Anda di halaman 1dari 16

Habitus:

 Jurnal  Pendidikan,  Sosiologi  dan  Antropologi    


Vol.  2  No.2  September  2018  p.195-­‐210    
 
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
DENGAN METODE MENTOR BERBASIS TEAM-ASSISTED INDIVIDUALIZATION
KELAS VI SD NEGERI DEMAKIJO 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Tangsi Sasmito1

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas penggunaan metode mentor berbasis Team-
Assisted Individualization dalam pembelajaran Matematika dan peningkatan prestasi belajar
siswa kelas VI dalam menyiapkan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Metode
pembelajaran mentor berbasis Team-Assisted Individualization merupakan pengembangan
metode pembelajaran tutor sebaya sebagai alternatif mengatasi permasalahan dalam
pembelajaran kelas besar yang heterogen. Metode pembelajaran mentor berbasis Team-
Assisted Individualization mengadaptasi perbedaan individu siswa secara akademik,
pengelompokan siswa, pengelompokan kemampuan di dalam kelas, dan pengajaran
terprogram. Pembentukan kelompok belajar berdasarkan analisis hasil tes menggunakan
Student Proplem Analysis (S-P Analysis). Responden penelitian adalah 32 siswa kelas VI SD
Negeri Demakijo 1. Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian
terhadap implementasi metode mentor berbasis Team-Assisted Individualization dalam
pembelajaran Matematika menunjukkan aktivitas dan dinamika belajar siswa meningkat serta
perubahan prestasi yang positif ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata dari tes awal
sampai dengan tes siklus III. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 7,50
diperoleh data 81,25% (26 siswa) mencapai KKM. Efektivitas implementasi metode mentor
berbasis Team-Assisted Individualization dalam pembelajaran mulai siklus I sampai dengan
siklus III mampu menaikkan prestasi/nilai latihan USBN mata pelajaran Matematika sebesar
1,42 atau 21,65%.

kata kunci: mentor, Team-Assisted Individualization , SP-Analysis

                                                                                                                       
1 Guru di SD Negeri Demakijo 1, Dinas Pendidikan Kabupaten, Sleman, DIY (tangsi.sas@gmail.com)

  195  
 

PENDAHULUAN Indikator keberhasilan proses


Dalam konteks sekolah, istilah pembelajaran jenjang Sekolah Dasar (SD)
belajar selalu dikaitkan dengan istilah yang sekaligus merupakan salah satu
mengajar, dimana belajar merupakan indikator mutu pendidikan di satuan
kegiatan yang diidentikkan kepada siswa pendidikan adalah perolehan nilai Ujian
yang menempati posisi sebagai subjek Nasional (UN) atau Ujian Sekolah Bertaraf
yang mencari ilmu, sedangkan istilah Nasional (USBN) Kelas VI yang meliputi
mengajar melekat pada guru sebagai pihak mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,
yang diidentikkan sebagai pemberi ilmu Matematika dan Bahasa Indonesia.
atau sumber ilmu. Interaksi antara guru Pandangan masyarakat tentang kualitas
dengan siswa yang demikian itu, sering sekolah yang dilihat dari nilai hasil USBN
dipahami sebagai proses Kegiatan Belajar tersebut memotivasi guru kelas VI
Mengajar (KBM) atau istilah saat ini khususnya dan sekolah pada umumnya
disebut proses pembelajaran. Seiring untuk memberikan perhatian khusus pada
perkembangan waktu pengertian dan proses pembelajaran siswa agar lulus
pemahaman terhadap konsep pembelajaran dengan nilai USBN maksimal. Kajian teori
tersebut mengalami pergeseran. Paradigma menyatakan bahwa banyak bentuk, teknik,
pembelajaran bukan hanya sebagai transfer metode dan pendekatan pembelajaran yang
pengetahuan dari guru ke siswa tetapi bisa digunakan guru untuk meningkatkan
merupakan suatu proses untuk mengubah prestasi belajar siswa, tetapi perlu
tingkah laku dalam membentuk dipahami bahwa tidak ada satupun metode
pengalaman yang bermakna bagi siswa. atau teknik pembelajaran yang paling
Belajar mengajar merupakan kegiatan sempurna atau terbaik sehingga mampu
dimana terjadi interaksi antara guru membuat siswa berprestasi.
dengan siswa, serta siswa dengan siswa Selama tiga tahun terakhir
(Ahmad Susanto, 2013). Belajar pencapaian hasil Ujian Nasional (UN)
merupakan proses perubahan yang dialami siswa Kelas VI SD Negeri Demakijo 1,
siswa dalam kemampuannya untuk khususnya mata pelajaran Matematika
bertingkah laku dengan cara yang baru belum sesuai target yang diinginkan,
sebagai hasil interaksi antara stimulus dan meskipun langkah strategis sudah
respon. Seseorang dianggap belajar jika ia dilakukan diantaranya pemberian pelajaran
mampu menunjukkan adanya perubahan tambahan, mengintensifkan komunikasi
tingkah laku (Asri Budiningsih, 2003). sekolah dengan orang tua siswa,
memperbanyak soal latihan atau simulasi,

