DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Machsus S.T.,M.T.
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 2
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................. 3
2.1 Sistem Satu Arah.................................................................................................... 3
2.2 Jalan Perkotaan....................................................................................................... 3
2.3 Kinerja Ruas Jalan ................................................................................................. 4
2.4 Kondisi Geometrik Ruas Jalan............................................................................... 5
2.5 Parameter Tingkat Pelayanan Jalan........................................................................ 5
BAB III DESAIN SURVEY.................................................................................................... 6
3.1 Desain Survey......................................................................................................... 6
3.2 Tahapan Kegiatan................................................................................................... 6
BAB IV DATA DAN ANALISIS............................................................................................ 7
4.1 Gambaran Wilayah Studi........................................................................................ 7
4.2 Geometrik Jalan...................................................................................................... 8
4.3 Analisis Kinerja Ruas Kondisi Eksisting................................................................ 9
4.3.3 Analisis Derajat Kejenuhan................................................................................ 10
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 12
LAMPIRAN........................................................................................................................... 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Satu Arah
Sistem satu arah adalah salah satu hasil dari rekayasa lalulintas yang dilakukan
dengan mengubah jalan dua arah menjadi satu arah yang berfungsi untuk meningkatkan
keselamatan dan kapasitas jalan. Jalan satu arah merupakan salah satu metode untuk
mengurangi kemacetan dan tundaan lalulintas, melalui pengaturan arah pergerakan lalulintas.
kuntungan dari jalan satu arah ini diharapkan bisa mengurangi konflik kecelakaan dan
menambah kapasitas ruas jalan sehingga kecepatan kendaraan bertambah.
Adapun manfaat Jalan Satu Arah:
1) Meningkatkan Kapasitas
Mengurangi hambatan-hambatan pada persimpangan yang ditimbulkan oleh konflik
kendaraan dengan penyebrang jalan, memungkinkan penyesuaian lebar jalur lalu
lintas yang dapat menambah kapasitas maupun menambah lajur baru, meningkatkan
waktu tempuh, memungkinkan perbaikan pengoperasian angkutan umum dengan
terhindarnya berangkat dan pulang melalui jalan yang sama, juga terjadinya
penyebaran lalu lintas guna menghindari kemacetan padajalan terdekat
2) Meningkatkan Keamanan
Pengurangan konflik antar arus kendaraan dan antar arus kendaraan dengan
penyeberang jalan pada persimpangan. Terhindarnya penyeberangan jalan terjebak
ditengah arus lalu lintas sebaliknya. Perbaikan pada pengamatan di persimpangan
bagi pengemudi.
Kerugian Satu Arah
1) Sejumlah pemakai jalan (kendaraan bermotor) harus memutar untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Hal ini akan menambah biaya perjalanan
2) Bagi pendatang baru mungkin pengaturan ini membingungkan, khususnya jika
geometri jaringan jalan tidak teratur dan tanda dan tanda tidakjelas.
3) Bagi kendaraan-kendaraan untuk kebutuhan darurat seperti pemadam kebakaran dan
ambulance dalam hal ini terpaksa memutar.
3
2.3 Kinerja Ruas Jalan
2.3.1 Arus Lalu Lintas
Menurut PKJI (2014), arus lalu lintas adalah banyaknya kendaraan bermotor yang
melalui titik tertentu pada jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan perjam
atau satuan mobil penumpang/jam.
Menurut jenis dan arah pergerakan kendaraan yang melewati titik pengamatan
(memasuki persimpangan), jumlah kendaraan dihitung dengan interval waktu 15 menit dengan
kondisi arus lalu lintas pada jam puncak (pagi, siang dan sore) dan dinyatakan dengan jumlah
kendaraan perjam (smp/jam).
