M HARITS ARRABBY
mharitsarr@gmail.com
INTISARI
Tugas Akhir 1
20130110198
PENDAHULUAN Berdasarkan rumusan masalah diatas,
A. Latar Belakang Masalah maka tujuan dari penulisan tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :
Perkembangan populasi penduduk
diwilayah Yogyakarta pada setiap 1. Menentukkan faktor-faktor yang
tahunnya mengalami peningkatan, baik mempengaruhi kinerja simpang
dari pertambahan penduduk secara murni APILL Giwangan, Bantul,
ataupun dari adanya masyarakat luar Yogyakarta.
daerah yang pidah ke Yogyakarta untuk 2. Mengevaluasi kinerja simpang apil
tujuan pendidikan maupun bekerja, dari Giwangan, Bantul, Yogyakarta.
hasil Badan Pusat Statistik (BPS, 2015) 3. Memberikan model alternatif dan
menyebutkan pertambahan jumlah solusi untuk meningkatkan kinerja
penduduk pada tahun 2010 sampai 2015 pada APILL Giwangan, Bantul,
mengalami peningkatan sebesar 1,19 %. Yogyakarta.
Persimpangan APILL Giwangan D. Manfaat Penelitian
merupakan salah satu persimpangan yang Penelitian ini diharapkan dapat
berada di kota Yogyakarta yang perlu memberikan manfaat berupa pemecahan
mendapat perhatian mengingat titik masalah lalu lintas di Yogyakarta pada
permasalahan kemacetan lalu lintas, umumnya dan pada ruas persimpangan
kemacetan yang cukup parah terjadi APILL Giwangan. Manfaat yang dapat di
dipersimpangan ini biasanya terjadi pada peroleh antara lain :
ruas jalan bagian utara yaitu pada jalan 1. Meningkatkan kinerja simpang
Imogiri Timur dari arah kota Yogyakarta APILL, dengan melakukan perbaikan
yang sering terjadi peningkatan volume untuk memperlancar arus lalu lintas
kendaraan pada sore hari, ruas jalan bagian dan mengurangi kemacetan.
selatan yaitu pada jalan Imogiri Timur dari 2. Memberikan masukkan kepada
arah Imogiri maupun Pleret yang biasanya instansi terkait dalam upaya menyusun
mengalami peningkatan volume kendaraan strategi manajemen lalu lintas untuk
pada pagi dan sore hari, dan kemacetan memberikan tingkat pelayanan yang
pada Jalan Ringroad Selatan yang berada terbaik pada persimpangan tersebut.
di pesimpangan Giwangan pada pagi dan E. Batasan Masalah
sore hari, dan mengalami peningkatan Batasan-batasan permasalah pada
volume kendaraan yang cukup tinggi pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
libur akhir pekan dan hari-hari libur 1. Lokasi penelitian dalam penelitian ini
nasional. dilakukan pada simpang APILL
B. Rumusan Masalah Giwangan, Bantul, Yogyakarta.
Berdasarkan latar belakang yang telah 2. Sistem dilakukan dengan metode
disampaikan di atas, maka dapat dibuat traffic counting.
suatu perumusan masalah sebagai berikut : 3. Kendaraan yang ditinjau adalah
kendaraan ringan (LV), kendaraan
1. Bagaimana karakteristik lalu lintas berat (HV), sepeda motor (MC), dan
simpang APILL Giwangan, Bantul, kendaraan tak bermotor.
Yogyakarta? 4. Lalu lintas yang diperhitungkan dalam
2. Bagaimana kondisi eksiasting simpang penelitian ini pada pukul 06.00- pukul
APILL Giwangan, Bantul,Yogyakarta 18.00 WIB.
? 5. Kinerja simpang dalam penelitian ini
3. Bagaimana alternatif rekomendasi meliputi kapasitas jalan, derajat
yang dapat dilakukan untuk kejenuhan, panjang antrian, kendaraan
meningkatkan kinerja simpang APILL terhenti, serta tundaan yang terjadi.
