14 Des
Latar Belakang
Peranan pendidikan semakin strategis dalam menghadapi pasar global. Dampak globalisasi
mengakibatkan terjadinya persaingan secara bebas dalam dunia pendidikan dan tenaga kerja
sebagai akibat mekanisme pasar. Lembaga pendidikan harus menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas yang mampu memenuhi tuntutan permintaan pasar tenaga kerja
yang cenderung berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi.
Hanya bangsa yang berkualitas yang akan mampu bersaing. Kualitas suatu bangsa sangat
ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia. Kualitas sumberdaya manusia juga ditentukan
oleh kualitas pendidikan bangsa tersebut. Kenyataan menunjukan bahwa untuk meningkatkan
kualitas pendidikan harus dipenuhi berbagai persyaratan salah satunya adalah memiliki
sarana prasa prasarana yang memenuhi standar seperti pemanfaatan ICT dalam pendidikan.
Dengan hadirnya ICT dunia pendidikan bisa membawa dampak positif apabila teknologi
tersebut dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi bisa menjadi
masalah baru apabila sekolah tidak siap. Selain meningkatkan kualitas pembelajaran
penerapan ICT di sekolah dapat membuat suatu jaringan sistem informasi yang baik. Dengan
kata lain sistem informasi manajemen sekolah dapat berjalan secara efektif dan efesien
dengan memamfaartkan ICT.
Karena begitu besarnya peranan ICT dalam pendidikan, dalam Renstra Depdiknas 2005
2009 pun dinyatakan peran strategis TIK atau ICT untuk pilar pertama, yaitu perluasan dan
pemerataan akses pendidikan, diprioritaskan sebagai media pembelajaran jarak jauh.
Sedangkan untuk pilar kedua, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, peran TIK
diprioritaskan untuk penerapan dalam pendidikan/proses pembelajaran. Terakhir, untuk
penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik, peran TIK diprioritaskan untuk sistem
informasi manajemen secara terintegrasi.
Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat sehingga berdampak
pada berbagai sendi kehidupan manusia. Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini,
lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab membersiapkan dan menghasilkan
sumberdaya manusia yang mampu menghadapi semua tantangan perubahan yang ada
disekitarnya yang berjalan sangat cepat. Bahkan sebagai dampak globalisasi mengakibatkan
terjadinya persaingan secara bebas dalam dunia pendidikan maupun tenaga kerja. Kondisi
tersebut menuntut perlu adanya suatu sistem pendidikan yang bermutu yaitu sistem
pendidikan yang mampu menyediakan sumberdaya manusia yang dapat bersaing dalam
menghadapi persaingan global. Karena itu pendidikan perlu diarahkan agar mampu
menyediakan sumberdaya manusia yang mampu menghadapi tantangan zaman secara efektif
sejak usia sekolah dengan memanfaatkan kemajuan terknologi.
Media komunikasi dalam pendidikan merupakan segala bentuk alat dan sumber belajar yang
digunakan untuk membantu memperlancar proses belajar mengajar. Dengan kata lain sekolah
harus memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana akan media komunikasi ini yang berperan
sebagai sumber belajar meliputi buku-buku, majalah, manusia, perpustakaan, labolatorium
dan ICT seperti internet dan lain-lain. Media pendidikan digunakan untuk menyalurkan pesan
atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa (Nana
Syaodih, 1996). Tanpa media pendidikan, efektifitas belajar maupun mutu pendidikan tidak
akan tercapai, demikian pula dengan jika tersedia media pendidikan tetapi kita tidak memiliki
kemampuan pemilihan media mana yang paling efektif dan efisien maka efektifitas
pembelajaran pun tidak dapat tercapai.
Sedangkan menurut Gordon. B Davis (1974) yang dialih bahasakan Aceng Muhtaram
Miirfani dalam Sistem Informasi Pendidikan dan Ketatausahaan Sekolah menyatakan
bahwa :
Sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu untuk
menyajikan informasi guna mendukung operasi, manajemen, dan pengambilan keptusan
dalam sebuah organisasi
Dalam pengertian diatas dinyatakan bahwa sstem informasi manajemen merupakan sistem
mesin/ manusia yang terpadu. Hal ini mengandung makna bahwa mesin dan manusia harus
merupakan suatu sstem, mesin tanpa manusia atau manusia tanpa mesin, SIM tidak akan
berjalan atau adanya kerusakan salah satunya , akan merupakan suatu kecacatan dalam sistem
informasi manajemen.
1. Sistem
Sistem adalah seperangkat komponen yang terdiri dari dua atau lebih, yang saling
berhubungan dan saling ketergabtungan satu sama lain, untuk mencapai suatu tujuan
bersama. Jika suatu sistem tertentu diidentifikasi, maka seringkali terdapat sejumlah sistem
yang lebih kecil yang dinamakan subsistem. Setiap bagian organisasi selalu membutuhkan
keputusan yang cepat dan tepat. Juga membutuhkan bagian-bagian yang lain untuk
pembuatan keputusan, apalagi top managernya. Keputusan yang dicetuskan sangat
bergantung pada data-data/ informasi dari berbagai subsistem. Maka disinilah dirancang
sistem informasi manajemen, sehingga dapat dianggap sebagai metode untuk memecahkan
masalah.
