Anda di halaman 1dari 13

REKAYASA JALAN | KELOMPOK 3

PEMERIKSAAN (A-13)
CAMPURAN ASPAL DAN AGREGAT
(MIX DESIGN)
(SNI 06-2489-1991)
(AASHTO T-245-74)
(ASTM D 1559-62T)

13.1 TUJUAN
Dapat mengetahui jumlah kadar aspal optimum yang dapat digunakan dalam suatu campuran
aspal dan agregat.
Dapat menentukan komposisi yang tepat antara agregat aspal dan material pengisi (filler)
dalam campuran beraspal dan dapat menentukan kadar aspal optimum yang digunakan untuk
perencanaan campuran aspal pada jalan raya.

13.2 DASAR TEORI


Campuran beraspal adalah campuran yang terdiri atas kombinasi agregat yang dicampur
dengan aspal sedemikian rupa sehingga permukaan agregat terselimuti aspal dengan seragam.
Dalam mencampur dan mengerjakannya, keduanya dipanaskan pada temperatur tertentu.
Aspal Beton (AC) adalah campuran untuk perkerasan yang terdiri dari agregat kasar, agregat
halus, bahan pengisi (filler) dan aspal dengan proporsi tertentu. Lapisan ini harus bersifat
kedap air, memiliki nilai struktural dan awet. Lapisan Aspal Beton (Asphalt Concrete) dapat
dibagi kedalam 3 macam campuran sesuai dengan fungsinya, yaitu (Sukirman,2003) :
a. Laston Lapis aus (Asphalt Concrete-Wearing Course, AC-WC)
b. Laston Lapis Permukaan Antara (Asphalt Concrete-Binder Course, AC-BC)
c. Laston Lapis Fondasi (Asphalt Concrete-Base, AC-Base)
Laston sebagai lapis aus (Asphalt Concrete-Wearing Course, AC-WC) merupakan lapis yang
mengalami kontak langsung dengan beban dan lingkungan sekitar, maka diperlukan
perencanaan dari beton aspal AC-WC yang sesuai dengan spesifikasi sehingga lapis ini
bersifat kedap air, tahan terhadap cuaca, dan mempunyai stabilitas yang tinggi.
Gradasi atau distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran agregat merupakan hal yang
penting dalam menentukan sifat karakteristik perkerasan. Gradasi agregat menentukan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS PERTAMINA | 1


REKAYASA JALAN | KELOMPOK 3
besarnya rongga atau pori yang mungkin terjadi dalam campuran. Agregat campuran yang
terdiri dari agregat berukuran sama akan berongga atau berpori banyak, karena tak terdapat
agregat berukuran lebih kecil yang dapat mengisi rongga yang terjadi. Sebaliknya, jika
campuran agregat terdistribusi dari agregat berukuran besar sampai kecil secara merata, maka
rongga atau pori yang terjadi sedikit. Hal ini disebabkan karena rongga yang terbentuk oleh
susunan agregat berukuran besar, akan diisi oleh agregat berukuran lebih kecil. Agregat
bergradasi baik adalah agregat yang ukuran butirnya terdistribusi merata dalam satu rentang
ukuran butir. Agregat bergradasi baik disebut pula agregat bergradasi rapat. Campuran agregat
bergradasi baik mempunyai pori sedikit, mudah dipadatkan, dan mempunyai stabilitas tinggi.
Dalam memilih gradasi agregat campuran, kecuali untuk gradasi Latasir dan Lataston, maka
untuk campuran jenis Laston perlu diperhatikan Kurva Fuller, Titik Kontrol dan Zona
Terbatas Gradasi (Departemen Pekerjaan Umum, 2000b). Pada Spesifikasi Umum Bidang
Jalan dan Jembatan tahun 2010, beton aspal campuran panas menetapkan gradasi dengan 2
(dua) spesifikasi khusus yaitu target gradasi berada dalam batas-batas titik kontrol dan
menghindari daerah penolakan.

13.3 ALAT DAN BAHAN


13.3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mold

Gambar 13.3.1.a Mold

2. Compactor

Gambar 13.3.1.b Compactor

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS PERTAMINA | 2


REKAYASA JALAN | KELOMPOK 3

3. Aspal keras

Gambar 13.3.1.c Aspal keras

4. Extruder

Gambar 13.3.1.d Extruder

5. Kertas penutup

Gambar 13.3.1.e Kertas penutup

6. Sarung tangan

Gambar 13.3.1.f Sarung tangan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS PERTAMINA | 3


