Anda di halaman 1dari 26

SNI 03-3449-2002.

doc

Tata cara perancangan campuran beton ringan


dengan agregat ringan

ICS 91.100.20

Badan Standardisasi Nasional

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Standar Nasional Indonesia

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

SNI 03-3449-2002

Daftar isi

Prakata

ii

Ruang Lingkup

Acuan normatif

Istilah dan definisi

Persyaratan

Syarat mutu

Pemilihan proporsi campuran beton ringan

Perhitungan proporsi campuran

Prosedur pengerjaan pembuatan campuran uji coba

Lampiran A : Daftar istilah

Lampiran B : Daftar notasi

11

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Daftar isi

SNI 03-3449-2002

Tata cara ini disusun sebagai pegangan/acuan dalam menilai persyaratan, ketentuan bahan,
pemilihan dan perhitungan proporsi serta cara pengerjaan rencana campuran beton ringan
dengan agregat ringan tanpa menggunakan. bahan tambahan.
Tata cara ini dimaksudkan sebagai salah. satu acuan bagi para perencana dan pelaksana
dalam merencanakan proporsi campuran beton ringan dengan agregat ringan. Adapun
tujuan tata cara ini adalah untuk mendapatkan.
proporsi campuran yang dapat menghasilkan beton ringan sesuai dengan rencana untuk
konstruksi struktural, struktural ringan dan sangat ringan.
Kami yakin bahwa standar ini masih ada kekurangan dalam penyajiannya, maka untuk lebih
menyempurnakan isi Tata cara ini kami mengharapkan kepada khalayak pembaca atau
pengguna untuk memberikan masukannya.
Dengan tersusunnya Tata cara ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi masyarakat.

ii

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Prakata

SNI 03-3449-2002

1 Ruang Lingkup
Tata cara pembuatan rancangan campuran beton ringan dengan agregat ringan ini
dimaksudkan untuk digunakan sebagai salah satu acuan bagi para perencana dan
pelaksana dalam merancang proporsi campuran beton ringan dengan menggunakan agregat
ringan dengan tujuan untuk mendapatkan proporsi campuran bahan-bahan yang dapat
rnenghasilkan beton ringan yang sesuai dengan rencana penggunaanya pada konstruksi
struktural, struktural ringan dan sangat ringan.
Tata cara ini meliputi persyaratan proporsi campuran, rancangan campuran, petugas
penanggung jawab pembuatan rancangan campuran, bahan yang dipergunakan, pemilihan
proporsi campuran beton ringan, perhitungan proporsi campuran, koreksi proporsi campuran
dan prosedur pengerjaan pembuatan rancangan campuran beton ringan.

2 Acuan normatif
Technical Paper No. 24 Project: INS/74/034-UNIDO, 1978, Manual in Mix Design of
Structural Lightweight Aggregate Concrete, Indonesian Version.
CEB/FIP, 1977, Manual of lightweight aggregate concrete design and technology,
Construction Press, London.
BRE Digest No 26, 1962, Lightweight aggregate concrete, HMSO, London.

3 Istilah dan definisi


3.1
agregat ringan
agregat dengan berat isi kering oven gembur maksimum 1100 kg/m3
3.2
agregat ringan alami
agregat yang diperoleh dari bahan-bahan alami seperti batu apung, skoria, atau tufa;
3.3
agregat ringan buatan
1 dari 22

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Tata cara perancangan campuran beton ringan


dengan agregat ringan

SNI 03-3449-2002

3.4
beton ringan struktural
beton yang memakai agregat ringan atau campuran agregat kasar ringan dan pasir alami
sebagai pengganti agregat halus ringan dengan ketentuan tidak boieh melampaui berat isi
maksimum beton 1.850 kg/m3 13 kering udara dan harus memenuhi ketentuan kuat tekan
dan kuat tarik belah beton ringan untuk tujuan struktural
3.5
beton isolasi
beton ringan yang mempunyai berat isi kering oven maksimum 1440 kg/m3
3.6
diatome
bahan yang rnenyceupai tanah berasal dari tumbuhan laut yang disebut diatome
3.7
skoria
batuan hasil letusan gunung api berwarna gelap berukuran sub pasal antara 4 sampai 32
mm yang rnempunyai pori-pori berbentuk memanjang
3.8
lempung bekah
hasil pembekahan melalui proses pemanasan pada temperatur tinggi batu lempung atau
batu serpih
3.9
batu serpih
batu malihan alami dan lempung bersub pasal halus yang terbentuk karena tekanan dan
temperatur sedang

