Tangsi Sasmito1
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas penggunaan metode mentor berbasis Team-
Assisted Individualization dalam pembelajaran Matematika dan peningkatan prestasi belajar
siswa kelas VI dalam menyiapkan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Metode
pembelajaran mentor berbasis Team-Assisted Individualization merupakan pengembangan
metode pembelajaran tutor sebaya sebagai alternatif mengatasi permasalahan dalam
pembelajaran kelas besar yang heterogen. Metode pembelajaran mentor berbasis Team-
Assisted Individualization mengadaptasi perbedaan individu siswa secara akademik,
pengelompokan siswa, pengelompokan kemampuan di dalam kelas, dan pengajaran
terprogram. Pembentukan kelompok belajar berdasarkan analisis hasil tes menggunakan
Student Proplem Analysis (S-P Analysis). Responden penelitian adalah 32 siswa kelas VI SD
Negeri Demakijo 1. Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian
terhadap implementasi metode mentor berbasis Team-Assisted Individualization dalam
pembelajaran Matematika menunjukkan aktivitas dan dinamika belajar siswa meningkat serta
perubahan prestasi yang positif ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata dari tes awal
sampai dengan tes siklus III. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 7,50
diperoleh data 81,25% (26 siswa) mencapai KKM. Efektivitas implementasi metode mentor
berbasis Team-Assisted Individualization dalam pembelajaran mulai siklus I sampai dengan
siklus III mampu menaikkan prestasi/nilai latihan USBN mata pelajaran Matematika sebesar
1,42 atau 21,65%.
1 Guru di SD Negeri Demakijo 1, Dinas Pendidikan Kabupaten, Sleman, DIY (tangsi.sas@gmail.com)
195
196
Habitus:
Jurnal
Pendidikan,
Sosiologi
dan
Antropologi
Vol.
2
No.2
September
2018
p.195-‐210
dan menyusun best practice sukses UN di Matematika. Salah satu alternatif tindakan
awal tahun pelajaran. Rombongan belajar yang dilakukan adalah melaksanakan
Kelas VI SD Negeri Demakijo 1 tahun pembelajaran dengan menggunakan model
pelajaran 2017/2018 terdiri dua kelas pembelajaran mentor teman sebaya dan
paralel masing-masing berjumlah 32 belajar kelompok untuk meminimalisir
siswa. Secara normatif dengan jumlah pengajaran individu dengan pendekatan
siswa 32 anak, sama-sama mengikuti kolaboratif Team-Assisted
pembelajaran maka tidak ada jaminan Individualization. Kelebihan pembelajaran
bahwa semua siswa bisa mengikuti dan dengan model mentor sebaya adalah
menguasai pelajaran dengan baik. memotivasi siswa yang pandai untuk lebih
Permasalahan klasik yang muncul saat giat belajar dan siswa yang lemah
pembelajaran guru dengan kelas besar terbimbing lebih optimal tanpa rasa takut,
yaitu terkadang siswa yang pandai akan tertekan dan canggung untuk bertanya.
merasa bosan dan jenuh ketika guru Tekad dan motivasi menyelenggarakan
banyak memberikan perhatian dan pembelajaran dengan implementasi mentor
bimbingan pada temannya yang lambat, ini dilandasi oleh kesadaran bahwa belajar
sebaliknya siswa yang lambat semakin itu seharusnya tidak hanya bergantung
terpuruk dan berkesulitan belajar pada guru satu-satunya sumber ilmu tetapi
seandainya guru memberikan perhatian suatu kesadaran untuk memberdayakan
kepada siswa yang cepat/pandai. potensi dan keakraban siswa sebagai upaya
Fenomena tersebut menumbuhkan tekad atas dasar keinginan untuk menumbuhkan
dan motivasi untuk menyusun langkah suasana belajar antara siswa.
strategis yang lebih spesifik dengan Pendekatan Team-Assisted
meningkatkan potensi yang dimiliki terkait Individualization merupakan sebuah
keterampilan guru dalam mengelola program pedagogik yang berusaha
pembelajaran dan memberdayakan siswa mengadaptasi pembelajaran dengan
yang memiliki kompetensi atau perbedaan individual siswa secara
mempunyai daya serap tinggi. akademik (Miftahul Huda, 2010).
