeutektik, awal
pembekuan terjadi ketika terbentuknya dendrit-dendrit austenit, yaitu pada saat
suhu cairan menurun dan melewati suhu liquidus. Kandungan C dalam sisa cairan
akan meningkat terus hingga mencapai komposisi eutektiknya (CE = 4.3%) yaitu pada
suhu sekitar 1150 oC tergantung pada kandungan Si. Pada saat inilah terjadi
pertumbuhan grafit lamelar dan austenit secara berbarengan (transformasi eutektik)
hingga akhirnya seluruh sisa cairan menjadi beku (solid)
Jumlah deposit dari austenit-grafit tegantung dari jumlah inti pembekuan yang
terjadi. Selama pembekuan (pertumbuhan sel-sel eutektik), unsur P terdorong
kebatas-batas butiran dan membentuk steadit pada suhu sekitar 980 oC. Keberadaan
steadit pada batas butiran mengisi ruang-ruang yang semestinya dapat diisi oleh
pertumbuhan grafit. Ukuran dari sel-sel eutektik sangat tergantung dari tingkat
pengintian dan laju pembekuan, yaitu berkisar antara 500 sampai dengan 25000 sel
pe inch persegi.
Oleh karena densitas grafit jauh lebih rendah dari besi, maka penyusutan normal
hanya terjadi ketika pendinginan berlangsung dari sejak suhu liquidus hingga
mencapai suhu solidus. Untuk selanjutnya, pada saat terjadi transformasi eutektik,
sel-sel eutektik yang mengandung grafit tumbuh. Pertumbuhan (grafit) ini
mengkompensasi penyusutan sehingga (tergantung dari jumlah sel-sel eutektik)
penyusutan akan berkurang atau bahkan justru memuai. Pada grade besi cor kelabu
tertentu, pemuaian terjadi sedemikian besarnya sehingga mampu menutup rongga-
rongga shrinkage yang terjadi selama solidifikasi.
Dua unsur yang paling menentukan grade besi cor kelabu adalah C dan Si. Karena
sensitifitas nya terhadap ketebalan dinding, maka dalam menetapkan kandungan C
maupun Si harus diperhatikan:
2. tebal benda,
Sebagai contoh:
A. Besi cor kelabu dengan tebal 7.5 mm, diinginkan memenuhi standar besi cor FC
25 pada sampel uji yang dicor dengan diameter 30 mm.
1. Ikuti garis 1 (mulai dari ketebalan dinding yang dimaksud), garis 2, garis 3
(hingga pertengahan daerah perlit), garis 4 dan garis lengkung 5.
2. Ikuti garis 6 (mulai dari standar yang dimaksud), garis 7 hingga berpotongan
dengan garis lengkung 5.
B. Besi cor kelabu dengan tebal 7.5 mm, diinginkan memiliki kekerasan 225 HB, diuji
pada ketebalan yang dimaksudkan.
1. Ikuti garis 1 (mulai dari ketebalan dinding yang dimaksud), garis 2, garis 3
(hingga pertengahan daerah perlit), garis 4 dan garis lengkung 5.
2. Ikuti garis 6 (mulai dari perpotongan garis antara garis 1 dengan garis kekerasan
yang dimaksud), garis 7 hingga berpotongan dengan garis lengkung 5.
Referensi:
1. ASM Metals Handbook, Vol 01 Properties and Selection Irons, Steels, and High-
Performance Alloys.
2. Brown JR, Foseco Ferrous Foundrymans Handbook
4. Krause DE, Gray Iron an Unique Engineering Material. Iron Casting Research
Institute.
Loading...