3.10
perlit
2 dari 22

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

agregat yang dibuat dengan membekahkan melalui Proses pernanasan bahan-bahan seperti
terak dan peleburan besi, tanah liat, diatome, abu terbang, batu sabak, batu serpih, batu
lempung, perlit dan vermikulit

SNI 03-3449-2002

3.11
vernlikulit
suatu mineral yang berbentuk pipih dan mempunyai sifat mengelupas akibat pernanasan
3.12
abu terbang
sub pasalan halus limbah pembakaran batu bara
3.13
batu obsidian
batuan hasil letusan gunung api yang menyerupai gelas yang tersusun oleh unsur silika dan
mempunyai kandungan air lebih kecil dari 2% dan akan mengembang menjadi masa
gelembung gelas bila dipanaskan secara cepat pada temperatur tinggi
3.14
batu sabak
batu malihan alami dan lempung bersub pasal halus yang terbentuk karena tekanan dan
temperatur tinggi
3.15
perlit bekah
hasit pembekahan metalui proses pernanasan pada temperatur tinggi batu obsidian

4 Persyaratan
4.1 Proporsi campuran
Proporsi campuran beton harus menghasilkan beton ringan yang rnemenuhi persyaratan:
a) kelecakan
b) berat isi
c) kekuatan
d) keawetan
e) ekonomis
4.2 Perencanaan campuran beton ringan
3 dari 22

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

batuan hasil letusan gunung api yang menyerupai gelas dan mernpunyai kandungan air
antara 2 sampai 5%, dan akan mengembang menjadi masa gelembung gelas bila
dipanaskan secara cepat pada temperatur tinggi

SNI 03-3449-2002

5 Syarat mutu
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan rancangan campuran beton ringan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
5.1 Air
Air harus memenuhi SNI 06-2413-1991 tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air.
5.2 Semen
Semen harus memenuhi SNI 15-2049-1994 tentang mutu dan cara uji semen portland.
5.3 Agregat
Agregat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
5.3.1 agregat halus alami atau pasir alam harus memenuhi SH 052-80 tentang mutu cara uji
agregat beton dan ketentuan dalam SNI 03-1720-1990 tentang mutu dan cara uji agregat
beton,
5.3.2 agregat ringan untuk pembuatan beton struktural harus memenuhi ketentuan menurut
SNI 03-2461-1991 tentang spesifikasi agregat ringan untuk beton struktural,
5.3.3 agregat ringan untuk pembuatan beton ringan isolasi harus memenuhi ketentuan yang
bedaku atau menurut SNI 03-3984-1995 tentang spesifikasi agregat ringan untuk beton
isolasi.

4 dari 22

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Dalam perencanaan campuran beton ringan harus dipenuhi persyaratan sebagai benikut:
4.2.1 pada bagian pekerjaaan konstruksi yang berbeda, jika digunakan bahan yang
berbeda. maka setiap proporsi campuran yang akan digunakan harus direncanakan secara
terpisah,
4.2.2 perhitungan penencanaan campuran beton ringan harus didasarkan pada data sifat
sifat bahan yang akan dipergunakan dalam produksi beton ringan,
4.2.3 susunan campunan beton ringan yang diperoleh dari perencanaan ini harus dibuktikan
melalui campuran coba yang nienunjukkan bahwa proporsi tersebut dapat memenuhi
kekuatan dan berat isi betonsingan yang disyaratkan,
4.2.4 bahan untuk campuran uji coba harus mewakili bahan yang akan digunakan dalam
produksi beton ringan,
4.2.5 nama-nama petugas pembuat, pengawas dan penanggung jawab hasil pembuatan
rencana beton ringan harus tertulis dengan jelas dan dibubuhi paraf atau tanda tangan
beserta tanggal pembuatannya.

SNI 03-3449-2002

Pemilihan proporsi campuran beton ringan

Pemilhan proporsi campuran beton ringan harus dilaksanakan menurut ketentuan sebagai
benikut:
Rancangan campuran beton ringan ditentukan berdasarkan hubungan antara
6.1 kuat tekan beton ringan tenhadap bobot isi beton yang diharapkan,
6.2 bobot isi beton ringan terhadap jumiah fraksi agregat ningan yang digunakan,
6.3 kuat hancun agregat ( fcA ) tidak boleh lebih besar dan kuat tekan adukan (f'cM).