Tulisan ini merupakan bagian dari Pengembangan Team-Assisted
hasil penelitian dan usaha mengatasi Individualization dapat mendukung
permasalahan dalam meningkatkan praktik-praktik ruang kelas seperti
prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri pengelompokan siswa, pengelompokan
Demakijo 1 khususnya mata pelajaran kemampuan di dalam kelas, pengajaran
197
198
Habitus:
Jurnal
Pendidikan,
Sosiologi
dan
Antropologi
Vol.
2
No.2
September
2018
p.195-‐210
Individualization diharapkan dinamika penghargaan dan membantu guru
kelompok semakin aktif, meningkatkan memberikan penguatan kepada kelompok
motivasi belajar dan meningkatkan yang lain. Akhir pembelajaran guru
penguasaan materi sehingga kompetensi meminta siswa mengerjakan tes untuk
siswa terpantau dan terukur yang pada membuktikan kemampuannya.
akhirnya mampu meraih prestasi belajar Penelitian dilakukan dengan tujuan:
optimal. Metode pembelajaran mentor (1) mengetahui efektivitas penggunaan
dengan berbasis kelompok belajar dipilih metode mentor dalam pembelajaran
untuk memecahkan permasalahan terkait Matematika kelas VI, dan (2) mengetahui
prestasi belajar Matematika Kelas VI di peningkatan prestasi belajar Matematika
SD Negeri Demakijo 1 dalam usaha siswa kelas VI dalam mengikuti tes
meningkatkan nilai USBN tahun pelajaran penyiapan USBN dengan pembelajaran
2017/2018. mentor berbasis Team-Assisted
Langkah-langkah pembelajaran Individualization .
yang dilakukan adalah siswa diberikan tes METODE PENELITIAN
awal (pre-test) sebagai tes penempatan Penelitian dilaksanakan di SD
pada tingkatan yang sesuai kemudian Negeri Demakijo 1, sekolah berada di
dibuatkan kelompok belajar dengan wilayah UPT Pelayanan Pendidikan
mempertimbangkan analisis hasil tes. Dari Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
sejumlah 32 siswa dibentuk dalam Sekolah ini terletak di Jalan Godean Km
kelompok atau tim masing-masing 5,5 Guyangan, Nogotirto, Gamping,
beranggotakan 8 anak dengan kemampuan Sleman, Yogyakarta.
yang berbeda-beda selanjutnya memilih Sumber data yang digunakan
mentor dari masing-masing kelompok adalah data hasil tes latihan USBN dari
tersebut dengan ketentuan dipilih siswa kondisi awal penelitian sampai dengan
yang memiliki prestasi dan daya serap pelaksanaan tindakan akhir. Data
tinggi. Siswa mempelajari materi pelajaran kemampuan awal menggunakan hasil tes
dalam kelompok dengan bimbingan latihan USBN tahap I dari Dinas
mentor diakhiri pemberian latihan soal, Pendidikan Kabupaten Sleman yang
diskusi kelompok dan unjuk kerja. Akhir diasumsikan sudah terstandar dan teruji
pembelajaran siswa diberi penghargaan karena dibuat oleh tim penyusun soal
berupa skor melalui pembahasan dan USBN tingkat kabupaten dan telah melalui
diskusi, kelompok terbaik mendapatkan uji coba butir soal. Sampel responden
199
mengambil siswa salah satu kelas VI di SD butir soal yang sulit dan peta kompetensi
Negeri Demakijo 1 yaitu kelas VIA siswa meliputi kekuatan dan kelemahan
dengan pertimbangan kemampuan siswa, serta kemampuan dalam penguasaan
kemampuan guru, fasilitas dan jumlah materi/item soal. Selain itu hasil analisis
siswa sama dengan kelas VIB. bisa memetakan siswa yang mampu
Teknik pengumpulan data dalam mencapai kriteria ketuntasan minimal
penelitian menggunakan teknik observasi (KKM) maupun siswa yang perlu
dan tes serta catatan hasil refleksi/diskusi mendapatkan perhatian khusus untuk
dengan partner atau mitra peneliti. Teknik pendampingan dan pembimbingan karena
pengumpulan disesuaikan dengan masih dibawah KKM. Siswa
ketersediaan sarana dan prasarana serta dikelompokkan berdasar nilai capaian tes
kemampuan peneliti dan kolaborator. dengan sebaran yang merata, siswa yang
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh nilai tinggi ditunjuk sebagai
mengumpulkan informasi dan data-data mentor/pembimbing dalam kelompoknya.