76 responses
20042012
Komposisi Besi Cor Kelabu HAPLI (13:44:30) :
[] ini bp R. Widodo menyumbangkan artikel menarik tentang Komposisi Besi Cor Kelabu
yang tidak hanya memberi kita wawasan namun sekaligus juga cara-cara untuk []
Reply
31052012
Stefanus (15:12:32) :
terimakasih atas artikelnya pakjika saya ingin memproduksi grey cast iron cetakan
grendsand, dengan kriteria : kekerasan 70-83 HRB, ketebalan rata-rata 3.5mm berat
<1.5Kg, komposisi seperti apa yang dibutuhkan ya pakkarena saya lihat nomogram
untuk mengejar kekerasan dengan ketebalan 3.5mm belum dapat-dapatsaya coba
dengan range %C= 3.7-4% dan Si= 2.2-2.6% rata-rata 90 HRBterima kasih atas
bimbingannya pak
Reply
31052012
R. Widodo (16:56:25) :
Besi cor dengan kekerasan 70-83 HRB itu sangat lunak dan tidak lazim diterapkan pada
coran tipis. Dari Nomogram diatas, Anda dapat sedikit memaksakan komposisi pada
wilayah grade yang paling rendah (GG10) dan dengan asumsi ketebalan 5 mm Anda bisa
mengikuti garis proyeksi menuju struktur perlit-ferrit. Selanjutnya dari wilayah tersebut
Anda lanjutkan hingga memotong garis Sc paling atas (paling lunak). Dari titik tersebut
kekanan Anda mendapatkan kandungan C=3.9% dan kebawah Anda dapatkan Si=2.8%.
Serta akan menghasilkan kekerasan sekitar 150 BHN atau sekitar 81 HRB. Berarti
komposisi yang sudah Anda terapkan hanya kekurangan Si sekitar 0.2% dari range
maksimum Anda. Selanjutnya, karena struktur tersebut (terpaksa) harus ada feritnya,
batasi Mn maksimum 0.5% saja.
Mengingat kekerasan tersebut sudah sangat lunak, maka untuk dapat mencapainya,
Anda butuh komposisi yang bebas dari unsur Cr, Mo, Cu, V, Ti, B, Bi, Ni dan berbagai
unsur yang akan menaikkan kekerasan material Anda. Maka pilih bahan baku yang tidak
mengandung unsur2 tersebut diatas.
Semoga berhasil.
Reply
1062012
Stefanus (15:05:53) :
Reply
1062012
Stefanus (16:06:38) :
pak, peranan inokulan untuk membantu dalam pencapaian kekerasan 75-83 HRB
seberapa besar pak?jika berperan sehingga perlu ditambahkan; berapa persen berat ya
pak?terima kasih
Reply
1062012
R. Widodo (16:28:59) :
Inokulasi pada proses pengecoran basi cor berfungsi sebagai penyedia partikel nucleus
(inti pembekuan). Semakin banyak nucleus maka jumlah titik penggrafitan juga akan
semakin banyak. Karena jumlah unsur C yang tersedia untuk menjadi grafit tetap maka
kuantitativ grafit akan menjadi banyak, namun ukurannya kecil2. Dengan demikian
inokulasi hanya akan mempengaruhi ukuran dan banyaknya partikel grafitnya.
Besi cor dengan ukuran grafit kecil2 memiliki kekuatan yang relatif lebih tinggi daripada
besi cor dengan komposisi sama namun grafitnya besar2. Dengan demikian besicor
dengan komposisi sama namun sebagian Si diberikan melalui proses inokulasi akan
sedikit lebih keras dari yang tidak inokulasi.
Pada umumnya kebutuhan inokulasi besi cor lamelar adalah 0.1% berat.
Semoga berguna.
Reply
5062012
risendelta (14:28:56) :
Reply
29062012
Haryo (09:53:22) :
apakah rumus yang diatas bisa digunakan untuk perhitungan besi cor nodular ?
Reply
29062012
R. Widodo (13:15:11) :
CE maupun Sc baik untuk besi cor lamelar maupun besi cor nodular dihitung dengan cara
yang sama. Ts karena sangat dipengaruhi oleh bentuk grafit, maka rumus Ts diatas
hanya untuk besi cor lamelar.
Semoga berguna.
Reply
5072012
Haryo (08:48:49) :
Reply
11072012
stefanus (08:11:58) :
yth pak.widodo
pak, saya mau tanya
-apakah perbedaan dari inokulan Carbon Base dengan Silikon Base, selain daripada
komposisinya?
-kapan digunakan inokulan carbon base atau silicon base, dan persentase beratnya?
Reply
11072012
R. Widodo (11:48:53) :
Carbon (graphite) based inoculant dan (ferro)silicon based inoculant hanya berbeda pada
pembawanya. Tujuannya adalah untuk membubuhkan unsur2 penghasil oksida seperti
Ca, Al, Zr dan lainnya, dimana oksida2 ini akan berperan sebagai nuclei (inti)
pembentukan grafit maupun eutektik.
Semoga berguna.
