Anda di halaman 1dari 6

Nama Kelompok :

- Fauzia Nur A. (1403010014)


- Khansa Hafidz A. (1403010026)
- Andres Ardiana (1403010036)
- Fajar Setiawan (1403010076)

PROSES METODE COLD FORM (BAJA CANAI DINGIN)

Proses Pengerolan atau Canai

Rolling atau dalam bahasa indonesia teknik disebut pencanaian adalah proses reduksi atau
pengurangan luas penampang atau pengurangan ketebalan atau proses pemebentukan logam
melalui deformasi dengan melewatkan benda kerja pada satu pasang roll yang berputar dengan
arah berlawanan. Skematika dari proses pencanaian ditunjukan pada gambar dibawah ini :

Program pembentukan logam teknologi rolling

Celah atau gap antara dua roll yang berputar lebih kecil daripada ketebalan Ho bar atau logam
yang akan masuk. Benda kerja terjepit diantara dua roll, sehingga timbul daya gesek yang
diperlukan untuk menggigit dan menarik benda kerja, bar atau lembaran agar dapat melewati
roll.

Batang atau lembaran logam yang melewati roll berputar akan mengalami tegangan tekan dan
tegangan geser permukaan. Tegangan geser menimbulkan tegangan gesek antara permukaan roll
dengan benda kerja. Gaya gesek ini bertanggung jawab untuk menarik benda kerja agar dapat
masuk kedalam celah roll. Deformasi akan menghasilkan bernda kerja menjadi bertambah
panjang dengan luas penampang atau tebal yang menurun.

Jumlah deformasi atau reduksi yang dicapai dalam operasi pencanaian flat/ datar biasanya
dihitung dengan pengurangan ketebalan dan dapat ditentukan dengan menggunakan formula
sebagai berikut :

R = 100% x (H0 H1)/H0

Dengan :

R = besar reduksi dinyatakan dalam persen

H1 = tebal benda kerja setelah rolling, tebal akhir

H0 = tebal benda kerja sebelum rolling, tebal awal

Mesin yang digunakan untuk melakukan proses pencanaian logam disebut Rolling Mill Stand.
Mill stand pada rolling mill terdiri dari satu pasang roll yang digerakkan dengan motor listrik
yang mentransmisikan daya torsi melalui gigi dan cardans. Roll dilengkapi dengan bantalan dan
dipasang dalam stand dengan mekanisme screw-down.

Mill stand dibatasi oleh nilai maksimum dari roll separating forces dan torsinya. Sedangkan
jumlah maksimum deformasi (reduksi ketebalan) yang dapat dicapai pada single rolling pass
(satu kali reduksi) ditentukan oleh roll separating maksimum, torsi maksimum, diameter work
roll, koefisien gesekan, kekuatan mekanik benda kerja, dan lebarnya benda kerja yang di rolling.

Roll berdiameter kecil akan menghasilkan bidang kontak rolling menjadi kecil, sehingga
mengakibatkan rendahnya nilai absolut dari maximum roll separating force dan torsi. Sehingga
akan membatasi besarnya deformasi yang di perlukan untuk mencapai pengurangan ketebalan
tertentu.

Roll umumnya rentan terhadap bending dan ini mengakibatkan seragamnya distribusi ketebalan
benda kerja yang dihasilkan. Untuk itu, rolling mill yang lebih kompleks dirancang dengan
menggunakan back-up roll untuk mengurangi efect bending.
Skematika Teknologi Tipe Mill Stand pada Rolling Mill

Berdasarkan pada daerah temperature operasinya, proses rolling dikelompokan menjadi dua
teknologi yaitu hot rolliing dan cold rolling.

Proses Metode Canai Panas, Hot Rolling

Hot rolling adalah proses pencanaian yang dilakukan pada temperature yang lebih tinggi daripad
temperature rekristalisasi. Pada proses hot rolling, deformasi tidak menyebabkan penguatan
logam. Tegangan alir bahan akan semakin kecil dengan semaking tingginnya temperature
operasi.