adalah instrumen tabulasi, grafik, Setelah melakukan belajar dalam
instrumen analisis butir tes dan nilai hasil kelompok yang dibimbing mentor,
belajar, serta instrumen soal latihan USBN selanjutnya siswa mengerjakan simulasi
tahun pelajaran 2017/2018. USBN tes tahap II. Hasil tes dianalisis
Tindakan yang dilakukan sebelum dengan cara yang sama untuk membentuk
kegiatan penelitian adalah penyusunan best kelompok seperti sebelumnya dengan
practice untuk meraih target nilai USBN formasi baru dan memilih mentor yang
tahun 2018 khususnya mata pelajaran baru atau mentor pendamping dari
Matematika kemudian kelompoknya berdasarkan prestasi dan
mengimplementasikan ketentuan yang daya serap, begitu seterusnya sampai target
ditulis dalam kegiatan pembelajaran. keberhasilan terpenuhi yaitu minimal 70%
Setelah selesai mengikuti proses dari jumlah siswa di kelas VI mencapai
pembelajaran yang dilakukan guru KKM 7,50.
berdasarkan best practice tersebut, siswa Analisis hasil tes yang
diberi kesempatan mengerjakan tes awal dipergunakan untuk memberikan
kesiapan USBN (latihan tahap I). Hasil tes gambaran atau kesimpulan objektif
tahap I USBN selanjutnya dianalisis untuk terhadap responden dilihat dari
mengetahui skor masing-masing item soal instrumen/item soal dan siswa yang
dan skor masing-masing siswa sehingga mengerjakan adalah Student Proplem
diketahui materi yang belum terkuasai, Analysis (S-P Analysis). Bentuk tes yang
200
Habitus:
Jurnal
Pendidikan,
Sosiologi
dan
Antropologi
Vol.
2
No.2
September
2018
p.195-‐210
sesuai dengan S-P Analysis adalah bentuk menggunakan sistem spiral refleksi diri
tes objektif atau soal dengan jawaban mulai dari rencana, tindakan, pengamatan,
pasti, jika siswa menjawab benar maka refleksi, dan perencanaan kembali yang
diberikan nilai 1 (satu) dan jawaban salah merupakan dasar untuk suatu rencana
nilainya 0 (nol). Pengembangan S-P pemecahan masalah tahapan berikutnya.
Analysis bisa digunakan pada soal essay HASIL DAN PEMBAHASAN
atau jawaban nilai bervariasi (berkisar 0-5) Deskripsi Kondisi Awal
dengan nilai 0 (nol) untuk skor jawaban Awal tahun pelajaran 2017/2018
antara 0-2 dan nilai 1 (satu) untuk skor sekolah menyusun best practice sukses
jawaban antara 3-5. Ujian Nasional (UN) sebagai pedoman
Rekomendasi dari analisis tes yang perbaikan, referensi dan refleksi terhadap
menggunakan S-P Analysis adalah skor pembelajaran agar pelaksanaan UN/USBN
tinggi pada jumlah item soal menunjukkan berhasil meraih nilai pretasi yang optimal.
bahwa item soal mudah dan mampu Guru melaksanakan pembelajaran dan
dijawab benar oleh siswa artinya telaah materi mengacu pada best practice
kompetensi untuk indikator item tersebut sekolah, selanjutnya siswa diberi
dikuasai siswa, sebaliknya semakin rendah kesempatan melakukan ujicoba atau
skor item soal berarti soal tersebut sulit simulasi USBN. Analisis data hasil tes
atau kompetensi indikator item soal Matematika latihan USBN kelas VI tahap I
tersebut tidak dikuasai siswa. Sedangkan sebagai tes kemampuan awal, dengan
skor tinggi untuk item siswa menunjukkan jumlah siswa 32 anak dan menggunakan
nilai yang dicapai, kemampuan siswa kriteria ketuntasan minimal (KKM) 7,50
mengerjakan soal dengan benar atau diperoleh nilai rata-rata tes 6,56 dengan
berapa banyak siswa yang perlu jumlah siswa mencapai KKM sebesar
mendapatkan perhatian khusus. 37,50%(12 siswa) sehingga ada 62,50%
Indikator keberhasilan dari siswa masih dibawah kriteria
tindakan yang ingin dicapai dalam ketuntasan(KKM) yang diharapkan.
penelitian ini adalah prestasi belajar Deskripsi Siklus I
Matematika yang meningkat dari Setelah dilakukan analisis hasil tes
sebelumnya dengan target keberhasilan kemampuan awal menggunakan S-P
tercapainya KKM kelas VI 7,50 oleh Analysis, tahapan selanjutnya adalah
minimal 70% siswa dari jumlah 32 anak. treatment siswa dalam pembelajaran siklus
Penelitian yang dilaksanakan I yang meliputi:
201
202
Habitus:
Jurnal
Pendidikan,
Sosiologi
dan
Antropologi
Vol.