7 Perhitungan proporsi campuran


7.1 Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan
Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan dihitung dari deviasi standar, nilai tarnbah dan kuat
tekan rata-rata, sebagai berikut:
7.1.1 deviasi standar yang didapat dan pengalaman di lapangan se!ama produksi beton
ringan menurut rumus:

Dengan pengrtian:
S
= deviasi standar
xi
=
kuat tekan beton ringan yang didapat dari masing-masing benda uji;
X
=
kuat tekan beton rata-rata yang didapat menurut rumus:

n = jumlah nilai hasil uji yang harus diambil minimum 30 buah yang setiap nilainya diambil
minimum rata-rata dan 2 (dua) buah benda uji yang dibuat dari contoh beton yang sama
pada umur 28 hari.
Data hasil uji yang akan digunakan untuk menghitung standar deviasi harus rnengikuti
ketentuan seperti yang beriaku untuk beton normal menurut SNI 03-2834-2000 tentang Tata
cara pembuatan rencana campuran beton normal.
5 dari 22

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

SNI 03-3449-2002

M = k x s ............................ ..................................................................................................
Dengan pengertian : M = nilai tambah (marjin) k
k = tetapan statistik yang nilainya tergantung pada persentase hasil uji yang lebih rendah
dari f'c. Dalam hal ini diambil 5% dari nilai k = 1,64
S = deviasi standar
7.1.3 kuat tekan rata-rata beton ringan yang ditargetkan diperoleh dengan rumus:
f 'cBr = r 'cBr + M ............... .........(4)
dimana kuat tekan beton ningan nata-rata yang ditargetkan harus memenuhi:
f 'cBr = (f ' cA) nf X f cM (1-nf) ................................................................................(5)
atau

untuk nf <0,50 dan 15 x f 'cA > f 'cM > 2 x f 'cA


Secara grafis dapat dilihat pada Gambar 1 Lampiran B
(nf = fraksi volume agregat kasar ringan)
7.2
Berat isi beton ringan yang disyaratkan
Berat isi beton ringan yang disyaratkan harus memenuhi rumus berikut:
B1B=nrxA+(1-nf)xBIM(6)
Dengan pengertian:
BIB
= berat isi beton ringan
A
= berat jenis agregatringan
BIM
= berat isi mortar
= fraksi volume agregat kasar ringan
nF
(secara grafis dapat diliat Gambar 2 pada lampiran B)
7.3 Pemililhan agregat ringan
Pemilihan agregat ringan harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
7.3.1 agregat ringan dipilih berdasarkan kuat tekan dan atau berat isi beton ringan yang
6 dari 22

(3)

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

7.1.2 nilai tambah yang dihitung menurut rumus:

SNI 03-3449-2002

Tabel 1 Jenis agregat ringan yang dipilih Berdasarkan tujuan konstruksi


Konstruksi
beton ringan

Beton ingan
kuat tekan MPa

Jenis agregat
3

berat isi kg/m

Struktural
minimum

17,24

1400

maksimum

41,36

1850

Struktural ringan:
minimum
maksimum

6,89
17,24

800
1400

--

800

Struktural sangat
ringan, sebagai

ringan
* Agregat yang dibuat meialui
proses pemanasan dan batu
serpih, batu lempung,batu
sabak, terak besi atau abu
Terbang;
* Agregat nngan alam seperti
scoria atau batu apung;
* Pedit atau vermikulit

isolasi, maksimum
7.3.3 jika tidak tersedia data kuat hancur agregat ringan kasar, sebagai pendekatan dapat
digunakan data hsil percobaan laboratorium,
7.1.4 agregat ringan halus dipilih berdasarkan kuat tekan adukan yang ditetapkan; dalam hal
mi, dapat diambil data hasil percobaan laboratorium,
7.3.5 jika perhitungan berat isi terlalu tinggi, ini berarti campuran yang sudah ditentukan tadi
tidak akan dapat dicapai dengan memakai agregat yang dipilih. Jika berat isi terialu rendah,
maka dapat dipilih:
1) agregat yang lebih berat, biasanya juga berarti kekuatan yang lebih tinggi dapat
tercapai,
2) mengurangi jumlah agregat ringan (jumlah fraksi, nf, yang tebih kecil) dan
menggantinya dengan agregat biasa.
7.4 Proporsi campuran beton ringan
Proporsi campuran (semen, air, agregat halus dan kasar), nilainya harus dinyatakan dalam
kg/m3
7.5 Koreksi proporsi campuran
Jika agregat tidak dalam keadaan jenuh kering permukaan, proporsi campuran harus
7 dari 22

