Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

POTONGAN MELINTANG JALAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Transportasi yang diampu oleh
Ibu Yulianti Kadir S.T.,M.T

OLEH :
ELMA TIANI NANI (511420045)
FADLLAH SALSABILA PONTOH (511420044)
MUH. ZUKHAIDAR MANUTUNGEN (511420043)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas “Laporan Potongan
Melintang ” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-dasar Transportasi.

Tugas ini diharapkan mampu membantu saya dalam memper dalam mata kuliah Dasar - dasar
Rekayasa Transportasi dalam kegiatan belajar dan juga dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu,
Laporan ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan para pembaca agar menjadi warga negara
yang baik dan bertanggung jawab atas perkembangan trasportasi di indonesia dan juga bisa
membantu pemerintah dalam penanganan setiap permasalahan dari perkembangan
transportasi.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
pembuatan laporan ini dengan tulus dan  ikhlas. Semoga Karya Ilmiah  ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi saya dan pembaca. Amiin

Gorontalo, 01 April 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jalan raya merupakan sarana atau tempat untuk dilalui kendaraan baik itu kendaraan
bermotor ataupun sejenisnya yang melalui suatu jalan tersebut sehingga jalan raya merupakan
sarana yang sangat penting yang berpengaruh dalam segala aspek kehidupan. Dari segi
manapun jalan raya merupakan penggerak suatu ekonomi dan kemajuan dari suatu Negara.
Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan dan
jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan
kelaikan dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui
jalan yang memenuhi persyaratan geometrik. Transportasi darat saat ini masih merupakan
sarana transportasi yang paling dominan dan paling berperan dalam menunjang laju
pembangunan di Indonesia, karena transportasi darat dapat menjangkau hampir semua daerah
yang mungkin tak dapat dicapai oleh sarana transportasi yang lain.

Seringkalinya kita melihat permasalahan lalu lintas yang ada disekitar kita mungkin jalan
banyak yang berlubang, arus kendaraan yang terlalu banyak sehingga terjadi macet atau tidak
adanya alat lalulintas yang memadai. Permasalahan yang sering terjadi di sekitar kita
mungkin salah satunya ada yang tadi disebut. Sehingga kita merasa kurang nyaman memakai
atau melalui jalan tersebut. Untuk mengetahui sebuah permukaan yang ada pada jalan yang
mempunyai potongan melintang , dari jalan yang ada kami surve terdapat 1 jalur 2 lajur dan
jalan tersebut menghubungkan jalan menuju city mall Gorontalo dan kami mengambil 2
segmen pen survean yang berada dititk depan city mall Gorontalo dan persimpangan ujung
jds dekat kampus 1 UNG. Kami mengambil contoh yang berada di Kota Gorontalo, yaitu di
Jl. HOS. Cokroaminoto.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian jalan dan potongan melintang jalan
2. Untuk mengetahui klasifikasi jalan menurut sistem jaringan jalan,fungsi jalan, status,
dan kelas jalan
3. Untuk mengetahui bagian-bagian jalan
4. Untuk mengetahui bangunan-bangunan pelengkap jalan
5. Untuk mendapatkan data tentang ukuran pada suatu jalan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Jalan


Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian area darat,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapanya.menurut kamus besar bahasa
Indonesia(KBBI) jalan juga merupakan prasarana yang digunakan masyarakat untuk
melintas, baik dengan menggunakan kendaraan ataupun dengan cara lainnya.sesusai dengan
peruntukannya jalan terdiri atas jalan umum dan jalan khusus .jalan umum di kelompokan
menurut system jaringan,fungsi,status,kelas, dan spesifikasi penydiaan prasarana.sedangkan
jalan khusus bukan di peruntukan bagi lalu lintas umum dalam rangka distribusi barang dan
jasa yang di butuhkan. Hal tersebut sudah di jelaskan dalam UU Nomor 22 Tahun 2009,di
jelaskan jika seluruh bagian jalan,bangunan pelengkap serta pelengkapnya yang di tunjukan
untuk lalu lintas umum,berada di atas permukaan tanah,di bawah permukaan taanah atau
air,serta di atas permukaan air terkecuali untuk jalan rel serta jalan kabel.berdasarkan
pengertian tersebut jalan mempunyai klasifikasi .