2
No.2
September
2018
p.195-‐210
indikator kompetensi dalam mentoring efektif; (4) menyiapkan instrumen evaluasi
belajar ; (2) merefleksi kelemahan dan dan analisis hasil belajar.
kekuatan dalam pembelajaran selama 2. Pelaksanaan tindakan siklus II
mentoring Metode mentor dalam pembelajaran
Tindak Lanjut, meliputi : (1) difokuskan pada item/indikator soal yang
memberi PR sesuai dengan indikator kisi- termasuk sukar dan pengembangan
kisi item sukar dan (2) melaksanakan tes pembelajaran pada item yang kategori
latihan USBN (simulasi soal). sedang dan mudah berdasarkan analisis
Deskripsi Siklus II butir soal/hasil belajar. Proses
Setelah dilaksanakan analisis butir pembelajaran yang didesain guru memuat
soal tes akhir siklus I, tahapan selanjutnya langkah-langkah berikut:
adalah treatment pembelajaran dalam Pendahuluan, meliputi: (1) apersepsi; (2)
siklus II, meliputi: menyampaikan tujuan pembelajaran dan
1. Perencanaan siklus II menetapkan target hasil pembelajaran
Langkah awal yang dilakukan adalah yaitu mencapai KKM 7,50; (3)
persiapan pelaksanaan tindakan dalam menginformasikan hasil tes siklus I dan
siklus II meliputi: (1) mengidentifikasi peta kelompok dalam siklus II sekaligus
permasalahan dari siklus I yang akan dicari kriteria mentor kelompok
solusinya; (2) merumuskan tujuan Kegiatan Inti, meliputi : (1) membentuk
penyelesaian masalah dengan melakukan kelompok belajar beranggotakan 5 orang,
inovasi pembelajaran dan menganalisis tes guru menunjuk 1 orang mentor utama dan
hasil belajar siklus I untuk mengetahui 2 mentor pendamping dalam kelompok
peta prestasi, penguasaan kompetensi dan berdasarkan kompetensi dan analisis tes
kelemahan siswa kelas VI; (3) siklus 1 (lihat gambar 1)
merumuskan langkah-langkah kegiatan Kelompok Belajar
pembelajaran mentor dalam kelompok
Mentor
belajar dengan melakukan sosialisasi Utama
kepada guru dan siswa kelas VI mengenai Mentor -‐ 1 Mentor -‐ 2
203
204
Habitus:
Jurnal
Pendidikan,
Sosiologi
dan
Antropologi
Vol.
2
No.2
September
2018
p.195-‐210
Kegiatan Inti, meliputi : (1) membentuk siswa diminta mengkomunikasikan hasil
kelompok belajar beranggotakan 5 orang, kerja dan mempresentasikan di depan
guru menunjuk 1 orang mentor utama dan kelas, siswa yang lain menanggapi; (7)
2 mentor pendamping dalam kelompok membacakan hasil mentoring belajar item
berdasarkan pemetaan kompetensi dan sukar, meliputi: prosedur menyelesaikan
analisis daya serap pada tes siklus II; (2) soal, rumus praktis, penjelasan materi,
guru memberikan telaah materi yang akan mereview dan merevisi pekerjaan
dipelajari selanjutnya, menjelaskan tugas sendiri/kelompok kemudian bersama guru
mentor dalam kelompok untuk fokus pada membuat kesimpulan.
indikator yang harus dikuasai dalam Kegiatan Akhir, meliputi: (1) membahas
mendampingi dan membimbing teman- soal evaluasi dalam pertemuan
temannya dalam kelompok; (3) guru dan pembelajaran; (2) membuat kesimpulan
siswa membahas dan menelaah indikator bersama ketercapaian penguasaan materi
kategori sukar, menyampaikan ide dan indikator kompetensi dalam mentoring
gagasan, langkah praktis dalam strategi belajar
simulasi penyelesaian soal yang sukar; (4) Tindak Lanjut,meliputi : (1) memberi
guru meminta kepada mentor utama tugas sesuai dengan indikator kisi-kisi
mengkoordinasikan dengan mentor USBN kategori sukar; (2) melaksanakan
pendamping agar melaksanakan tes latihan USBN.