Dalam aplikasinya, arus berbagai tipe kendaraan harus diubah dalam satuan mobil
penumpang (smp). Ekivalen mobil penumpang (emp) digunakan sebagai faktor yang
menunjukan berbagai tipe kendaraan dibandingkan kendaraan ringan sehubungan dengan
pengaruhnya terhadap kecepatan kapasitas kendaraan ringan dalam arus lalu lintas.Ekivalensi
mobil penumpang (emp) untuk masing – masing tipe kendaraan tergantung pada tipe jalan dan
arus lalu lintas total yang dapat dinyatakan dalam kendaraan/jam. Nilai emp dikelompokan
berdasarkan jenis kendaraan sebagai berikut.
1. Kendaraan ringan (LV), adalah kendaraan bermotor dua as beroda 4 dengan jarak as
2,0 – 3,0 m (termasuk mobil penumpang, mikrobus, pick up, dan truk kecil sesuai
sistem klasifikasi Bina Marga).
2. Kendaraan berat (HV), adalah kendaraan bermotor dengan jarak as lebih dari 3,5 m,
biasanya beroda lebih dari 4 (termasuk bis, truk 2 as, truk 3 as, dan truk kombinasi
sesuai sistem klasifikasi Bina Marga).
3. Sepeda motor (MC), adalah kendaraan bermotor beroda dua atau tiga (termasuk sepeda
motor dan kendaraan beroda 3 sesuai sistem klasifikasi Bina Marga).
2.3.2 Kapasitas
Kapasitas (C) didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik di jalan yang
dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Untuk jalan dua lajur dua arah
ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur,
arus dipisahkan per arah dan kapasitas ditentukan per lajur (Direktorat Jendral Bina Marga).
Nilai dari kapasitas (C) dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan dibawah ini.
C = C0 × FCLJ × FCPA × FCHS × FCUK
C adalah kapasitas, skr/jam
C0 adalah kapasitas dasar, skr/jam
FCLJ adalah faktor penyesuaian kapasitas terkait lebar lajur atau jalur lalu lintas
FCPA adalah faktor penyesuaian kapasitas terkait pemisahan arah, hanya pada jalan tak
terbagi
FCHS adalah faktor penyesuaian kapasitas terkait KHS pada jalan berbahu atau berkereb
FCUK adalah faktor penyesuaian kapasitas terkait ukuran kota
4
2.3.3 Derajat Kejenuhan (DJ)
DJ adalah ukuran utama yang digunakan untuk menentukan tingkat kinerja segmen
jalan. Nilai DJ menunjukkan kualitas kinerja arus lalu lintas dan bervariasi antara nol sampai
dengan satu. Nilai yang mendekati nol menunjukkan arus yang tidak jenuh yaitu kondisi arus
yang lengang dimana kehadiran kendaraan lain tidak mempengaruhi kendaraan yang lainnya.
Nilai yang mendekati 1 menunjukkan kondisi arus pada kondisi kapasitas, kepadatan arus
sedang dengan kecepatan arus tertentu yang dapat dipertahankan selama paling tidak satu jam.
DJ dihitung menggunakan persamaan
DJ = Q/C
keterangan:
DJ adalah derajat kejenuhan
Q adalah arus lalu lintas, skr/jam
C adalah kapasitas,skr/jam
Kondisi arus lalu lintas bebas dengan kecepatan tinggi dan volume lalu
A 0,00-0,20
lintas rendah
Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu
B 0,20-0,44
lintas
C Arus stabil, tetapi kecepatan gerak kendaraan dikendalikan 0,45-0,74
Arus mendekati stabil, kecepatan masih dapat dikendalikan, V/C masih
D 0,75-0,84
dapat ditolerir
Arus tidak stabil, kecepatan terkadang terhenti, permintaan sudah
E 0,85-1,00
mendekati kapasitas
Arus dipaksakan, kecepatan rendah, volume di atas kapasitas, antrian
F ≥1,00
panjang (macet)
5
BAB III
DESAIN SURVEY
6
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
4.1 Gambaran Wilayah Studi
Jalan Arif Rahman Hakim adalah nama salah satu jalan utama di Kota Depok yang
membentang antara ruas Jalan Nusantara disisi barat dan Jalan Margonda Raya disisi timur.
