DISUSUN OLEH :
LISTIA NINGSIH
F 1801 0036
Jalan raya merupakan salah satu sarana dan prasarana yang penting bagi
tercapainya suatu kegiatan, sehingga dibutuhkan desain perancangan perkerasaan
jalan yang baik merupakan salah satu keharusan. Prasarana jalan, selain untuk
menghubungkan suatu tempat ke tempat lain, maka prasarana jalan harus
memiliki struktur perkerasan yang baik agar dapat memberikan rasa aman dan
nyaman pada pengguna jalan, olehnya itu dalam pelaksanaan. pembangunan jalan
baru, diharapkan adanya pengawasan yang menjadi fungsi kontrol dalam
pelaksanaannya dan adanya pemeliharaan terhadap jalan yang sudah ada agar
tidak mengalami kerusakan sebelum umur rencana yang diperhitungkan.
Kerusakan jalan merupakan salah satu akibat dari berbagai macam faktor
kegiatan lalu lintas pada jalan, terlebih karena kendaraan dengan angkutan barang
yang muatannya lebih, dapat menimbulkan permasalahan pada konstruksi
perkerasan jalan. Kerusakan jalan yang terjadi dibeberapa daerah saat ini
merupakan permasalahan yang sangat komplek dan kerugian yang diderita
sungguh besar terutama bagi pengguna jalan, seperti terjadinya waktu tempuh
yang lama, kemacetan, kecelakaan lalu lintas, dan lain-lain. Kerusakan-kerusakan
jalan yang sering terjadi di ruas jalan Trans Sulawesi yang merupakan ruas jalan
dengan volume lalu lintas yang cukup tinggi
Salah satu kerusakan jalan yang terjadi di ruas jalan Trans Sulawesi pada
ruas jalan Desa Tende dimana pada ruas jalan tersebut juga merupakan ruas jalan
dengan volume lalu lintas yang cukup tinggi, dan pada ruas jalan ini juga salah
satu jalan alternatif yang digunakan oleh masyarakat sebagai sarana pergerakan
lalu lintas untuk melakukan aktifitas atau perpindahan dari suatu daerah ke daerah
lainnya. Pada umumnya ruas jalan Trans Sulawesi Desa Tende sudah hampir
mencapai kondisi baik, akan tetapi pada segmen tertentu masih terdapat kondisi
jalan yang mengalami kerusakan-kerusakan yang dapat mengganggu aktivitas
pengguna jalan sehingga dapat mempengaruhi waktu tempuh kendaraan menjadi
lebih lambat.
Jalan Ciri-ciri
Lingkungan 1. Perjalanan jarak dekat
2. Kecepatan rata-rata rendah
Sumber : UU No.38 Tahun 2004
5. Corrugation (Keriting)
Kerusakan ini dikenal juga dengan istilah Ripples. Bentuk kerusakan ini
berupa gelombang pada arah melintang. Kerusakan ini umumnya terjadi
pada tempat berhentinya kendaraan akibat pengereman.
Penyebabnya adalah :
a. Stabilitas lapis permukaan yang rendah.
b. Penggunaan material/agregat yang tidak tepat, seperti digunakannya
agregat yang berbentuk bulat licin.
c. Terlalu banyak menggunakan agregat halus.
d. Lapis pondasi yang memang sudah bergelombang.
e. Llu lintas dibuka sebelum perkerasan mantap (untuk perkerasan
yang menggunakan aspal cair).
6. Depression (Amblas)
Yaitu turunnya permukaan lapisan permukaan perkerasan pada area
tertentu dengan atau tampak retak. Kedalaman kerusakan ini umumnya
lebih dari 2 cm dan akan menampung/meresapkan air.
Penyebabnya adalah :
a. Beban/berat kendaraan yang berlebihan, sehingga kekuatan struktur
bagian bawah perkerasan jalan atau struktur perkerasan jalan itu
sendiri tidak mampu memikulnya.
b. Penurunan bagian perkerasan dikarenakan oleh turunnya tanah
dasar.
c. Pelaksanaan pemadatan yang kurang baik.
Gambar 2.6 Depreesion
Sumber : (Bina Marga,1983)
Tabel 2.7 Tingkat kerusakan Depreesion
11. Patching And Utility Cut Patching (Tambalan Dan Tambalan Pada
Galian Utilitas)
Tambalan dapat dikelompokkan kedalam cacat permukaan, karena pada
tingkat tertentu (jumlah/luas tambalan besar) akan mengganggu
kenyamanan berkendara. Berdasarkan sifatnya, tambalan
dikelompokkan menjadi dua, yaitu tambalan sementara yang berbentuk
tidak beraturan mengikuti bentuk kerusakan lubang dan tambalan
permanen yang berbentuk segi empat sesuai rekontruksi yang
dilaksanakan.