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

disyaratkan, sehingga hasil perhitungan jumlah fraksi agregat kasar menurut sub pasal 7.1
persamaan (5) dan sub pasal 7.2 persamaan (6) menghasilkan harga 0,35 < nf < 0,5. Jika
harga tersebut tidak dapat dipenuhi, maka harus dipilih agregat lainnya.
7.3.2 agregat ringan dipilih menurut tujuan konstruksi seperti pada Tabet 1,

SNI 03-3449-2002

7.5.1
7.5.2
7.5.3

air
agregat ringan halus
agregat ringan kasar

= B - (Ck - Ca) x C/100 - DkDa) X D/100


=C + (Ck - Ca) X C/100
= D + (Dk - Ca) X D/100

dengan pengertian :
B
= jumlah air (kg/m3)
C
= jumlah agregat ringan halus(kg/m3)
D
= jumlah agregat ringan kasar (kg/m3)
Ca
= absorpsi air pada agregat ringan halus
Da
= absorpsi air pada agregat ringan kasar
Ck
= kandungan air dalam agregat ringan halus
Dk
= kandungan air dalam agregat ringan kasar

8 Prosedur pengerjaan pembuatan campuran uji coba


langkah-langkah pembuatan rancangan campuran beton ringan untuk uji coba adalah
sebagai berikut:
8.1

tentukan kuat tekan beton ringan yang disyaratkan,f' c B pada umur 28 hari,

8.2

hitung deviasi standarmenurutketentuan sub pasa 17.1.1,

8.3

hitung nilai tambah rnenurut ketentuan sub pasal 7.1.2,

8.4

hitung kuat tekan beton ringan rata-rata yang ditargetkan (f ' C Br) menurut ketentuan

sub pasal 7.1.3,


8.5

pilih agregat ringan kasar dan halus sesuai dengan rencana kuat tekan dan berat isi
beton ringan yang akan dibuat dengan ketentuan menurut sub pasal 7.1.3 dan 7.2,

8.6

tentukan kuat hancur agregat, f 'cA.

8.7

hitung jumlah fraksi agregat kasar, nf, dalam beton menurut rumus (5) sub pasal 7.1.3
atau rumus (6) sub pasal 7.2 dimana kuat tekan adukan f 'cM dan berat isi adukan,
BIM, ditentukan atau dicari dan basil pencobaan laboratorium (lihat lampiran):

8.7.1 bila nf > 0,50 atau nf < 0,35, pilih agregat kasar atau halus lainnya menurut sub pasal
7.3.1 s/d 7.3.5,
8.7.2 bila f 'cA < (1/15) x f 'cM atau f 'cA > (112) f 'cM, tambah kuat tekan adukan, kemudian
hitung kembali nilai nf,
8.8

tentukan kuat tekan dan berat isi adukan (mortar) yang dipilih menurut sub pasal C di
8 dari 22

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

dikoreksi terhadap kandungan air dalam agregat:

SNI 03-3449-2002

8.9

tentukan susunan campuran adukan dan basil percobaan laboratorium per m3 yang
diperoleh dari sub pasal 8.7 di atas,

8.10 tentukan susunan campuran beton ringan dengan proponsi campuran yang sesuai
dengan harga fraksi agregat ringan kasar,
8.11 hitung kadar agregat kasar, semen, air dan agregat haius yang digunakan,
8.12 jumlahkan beratnya dan ini sama dengan berat isi beton ringannya,
8.13 koreksi proporsi campuran menurut perhitungan pada sub pasal 7.5,
8.14 buatiah campuran uji, ukur dan catat besarnya slump dan kekuatan tekan yang
sesungguhnya seperti pada beton normal dengan memperhatikan hal berikut:
1) lakukan penyesuaian berat isi dan kuat tekan dengan mengubah fraksi agregat
ringan,
2) jika kuat tekan beton didapatkan terlatu rendah, maka kuat tekan adukan dapat
3) dipertinggi, sementara jumlah fraksi volume dijaga konstan, atau dengan menjaga
kuat
4) tekan adukan tetap, sementara jumlah fraksi volume agregat kasar dikurangi,
5) jika penyimpangan terialu besar, pilih bahan-bahan lain; agregat yang lebih kuat
atau jenis semen lainnyatidak tersedia data kuat hancur agregat ringan kasar,
sebagai pendekatan, dapat digunakan data hasil percobaan.

