Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas kelompok mata
kuliah Perkerasan Jalan ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya.
Tugas mengenai kerusakan jalan ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk kelulusan
nilai mata kuliah Praktek Perkerasan Jalan.
Kami ucapkan juga banyak terima kasih kepada Bapak Imam Saprudi selaku dosen
kami yang sudah bersedia membimbing dalam penyusunan makalah ini, tanpa bantuan
Bapak belum tentu kami dapat menyelesaikan tugas akhir semester ini.
Kami menyadari bahwa makalah kerusakan Jalan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari bapak dosen yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan dalam penyusunan tugas ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Jakarta,
Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..... 2
BAB 1 PENDAHULUAN.
1. Latar Belakang ...... 5
2. Tujuan Penulisan ....... 5
BAB 2 DASAR TEORI
BAB 4 ANALISA.
BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN
BAB 1
PENDAHULUAN
gangguan terhadap transportasi, dengan adanya gangguan ini maka akan berpengaruh terhadap
sektor lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung akan terasa pada
sektor ekonomi terutama pada distribusi barang dan jasa. Dengan adanya hambatan ini maka
akan menimbulkan ketidakseimbangan pada ketersediaan barang dan jasa di suatu daerah
sehingga akan berpengaruh pada keadaan harga barang dan jasa sehingga akan mengakibatkan
kemerosotan ekonomi pada suatu daerah.
Gangguan transportasi yang diakibatkan oleh keadaan jalan yang tidak memberikan tingkat
layan yang baik salah satunya adalah karena adanya kerusakan jalan. Kerusakan jalan
ditimbulkan karena berbagai faktor, baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal
bisa terjadi karena kondisi jalan itu sendiri, seperti struktur jalan yang tidak mampu menahan
beban kendaraan yang melintas, kondisi drainase jalan yang buruk, hingga keadaan jalan yang
telah melewati masa layan jalan itu sendiri. Adapun faktor eksternal berupa faktor-faktor diluar
struktur jalan itu sendiri seperti bencana alam.
Untuk mengatasi keruskan jalan tersebut maka diperlukan analisia pada kerusakan jalan dan
menemukan solusi dari permasalahan yang ada. Adapun dalam laporan ini akan dilakukan
tinjauan secara umum pada kerusakan jalan yang berlokasi di Jalan Otto Iskandardinata,
Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
1.2 Tujuan
Adapun dari kajian ini adalah melakukan analisa kerusakan pada Jalan Otto Iskandardinata
kemudian menemukan pemecahan permasalahan pada kerusakan jalan tersebut.
1.3 Rumusan Masalah
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran maka penulis merumuskan permasalahan
adalah titik dua Kerusakan apa yang ada pada existing Jalan Otto Iskandardinata dan bagaimana
cara mengatasinya.
1.4 Batasan Masalah
Pada kajian ini diperlukan suatu batasan masalah agar terfokus pada pembahasan yang ada,
adapun batasan masalah pada kajian ini adalah analisa jenis kerusakan jalan existing dan metode
perbaikan pada kerusakan jalan tersebut.
BAB II
DASAR TEORI
Jalan adalah sarana yang biasa dilalui oleh mahluk hidup dan kendaraan atau barang. Secara
teknis pengertian jalan adalah sarana yang digunakan kendaraan untuk menghubungkan dari
suatu daerah ke daerah lainnya. Jalan diklasifikasikan berdasarkan fungsi jalan, berdasarkan
administrasi pemerintahan dan berdasarkan muatan sumbu yang menyangkut dimensi dan berat
kendaraan. Penentuan klasifikasi jalan terkait dengan besarnya volume lalu lintas yang
menggunakan jalan tersebut, besarnya kapasitas jalan, keekonomian dari jalan tersebut serta
pembiayaan pembangunan dan perawatan jalan.
a. Klasifikasi berdasarkan fungsi jalan
Jalan umum menurut fungsinya di Indonesia dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan
kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.
Klasifikasi jalan fungsional di Indonesia berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku
adalah:
- Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk (akses) dibatasi
-
masuk dibatasi.
Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan
ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi.
Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan
dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
b.
Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota
kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak
termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,
antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat
kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah
kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan
antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil,
menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di
dalam kota.
Jalan desa,
merupakan
jalan
umum
yang
menghubungkan
kawasan
dan/atau
dengan
mempertimbangkan
keunggulan
karakteristik
masing-masing
moda,
Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000
milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan lebih besar dari 10 ton, yang saat ini
masih belum digunakan di Indonesia, namun sudah mulai dikembangkan diberbagai negara
maju seperti di Prancis telah mencapai muatan sumbu terberat sebesar 13 ton.
Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000
milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10 ton, jalan kelas ini merupakan
jalan yang sesuai untuk angkutan peti kemas.
Jalan Kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor
termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang
tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.
Jalan Kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi
2.2.1
Perkerasan lentur adalah perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapis
permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan dibawahnya (lapisan pondasi atas, bawah, tanah
dasar).
Suatu keadaaan pada permukaan maupun struktur lapisan perkerasan jalan dengan kondisi tidak
seperti kondisi pada saat jalan tersebut mulai digunakan sehingga pengguna jalan mengalami
ketidaknyamanan perjalanan hingga sulit untuk dilalui kendaraan.