Reply
28122012
shindy tiya (18:09:44) :
Reply
29122012
R. Widodo (00:40:32) :
Untuk membuat besi cor kelabu, maka Anda harus menggunakan tanur kupola atau bisa
juga tanur induksi (2 jenis tanur ini yang lazim digunakan). Bahan baku yang dianjurkan
adalah pig iron (besi kasar), steel scrap (max 20% untuk menurunkan kadar C dan Si dari
pig iron) dan besi tua. Bahan lain yang Anda perlukan adalah FeMn (ferromangan) dan
FeSi (ferrosilikon) plus sedikit inokulan (0.1% cukup).
Suhu peleburan diusahakan >1400 oC namun suhu penuangan sedapat mungkin tidak
lebih dari 1350 oC (kecuali untuk benda2 tipis) dan dicor kedalam cetakan pasir.
Silakan baca artikel2 yang terkait pada forum Teknik Pengecoran Logam dan forum Ferro.
Semoga berguna.
Reply
12022013
Rinto V Sinaga (11:35:40) :
1. Pak, saya mau tanya tentang FCD. Mungkin kah proses Mg treatment dilakukan jika
cairan yang di poouring sekitar 4ton. Material nya FCD 500. Kalau bisa, dimana kira-kira
saya bisa dapat tempat / bengkel foundry sbg referensi untuk kebutuhan casting weight
4ton/part. Part yang akan dicor baseplat frame.
2. Jika untuk membuat smelter besi, dengan bahan baku 100% berbentuk geram besi cor
dan baja mangan. Jenis tanur seperti apa kira-kira yang tepat untuk digunakan?? asumsi
produksi batangan sekitar 5ton/hari atau 100ton /bln.
Regards,
Rinto V
FO 2003
Reply
12022013
R. Widodo (18:29:49) :
Untuk melting geram besi cor dan baja tentu sekurang2nya Anda harus menggunakan
tanur induksi, atau arc furnace akan lebih baik. Untuk 5 t/d cukup dengan tanur induksi
kapasitas 1 ton, tentu tidak bisa frekuensi rendah.
Saya setuju, produknya only ingots ataupun bars (bahan 1/2 jadi), sebab bila jadi casting
product, maka permasalahan yang akan Anda hadapi (gas, slag inhomogeneous
composition dsb akan banyak sekali.
Semoga membantu.
Reply
25062013
rivan (22:14:39) :
Pak saya mau tanya apakah diagram nomogram hanya bisa dipakai untuk besi cor kelabu
saja atau bisa dipakai jenis besi cor yang lain?
Reply
26062013
R. Widodo (08:25:36) :
Nomogram diatas memang hanya digunakan untuk merancang komposisi C dan Si pada
besi cor kelabu berdasarkan kelas (kekuatan tarik/kekerasan) terhadap tebal produk dan
struktur yang diinginkan.
Semoga membantu.
Reply
27062013
rivan (07:23:13) :
1. Apakah Fungsi Sc pada diagram nomogram ini? Jika kita ingin memakai diagram
nomogram ini, maka langkah pertamanya bagaimana Pak? Apakah kita harus
menentukan Sc dulu?
2. Pak jika ingin menentukan struktur ferrite dan pearlite dengan perbandingan 50 : 50
bagaimana Pak?
Reply
27062013
R. Widodo (09:55:40) :
Sc = C/(4.3-CE+C)
atau
CE = 4.3 + C(1-1/Sc)
sehingga:
Pada besi cor, struktur yang benar adalah grafit lamelar dan (hanya) perlit. Kekuatan
(grade) ditentukan oleh jumlah grafit lamelar. Semakin banyak grafitnya, maka grade
semakin rendah. Jadi pada nomogram, penarikan gari proyeksi dari grade (kekuatan
tarik) keatas selalu hanya sampai didaerah perlit kemudian diproyeksikan lagi kebawah,
ke diagram komposisi.
Semoga membantu.
Reply
26102013
Jusepa Fathullaesa S (@fathullaesa) (07:09:13) :
pada produk FC 23 saya berencana mengurangi konten Cu dari 0,65 menjadi 0,4, untuk
menjaga nilai TS saya mencoba memodifikiasi ukuran grafit yang tadinya besar dengan
distribusi sedikit, menjadi kecil dengan distribusi banyak, apakah itu bisa dilakukan? dan
adakah unsur pemadu atau proses yang dapat menunjang hal tersebut selain heat
treatmant?
