Anda di halaman 1dari 4

A = 0.5 m I = 0.

5 m
B = 1.0 m J = 1.2 m
C = 0.5 m K = 50 KN
D = 0.25 m L = 1.76 m
E = 1.2 m M = 9.7 m
F = 2.0 m N = 0.3 m
G = 2.5 m O = 2 m
H = 200 KN P = 8.0 m

> Panjang abutment tegak lurus bidang gambar = 10.5 m


> Tiang Pancang Dari beton
Berat beton = 25 Kn/m3
Fc = 24 Mpa
> Tanah pada lapis 1 dan lapis 2 adalah jenis tanah urung pasir ( granular ) homogen
> Berat jenis tanah = Tanah 1 = Y1 = 31.22 Kn/m3
Tanah 2 = Y2 = 29.8 Kn/m3
> Sudut Gesek ( f ) = Tanah 1 = f1 = 31 °
Tanah 2 = f2 = 45 °
> Tanah asli sepanjang kedalaman pengujian ( Bukan Tanah Pasir Urung ) memiliki rerata :
Y = 18.2 Kn/m3
Y' = 10.2 Kn/m3
Ysat = 20 Kn/m3
1 Interpolasi data Standard Penetration Test ( SPT )
Dari grafik SPT (terlampir) di peroleh kedalaman pemancangan tiang = 38 m

1.1. Pengolahan Data SPT


Dengan melihat grafik SPT diasumsikan sendiri tanah di bagi menjadi beberapa bagian.
dimana dalam setiap lapisan memiliki kecendrungan nilai N yang sama, semakin banyak -
pembagian lapisan, maka ketelitian untuk mendapatkan nilai N rerata menjadi semakin -
akurat. Data SPT yang ada kemudian dikoreksi terhadap 2 hal :
a. koreksi overburden
Diangap jenis pasir sepanjang kedalaman adalah jenis pasir halus normali -
consolidated sehingga persamaan koreksi overburden adalah :
Cn = 2
1 + Po' / Pr

Dimana
Cn = Nilai koreksi Overbrunden
Po' = Tekanan Overburden efektif (Kn/m3)
Pr = Tekanan efektif refrensi 100 Kn/m3
Sehinga nilai N menjadi
N = CN . N1
N' = N dari pembacaan grafik SPT

b. Koreksi pada tanah pasir sangat halus atau pasir berlanau yg terendam air
Koreksi ini diberikan hanya pada kedalaman dari muka air sampai ke bawah -
pada kedalaman yang di inginkan. Sehinga untuk kedalaman diatas muka air tidak-
perlu dikoreksi pada kondisi ini.
Jika nilai N lebih besar dari 15, maka nilai N harus di reduksi atau dikoreksi-
menjadi N'
N' = 15 + 0.5 x (N-15)
Dari grafik SPT terlampir, diasumsikan muka air pada kedalaman
= 6 m kemudian dapat dibuat Tabel sbb :

Depth (m) N'-SPT N1 Po' CN N = CN . N' atau N = CN . N1


2 13 - 62.4 1.231 16.003
3 14 - 92.24 1.040 14.560
4 15 15 122.04 0.901 13.515
5 17 16 140.845 0.830 14.110
6 19 17 148.56 0.805 15.295
7 20 17.5 155.313 0.780 15.600
8 22 18.5 164.061 0.757 16.654
9 26 20.5 171.81 0.736 19.136
10 30 22.5 179.96 0.714 21.420
11 32 23.5 187.308 0.696 22.272
12 35 25 195.058 0.678 23.730
13 40 27.5 202.807 0.660 26.400
14 46 30.5 210.555 0.644 29.624
15 47 31 218.305 0.628 29.516
16 48 31.5 223.803 0.618 29.664
17 51 33 233.805 0.599 30.549
18 54 34.5 241.552 0.585 31.590
19 50 32.5 249.301 0.572 28.600
20 47 31 257.05 0.560 26.320
21 48 31.5 264.799 0.548 26.304
22 50 32.5 272.548 0.537 26.850
23 48 31.5 280.297 0.526 25.248
24 46 30.5 288.046 0.515 23.690
25 44 29.5 295.795 0.505 22.220
26 43 29 303.545 0.496 21.328
27 41 28 311.243 0.486 19.926
28 40 27.5 319.042 0.477 19.080
29 41 28 326.791 0.469 19.229
30 43 29 334.54 0.460 19.780
31 42 28.5 342.289 0.452 18.984
32 41 28 350.037 0.444 18.204
33 48 31.5 357.787 0.437 20.976
34 56 35.5 365.536 0.429 24.024
35 55 35 373.285 0.422 23.210
36 54 34.5 381.034 0.416 22.464
37 54 34.5 388.283 0.409 22.086
38 54 34.5 396.532 0.403 21.762