Giwangan, Bantul, Yogyakarta ? 6. Analisis kinerja simpang dan
C. Tujuan Penelitian pemodelan VISSIM menggunakan
Tugas Akhir 2
20130110198
Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia Simpang merupakan titik simpul dari
(PKJI, 2014). jaringan jalan yang mempunyai peranan
7. Pemodelan dari hasil akhir analisis penting dalam memperlancar transportasi.
menggunakan software VISSIM 9.00 Selain itu simpang juga merupakan titik
Student Version (Kondisi eksisting temu antar lintasan-lintasan pergerakan dari
dan alternatif terbaik). kendaraan yang berlawanan arah, dimana
ruang dan waktu digunakan secara
bersamaan yang juga dapat menimbulkan
TINJAUAN PUSTAKA kecelakaan lalu lintas.
A. Pemodelan Transportasi
Model dapat diartikan sebagai suatu PKJI (2014) mendefinisikan simpang
realita lingkungan atau dunia yang sebagai pertemuan dua atau lebih ruas jalan
sebenarnya, termasuk diantaranya: sebidang yang tak diatur oleh Alat Pemberi
Isyarat Lalu Lintas.
1. Model fisik (model arsitek, model
teknik, wayang golek).
2. Peta dan diagram (graik). LANDASAN TEORI
3. Model statistika dan metematika
(persamaan) yang menyampaikan data A. Proses Analisis Data
seperti aspek fisik, sosial ekonomi, Pada proses analisis data, dari hasil
dan model trasportasi. penelitian pada saat pengamatan
B. Sofware VISSIM 9.00 dilapangan dikumpulkan, selanjutnya akan
Aplikasi yang digunakan dalam dilakukan proses analisa perhitungan
mengolah pemodelan yaitu Program dengan menggunakan analisa hitungan
software VISSIM 9.00 : menurut Pedoman Kapasitas Jalan
Indonesia (PKJI) 2014 dan dibantu dengan
1. Definisi VISIMM 9.00 aplikasi lain yang mendukung. Adapun
Menurut PTV-AG (2016), “Verkehr data-data yang masuk dan akan dijadikan
Stadten – SIMulationsmodell” atau yang proses analisa perhitungan, antara lain:
lebih dikenal dengan VISSIM adalah 1. Perhitungan lebar efektif
perangkat lunak simulasi aliran
Mikroskopis untuk model lalu lintas Lebar approach untuk setiap lengan
perkotaan. Pemodelan ini pertama kali diukur kurang lebih sepuluh meter dari
dikembangkan oleh Planung Transportasi garis henti. Kondisi lingkungan jalan atara
Verkehr AG (PTV) di Karlsruhe, Jerman. lain mengambarkan tipe lingkungan jalan
VISSIM dimulai pada tahun 1992 dan saat yang dibagi dalam tiga tipe, yaitu: tipe
ini pemimpin pasar global. VISSIM model komersial, pemukiman dan akses terbatas.
simulasi telah dipilih untuk mengkalibrasi a. Lebar efektif approach
kondisi jalan. Perhitungan lebar efektif (Le)
C. Transportasi pada tiap approach berdasarkan ruas
tentang lebar approach (L), lebar
Menurut Morlok (1981), transportasi masuk (LMASUK) dan lebar
berarti kegaiatan memindahkan atau keluar(LKELUAR).
mengangkut sesuatu dari satu tempat ke
tempat lainnya. Komponen utama dalam
transportasi adalah manusia dan barang
(yang dingakut), kendaraan (alat angkut),
jalan (tempat pergerakan), terminal (simpul
sistem transportasi) dan sistem
pengoperasian (mengatur 4 komponen
lainnya).
D. Simpang (Intersection)
Tugas Akhir 3
20130110198
beberapa faktor penyesuaian untuk
penyimpangan kondisi eksisting terhadap
kondisi ideal. Dimana S0 adalah S pada
kondisi lalu lintas dan geometrik yang
ideal, sehingga faktor-faktor penyesuaian
yang digunakan untuk S0 adalah satu.