  196  
Habitus:  Jurnal  Pendidikan,  Sosiologi  dan  Antropologi    
Vol.  2  No.2  September  2018  p.195-­‐210    
 
dan menyusun best practice sukses UN di Matematika. Salah satu alternatif tindakan
awal tahun pelajaran. Rombongan belajar yang dilakukan adalah melaksanakan
Kelas VI SD Negeri Demakijo 1 tahun pembelajaran dengan menggunakan model
pelajaran 2017/2018 terdiri dua kelas pembelajaran mentor teman sebaya dan
paralel masing-masing berjumlah 32 belajar kelompok untuk meminimalisir
siswa. Secara normatif dengan jumlah pengajaran individu dengan pendekatan
siswa 32 anak, sama-sama mengikuti kolaboratif Team-Assisted
pembelajaran maka tidak ada jaminan Individualization. Kelebihan pembelajaran
bahwa semua siswa bisa mengikuti dan dengan model mentor sebaya adalah
menguasai pelajaran dengan baik. memotivasi siswa yang pandai untuk lebih
Permasalahan klasik yang muncul saat giat belajar dan siswa yang lemah
pembelajaran guru dengan kelas besar terbimbing lebih optimal tanpa rasa takut,
yaitu terkadang siswa yang pandai akan tertekan dan canggung untuk bertanya.
merasa bosan dan jenuh ketika guru Tekad dan motivasi menyelenggarakan
banyak memberikan perhatian dan pembelajaran dengan implementasi mentor
bimbingan pada temannya yang lambat, ini dilandasi oleh kesadaran bahwa belajar
sebaliknya siswa yang lambat semakin itu seharusnya tidak hanya bergantung
terpuruk dan berkesulitan belajar pada guru satu-satunya sumber ilmu tetapi
seandainya guru memberikan perhatian suatu kesadaran untuk memberdayakan
kepada siswa yang cepat/pandai. potensi dan keakraban siswa sebagai upaya
Fenomena tersebut menumbuhkan tekad atas dasar keinginan untuk menumbuhkan
dan motivasi untuk menyusun langkah suasana belajar antara siswa.
strategis yang lebih spesifik dengan Pendekatan Team-Assisted
meningkatkan potensi yang dimiliki terkait Individualization merupakan sebuah
keterampilan guru dalam mengelola program pedagogik yang berusaha
pembelajaran dan memberdayakan siswa mengadaptasi pembelajaran dengan
yang memiliki kompetensi atau perbedaan individual siswa secara
mempunyai daya serap tinggi. akademik (Miftahul Huda, 2010).
Tulisan ini merupakan bagian dari Pengembangan Team-Assisted
hasil penelitian dan usaha mengatasi Individualization dapat mendukung
permasalahan dalam meningkatkan praktik-praktik ruang kelas seperti
prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri pengelompokan siswa, pengelompokan
Demakijo 1 khususnya mata pelajaran kemampuan di dalam kelas, pengajaran

  197  
 

terprogram dan pengajaran berbasis kelompok, yaitu melakukan belajar secara


komputer. Tujuan Team-Assisted berkelompok dalam satu tim; (5) skor dan
Individualization adalah untuk rekognisi, yaitu hasil kerja siswa diberi
meminimalisir pengajaran individual yang skor dan tim yang bagus mendapatkan
kurang efektif dan ditujukan untuk penghargaan guru; (6) kelompok
meningkatkan pengetahuan, kemampuan pengajaran, yaitu guru memberikan
serta motivasi siswa dengan belajar pengajaran pada setiap kelompok tentang
kelompok. materi yang didiskusikan, dan (7) tes fakta
Menurut Slavin dalam Miftahul yaitu siswa mengerjakan tes-tes untuk
Huda (2010) beberapa kelebihan manfaat membuktikan kemampuannya.
Team-Assisted Individualization dalam Berdasarkan penelitian dan kajian
memenuhi kriteria pembelajaran efektif, yang relevan tentang metode mentor atau
yaitu (1) meminimalisir keterlibatan guru tutor sebaya dalam pembelajaran
dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin; merupakan salah satu alternatif untuk
(2) melibatkan guru mengajar pada meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
kelompok-kelompok kecil yang heterogen; berbasis pemberdayaan potensi siswa.
(3) mudah dilaksanakan oleh siswa karena Kelebihan metode mentor/tutor sebaya
teknik operasionalnya sederhana, (4) antara lain: (1) menyampaikan informasi
memotivasi siswa untuk mempelajari lebih mudah sebab bahasanya sama, (2)
materi yang diberikan dengan cepat dan kesulitan lebih terbuka, (3) suasana yang
akurat; (5) memungkinkan siswa rileks menghilangkan rasa takut, (4)
bekerjasama dengan siswa lain yang mempererat persahabatan, (5) ada
berbeda-beda sehingga tercipta sikap perhatian terhadap perbedaan karaktersitik,
positif diantara mereka. Tahapan (6) konsep mudah dipahami, dan (7) siswa
pembelajaran yang mengadaptasi tertarik untuk bertanggung jawab dan
pendekatan Team-Assisted mengembangkan kreativitas. Sedangkan
Individualization adalah (1) tim, yaitu kelemahan metode mentor adalah: (1)
siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kurang serius dalam belajar, (2) jika siswa
kecil beranggotakan 4-5 siswa; (2) tes punya masalah dengan mentor ia akan
penempatan, yaitu siswa melaksanakan malu bertanya, (3) sulit menentukan
pretest kemudian ditempatkan pada mentor yang tepat, (4) tidak semua siswa
tingkatan yang sesuai; (3) materi, yaitu pandai dapat menjadi mentor.
siswa mempelajari materi pelajaran yang Dengan metode pembelajaran
akan didiskusikan dan dibahas; (4) belajar mentor berbasis Team-Assisted