Jalan Arif Rahman Hakim memiliki total panjang jalan 1.146 meter.
Berada di Kota Depok yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.484.186 jiwa
(sumber: BPS). Merupakan jalan perkotaan dengan guna lahan perdagangan dan jasa di
sepanjang koridor jalan memiliki hambatan samping sedang.
7
4.2 Geometrik Jalan
8
4.3 Analisis Kinerja Ruas Kondisi Eksisting
4.3.1 Arus Lalu Lintas
Dalam penggunaannya, arus berbagai tipe kendaraan harus diubah dalam satuan
mobil penumpang (smp). Untuk dapat merubah satuan mobil penumpang digunakan nilai
ekivalensi mobil penumpang (emp) sesuai dengan jenis kendaraan.
Volume lalu lintas Sistem 1 Arah
Jalur 1
Kendaraan / 15 menit smp / jam
Waktu LV . Emp HV . Emp MC . Emp UM . Emp Jumlah
LV HV MC UM
16 : 00 s/d 16 : 15 230 7,2 252,8 0 490,0
16 : 15 s/d 16 : 30 265 4,8 264,3 0 534,1
2015,6
16 : 30 s/d 16 : 45 256 1,2 271,0 0 528,2
16 : 45 s/d 17 : 00 240 3,6 219,8 0 463,4
Jalur 2
Kendaraan / 15 menit smp / jam
Waktu LV . Emp HV . Emp MC . Emp UM . Emp Jumlah
LV HV MC UM
16 : 00 s/d 16 : 15 70 1,2 136,3 0 207,5
16 : 15 s/d 16 : 30 91 2,4 137,3 0 230,7
892,8
16 : 30 s/d 16 : 45 77 0,0 135,5 0 212,5
16 : 45 s/d 17 : 00 90 1,2 151,0 0 242,2
Dari hasil analisis didapatkan nilai arus total pada jalur 1 sebesar 2015,6 smp/jam, pada jalur
2 sebesar 892,8 smp/jam
4.3.2 Kapasitas
Kapasitas sistem satu arah
Kapasitas
Faktor Penyesuaian Untuk Kapasitas Kapasitas
Dasar
Arah Lalu Lintas Pemisahan Hambatan
C0 Lebar Jalur
Arah Samping
Ukuran Kota C
(smp/jam) FCLJ FCPA FCHS FCUK (smp/jam)
Jalur 1:
3300 1,0 1,0 0,93 1,0 3069
Simpang Rambada - PLN
Jalur 2
3300 1,0 1,0 0,93 1,0 3069
PLN – Simpang Rambada
• Kapasitas dasar ditentukan berdasarkan untuk tipe jalan 4 jalur terbagi didapat
kapasitas dasar sebesar 1650 smp/jam per lajur.
• Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas untuk tipe jalan 4 jalur terbagi dengan Lebar
jalur lalu lintas efektif sebesar 3,5 didapat FCLJ sebesar
• Faktor penyesuaian pemisah arah 1.
• Faktor penyesuaian kapasitas akibat KHS pada jalan berkereb dengan jarak dari kereb
ke hambatan samping terdekat sejauh 1 meter dengan tipe jalan 4 jalur terbagi didapat
0.93.
• Faktor penyesuaian kapasitas terkait ukuran kota dengan jumlah 1,0-3,0 Juta
penduduk Didapatkan faktor penyesuaian ukuran kota sebesar 1
Dari hasil perhitungan di atas didapatkan nilai kapasitas ruas jalan pada jalur 1 dan 2 sebesar
3069 smp/jam
9
4.3.3 Analisis Derajat Kejenuhan
Perhitungan Derajat Kejenuhan pada Sistem Satu Arah
Qtotal C
DS
(smp)/jam (smp)/jam
Jalur 1 Simpang
2015,55 3069 0,66
Rambada - PLN
Jalur 2 PLN -
Simpang 892,8 3069 0,29
Rambada
Dari perhitungan di atas didapat nilai derajat kejenuhan (DS) pada jalur 1 dan 2 sebesar 0,66
dan 0,29. Nilai tersebut masih aman dalam standar kelayakan.