2.2 Penampang melintang jalan


Penampang melintang jalan adalah suatu potongan jalan yang tegak lurus pada suatu
sumbu jalan yang menunjukan bentuk serta susunan bagian-bagian jalan yang bersangkutan
dalam arah melintang. Penampang melintang yang digunakan harus sesuai dengan klasifikasi
jalan dan kebutuhan lalu lintas yang bersangkutan, demikian pula lebar badan jalan raya harus
disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.

2.3 Klasifikasi dan fungsi Jalan


Transportasi khususnya transportasi darat yang berkembang, khususnya kendaraan
bermesin yang melingkupi ukuran, jumlah dan jenis sehingga permasalahan daya dukung
dari perkerasan, kelancaran arus lalu lintas, dan kenyamanan jalan harus menjadi perhatian,
maka dari itu perlu adanya sebuah determinasi dalam merencanakanya. Menurut peraturan
daerah No.26 jalanan yang ada pada lingkungan perkotaan dibagi menjadi jaringan jalan
pokok/primer dan jaringan jalan sekunder.
2.4 Jaringan jalan berdasarkan sistemnya
 Sistem Jaringan Jalan Primer
Sistim jaringan jalan pokok/primer di susun agar dapat mengukuti resolusi
pengendalian,sebuah tata ruang dan sistem pemekaran di kawasan tingkat
nasional,yang menyambunggkan titik titik dari pelaku distrubusi.
 Sistim jaringan jalan sekunder
Mengacu pada pengaturan tata ruang kota,sistim jaringan jalan sekunder di tumpuk
agar mengikuti ketentuan-ketentuan yang bertujuan sebagai penghubung wadah
yang memiliki fungsi primer,sekunder pertama,sekunder kedua,sekunder ketigal,
hingga kawasan perumahan.

2.5 Berdasarkan fungsi jalannya


 Jalan arteri primer
Jalan penghubung antara kota strata kesatu dengan kota strata kedua.
 Jalan kolektor primer
Jalan penghubung antara kota strata kedua ke kota strata kedua dan juga
menyambungkan kota strata kedua dengan strata ketiga.
 Jalan lokal primer
Jalan penghubung antara kota strata kesatu dengan kapling atau menghubungkan kota
strata kedua dengan kapling atau kota strata ketiga.
 Jalan arteri sekunder
Jalan penghubung antara sektor primer dengan sektor sekunder atau jalan
penghubung antara sektor kesatu dengan sektor sekunder kedua.

2.6 Kecepatan rencana


Kecepatan rencana adalah kecepatan yang telah diaplikasikan bagi perencanaan atau
desain yang mana oprasi kendaraan dipengaruhi oleh kolerasi setiap segi fisiknya yang
dimaksud dengan kecepatan adalah kecepatan max yang bisa distabilkan agar kendaraan yang
melaju seolah-olah diarahkan gerakanya.
2.7 Bagian-bagian Jalan
Elemen-elemen pada jalan dikategorikan sebagai berikut :

2.7.1 RUMAJA ( Ruang Manfaat Jalan)


RUMAJA adalah daerah yang meliputi bahu jalan, drainase,dan garis penampangnya,
lalu lintas diliputi oleh baju jalan, memakai atau tanpa jalan arah pemisah dan bahu jalan,
lebar batas keamanan pada kontruksi jalanya.

2.7.2 RUMIJA ( Ruang Milik Jalan)


RUMIJA adalah ruang yang dari pembina jalan dan hak tertentu dibatasi sepanjang jalan
tersebut seperti lebar vdan tinggi tertentu.