Kerusakan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Permukaan tidak rata, bergelombang
Permukaan terkelupas
Berlubang kecil hingga besar dan dalam
Amblas, longsor hingga terputus
Baik (good) yaitu kondisi perkerasan jalan yang bebas dari kerusakan atau cacat dan hanya
Menurut Manual Pemeliharaan Jalan Nomor : 03/MN/B/1983 yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Bina Marga, kerusakan jalan dapat dibedakan atas2 :
A.
B. Distorsi (distortion)
Distorsi adalah perubahan bentuk yang dapat terjadi akibat lemahnya tanah dasar, pemadatan
yang kurang pada lapis pondasi, sehingga terjadi tambahan pemadatan akibat beban lalu lintas.
Distorsi beberapa diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.
Alur (ruts)
Keriting (corrugation)
Sungkur (shoving)
Jembul (upheaval)
Amblas (grade depressions), terjadi setempat, dengan atau tanpa retak. Amblas dapat
terdeteksi dengan adanya air yang tergenang. Air tergenang ini dapat meresap ke dalam
lapisan perkerasan yang akhirnya menimbulkan lubang. Penyebab amblas adalah beban
kendaraan yang melebihi apa yang di rencanakan, pelaksanaan yang kurang baik, atau
penurunan bagian perkerasan dikarenakan tanah dasar mengalami settlement.
- Untuk amblas 5 cm, bagian yang rendah diisi dengan bahan sesuai seperti lapen, laston,
lataston.
- Untuk amblas 5 cm, bagian yang amblas dibongkat dan dilapisi kembali dengan lapis yang
sesuai.
BAB III
TINJAUAN UMUM
Tinjauan lapangan dilakukan berupa pengamatan langsung di lokasi terjadinya keruskan yang
dilakukan pada tanggal 10 Januari 2015 pukul 09.00
3.1. Umum
-
Lebar jalan
Jumlah lajur
Rincian lajur
b.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisa Penyebab Kerusakan
Setalah melakukan tinjauan langsung di lapangan maka dilakukan analisa penyebab dari
kerusakan tersebut. Adapun penyebab dari kerusakan tersebut terdiri dari berbagai faktor, yaitu
sebagai berikut
- Faktor lalu lintas
Berdasarkan pengamatan di lapangan faktor lalu lintas diindikasi menjadi salah satu penyebab
terjadinya kerusakan pada jalan tersebut. Pada jalan tersebut dilewati oleh kendaraan pribadi
angkutan umum serta kendaraan dengan muatan besardengan jumlah volume yang cukup
banyak. Kendaraan-kendaraan tersebut terdiri dari bis, truck, kontainer dan beberapa jenis
mobil penumpang, serta motor. Begitu pula dengan kendaraan yang melakukan parking on the
street di ruas Jalan Otto Iskandardinata tersebut.
- Berdasarkan tinjauan pelaksanaan dan pemeliharaan
Berdasarkan tinjauan pelaksanaan, diindikasi pada pelaksanaan pemadatan dilakukan kurang
sempurna sehingga menyebabkan ikatan aspal tidak terjadi dengan baik, berhubungan dengan
aspek material tadi, terjadi penurunan ikatan dan penurunan kekuatan tarik dari aspal lapisan
permukaan. Hal ini terlihat pada keretakan memanjang pada pemukaan jalan yang ditemui
banyak keretakan.
Adapun pemeliharan pada jalan existing agak sulit dilakukan mengingat arus lalu lintas yang
melewati jalan tersebut cukup besar. Faktor curah hujan yang cukup tinggi pada awal tahun
2015 di kota Jakarta mempengaruhi keadaan perkerasan pada jalan tersebut, banyak air yang
menggenang di ruas-ruas Jalan Otto Iskandardinata.
-Tidak menambah beban mati dari lantai jalan terhadap lapisan tanah dasar
Rekomendasi metode penambahan lapisan (overlay) dengan metode recycling adalah
sebagai berikut :
1. Pengujian awal sebelum memulai recycling
Survei kondisi perkerasan secara visual untuk melihat kondisi kerusakan perkerasan yang
ada.
Pengujian lendutan setiap interval 50 meter dengan alat FWD (Falling Weight
Deflectometer). Pengujian lendutan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kelenturan /
2. Pelaksanaan recycling
Spreader)
yang
memiliki
akurasi
penebaran
yang
baik.
Proses daur ulang dilakukan secara mekanis dengan alat pendaur ulang (recycling
machine 600 HP) yang dapat melakukan proses daur ulang secara langsung dilokasi (in
situ).
Peralatan :
a. Cement Spreader
b. Recycling Machine (WR.2500S)
3. Penghamparan dan pemadatan lapisan tambah dari recycling
Suhu penghamparan harus sesuai dengan spesifikasi pada umumnya yaitu 120C, lalu
kemudian setelah itu dilakukan pemadatan dengan jumlah lintasan yang sesuai dengan
spesifikasi rencana.
Untuk meminimalisir kerusakan jalan tersebut maka diperlukan pemeliharaan, regulasi, dan
pengawasan yang berkesinambungan dari semua pihak.
- Pemeliharaan jalan dilakukan secara berkala pada waktu yang telah ditentukan
- Regulasi diberlakukan pada pembatasan berat sumbu kendaraan yang melintasi ruas jalan
tersebut
- Pemberlakuan regulasi ini harus disertai dengan pengawasan yang berkesinambungan dari
berbagai pihak guna mengawasi dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap sarana transportasi
yang digunakan bersama-sama.
Selebihnya adalah kesadaran dari setiap individu sebagai pengguna jalan dalam memanfaatkan
prasarana transportasi agar terciptanya kenyamanan dan keamanan dalam bertaransportasi.