BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Naufal Fadhlurahman Irdasyah; D1011181093; Angkatan 2018
Sarah Aulia; D1121171013; Angkatan 2017
Defi Maya Nuzulatifa; H1031171019; Angkatan 2017
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
PENGESAHAN PKM-PENELITIAN
iii
NIP. 196611271992031001 NIDN. 0001047409
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Desain Alat .........................................................................................6
Gambar 3.2 Flow Chart Hardware .........................................................................6
Gambar 3.3 Flow Chart Cara Kerja .......................................................................6
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Diagram Alir Peneitian..................................................................... 9
Tabel 3.2 Bahan Penyusun Beton .................................................................... 9
vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan infrastruktur sangat penting untuk meningkatkan
perekonomian Indonesia. Hal ini ikut mendorong meningkatnya penggunaan
beton sebagai material perkuatan struktur. Saat ini, pemerintah menargetkan
pembangunan infrastruktur diantaranya pembangunan jalan sepanjang 1.837 Km,
jembatan sepanjang 37.177 m dan membangun 16 proyek jalan tol. Pada tahun
2018 produksi beton di Indonesia meningkat sebesar 32% dibandingkan tahun
2016 (Wiyanto, 2019).
Secara umum beton terdiri dari 4 unsur utama, yaitu air , semen, agregat
halus, dan agregat kasar (Putu, et al., 2009). Pemeliharaan berkala terhadap
material tersebut perlu dilakukan untuk menjaga agar konstruksi tetap layak
digunakan. Fenomena yang sering terjadi terkait dengan daya tahan pada
infrastruktur berbahan beton yaitu terjadinya retak beton. Retakan yang terjadi
dapat menjalar ke seluruh permukaan dan dapat membahayakan jika tidak
dilakukan tindakan perbaikan. Perbaikan untuk retak beton membutuhkan biaya
yang tinggi. (Wahyu dan Asih, 2017).
Kerugian paling utama dari beton adalah kekuatan tariknya yang rendah
karena retakan mikro akan terjadi ketika beban yang diterapkan melebihi
batasnya. Hal ini membuka jalan bagi rembesan air dan zat garam lainnya
sehingga menginisiasi terbentuknya korosi pada tulangan baja tertanam dan
membuat beton rentan mengalami kegagalan struktur (Pappupreethi, 2017). Selain
itu, produksi semen yang merupakan bahan campuran beton menyumbang sekitar
7% dari emisi CO2 antropogenik dunia yang bertanggung jawab atas efek rumah
kaca yang mengakibatkan pemanasan global (J.Rex, et al., 2018).
Karena pemeliharaan manual dan perbaikan konstruksi beton yang mahal,
solusi untuk memulihkan retakan beton telah dilakukan yaitu bio concrete. Suatu
campuran beton dengan mikroorganisme yaitu bakteri, yang dapat membuat beton
dapat memperbaiki dirinya sendiri (self-healing concrete). Bakteri tersebut
melalui jalur metabolismenya dapat mensekresikan senyawa yang nantinya dapat
membentuk endapan CaCO3 (kalsium karbonat) yang dapat mengisi retak-retak
yang timbul pada beton(Wahyu dan Asih, 2017). Hal ini dibuktikan dari beberapa
penelitian yang telah dilakukan diantaranya menggunakan bakteri Bacillus
subtilis JC3 (Meera dan Subha, 2016), Bacillus pasteurii , dan Bacillus
sphaericus (Kunal, et al, 2016). Hasilnya, bakteri Bacillus subtilis JC3
menunjukkan peningkatan yang paling baik dalam berbagai sifat beton seperti
kekuatan tekan, kekuatan split tensile, porositas, ketahanan asam dan ketahanan
klorida.
Limbah cangkang kerang dara (Anadara granosa) berpotensi sebagai
alternatif bahan baku beton karena mengandung senyawa kimia kalsium oksida
(CaO) sebesar 66,70% (Maryam, 2006). Cangkangnya yang keras dapat
viii
digunakan sebagai substitusi untuk pengurangan semen dan agregat beton.
Menurut Rahmayani, et al (2017) kuat tekan mortar beton dari campuran
cangkang kerang dara lebih tinggi daripada mortar OPC (Ordinary Primary
Cement) dan porositas mortar cangkang kerang dara juga lebih baik daripada
mortar OPC.