Lampiran A

9 dari 22

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

atas,

SNI 03-3449-2002

Daftar istilah
Mix design

= rencana campuran

Trial mix

= campuran uji coba

Perfite,

= perlit

Vermiculite

= vermikulit

Pumice

= batuapung

Scona

= skoria

Fly ash

= abu terbang

Slag

= terak

Claystone

= batu lempung

Shale

= serpih

Slate

= sabak

Bloated clay

= lempung bekah

Tuft

= tufa

Workability

= kelecakan

Saturated surface dry

= kering permukaan jenuh

10 dari 22

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

(informatif)

SNI 03-3449-2002

(normatif)
13.1 Daftar notasi
f 'cB

kuat tekan beton ringan yang disyaratkan;

f 'cBr

kuat tekan beton ringan rata-rata yang ditargetkan;

deviasi standar;

nilai tambah = marjin (margin),.

tetapan statistik yang tergantung pada banyaknya bagian yang cacat;

s.s.d

kering permukaan jenuh;

BlB

berat isi beton ringan;

berat jenis atau specific gravity agregat ringan,

BIM

berat isi adukan (mortar);

nf

fraksi agregat ringan kasar;

f 'cA

kuat hancur agregat ringan;

f cM

kuat tekan adukan (mortar);

11 dari 22

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Lampiran B

SNI 03-3449-2002

ringan
1. Kuat tekan karakteristik beton yang disyaratkan, f 'cB, untulk umur 28 hari dan ...........
cacad, disyaratkan ..... MPa
2. Deviasi

standar,

s,

ditargetkan

atau

menurut

sub

pasal

7.1.1

MPa
3. Harga kuat tekan rata-rata yang harus ditambahkan (marjin) kxs = 1,64xMPa = .... MPa
4. Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan, f 'cBr = f 'cB + (k x s) = .MPa
5. jenis semen disyaratkan: Semen portland normal S 550 I 475
6. Jenis agregat, disyaratkan untuk :
-

agregat kasar ................................ g/cc

agregat halus ................................ g/cc.

7. Kuat hancur agregat kasar, f'cA diketahui atau dan grafik Gambar 3.MPa
8. Berat jenis agregat, diketahui untuk
- agregat kasar, A ..................................................................... g/cc
- agregat hatus, S ..................................................................... g/cc
9.

Bobot maksimum beton, BIB , disyaratkan ................................. kg /cm3

10. Jumlah fraksi volume agregat kasar, nf

dimana: BIM dan f 'cM diperoleh dari grafik pada Gambar 4, 5, 6 atau 7,
11. Apakah harga nf >= 0,50 atau nf =< 0,35 ?; YA / TIDAK; Jika YA, maka kuat tekan
adukan harus ditambah,
12. Apakah f'cA < (1/15) x f'cM atau fcA > (112) x f'cM ? YA/TIDAK
Jika YA maka harus dipilih jenis agregat lainnya,
13. Kuat tekan adukan, f 'cM, dipilih (dari sub pasal 10) ................... ........... Mpa,
14. Bobot isi adukan, BIM, dipilih (dari sub pasal 10) ........................ ........... kg /m3,
15. Susunan campuran adukan (dari Gambar. 4, 5, 6 atau 7) :
- semen .............................................................. kg / m3 +
- air ..................................................................... kg / m3 +
- pasir ................................................................. kg / m3 +
- Jumlah = bobot isi total adukan ....................... kg / m3 +
12 dari 22

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

B.2 Format daftar isian rancangan campuran beton ringan yang memakai agregat

SNI 03-3449-2002

= .......... ...........................kg/ m3;

- agregat kasar = A x nf x 1000

- semen = (1 - nf) x ..................................= ........... .......................kg / m3


