Anda di halaman 1dari 7

Komposisi Besi Cor Kelabu

R. Widodo
(1)

(1)

Staf pengajar Program Studi Teknik Pengecoran Logam POLMAN Bandung

Jl. Kanayakan No.21 Dago Bandung, telp 022-2500241 fax 022-2502649

Standar Besi Cor.


Besi cor kelabu diproduksi secara komersial dengan range komposisi yang sangat lebar.
Beberapa pengecoran yang memproduksi besi cor kelabu dengan spesifikasi sama dapat saja
menggunakan komposisi yang berbeda agar dapat melakukan efisiensi biaya bahan baku, yaitu
menggunakan bahan baku yang secara lokal tersedia disekitarnya. Atau dengan demikian
pengecoran ini dapat mengoptimalkan spesifikasi bahan yang memang sangat sesuai dengan
geometri produk yang mereka buat.

CE (Carbon Equivalent).
Carbon equivalent (CE) adalah kandungan C pada diagram besi karbon setelah dipengaruhi
unsur Si dan P. Hubungannya adalah:

Pada komposisi eutektik, CE = 4.3


BCIRA melakukan penelitian dan mendefinisikan CE sebagai berikut:

Berdasarkan CE, untuk komposisi hipoeutektik (CE<4.3) dapat ditentukan suhu liquidus secara
linier sebagai berikut:
Tliq[oC] = 1669 124.CE
Beberapa penelitian dengan menggunakan harga CE yang dikeluarkan
menghasilkan rumus perhitungan suhu liquidus yang berbeda, yaitu:

oleh

BCIRA,

Menurut R. Verriest:
Tliq[oC] = 1636 113.CE
Menurut H. Mayer:
Tliq[oC] = 1581,7 100,9.CE
Bahkam H. Mayer mempublikasikan perhitungan suhu liquidus setelah dipengaruhi oleh
beberapa unsur pendamping besi cor kelabu sebagai berikut:
Tliq[oC] = 1599 107C 26,6Si 61,4P + 9,7Mn + 7,6S + 0,5Ni 21,7Cr
Rumus diatas berlaku untuk komposisi besi cor kelabu dengan range sebagai berikut:
C = 2,80 3,80%
SI = 0,30 2,70%
P = 0,03 0,70
Mn = 0,30 1,10%
S = 0,004 0,18%
Ni = 0,02 1,00%
Cr = 0,02 0,30%
Menurut J. Le Gal dan P. Mathon:

Tliq[oC] = 1623 113.CE


Berlaku untuk CE: 2,4 4,3%, dengan komposisi C: 2,0 3,8%, Si: 1,5 3,5% dan P max: 0,8%

Berdasarkan hasil pengukuran suhu liquidus dengan menggunakan alat CE meter, harga CE
yang didapatkan disebut dengan CEL (CE liquidus).
Hubungan komposisi bahan dengan kekuatan tarik
Berdasarka harga CE dapat dihitung nilai degree of saturations (Sc) sebagai berikut:

Bahkan dengan memperhitungkan berbagai pengaruh unsur pendamping pada besi cor kelabu,
Sc dapat dihitung dengan lebih cermat sebagai berikut:

Suatu komposisi besi cor kelabu dengan Sc = 1 berarti paduan tersebut setara dengan
komposisi eutektiknya pada diagram biner besi karbon. Sedangkan Sc<1 serata dengan paduan
hipoeutektik dan Sc>1 setara dengan paduan hipereutektik.
Berdasarkan nilai Sc ini pula dapat diperkirakan kekuatan tarik (TS) bahan besi cor kelabu
dengan menggunakan persamaan:
TSnormal [MPa]= 1000 800Sc
Dengan demikian dapat ditentukan persentase ketercapaian kekuatan bahan besi cor kelabu
(RG) sebagai berikut:

Unsur-unsur pendamping Fe pada besi cor kelabu.


Unsur-unsur yang terkandung didalam besi cor kelabu beserta masing-masing pengaruhnya
adalah sebagai berikut:
1.

Karbon (C) merupakan unsur terpenting dalam besi cor kelabu. Sebagian besar karbon
akan terbentuk sebagai grafit. Kecuali karbon yang terikat sebagai senyawa besikarbida
(Fe3C) yang terbentuk sebagai perlit. Grafit berbentuk lamelar serta menurunkan secara
drastis kekuatan tarik dari struktur matriksnya (perlit/ferit). Kelas dari besi cor kelabu
ditentukan berdasarkan kandungan C maupun Si.

2.

Silicon (Si) akan mereduksi kelarutan C kedalam Fe serta menurunkan kandungan C


eutektik menjadi kurang dari 4.3. Unsur-unsur C tersebut kemudian membentuk grafit.
Seberapa besar pengaruh Si dan juga Fosfor (P) terhadap eutektik dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan-persamaan CE.

