Anda di halaman 1dari 48

KULIAH BAHAN

KONSTRUKSI DAN KOROSI


Dosen : Ir. Ignatius Gunardi, M.T

Materi pendalaman kuliah ke 2 :


Jelaskan adanya unsur unsur yg berpengaruh
terhadap sifat sifat besi baja ( C, Mn, P, S, Ni,
Mo, N dll)
Lihat diktat bagian I halaman 15 , jelaskan
tentang : komposisi bahan penyusun,
penggunaan,sifat / properties, karakteristik
utama, untuk stailess steels berikut: SS 304, SS
309, SS 316, SS 446.

BESI-BAJA
(kadar karbon 0 4,5 %
Umumnya dibagi menjadi 3 gol:
Besi dg kadar karbon 0 0,008%
Baja dg kadar karbon 0,008 2,0 %
Besi cor dg kadar karbon 2,0- 4,5%

Ada juga yg disebut besi tempa, mengandung Si


2%-4%
Besi ingot : besi murni

Meskipun banyak bahan yg tahan korosi


melebihi besi-baja, aspek biaya mendukung
penggunaan besi-baja. Bahan ini masih sering
dipakai meskipun diketahui akan ada korosi.
Secara umum cast iron dan carbon steel
menunjukan ketahanan korosi yg hampir sama,
tetapi bahan ini tidak cocok untuk dipakai untuk
asam encer tetapi bisa dipakai untuk as kuat..
(mungkin karena terbentuknya lapisan
pelindung yg merupakan hasil korosi?).

Penggunaan besi baja yg paling utama adl :


konstruksi baja yg memerlukan keuletan yg
tinggi pada temp kamar atau lebih rendah.
Karbon adl unsur yg paling utama untuk
menguatkan baja,harus ada karbon sampai
kadar tertentu. Tetapi kadar karbon yg
meningkat dapat meningkatkan temperatur
transisi(yg diharapkan selalu lebih rendah)
Kalau dilihat mudah / tidaknya untuk di las,
kadar karbon harus dikntrol sampai batas
tertentu.

Banyak sekali study yg mempelajari ttg


pengaruh unsur paduan thd keuletan baja pada
temp rendah.
Banyak study yg menyimpulkan bahwa :
C, P, Mo, V adl unsur yg bisa menurunkan
keuletan, sedang Ni dan Mn adalah unsur yg
memperbaiki keuletan Besi Baja.
(lihat diktat hal II-15)

Mn mengurangi karbida dan menurunkan


temperatur transformasi. Perbandingan Mn/C tinggi
memperbaiki keuletan pada temperatur rendah
P memperburuk kegetasan pada temperatur rendah
dan meningkatkan sesitivitas dari kegetasan, oleh
karenanya P harus selalu minimum.
S adl unsur yg membentuk inklusi dan tidak
memberikan banyak pengaruh thd temperatur
transisi,tetapi menurunkan keuletan

Ni bersama Mn adl unsur yg sangat effektif


untuk memperbaiki keuletan pd temp rendah.
Study yg banyak dipelajari:
Komposisi dasar Ni: 1,5%Ni, 3,5%Ni, 6 %Ni,
9%Ni.
Mo adl unsur yg paling effektif untuk
mengendalikan kegetasan
N meningkatkan sensitivitas thd pengerasn.
Seharusnya N rendah, karena menyebabkan
kegetasan.

BESI DAN PADUANNYA


1. Struktur Besi Cor

Gambar 1. Diagram keseimbangan besi-karbon

BESI DAN PADUANNYA


Gambar 1 menunjukkan distribusi dari serpih
grafit(karbon) dalam besi cor menurut klasifiasi
American Casting Association
Dari gambar tersebut dapat diambil keterangan sbb :
Titik A adalah struktur dimana besi cor menunjukkan
serpih grafit yang mempunyai panjang medium
terdistribusikan sekarang.
Titik B biasanya terdapat disekitar permukaan coran
dimana laju pendinginan agak cepat. Disini pusat dari
sel eutektik menyebabkan butir grafit yang halus
karena pendinginan super dan disekelilingnya
dilanjutkan dengan serpih grafit dan dinamakan
struktur bergrafit bunga ros.