bimbingan dalam kelompoknya dengan Pembahasan Tiap Siklus:
mengkaji indikator, konsep sukar dan Pembahasan Siklus I
belum dikuasai kemudian simulasi Dalam pelaksanaan tindakan siklus I,
mengerjakan soal dalam kelompok; (5) pembelajaran berjalan kondusif, siswa
mentor utama dan mentor pendamping semangat dalam mengikuti pembelajaran.
melakukan pendampingan dan bimbingan Hal ini tampak saat dibentuk dalam
kepada anggota kelompok untuk kelompok kemudian menunjuk mentor
mengerjakan latihan soal sukar mengacu dari kelompok tersebut.
pada kisi-kisi. Kesulitan dan hambatan Catatan yang diperoleh dari
yang ditemui dalam kelompok/kelas yang pengamatan selama kegiatan siklus I,
tidak terselesaikan dikonsultasikan kepada sebagai berikut: (1) siswa lebih aktif dan
mentor utama selanjutnya kepada bersemangat dengan nuansa pembelajaran
narasumber yaitu guru; (6) setelah yang berbeda; (2) semua anggota
menyelesaikan kerja dalam kelompok, kelompok dan mentor kelompok tampak
205
aktif belajar; (3) siswa tidak canggung sebagai berikut: (1) siswa lebih aktif
untuk diskusi dan melakukan tanya jawab bersemangat dengan nuansa pembelajaran
dengan mentornya; (4) terjalin interaksi yang lebih intens; (2) semua anggota
sosial antar siswa yang dinamis dan saling kelompok dan mentor kelompok tampak
menghargai dalam diskusi kelompok. aktif belajar; (3) siswa yang lambat belajar
Dari hasil analisis data selama lebih termotivasi untuk belajar dalam
proses pembelajaran siklus I, diperoleh bimbingan mentor, 1 mentor membimbing
data sebagai berikut: (1) analisis data hasil 2 siswa dalam kelompoknya; (4) siswa
belajar Matematika pada Siklus I kelas VI tidak canggung untuk diskusi dan
mencapai rata-rata prestasi belajar 7,19 melakukan tanya jawab dengan
dari 6,56 meningkat 0,63 atau 9,60% dari mentornya; (5) terjalin interaksi sosial
tes awal; (2) analisis data pada tes siklus I antar siswa yang dinamis dan saling
disimpulkan bahwa kelas VI ada 25,00% menghargai dalam diskusi kelompok.
siswa sudah mencapai ketuntasan minimal Dari hasil analisis data selama
(KKM) 7,50. Implementasi metode mentor proses pembelajaran siklus II, diperoleh
berbasis kelompok belajar (Team-Assisted data sebagai berikut: (1) analisis data hasil
Individualization ) mampu meningkatkan belajar Matematika pada siklus II kelas VI
prestasi 0,63 atau 9,60% dengan mencapai rata-rata prestasi belajar 7,67
ketercapaian KKM baru 25% sehingga dari 7,19 meningkat 0,48 atau 6,68% dari
masih perlu ditindaklanjuti dalam siklus sebelumnya; (2) analisis data pada tes
berikutnya. siklus II disimpulkan bahwa kelas VI ada
Pembahasan Siklus II 59,38% (19 siswa) sudah mencapai
Dalam pelaksanaan tindakan siklus Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 7,50.
II, pembelajaran menjadi berjalan lebih Jumlah siswa yang mencapai KKM
kondusif, siswa lebih antusias dan meningkat 34,38% dari pembelajaran
semangat dalam mengikuti pembelajaran. siklus sebelumnya, sehingga masih
Hal ini tampak saat dibentuk kelompok berpotensi untuk ditingkatkan dalam
belajar kemudian memilih 3 mentor dari pembelajaran siklus berikutnya.
kelompok tersebut yaitu 1 mentor utama Pembahasan Siklus III
dan 2 mentor pendamping. Mentor dipilih Dalam pelaksanaan tindakan siklus
berdasarkan angka perolehan nilai prestasi III, pembelajaran menjadi berjalan lebih
belajar pada tes siklus sebelumnya. komunikatif dan dinamis sehingga siswa
Catatan yang diperoleh dari antusias dan semangat dalam mengikuti
pengamatan selama kegiatan siklus II, pembelajaran. Hal ini tampak saat mentor
206
Habitus:
Jurnal
Pendidikan,
Sosiologi
dan
Antropologi
Vol.
