Anda di halaman 1dari 14

MENGATASI FAKTOR PENYEBAB KEMACETAN JALAN RAYA DI DAERAH

PASAR AUR KUNING

(STUDI KASUS JL. AUR KUNING, BUKITTINGGI)

Disusun Oleh :

Nama : Heru Rahmanda

Nim : 2014210050

Mata Kuliah : Metode Penelitian

Kelas : TS-Sem6-A

Dosen :

Maidiawati, Dr.Eng

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jalan merupakan prasarana bagian darat yang berperan penting untuk melakukan
aktivitas sehari-hari bagi masyarakat setempat. Tanpa adanya jalan kegiatan untuk satu
daerah ke daerah lain akan susah untuk dilakukan. Jalan sangat berperan dalam sarana
transportasi, tidak hanya untuk penjalan kaki tapi juga untuk pengendara kendaraan
manual dan kendaraan bermotor. Namun di sebuah jalan tidak jarang kita melihat
terjadinya kemacetan panjang, yang dikarenakan kepadatan volume kendaraan yang
tidak sesuai dengan kapasitas jalan.
Kemacetan lalu lintas sering terjadi di Kota Bukittinggi, terutama di kawasan Pasar
Aur Kuning. Kawasan Pasar Aur Kuning ini juga merupakan kawasan yang padat akan
kendaraan, terutama di hari Rabu dan Sabtu. Namun kemacetan ini idak efektif bagi
pengguna jalan yang membutuhkan akses jalan Pasar Aur Kuning. Kemacetan akan
sangat mengganggu kegiatan masyarakat yang memerlukan akses jalan di daerah
Pasar Aur Kuning. Akibatnya masyarakat akan merasa terganggu dan ternbebani jika
terjebak macet di daerah tersebut. Oleh karena itu sangat perlu rasanya diselidiki faktor
apa saja yang menyebabkan terjadinya kemacetan, dan apa seharusnya di lakukan jika
terjadinya kemacetan semakin berkepanjangan.
Untuk membuat pengguna jalan kawasan Pasar Aur Kuning sebaiknya dilakukan
perubahan sistem perjalanan di bagian simpang tiga kawasan Pasar Aur Kuning. Untuk
itu diperlukan pemodelan jalan raya dengan cara menutup salah satu jalur utama nya.

1.2. Perumusan Masalah


Adapun perumusan masalah dari penjelasan dari latar belakang berikut adalah.
1. Bagaimana cara mengatasi kemacetan yang terjadi di pagi hari, dikawasan Pasar
Aur Kuning.

1.3. Tujuan
1. Untuk mencari jalan keluar masalah lalu lintas, terutama masalah kemacetan
kawasan Pasar Aur Kuning, serta mengatasi kondisi kemacetan tersebut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kemacetan Lalu Lintas


Kemacetan adalah suatu keadaan tersendatnya atau terhentinya suatu perjalanan.
Kemacetan lalu lintas merupakan terjadinya kepadatan lalu lintas yang dikarenakan
jumlah kendaraan yang melewati suatu jalan melebihi kapasitas jalan, yang
mengakibatkan terhentinya atau tersendatnya proses transportasi kendaraan bermotor
ataupun manual di sebuah jalan raya yang menghubungkan satu kota ke kota lain,
maupun dari satu satu daerah ke daerah lain.
Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan yang
ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan kecepatan bebas
ruas jalan tersebut mendekati atau melebihi 0 km/jam sehingga menyebabkan
terjadinya antrian. Pada saat terjadinya kemacetan, nilai derajat kejenuhan pada ruas
jalan akan ditinjau dimana kemacetan akan terjadi bila nilai derajat kejenuhan mencapai
0,5 (MKJI,1997).
Kemacetan merupakan masalah yang timbul akibat pertumbuhan dan kepadatan
penduduk sehingga arus kendaraan menjadi sangat lambat. (Hoeve,1990).
Lalu lintas tergantung kepada kapasitas jalan, banyaknya lalu-lintas yang ingin
bergerak, tetapi kalau kapasitas jalan tidak dapat menampung, maka lalu-lintas yang
ada akan terhambat dan akan mengalir sesuai dengan kapasitas jaringan jalan
maksimum (Budi D.Sinulingga,1999).

2.2. Dampak Negatif Kemacetan

Dampak dari kemacetan adalah kerugian waktu pengendara di dalam perjalanan.


