(Proposal)
Oleh
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANG BUMI RUWA JURAI
BANDAR LAMPUNG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Pertemuan atau perpotongan antar dua jalur jalan atau lebih pada
suatu bidang dengan pada setiap simpang tidak adanya lampu sebagi
rambu-rambu pada simpang merupakan simpang tak bersinyal.
Persimpangan dibagi atas dua jenis:
1. Kapasitas
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum perjam yang
dipertahankan, yang melewati suatu titik dijalan dalam kondisi yang
ada. Kapasitas merupakan ukuran kinerja pada kondisi yang berfariasi,
dapat diterapkan pada suatu jalan yang komplek dan dapat dinyatakan
pada smp/jam.
2. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan merupakan rasio arus lalu lintas terhadap
kapasitas. Derajat kejenuhan merupakan suatu indikator yang
menentukan tingkat kinerja suatu simpang. Suatu simpang
mempunyai tingkat kinerja yang baik apabila derajat kejenuhan tidak
lebih dari 0,8 pada jam puncak tahun rencana.
3. Tundaaan
Waktu tempuh tambahan untuk melewati suatu simpang apabila
berbanding dengan lintasan tanpa melewati simpang merupakan
pengertian dari tundaan. Tundaan terdiri dari tundaan lalu lintas dan
tundaan geometrik. Tundaan Lalu Linta (DT) terjad karena pengaruh
dari kendaraan lain, sedangkan Tundaan Geometrik (DG) terjadi
karena adanya percepatan dan perlambatan saat melewati fasilitas
tertentu.
4. Peluang Antrian
Kemungkinan adanya antrian lebih dari dua kendaraan di daerah
pendekat yang mana saja pada simpang tak bersinyal
mrupakanpeluang antrian. Hubungan antara derajat kejenuhan
dengan kurva peluang antrian digunakan untuk menentukan batas
nilai peluang antrian.
a. Kondisi Geometrik
c. Kondisi Lingkungan
2.4.3 Kapasitas
Faktor
Tipe Variabel Uraian Variabel dan Nama Masukan Model
Pada suatu simpang pasti ditentukan antara jalur utama dan jalur
minor yang mungkin berbeda klasifikasi jalanya. Adapun kriteria jalan
utama dan jalan minor dari pedoman MKJI 1997 adalah sebagai
berikut:
322 2700
342 2900
422 2900
Dengan:
Wa dan Wc = lebar pendekat jalan minor (m)
Wb dan Wd = lebar pendekat jalan utama (m)
Faktor
Koreksi
Uraian Tipe M
Median (FM)
IT FMI PMI
Keterangan:
DS : Derajat kejenuhan
QTOT : Arus kendaraan bermotor total pada persimpangan
dinyatakan dalam kend/jam, smp/jam atau LHRT (lalu
lintas harian rata-rata, smp/jam)
C : Kapasitas (smp/jam)
Gambar 2.3 Perilaku Lalu Lintas
b. Tundaan
1,0504
𝐷𝑇𝑀𝐴 = − (1 − 𝐷𝑆) 𝑥 1,8
0,2742 − (0,2042 𝑥 𝐷𝑆)
Keterangan :
QMA = Arus total jalan utama /mayor (smp/jam)
QMI = Arus lalu lintas jalan minor (smp/jam)
Keterangan:
DG = tundaan geometric simpang (det/smp)
DTI = tundaan lalu lintas simpang (det/smp)
6) Peluang Antrian
A <5 BaikSekali
B 5.1-15 Baik
C 15.1-25 Sedang
D 25.1-40 Kurang
E 40.1-60 Buruk
3.1 Umum
Mulai
Pengumpulan Data
Data Primer
Geometrik Jalan Data Sekunder
Kondisi Lingkungan Yes
Volume Arus Lalu Lintas Jumlah Penduduk
Kinerja Simpang
Analisa
1. Kapasitas Simpang
2. Tundaan Lalu Lintas
3. Peluang Antrian
4. Derajat Kejenuhan
Selesai
Bandar Lampung,…………………2023