2.7.3 RUASJA ( Ruang Pengawas jalan)


RUASAJA adalah jalur kawasan yang terletak diluar milik, yang pemakaiannya telah
dikontrol dari pada pembina jalan supaya diharapkan tidak mengganggu pemudi dan damija.

2.8 Perkerasan Lentur ( Flexible Pavement)


Dapat didefinisikan sebagai perkerasan yang terdiri dari campuran bahan aspal atau
bitumen dan agregat yang ditempatkan dilapisan yang berbahan granular dengan kualitas
yang sesuai pada lapisan diatas subgrade. Jalan macadam yang terikat air dan jalan tanah yang
stabil dengan atau tanpa campuran aspal adalah contoh dari perkembangan jalan perkerasan
lentur.
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1. LOKASI PENGAMATAN


Lokasi pengamatan tersebut berada di Kota Gorontalo, yaitu di JL. HOS. Cokroaminoto,
yang dimulai dari titik lampu lalu lintas yang berada di depan persimpangan City Mall
Gorontalo sampai dititik terakhir dipersimpangan ujung JDS dekat Kampus 1 UNG untuk
mengetahui suatu potongan Jalan.
Waktu : 15.30 – 17.30

3.2 ALAT YANG DIGUNAKAN


 Meter Roll
 Pulpen
 Buku
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Dibawah ini adalah peta dari keseluruhan jalan HOS Cokroaminoto yang sudah kita
survey dengan keseluruhan panjang jalan yaitu 1,8 km.

4.1. GAMBAR POTONGAN MELINTANG JALAN

 Segmen 1 : Pusat survey di titik depan City Mall Gorontalo jl. HOS. Cokroaminoto
sampai depan Sekertariat Pengurus Provinsi GABSI Gorontalo dengan panjang jalan
1,1 km. Dibawah ini adalah gambar potongan melintang jalan yang sudah kita survey.
Dibawh ini adalah peta dari sepanjang jalan HOS Cokroaminoto segmen 1 yang ditandai
dengan garis mera.

 Segmen 2 : Pusat survey di titik depan Sekertariat Pengurus Provinsi GABSI


Gorontalo. Di Jl.HOS.Cokroaminoto sampai dipersimpangan ujung JDS dekat
Kampus 1 UNG, dengan panjang jalan 600 m. Dibawah ini adalah gambar potongan
jalan yang sudah kita survey.
Dibawh ini adalah peta dari sepanjang jalan HOS Cokroaminoto segmen 2 yang ditandai
dengan garis biru.

4.2. PENJELASAN DARI KETERANGAN GAMBAR

Segmen 1 depan City Mall Gorontalo sampai depan Sekretariat Pengurus


Provinsi GABSI Gorontalo
Lebar jalur : 6.90 m
Panjang Jalur : 1,1 Km
Lajur 1 : 3.45 m Lajur 2 : 3.45 m
Bahu jalan : 1.5 m Bahu jalan : 1.5 m
T. saluran : 1.80m
L. saluran : 3.60 m

Segmen 2 depan Sekretariat Pengurus Provinsi GABSI Gorontalo sampai


dipersimpangan ujung JDS dekat Kampus 1 UNG
Lebar jalur : 6.90 m
Panjang Jalur : 600 m
Lajur 1 : 3.45 m Lajur 2 : 3.45 m
Bahu jalan : 1.60 m Bahu jalan : 1.50 m
T. saluran : 1m
L. saluran : 3.60 m

4.3. KARAKTERISTIK JALAN


4.3.1. Jalur Lalu Lintas
Jalur lalu lintas (travelled way / carriage way) adalah keseluruhan bagian perkerasan
jalan yang diperuntukkan untuk lalu lintas jalan.

 Lebar lajur lalu lintas

Lajur adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang, dibatasi oleh marka jalan.
Tabel Penentuan Lebar Lajur Jalan Ideal

Keterangan : Dari tabel ini dapat diketahuai bahwa karakteristik jalan yang sudah kita survey
termasuk kedalam fungsi Kolektor dengan kelas III A dan III B dimana lajur yang kita ukur
memiliki lebar 3.45 m.