Pada penelitian ini, akan dilakukan pembuatan beton berbasis self-healing
concrete menggunakan bakteri Bacillus subtilis JC3 dan cangkang kerang dara
sebagai substitusi semen dan agregat yang dikarakterisasi menggunakan Scanning
Electron Microscopy (SEM) untuk melihat pemulihan retakan. Kemudian
dilakukan uji Compession Testing Machine (CTM) untuk mengetahui kuat tekan
beton.
ix
tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang
dihasilkan . Kuat tekan beton adalah perbandingan antara beban dan luas
penampang beton. Kuat tekan beton (fc’) dihitung dengan menggunakan
Persamaan 1. ( Soebandono, dkk, 2013)
F
Fcʹ = (1)
A
dengan:
fc’ : kuat tekan beton (MPa)
P : beban tekan (N)
A : luas penampang benda uji (mm2)
Pada umunya beton sering digunakan sebagai struktur dalam konstruksi
suatu bangunan. Dalam teknik sipil, beton digunakan untuk bangunan pondasi,
kolom, balok dan plat lantai, dll. Menurut Mulyono (2005) terdapat beberapa jenis
beton yang dipakai dalam konstruksi suatu bangunan yaitu sebagai berikut ini :
1. Beton normal adalah beton yang menggunakan agregat normal.
2. Beton bertulang adalah beton yang menggunakan tulangan dengan jumlah
dan luas tulangan tanpa pratekan dan direncanakan berdasarkan asumsi
bahwa kedua material bekerja secara bersama-sama dalam menahan gaya
yang bekerja
3. Beton pracetak adalah beton yang elemen betonnya tanpa atau dengan
tulangan yang dicetak di tempat yang berbeda dari posisi akhir elemen
dalam strukur
4. Beton pratekan adalah beton dimana telah diberikan tegangan dalam
bentuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat pemberian
beban yang bekerja.
5. Beton ringan adalah beton yang memakai agregat ringan atau campuran
antara agregat kasar ringan dan pasir alami sebagai pengganti ageragat
halus ringan dengan ketentuan tidak boleh melampaui berat isi maksimum
beton 1850 kg/m3 harus memenuhi ketentuan kuat tekan dan kuat tarik
beton ringan untuk tujuan struktural.
x
akan membentuk kristal CaCO3 sehingga dapat memperbaiki retak mikro pada
beton. Berdasarkan penelitian [4], pembentukan CaCO3 oleh bakteri dikarenakan
hidrolisis urea oleh urease yang menghasilkan amonium dan karbonat. Amonium
bertindak untuk menaikkan pH lingkungan yang merupakan kondisi
menguntungkan untuk pengendapan CaCO3. Karbonat mengikat ion kalsium dan
menghasilkan pembentukan kristal CaCO3 yang diendapkan lingkungan.
Berdasarkan fenomena diatas, dilakukan penelitian isolasi, identifikasi bakteri
karbonoklastik yang dapat membentuk kristal CaCO3 sehingga dapat digunakan
untuk memperkuat struktur beton. (Rukmana dan zulaika, 2017)
Self-healing concrete dapat dibedakan menjadi dua, berdasarkan
mekanisme perbaikannya, yaitu autogenous healing dan engineered healing.
Engineered self-healing menggunakan aplikasi bakteri umumnya menggunakan
teknik enkapsulasi. Hal ini berfungsi untuk melindungi bakteri dari kerusakan saat
proses pencampuran dengan beton serta untuk menghindari tingkat basa yang
tinggi pada matriks beton. Pada saat terjadi keretakan beton, kapsul yang
melindungi bakteri akan pecah dan akan mengaktivasi bakteri sehingga terjadi
pengendapan CaCO3. (Wahyu dan asih, 2017)
Prinsip dasar dari pengaplikasian endapan CaCO3 untuk self-healing
concrete ialah dilakukan pencampuran antara bakteri dan agen terkait lainnya
dengan matriks beton saat proses pengecoran berlangsung. Jika terjadi keretakan,
bakteri yang ada di sekitar terjadinya retak akan teraktifkan karena dipengaruhi
oleh kelembaban dan adanya O2 sehingga akan membentuk suatu endapan
CaCO3 di akhir proses menggunakan katalis urease secara hidrolisis yang akan
menutup retak pada beton (Wahyu dan asih, 2017)
xi
adsorben. Salah satu senyawa kitin yang banyak diembangkkan adalah kitosan.