2
No.2
September
2018
p.195-‐210
lebih siap dan paham terhadap tugasnya, 1 21,87% dari pembelajaran siklus
mentor membimbing 2 siswa, mentor sebelumnya. Dengan demikian
dipilih berdasarkan angka perolehan nilai pembelajaran siklus III dianggap berhasil
prestasi belajar pada tes siklus karena target siswa mencapai KKM
sebelumnya. melebihi target awal siklus yaitu 70%.
Catatan yang diperoleh dari Pembahasan Antar Siklus
pengamatan selama kegiatan siklus III, Penguasaan materi dan kompetensi
sebagai berikut: (1) siswa belajar dalam siswa kelas VI mata pelajaran Matematika
kelompok yang lebih kecil; (2) siswa terhadap indikator kisi-kisi USBN
bersemangat dengan nuansa pembelajaran mengalami perubahan positif dan
yang lebih intensif; (3) semua anggota peningkatan prestasi yang signifikan.
kelompok dan mentor kelompok tampak Beberapa catatan diperoleh selam
aktif belajar; (4) siswa yang lambat belajar pengamatan antar siklus, adalah: (1)
lebih termotivasi untuk belajar dengan pembelajaran mentor berbasis Team-
bimbingan mentor semi privat karena 1 Assisted Individualization merupakan
mentor hanya membimbing 2 siswa dalam inovasi pembelajaran yang memberikan
kelompoknya; (4) siswa tidak canggung nuansa baru sehingga memotivasi siswa
untuk diskusi dan melakukan tanya jawab untuk aktif; (2) pendekatan Team-Assisted
dengan mentornya; (5) terjalin interaksi Individualization mampu menstimulus
sosial antar siswa yang dinamis dan saling siswa menjadi lebih aktif dan dinamis
menghargai dalam diskusi kelompok. dalam belajar kelompok; (3) peran guru
Dari hasil analisis data selama dapat diminimalisir terkait pembelajaran
proses pembelajaran siklus III, diperoleh individu; (4) guru lebih berperan sebagai
data sebagai berikut: (1) analisis data hasil narasumber dan fasilitator; (5) terjalin
belajar Matematika pada Siklus III kelas interaksi sosial antar siswa yang dinamis
VI mencapai rata-rata prestasi belajar 7,98 dan saling menghargai dalam diskusi
dari 7,67 meningkat 0,31 atau 4,04% dari kelompok. Perubahan data antar siklus
sebelumnya; (2) analisis data pada tes berdasarkan analisis hasil tes, ditampilkan
siklus III disimpulkan bahwa siswa kelas dalam rekapitulasi analisis tes akhir antar
VI yang mencapai KKM 7,50 ada 81,25% siklus (Tabel 1).
(26 siswa), terjadi peningkatan positif
207
Tabel 1
Rekapitulasi Analisis Tes Akhir Antar Siklus
Nilai Tes awal Siklus I Siklus II Siklus III
0,00 - 2,00 0 0 0 0
2,10 - 4,00 1 0 0 0
4,10 - 6,00 17 3 0 2
6,10 - 8,00 6 29 23 14
8,10 - 10,00 8 0 9 16
*pembulatan
Hasil pengamatan pembelajaran antar meningkat 0,31. Peningkatan prestasi
siklus adalah aktivitas dan dinamika belajar antar siklus terkait rekapitulasi
belajar siswa menjadi meningkat dan rata-rata hasil tes akhir antar siklus
mengalami perubahan positif, rata-rata digambarkan dalam grafik peningkatan
nilai hasil tes siklus I adalah 7,19 rata-rata prestasi antar siklus (gambar
meningkat 0,63 dari tes awal; rata-rata 2).
