Anda di halaman 1dari 12

BAB I

STRUKTUR KRISTAL LOGAM FERRO


A. Struktur logam

Apabila cairan logam murni di dinginkan perlahan lahan maka akan terjadi pembekuan pada temperature
konstan . temperature ini disebut titik beku suatu logam .
Pada saat logam cair itu mulai membeku ,terbentuklah inti – inti Kristal ,kemudian disekelilingnya inti
tersebut tumbuh Kristal Kristal dan inti Kristal baru timbul pada saat yang sama.akhirnya seluruh
permukaan ditutupi oleh butir – butir Kristal sampai membeku
Susunan Kristal ini bisa mempenggaruhi sifat fisis dan mekanis dari suatu logam,misalnya karena
percampuran dengan logam lain akan menyebabkan perubahan jarak atim , bidang Kristal , batas butir
dan jumlah atom yang menentukan ikatanya , maka sifat fisis dan mekanisnya pun akan berubah.Skema
pembekuan logam

1 2 3 4 5

Keterangan :

1. Keadaan cair
2. Inti mulai timbul
3. Kristal tunbuh di sekeliling inti. Inti baru timbul
4. Kristal menyentuh tetangganya menghentikan pertumbahannya
5. Pembekuan lengkap menjadi struktur berkristal banyak
Ukuranya besarnya butir Kristal tergantung dari kecepatanya logam cait tersebut.. susunan butir – butir
logam ( Kristal ) dapat di golongkan dalam bentuk 3 dimensi yaitu:
1. Kubus sederhana ( simple cubic ) / sc
2. Kubus berpusat muka ( face centered cubic ) fcc
3. Kubus berpusat dalam ( body centered cubic ) / bcc
4. Hexagonal bersusun rapat ( close packet hexagonal )
B. STRUKTUR BESI TUANG KELABU
a. Struktur Besi Tuang
Struktur dasar dari besi tuang terdiri dari grafit , ferrit, sementit perlit. Besi tuang yang di pakai di
pasaran adalah besi tuang kelabu.struktut utma besi tuang kelabu
Ferit merupakan struktur besi murni ( besi alpha ) ferrit bersifat lunak dan ulet , magnetic di bawah
suhu 7700C berstruktur bcc. besi dengan struktur fcc disebut besi austenite ( besi gamma )
kestabilan struktur pada suhu 912 – 1394 0C , Besi Tuang kelabu terdiri dari atas perlit dan grafit..
perlit terdiri dari ferit dan sementit

Besi kelabu mengandung kadar silisium yang tinggi 1.5 – 5.5 % dan mn sangat rendah. Besi kelabu
setelah pendinginan mengandung grafit. Grafit muncul dengan plat plat tipis disebut Lamel Grafit.
b.Besi Tuang Grafit Bola.
Besi tuang ini mengandung grafit yang berbentuk bola.dengan adanya penambahan sedikit