 Lebar jalur lalu lintas


Lebar jalur sangat ditentukan oleh jumlah dan lebar lajur peruntukannya. Lebar lajur
minimum adalah 4.5 meter, memungkinkan 2 kendaraan kecil saling berpapasan.
Papasan dua kendaraan besar yang terjadi sewaktu-waktu dapat menggunakan bahu
jalan.
Tabel Penentuan Lebar Jalur dan Bahu Jalan

Keterangan : lebar jalur lalu lintas jalan yang sudah kita survey memiliki ukuran 6.90
dimana kalau dilihat dari tabel ini menunjukan karakteristik jalan kolektor ideal.

 Jumlah lajur lalu lintas


Jumlah lajur yang dibutuhkan sangat tergantung dari volume lalu lintas yang akan
memakai jalan tersebut dan tingkat pelayanan jalan yang diharapkan. Jumlah lajur
ditetapkan mengacu kepada MKJI berdasarkan tingkat kinerja yang direncanakan,
dimana untuk suatu ruas jalan dinyatakan oleh nilai rasio antara volume terhadap
kapasitas yang nilainya tidak lebih dari 0,80.
Beberapa tipe jalur lalu lintas, diantaranya:

 2/2 TB (2/2 UD) : 2 lajur, 2 arah, tak terbagi


 2/1 TB (2/1 UD) : 2 lajur, 1 arah, tak tebagi
 4/2 B (4/2 D) : 4 lajur, 2 arah, terbagi
 n/2 B (n/2 D) : n lajur, 2 arah, terbagi

keterangan : jumlah jalur lalu lintas dari jalan yang sudah kita survey memiliki 2 lajur, 2
arah, tak terbagi, dari jumlah lajur yang ditetapkan mengacu pada MKJ jalan tersebut
memiliki karakteristik 2/2 TB (2/2 UD).

 Kemiringan melintang jalur lalu lintas

Kemiringan melintang jalur lalu lintas di jalan lurus diperuntukkan terutama untuk
kebutuhan drainase jalan. Air yang jatuh di atas permukaan jalan supaya cepat
dialirkan ke saluran-saluran pembuangan. Kemiringan melintang bervariasi antara 2%
- 3%, untuk jenis lapisan permukaan dengan menggunakan bahan pengikat seperti
aspal dan semen. Semakin kedap air lapisan tersebut semakin kecil kemiringan
melintang yang dapat dipergunakan. Sedangkan untuk jalan dengan lapisan
permukaan belum mempergunakan bahan pengikat seperti jalan berkerikil
kemiringan melintang dibuat sebesar 4-5%.

4.3.2 . Bahu Jalan

Bahu jalan adalah jalur yang terletak di tepi jalur lalu lintas. Bahu jalan mempunyai
kemiringan untuk keperluan pengairan air dari permukaan jalan dan juga untuk memperkokoh
konstruksi perkerasan. Kemiringan bahu jalan normal antara 3% - 5%.

 Jenis Bahu Jalan

Berdasarkan tipe perkerasannya, bahu jalan dapat dibedakan atas :

 Bahu lunak (soft shoulder) yaitu bahu jalan yang tidak diperkeras, hanya
dibuat dari material perkerasan jalan tanpa pengikat. Biasanya digunakan
material agregat bercampur sedikit lempung. Bahu yang tidak diperkeras ini
dipergunakan untuk daerah-daerah yang tidak begitu penting, dimana
kendaraan yang berhenti dan mempergunakan bahu tidak begitu banyak
jumlahnya.
 Bahu diperkeras (hard shoulder) yaitu bahu yang dibuat dengan
mempergunakan bahan pengikat sehingga lapisan tersebut lebih kedap air
dibandingkan dengan bahu yang tidak diperkeras. Bahu jenis ini
dipergunakan: untuk jalan-jalan dimana kendaraan yang akan berhenti dan
memakai bagian tersebut besar jumlahnya, seperti di sepanjang jalan tol, di
sepanjang jalan arteri yang melintasi kota, dan di tikungan-tikungan yang
tajam.