Terima kasih
Reply
26102013
R. Widodo (08:25:57) :
Itu bisa dilakukan dengan menerapkan proses inokulasi. Dengan proses ini, jumlah sel
eutektik akan bertambah banyak sehingga menghasilkan grafit yang lebih halus namun
lebih banyak. Untuk besi cor biasanya sya menerapkan inokulasi sebanyak 0.1-0.2%.
Semoga membantu.
Reply
26102013
Jusepa Fathullaesa S (@fathullaesa) (09:38:33) :
proses inokulasi telah saya lakukan, bahkan sampai 0,45%, dengan 2 jenis inoculan yang
berbeda, 17% berbasis karbon, dan 28% berbasis silikon, apakah hal tersebut telah benar,
saya melakukan inolulasi dengan 2 jenis inoculan yang berbeda?
Reply
28102013
R. Widodo (09:04:12) :
Inokulasi 0.45% itu sudah terlalu banyak. Saran saya Anda kembali dulu ke Nomogram
Besi Cor, dari situ Anda dapat menentukan kandungan C dan Si yang seharusnya untuk
besi cor dengan ketebalan seperti produk Anda agar memiliki kekuatan minimum 230
MPa (FC 23). Setelah itu baru Anda terapkan inokulasi.
Cu pada besi cor sebenarnya tidak harus ada. ia hanya berfungsi untuk mengamankan
perlit, sedangkan struktur besi cor yang benar sudah pasti akan perlit dan grafit.
Semoga membantu.
Reply
911201
3
Rizky (13:24:22) :
mau tanya kalo cara lengkap untuk pembuatan besi cor kelabu seperti apa ?
alat yang digunakan apa saja ?
bahan bahan yang di perlukan apa saja ?
Reply
911201
3
R. Widodo (23:51:08) :
Peleburan besi cor kelab dapat dilakukan pada tanur kupola, induksi maupun rotary. Saat
ini tanur induksi telah menggeser penggunaan tanur kupola maupun rotary karena alasan
fleksibelitas, walaupun sebenarnya untuk peleburan besi cor kelabu, kupola masih yang
terbaik.
Bahan baku yang digunakan antara lain pig iron, besi tua dan steel scrap ditambah bahan
daur ulangnya sendiri serta bahan2 aditive seperti carburisher, FeSi, FeMn, inokulan dan
terkadang Cu serta FeCr sebagai paduan.
Suhu peleburan besi cor adalah 1450-1480 oC, suhu penuangan 1300 1400 oC
tergantung tebal produk.
Semoga membantu.
Reply
12
11
2013
pada pengecoran dengan dimensi yang besar, seperti cylider block. apakah mungkin
setelah penuangan molten pada cetakan, akan terjadi reaksi pembentukan slag dalam
cetakan?
Reply
12
11
2013
R. Widodo (16:27:06) :
Pada saat kita memutuskan untuk menuang cetakan, maka proses peleburan seharusnya
sudah selesai. Dengan demikian tidak terjadi lagi reaksi2 pasca penuangan serta tidak
akan menghasilkan terak baru.
Proses peleburan selesai apabila cairan sudah melalui proses self deoksidation
(pendidihan) yaitu pada suhu lebih kurang 1470 oC, pada tanur berlining SiO2 (asam).
Pada saat ini terjadi reaksi2 antara cairan (terak) dan lining sehingga memiliki efek
pembersihan cairan. Tergantung tingkat kebersihan bahan baku, pendidihan ini
berlangsung 5-10 menit.
Nucleus (partikel awal pembekuan) yang kemudian hilang, karena cairan menjadi terlalu
bersih, diganti dengan nucleus baru melalui proses inokulasi saat taping dari tanur ke
ladel. Inokulasi 0.1-0.2% dari berat.
Hasilnya, cairan bersih dan tidak menimbulkan terak baru didalam cavity + jumlah
nucleus yang terkontrol sehingga menghasilkan ukuran/sebaran grafit yang baik.
Semoga membantu.
Reply
1
7
1
1
2
0
1
3
Titiek DS (08:54:29) :
Reply
1
8
1
1
2
0
1
3
R. Widodo (14:27:47) :
Struktur besi cor terdiri dari matriks (perlit/ferit) dan grafit. Pada saat pembentukan
grafit (pembekuan) terjadi pemuaian yang cukup besar. Ketika pemuaian tersebut lebih
besar dari penyusutan kristalisasi logamnya (karena grafit terbentuk banyak) maka akan
tersisa kelebihan ukuran sehingga geometrinya justru mengembang.