BESI DAN PADUANNYA

Titik C dimana grafit primer mengkristal secara


kasar dalam hal hiperentektik akan memberikan
sifat-sifat mekanis yang rendah.
Titik D disebabkan oleh pendinginan lanjut yang
sangat pada waktu pembekuan semua grafit
menjadi halus. Hal ini dinamakan grafit entektik
atau grafit panas lanjut sehingga besi cor
mempunyai kekuatan yang tinggi tetapi kurang
ulet.
Titik E biasanya timbul kalau kadar karbon
kurang, grafit terdistribusikan diantara austentik
primer yang timbul besar-besar dan mempunyai
tingkat keuletan yang sangat rendah.

BESI DAN PADUANNYA


2. Corancil
Besi cor yang mempunyai kompisisi kimia yang cocok
dituangkan dalam sebuah cetakan logam atau cetakan
sebagian dari logam, bagian yang mengenai cetakan
logam tersebut terdinginkan secara cepat menjadi besi
cor putih yang sangat keras, sedangkan bagian lainnya
menjadi besi cor kelabu yang memberkan keuletan
lebih baik.
Pengecoran ini dinamakan pengecoran Ci, tebalnya
suatu bagian yang menjadi besi cor putih dinamakan
dalamnya Cil. Karena coran cil ini mempunyai sifat
keras pada permukaannya dan secara keseluruhan
masih ulet maka bahan ini banyak digunakan untuk
roda-roda dan rol-rol penghancur, rol untuk logam, rol
untuk kertas dsb.

BESI DAN PADUANNYA


3. Besi Cor Markabel
Besi
cor yang mempunyai bentuk grafit
dinamakan besi cor markabel.
Besi
cor yang dibuat dengan karbonisasi,
patahannya mempunyai warna putih dinamakan
besi cor markabel perapian putih.
Besi cor yang dibuat dari besi cor putih dianel
untuk mengubah Fe3C menjadi grafit dan Fe
mempunyai patahan berwarna hitam dinamakan
besi cor markabel perapian hitam.

BESI DAN PADUANNYA


4. Besi Cor Nodular
Bila Mg dan Ce ditambahkan kepada cairan besi cor
maka grafit pada coran menjadi berbentuk bulatan.
Grafit yang berbentuk buatan atau nodular mempunyai
derajat konsentrasi tegangan yang sangat kecil maka
kekuatan besi cor menjadi lebih baik.
Besi cor macam ini dinamakan besi cor liat di Jepang
dan Amerika sedangkan di Inggris dinamakan besi cor
nodular.
Karena mempunyai keuletan yang baik, ketahahan
korosi dan panas yang baik pula maka jenis ini dipakai
untuk pipa api, rol penggiling, cetakan, komponen
mekanik, komponen-komponen untuk tungku dan
untuk konstruksi teknik sipil.

BESI DAN PADUANNYA


5. Besi Cor Paduan
Unsur-unsur tertentu ditambahkan pada besi cor
untuk memperbaiki sifat-sifat mekaniknya dan untuk
memberikan sifat-sifat khusus seperti ketahanan
korosi, ketahanan panas dan kemagnetan.
Besi cor dengan kekuatan tinggi mempunyai kekuatan
tarik yang lebih baik dengan penambahan Ni, Cr, Mo
pada 0,5%-1,5%. Besi cor jenis ini dipakai untuk
silinder motor, rol dsb.
Besi cor yang mempunyai ketahanan terhadap asam
dipadu dengan 10% atau lebih unsur Si untuk
mendapatkan ketahanan korosi.
Besi cor yang tahan panas maka dipadu dengan unsur
Cr, Mo, Si, Al, Ni dsb
Besi cor yang tidak magnetik dipadu dengan 5-15% Ni
dan 9% Mn.