- air = (1 - nf) x .........................................= ........... .......................kg / m3
- agregat halus = (1 - nf) x .......................= ........... .......................kg / m3
Bobot isi beton = Jumlah bahan .............= ........... .......................kg / m3
Tabel Komposisi campuran beton
Takaran

Semen

Air

Pasir

Agregat

(kg)

(kg)

(kg)

kasar(kg)

Tiap 1 m (agregat kasar kering


permukaan)
Tiap 1 m3 (agregat kasar kering
oven)
Tiap 0. m3 (kering oven),
untuk uji coba

B. 4 contoh pembuatan rancangan campuran uji coba


soal:
Buatlah rancangan campuran beton ringan memakai agregat ringan dengan ketentuan sbb.:
-

Kuat tekan beton yang disyaratkan ............................... 25 MPa;

Deviasi standar ............................................................. 6,5 MPa

Berat isi beton ringan .................................................... 1 700 kg/cm3;

Semen yang dipakai ..................................................... S - 550;

Agregat kasar ringan tersedia adalah lempung bekah (1) dan lempung bekah (2)
dengan sifat-sifat sebagai berikut:

13 dari 22

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

16. Susunan campuran beton:

SNI 03-3449-2002

Lempung

Lempung

bekah (1)

bekah (2)

Berat Jenis ssd, g/cc

0,80

1,10

Penyerapan air, % berat

15,20

4,85

Kadar lengas, % berat

11,15

2,30

Kuat hancur, kg/cm2

100,00

220,00

Agregat halus yang dipakai:


Berat Jenis, g/cc ........................................................... 2,50;
Penyerapan air, % berat ............................................... 7,76;
Kadar lengas, % berat .................................................. 0,00.

Jawaban atas Contoh soal:


Dengan membuat diagram 1 grafik hubungan antara kekuatan dan jumlah fraksi agregat
kasar ringan (lihat gambar 1 grafik 1 pada Lampiran B), dan menggambar pada diagram
tersebut sualu daerah untuk harga nf = 0,35 - 0,50, kekuatan tekan beton rata-rata yang
ditargetkan, f'cB = 25 + 1,74 x 6,5 = 35,7 MPa atau = 357 kg/cm2 ; kuat hancur agregat kasar
f 'cA(1) = 100 kg/cm2 untuk agregat (1) dan f 'cA(2) = 220 Kg/cm2 untuk agregat (2), maka,
bila dipakai agregat (1) dibutuhkan adukan dengan kuat tekan yang sangat tinggi, yaitu lebih
dari 700 kg/cm2 (f,CM > 700 kg/cm2 ) agar tercapai kekuatan beton seperti yang disyaratkan
(harga nf = 0,35);
Sebaliknya, bila dipakai agregat (2), maka kuat tekan adukan yang diperlukan adalah fcM
480 kg/cm2 untuk harga nf = 0,35 atau 600 kg/cm2 untuk harga nf = 0,5Q. Oleh sebab itu,
sebaiknya dipilih agregat (2). Selanjutnya, Berat Isi Beton, BIB, dapat diperoleh secara gratis
(lihat gambar 2, Lampiran B) atau secara perhitungan;
Berat Isi beton ini, BIB= 1 700 untuk nf = 0,50 atau BIB = 1 900 untuk nf = 0,35 (secara gratis),
atau bila dihitung untuk nf = 0,50, maka BIB = (1100 x 0,50 + 2300 x 0,5) = 1700 kg/cm2.
Campuran untuk uji coba dilakukan untuk suatu nilai n = 0,35 s/d 0,50 (ingat: untuk model ini
berlaku nilai 0,35 < nf < 0,50).
Hal ini memungkinkan penyesuaian baik kekuatan maupun bobot isinya (bila perlu). Dalam
contoh ini dipilih nilai nf = 0,50. Ke dalam gambar 3 Lampiran B dimasukkan nilai-nilai kuat
agregat (2), f 'cA (2) = 220 kg/cm2; nf = 0,50; dan kuat tekan beton, f 'cB = 357 kg/cm2. ini
memberikan harga kuat tekan adukan yang diinginkan, yaitu sebesar f 'cM = 600 kg /cm2
Rasio f 'cA(2) - f 'cM = 220/600= 0,37 (nilai ini lebih kecil dan 0,50, jadi model tersebut masih
14 dari 22

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Sifat-sifat

SNI 03-3449-2002

Dari gambar 1 grafik 7 diketahui bahwa untuk kuat tekan adukan sebesar f 'cM = 600 kg/cm2
didapatkan susunan campuran adukannya sebagai berikut:
-

semen ...........= 750 kg/m3

air ..................= 162 kg/m3

pasi..... ..........=1500 kg/m3

--------------------------------------------

Jumlah ........ ..=2412 kg/m3 dan ini adalah juga bobot isi adukan.