Dengan mengamati grafik SPT (terlampir), maka sampai kedalaman = 38 m


tanah dapat di bagi menjadi 4 yaitu
Kedalaman 1 - 10 m = Lapisan Tanah ( Clay )
Kedalaman 11 - 16 m = Lapisan Tanah ( Tuff )
Kedalaman 17 - 30 m = Lapisan Tanah ( Tuff )
Kedalaman 31 - 38 m = Lapisan Tanah ( Tuff )

Lapisan Kedalaman N rerata Jenis Tanah Sudut Gesek ( f )


1 1 - 10 16.255 ( Clay ) 34 °
2 11 - 16 26.868 ( Tuff ) 34.5 °
3 17 - 30 24.337 ( Tuff ) 36 °
4 31 - 38 21.464 ( Tuff ) 37 °

Jenis kepadatan tanah dan Sudut ( f ) diperoleh dari gambar 3.28 (HCH-Teknik Pondasi
yang didasarkan pada nilai N. dari tabel diatas dapat diperoleh nilai N' rerata

2 Kapasitas dukung ijin tiang terhadap gaya desak (Qa)


Perhitungan kapasitas dukung tiang terhadap gaya desak di dasarkan pada metode brom -
yang didasarkan pada nilai-nilai pendekatan dari $ dan Kd yang diperoleh dari tabel 2.2 & 2.3
(HCH-Tenik Pondasi II)
a. tahanan gesek Ultimet ( Qs )
Menurut vesic (1967) dan krisel (1961) dianggap tekanan overburden Po' = Y.h adalah
kostanta pada kedalaman kritis (Zc) antara 10d - 20d. Dalam hal ini (Zc) -
diambil 20d. Sehingga dengan diameter (d) = 0.3 m
kedalaman kritis = 20 x 0.3 = 6 m
Jadi setelah kedalaman = 6 m
Po' bernilai kostanta sebesar
Po' = Po 2 + 31.22 + 2.5 x 29.7 -
1.5 x 1 + 1.5 x 87.49 =
= 195.155 Kn/m2

Rumus tahanan gesek tiang adalah


Qs = ∑ AS x Kd x tg$ x Po'
Dimana
As = Luas Slimut Beton
Kd = Koefisien tekanan tanah
$ = Sudut gesek dinding Efektif
Po' = Tekanan Efektif rerata

Lapisan Kedalaman Kd $ tiang beton Kd tg $


1 1 - 10 1 25.5 0.476
2 11 - 16 1 25.87 0.484
3 17 - 30 1.5 27 0.764
4 31 - 38 1.5 21.75 0.789

Nilai Kd diperoleh dari tabel 2.2 (HCH-Teknik Pondasi II). Sedangkan nilai $ untuk tiang beton
Mayerhof mengusulkan $ = 0.75 f atau dapat dilihat pada tabel 2.3 (HCH-Teknik Pondasi II).
dari data diatas di buat tabel sbb:
Kealaman As Po' As . Kd . tg$ . Po' Fs
Kd . tg$
(m) (m2) (Kn/m2) (Kn) (Kn/m2)
1 - 10 11.304 0.476 195.155 1050.071 92.894
11 - 16 6.28 0.484 195.155 593.178 94.455
17 - 30 16.328 0.764 195.155 2434.479 149.098
31 - 38 11.86 0.789 195.155 1826.171 153.977
maka :
Qs = 0
Fs = As . Kd . tg$ . Po'
As
Fs max = 149.0984 KN/m2

b. tahanan Ujung Ultimet ( Qb )


Persamaan tahanan ujung ultimet untuk tiang pancang yang terdapat di dalam tanah pasir
jenuh menurut brom sbb:
Qb = Ap x Pb x Nq

Anda mungkin juga menyukai