3.

Mangan (Mn) terdapat dalam besi cor kelabu untuk mengurangi efek buruk belerang (S)
dengan membentuk senyawa MnS (mangansulfida). Umumnya kandungan Mn dalam

besicor ada pada kisaran 0,55-0,75%. Kandungan Mn yang semakin tinggi akan
meningkatkan pula kandungan perlit dalam struktur. Perlu ditekankan dalam hal ini,
kandungan yang efektiv adalah Mn tanpa senyawa dengan S, dengan hubungan:
Mn(%) = 1,7 %S + 0,2 s/d 0,3%
Kandungan Mn dapat saja lebih dari 1%, namun kelebihan Mn ini sering diikuti dengan cacat
pinhole.
1.

Belerang (S) tidak pernah dengan sengaja ditambahkan kedalam besi cor kelabu. S
merupakan unsur pendamping pada kokas sehingga sangat perlu diperhatikan pada
peleburan dengan tanur kupola. Kandungan sampai dengan 1.5% memiliki efek positif
terhadap pembentukan grafit tipe A, namun diatas 0.17% kandungan S dapat
menyebabkan terjadinya cacat blowholes khususnya pada cetaka greensand. Kandungan
umumnya adalah pada kisaran 0.09 to 0.12%. Bahkan pada kandungan yang sangat
rendah, khususnya bila diikuti dengan kandungan P yang rendah pula, menurut Collaud
dan Thieme, pada penelitiannya tentang Toughness of Flake-Graphite Cast Iron as an
Index of Quality, and New Methods for Improving the Toughness, akan menghasilkan
bahan yang lebih tangguh (tougher iron) dan dinyatakan dengan TG (tough graphite irons).

2.

Kandungan fosfor (P) pada sebagian besar produksi besi cor kelabu adalah kurang dari
0.15%. Bahkan dengan semakin meningkatnya tendensi penggunaan steel scrap sebagai
bahan charging, kandungan P menurun sampai dibawah 0.1%. Kandungan P didalam besi
akan membentuk eutektik yang disebut dengan phosphideutektik atau steadit. Pada
kandungan C yang tinggi akan terbentuk pula eutektik terner besi-besikarbida-besiphospid.
Kandungan P yang tinggi (s.d 0.5%) dapat meningkatkan fluiditas cairan hingga mampu
dicor kebagian-bagian produk yang tipis, namun menurunkan machinability.

3.

Tembaga (Cu: 0.5-1.5%) dan nikel (Ni: 0.6-1.0%) memiliki pengaruh yang mirip. Kedua
unsur ini mampu meningkatkan kekuatan matrix serta menurunkan kecenderungan
terjadinya tepi-tepi keras (hard edges) pada produk.

4.

Chromium (Cr) memiliki efek menurunkan potensi grafitisasi baik pada tahap eutektik
maupun sekunder. Jadi adanya Cr akan meningkatkan jumlah karbida didalam perlit. Pada
prinsipnya Cr akan terbentuk sebagai senyawa karbida (FeX)nC, dan sebagian lagi larut
didalam Fe sebagai solid solution. Selama senyawa karbida tidak terbentuk, unsur Cr akan
meningkatkan kekuatan tarik dan kekerasan bahan besi cor kelabu. Oleh karenanya untuk
besi cor kelabu yang kekuatannya ditingkatkan dapat ditambahkan sedikit Cr kedalamnya.
Pada kandungan diatas ambang batas yang diijinkan, Cr akan mengakibatkan pembekuan
menjadi meliert (mottled) yang terdiri dari grafit + Fe3C yang keras namun memiliki
kekuatan tarik rendah atau menjadi putih sama sekali (ledeburit). Kandungan Cr yang
masih memungkinkan adalah 0.20.6%.

5.

Unsur2 lain yang memiliki efek sama dengan Cr, serta keberadaannya akan
mengakibatkan kandungan Cr yang diijinkan menjadi turun adalah vanadium (V: max
0.15%) dan molibdenum (Mo: 0.35-0.55%).

Pengaruh Ketebalan Terhadap Struktur


Pada dasarnya semua produk cor logam sesnsitif terhadap ketebalan dinding prosuk. Senakin
tebal produk maka kecepatan solidufikasi (pembekuan) menjadi lembih lambat. Hal ini akan
berakibat membesarnya ukuran butiran serta menurunkan kekuatan tarik. Besi cor kelabu
memiliki sensitifitas terhadap ketebalan yang paling tinggi dibanding bahan cor lainnya. Pada
besi cor kelabu hipoeutektik, awal pembekuan terjadi ketika terbentuknya dendrit-dendrit
austenit, yaitu pada saat suhu cairan menurun dan melewati suhu liquidus. Kandungan C dalam
sisa cairan akan meningkat terus hingga mencapai komposisi eutektiknya (CE = 4.3%) yaitu
pada suhu sekitar 1150 oC tergantung pada kandungan Si. Pada saat inilah terjadi pertumbuhan

grafit lamelar dan austenit secara berbarengan (transformasi eutektik) hingga akhirnya seluruh
sisa cairan menjadi beku (solid)
Jumlah deposit dari austenit-grafit tegantung dari jumlah inti pembekuan yang terjadi. Selama
pembekuan (pertumbuhan sel-sel eutektik), unsur P terdorong kebatas-batas butiran dan
membentuk steadit pada suhu sekitar 980 oC. Keberadaan steadit pada batas butiran mengisi
ruang-ruang yang semestinya dapat diisi oleh pertumbuhan grafit. Ukuran dari sel-sel eutektik
sangat tergantung dari tingkat pengintian dan laju pembekuan, yaitu berkisar antara 500
sampai dengan 25000 sel pe inch persegi.
Oleh karena densitas grafit jauh lebih rendah dari besi, maka penyusutan normal hanya terjadi
ketika pendinginan berlangsung dari sejak suhu liquidus hingga mencapai suhu solidus. Untuk
selanjutnya, pada saat terjadi transformasi eutektik, sel-sel eutektik yang mengandung grafit
tumbuh. Pertumbuhan (grafit) ini mengkompensasi penyusutan sehingga (tergantung dari
jumlah sel-sel eutektik) penyusutan akan berkurang atau bahkan justru memuai. Pada grade
besi cor kelabu tertentu, pemuaian terjadi sedemikian besarnya sehingga mampu menutup
rongga-rongga shrinkage yang terjadi selama solidifikasi.
Nomogram Besi Cor Kelabu.
Dua unsur yang paling menentukan grade besi cor kelabu adalah C dan Si. Karena sensitifitas
nya terhadap ketebalan dinding, maka dalam menetapkan kandungan C maupun Si harus
diperhatikan:
1.

Kekuatan tarik (kekerasan) yang ingin dicapai,

2.

tebal benda,

3.

struktur yang diinginkan

Dengan menggabungkan diagram Laplanche, Heller dan Jugbluth serta J. Czikel diperoleh suatu
Nomogram untuk memudahkan penentuan komposisi C dan Si pada besi cor kelabu dengan
kandungan P: 0,1 0,5%.
Sebagai contoh:
A. Besi cor kelabu dengan tebal 7.5 mm, diinginkan memenuhi standar besi cor FC 25 pada
sampel uji yang dicor dengan diameter 30 mm.

Cara menggunakan Nomogram:


1.

Ikuti garis 1 (mulai dari ketebalan dinding yang dimaksud), garis 2, garis 3 (hingga
pertengahan daerah perlit), garis 4 dan garis lengkung 5.

2.

Ikuti garis 6 (mulai dari standar yang dimaksud), garis 7 hingga berpotongan dengan
garis lengkung 5.

3.

Dari perpotongan, garis 8 menunjukan persentase karbon yaitu 3.5%.

4.

Dari perpotongan, garis 9 menunjukkan persentasi silikon, yaitu 2.4%

B. Besi cor kelabu dengan tebal 7.5 mm, diinginkan memiliki kekerasan 225 HB, diuji pada
ketebalan yang dimaksudkan.

Cara menggunakan Nomogram:


1.

Ikuti garis 1 (mulai dari ketebalan dinding yang dimaksud), garis 2, garis 3 (hingga
pertengahan daerah perlit), garis 4 dan garis lengkung 5.

2.

Ikuti garis 6 (mulai dari perpotongan garis antara garis 1 dengan garis kekerasan yang
dimaksud), garis 7 hingga berpotongan dengan garis lengkung 5.

3.

Dari perpotongan, garis 8 menunjukan persentase karbon yaitu 3.8%.

4.

Dari perpotongan, garis 9 menunjukkan persentasi silikon, yaitu 2.3%

Untuk mendapatkan diagram ini dalam format A4, silakan download:


Nomogram Besi Cor.
Referensi:
1.

ASM Metals Handbook, Vol 01 Properties and Selection Irons, Steels, and HighPerformance Alloys.

2.

Brown JR, Foseco Ferrous Foundrymans Handbook

3.

Brunhuber E, Geiesserei Lexikon. Fachverlag Schiele & Schoen GMBH. Berlin

4.

Krause DE, Gray Iron an Unique Engineering Material. Iron Casting Research Institute.

Anda mungkin juga menyukai