Pengendara akan kehabisan waktu perjalanan lebih lama karena kemacetan. Dan
kerugian lainnya adalah, biaya operasional kendaraan akan semakin bertambah. Begitu
juga dengan keamanan udara, udara sekitar kawasan kemacetan akan selalu terkena
polusi dan akan mengganggu pernafasan pengendara.
Pada kondisi kemacetan pengendara cenderung menjadi tidak sabar yang menjurus
ke tindakan tidak disiplin yang pada akhirnya memperburuk kondisi kemacetan lebih
lanjut lagi. (Etty Soesilowati, 2008).

Dari kemacetan yang terjadi, pengendara akan banyak mendapatkan kerugian.


Kerugian waktu yang habis terbuang. Kerugian biaya yang lama dalam perjalanan.
Kerugian kesehatan karena polusi udara. Dan akan menjadi titik ketidak disiplinan para
pengendara yang tergesa-gesa dalam perjalanan.

2.3. Transportasi
Transportasi adalah suatu perpindahan manusia ataupun barang yang menggunakan
alat atau mesin yang di gerakkan oleh manusia sendiri. Transportasi memudahkan
manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari terutama di kota-kota besar, yang
sebagian besar penduduknya menggunakan kendaraan bermotor untuk melakukan
perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Transportasi dapat diartikan usaha memindahkan, mengerakkan, mengangkut, atau
mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana di tempat lain ini
objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. (Miro,
2005).
Transportasi manusia atau barang biasanya bukanlah merupakan tujuan akhir, oleh
karena itu permintaan akan jasa transportasi dapat disebut sebagai permintaan turunan
(derived demand) yang timbul akibat adanya permintaan akan komoditi atau jasa
lainnya. Dengan demikian permintaan akan transportasi baru akan ada apabila terdapat
factor- factor pendorongnya. Permintaan jasa transportasi tidak berdiri sendiri,
melainkan tersembunyi dibalik kepentingan yang lain. (Molok, 1984).

2.4. Jalan Raya


Jalan raya adalah jalan utama yang menghubungkan satu daerah ke daerah lain. Di
jalan raya biasanya banyak dilewati oleh kendaraan bermotor dan manual lainnya.
Jalan raya juga digunakan oleh masyarakat banyak, dan sedangkan proses
pembangunannya di pertanggung jawabkan kepada badan pemerintahan bagian
Pembangunan Umum (PU). Dan sistem penggunaannya diatur dalam perundang-
undangan.
Jalan raya juga ada banyak klasifikasi. Klasifikasi jalan raya terdiri dari berdasarkan
fungsi, administrasi, dan muatan sumbu. Berikut adalah rincian klasifikasi jalan raya.
1. Klasifikasi Jalan Raya Berdasarkan Fungsi
a. Jalan Arteri
Jalan arteri adalah jalan umum yang fungsinya lebih pada pelayanan
kendaraan dengan jarak tempuh perjalanan jauh.
b. Jalan Kolektor
Jalan Kolektor adalah jalan raya yang berfungsi melayani kendaraan
dengan perjalanan jarak tempuh sedang.
c. Jalan Lokal
Jalan lokal adalah jalan yang digunakan demi melayani kendaraan lokal
dari suatu tempat, dan jarak tempuh dekat.
d. Jalan Lingkungan
Jalan lingkungan adalah jalan raya yang digunakan untuk melayani
lingkungan yang perjalanannya relatif dekat.
2. Klasifikasi Jalan Raya Berdasarkan Administrasi Pemerintah
a. Jalan Nasional
Jalan nasional adalah jalan arteri yang menghubungkan antara dua ibukota
provinsi beserta jalan tol.
b. Jalan Provinsi
Jalan provinsi adalah jalan kolektor yang menghubungkan ibukota
provinsi dengan kabupaten, atau antara ibukota kabupaten dengan ibukota
kabupaten.
c. Jalan Kabupaten
Jalan kabupaten adalah jalan lokal yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan kecamatan.
d. Jalan Kota
Jalan kota adalah jalan lokal yang menghubungkan antar pusat pelayanan
dalam kota.
e. Jalan Desa
Jalan desa adalah jalan yang menghubungkan antar pemukiman warga
dari suatu desa kedesa lain.
3. Klasifikasi Jalan Raya Menurut Muatan Sumbu
a. Jalan Kelas I
Merupakan jalan arteri yang dapat dilewati kendaraan dengan lebar
maksimal 2,5m, panjang maksimal 18m. Sementara di Indonesia ini untuk
muatan sumbu terbesar yang dizinkan ±10 ton.
b. Jalan Kelas II
Merupakan jalan arteri yang bisa dilewati kendaraan bermotor dengan
ukuran lebar maksimal 2,5m. Sementara untuk panjang maksimal 18m. Dan
berat izin muatannya ±8 ton.
c. Jalan Kelas III A
Jalan raya yang dapat dilalui angkutan yang memiliki lebar maksimal
2,5m. Panjang maksimal 18m. Dan muatan yang diizinkan ±8 ton.
d. Jalan Kelas III B
Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan dengan lebar maksimal 2,5m.
Panjang maksimal 12m. Dan muatan izin ±8 ton.
e. Jalan Kelas III C
Jalan lokal dan jalan lingkungan yang bisa dilewati kendaraan , dengan
lebar maksimal 2,1m. Dan panjang maksimal 9m. Dan muatan izin maksimal
±8 ton.