Fenomena ini terjadi tidak hanya pada besi cor kelabu, melainkan juga pada besi cor
nodular. Namun pada besi cor nodular, karena dicor pada suhu yang lebih tinggi, serta
memiliki penyusutan kristalisasi yang lebih banyak, susut masih terjadi walaupun tidak
banyak.
Semoga membantu.
Reply
2
7
1
1
2
0
1
3
Terima kasih
Reply
2
8
1
1
2
0
1
3
Reply
2
9
1
1
2
0
1
3
R. Widodo (14:31:17) :
1. Bahan untuk membuat FCD adalah pig iron (khusus FCD), steel scrap secukupnya dan
bahan daur ulang. Lainnya FeSi, FeSiMg, carburisher dan inoculant. Untuk FCD 700
tambah Cu.
2. Mg rest diharapkan 0.035-0.05. Cara menghitungnya lihat artikel tentang Besi Cor
Nodular di https://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor-nodular/
4. Inoculant biasanya cukup 0.2%. Selebihnya akan membuat ukuran grafit bulat lebih
kecil namun banyak. Semakin tinggi suhu dan lama proses peleburan mengakibatkan
cairan terlalu bersih dan perlu inokulasi lebih banyak.
5. Masuknya C kedalam bahan terjadi pada suhu >720 oC dan perlu waktu. Sementara
pendinginan (pembekuan) berlangsung cepat. Maka karburasi tidak sempat terjadi.
Semoga membantu.
Reply
1
3
0
2
2
0
1
4
Januar (11:31:41) :
pak kalo menghitung suhu liquidus pada baja karbon dengan kandungan C = 0,18 %
bagaimana?
Reply
1
3
0
2
2
0
1
4
R. Widodo (18:05:33) :
Tliq (C) = 1537 73.1%C 4%Mn 14%Si 45%S 30%P 1.5%Cr 2.5%Al 3.5%Ni
4%V 5%Mo
Semoga membantu.
Reply
stefanus (10:33:23) :
yth.pak R.widodo
untuk block mesin kebanyakan menggunakan FC (besi cor kelabu) alasannya apa yah
pak,selain sifat material FC yg meredam getaran?apa keuntungannya?terimakasih
Reply
R. Widodo (14:20:10) :
Terutama memang karena bahan FC itu meredam getaran. Alasan lain karena cukup kuat
dan tahan terhadap suhu kerja agak tinggi serta mudah proses pembuatannya sehingga
harganya murah.
Semoga berguna.
Reply
Reply
R. Widodo (06:41:21) :
Sn diberikan kedalam besi cor sebanyak 0.04-0.08% dengan tujuan untuk meningkatkan
kandungan perlit. Pada besi cor nodular memiliki efek denodularisasi, atau menurunkan
nodul count.
Semoga membantu.
Reply
terimakasih bapak
maaf sebelumnya bapak R.widodo apa hal yang sama akan terjadi pada besi cor kelabu
pak?
untuk kekuatan tarik dan kekerasannya sendiri apa akan timbul masalah,
terimkasih pak
Reply
R. Widodo (09:13:46) :
Jawaban sy sebelumnya memang diperuntukkan pada besi cor kelabu, karena bahan ini
harus memiliki struktur dasar perlit. Sn tidak dianjurkan digunakan pada besi cor
nodular, karena efek negatif yang ditimbulkannya terhadap grafit nodul.
Jadi penambahan kandungan Sn memang akan membuat besi cor kelabu memiliki
kekuatan tarik/kekerasan optimal sesuai grade nya. Kelebihannya dapat memicu gas
porosity.
Semoga membantu.
Reply
budi (23:34:30) :
Yth P.Widodo,
Pak saya sedang membuat rol dengan material besi cor dengan ketebalan per sisi kurang
lbh 6cm untuk applikasi di pabrik genteng yg memerlukan kekerasan cukup tinggi agar
tidak cepat aus.
Percobaan pertama saya menambahkan Cr 0.57% dan Mo 0.45%. Hasil nya pada saat di
bubut, ternyata bahan masi kurang cukup keras (pembubutan nya mudah).
Saya berencana untuk meningkatkan kandungan Cr dan Mo menjadi 0.9% dan 0.7%
masing2. Mohon pendapat Pak Widodo dari efek penambahan Cr dan Mo yg berlebihan
tsb dan juga apakah ad cara lain utk meningkatkan kekerasan.