 Lebar Bahu Jalan

Lebar bahu jalan ditentukan dari fungsi jalan dan volume lalu lintas

Keterangan : dari jenis bahu jalan karakteristik bahu jalan yang ada di jln. Hos.
Cokroaminoto termasuk kedalam bahu jalan soft sholder ( bahu lunak ).

4.3.3. Saluran Samping

Saluran samping berguna untuk :

 Mengalirkan air dari permukaan perkerasan jalan ataupun dari bagian luar jalan.
 Menjaga supaya konstruksi jalan selalu berada dalam keadaan kering tidak terendam
air.

Keterangan : karakteristik saluaran samping dari jalan yang sudah kita survey hanya berada
dibagian lajur 2 dimana saluaran tersebut adalah saluran terbuka dengan bentuk trapesium
yang memiliki lebar 3.60 meter dengan tinggi saluaran 1.80 meter.

4.3.4 Jalan Umum


Keterangan :jenis kelas dari jalan HOS Cokroaminoto yaitu termasuk kedalam kelas jalan
kolektor dimana jenis angkutan yaitu angkutan pengumpul dengan jarak sedang mempunyai
kecepatan rata-rata sedang dan akses terbatas.

4.3.5 Jalan Umum Menurut Status

Keterangan : karakteristik status JL. HOS. Cokroaminoto yaitu termasuk kedalam jalan Kota
dimana penyelengaraannya adalah pemerintah Kota.

4.3.6 . Ruang Manfaat Jalan (Rumaja)

Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya.
Badan jalan meliputi jalur lalu lintas, dengan atau tanpa pemisah dan bahu jalan.

4.3.7. Ruang Milik Jalan (Rumija)

Ruang milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi
tertentu yang dikuasai oleh Pembina Jalan dengan suatu hak tertentu. Biasanya pada tiap jarak
1 km dipasang patok Rumija berwarna kuning.

Tinggi 5 meter si atas permukaan perkerasan pada sumbu jalan dan kedalaman ruang bebas
1,5 meter di bawah muka jalan. Sejalur tanah tertentu di luar Rumaja tetapi di dalam Rumija
dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan keluasan keamanan penggunaan jalan antara lain
untuk keperluan pelebaran Rumaja di kemudian hari

4.3.8 . Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja)

Ruang pengawasan jalan adalah sejalur tanah tertentu yang terletak di luar Ruang Milik Jalan,
yang penggunaannya diawasi oleh Pembina Jalan, dengan maksud agar tidak mengganggu
pandangan pengemudi dan konstruksi bangunan jalan, dalam hal ini tak cukup luasnya
Rumija.

BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari pengerjaan Laporan “ Potongan Melintang Jalan
“antara lain:

1) Jalan HOS Cokroaminoto memiliki panjang 1,7 km, dimana segmen satu memiliki panjang
jalan 1,1 km dan segmen dua memiliki panjang 600m.
2) Jalan yang disurvey termasuk ke dalam fungsi jalan kolektor kelas III A atau III B dimana
lebar jalan 6.90m.

3) Jalan ini memiliki satu jalur, dua lajur tak terbagi dan terdapat dua segmen dimana setiap
segmen tidak terlalu memiliki banyak perbedaannya, jalan ini dapat dilalui oleh kendaraan
angkutan pengumpul dengan jarak sedang dan akses terbatas.

4) Pada jalan ini terdapat 3 buah perempatan dan 4 buah pertigaan.

5) Status Jl. HOS. Cokroaminoto yaitu jalan Kota dimana penyelengaraanya adalah
pemerintah Kota.

6) Jalan ini memiliki saluran samping hanya diabagian lajur 2 saja dengan jenis saluran
terbuka berbentuk trapesium.

Anda mungkin juga menyukai