Maka S diformulasikan sebagai berikut :
Keterangan :
Kapasitas simpang bersinyal,
skr/jam
Arus jenuh, skr/jam
Total waktu hijau dalam satu Gambar 3.8 Penetapan waktu siklus sebelum
siklus, detik penyesuaian, (cbp)
waktu siklus, detik
4. Perhitungan Penilaian Arus Jenuh
Arus jenuh (S, skr/jam) yaitu hasil
kali antara arus jenuh dasar (S0) dengan
Tugas Akhir 4
20130110198
Tabel 3.4 Waktu siklus yang layak
Tugas Akhir 5
20130110198
2. Daerah Studi Mulai
Penelitian pada kasus ini berlokasi di
persimpangan APILL Giwangan
Yogyakarta, lokasi penelitian dapat dilihat
Hasil Survei, Input Data
pada gambar 4.2 Geometrik, Kondisi Lingkungan
dan Arus Lalu Lintas
Analisis hitungan
Pemodelan
PKJI, 2104:
VISSIM 9.00
1. Kapasitas (C)
2. Derajat
Kejenuhan
(DJ)
3. Panjang
Antrian (PA)
4. Kendaraan Model Kondisi
Terhenti Eksisting dan
Alternatif
Gambar 4.2 Lokasi Penelitian I,II,II
B. Proses Analisa Data Analisis Kondisi
Eksisting dan
bisa dilihat pada bagan alir di bawah. Alternatif I,II,III
No
CEK DJ
<0,85
No dan TL
< 60
Perbaikan dengan
Alternatif
Skenario
Yes
Sele
sai
Tugas Akhir 6
20130110198
secara langsung pengukuran geometrik
Mulai simpang pada lokasi penelitian. Kondisi
geometrik simpang didaerah penelitian
dapat dilihat pada Gambar 5.1.
10000
kend/jam)
8000
Selesai 6000
4000
2000
0
Gambar 4.4 Diagram Alir Proses Analisis Data
06.00 - 07.00
08.30 - 09.30
11.00 - 12.00
13.30 - 14.30
16.00 - 17.00
Jumlah
dengan VISSIM 9.00 kend/ja
m
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tugas Akhir 7
20130110198
Nilai Arus Jenih (S) dapat
ditentukan dengan mengalikan Arud
Jenuh Dasar dengan faktor
koreksi/penyesuaian. Faktor penyesuai
tersebut yaitu, faktor penyesuaian
untuk ukuran kota (FUK), faktor
penyesuaian akibat hambatan samping
(FHS), faktor penyesuaian akibat
kelandaian jalur pendekat (FG), faktor
penyesuaian akibat gangguan Gambar 5.7 Pemodelan VISSIM 9.00
kendaraan parkir pada jalur pendekat, Pada program VISSIM 9.00 terdapat
faktor penyesuaian akibat lalu lintas pilihan dalam menjalankan simulasi, yaitu
belok kanan (RBKa) khusus untuk single simulasi run dan multiple simulasi
pendekat tipe (P) dan faktor run dari dua pilihan tersebut yang
penyesuaian akibat arus lalu lintas membedakan pada parameter random seed.
belok kiri (RBKi), dapat ditentukan Random seed adalah satu parameter yang
dengan persamaan sebagai berikut : disediakan oleh program VISSIM 9.00
sebagai faktor penggerak pemodelan yang
S = S0 × FHS × FUK × FG × FP × diberikan secara acak. Menggunakan nilai
FBKi × FBka (skr/jam) random seed yang berbeda pada saat
menjalankan simulasi akan menyebabkan
D. Pembahasan perbedaan profil dari lalu lintas kendaraan
Hasil analisa perhitungan yang akan dimasukkan kedalam jaringan
menggunakan rumus Pedoman Kapasitas pemodelan sehingga hasil yang di
Jalan Indonesia (PKJI) 2014 bahwa pada tampilkan pemodelan akan berbeda antara
kondisi eksisting simpang Giwangan nilai random seed yang satu dengan yang
Ringroad Selatan, Bantul, Yogyakarta lainnya.
menunjukan hasil yang tidak memenuhi
persyaratan pada rumus peraturan PKJI. KESIMPULAN DAN SARAN
Kapasitas jalan yang terlalu sedikit dan
tidak sebanding dengan volume kendaraan A. Kesimpulan
yang menyebabkan meningkatnya derajat Berdasarkan hasil evaluasi kinerja
kejenuhan, menambah panjang antrian dan pada simpang lima Giwangan RingRoad
tundaan. Selatan, Bantul, Yogyakarta berdasarkan
Berdasarkan analisis yang telah Pedoman Kapasitas Jalan Indonseia (PKJI,
dilakukan pada kondisi eksisting nilai 2014), maka dapat disimpulkan dari
derajat kejenuhan tinggi (DJ ≤ 0.85), untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
mengurangi atau meminimalisir nilai 1. Faktor – faktor yang mempengaruhi
derajat kejenuhan, tundaan, dan kinerja simpang ini adalah kondisi
meningkatkan tingkat pelayanan maka geometrik, kondisi lingkungan,
dibutuhkan beberapa alternatif. Antara lain volume lalu lintas, arus lalu lintas,
: kapasitas simpang, derajat kejenuhan,
panjang antrian, dan tundaan.