c. Proses
pertumbuhan Struktur Besi Tuang
Yang dapat mempengaruhi sifat baja atau besi tuang adalah reaksi kimia dengan struktur mikro
paduan besi dan karbon. Pada suhu ruang struktur besi murni di sebut besi ferrit ( besi alpha ).
Ferrit bersifat lunak dan ulet . magnetic di suhu 770 0C .dan berstuktur BCC
Besi dengan struktur kubus berpusat muka ( FCC ) di sebut Austenit. ( besi gamma ) kestabilan
struktur diperolah pada suhu 912 – 1394 0C. Paduan besi karbon melebihi daya larut dalam
austenite disebut sementit atau karbida besi ( Fe3 C ). Diagram Kesetimbangan besi karbid besi
diperoleh perubahan fase struktur yang timbul jika besi tuang mengandung 3 % didinginkan dan
membeku sampai suhu kamar. .pembekuan paduan cair dimulai titik a berakhir pada titik b dan
berarti daerah temperature pembekuan pada saat temperature berubah selama pembekuan paduan.
Titk m saat Kristal Kristal dendrite berada dalam cairan. Face ini adalah larutan padat gamma yang
mempunyai kandungan logam pada titik e. larutan padat gamma di sebut austenite .yang berbentuk
cabang cabang pohon.kandungan karbon dari austenite berada pada titik e. sehingga kandungan
karbon dari fase cair dipekatkan pada titik f..pada gambar b adalah fase Kristal austektik dimana
butir – butir Kristal dari pembekuan sisa campuran grafit dan austenite.sel eutektik makin lama
makin bersentuhan dengan teteangganya pada akhir prmbekuan . proses ini berlangsung pada
temperature tetap kira kira 1145 0C..pada besi tuang cabang cabang grafit tumbuh bersama
dengan pertumbuhan sel eutektik sehuingga struktur menjadi austenite dengan grafis pada
gambar c.
Ketika temperature turun 720 0C. dan menjadi beku , larutan γ terurai menjadi menjadi dua face yaitu
larutan padat α dan karbida besi . gejala ini disebut transformasi eutectoid , untuk paduan besi karbon di
sebut transformasin A1.
larutanα di sebut ferrit, dan karbida besi Fe3C di sebut Sementit. Kedua nya membentuk lapisan tipis
tumpuk bergantian disebut perlit.
d. Diagram Kesetimbangan Besi Karbid Besi
Diagram kesetimbangan besi karbid besi sering di sebut dengan diagram besi – zat arang atau diagram
ferro – karbon ( Fe – C ) . Dapat di jelaskan sebagai berikut :
Dengan kandungan zat arangnya 6.67 % dalam besi , kalau di amati ternyata pada besi murni
pembekuannya di mualai dari titik A, 1539 0C. pada 910 0C terdapat perubahan ke besi γ ke besi 𝞫
( titk G ) . garis ACD adalah garis beku..pada pendinginan suatu larutan dengan 2.3 % pada titik a,di
temperature 1350 0C timbul Kristal Kristal pada saat besi cair.pad titik ini campuran besi denganzat
arang 0.5 % .kristal ini tercampur dengan zat arang yang lain di sebut austenite.pada titik b, 1130 0C
zat cair memperoleh susunan etektis dengan 0.5 % C..
Larutan dengan 4.8 % C di mulai dari titk a1 kristal sementit di pisahkan , pada b1 zat cair di peroleh
susunan etektis ( titik C) menjadi padat sebagai ledurit. Sedangkan c1 a

Austenite berubah menjadi perlit .dari diagram diatas dapat disimpulkan :


1. Diatas ACD hanya zat cair ( besi – karbid besi )
2. Dalam ACE dengan susunan yang berlainan dengan Kristal – Kristal campur ( austenite ) yang
susunannya berlainan
3. Dalam DCF juga zat cair Kristal sementit
4. Dalam AESOG hanya austenite
5. Di bawah SEC sampai garis tegak melalui C ledeburit dan austenite
6. Di bawah FC ledeburit dan austenite

7. Di bawah GOS sampai garis mendatar melalui S Kristal besi murni (𝞫 atau α )dengan austenite

8. Di bawah garis mendatar melalui S sebelah kiri S dipeoleh ferrit dan perlit ,
BAB II
KLASIFIKASI BAJA BESI

Besi atau Baja yang di hasilkan Dari dapur - dapu Baja di sebut besi atau baja karbon.yaitu campuran antra besi
dengan zat arang ( karbon ).berdasarkan banyaknya zat arang atau karbon di bagi menjadi dua bagian :
1. Besi atau Baja tempa , mengandung karbon 0,01 – 1,7 % ( Besi atau Baja tempa )
2. Besi atau baja tuang , mengandung 2.3 – 3.5 % disebut besi atau Baja tuang
A. Baja Karbon
Baja karbon adalah . baja yang mengandung karbon maksimum 1.7 %. Berdasarkan tingkat banyaknya
kadungan karbon di bagi :

 Baja Karbon rendah , baja yang mengandung 0.10 – 0.30 % . missal , pelat , profil,

 Baja Karbon sedang , mengandung 0.30 – 0.60 % , missal baut , poros engkol , roda gigi, ragum ,
pegas dan lain lain

 Baja karbon Tinggi, , mengandung 0.70 -1.5 %, missal , bor, kikir , bantalan peluru dll.

 Stainless – Steel , Baja yang mengandung unsure Cr lebih dari 12 % missal gunting, pisau yang
berwrna cemerlang.
B. Pengaruh Bahan Paduan Pada sifat Baja

Sifat Bahan Paduan


C Si Mn Cr Ni W Mo V Co Al Ti Cu
Kekuatan X C C C W W C
Kekerasan X X X X X X X X X X X
Elastisitas X X X X X X
DayaHantar lostrik
Sifat Magnetis
Tahan Korosi X X X X X X X
Tahan aus X X X X X
Perpanjangan
panas
Kemampuan las

X = makin baik atau dipertinggi


BAB III
PENGKODEAN BAJA
Ada cara pengkodisian menurut sifat dan penggunaanya , standarisasi meurut berbagai nagara dapat di
sebutkan sebagai berikut :