2. Informasi
Informasi erat hubungannya dengan data. Informasi berasal dari data. Oleh karena itu,
sebelum memahami informasi, akan lebih baik memahami datardahulu. Kriteria suatu
informas manajemen yang efektif aalah bahwa sistem tersebut dapat memberikan data yang
cermat, tepat waktu, dan yang penting artinya bagi perencanaan, analisis dan pengendalian
manajemen untuk mengoptimalkan pertumbuhan organisasi.
3. Manajemen
Komponen ketiga adalah manajemen, yang merupakan proses pengelolaan dari mulai
pengumpulan data, hingga menjadi informasi termasuk proses pertransferan informasi kepada
yang memerlukan. Manajemen dapat pula dipandang sebagai serangkaian proses pengelolaan
yang menggunakan fungsi-fungsi manajemen. Dalam sistem informasi manajemen berarti
proses informasi selalu memerlukan penerapan fungsi-fungsi manajemen dari mulai
perencanaan, pengumpulan data, pelaksanaan pengumpulan data, pengolahan,
penyimpanan,sampai dengan penyebaran informasi. Dalam sistem informasi manajemen,
seorang pemimpin tidak akan mampu bekerja tanpa dibantu oleh bawahannya. Karena SIM
tidak menerima data dari atasan atau dari segi satu bagian saja dalam organisasi, tetapi dari
semua bagian. Shingga diperlukan bawahan secara spesifik menangani data dan informasi
yang diterima dari bagian-bagian yang lain.
Konsep ICT
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information Communication and
Technology (ICT) di era globalisasi saat ini sudah menjadi kebutuhan yang mendasar dalam
mendukung efektifitas dan kualitas proses pendidikan. Isu-isu pendidikan di Indonesia seperti
kualitas dan relevansi pendidikan, akses dan ekuitas pendidikan, rentang geografi,
manajemen pendidikan, otonomi dan akuntabilitas, efisiensi dan produktivitas, anggaran dan
sustainabilitas, tidak akan dapat diatasi tanpa bantuan TIK. Pendidikan berbasis TIK
merupakan sarana interaksi manajemen dan administrasi pendidikan, yang dapat
dimanfaatkan baik oleh pendidik dan tenaga kependidikan maupun peserta didik dalam
meningkatkan kualitas, produktivitas, efektifitas dan akses pendidikan
Secara sederhana Elston (2007) membedakan antara Teknologi Informasi (IT) dan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (ICT), yaitu
IT as the technology used to managed information and ICT as the technology used to
manage information and aid communication. Teknologi Informasi digunakan untuk
mengelola informasi sedangkan ICT adalah teknologi yang digunakan untuk mengelola
informasi dan komunikasi.
Dalam praktek di lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, ICT
meliputi komputer, laptop, network komputer, printer, scanner, video/DVD player, kamera
digital, tape/CD, interactive whiteboards/smartboard. Dengan demikian, perlu ditegaskan
bahwa peran ICT adalah sebagai enabler atau alat untuk memungkinkan terjadinya proses
pendidikan dan pembelajaran. Jadi ICT merupakan sarana untuk mencapai tujuan, bukan
tujuan itu sendiri.
Morsund dalam UNESCO (2003) mengemukakan cakupan ICT secara rinci yang meliputi
sebagai berikut:
UNESCO telah mengidentifikasi 4 (empat) tahap dalam sistem pendidikan yang mengadopsi
TIK, yaitu :
1. Tahap emerging; yaitu perguruan tinggi/sekolah berada pada tahap awal. Pendidik
dan tenaga kependidikan mulai menyadari, memilih/membeli, atau menerima donasi
untuk pengadaan sarana dan prasarana (supporting work performance)
2. Tahap applying; yaitu perguruan tinggi/sekolah memiliki pemahaman baru akan
kontribusi TIK. Pendidik dan tenaga kependidikanu menggunakan TIK dalam
manajemen sekolah dan kurikulum (enhancing traditional teaching)
3. Tahap infusing; yaitu melibatkan kurikulum dengan mengintegrasikan TIK.
Perguruan tinggi/sekolah mengembangkan teknologi berbasis komputer dalam lab,
kelas, dan administrasi. Pendidik dan tenaga kependidikan mengekplorasi melalui
pemahaman baru, dimana TIK mengubah produktivitas professional (facilitating
learning).
4. Tahap Transforming; yaitu perguruan tinggi/sekolah telah memanfatkan TIK dalam
seluruh organisasi. Pendidik dan tenaga kependidikan menciptakan lingkungan belajar
yang integratif dan kreatif (creating innovative learning environment) melalui TIK..
1. sumber belajar
2. alat bantu belajar
3. fasilitas pembelajaran
4. standard kompetensi
5. sistem administrasi
6. pendukung keputusan
7. sebagai infrastruktur.
Inovasi perlu diciptakan pada fungsi-fungsi tersebut agar implementasi dari ICT dapat
memenuhi tujuan pendidikan dan dapat mengembangkan mutu pendidikan, misalnya dengan
adanya Learning Management System (LMS) yang memungkinkan pembelajaran dilakukan
secara online sehingga pendidik serta tenaga didik dituntut untuk dapat menggunakan
teknologo secara efektif dan efesien sesuai dengan ajas manfaatnya. Dan pengelolaan
evaluasi akhir siswa secara online. Maksudnya adalah, Siswa dapat melihat hasil belajar
mereka di setiap akhir semester pada web sekolahnya. Dengan dapat memamfaatkan web
sekolah para orang tua murid juga dapat dengan mudah melihat perkembangan putra-putrinya
selama pembelajaran di sekolah.