E. Pemodelan dengan Menggunakan Sehingga volume lalu lintas tinggi
Softwere VISSIM 9.00 sedangkan kapasitas simpang rendah
Pada pembahasan ini ingin mencoba maka akan berpengaruh pada nilai
membahas mengenai hasil dari keluaran derajat kejenuhan menjadi tinggi yang
(out put) pemodelan pada program VISSIM mengakibatkan tundaan dan panjang
9.00 untuk mengetahui kondisi simpang antrian yang besar.
APILL Giwangan Ring Road Selatan, 2. Volume lalu lintas tertinggi pada
Bantul, Yogyakarta. Pemodelan VISSIM simpang APILL Giwangan Ring Road
9.00 dapat dilihat pada Gambar 5.7. Selatan, Bantul, Yogyakarta terjadi
Tugas Akhir 8
20130110198
pada jam kerja dengan jam puncak nilai tundaan simpang rata-rata
pagi pada interval jam 06.45 – 07.45 sebesar 58.56 dtk/skr mengalami
WIB dengan jumlah kendaraan penurunan yang cukup signifikan
sebesar 11.785 kendaraan/jam, niai dan tingkat pelayanan menjadi E
tundaan total sebesar 1893205.1 dari kondisi eksisting.
dtk/skr dan tundaan simpang rata-rata
499.42 dtk/skr sehingga tingkat B. Saran
pelayanan simpang pada kondisi jam Adapun saran yang dapat diberikan
puncak masuk dalam kategori F/buruk dari hasil penelitian ini adalah:
sekali ( > 60 dtk/skr).
3. Hasil analisis dan evaluasi 1. Untuk penelitian selanjutnya
menunjukan kinerja operasi pada diharapkan menggunakan peraturan
simpang kajian telah melebihi batas yang lebih baru selain Pedoman
dari kondisi yang ditetapkan yaitu Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI,
nilai derajat kejenuhan (DJ) yang 2014) mengingat peraturan harus
terjadi pada simpang Giwangan Ring menyesuaikan dengan kondisi dan
Road Selatan, Bantul,Yogyakarta teknologi pada saat ini dan perlunya
untuk lengan Utara, Selatan, Timur, pembaharuan.
Barat dan Timur Laut adalah sebesar 2. Perlu segera dilakukan evaluasi
0.75, 1.31, 0.95, 0.71 dan 0.32 kinerja simpang oleh instansi terkait
dtk/skr. Nilai derajat kejenuhan (DJ) mengingat kondisi simpang yang
pada lengan Utara, Selatan, dan Barat sangat padat sering terjadi tundaan
(DJ > 0.85). Nilai panjang antrian yang cukup besar khusunya pada
untuk lengan Selatan 100 meter. lengan Selatan.
4. Kinerja operasi pada simpang 3. Perlu dilakukan survey lalu lintas
Giwangan RingRoad Selatan, Bantul, yang lebih akurat dengan tidak hanya
Yogyakarta perlu segera diberikan survey 1 hari kerja, seperti dilakukan
alternatif solusi dan upaya perbaikan dalam survey saat hari libur atau
manajemen lalu lintas, dalam analisis survey selama satu minggu penuh,
ini digunakan beberapa alternatif dan sehingga data lalu lintas yang
didapat alternatif terbaik untuk didapatkan lebih merepresentasikan
meningkatkan kinerja simpang APILL kondisi lalu lintas yang sebenarnya.