STAINLESS STEEL (SS)


Bahan ini merupakan paduan antara besi dengan
chrom atau nikel-chrom yang mengandung sedikit
bahan lainnya seperti molibdenum.
Ada lebih dari 100 jenis stainless steel, yang paling
umum digunakan adalah tip 302 dan 304 yang
mengandung kurang lebih 18% chrom dan 8% nikel dan
disebut stainless steel 18-8.
Setiap tipe stainless steel memiliki pemakaian khusus
dalam proses industri, misalnya SS-304 untuk bahan
pembuatan pipa heat exchanger, SS-305 untuk bahan
cerobong, perkakas pertukangan, kap (hoods).

BAJA DAN PADUANNYA

BAJA KARBON RENDAH BENTUK


PELAT
1. Mampu bentuk baja pelat tipis
Penggunaan utama baja pelat tipis yang dirol panas,
dilunakkan, dirol dingin dan dilunakkan adalah untuk benda
yang dibentuk dengan pres. Pembentukan dengan pres
terdiri dari pengguntingan dan pembentukan dimana
pengepresan merupakan proses utama.
Di samping kekuatan mulur, sifat-sifat lainpun penting
yaitu regangan pada titk mulur, kekuatan tarik, regangan
uniform dan regangan setempat yang didapat dari pengujian
tarik biasa, eksponen pengerasan regangan (n) dan
perbandingan regangan plastik (r). Makin besar n berarti
makin baik mampu-bentuknya. Pada baja pelat dirol dingin
umumnya nilai n= 0,18-0,25
Pembuatan bejana berbentuk silinder dari bahan bulat tipis
atau blank adalah contoh umum proses pembentukan
dengan pres dari pelat tipis dimana bahan menerima
deformasi tarik arah radial oleh regangan kompresi arah
melingkar.

2. Pemilihan pelat baja tipis dengan mampu-bentuk


baik
Pada penarikan dalam pelat baja tipis, menghasilkan titik
mulur bebentuk pola tertentu yang disebut regangan
pembentang (stretcher strain), jadi pelat baja tipis bagi proses
penarikan diolah lebih dulu dengan pengerolan ringan
setelah pelunakan yan gdisebut pengerolan temper (temper
rolling)
Lembaran baja tipis yang dapat dibentuk dengan baik
maksimum mengandung 0,18% karbon tetapi karena kadar
karbon membuat harga r menurun sebaiknya kadar karbon
diturunkan sampai kira-kira 0,03%
Kekuatan tarik dipertahankan sampai paling tinggi 40
kgf/mm2, sebagai contoh lembaran baja yang dipakai untuk
keperluan pembuatan mobil dibuat lebih kuat agar menjadi
lebih ringan untuk menghemat bahan bakar.

BAJA PELAT YANG DIROL PANAS


DAN BAJA KEKUATAN TINGGI
1. Kekuatan dan keuletan baja pada temperatur
rendah
Penggunaan baja yang paling utama bagi baja yang
telah dirol panas ditambah proses celup dingi dan
ditemper adalah untuk konstruksi baja yang
memerlukan keuletan yang tinggi pada temperatur
kamar atau temperatur yang lebih rendah.
Karbon adalah unsur yang paling utama untuk
menguatkan baja sehingga baja mengandung karbon
sampai kadar tertentu.
Unsur C, P, Mo dan V dapat menurunkan keuletan
sedangkan Ni dan Mn dapat memperbaiki keuletan
baja.

2. Mampu-las baja
Konstruksi baja biasanya dibuat dengan jalan
mengelas untuk itu diperlukan lembaran baja yang
tebal agar mempunyai mampu-las yang baik. Tidak
dapat dihindari bahwa bahan berubah sifat
disebabkan karena panas pada waktu pengelasan
jadi di daerah pengelasan ata di daerah yang
dipengaruhi oleh panas bisa terjadi pengerasna
atau retakan.
Derajatdari kesukaran, apakah sambungan lasan
dapat memuaskan dan apakah konstruksi yang
dibuat dengan jalan pengelasan dapat memenuhi
maksud yang diinginkan dinamakan mampu-las.