Kitosan adalah suatu amina polisakarida hasil destilasi kitin. Selain kitin
cangkang kerang juga memiliki kalsium karbonat (CaCO3) yang secara fisik
mempunyai pori-pori yang memunginkan memiliki kemampuan mengadsorpsi
atau menjerap zat-zat lain kedalam pori-pori permukaanya. Sebagaimana
penelitian yang telah dilakukan Wiyarsi dan Erfan (2012) menggunakan serbuk
kulit kerang sebagai adsorben logam berat. Hasil yang diperoleh menunjukan
penyerapan yang relatif tinggi untuk logam berat yang yang diteliti.
xii
xiii
6
Preparasi Limbah cangkang kerang Cangkang Kerang Eksperimen Data yang - Self healing
Cangkang dara dari produksi dengan Ukuran dilakukan di diperoleh concrete
Kerang Dara makanan berbahan kerang Gradasi yang telah laboratorium dianalisisis membutuhkan
dara ditentukan dan Bubuk dengan diawali berdasarkan waktu 30 hari
Kalsium analisis CTM, Lama penutupan hingga 60 hari
data beton retakan dengan untuk menutupi
Preparasi Campuran Kalsium Laktat berdasarkan Kalsium Laktat yang
dikumpulkan variabel tertentu lubang dengan retak
Kalsium Laktat reaksi dari kalsium dapat membantu bakteri
dalam logbook dan maksimal sebesar 3
hidroksida dan glukosa dalam mempercepat
yang diisi sesuai dibandingkan mm
pengendapan CaCO3
dengan tanggal dengan literatur - Self healing
Beton dengan mix desin pengerjaan di referensi yang concrete memiliki
Pembuatan Suatu Beton dengan Mix
setiap tahapan tersedia potensi yang besar
Self-Healing desain dengan pengganti Fc 20 dan Fcr’ 24.1
penelitian, dan untuk industri
Beton agregat kasar dengan dengan dengan Bubuk
parameter yang pembangunan
cangkang kerang dan Kalsium
didapat sesuai
bakteri didalamya
dengan jurnal
7
DAFTAR PUSTAKA
Australia Plus ABC – detikNews. 2017. Seberapa Banyak Air Yang Dibutuhkan
Tubuh Dalam Sehari. URL: https://news.detik.com/abc-
australia/d3690376/seberapa-banyak-air-yang-dibutuhkan-tubuh-dalam-sehari.
Diakses tanggal 25 September 2019.
S., H. & Hadary, F., 2017. Perancangan Sistem Data Logger Pengisian Air Galon
Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMega32. Jurnal Teknik Elektro Universitas
Tanjungpura.
Ristiawan, M. & Ariyanto, E., 2016. Otomatisasi Pengatur Suhu Dan Waktu
Pada Penyangrai Kopi (Roaster Coffee) Berbasis Atmega 16 Pada Tampilan
LCD (Liquid Crystal Display). Universitas Diponegoro.
11
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-Penelitian.
(Sarah Aulia)
14
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P.
Alokasi
Progra Bidang
No Nama/ NIM Waktu Uraian Tugas
m Studi Ilmu
(Jam/minggu)
Bertanggung-
jawab penuh
terhadap jalannya
proses penelitian.
Bertugas untuk
terus
berkoordinasi
dengan dosen
Naufal Fadlurahman
Teknik Teknik pendamping,
1 Irdasyah/ D1011181093 10-12
Sipil Sipil memastikan
pengisisan
logbook,
mengkoordinir
anggota peneliti
dan mengatur
jadwal
pelaksanaan
penelitian
Penanggungjawab
prepasi bahan
yang memiliki
kriteria yang
2 Defi Maya Nuzulatifa/ FMIPA Kimia 8-10 sesuai dengan
H1031171019 KIMIA matrikx beton dan
komposisi yang
terdapat didalam
bahan tersebut.
Penanggungjawab
Metode yang
akan digunakan
dan reaksi yang
Teknik Teknik yang akan terjadi
3 8-10
Sarah Aulia/ D1121171013 Kimia Kimia pada
pencampuran-
pencampuran
bahan yang
berbeda
19
Mengetahui,
Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan dan Alumni