 DIN ( Deutche industrie Norm ) , Jerman

 BS ( British Standard ) Inggris

 ASTM ( American Society for Testing and Material ) , AS

 SAE , ( Society of Automotive Enginers ), AS

 AISI ( American Iron and Steel Institute ) , AS

 JIS ( Japan Industrial Standard ) Jepang

 NNI ( Nederlandse Normalistie Institute ) Belanda

 SII ( Standar Industri Indonesia ) , RI


Penunjukan nama dinyatakan dengan huruf dan angka, huruf adalah simbul kimia , angka merupakan
kekuatan bahan . Cu – Sn bahan perunggu , Cu – Zn berarti Loyang bahan kuningan. Menurut eropa Fe –
37 berarti baja tampa campuran dengan kekuatan tarik minimum 37 N/mm2.
Menurut AISI – SAE baja ditunjukan dengan pemberian nomor misal
AISI – SAE C 1095 = Baja karbon dengan kadar karbon 95 point ( 0.95 % C)
Menrut AISI :

 Angka 1 untuk baja karbon

 Angka 2 untuk, 1.00% baja Nikel

 Angka 3 untuk baja kromium – nikel


KLASIFIKASI BAJA MENURUT AISI – SAE
JENIS BAJA DAN PROSENTASE CAMPURAN NOMOR

I. Baja Karbon 1XXX


Baja Karbon biasa tidak mengandung sulfur (S) 10XX
Baja : Free machining mengandung S 11XX
Baja karbon mengandung Sdan P 12XX

II. Baja campuran rendah


Baja mangan : 1.75 % Mn 13XX
: 1 – 1.65 Mn 15XX
Baja nilel :
3.5 % Ni 23XX
5.0 % Ni 25XX
Baja nikel kromium :
1.25 % Ni, 0.60 % Cr 31XX
1.75 % Ni, 1.00% Cr 32XX
3.5 % , 1.50 % Cr 32XX
Baja Molybdenum :
(0.50 – 0.95 Cr – 0.12 – 0.20 Mo ) 41XX
Baja nikel Molybdenum :
1.55 – 1.80 Ni – 0.20 – 0.25 Mo 46XX
3.5 Ni – 9.25 Mo 48XX

Baja kromium nikel molybdenum ; Cr, Ni, Mo


43XX
1.80 Ni – 0.50-0.80 Cr -0.25 Mo
47XX
1.05 Ni – 0.45 Cr – 0.20 Mo
81XX
0.30 % Ni – 0.40%Cr, - 0.12%Mo
86XX
0.55 Ni – 0.50-0.65Cr-0.20 Mo
87XX
0.55 Ni – 0.50Cr -0.25 Mo
93XX
3.25 Ni – 1.20 Cr – 0.12 Mo
98XX
1.00 Ni – 0.80 Cr -0.25 Mo
50XX
Baja Kromium : a.0.28 – 0.40 Cr
51XX
b.0.80 :0.90:0.95 :100 – 1.05 Cr
5XXX
Baja Kromium karbon ( 0.50:1,00 – 1.45 Cr- 1.00C)
61 XX
Baja kromium vanadium ( 0.80 – 0.95 Cr -0.10 -
0.15V) 92 XX
Baja Mangan Silikon

III. Baja tahan karat dan tahan Panas 2XX


Baja kromium nikel mangan ( austenite ) 3XX
Baja kromium nikel ( austenite ) 4XX
Baja kromium (martensitic ) 4XX
Baja kromun (ferritic ) 5XX
Baja kromium rendah
BAB IV
PERLAKUAN PANAS LOGAM
Perlakuan panas (Heat Treatment ) adalah proses proses pada saat bahan di panaskan hingga suhu tertentu
dan selanjutnya di dinginkan secara perlahan lahan .Tujuan nya adalah untuk mendapatkan sifat sifat sifat
yang lebih baik dan yang di inginkan sesuai dengan batas yang di inginkan..
Secara umum Tujuan yang di inginkan adalah :

 Meningkatkan kekuatan dan kekerasannya .

 Mengurangi tegangan

 Melunakkan

 Mengembalikan kondisi normal akibat pengaruh pengerjaan sebelumnya.

 Menghaluskan butir butir Kristal yang akan berpengaruh pada keuletan bahan.
Perlakuan Panas pada logam dapat di golongkan menjadi 3 macam :

 Harderning, ( mengeraskan ) / menyepuh keras

 Tempering ( Memudakan ), mendinginkan secara cepat bahan yang telah di keraskan dengan
maksud mengurangin kekerasan .