nilai siklus II hasil 7,67 dari 7,19
meningkat 0,48; dan rata-rata nilai
siklus III hasilnya 7,98 dari 7,67
8
7,98
7,67
7,19
7
Nilai Tes
6,56
6
KA SIK 1 Siklus
SIK.2
SIK.3
Gambar 2 Grafik Peningkatan Rata-Rata Prestasi Antar Siklus
Hasil analisis tes latihan USBN dengan siklus III dapat meningkatkan
setelah siswa mengikuti pembelajaran prestasi belajar, dibuktikan kenaikan rata-
Matematika dengan mengimplementasi rata nilai siswa dan prosentase siswa
metode mentor berbasis Team-Assisted mencapai KKM 7,50 yang positif antar
Individualization yang dilaksanakan antar siklus sebanyak 81,25%; (2) akhir siklus
siklus, yaitu: (1) pembelajaran dengan III grafik penguasaan materi mendekati
metode mentor berbasis Team-Assisted normal dan prestasi belajar siswa kelas VI
Individualization dari siklus I sampai menunjukkan pencapaian nilai paling
208
Habitus:
Jurnal
Pendidikan,
Sosiologi
dan
Antropologi
Vol.
2
No.2
September
2018
p.195-‐210
tinggi dibandingkan dengan siklus kemampuan awal 6,56 dan mampu
sebelumnya dengan rata-rata nilai 7,98 di menaikkan prestasi/nilai latihan USBN
atas KKM yang ditargetkan yaitu 7,50; dan mata pelajaran Matematika sebesar 1,42
(3) setelah pembelajaran dan simulasi atau 21,65% sehingga pembelajaran
USBN dilaksanakan dalam siklus III, mentor berbasis Team-Assisted
diperoleh hasil prestasi rata-rata siswa Individualization dinyatakan efektif
kelas VI adalah 7,98 dengan grafik prestasi diimplementasikan dalam pembelajaran
sudah mendekati normal dan untuk meningkatkan prestasi belajar
kecenderungan konsisten maka Matematika di SD Negeri Demakijo 1.
direkomendasikan bahwa siswa kelas VI Kedua, Sesudah guru menerapkan
SD Negeri Demakijo 1 sudah siap metode mentor berbasis Team-Assisted
menempuh USBN 2017 yang Individualization dalam pembelajaran
sesungguhnya dan pembelajaran siklus III maka aktivitas dan dinamika belajar siswa
dianggap berhasil atau selesai. menjadi meningkat dan mengalami
KESIMPULAN perubahan positif sebagai berikut: rata-
Berdasarkan uraian dan rata nilai hasil tes siklus I adalah 7,19
pembahasan disimpulkan bahwa upaya meningkat 0,63 atau 9,60% dari tes awal;
meningkatkan prestasi belajar Matematika rata-rata nilai siklus II hasil 7,67 dari 7,19
siswa kelas VI SD Negeri Demakijo 1 meningkat 0,48 atau 6,68%; dan rata-rata
tahun pelajaran 2017/2018 dengan nilai siklus III hasilnya 7,98 dari 7,67
pembelajaran mentoring berbasis Team- meningkat 0,31 atau 4,04%.
Assisted Individualization diperoleh hasil Ketercapaian prestasi belajar Matematika
sebagai berikut: kelas VI dengan nilai kriteria ketuntasan
Pertama, Akhir siklus III minimal (KKM) sebesar 7,50 diperoleh
menunjukkan kemampuan rata-rata data 81,25% (26 siswa) siswa mencapai
prestasi belajar kelas VI adalah 7,98 dari KKM.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto (2013). Teori Belajar Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Agus Suprijono (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: FIP UNY
Depdiknas (2008). Pedoman Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah. Jakarta: dirjendikdasmen
209
Miftahul Huda (2018). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: Pustaka Pelajar
Mukminan. (1998). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta
Mushlihin Al-Hafizh (2013). Memahami Hal Penting dan Manfaat MLM Belajar.
www.mushlihin.com tgl 29 nov 2013 diambil 10-12-2016
Ngadirin (2003). Analisis Hasil Tes (Student-Problem Analysis). Jakarta: Dirjendikdasmen
Poerwadarminta (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Safitri, Heni. (2006). Pengantar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Jakarta: Depdiknas
Suhardjono (2010). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Malang: Cakrawala
Indonesia
Sri Rumini.(1995). Psikologi Perkembangan.Yogyakarta: IKIP Yogyakarta
Susilowati, dkk (2009). Pembelajaran Kelas Rangkap. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Zubaidah Amir (2016). Psikologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
210