5 m
B = 1.0 m J = 1.2 m
C = 0.5 m K = 50 KN
D = 0.25 m L = 1.76 m
E = 1.2 m M = 9.7 m
F = 2.0 m N = 0.3 m
G = 2.5 m O = 2 m
H = 200 KN P = 8.0 m
Dimana
Cn = Nilai koreksi Overbrunden
Po' = Tekanan Overburden efektif (Kn/m3)
Pr = Tekanan efektif refrensi 100 Kn/m3
Sehinga nilai N menjadi
N = CN . N1
N' = N dari pembacaan grafik SPT
b. Koreksi pada tanah pasir sangat halus atau pasir berlanau yg terendam air
Koreksi ini diberikan hanya pada kedalaman dari muka air sampai ke bawah -
pada kedalaman yang di inginkan. Sehinga untuk kedalaman diatas muka air tidak-
perlu dikoreksi pada kondisi ini.
Jika nilai N lebih besar dari 15, maka nilai N harus di reduksi atau dikoreksi-
menjadi N'
N' = 15 + 0.5 x (N-15)
Dari grafik SPT terlampir, diasumsikan muka air pada kedalaman
= 6 m kemudian dapat dibuat Tabel sbb :
Jenis kepadatan tanah dan Sudut ( f ) diperoleh dari gambar 3.28 (HCH-Teknik Pondasi
yang didasarkan pada nilai N. dari tabel diatas dapat diperoleh nilai N' rerata
Nilai Kd diperoleh dari tabel 2.2 (HCH-Teknik Pondasi II). Sedangkan nilai $ untuk tiang beton
Mayerhof mengusulkan $ = 0.75 f atau dapat dilihat pada tabel 2.3 (HCH-Teknik Pondasi II).
dari data diatas di buat tabel sbb:
Kealaman As Po' As . Kd . tg$ . Po' Fs
Kd . tg$
(m) (m2) (Kn/m2) (Kn) (Kn/m2)
1 - 10 11.304 0.476 195.155 1050.071 92.894
11 - 16 6.28 0.484 195.155 593.178 94.455
17 - 30 16.328 0.764 195.155 2434.479 149.098
31 - 38 11.86 0.789 195.155 1826.171 153.977
maka :
Qs = 0
Fs = As . Kd . tg$ . Po'
As
Fs max = 149.0984 KN/m2