2.5. Kapasitas Jalan


Kapasitas adalah jumlah maksimum kendaraan atau orang yang dapat melintasi suatu
titik pada lajur jalan pada periode waktu tertentu dalam kondisi jalan tertentu atau
merupakan arus maksimum yang bisa dilewatkan pada suatu ruas jalan. Dinyatakan
dalam kend/jam atau smp/jam. (MKJI, 1997)
a. Jenis-jenis Kapasitas Jalan
1. Kapasitas dasar (Basic Capacity)
Jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintasi suatu
penampang jalan tertentu selama satu jam pada kondisi jalan dan lalu lintas yang
ideal. Digunakan sebagai dasar perhitungan untuk kapasitas rencana.
Arus dikatakan pada kondisi ideal jika :
1. Uninterupted flow (Arus lalu lintas tidak terganggu)
2. Kendaraan yang lewat sejenis (kendaraan penumpang)
3. Lebar lajur minimal 3,5 m
4. Kebebasan samping 1,8 m
5. Desain AH dan AV bagus (datar, V = 120 km/jam)
6. Untuk lalu lintas 2 jalur 2 arah, memungkinkan untuk menyiap
dengan jarak pandang 500 m
2. Kapasitas rencana (Design Capacity)
Jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintasi suatu
penampang jalan tertentu selama satu jam pada kondisi jalan dan lalu lintas yang
sedang berlaku tanpa mengakibatkan kemcetan, kelambatan, dan bahaya yang
masih dalam batas-batas yang diinginkan.
3. Kapasitas yang mungkin (Possible Capacity)
Jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintasi suatu
penampang jalan tertentu selama 1 jam pada kondisi jalan dan lalu lintas yang
sedang berlaku (pada saat itu).
Kapasitas yang mungkin < Kapasitas rencana
b. Perhitungan Kapasitas Ruas jalan
Kapasitas ruas jalan dipengaruhi oleh :
1. Ada atau tidak adanya median.
a. Jika ada median, kapasitas dihitung terpisah untuk setiap arah.
b. Jika tanpa median, kapasitas dihitung untuk kedua arah.
2. Lokasi ruas jalan.
a. Urban (perkotaan), memperhitungkan FCcs (faktor koreksi akibat ukuran
kota).
b. Interurban (rural), tidak memperhitungkan FCcs.

Persamaan Umum

Untuk daerah perkotaan

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam)

Untuk interurban (rural)

C = Co x FCw x FCsp x FCsf (smp/jam)

c. Faktor Yang Mempengaruhi Kapasitas Jalan


1. Kondisi lalu lintas
2. Kondisi jalan
3. Kondisi fasilitas jalan

2.6. Kecepatan dan Waktu Tempuh


Kecepatan adalah kemampuan suatu kendaraan dalam melaju, dan dihitung dalam
satuan (km/jam). Kecepatan terdiri dari 3 bagian, antara lain :
1. Kecepatan Perjalanan (Jurney Speed).
Kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat dan
merupakan jarak antara dua tempat dibagi dengan lama waktu kendaraan
menyelesaikan perjalan antara dua tempat tersebut.
2. Kecepatan Bergerak (Running Speed).
Kecepatan kendaraan ratarata pada suatu jalur pada saat kendaraan bergerak dan
didapat dengan membagi panjang jalur dibagi dengan lama waktu kendaraan
bergerak menempuh jalur tersebut.
3. Kecepatan Setempat (Spot Speed).
kecepatan kendaraan pada suatu saat diukur dari suatu tempat yang ditentukan.

Waktu tempuh (TT) adalah waktu total yang diperlukan untuk Melewati suatu
panjangn jalan tertentu, termasuk waktu berhenti dan tundaan pada simpang. Waktu
tempuh tidak termasuk berhenti untuk beristirahat dan perbaikan kendaraan (MKJI,
1997).

