Pembangunan suatu gedung dapat dilaksanakan setelah rencana teknis bangunan gedung disetujui oleh
Pemerintah Daerah dalam bentuk izin mendirikan bangunan (Pasal 35 ayat 4 UUBG). Dan memiliki
IMB merupakan kewajiban dari pemilik bangunan gedung (Pasal 40 ayat 2 huruf b UUBG). Peraturan
mengenai IMB terdapat dalam PP No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU no. 28 tahun
2002 tentang Bangunan Gedung yaitu: Pasal 1:
"Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
a) Izin mendirikan bangunan gedung adalah perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota
kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi,
dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan
teknis yang berlaku.
b) Permohonan izin mendirikan bangunan gedung adalah permohonan yang dilakukan pemilik bangunan
gedung kepada pemerintah daerah untuk mendapatkan izin mendirikan bangunan gedung."
analisis studi kasus 2
Setiap orang yang ingin mendirikan bangunan gedung harus memiliki Izin
Mendirikan Bangunan yang diberikan oleh Pemda melalui proses
permohonan izin (Pasal 14 ayat 1 dan 2 PP 36/2005). Untuk wilayah DKI
Jakarta, mengenai IMB diatur dalam Pergub DKI Jakarta No. 85 Tahun
2006 tentang Pelayanan Penerbitan Perizinan Bangunan (“ 85/2 6”) B
Pasal 3 ayat (2) Pergub 85/2006, pemberian IMB diterbitkan
berdasarkan Permohonan Izin Mendirikan Bangunan-Penggunaan
Bangunan yang disampaikan melalui Seksi Dinas Kecamatan atau Suku
Dinas. Selanjutnya, IMB diterbitkan oleh Seksi Dinas Kecamatan atau
Suku Dinas atau Dinas (Pasal 3 ayat [3] Pergub 85/2006). Dinas yang
dimaksud adalah Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan Provinsi DKI
Jakarta.
solusi Masalah studi kasus 2
Jika suatu bangunan tidak memenuhi kewajiban persyaratan
pembangunan, maka pemilik bangunan dalam hal ini dapat dikenai sanksi
administratif berupa:
• dikenakan sanksi penghentian sementara sampai dengan diperolehnya
IMB gedung (Pasal 115 ayat 1 PP 36/2005).
• dikenakan sanksi perintah pembongkaran (Pasal 115 ayat 2 PP
36/2005).
• dilakukannya penyegelan sementara
Selain sanksi administratif, pemilik bangunan juga dapat dikenakan
sanksi berupa denda paling banyak 10% dari nilai bangunan yang sedang
atau telah dibangun (Pasal 45 ayat 2 UUBG).
Permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sebuah gedung lima lantai yang terletak
di jalan Fatmawati Raya, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan dipastikan akan
ditolak. Penolakan tersebut disampaikan Kepala Unit Pelaksana Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (UPPTSP) Jakarta Selatan, Indarini Ekaningtiyas merujuk sejumlah
pelanggaran dalam pelaksanaan pembangunan gedung.
Pelanggaran yang dimaksud, yakni aturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
dengan luas pembangunan hanya 30% dari total luas lahan. Tidak hanya itu,
pembangunan gedung juga diduga melanggar aturan jarak bebas samping kiri
dan kanan. Sebab, berdasarkan informasi rencana kota di laman
jakartasatu.jakarta.go.id, bangunan di kawasan itu memiliki tipe tunggal. Hal
tersebut tidak sesuai dengan aturan zonasi ataupun rencana kota.
Diketahui, gedung berlokasi termasuk zona perkantoran, perdagangan dan jasa dengan
Koefisien Dasar Bangunan Rendah. KDB yang ditetapkan sebesar 30% atau luas
bangunan yang diperbolehkan untuk dibangun adalah sebesar 30% dari total luas lahan.
Sedangkan Koefisien Dasar Hijau (KDH) yang ditetapkan sebesar 45%. Sehingga luas
seluruh ruang terbuka di luas bangunan yang ditujukan untuk penghijauan sebesar 45%
dari total luas lahan. Sementara Koefisien Lantai Bangunan (KLB) angka perbandingan
antara luas seluruh lantai bangunan dengan luas lahan sebesar 1,2.