3. Penguatan baja untuk proses pengelasan


Baja lembaran tebal dibuat dlam berbagai macam
bentuk dan dilas dijadikan konstruksi baja. Komposisi
kimia baja tersebut adalah C 0,23%, S 0,04% dan P
0,04%.
Baja yang tidak mengandung unsur lain selain Si dan
Mn disebut baja lunak (mild steel) yang banyak dipakai
untuk bahan kostruksi baja karen amempunyai sifat
mampu-las dan mampu-bentuk yang baik.
Baja kekuatan tinggi adalah baja paduan rendah
dengan kekuatan lebih tinggi dari baja lunak, biasanya
kekuatan tariknya kira-kira 50-100 kg/mm2.

4. Mampu-bentuk baja yang dirol panas


Baja tebal yang dirol panas mempunyai derajat
pengerjaan yan gtinggi pada pembengkokannya.
Mampu-bentuk sangat menurun oleh adanya
kadar O, S dan meningkatnya jumlah perlit.
Selanjutnya mampu-bentuk menjadi lebih baik
apabila temperatur akhir pada pengerolan
terkontrol dan strukturnya adalah butir-butir
halus.

PENGGUNAAN BAJA UNTUK


KEKUATAN DAN KEULETAN
1. Kekerasan baja setelah dicelup dingin dan
mampu-keras
Kekerasan baja setelah dicelup dingin tergantung
pada
kadar
karbonnya
dimana
kekerasannya
meningkat hampir berbanding lurus dengan kadar
karbon sampai 0,6% selanjutnya penigkatan gradien
lebih kecil kalau kadar karbon meningkat.
Untuk memberikan tingkat keuletan baja, pertama
baja dikeraskan dengan mencelup dingin pada
pendinginan tertentu yang lebih besar dari pendinginan
kritis.
Unsur-unsur Mn, Cr, Mo, Ni dan Si memperbaiki
mampu keras yang lebih baik dengan kadar yang lebih
sedangkan unsur-unsur lain Ti, V, Zr, W, U dengan
penambahan yang berlebih menurunkan mampu-keras.

2. Baja paduan untuk kostruksi mekanik


Sebagai unsur paduan untuk baja paduan yang
dipergunakan bagi kosntruksi mekanik adalah N0-Cr,
Ni-Mo, Cr-Mo, mn, dan Mn-Cr.
Baja paduan mempunyai kelebihan sbb:
Mempunyai
mampu keras yang baik meskpun
berukuran besar dapat dikeraskan sampai ke dalam
jadi dengan tenperan dapat diperoleh struktur yang
lebih uniform. Disamping itu kekuatan yang lebih
tinggi dan keuletan yang lebih baik dapat diperoleh.
Tidak
perlu
pendinginan
yang
cepat
pada
pengerasannya, hal ini menyebabkan rendahnya
tegangan sisa.
Komponen mekanik yang dibuat pada umumnya
adalah poros roda gigi, baud, mur, batang torak dsb.

3. Pengerasan kulit
Beberapa
komponen
mesin
mempunyai
permasalahan bahkan hanya dalam soal keuletan
tetapi juga dalam kelelehan yang disebabkan
keasaman permukaan tegangan yang bolak-balik
seperti pada roda gigi.
Untuk
mengatasi kerusakan tersebut perlu
memberikan kekerasan yang lebih tinggi pada
permukaan dengan jalan pengerasan kulit yaitu
dengan pengkarbonan, penitridan, pengerasan
permukaan dengan arus frekuensi tingi atau
dengan nyala api.