Penyebabnya adalah :
a. Perbaikan akibat dari kerusakan permukaan perkerasan.
b. Perbaikan akibat dari kerusakanstruktural perkerasan.
c. Penggalian pemasangan saluran/pipa.
d. Akibat lanjutannya adalah permukaan akan menjadi kasar dan
mengurangi kenyamanan berkendara.
Gambar 2.11 Patching And Utility Cut Paching
Sumber : (Bina Marga, 1983)
>50 mm
LANDASAN TEORI
d
S= .....................................................................................................(2.1)
t
Dengan :
S = kecepatan (km/jam, m/det)
d = jarak yang ditempuh kendaraan (km, m)
t = waktu tempuh kendaraan (jam, det)
Ad
Density = = %100 ..............................................................(2.2)
As
Ld
Atau Density = = % 100 .....................................................(2.3)
As
Dengan :
Ad = luas total jenis kerusakan untuk tiap tingkat kerusakan (m2)
Ld = panjang total luas jenis kerusakan untuk tiap tingkat kerusakan
(m)
As = luas total unit segmen (m2)
f. Nilai PCI
Setelah CDV diperoleh, maka PCI untuk setiap unit sampel dihitung
dengan menggunakan persamaan :
PCIS = 100 – CDV ...............................................................(2.4)
Setelah nilai PCI diketahui, selanjutnya dapat ditentukan rating dari
sampel unit yang ditinjau dengan mengeplotkan grafik, sedangkan
untuk menghitung nilai PCI secara keseluruhan dalam satu ruas jalan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Nilai PCI perkerasan secara keseluruhan pada ruas jalan tertentu
adalah :
PCI (S)
PCI = ........................................................................(2.5)
N
BAB 4
METODE PENELITIAN
LV MHV LB LT MC
2
3
TOTAL
Rata-rata
(km/jam)
Keterangan :
a. LV (Light Vehicles) yaitu kendaraan ringan.
b. MHV (Medium Heavy Vehicles) yaitu kendaraan berat menengah.
c. LB (Large Bus) yaitu bus besar.
d. LT (Large Truck) yaitu truk besar.
e. MC (Motorcycle) yaitu kendaraan bermotor dua atau tiga roda.
MULAI
RUMUSAN MASALAH
ANALISA DATA
FINISH
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer
merupakan data-data yang didapatkan langsung dari survei lapangan, yaitu
geometrik jalan, volume lalu lintas, kecepatan kendaraan dan data kerusakan
jalan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku, jurnal dan karya
tulis maupun data dari instansi terkait.
5.1 Data Primer
1. Data Geometrik Jalan Trans Sulawesi Desa Tende
Data geometrik jalan adalah data yang berisi kondisi geometrik dari
segmen jalan yang diteliti. Data ini merupakan data primer yang
didapatkan dari survei kondisi geometrik jalan secara langsung. Data
geometrik jalan Trans Sulawesi Desa Tende adalah sebagai berikut :
a) Nama lokasi : Jalan Trans Sulawesi Desa Tende
b) Status jalan : Jalan Nasional
c) Lebar badan jalan : 6 Meter
d) Lebar tiap lajur : 3 Meter
e) Lebar bahu jalan : 2 Meter
f) Kondisi cuaca : Baik
g) Jenis perkerasan : Perkerasan Lentur (Aspal)
h) Marka jalan : Ada
i) Bahu jalan : Ada
Gambar 5.1 Lokasi Penelitian
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil survei kecepatan setempat
arah Tende Km 15 - Tende Km 16 memiliki kecepatan kendaraan ringan (LV)
sebesar 9,689 detik (34,879 km/jam), kendaraan berat menengah (MHV) sebesar
10,689 detik (38,480 km/jam), bus besar (LB) sebesar 11,017 detik (39,661
km/jam), truk besar (LT) sebesar 10,097 (36,349 km/jam) dan sepeda motor (MC)
sebesar 8,486 (30,548 km/jam) dengan total rata-rata kendaraan yang melewati
ruas jalan arah Tende KM 15 – Tende KM 16 sebesar 9,995 (35,984 km/jam).