Qtotal C
DS
(smp)/jam (smp)/jam
Lajur 1 Simpang
1458,31 2459,2 0,6
Rambada - PLN
Lajur 2 PLN -
Simpang 1311,59 2459,2 0,55
Rambada
10
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Tingkat pelayanan pada Jalan Arif Rahman Hakim sebelum dan sesudah sistem satu
arah sebagai berikut :
Sebelum Sistem Satu Arah
Jalur 1 : 0,60
Tingkat Pelayanan (C) Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan
Jalur 2 : 0,55
Tingkat Pelayanan (C) Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan
Sesudah Sistem Satu Arah
Jalur 1 : 0,66
Tingkat Pelayanan (C) Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan
Jalur 2 : 0,29
Tingkat Pelayanan (B) Arus stabil, kecepatan mulai terbatas
Pembagian sistem satu arah ini tidak seimbang karena adanya pembatas jalan atau
median yang menyulitkan pengendara untuk berbelok jalur 2, selain itu banyak angkutan kota
yang berhenti disekitar jalan. Tingkat pelayanan pada sistem satu arah memiliki tingkat
pelayanan yang baik untuk di Jalur 2, tetapi pada Jalur 1 penggunaan sistem satu arah ini kurang
efektif karena masih terjadinya penumpukan jumlah arus kendaraan.
Karena sebelum program sistem satu arah diberlakukan pada Jalur 1 yang semulanya
memiliki derajat kejenuhan 0,6 tidak ada peningkatan maupun pengurangan menjadi 0,66
dalam tingkat pelayanannya c, sedangkan jalur 2 mendapat efektifitas yang lebih tinggi
dibanding jalur 1 karena drajat kejenuhannya menurun dari 0,55 menjadi 0,29 dengan tingkat
pelayanan c sama dengan jalur 1 di awal menjadi b.
5.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang bisa diberikan adalah untuk membuka kedua bukaan putar balik
pada media jalan. Karena pada saat ini masih hanya dibuka satu. Kami menyarankan untuk
membuka keduanya karena memudahkan aksesibilitas dan untuk mengurangi penumpukan
yang ada. Kemudian untuk selanjutnya mungkin sangat dianjurkan untuk membuat penelitian
lebih lanjut untuk meninjau efektivitas penerapan sistem satu arah untuk beberapa tahun
kedepan. Adanya petugas juga sangat membantu pengguna jalan dalam menggunakan jalan,
juga menertibkan pengguna jalan yang melakukan lawan arus.
11
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Penerbit
Bina Marga. Jakarta.
Kusnanda, O., M., dan Rendry, P., 2013. Manajemen Lalu Lintas Satu Arah pada Jl.
Pandanaran. Jl. MH. Thamrin, Jl. Gajah Mada, Jl. Depok, dan Jl. Pemuda – Kota Semarang,
Tugas Akhir Program S1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Gilang, B. (2016). Analisis Kinerja Ruas Jalan Kaliurang Km 12 – Km 14,5 Sleman
Yogyakarta. (Skripsi, Universitas Islam Indonesia).
Departemen Rekayasa Lalu Lintas. (2017). Analisa Arus Lalu Lintas dan Siklus
Simpang Jalan Dewi Sartika. Dinas Perhubungan, Depok.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2014. Pedoman Kapasitas Jalan Perkotaan (PKJI).
2014
12
LAMPIRAN
Traffic Counting
Nama Jalan : Jl. Arif Rahman Hakim
Jalur :1
Hari / Tanggal : Senin, 29-11-2021
13
Traffic counting
Nama Jalan : Jl. Arif Rahman Hakim
Jalur :2
Hari / Tanggal : Kamis, 25-11-2021
14