4. Kegetasan temper
Selama penemperan baja yang telah dikeraskan
terjadi pelumatan dan peningkatan keuletan. Pada
penemperan disekitar 200-300C kekuatan impak
turun dan dengan pendinginan yang perlahanlahan setelah penemperan sekitar 500C maka
kekuatan impak sangat turun.
Unsur
Mo cukup efektif untuk mengatasi
kegetasan temper.

BAJA YANG MEMPUNYAI


KEKERASAN TINGGI SEBAGAI SIFAT
UTAMA

1. Baja Pegas
Baja pegas adalah baja karbon yang mengandung 0,51,0% karbon atau baja karbon renadah yang dicampur
dengan Si, Mn, dan Cr sampai 1% selanjutnya dengan
Mo dan V sampai 0,25% dan dengan Be yang jarang
dilakukan sampai 0,0005%.
Baja pegas sebenarnya tidak mempunyai kekerasan
yang tinggi sebagai sifat utamanya. Sifat utama adalah
modulus elastik dan batas elastik, tetapi bagi baja
paduan rendah modulus elastik boleh dikatakan tetap
oleh karena itu di dalam industri adalah bagaimana
mempergunakan batas elastik agar mendapatkan
kekuatan yang dibolehkan lebih tinggi.

2.Baja Bantalan
Baja dengan kandungan unsur C dan Cr sebesar 1%
dipakai sebagai bahan bantalan peluru dan rol tanpa
mengubah komposisi kimianya karena baja tersebut
mempunyai mampu-keras dan mampu mesin yang baik.
Untuk bantalan yang besar dipakai bahan yang
mengandung lebih dari 1% Mn atau Cr, atau Mo tetapi
komposisi utamanya tetap tidak berubah.
Umur baja bantalan tergantung pada keausan fretting
jadi inklusi sangat menentukan. Untuk bantalan yang
baik dan efisien, pemurnian baja dilakukan di bawah
kondisi vakum atau dengan pencairan elektroslag untuk
menghindari pencampuaran dengan inklusi.

3. Baja perkakas dingin


Umumnya
baja perkakas mempunyai kadar
karbon yang tinggi untuk perkakas pemotong
kayu, pemotong daging, pisau cukur, kikir, baja
perkakas paduan rendah dengan unsur paduan Cr,
W, V.
Adapun tahap-tahap pembuatan baja perkakas
dingin sbb:
1.Penempaan
2.Penormalan
3.Pelunakan
4.Pencelupan dingin

4. Baja perkakas panas


Baja perkakas panas adalah bahan yang dipakai
untuk proses pengerjaan panas seperti pada
pengecoran cetak, ekstrusi, untuk bilah penggunting
dan untuk cetakan penempaan panas yang dipakai
pada temperatur tinggi.
Sifat-sifat yang diperlukan adalah :
Mempunyai mampu keras yang baik dan transformasi
yang kurang pada waktu perlakuan panas.
Tidak mepunyai sifat mengarah dan bersifat homogen.
Mempunyai ketahanan tinggi terhadap pelunakan
temper.
Kuar terhadap kerugian karena fusi, kejutan thermal,
kelelahan termal dst.

5. Baja kecepatan tinggi


Baja jenis ini mempunyai kekerasan panas dan
ketahanan aus yang sangat baik di samping
mempunyai sifat-sifat mekanik yang cukup baik
dengan demikian baja ini bukan saja dipakai
sebagai bahan perkakas pemotong yang umum
tetapi juga untuk cetakan, rol, bagian mesin yang
harus tahan aus dll.
Komponen-komponen baja kecepatan tinggi:
C adalah unsur yang penting karena keadaan C
rendah akan mengakibatkan pengerasan kedua
yang kurang dan bila lebih akan menurunkan titik
cair.

Cr adalah unsur untuk memperbaiki mampu


keras dan memberikan unjuk kerja pemotongan
yang terbaik pada kandungan 3,5-5%.
W adalah unsur untuk menghasilkan ketahanan
aus dan meningkatkan mampu-keras kedua
karena penempaan.
Mo adalah unsur yang hampir mempunyai sifat
seperti W dan memberikan keuletan yang tinggi.
V adalah unsur yang membuat karbida sangat
keras
Co adalah unsur untuk memperbaiki kekerasan
setelah
ditemper,
kekerasan
panas
dan
ketahanan baja.