Sedangkan hasil survei kecepatan setempat arah Tende Km 16 - Tende Km 15
memiliki kecepatan kendaraan ringan (LV) sebesar 10,077 detik (36,275 km/jam),
kendaraan berat menengah (MHV) sebesar 10,516 detik (37,858 km/jam), bus
besar (LB) sebesar 9,722 detik (34,999 km/jam), truk besar (LT) sebesar 10,339
detik (37,219 km/jam) dan sepeda motor (MC) sebesar 7,960 (28,655 km/jam)
dengan total rata-rata kendaraan yang melewati ruas jalan arah Tende KM 16 –
Tende KM 15 sebesar 9.723 detik (35,001 km/jam).
Untuk memperjelas kecepatan arus kendaraan yang melintas di ruas jalan Trans
Sulawesi Desa Tende. berikut grafik kecepatan kendaraan arah Tende KM 15 dan
arah Tende KM 16.
45
40
35
30
25 Tende Km 15
20 Tende Km 16
15
10
5
0
Jadi berdasarkan data diatas kecepatan kendaraan yang melewati jalan Trans
Sulawesi Desa Tende dari kedua jalur adalah 35,492 km/jam.
19,8
3,49
40
0,337
21
0,963
52
80,8
Gambar 5.10 Grafik Corrected Deduct Value Pada Segmen 1
d. Menghitung nilai Pavemen Condition Index (PCI)
Setelah CDV diperoleh, maka nilai PCI untuk segmen 1 dapat dihitung
dengan rumus :
Y = a + bX
( ∑Y .∑ X 2 )−( ∑ X . ∑ XY )
a=
n ( ∑ X )−¿ ¿
2
15466517,5
a=
411964
a=37,54
n (∑ XY )−( ∑ X . ∑ Y )
b=
n ( ∑ X 2 )−¿ ¿
1540,378
b=
411964
b=0,004
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tingkat kerusakan dan jenis kerusakan jalan pada Ruas Jalan Tende Km 15 –
Tende Km 16 dengan menggunakan metode PCI (Pavement Condition Index)
dari STA 0+000 s/d 1+000 atau sepanjang 1 Km, berdasarkan perhitungan
terdapat beberapa jenis kerusakan yaitu kegemukan (bleending), tambalan
(patching), lubang (potholes), amblas (depression), keriting (corrugations),
retak buaya (alligator cracking), dan pengembangan (Swell) dengan nilai rata-
rata kerusakan yaitu sebesar 50,7. dimana sesuai dengan diagram nilai PCI
nilai tersebut termasuk dalam kondisi Sedang (FAIR). Sedangkan untuk
survey kecepatan kendaraan pada ruas jalan Tende Km 15 – Tende Km 16
dihasilkan nilai rata-rata kecepatan kendaraan untuk setiap nomor sampelnya
adalah 35,49 km, 36,41 km, 35,81 km, 36,99 km, 38,93 km, 42,73 km, 42,20
km, 36,72 km, 36,37 km, dan 35,69 km. Berdasarkan nilai tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa kecepatan pada ruas jalan Tende Km 15 – Tende
Km 16 sesuai dengan klasifikasi fungsi dan medan jalan, tidak memenuhi
kecepatan rencana yang telah ditetapkan oleh Bina Marga yaitu sebesar 70 –
100 km/jam dengan fungsi jalan adalah Arteri dan medan jalannya adalah
datar.
2. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linear sederhana dapat
disimpulkan hubungan antara kerusakan jalan yang perhitungannya
menggunakan metode PCI dengan pengaruhnya terhadap kecepatan laju
kendaraan adalah semakin bertambahnya nilai PCI maka akan semakin
bertambah pula laju kecepatan kendaraan. Dengan persamaan regresi :
Y = 37,54 + 0,04 X untuk penambahan 1 nilai PCI.
6.2 Kesimpulan
Beberapa saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini yaitu :
1. Perlu dilakukan pemeliharaan secara berkala mengingat status pada Ruas
Jalan Tende Km 15 – Tende Km 16 merupakan jalan Provinsi dengan
kapasitas muatan yang melewatinyapun cukup berat, sehingga akan
memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan.
2. Perlu dilakukan peninjauan terkait penggunaan perkerasan lentur (flexible
pavement) apakah sudah tepat menggunakan perkerasan lentur untuk jalan
dengan status provinsi, atau menggantinya dengan menggunakan perkerasan
kaku (rigid pavement)