Reply
R. Widodo (17:13:53) :
Menambahkan Cr dan Mo pada besi cor memang akan meningkatkan kekerasan bahan
(pada jumlah kecil unsur2 tersebut akan membentuk karbida dibatas2 butir). Namun
karena jumlahnya tidak banyak, maka peningkatan kekerasan tidak akan signifikan.
Penambahan yang cukup banyak (0.9% dan 0.7%) sebagaimana rencana Anda, mungkin
sudah akan menimbulkan pembekuan putih (karbida ledeburit) sehingga secara tiba2
besi cor Anda menjadi sangat keras dan tidak bisa dimachining.
Semoga membantu.
Reply
terimakasih bapak
Reply
Reply
R. Widodo (08:17:19) :
Reply
rubberbumper (09:44:28) :
Terimakasih InformasinyaSalam
Reply
Reply
R. Widodo (11:50:48) :
Yth mas Addam
Besi cor kelabu memiliki machinability yang baik karena dia lunak, kekerasannya hanya
berkisar 140-200 HBN. Castability baik karena melting pointnya rendah, hanya sekitar
1150 oC, serta memiliki eutektik dengan solidifications time yang panjang.
Besi cor kelabu selalu memiliki kulit luar (beberapa mikron) yang keras
(karbida/ledeburit) karena bagian ini membeku secara cepat (karena bersentuhan dengan
cetakan). Kekerasan besi cor kelabu sangat dipengaruhi oleh kecepatan pembekuannya.
Semakin cepat, maka ia akan semakin keras.
Semoga membantu.
Reply
terus alur pembekuannya seperti apa pak? mohon bantuannya lagi pak..
Reply
Yth Bapak Widodo..saya mau tanya pak,kalo untuk Hi Cr stell itu seperti apa pak?mohon
penjelasannya pak mengenai materi tersebut.Terimakasih Pak
Reply
R. Widodo (10:31:29) :
Semoga membantu.
Reply
Budi (15:30:11) :
Saya ada membuatkan customer saya rol pengilling dengan komposisi sbg berikut (saya
tambahkan Cr dan Mo dengan harapan menjadi lbh tahan aus):
C 3.44 Si 1.86 Mn 1.87 P 0.14 S 0.06 Cr 0.82 Mo 0.58
Setelah di gunakan, ternyata hanya bagian kulit luar saja yang keras, daging bagian
dalam tetap lunak gampang aus
Mohon saran dari Pak Widodo, kira-kira apa yang bisa saya rubah komposisinya agar
menjadi lbh keras? Berapakah batas Cr maximum yang dapat di tambahkan? (saya lebih
condong menambahkan Cr karena dengan harapan cost lbh rendah drpd Mo dan Ni)
Reply
R. Widodo (09:42:54) :
Sayang Anda tidak menyebutkan rata2 ketebalan dari rol penggilingan yang dibuat,
sebab pada besi cor ketabalan produk dengan kandungan (terutama) C dan Si berkaitan
erat. Asumsi saya, produk Anda tebal (diatas 30 mm), maka:
a. kandungan C dan Si terlalu tinggi untuk menghasilkan struktur perlit. Saran saya C:
3.0-3.1% dan Si 1.5-1.6%. Si yng dibubuhkan melalui inokulasi sebanyak 0.2% untuk
menghasilkan grafit yang lebih halus.
b. Bila proses Anda menggunakan tanur induksi, maka Mn cukup 0.9%, bila
menggunakan kupola, bisa sampai 1.2%.
d. Penambahan Cr dan Mo yang hanya sedikit memang hanya akan menebalkan struktur
ledeburit dipermukaan, untuk ketebalan Anda dimungkinkan kandungan Cr sampai
dengan 1.5%, sehingga ketebalan kulit keras bertambah. Mo tidak usah digunakan.
Semoga membantu.
Reply
Budi (09:49:21) :
Betul pak ketebalan di atas 30mm, malah ada yang sampai 100mm
Untuk Cr s/d 1.5%, apakah tidak di kuatirkan besi cor berubah menjadi putih ya Pak?
Terima kasih.