  198  
Habitus:  Jurnal  Pendidikan,  Sosiologi  dan  Antropologi    
Vol.  2  No.2  September  2018  p.195-­‐210    
 
Individualization diharapkan dinamika penghargaan dan membantu guru
kelompok semakin aktif, meningkatkan memberikan penguatan kepada kelompok
motivasi belajar dan meningkatkan yang lain. Akhir pembelajaran guru
penguasaan materi sehingga kompetensi meminta siswa mengerjakan tes untuk
siswa terpantau dan terukur yang pada membuktikan kemampuannya.
akhirnya mampu meraih prestasi belajar Penelitian dilakukan dengan tujuan:
optimal. Metode pembelajaran mentor (1) mengetahui efektivitas penggunaan
dengan berbasis kelompok belajar dipilih metode mentor dalam pembelajaran
untuk memecahkan permasalahan terkait Matematika kelas VI, dan (2) mengetahui
prestasi belajar Matematika Kelas VI di peningkatan prestasi belajar Matematika
SD Negeri Demakijo 1 dalam usaha siswa kelas VI dalam mengikuti tes
meningkatkan nilai USBN tahun pelajaran penyiapan USBN dengan pembelajaran
2017/2018. mentor berbasis Team-Assisted
Langkah-langkah pembelajaran Individualization .
yang dilakukan adalah siswa diberikan tes METODE PENELITIAN
awal (pre-test) sebagai tes penempatan Penelitian dilaksanakan di SD
pada tingkatan yang sesuai kemudian Negeri Demakijo 1, sekolah berada di
dibuatkan kelompok belajar dengan wilayah UPT Pelayanan Pendidikan
mempertimbangkan analisis hasil tes. Dari Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
sejumlah 32 siswa dibentuk dalam Sekolah ini terletak di Jalan Godean Km
kelompok atau tim masing-masing 5,5 Guyangan, Nogotirto, Gamping,
beranggotakan 8 anak dengan kemampuan Sleman, Yogyakarta.
yang berbeda-beda selanjutnya memilih Sumber data yang digunakan
mentor dari masing-masing kelompok adalah data hasil tes latihan USBN dari
tersebut dengan ketentuan dipilih siswa kondisi awal penelitian sampai dengan
yang memiliki prestasi dan daya serap pelaksanaan tindakan akhir. Data
tinggi. Siswa mempelajari materi pelajaran kemampuan awal menggunakan hasil tes
dalam kelompok dengan bimbingan latihan USBN tahap I dari Dinas
mentor diakhiri pemberian latihan soal, Pendidikan Kabupaten Sleman yang
diskusi kelompok dan unjuk kerja. Akhir diasumsikan sudah terstandar dan teruji
pembelajaran siswa diberi penghargaan karena dibuat oleh tim penyusun soal
berupa skor melalui pembahasan dan USBN tingkat kabupaten dan telah melalui
diskusi, kelompok terbaik mendapatkan uji coba butir soal. Sampel responden

  199  
 

mengambil siswa salah satu kelas VI di SD butir soal yang sulit dan peta kompetensi
Negeri Demakijo 1 yaitu kelas VIA siswa meliputi kekuatan dan kelemahan
dengan pertimbangan kemampuan siswa, serta kemampuan dalam penguasaan
kemampuan guru, fasilitas dan jumlah materi/item soal. Selain itu hasil analisis
siswa sama dengan kelas VIB. bisa memetakan siswa yang mampu
Teknik pengumpulan data dalam mencapai kriteria ketuntasan minimal
penelitian menggunakan teknik observasi (KKM) maupun siswa yang perlu
dan tes serta catatan hasil refleksi/diskusi mendapatkan perhatian khusus untuk
dengan partner atau mitra peneliti. Teknik pendampingan dan pembimbingan karena
pengumpulan disesuaikan dengan masih dibawah KKM. Siswa
ketersediaan sarana dan prasarana serta dikelompokkan berdasar nilai capaian tes
kemampuan peneliti dan kolaborator. dengan sebaran yang merata, siswa yang
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh nilai tinggi ditunjuk sebagai
mengumpulkan informasi dan data-data mentor/pembimbing dalam kelompoknya.
adalah instrumen tabulasi, grafik, Setelah melakukan belajar dalam
instrumen analisis butir tes dan nilai hasil kelompok yang dibimbing mentor,
belajar, serta instrumen soal latihan USBN selanjutnya siswa mengerjakan simulasi
tahun pelajaran 2017/2018. USBN tes tahap II. Hasil tes dianalisis
Tindakan yang dilakukan sebelum dengan cara yang sama untuk membentuk
kegiatan penelitian adalah penyusunan best kelompok seperti sebelumnya dengan
practice untuk meraih target nilai USBN formasi baru dan memilih mentor yang
tahun 2018 khususnya mata pelajaran baru atau mentor pendamping dari
Matematika kemudian kelompoknya berdasarkan prestasi dan
mengimplementasikan ketentuan yang daya serap, begitu seterusnya sampai target
ditulis dalam kegiatan pembelajaran. keberhasilan terpenuhi yaitu minimal 70%
Setelah selesai mengikuti proses dari jumlah siswa di kelas VI mencapai
pembelajaran yang dilakukan guru KKM 7,50.
berdasarkan best practice tersebut, siswa Analisis hasil tes yang
diberi kesempatan mengerjakan tes awal dipergunakan untuk memberikan
kesiapan USBN (latihan tahap I). Hasil tes gambaran atau kesimpulan objektif
tahap I USBN selanjutnya dianalisis untuk terhadap responden dilihat dari
mengetahui skor masing-masing item soal instrumen/item soal dan siswa yang
dan skor masing-masing siswa sehingga mengerjakan adalah Student Proplem
diketahui materi yang belum terkuasai, Analysis (S-P Analysis). Bentuk tes yang