 Annealing , ( melunakkan ), memanaskan bahan yang telah dikeraskan agar kekerasantnya


berkurang tetapi kekuatan nya meningkat.
Prose Perlakuan panas dapat di jelaskan dengan empat tingkatan :
Tingkat I adalah pemanasan rekristalisasi , maksudnya untuk membebaskan tegangan dalam , mengurangi
kekerasan , dan untuk meningkatkan kekuletan dari bahan yang mengalami pengolahan pengerasan ..
Pada mulanya dengan meningkatkan temperature ,kemudian kerusakan elastisitasnya dari Kristal
bahan dihilangkan .pada suhu tinggi aakan terjadi butir – bitir Kristal ( Rekristalisasi ) akibatnya
bahan menjadi lunak , tetapi tetap mempunyai keuletan yang tinggi
Tingkat II adalah pemanasan penuh ( full annealing ) , rekristalisasi dari fase yang merupakan pemanasan
campuran diatas suhu yang di perlukan untuk transformasi fase.selanjutakan di ikuti pendinginan
secara perlahan lahan. Dengan cara ini sifat mekanis akan berubah dan juga dapat menghaluskan
struktur butirnya
Tingkat III adalah pemanasan bahan diatas suhu transformasi fase dan selanjutnya didinginkandengan cepat
sekali pada suhu kamar.sehingga terbentuk suatu fase yang stabil pada suhu tinggi atau pada berbagai
perpecahan fase transformasi dari fase tersebut.jadi pengerasan pada fase ini mengakibatkan
terbentuknya susunan yang tidak stabil.
Tingkat IV adalah tempering atau pemanasan kembali dari suatu bahan yang sudah di keraskan hingga suatu
suhu yang di perlukan dibawah perubahan fasebdengan maksud mengembalikan keadaan bahan ke
dalam fase yang stabil
A Bahan Pendingin
1. Air , pendinginan dengan air akan memberikan daya pendinginan yang cepat . biasanya di larutkan juga
dengan tujuan mempercepat turunya temperature benda kerja dan mengakibatkan benda kerja tambah
keras
2. Minyak, memberikan larutan karbon pada permukaan benda kerja
3. Udara, membentuk Kristal dan mengikat unsure lain
4. Garam, mendinginkan yang cepat dan teratur , mengikat zat arang

C. Diagram TTT ( Time Temperature Transformation )

Untuk mendapatkan sifat – sifat bahan yang lebih baik sesuai dengan karakter yang diinginkan melalui proses
pemanasan dan pendinginan. Tujuannya adalah mengubah struktur mikro sehingga bahan dikeraskan ,
dimudakan , atau dilunakkan .Pada diagram besi – karbon ,perubahan fase tidak tepat terjadi pada garis
trnsformasi,melainkan berada lebih tinggi yaitu Ac1,Ac13,Acm, atau lebih rendah Ari, Ar13,Ar3, Arm ,

Pemanasan bahan dilakukan diatas garis transformasi kira –kira pada 770 0C, sehingga perlit berubah menjadi austenite
yang homogen karena cukup carbon,pada suhu yang tinggi ferrit menjadi autenit karen ausdalama atom carbon difusi
kedlam ferrit..untuk pengerasan baja pendinginan dilakukan dengan cepat dengan mencelupkan kedalam air ,minyak , solar
sehingga atom –atom karbon yang telah larut dalam austenite tidak sempat membentuk sementiti dan ferrit akibatnya
austenite menjadi keras yang di sebut martensit .Pada baja hipo setelah menjadi austenite dan ferrit kadar karbonnya akan
menjadi semakin tinggi sesuai dengan penurunan suhu akan membentuk hypo eutectoid.
Untuk memahami macam macam fase dan struktur Kristal yang terjadi pada fase pendinginan dapat dilihat
pada diagram TTT :

Pada fase austenite stabil pada diatas suhu 770 0C ,pada suhu yang lebih rendah akan terbentuk martensit dan
mulai suhu ini martensite sudah tidak tergantung pada kecepatan pendinginan.sturktur bianit akan terbentuk
setelah terbentuk ferrit dan semntit.jadi campuran ferrit dan semntit adalah bianit,.perbedaab antara bianit
adalah halus sedangkan perlit kasar.
Diagram TTT dipenggaruhi oleh kadar karbon didalam baja,makin besar kadar karbonnya ,diagramnya akan
bergeser ke kanan,

Anda mungkin juga menyukai