Reply
R. Widodo (11:52:58) :
Kandungan Cr dalam besi cor komposisi normal yang sesuai dengan ketebalan
produknya belum akan mengubah struktur menjadi putih (ledeburit). Oleh karenanya
perhatikan bila Anda menggunakan bahan baku steel scrap. Sebab bahan ini
mengandung unsur2 yang walaupun sedikit, bila bersama2 bisa memicu pembentukan
karbida, seperti V, W, Mo, Te dll Dengan demikian return scrap Anda pun sudah akan
mengandung unsur2 tersebut.
Cast iron yang baik dilebur dengan menggunakan bahan baku pig iron yang bebas dari
unsur2 tersebut diatas, plus return scrap nya. Steel scrap hanya sedikit saja untuk
mengontrol kelebihan C.
Semoga membantu.
Reply
pak saya mau nanya,jika kekuatan tarik dari besi cor kelabu kira 10-30 kg/mm,
walaupun agak getas,titik cairnya mencapai berapa C ?
terimakasih
Reply
R. Widodo (11:39:09) :
Besi cor kelabu pada umumnya memiliki titik lebur sekitar 1100 1150 oC, tergantung
kandungan C dan Si nya.
Semoga membantu.
Reply
Reply
R. Widodo (13:39:58) :
Untuk tekanan roll smp dengan 5000 ton, bahan besi cor dengan grafit lamelar atau
vermicular (compacted gafit) dengan mampu tarik 280-320 MPa dan kekerasan max 250
HB (Brinell) sebenarnya memenuhi kriteria tersebut. Dengan permukaan yang tidak terlalu
keras dia mampu menghasilkan slip yang sedikit, namun tentu saja wear resistance nya
kurang baik.
Dewasa ini telah dikembangkan surface hardened sugar cane roll dengan permukaan
sangat keras (martensitic free graphit) dan agar mencegah slip digroove dengan bentuk
yang khusus, atau bahkan dilapisi bahan semacam serbuk tungsten carbide.
Semoga berguna.
Reply
Akbar (22:03:18) :
Reply
R. Widodo (14:00:10) :
CE meter digunakan pada prose pengecoran besi cor. Alat ini mengukur perubahan laju
pendinginan yang mengindikasikan titik liquidus (TL) cairan besi cor yang diuji. TL
menjadi patokan untuk menghitung berapa kandungan C + Si dan P (CE) sehingga
dengan menerapkan rumus CE dan mengasumsikan kandungan P, maka kandungan C
dan Si dapat dinyatakan.
Spectrometry merupakan alat ukur kandungan logam baik berbasis besi maupun non
besi. Alat ini mengukur lebar spektrum2 cahaya yang dihasilkan oleh sinar
busur api.mOleh karenanya alat ini dapat mengukur kandungan apa saja sesuai dengan
yang diprogramkan kedalamnya. Misalnya hanya untuk kebutuhan besi dan baja cor biasa
dan berpaduan. Ada juga yang khusus diprogram untuk paduan2 baja dengan unsur
terkandung tertentu, atau khusus untuk aluminium paduan, tembaga paduan dsb. Ada
yang mampu mengukur hanya 12 unsur, ada pula yang bahkan mampu mengukur
sampai 24 unsur.
Semoga berguna.
Reply
Mas Wid, terima kasih atas postingnya me-refresh ilmu kami lagi.
Reply
yudha (10:05:37) :
kalau yang di pakai buat jadi standar perbandingan besi cor kelabu / yang mengacu pda
besi cor kelabu itu apa ya pak, kebetulan tugas skripsi saya meneliti tentang kekerasan,
sturktur mikro bending & tarik pada gate valve.nah setelh di lakukan uji komposisi
ternyta gate valve tersebut jenisnya besi cor kelabu. kmudian yang saya kurng paham
dosen saya meminta saya untuk melakukan perbandingn dengan standr yang ada,
mungkn pak widodo dpat membantu saya akan hal ini , sblmnya saya ucapkan
terimaksih.
kalau tidak berkeberatn tolong bantu saya ya pak dan tolong kirim ke email
saya nurcahyadiyudha_wijaya@yahoo.com.
Reply
R. Widodo (12:58:32) :
Tentang besi cor kelabu (grey iron) dapat Anda pelajari secara lengkap di ASM Metals
Handbook vol 15: Casting, sedangkan standar2nya bisa Anda lihat di ASTM A48 atau bisa
juga dari JIS G 5501.
Semoga membantu.