Harga ini falu digunakan untuk menghitung susunan campuran beton. Oleh kanena sudah
diketahui bahwa volume agregat kasar ringan harus sama dengan 0,50, rnaka volume
adukan pun harus 0,50. Dengan demikian, maka susunan campuran beton tiap m3 adalah
sebagai berikut:
-

semen

750 x 0,50

= 357 kg

air

162 x 0,50

= 81 kg

pasir

1500 x 0,50

= 750 Kg

agregat kasar

1000 x 0,50x1, 1

= 550 kg

---------------------------------------------------------------------------------

Jumlah = bobot isi beton BIB

=1756 kg

jumlah air yang diperlukan, dihitung berdasarkan asumsi bahwa pasir ada dalam keadaan
kering oven dan agregat kasar ringan dalam keadaan jenuh kering permukaan (ssd).
Untuk mempermudah pencampuran, biasanya sebagian air dicampurkan terlebih dulu pada
agregat dan membiarkannya diserap oleh agregat selama sekitar 10 menit. Setelah itu, Ialu
semen dan sisa aimya dicampurkan.
Oleh karena agregat yang dipakai biasanya sudah mengandung sejumlah air (memiliki kadar
lengas). maka susunan campuran beton mash perlu dikoreksi terlebih dulu terhadap jumlah
air yang sudah diserap tersebut. Air yang mula-mula ditambahkari haruslah sebanyak
kapasitas penyerapan air dan agregat ringan sampai mencapai kondisi jenuh kering
permukaan (ssd).
Dari contoh di atas diketahui bahwa penyerapan air agregat ringan kasar yang dipakai, yaitu
agregat kasar (2), adalah 4,85 % dan kadar airnya adalah 2,30 %. Ini berarti agregat
tersebut mash akan menyerap air sebanyak 4,85 % - 2,30 % = 2,55 %
15 dari 22

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

dapat dipakai).

SNI 03-3449-2002

jumlah air yang ditambahkan

= 550 x 0,0255= 14 kg;

kebutuhan sir pencampur seluruhnya menjadi =

agregat kasar dikurangi menjadi

81 + 14

=550-14

= 5 kg;
= 536 kg.

Susunan campuran beton untuk uji co ba setelah dikoreksi menjadi sebagai berikut.
-

semen portlan ........................... 375 kg;

air pencampur ........................... 95 kg;

pasir .......................................... 750 kg;

agregat ringan kasar ................. 536 kg.

Susunan campuran beton untuk setiap 50 liter atau (= 0,050 m3) untuk uji coba menjadi
sebagai berikut.
-

semen = 375 x 0,050

= 18,750 kg;

air

= 95 x 0,050

= 4,750 kg;

pasir

= 750 x 0,050

= 37,500 kg;

Agregat kasar= 536 x 0,050 = 26,800 kg.

Ketetarangan :
-

Selama membuat campuran untuk uji coba, penambahan atau pengurangan air dapat
ditakukan hingga diperoleh tingkat kelecakan (slump) yang diinginkan dan dengan
demikian, susunan campurannya pun dapat disesuaikan;

Kekuatan tekan beton ringan ditentukan sama seperti pada pengujian beton normal. Jika
kuat tekan beton yang didapatkan lebih rendah atau lebih tinggi dan yang direncanakan,
maka susunan campuran adukan harus disesuaikan untuk menambah atau mengurangi
kekuatannya.

16 dari 22

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Dengan memperhitungkan jumlah air yang dapat diserap tersebut, maka

SNI 03-3449-2002

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

17 dari 22

SNI 03-3449-2002

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

18 dari 22

SNI 03-3449-2002

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

19 dari 22

SNI 03-3449-2002

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

20 dari 22

SNI 03-3449-2002

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

21 dari 22

SNI 03-3449-2002

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

22 dari 22

Anda mungkin juga menyukai