1. Baja Martensit
Baja Martensit adalah baja konstruksi yang
dikeraskan dan ditemper pada daerah temperatur
penemperan yang rendah yang tidak menyebabkan
pelunakan temper untuk mendapatkan kekuatan
yang sangat tinggi.
Kekerasan Martensit ditentukan oleh besarnya
kadar karbon, tetapi kalau kadar C terlalu tinggi
maka keliatan dan keuletannya menjadi lebih
rendah oleh karena itu bagi baja konstruksi kadar
karbon biasanya dibuat sekitar 0,3-0,5%.

2. Baja olah Austentit


Proses
dimana struktur martensit didapat
dengan pencelupan dingin yang tia-tiba setelah
dibiarkan berada sebagai austentit yang metastabil
disebut proses olah austentit.
Baja yang diolah austentit dipergunakan untuk
pesawat terbang, pesawat ruang angkasa, senjata
dan
komponen-kompoene
berputar
serta
dipergunakan untuk roket, kerangka motor, pelat
baja tahan peluru dsb.

3. Baja Maraging
Baja yang terutama terdiri dari Fe-18% dengan
unsur paduan Mo, Co, Ti, Al, Nb dsb dimana
martensit diperkuat oleh senyawa presipitasi
senyawa antar logam dari unsur-unsur tersebut
dinamakan baja maraging.
Baja jenis ini dipergunakan untuk pesawat
terbang,
pesawat
ruang
angkasa,
tabung
bertekanan tinggi, perkakas, konstruksi mekanik
dsb.

BAJA TAHAN KARAT


1. Pengaruh unsur-unsur paduan pada
ketahanan karat dari besi
Kalau Cr dipadukan pada besi di atas 12-13%,
karat yang berwarna merah tidak terbentuk
karena oleh adanya oksigen di udara terjadi
permukaan yang stabil.
Kalau baja mengandung lebih dari 17% Cr maka
terbentuk suatu lapisan yang stabil dimana karat
pada lasan dari baja akan terbentuk disebabkan
presipitasi Cr pada batas butir dan oksidasi Cr
dari permukaan sehingga lapisan permukaan
menjadi kekurangan Cr yang mengurangi
ketahanan karatnya.

2. Pemilihan baja tahan karat


a. Baja tahan karat martensit
Komposisi baja tahan karat martensit adalah 12-13%
Cr dan 0,1-0,3% C dimana kadar Cr sebanyak ini
adalah batas terendah untuk ketahanan asam karena
itu baja ini sukar berkarat di udara tetapi ketahanan
karat dalam suatu larutan adalah cukup baik.
b. Baja tahan karat ferit
Baja jenis in adalah baja yang terutama mengandung
Cr sekitar 16-18% atau lebih. Sifat yang sangat
menguntungkan dari baja ini adalah tanpa kandungan
Ni sukar untuk terjadi retakan korosi tegangan. Baja
jenis ini yang mengandung lebih dari 18% Cr adalah
getas tetapi keuletannya tergantung pada jumlah kadar
C dan N.

c. Baja tahan karat austentit


Klasifikasi baja jenis ini merupakan suau sistem
yang dinyatakan denga nbaja 18% Cr-8% Ni
disebut baja tahan karat delapan belas delapan.
Baja ini lebih baik ketahanan korosinya, mampubentuk dan mampu-lasnya karena itu dipakai pada
berbagai macam industri kimia, bahan konstruksi,
bangunan kapal, reaktor atom dsb.
Kekurangan baja jenis ini adalah sbb:
Korosi antar butir
Korosi lubang dan krevis
Retakan korosi regangan
Baja tahan karat berfasa ganda

Anda mungkin juga menyukai