REKAYASA JALAN | KELOMPOK 3

7. Spatula

Gambar 13.3.1.g Spatula

8. Termometer piston

Gambar 13.3.1.h Termometer piston

9. Capit

Gambar 13.3.1.i Capit

10. Neraca

Gambar 13.3.1.j Neraca

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS PERTAMINA | 4


REKAYASA JALAN | KELOMPOK 3

11. Wajan

Gambar 13.3.1.k Wajan

13.3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Aspal keras

Gambar 13.3.2.a Aspal keras

b. Agregat

Gambar 13.3.2.b Agregat

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS PERTAMINA | 5


REKAYASA JALAN | KELOMPOK 3

13.4 LANGKAH KERJA


1. Kalibrasikan neraca.

Gambar 13.4.a Kalibrasi neraca

2. Timbang berat cawan.

Gambar 13.4.b Berat cawan ditimbang

3. Ambil masing-masing agregat dari setiap saringan kemudian timbang beratnya sesuai
dengan desain untuk kadar aspal 6%.

Gambar 13.4.c Berat agregat ditimbang

4. Setelah mendapatkan berat agregat sesuai desain, masukkan tiap agregat ke dalam satu
kantong plastik.

Gambar 13.4.d Agregat dimasukkan kantong plastik

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS PERTAMINA | 6


REKAYASA JALAN | KELOMPOK 3

5. Timbang seluruh campuran agregat dan sesuaikan dengan hasil desain.

Gambar 13.4.e Hasil penimbangan agregat

6. Siapkan cetakan aspal kemudian oleskan oli di seluruh bagian dalam cetakan.

Gambar 13.4.f Mold diolesi oli

7. Siapkan kertas penutup sebesar diameter dalam mold sebanyak 2 lembar.

Gambar 13.4.g Kertas penutup

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS PERTAMINA | 7


REKAYASA JALAN | KELOMPOK 3

8. Siapkan compactor dan extruder untuk memadatkan aspal.

Gambar 13.4.h Compactor Gambar 13.4.i Extruder

9. Masukkan cawan aspal keras ke dalam wajan dan agregat di sekeliling cawan aspal
keras serta pasang termometer.

Gambar 13.4.j Sampel dalam wajan

10. Nyalakan kompor dan tunggu asapal hingga mencair atau hingga mencapai suhu
100ºC-150ºC
11. Setelah aspal mencair, tuangkan aspal ke agregat kemudian aduk hingga rata.

Gambar 13.4.k Aspal dicampur agregat

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS PERTAMINA | 8


REKAYASA JALAN | KELOMPOK 3

12. Masukkan campuran aspal dan agregat ke dalam cetakan yang telah diberi oli.

Gambar 13.4.k Sampel dalam mold

13. Letakkan cetakan ke extruder sebagai tempat pemadat aspal.

Gambar 13.4.l Sampel pada extruder

14. Padatkan aspal dengan compactor sebanyak 75x tumbukan.

Gambar 13.4.m Proses kompaksi

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS PERTAMINA | 9


REKAYASA JALAN | KELOMPOK 3

15. Setelah salah satu sisi sudah dipadatkan, balik cetakan untuk memadatkan sisi yang
lain.

Gambar 13.4.n Sampel dibalik

16. Padatkan kembali aspal dengan compactor sebanyak 75x tumbukan.


17. Berikan identitas kelompok pada aspal yang telah dipadatkan.

Gambar 13.4.o Sampel setelah ditumbuk

18. Keluarkan sampel dari mold dan diamkan aspal selama kurang lebih 24 jam hingga
mencapai suhu ruangan.

Gambar 13.4.p Sampel dikeluarkan dari mold

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS PERTAMINA | 10


REKAYASA JALAN | KELOMPOK 3

19. Timbang sampel menggunakan neraca.

Gambar 13.4.q Sampel ditimbang

20. Ukur tinggi dan diameter sampel dengan menggunakan jangka sorong kemudian catat
untuk pengolahan data.

Gambar 13.4.r Sampel diukur

21. Masukkan sampel ke dalam air untuk proses perawatan sampel (curing).

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS PERTAMINA | 11


REKAYASA JALAN | KELOMPOK 3

13.5 HASIL DAN PERHITUNGAN


13.5.1 Hasil
Tabel 13.1 Desain berat agregat
saringa titik %tertaha b agregat b agregat b agregat
n p lolos % tengah n 5% 5.5% 6%
1,5" - - - - - - -
1" - - - - - - -
3/4" - - 100 0 0 0 0
1/2" 90 100 95 5 47.5 47.25 47
3/8" 72 90 81 14 133 132.3 131.6
No.4 43 63 53 28 266 264.6 263.2
No.8 28 39.1 33.55 19.45 184.775 183.8025 182.83
No.16 19 25.6 22.3 11.25 106.875 106.3125 105.75
No.30 13 19.1 16.05 6.25 59.375 59.0625 58.75
No.50 9 15.5 12.25 3.8 36.1 35.91 35.72
No.100 6 13 9.5 2.75 26.125 25.9875 25.85
No.200 4 10 7 2.5 23.75 23.625 23.5
Pan
(filler) 7 66.5 66.15 65.8
jumlah 100 950 945 940

1000*kadar
berat aspal = aspal
5%= 50
5.5%= 55
6%= 60
7%= 70

jumlah berat 1000-berat


agregat= aspal
5%= 950
5.5%= 945
6%= 940
7%= 930

Berat cawan = 36 gram


Berat plastik = 3 gram

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS PERTAMINA | 12


REKAYASA JALAN | KELOMPOK 3

Tabel 13.2 Hasil penimbangan


No saringan Berat agregat (gram) Berat agregat (gram) Berat agregat (gram)
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
½” 47.5 47.25 47
3/8” 133 132.3 131,6
No 4 266 264.6 263,2
No 8 184.775 183.8025 182,83
No 16 106.875 106.3125 105,75
No 30 59.375 59.0625 58,75
No 50 36.1 35.91 35,72
No 100 26.125 25.9875 25,85
No 200 23.75 23.625 23,5
Pan / filler 66.5 66.15 67,8
Total berat 950 945 941

13.6 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum mix design dengan kadar aspal 6% yang diperoleh adalah sebagai
berikut.
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
Berat 962,3 gram 957 gram 962,5 gram
Tinggi 5,57 cm 5,54 cm 5,75 cm
Diameter 10,2 cm 10,15 cm 10,14 cm

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS PERTAMINA | 13

Anda mungkin juga menyukai