Reply
saya mau tanya, berapa standar kekerasan, impact, tarik, dan mikro pada liner engine HD
785 pak, mohon bantuannya
Reply
Fadli (16:14:23) :
Pak Widodo mau tanya adakah hubungan cooling rate dengan undercooling? lalu adakah
pengaruh persentase Carbon terhadap type grafit? Faktor apa saja yang mempengaruhi
type garfit? Terakhir faktor apa yang mempengaruhi garfit type B? Sekian terima kasih
Reply
R. Widodo (10:25:46) :
Cooling rate yang cepat akan memunculkan DT semakin lebat dan mengakibatkan
transformasi grafit tidak sempat terjadi sehingga terjadi pembekuan putih. Oleh
karenanya, pada pembekuan besi cor, kecepatan pendinginan (tebal casting) sangat
mempegaruhi grade yang terjadi.m(semakin tipis, semakin cepat beku maka semakin
keras.
Tipe grafit dipengaruhi oleh CE dan ketersediaan nucleus dan sel2 eutektik untuk
pembentukan grafitnya. Grafit B disebut juga rose type, kompososisi CE sudah memadai
namun kekurangan sel2 eutektik dehingga dapat diatasi dengan perlakuan inokulasi
yang lebih baik (jumlah maupun metodenya).
Semoga membantu.
Reply
fajar (19:10:58) :
Saya ingin bertanya utk keperluan skripsi, saya berencana melapiasi (coating) utk besi cor
kelabu tipe fc25 aplikasi silinder blok motor. Tujuannya utk ketahanan aus dan
kekerasan yg baik nmn machinabilitynya ingin tetap bagus. Unsur apa yg sebaiknya saya
gunakan sbg coating selain cr?.
Reply
R. Widodo (09:41:38) :
Coating terhadap silinder blok (cast iron) lebih ditujukan untuk melindungi permukaan
dari oksidasi (tidak mudah berkarat) dan meningkatkan penampilan. Sehingga yang
banyak dilakukan adalah dengan Cr plating. Karena hanya melapisi permukaan, maka
secara umum tidak mengubah mechanical property, kecuali beberapa mikron
dipermukaan. Bila dimachinning maka permukaan ini akan hilang dan muncul permukaan
bawah dengan mechanikal property seperti semula.
Semoga membantu.
Reply
riki adi saputro (19:35:52) :
kalau tingkat kekerasan untuk baja fc 25 dan baja sc 46 berapa HB yah pak ?
Reply
R. Widodo (09:52:07) :
FC 25 (tepatnya FC 250) bukan baja, ia adalah besi cor memiliki TS min 250 MPa dengan
kekerasan 190-240 HBN. Sedangkan SC 46 (SC450) adalah baja karbon memiliki TS min
450 MPa dengan elongasi min 16% dan kekerasan rata-rata (anealed) 235 HBN.
Semoga membantu.
Reply
pak saya punya material setelah saya cek berdasarkan komposisi besi tuang nodular
masuk pada standart astm A536 dengan grade 65-45-12, maksud dari 65-45-12 itu apa
y pak?
Reply
R. Widodo (11:45:23) :
Grade 65-45-12 maksudnya, harus memiliki Ts min 65.000 psi, Ty min 45.000 psi dan
elongasi min 12%. Atau dalam satuan metrik Ts min 448 MPa, Ty min 310 MPa, elongasi
min 12%.
Semoga membantu.
Reply
Harun (19:26:17) :
Reply
R. Widodo (08:08:06) :
Coba Anda lihat ASTM A48; Gray Iron Casting, bandingkan dengan ASTM A536; Standard
spesification of Ductile Iron Casting. Untuk gray iron casting (besi cor kelabu) grade
tertinggi memiliki kekuatan tarik maks 400 MPa, sedangkan Ductile Iron Casting (besi cor
nodular minimum 414 MPa dan bisa hingga maksimum 827 MPa. Jadi jelas besi cor
nodular memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi dari besi cor kelabu.
Mg berfungsi sebagai desulfurisasi, sehingga dengan sulfur yang rendah akan terjadi
grafit bulat. Beberapa teori tentang pembulatan grafit dapat dipelajari lebih lanjut.
Sedangkan Ce (cerium) disertakan pada FeSiMg (untuk treatment) berfungsi untuk
meningkatkan surface strength pada permukaan grafit bulat agar tidak mudah explode
atau berubah menjadi lamelar.
Semoga membantu.