Giwangan RingRoad Selatan, Bantul, 4. Untuk lebih meningkatkan tingkat
Yogyakarta pada alternatif ini pelayanan pada simpang perlu
menghasilkan nilai derajat kejenuhan dilakukan sebuah skenario atau
(DJ) dan tundaan (TL) lebih rendah alternative yang sudah disarankan
dari kondisi eksisting serta sudah pada simpang tersebut sehingga
memenuhi standar dari PKJI tingkat pelayanan simpang Giwangan
(Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia) jauh lebih baik dan bekerja lebih
jadi alternatif yang terbaik sebagai optimal.
berikut :
a. Alternatif perubahan waktu DAFTAR PUSTAKA
siklus baru dan pelebaran jalan BPS, (2016), Kependudukan dan
pada setiap lengan di simpang Ketenagakerjaan. Badan Pusat
Giwangan yaitu didapat nilai Statistik D.I. Yogyakarta.
derajat kejenuhan (DJ) setiap Dephub. 2006. Undang – Undang RI
lenganya sudah sesuai dengan Nomor 34 Tahun 2006 tentang
syarat standar DJ < 0.85 dtk/skr. Jalan . Direktorat Jenderal
Nilai tundaan rata-rata pada Perhubungan Darat. Jakarta.
lengan Utara, Selatan, Timur,
Barat dan Timur Laut sebesar 52, Dephub. 2009. Undang – Undang RI
61, 56, 67 dan 39 dtk/skr, dan Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.
Tugas Akhir 9
20130110198
Direktorat Jenderal Perhubungan Jurusan Teknik Sipil Universitas
Darat, Jakarta. Pelita Harapan. Banten.
Dephub. 2015. Undang – Undang RI Setijadji, Aries. 2006. Studi Kemacetan
Nomor 96 Tahun 2015 tentang Lalu Lintas Jalan Kaligawe Kota
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Semarang. Universitas
Manajemen dan Rekayasa Lalu Diponegoro. Semarang.
Lintas. Direktorat Jenderal Tamin, Ofyar Z. (1997). “Perencanaan dan
Perhubungan Darat, Jakarta. Pemodelan Transportasi”, Teknik
Direktorat Jendral Bina Marga (2014). Sipil Institut Teknologi Bandung.
Pedoman Kapasitas Jalan Utomo, Irwan Rifki. 2016. Pemodelan
Indonseia (PKJI). Jakarta. Lalu Lintas pada Simpang
Haryadi, Deka Bayunagoro. 2016. Bersinyal Jalan Perkotaan di
Pemodelan Lalu Lintas Pada Yogyakarta (Studi kasus :
Simpang Bersinyal Jalan Simpang Bersinyal Ring Road
Perkotaan Di Yogyakarta (Studi Utara, Monumen Jogja Kembali,
Kasus : Simpang Bersinyal Pingit Yogyakarta). Laporan Tugas
Yogyakarta). Laporan Tugas Akhir. Teknik Sipil UMY.
Akhir. Teknik Sipil UMY. Widarto, Pipit Candra. 2016. Analisis
Hobbs, F.D, 1995, Perencanaan dan simpang bersinyal menggunakan
Teknik Lalu Lintas, Penerbit software Vissim (Studi Kasus :
Gadjah Mada. University Press, Simpang Bersinyal Pelemgurih
Yogyakarta. Yogyakarta). Laporan Tugas
Liliani , T. (2002). Catatan Kuliah Akhir. Teknik Sipil UMY.
Rekayasa Lalu Lintas. Bandung:
ITB.
Munawar, Ahmad. 2004. Manjemen Lalu
Lintas Perkotaan. Beta Offset.
Yogyakrta.
Morlok, E.K., 1998, Pengantar Teknik dan
Perencanaan Transportasi,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Oglesby, Clarkson. H. 1999. Teknik Jalan
Raya. Penerbit Erlangga, Jakarta.
PTV Group. (2016). PTV Vissim 9.0 User
Manual. Germany.
Rohman, Anas Miftachur. 2016. Pengaruh
Karakteristik Parkir dan
Kebutuhan Luas Parkir Terhadap
Kinerja Terminal Giwangan
sebagai Terminal Bus Tipe A.
Laporan Tugas Akhir. Teknik
Sipil UMY.
Sukirman, S, 1994, Dasar-Dasar
Perencanaan Geometrik Jalan
Raya, Nova, Bandung.
Sukarto, Haryono. 2006. Transportasi
Perkotaan dan Lingkungan.
Tugas Akhir 10
20130110198