Energy deformasi yang dibutuhkan menjadi lebih kecil pada temperature lebih tinggi. Dengan
demikian, deformasi dapat dilakukan pada benda kerja yang berukuran relative lebih besar
dengan total deformasi besar
Pabrik pengerolan panas- Hot Rolling/ Canai panas.

Proses Metode Canai Dingin, Cold Rolling

Cold rolling adalah operasi pencanaian yang dilakukan pada temperature kamar atau dibawah
temperature rekristalisasi. Cold rolling umumnya dilakukan setelah proses rolling panas. Rolling
dingin menyebabkan terjadinya mekanisme penguatan pada benda kerja yang diikuti dengan
turunnya keuletan. Benda kerja menjadi lebih kuat, lebih keras dan lebih rapuh. Pada proses
pencanaian dingin tegangan alir benda kerja semakin meningkat.

Sebagian kerja dari hasil produk canai dingin melibatkan proses lanjutan yaitu proses perlakuan
panas agar dapat dipublikasikan sesuai ke spesifikasi nya. Proses perlakuan panas yang di
terapkan pada produk hasil canai dingin adalah proses anil. Proses dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan sifat - sifat produk yang lebih sesuai dengan aplikasinya.

Hasil Produk dan Aplikasi dari Hot Rolling dan Cold Rolling

Hasil Produk dan Aplikasi dari Cold Rolling

Produk dari cold rolling, canai dingin biasanya merupakan produk antara yang tidak secara
langsung dapat digunakan. Perlu tahapan pembentukan lanjutan untuk menjadi produk akhir.
Produk cold rolling biasanya dalam bentuk gulungan atau Coil dengan tebal lembaran antara 0,2
mm sampai 2,0 mm dan biasa disebut baja canai dingin, atau cold rolled coil steel, atau CRC.

Aplikasi dari baja ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan dengan spesifikasi dari
aplikasinya, seperti automotif, peralatan listrik, peralatan rumah tangga dan sebagainya :
Contoh Produk Cold Rolling Mill-Baja Canai Dingin

Untuk menjadi produk akhir, produk cold rolling dibentuk dengan menggunakan proses
forming seperti deep drawing, cold roll forming, bending, stretching, coating, welding dan
sebagainya.

Hasil Produk dan Aplikasi dari Hot Rolling

Produk dari hot rolling, canai panas sebagian merupakan produk akhir yang secara langsung
digunakan, biasanya diperlukan untuk keperluan konstruksi jalan, bangunan, jembatan, seperti
profil H-Beam, Canal-C, baja tulangan, baja beton dan sebagainya. Rel kereta merupakan contoh
produk akhir dari hot rolling yang langsung digunakan.

Sebagian produk hot rolling merupakan produk antara yang tidak secara langsung dapat
digunakan. Biasanya dalam bentuk gulungan atau coil. Produk hot rolling pada industri baja
misalnya baja batangan atau wide rod, baja canai panas atau hot rolled coil steel, atau HRC.
Contoh Produk Hot Rolling Mill/Baja Canai Panas

Aplikasi dari produk hot rolling, baja canai panas, HRC diantaranya pipa saluran untuk berbagai
keperluan seperti pipa gas, pipa air atau pipa minyak. Pada industri automotif baja lembaran
panas digunakan untuk kerangka kendaraan seperti truk, bus, atau untuk perkapalan dan
kendaraan perang seperti tank, panser dan sebagainya.

Untuk menjadi produk akhir, produk rolling menggunakan kombinasi dari beragam teknologi
pembentukan seperti cold forming, welding, bending, stretching, deep drawing, drawing,
pressing dan sebagainya. Tabung LPG yang digunakan untuk keperluan rumah tangga baik yang
3 kg atau 12 kg merupakan contoh aplikasi dari baja lembaran panas yang di bentuk dengan
kombinasi berbagai teknologi pembentukan seperti deep drawing, cutting, welding dan coating.

Anda mungkin juga menyukai