2.7. Kinerja Jalan


Kinerja Jalan adalah suatu ukuran kuantitatif yang menerangkan tentang kondisi
operasioanl jalan seperti kerapatan atau persen waktu tundaan. Kinerja jalan pada
umumnya dinytakan dalam kecepatan, waktu tempuh dan kebebasan bergerak. (MKJI,
1997)
Dalam MKJI tahun 1997, indikator tingkat pelayanan dinyatakan sebagai berikut :
a. Kondisi operasi yang berbeda yang terjadi pada lajur jalan ketika mampu
menampang bermacam-macam volume lalu lintas.
b. Ukuran kualitas dari pengaruh faktor aliran lalu lintas, kenyamanan pengemudi,
waktu perjalanan, hambatan, kebebasan manuver dan secara tidak langsung biaya
operasi dan kenyamanan.
BAB III

METODE PENILITIAN

3.1. Umum
Metodologi penelitian merupakan suatu cara peneliti bekerja untuk
memperoleh data yang dibutuhkan yang selanjutnya akan digunakan untuk
dianalisa sehingga memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian.
Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini perlu
diarahkan melalui survei lapangan guna mendapatkan data primer serta survei
kepada instansi terkait guna mendapatkan data sekunder.

3.2.Perencanaan Survey
Untuk mendapatkan data yang mendukung survey dapat di bagi jenis – jenis
survey yang dipilih dengan 3 kriteria yaitu secara teknis data yang diperoleh harus
tepat (dapat mengukur variabel yang diinginkan) dan dengan validitas yang tinggi.
Secara ekonomi survey tersebut harus murah (biaya, tenaga dan waktu). Di lain
pihak survey harus memenuhi syarat lingkungan, dengan demikian gangguan
terhadap lingkungan ditimbulkan harus seminimal mungkin. Lingkungan ini dapat
berupa manusia (dan mahluk hidup lainnya), atau jalan (dan benda mati lainnya).
Sedapat mungkin dihindari survey yang melibatkan dan mengganggu masyarakat
umum.

3.3.Persiapan
Tahapan ini dilakukan agar pelaksanaan survey dapat dijalankan dengan baik,
kegiatan yang dilakukan antara lain mempersiapkan berbagai berkas surat izin
penelitian, menetukan lokasi pengamat pada suatu titik pada ruas jalan,
menentukan waktu survey dan periode pengamatan, mempersiapkan alat – alat
penelitian dan pengujian bekerjanya alat.

3.4.Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di sepanjang Ruas Jalan Aur Kuning. Jalan
ini dikenal sebagai salah satu jalan utama yang mana dapat menghubungkan ke
jalan By Pass, dan ke jalan daerah Aur Atas.
3.5.Peralatan Yang Digunakan
Dalam penelitian ini digunakan beberapa alat untuk menunjang pelaksanaan
penelitian di lapangan sebagai berikut ini:
a. Alat tulis dan form data survey.
b. Stopwatch untuk menentukan berawal dan berakhirnya waktu pengamatan
survey.
c. Meteran.
d. Kamera, berfungsi untuk merekam kejadian lalu lintas yang terjadi di
lokasi pengamatan.
e. Cat / Lakban, berfungsi untuk pemberi tanda pada jalan.

3.6.Penentuan Waktu Penelitian


Arus lalu – lintas selalu berubah sepanjang hari, banyaknya kendaraan yang
lewat pada suatu tempat atau titik pada sore hari akan berbeda di waktu tengah
malam atau pagi harinya. Perbedaan arus lalu – lintas ini disebut dengan fluktuasi
arus lalu lintas.
a. Pencatatan arus lalu lintas kendaraan dilakukan saat jam puncak dipagi
hari dan sore hari. Dari hasil pencatatan selanjutnya dikelompokkan pola
arus lalu – lintas harian yang terjadi. Data LHR tercatat yang diperoleh
dipakai untuk penghitungan pendekatan keadaan rata – rata wilayah sesaat.
Waktu penelitian dilkakukan dalam pada saat jam sibuk (dimana terdapat
volume lalu lintas padat / maksimum), yakni dipagi hari( pukul 06.30 –
08.30 WIB) dan sore hari (Pukul 16.00 – 18.00 WIB).
b. Pengambilan data kecepatan space mean speed diambil pada saat jam
puncak pagi dan sore.

3.7.Metode Inventaris Data


Maksud dari tahap inventaris data itu sendiri adalah untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan sebagai bahan masukan (input) untuk tahap analisis. Dalam
pengumpulan data penelitian yaitu :

Pengumpulan Data Primer.


Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya atau
langsung dari lapangan dengan menggunakan kamera video sebagai alat perekam,
pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survei, seperti :

a. Data Geometri
b. Volume Kendaraan
c. Survey Hambatan Samping
d. Waktu tempuh dan tundaan kendaraan ( Survey floating car)

3.8.Teknik Survey
1. Survey Geometrik Jalan
Survei geometri dilakukan untuk mengetahui ukuran – ukuran penampang
melintang jalan, panjang ruas jalan, median jalan, bahu jalan, serta berbagai
fasilitas pelengkap yang ada, sehingga bisa didapatkan kapasitas dari jalan
yang diteliti. Survey ini dilakukan pada keadaan sangat sepi sehingga tidak
mengganggu lalu – lintas dan menjamin keamanan surveyor dari kecelakaan.
2. Survey Volume Lalu Lintas
Survei lalu – lintas harian rata – rata kendaraan (LHR) dilakukan di Ruas Jalan
Kota Raja samapai Jalan Raden Intan LHR yang dihitung yaitu gerak
kendaraan sepanjang satu ruas jalan tertentu. Penghitungan LHR dilakukan
menggunakan kamera video sebagai alat bantu dalam merekam data kondisi
jalan. Hal ini dilakukan demi menghindari terjadinya kesalahan – kesalahan
yang mungkin terjadi pada saat pengambilan data. Selanjutnya
mengelompokkan kendaraan atas dasar jenisnya yaitu kendaraan berat (MV),
bus ringan (LV), sepeda motor (MC), dan kendaraan tak bermotor (UM).

a. Prosedur
1. Mempersiapkan kamera video pada titik yang dilintasi oleh kendaraan,
usahakan sudut pandang kamera cukup luas sehingga dapat mencakupi
seluruh kendaraan yang lewat pada badan jalan.
2. Dengan menyaksikan data rekaman pada video, pengamat mencatat
pada form setiap kendaraan yang lewat menurut klasifikasi macam –
macam kendaraan (HV, LV, MC , UM) dengan interval 5 menitan.
3.9.Analisis Data dan Penyajian Data
Pengolahan data merupakan rangkaian perhitungan operasional ruas jalan dan
persimpangan yang mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun
(MKJI) Februari 1997. Pengolahan dan penyajian data disesuaikan dengan teknik
analisis yang dilakukan. Pengolahan data dan analisi karakteristik lalu –
lintasditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik. Data lintas harian rata –
ratakendaraan (LHR), volume arus bebas, kapasitas, derajat kejenuhan,
besarhambatan samping ditampilkan dalam bentuk tabel sehingga mempermudah
analisis kondisi karakteristik lalu – lintas.
a. Ruas Jalan Melitputi
1. Arus
2. Kapasitas
3. Derajat kejenuhan
4. Kecepatan perjalanan sesungguhnya dan waktu tempuh perjalanan (survey
floating car).
5. Kurva kecepatan floating car
6. Perbandingan Kinerja Kecepatan sesungguhnya dengan hasil metode
MKJI,1997.
7. Menganalisis titik – titik rawan kemacetan pada Jalan Kota Raja hingga
Jalan Raden intan dan mengidentifikasi penyebabnya.

b. Persimpangan Meliputi
1. Arus (Q)
2. Kapasitas (C)
3. Derajat kejenuhan (DS)
4. Tundaan (D)

Pada penelitian ini bentuk kinerja ruas jalan diukur dari nilai derajat kejenuhan
(DS) atau V/C rasio. Penyajian data yang digunakan yakni dengan
menganalisa hasil perhitungan parameter kinerja ruas jalan yang selanjutnya
ditetapkan titik titik yang dipilih menjadi lokasi yang akan ditangani.
FLOW CHART

MULAI

Persiapan Penelitian
- Studi Kepustakaan
- Survey Pendahuluan
- Penetapan Lokasi
Penelitian
- Penentuan waktu penelitian

Data Primer Data Sekunder


Ukuran Kota:
1. Jumlah penduduk dari
BPS
2. Data Kecepatan rencana
Ruas jalan : dari DISHUB kota
1.Kondisi geometrik
2.Volume lalu lintas 

Rekapitulasi dari Tabulasi


Data (Metode MKJI 1997)

Output perhitungan

Kesimpulan

SELESAI
DAFTAR PUSTAKA

Putri, Y 2016, Analisis Penyebab Kemacetan Jalan Kota, Universitas Lampung, Indonesia.

MKJI, 1997, Manual Kapasistas Jalan Indonesia, Bina Marga, Indonesia.

Irfal, M 2015, Tugas Softskill Saya : Kemacetan dan Penyebabnya, Indonesia.

Safron, 2014, Budaya Macet Yang Membosankan, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai