Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lalu lintas adalah sarana untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, oleh karena itu lalu
lintas merupakan salah satu masalah penting. Apabila arus lalu lintas terganggu atau terjadi kemacetan,
maka mobilitas masyarakat juga akan mengalami gangguan. Gangguan-gangguan ini akan berdampak
negatif pada masyarakat.

Masalah lalu lintas merupakan suatu masalah sulit yang harus dipecahkan bersama dan sangat
penting untuk segera diselesaikan. Apabila masalah lalu lintas tidak terpecahkan, maka semua kerugian
yang timbul akibat masalah ini akan ditanggung oleh masyarakat itu sendiri, dan apabila masalah ini
dapat terpecahkan dengan baik, maka masyarakat sendiri yang akan mendapatkan manfaatnya.

Sebagai salah satu negara sedang berkembang, Indonesia seperti negara sedang berkembang
lainnya mengalami permasalahan-permasalahan lebih kompleks dibandingkan dengan negara-negara
maju, mulai dari pertumbuhan penduduk yang tinggi, kesenjangan sosial, hingga kurangnya sarana dan
prasarana yang menunjang pembangunan itu sendiri. Kemacetan atau kongesti adalah salah satu
diantaranya.

B. Permasalahan

Kemacetan lalu lintas sangat sulit untuk dihilangkan, paling tidak hanya dapat dikurangi
kepadatannya. Hal ini disebabkan karena kemacetan lalu lintas dipengaruhi oleh banyak faktor yang
saling berkaitan satu sama lainnya. Letak geografis suatu daerah salah satunya.Untuk mengatasi atau
paling tidak mengurangi kemacetan lalu lintas perlu kita ketahui terlebih dahulu hal-hal yang menjadi
penyebab timbulnya kemacetan lalu lintas, apa dampak negatif yang timbul akibatnya dan bagaimana
upaya yang dapat kita lakukan bersama agar dapat mengurangi terjadinya kemacetan lalu lintas tersebut.

C. Tujuan

Bertujuan untuk mempelajari masalah kemacetan lebih lanjut, mengetahui tentang sebab-sebab
kemacetan di Indonesia dan juga dapat mengetahui dampak yang ditimbulkannya bagi kehidupan
masyarakat, kemudian dicari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah kemacetan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemacetan

Sebelum membahas tentang pengertian kemacetan lalu lintas, sebaiknya kita pelajari terlebih dulu
pengertian dari lalu lintas itu sendiri. Dalam UU RI Nomor 14 Tahun 1992, ditetapkan pengertian lalu
lintas adalah gerak kendaraan, orang dan hewan di jalan.

Jadi, Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang
disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di
kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun
juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta.

Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari di Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan,
Semarang, Makassar, Palembang, Denpasar, Jogjakarta, dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Dinas
perhubungan DKI Jakarta mencatat, pertambahan jumlah kendaraan bermotor rata-rata 11 persen per
tahun sedangkan pertambahan jalan tak sampai 1 persen per tahunnya.

B. Penyebab Kemacetan Lalu Lintas

Dari beberapa uraian diatas dapat ditarik faktor-faktor penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas
antara lain :

1. Arus kendaraan yang melewati jalan tersebut telah melampaui kapasitas jalan tersebut.

2. Terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan tersebut sehingga menimbulkan rasa ingin tahu warga
yang menyebabkan warga berkerumun memadati jalan atau kendaraan yang terlibat kecelakaan
yang belum dibersihkan atau disingkirkan dari badan jalan.

3. Terjadinya banjir yang merendam badan jalan sehingga para pengendara kendaraan
memperlambat laju kendaraannya.

4. Adanya perbaikan jalan.

5. Kepanikan untuk mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman akibat peringatan akan terjadinya
bencana alam seperti tsunami, tanah longsor, banjir dan lainnya.

2
6. Adanya bagian jalan yang rusak atau longsor.

7. Ketidak tahuan masyarakat akan aturan lalu lintas.

8. Parkir kendaraan yang tidak tertata baik atau tidak pada tempatnya.

9. Pasar tumpah yang secara tidak langsung memakan badan jalan sehingga pada akhirnya membuat
sebuah antrian terhadap sejumlah kendaraan yang akan melewati area tersebut.

10. Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak mengikuti tinggi rendahnya arus lalu
lintas.

C. Dampak Kemacetan Lalu Lintas

Kemacetan lalu lintas sangatlah tidak disukai oleh semua masyarakat, karena kemacetan dapat
menyebabkan banyak kerugian terhadap para pengguna jalan. Dampak kemacetan lalu lintas antara lain
adalah pemborosan BBM, pemborosan waktu serta menimbulkan polusi udara. Pemborosann BBM
terjadi karena kemacetan menyebabkan kendaraan menjadi terhambat sehingga terjadi pembakaran yang
tidak efektif.

Selain pemborosan BBM, bila terjadi kemacetan tentu kita juga akan rugi waktu. Misalnya jarak
60 km bisa kita tempuh hanya dengan waktu 1 jam, maka bila terjadi kemacetan dengan waktu yang sama
mungkin kita hanya dapat menempuh jarak 10-20 km saja.

Jadi, dampak yang ditimbulkan oleh kemacetan lalu lintas sangat banyak. Selain waktu dan biaya,
kemacetan lalu lintas juga dapat menyebabkan stress dan menimbulkan emosi. Akibatnya pekerjaan pun
menjadi terganggu. Kadang-kadang akibat terburu-buru akan terjadi kecelakaan yang dapat mengancam
nyawa para pengguna jalan.

Kemacetan juga menyebabkan laju kendaraan menjadi lambat dan pembakaran pun menjadi
lama, pembakaran yang lama akan menghasilkan karbondioksida sehingga akan menimbulkan polusi
udara yanng semakin banyak. Karbondioksida mengandung racun yang dapat mengganggu kesehatan
masyarakat sehingga produktivitas menurun. Bila produktivitas menurun maka perekonomian juga akan
terganggu.

Selain itu, kemacetan juga dapat mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans dan
pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya. Jadi dampak yang diakibatkan oleh kemacetan lalu
lintas sangat luas, mulai dari bidang kesehatan, ekonomi hingga produktivitas kerja.

3
Dapat disimpulkan kemacetan lalu lintas dapat menimbulkan dampak-dampak negatif, antara lain
:

a. Kerugian waktu, karena kecepatan yang rendah.

b. Pemborosan energi.

c. Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek, radiator
tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih sering.

d. Meningkatkan polusi udara, karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan
mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal.

e. Meningkatkan stress pengguna jalan.

f. Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti: ambulans, pemadam kebakaran dalam


menjalankan tugasnya.

D. Solusi Permasalahan Kemacetan

Guna mengatasi kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas kendaraan bermotor perlu ditempuh
berbagai upaya (program aksi), utamanya:

1. Menerapkan manajemen lalu lintas (traffic management) yang tepat dan efektif.

Manajemen lalu lintas bertujuan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu
lintas. Manajemen lalu lintas meliputi:

a. Kegiatan perencanaan lalu lintas

Kegiatan perencanaan lalu lintas meliputi inventarisasi dan evaluasi tingkat pelayanan. Maksud
inventarisasi antara lain untuk mengetahui tingkat pelayanan pada setiap ruas jalan dan persimpangan.
Maksud tingkat pelayanan dalam ketentuan ini adalah merupakan kemampuan ruas jalan dan
persimpangan untuk menampung lalu lintas dengan tetap memperhatikan faktor kecepatan dan
keselamatan.

b. Kegiatan pengaturan lalu lintas

1. Kegiatan pengaturan lalu lintas meliputi: penataan sirkulasi lalu lintas, penentuan kecepatan
minimum dan maximum, larangan atau perintah penggunaan jalan bagi pemakai jalan.
4
2. Menyediakan dan mengoperasikan angkutan massal/umum perkotaan yang berkapasitas
mencukupi dan dikelola secara profesional.

3. Membangun ketersediaan prasarana perkotaan yang berkapasitas yang mampu melayani lalu
lintas secara lancar.

4. Menerapkan strategi kebijakan transportasi perkotaan yang komprehensif, akomodatif dan


berwawasan masa depan.

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memecahkan permasalahan kemacetan lalu
lintas yang harus dirumuskan dalam suatu rencana yang komprehensif yang biasanya meliputi langkah-
langkah sebagai berikut :

1. Peningkatan kapasitas jalan

Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan kemacetan adalah dengan meningkatkan
kapasitas jalan/parasarana seperti :

a. Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas sepanjang hal itu memungkinkan.

b. Merubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah.

c. Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu, biasanya yang paling
dominan membatasi arus belok kanan.

d. Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan tidak


sebidang/flyover.

e. Mengembangkan inteligent transport sistem.

2. Keberpihakan kepada angkutan umum

Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan adalah mengoptimalkan kepada
angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan antara lain :

a. Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum.

b. Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus bus yang di Jakarta dikenal
sebagai Busway.

5
c. Pengembangan kereta api kota, yang dikenal sebagai Metro di Perancis, Subway di Amerika,
MRT di Singapura.

d. Subsidi langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota di Transjakarta, Batam ataupun
Jogjakarta maupun tidak langsung melalui keringanan pajak kendaraan bermotor, bea masuk
kepada angkutan umum.

3. Pembatasan kendaraan pribadi

Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus dilakukan
manajemen lalu lintas yang lebih ekstrem sebagai berikut:

a. Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu seperti yang
direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui Electronic Road Pricing (ERP). ERP berhasil
dengan sangat sukses di Singapura, London, Stokholm. Bentuk lain dengan penerapan kebijakan
parkir yang dapat dilakukan dengan penerapan tarip parkir yang tinggi di kawasan yang akan
dibatasi lalu lintasnya, ataupun pembatasan penyediaan ruang parkir dikawasan yang akan
dibatasi lalu lintasnya,

b. Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan kendaraan, pajak
bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi.

c. Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan di
Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motormasuk
jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway.

Ada juga solusi dari dengan melibatkan peran pemerintah dan masyarakat, yaitu :

1. Peran Pemerintah

Urbanisasi dan angka kelahiran yang tinggi menyebabkan pertumbuhan penduduk menjadi tidak
terkendali. Berarti pemerintah harus membatasi laju urbanisasi dan menekan angka kelahiran dengan cara
menjalankan program keluarga berencana.

Bila pemerintah berhasil menangani laju urbanisasi dan angka kelahiran, maka jumlah pengguna
jalan juga akan terkendali. Untuk mencegah semakin parahnya keadaan lalu lintas, pemerintah perlu
megupayakan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan memaksimalkan kendaraan umum, selain

6
membangun ruas jalan baru, pemerintah juga harus menetapkan batas kecepatan suatu kendaraan untuk
meminimalisasi terjadinya kecelakaan lalu lintas yang dapat menyebabkan kemacetan.

Disamping itu, pemerintah juga sebaiknya memperbaiki jalan yang rusak, memperlebar jalan,
menambah jembatan peyeberangan dan memperbaiki jembatan penyeberangan yang rusak. Setelah semua
itu terlaksana, pemerintah tetap tidak boleh langsung bersenang-senang, karena mereka juga masih harus
memperbaiki rambu-rambu lalu lintas, memperbaiki lampu lalu lintas serta sebisa mungkin menjadikan
halte agar dapat menjadi lebih aman dan nyaman.

Busway dibuat lebih efektif dengan menambahkan jumlah armada, sehingga penumpang tidak
menunggu lama dan waktu tempuh menjadi lebih cepat atau lebih singkat. Selain itu pemerintah harus
pula mengoptimalkan kereta api yang telah ada, meningkatkan pelayanan dan kenyamanannya baik di
stasiun maupun di dalam kereta api itu sendiri, sehingga banyak penggua jalan yang mau berpindah dari
kendaraan pribadi ke kereta api.

Peraturan ditegakkan sehingga penduduk menjadi lebih disiplin. Apabila ada kendaraan yang
bersalah segera ditilang sesuai dengan aturan yang berlaku. Misalnya angkutan umum yang berhenti
bukan di halte, kendaraan yang menerobos lampu merah, motor yang berada di jalur kanan serta pejalan
kaki yang tidak disiplin juga harus didenda agar mereka merasa jera dengan apa yang telah mereka
lakukan. Selain semua itu, pemerintah juga harus mengajak para pengguna jalan agar beralih dari
kendaraan pribadi ke kendaraan umum.

2. Peran Masyarakat

Masyarakat sebagai pengguna jalan juga dapat membantu pemerintah dalam menangani
kemacetan lalu lintas seperti dengan beralih ke angkutan umum yang tersedia dan lebih tertib berlalu
lintas agar para pengguna kendaraan pribadi seharusnya mengikuti aturan agar tidak mengganggu
pengguna jalan yang lain. Pejalan kaki harus mau membiasakan diri berjalan di trotoar dan menyeberang
di jembatan penyeberangan. Apabila ingin menggunakan angkutan umum, maka kita harus menghentikan
angkutan tersebut di halte yang telah di sediakan, begitu pula bila ketika hendak turun.

Untuk para supir hendaknya mempunyai kesadaran yang tinggi untuk mematuhi rambu-rambu
lalu lintas. Supir angkutan umum tidak berhenti di sembarang tempat. Pada saat berhenti kendaraan
dipinggirkan agar tidak mengganggu kendaraan lain dan jangan menjadikan perempatan atau pertigaan

7
sebagai terminal. Pedagang kaki lima sebaiknya tidak berdagang di trotoar karena trotoar merupakan
haknya pejalan kaki, begitu juga pejalan kaki untuk tidak membeli barang-barang di troatoar.

Apabila menggunakan kendaraan pribadi sebaiknya gunakan kendaraan yang kecil dan jangan
mencoba untuk menerobos lampu merah jika terjadi kemacetan lalu lintas dan jangan menggunakan
kendaraan pribadi untuk keperluan yang tidak penting. Bagi para pengguna sepeda motor gunakanlah
selalu jalur kiri dan dengan kecepatan yang tidak tinggi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
8
Lalu lintas sudah sedemikian macetnya. Dari tahun ke tahun kemacetan ini diperkirakan akan
terus bertambah sebab pertambahan kendaraan bermotor 11 persen pertahun sedangkan pertambahan jalan
hanya 1 persen pertahun. Dari perbandingan ini kita dapat membayangkan mengapa kemacetan lalu lintas
itu sangat sulit untuk diatasi.

Untuk mengatasi kemacetan yang semakin bertambah bahkan untuk mengatasi terjadinya
kemacetan total, maka seluruh masyarakat dan juga pemerintah harus segera memikirkan jalan keluarnya
dari sekarang. Pemerintah harus bisa mengendalikan laju urbanisasi dan juga harus dapat menekan angka
kelahiran secara serius. Pemerintah segera membangun jalan satu arah, serta meningkatkan keamanan dan
kenyamanan kereta api, busway dan angkutan umum lainnya mulai dari sekarang. Selain itu, pemerintah
juga sebaiknya memperbaiki penegakan hukum tentang tata tertib berlalu lintas.

Masyarakat juga dapat membantu pemerintah dalam mengurangi kemacetan, misalnya dengan
selalu tertib berlalu lintas, meningkatkan kesadaran hukum tentang lalu lintas serta juga dapat dilakukan
dengan cara mematuhi semua peraturan lalu lintas. Bila semua itu dapat dilakukan dengan baik, mungkin
kemacetan lalu lintas akan sedikit berkurang. Kedisiplinan berlalu lintas para pengguna jalan memang
masih sangat rendah. Hal ini merupakan salah satu masalah penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas.
Dan itu sangat merugikan masyarakat karena kemacetan dapat menyebabkan pemborosan BBM,
pemborosan waktu serta dapat menimbulkan polusi udara.

B. Saran

1. Pemerintah sebaiknya meningkatkan pelayanan angkutan umum, agar masyarakat tertarik untuk
berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.

2. Melakukan pembatasan usia kendaraan karena jika kendaraan tersebut sudah terlalu tua, maka
kendaraan tersebut menjadi tidak fungsional lagi.

3. Penegakan hukum yang tegas terhadap pengguna jalan, pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang
melanggar aturan.

4. Aturan yang tegas dan ketat terhadap arus urbanisasi dengan cara yang lebih optimal, dan
hukuman dipertegas apabila ada yang melanggar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R & Adisasmita, S.A. 2011. Manajemen Transportasi Darat : Mengatasi Kemacetan Lalu
Lintas di Kota Besar (Jakarta). Jakarta:Graha Ilmu.

Khisty, Jotin C dan B. Kent Lall. 2003. Transportation Engineering : An Introduction, 3rd Edition.
Pearson Education. Prentice Hall.

10
Morlok, Edward K. 1978. Introduction to Transportation Engineering and Planning. Mc Graw-Hill.Inc.
Pennsylvania.

11

Anda mungkin juga menyukai