  200  
Habitus:  Jurnal  Pendidikan,  Sosiologi  dan  Antropologi    
Vol.  2  No.2  September  2018  p.195-­‐210    
 
sesuai dengan S-P Analysis adalah bentuk menggunakan sistem spiral refleksi diri
tes objektif atau soal dengan jawaban mulai dari rencana, tindakan, pengamatan,
pasti, jika siswa menjawab benar maka refleksi, dan perencanaan kembali yang
diberikan nilai 1 (satu) dan jawaban salah merupakan dasar untuk suatu rencana
nilainya 0 (nol). Pengembangan S-P pemecahan masalah tahapan berikutnya.
Analysis bisa digunakan pada soal essay HASIL DAN PEMBAHASAN
atau jawaban nilai bervariasi (berkisar 0-5) Deskripsi Kondisi Awal
dengan nilai 0 (nol) untuk skor jawaban Awal tahun pelajaran 2017/2018
antara 0-2 dan nilai 1 (satu) untuk skor sekolah menyusun best practice sukses
jawaban antara 3-5. Ujian Nasional (UN) sebagai pedoman
Rekomendasi dari analisis tes yang perbaikan, referensi dan refleksi terhadap
menggunakan S-P Analysis adalah skor pembelajaran agar pelaksanaan UN/USBN
tinggi pada jumlah item soal menunjukkan berhasil meraih nilai pretasi yang optimal.
bahwa item soal mudah dan mampu Guru melaksanakan pembelajaran dan
dijawab benar oleh siswa artinya telaah materi mengacu pada best practice
kompetensi untuk indikator item tersebut sekolah, selanjutnya siswa diberi
dikuasai siswa, sebaliknya semakin rendah kesempatan melakukan ujicoba atau
skor item soal berarti soal tersebut sulit simulasi USBN. Analisis data hasil tes
atau kompetensi indikator item soal Matematika latihan USBN kelas VI tahap I
tersebut tidak dikuasai siswa. Sedangkan sebagai tes kemampuan awal, dengan
skor tinggi untuk item siswa menunjukkan jumlah siswa 32 anak dan menggunakan
nilai yang dicapai, kemampuan siswa kriteria ketuntasan minimal (KKM) 7,50
mengerjakan soal dengan benar atau diperoleh nilai rata-rata tes 6,56 dengan
berapa banyak siswa yang perlu jumlah siswa mencapai KKM sebesar
mendapatkan perhatian khusus. 37,50%(12 siswa) sehingga ada 62,50%
Indikator keberhasilan dari siswa masih dibawah kriteria
tindakan yang ingin dicapai dalam ketuntasan(KKM) yang diharapkan.
penelitian ini adalah prestasi belajar Deskripsi Siklus I
Matematika yang meningkat dari Setelah dilakukan analisis hasil tes
sebelumnya dengan target keberhasilan kemampuan awal menggunakan S-P
tercapainya KKM kelas VI 7,50 oleh Analysis, tahapan selanjutnya adalah
minimal 70% siswa dari jumlah 32 anak. treatment siswa dalam pembelajaran siklus
Penelitian yang dilaksanakan I yang meliputi:

  201  
 

1. Perencanaan siklus I beranggotakan 8 orang, guru menunjuk 1


Perencanaan adalah langkah awal orang mentor tiap kelompok berdasarkan
yang dilakukan saat akan memulai pemetaan kompetensi dan analisis tes
tindakan. Kegiatan dalam membuat kemampuan awal; (2) guru membagikan
rencana tindakan adalah; (a) merumuskan SKL dan indikator yang akan dipelajari,
tujuan penyelesaian masalah dengan kemudian menjelaskan tugas mentor dalam
tindakan inovasi dan tindakan kelompok dan fokus pada indikator yang
menganalisis tes hasil belajar; (b) harus dikuasai untuk mendampingi dan
merumuskan indikator dan alternatif membimbing teman-temannya dalam
keberhasilan pembelajaran Matematika kelompok; (3) guru dan mentor
dengan KKM 7,50; (c) menyiapkan membimbing siswa dalam kelompok untuk
metode pembelajaran dengan mentoring belajar memecahkan masalah, diskusi dan
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa memprediksi bentuk dan jenis soal sesuai
kelas VI pada mata pelajaran Matematika; kisi-kisi/SKL pada item soal berkategori
(d) menyiapkan materi ajar dan bahan sukar; (4) mentor melakukan
diskusi, dan (e) menyiapkan istrumen pendampingan dan bimbingan dalam
evaluasi dan analisis hasil belajar. belajar kelompok, latihan menyelesaikan
2. Pelaksanaan tindakan siklus I masalah dengan mengerjakan latihan soal
Guru mengembangkan pembelajaran sukar mengacu pada kisi-kisi, kesulitan
Matematika dengan tetap mengacu pada yang tidak terselesaikan dalam kelompok
indikator kisi-kisi soal USBN sebagai dikonsultasikan kepada narasumber/guru;
pembelajaran umum. Pembelajaran mentor (5) membacakan hasil mentoring dalam
dalam kelompok belajar difokuskan pada tugas kelompok, meliputi; prosedur
nomor item/indikator soal yang termasuk menyelesaikan masalah, mengulang
sukar berdasakan analisis butir soal/hasil penjelasan materi, mereview dan merevisi
belajar. Pembelajaran siklus I memuat pekerjaan sendiri/kelompok kemudian
langkah-langkah berikut: bersama guru membuat kesimpulan, dan
Pendahuluan, kegiatan ini (6) kelompok yang terbaik dalam
meliputi: (1) apersepsi; (2) menyampaikan pekerjaan diberikan penghargaan dan skor,
tujuan dan menetapkan target capaian kemudian bersama guru memberikan
KKM 7,50 ; (3) mengulas materi soal penguatan pada kelompok yang lain.
pretest (kemampuan awal). Kegiatan Akhir, meliputi : (1)
Kegiatan Inti, meliputi : (1) membuat kesimpulan bersama
membentuk kelompok belajar ketercapaian penguasaan materi dan

  202  
Habitus:  Jurnal  Pendidikan,  Sosiologi  dan  Antropologi    
Vol.  2  No.2  September  2018  p.195-­‐210    
 
indikator kompetensi dalam mentoring efektif; (4) menyiapkan instrumen evaluasi
belajar ; (2) merefleksi kelemahan dan dan analisis hasil belajar.
kekuatan dalam pembelajaran selama 2. Pelaksanaan tindakan siklus II
mentoring Metode mentor dalam pembelajaran
Tindak Lanjut, meliputi : (1) difokuskan pada item/indikator soal yang
memberi PR sesuai dengan indikator kisi- termasuk sukar dan pengembangan
kisi item sukar dan (2) melaksanakan tes pembelajaran pada item yang kategori
latihan USBN (simulasi soal). sedang dan mudah berdasarkan analisis
Deskripsi Siklus II butir soal/hasil belajar. Proses
Setelah dilaksanakan analisis butir pembelajaran yang didesain guru memuat
soal tes akhir siklus I, tahapan selanjutnya langkah-langkah berikut:
adalah treatment pembelajaran dalam Pendahuluan, meliputi: (1) apersepsi; (2)
siklus II, meliputi: menyampaikan tujuan pembelajaran dan
1. Perencanaan siklus II menetapkan target hasil pembelajaran
Langkah awal yang dilakukan adalah yaitu mencapai KKM 7,50; (3)
persiapan pelaksanaan tindakan dalam menginformasikan hasil tes siklus I dan
siklus II meliputi: (1) mengidentifikasi peta kelompok dalam siklus II sekaligus
permasalahan dari siklus I yang akan dicari kriteria mentor kelompok
solusinya; (2) merumuskan tujuan Kegiatan Inti, meliputi : (1) membentuk
penyelesaian masalah dengan melakukan kelompok belajar beranggotakan 5 orang,
inovasi pembelajaran dan menganalisis tes guru menunjuk 1 orang mentor utama dan
hasil belajar siklus I untuk mengetahui 2 mentor pendamping dalam kelompok
peta prestasi, penguasaan kompetensi dan berdasarkan kompetensi dan analisis tes
kelemahan siswa kelas VI; (3) siklus 1 (lihat gambar 1)
merumuskan langkah-langkah kegiatan Kelompok Belajar
pembelajaran mentor dalam kelompok
Mentor  
belajar dengan melakukan sosialisasi Utama  

kepada guru dan siswa kelas VI mengenai Mentor  -­‐  1   Mentor  -­‐  2  

metode mentor yang menggunakan lebih


Anggota   Anggota  
dari 1 orang mento, yaitu mentor Kel   Kel  

berjenjang atau multi level mentor agar


Gambar 1 Skema Mentor dalam
siswa yang lambat bisa terbimbing dengan
Belajar Kelompok

  203  
 

(2) guru menjelaskan tugas mentor dalam Deskripsi Siklus III


kelompok dan fokus pada indikator yang Setelah dilaksanakan analisis butir
harus dikuasai untuk mendampingi dan soal tes akhir siklus II, ternyata masih ada
membimbing teman-temannya yang potensi yang bisa dikembangkan dalam
berkesulitan belajar dalam kelompok; (3) tahapan selanjutnya dengan treatment
guru dan mentor membimbing siswa pembelajaran dalam siklus III, meliputi:
dalam kelompok untuk belajar 1. Perencanaan sikus III
menyelesaikan masalah, diskusi, dan Langkah awal yang dilakukan saat
memprediksi bentuk dan jenis soal sesuai memulai tindakan dalam siklus III, sebagai
kisi-kisi/SKL pada item soal berkategori berikut: (1) mengidentifikasi permasalahan
sukar; (4) mentor utama melakukan dari siklus II yang akan dicari solusinya;
pendampingan dan bimbingan kepada (2) merencanakan inovasi pembelajaran
anggota kelompok dibantu mentor dan menganalisis tes hasil belajar siklus II
pendamping untuk mengerjakan latihan untuk mengetahui peta prestasi,
soal sukar mengacu pada kisi-kisi, penguasaan kompetensi dan kelemahan
kesulitan dan permasalahan yang tidak siswa kelas VI; (3) merumuskan langkah-
terselesaikan dalam kelompok langkah kegiatan pembelajaran dan
dikonsultasikan kepada narasumber guru.; menyampaikan tujuan penerapan tindakan
(5) membacakan hasil mentoring belajar yang akan dilakukan; (4) menyiapkan
item sukar, meliputi: mengulang instrumen evaluasi dan analisis hasil
penjelasan materi, mereview dan merevisi belajar.
pekerjaan sendiri/kelompok, dan bersama 2. Pelaksanaan tindakan siklus III
guru membuat kesimpulan. Pendahuluan, meliputi : (1) melakukan
Kegiatan Akhir, meliputi: (1) membahas apersepsi untuk menghubungkan
soal evaluasi dalam pembelajaran dengan pengetahuan dan konsep Matematika yang
prioritas soal kategori sukar berdasar kisi- telah dimiliki; (2) menginformasikan hasil
kisi SKL; (2) merefleksi kelemahan dan tes siklus II dan peta kelompok sekaligus
kekuatan dalam pembelajaran yang kriteria mentor dalam kelompoknya; (3)
dilaksanakan dengan mentor. menyampaikan tujuan pembelajaran dan
Tindak Lanjut, meliputi: (1) memberi menetapkan target hasil pembelajaran
tugas sesuai dengan prioritas pembahasan yaitu mencapai KKM 7,50; (4)
yaitu indikator kisi-kisi kategori sukar; (2) menginformasikan hasil tes siklus II dan
melaksanakan tes latihan USBN (simulasi peta kelompok dalam siklus III sekaligus
soal). kriteria mentornya.

  204  
Habitus:  Jurnal  Pendidikan,  Sosiologi  dan  Antropologi    
Vol.  2  No.2  September  2018  p.195-­‐210    
 
Kegiatan Inti, meliputi : (1) membentuk siswa diminta mengkomunikasikan hasil
kelompok belajar beranggotakan 5 orang, kerja dan mempresentasikan di depan
guru menunjuk 1 orang mentor utama dan kelas, siswa yang lain menanggapi; (7)
2 mentor pendamping dalam kelompok membacakan hasil mentoring belajar item
berdasarkan pemetaan kompetensi dan sukar, meliputi: prosedur menyelesaikan
analisis daya serap pada tes siklus II; (2) soal, rumus praktis, penjelasan materi,
guru memberikan telaah materi yang akan mereview dan merevisi pekerjaan
dipelajari selanjutnya, menjelaskan tugas sendiri/kelompok kemudian bersama guru
mentor dalam kelompok untuk fokus pada membuat kesimpulan.
indikator yang harus dikuasai dalam Kegiatan Akhir, meliputi: (1) membahas
mendampingi dan membimbing teman- soal evaluasi dalam pertemuan
temannya dalam kelompok; (3) guru dan pembelajaran; (2) membuat kesimpulan
siswa membahas dan menelaah indikator bersama ketercapaian penguasaan materi
kategori sukar, menyampaikan ide dan indikator kompetensi dalam mentoring
gagasan, langkah praktis dalam strategi belajar
simulasi penyelesaian soal yang sukar; (4) Tindak Lanjut,meliputi : (1) memberi
guru meminta kepada mentor utama tugas sesuai dengan indikator kisi-kisi
mengkoordinasikan dengan mentor USBN kategori sukar; (2) melaksanakan
pendamping agar melaksanakan tes latihan USBN.
bimbingan dalam kelompoknya dengan Pembahasan Tiap Siklus:
mengkaji indikator, konsep sukar dan Pembahasan Siklus I
belum dikuasai kemudian simulasi Dalam pelaksanaan tindakan siklus I,
mengerjakan soal dalam kelompok; (5) pembelajaran berjalan kondusif, siswa
mentor utama dan mentor pendamping semangat dalam mengikuti pembelajaran.
melakukan pendampingan dan bimbingan Hal ini tampak saat dibentuk dalam
kepada anggota kelompok untuk kelompok kemudian menunjuk mentor
mengerjakan latihan soal sukar mengacu dari kelompok tersebut.
pada kisi-kisi. Kesulitan dan hambatan Catatan yang diperoleh dari
yang ditemui dalam kelompok/kelas yang pengamatan selama kegiatan siklus I,
tidak terselesaikan dikonsultasikan kepada sebagai berikut: (1) siswa lebih aktif dan
mentor utama selanjutnya kepada bersemangat dengan nuansa pembelajaran
narasumber yaitu guru; (6) setelah yang berbeda; (2) semua anggota
menyelesaikan kerja dalam kelompok, kelompok dan mentor kelompok tampak

  205  
 

aktif belajar; (3) siswa tidak canggung sebagai berikut: (1) siswa lebih aktif
untuk diskusi dan melakukan tanya jawab bersemangat dengan nuansa pembelajaran
dengan mentornya; (4) terjalin interaksi yang lebih intens; (2) semua anggota
sosial antar siswa yang dinamis dan saling kelompok dan mentor kelompok tampak
menghargai dalam diskusi kelompok. aktif belajar; (3) siswa yang lambat belajar
Dari hasil analisis data selama lebih termotivasi untuk belajar dalam
proses pembelajaran siklus I, diperoleh bimbingan mentor, 1 mentor membimbing
data sebagai berikut: (1) analisis data hasil 2 siswa dalam kelompoknya; (4) siswa
belajar Matematika pada Siklus I kelas VI tidak canggung untuk diskusi dan
mencapai rata-rata prestasi belajar 7,19 melakukan tanya jawab dengan
dari 6,56 meningkat 0,63 atau 9,60% dari mentornya; (5) terjalin interaksi sosial
tes awal; (2) analisis data pada tes siklus I antar siswa yang dinamis dan saling
disimpulkan bahwa kelas VI ada 25,00% menghargai dalam diskusi kelompok.
siswa sudah mencapai ketuntasan minimal Dari hasil analisis data selama
(KKM) 7,50. Implementasi metode mentor proses pembelajaran siklus II, diperoleh
berbasis kelompok belajar (Team-Assisted data sebagai berikut: (1) analisis data hasil
Individualization ) mampu meningkatkan belajar Matematika pada siklus II kelas VI
prestasi 0,63 atau 9,60% dengan mencapai rata-rata prestasi belajar 7,67
ketercapaian KKM baru 25% sehingga dari 7,19 meningkat 0,48 atau 6,68% dari
masih perlu ditindaklanjuti dalam siklus sebelumnya; (2) analisis data pada tes
berikutnya. siklus II disimpulkan bahwa kelas VI ada
Pembahasan Siklus II 59,38% (19 siswa) sudah mencapai
Dalam pelaksanaan tindakan siklus Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 7,50.
II, pembelajaran menjadi berjalan lebih Jumlah siswa yang mencapai KKM
kondusif, siswa lebih antusias dan meningkat 34,38% dari pembelajaran
semangat dalam mengikuti pembelajaran. siklus sebelumnya, sehingga masih
Hal ini tampak saat dibentuk kelompok berpotensi untuk ditingkatkan dalam
belajar kemudian memilih 3 mentor dari pembelajaran siklus berikutnya.
kelompok tersebut yaitu 1 mentor utama Pembahasan Siklus III
dan 2 mentor pendamping. Mentor dipilih Dalam pelaksanaan tindakan siklus
berdasarkan angka perolehan nilai prestasi III, pembelajaran menjadi berjalan lebih
belajar pada tes siklus sebelumnya. komunikatif dan dinamis sehingga siswa
Catatan yang diperoleh dari antusias dan semangat dalam mengikuti
pengamatan selama kegiatan siklus II, pembelajaran. Hal ini tampak saat mentor

  206  
Habitus:  Jurnal  Pendidikan,  Sosiologi  dan  Antropologi    
Vol.  2  No.2  September  2018  p.195-­‐210    
 
lebih siap dan paham terhadap tugasnya, 1 21,87% dari pembelajaran siklus
mentor membimbing 2 siswa, mentor sebelumnya. Dengan demikian
dipilih berdasarkan angka perolehan nilai pembelajaran siklus III dianggap berhasil
prestasi belajar pada tes siklus karena target siswa mencapai KKM
sebelumnya. melebihi target awal siklus yaitu 70%.
Catatan yang diperoleh dari Pembahasan Antar Siklus
pengamatan selama kegiatan siklus III, Penguasaan materi dan kompetensi
sebagai berikut: (1) siswa belajar dalam siswa kelas VI mata pelajaran Matematika
kelompok yang lebih kecil; (2) siswa terhadap indikator kisi-kisi USBN
bersemangat dengan nuansa pembelajaran mengalami perubahan positif dan
yang lebih intensif; (3) semua anggota peningkatan prestasi yang signifikan.
kelompok dan mentor kelompok tampak Beberapa catatan diperoleh selam
aktif belajar; (4) siswa yang lambat belajar pengamatan antar siklus, adalah: (1)
lebih termotivasi untuk belajar dengan pembelajaran mentor berbasis Team-
bimbingan mentor semi privat karena 1 Assisted Individualization merupakan
mentor hanya membimbing 2 siswa dalam inovasi pembelajaran yang memberikan
kelompoknya; (4) siswa tidak canggung nuansa baru sehingga memotivasi siswa
untuk diskusi dan melakukan tanya jawab untuk aktif; (2) pendekatan Team-Assisted
dengan mentornya; (5) terjalin interaksi Individualization mampu menstimulus
sosial antar siswa yang dinamis dan saling siswa menjadi lebih aktif dan dinamis
menghargai dalam diskusi kelompok. dalam belajar kelompok; (3) peran guru
Dari hasil analisis data selama dapat diminimalisir terkait pembelajaran
proses pembelajaran siklus III, diperoleh individu; (4) guru lebih berperan sebagai
data sebagai berikut: (1) analisis data hasil narasumber dan fasilitator; (5) terjalin
belajar Matematika pada Siklus III kelas interaksi sosial antar siswa yang dinamis
VI mencapai rata-rata prestasi belajar 7,98 dan saling menghargai dalam diskusi
dari 7,67 meningkat 0,31 atau 4,04% dari kelompok. Perubahan data antar siklus
sebelumnya; (2) analisis data pada tes berdasarkan analisis hasil tes, ditampilkan
siklus III disimpulkan bahwa siswa kelas dalam rekapitulasi analisis tes akhir antar
VI yang mencapai KKM 7,50 ada 81,25% siklus (Tabel 1).
(26 siswa), terjadi peningkatan positif

  207  
 

Tabel 1
Rekapitulasi Analisis Tes Akhir Antar Siklus
Nilai Tes awal Siklus I Siklus II Siklus III
0,00 - 2,00 0 0 0 0
2,10 - 4,00 1 0 0 0
4,10 - 6,00 17 3 0 2
6,10 - 8,00 6 29 23 14
8,10 - 10,00 8 0 9 16
*pembulatan
Hasil pengamatan pembelajaran antar meningkat 0,31. Peningkatan prestasi
siklus adalah aktivitas dan dinamika belajar antar siklus terkait rekapitulasi
belajar siswa menjadi meningkat dan rata-rata hasil tes akhir antar siklus
mengalami perubahan positif, rata-rata digambarkan dalam grafik peningkatan
nilai hasil tes siklus I adalah 7,19 rata-rata prestasi antar siklus (gambar
meningkat 0,63 dari tes awal; rata-rata 2).
nilai siklus II hasil 7,67 dari 7,19
meningkat 0,48; dan rata-rata nilai
siklus III hasilnya 7,98 dari 7,67

8
7,98  
7,67  
7,19  
7
Nilai Tes

6,56  
6

KA SIK 1 Siklus
SIK.2   SIK.3
Gambar 2 Grafik Peningkatan Rata-Rata Prestasi Antar Siklus

Hasil analisis tes latihan USBN dengan siklus III dapat meningkatkan
setelah siswa mengikuti pembelajaran prestasi belajar, dibuktikan kenaikan rata-
Matematika dengan mengimplementasi rata nilai siswa dan prosentase siswa
metode mentor berbasis Team-Assisted mencapai KKM 7,50 yang positif antar
Individualization yang dilaksanakan antar siklus sebanyak 81,25%; (2) akhir siklus
siklus, yaitu: (1) pembelajaran dengan III grafik penguasaan materi mendekati
metode mentor berbasis Team-Assisted normal dan prestasi belajar siswa kelas VI
Individualization dari siklus I sampai menunjukkan pencapaian nilai paling

  208  
Habitus:  Jurnal  Pendidikan,  Sosiologi  dan  Antropologi    
Vol.  2  No.2  September  2018  p.195-­‐210    
 
tinggi dibandingkan dengan siklus kemampuan awal 6,56 dan mampu
sebelumnya dengan rata-rata nilai 7,98 di menaikkan prestasi/nilai latihan USBN
atas KKM yang ditargetkan yaitu 7,50; dan mata pelajaran Matematika sebesar 1,42
(3) setelah pembelajaran dan simulasi atau 21,65% sehingga pembelajaran
USBN dilaksanakan dalam siklus III, mentor berbasis Team-Assisted
diperoleh hasil prestasi rata-rata siswa Individualization dinyatakan efektif
kelas VI adalah 7,98 dengan grafik prestasi diimplementasikan dalam pembelajaran
sudah mendekati normal dan untuk meningkatkan prestasi belajar
kecenderungan konsisten maka Matematika di SD Negeri Demakijo 1.
direkomendasikan bahwa siswa kelas VI Kedua, Sesudah guru menerapkan
SD Negeri Demakijo 1 sudah siap metode mentor berbasis Team-Assisted
menempuh USBN 2017 yang Individualization dalam pembelajaran
sesungguhnya dan pembelajaran siklus III maka aktivitas dan dinamika belajar siswa
dianggap berhasil atau selesai. menjadi meningkat dan mengalami
KESIMPULAN perubahan positif sebagai berikut: rata-
Berdasarkan uraian dan rata nilai hasil tes siklus I adalah 7,19
pembahasan disimpulkan bahwa upaya meningkat 0,63 atau 9,60% dari tes awal;
meningkatkan prestasi belajar Matematika rata-rata nilai siklus II hasil 7,67 dari 7,19
siswa kelas VI SD Negeri Demakijo 1 meningkat 0,48 atau 6,68%; dan rata-rata
tahun pelajaran 2017/2018 dengan nilai siklus III hasilnya 7,98 dari 7,67
pembelajaran mentoring berbasis Team- meningkat 0,31 atau 4,04%.
Assisted Individualization diperoleh hasil Ketercapaian prestasi belajar Matematika
sebagai berikut: kelas VI dengan nilai kriteria ketuntasan
Pertama, Akhir siklus III minimal (KKM) sebesar 7,50 diperoleh
menunjukkan kemampuan rata-rata data 81,25% (26 siswa) siswa mencapai
prestasi belajar kelas VI adalah 7,98 dari KKM.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto (2013). Teori Belajar Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Agus Suprijono (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: FIP UNY
Depdiknas (2008). Pedoman Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah. Jakarta: dirjendikdasmen

  209  
 

Miftahul Huda (2018). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: Pustaka Pelajar
Mukminan. (1998). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta
Mushlihin Al-Hafizh (2013). Memahami Hal Penting dan Manfaat MLM Belajar.
www.mushlihin.com tgl 29 nov 2013 diambil 10-12-2016
Ngadirin (2003). Analisis Hasil Tes (Student-Problem Analysis). Jakarta: Dirjendikdasmen
Poerwadarminta (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Safitri, Heni. (2006). Pengantar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Jakarta: Depdiknas
Suhardjono (2010). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Malang: Cakrawala
Indonesia
Sri Rumini.(1995). Psikologi Perkembangan.Yogyakarta: IKIP Yogyakarta
Susilowati, dkk (2009). Pembelajaran Kelas Rangkap. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Zubaidah Amir (2016). Psikologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

  210  

Anda mungkin juga menyukai