Anda di halaman 1dari 41

Studi Wisata Sejarah Budaya

Istana Maimoon

Tim Peneliti

Sarah Rahmadilla (3162131006)

Della Theresa (3163131008)

Lanstiar Siahaan (3163131021)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Seminar Geografi yang

berjudul “Studi Wisata Sejarah Budaya Istana Maimun” dengan tepat waktu.

Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing

yang telah memberikan pemahaman dan tuntutan kapada kami serta waktu yang

telah di tentukan untuk menyelesaikan tugas ini. Semoga tugas miniriset ini

bermanfaat bagi kami yang merangkainya dan bagi kita semuanya dalam

melakukan perkuliahan kita ini.

Akhir kata, kami menyadari masih banyak terjadi kesalahan dalam

penyusunan dan perangkaian tugas ini. Maka dari pada itu, kami mengharapkan

kritikan dan saran yang konstruktif dan inovatif demi meraih yang lebih baik dari

apa yang kami sajikan ini dan perbaikan untuk masa yang akan mendatang.

Sekian kami sampaikan, terimakasih.

Medan, 20 April 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
Halaman
Kata Pengantar ………………………………………………………… i
Daftar Isi ………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah …………………………………………... 1
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………… 2
1.3. Tujuan ……………………………………………………………... 2
1.4. Manfaat ……………………………………………………………. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Kajian Teori ……………………………………………………….. 4
2.2. Penelitian Relavan……......……………………………………….. 9
2.3. Kerangka Pemikiran.... ……………………………………………. 10

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Metode Penelitian …………………………………………………. 13
3.2. Variabel Penelitian ………………………………………………... 13
3.3. Lokasi Penelitian............................................................................... 13
3.4. Responden......................................................................................... 13
3.5. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 14
3.6. Teknk Pengolahan Data..................................................................... 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tarik Wisata Istana
Maimoon.............................................................................................. 16

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 23
5.2 Saran............................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 24
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………. 25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Faktor budaya menjadi salah satu hal yang dapat menarik

wisatawan. Faktor budaya lahir dari warisan leluhur atau nenek moyang

yang dikembangkan dan dikenalkan oleh pewarisnya. Untuk

memperkenalkan budaya sebagai salah satu aspek dalam menarik minat

wisatawan berkunjung maka harus ada strategi untuk menjaga kebudayaan

yang ada dari segi warisan budaya nya sendiri dan dari segi kompetitifnya.

Hal ini selaras dengan pendapat Richards dan Wilson dalam Li (2014)

bahwa daya tarik wisata budaya yang terlibat dalam lingkungan pasar yang

sangat kompetitif karena dalam hal pengadaanya untuk pasar pariwisata

budaya semakin dibanjiri dengan daya tarik baru, rute budaya dan

pusat warisan dan di dalam hal permintaannya terdapat permintaan

yang cepat berubah dari pelanggan.


Pariwisata budaya merupakan salah satu jenis pariwisata yang

memanfaatkan perkembangan potensi hasil budaya manusia sebagai

objek daya tariknya. Jenis wisata ini dapat memberikan manfaat dalam

bidang sosial budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya

sebagai jati diri masyarakat lokal yang memiliki kebudayaan tersebut.

Dewasa ini, pariwisata budaya berkembang dengan cepat karena adanya

tren baru di kalangan wisatawan yaitu kecenderungan untuk mencari

sesuatu yang unik dan autentik dari suatu kebudayaan.


Kebudayaan memiliki tujuh unsur universal, yaitu: (1) bahasa, (2)

sistem teknologi, (3) sistem mata pencaharian hidup atau ekonomi, (4)

1
organisasi sosial, (5) sistem pengetahuan, (6) religi, dan (7) kesenian

(Alfian, 1985:102).
Istana Maimoon adalah sebuah istana yang masih melestarikan

budaya secara baik dalam berbagai aspek. Nilai serta wujud budaya

material masih hidup dalam masyarakat tersebut, pada budaya material

seperti budaya tradisional terkonsentrasi dan terpelihara secara baik serta

yayasan istana sepakat untuk memelihara. Hal ini tentunya menjadi daya

tarik serta keunikan tersendiri dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

ilmu pengetahuan serta pemaanfaatan sumber daya budaya untuk

kepentingan komersial yang dapat membawa dampak pada peningkatan

ekonomi rakyat.
Salah satu upaya pemerintah kota Medan, mengaitkan sejarah dan

pariwisata dengan membuka obyek wisata istana Maimoon (Maimun).

Nama tersebut telah dikenal dan tercatat sebagai salah satu daerah penting

kesultanan Deli.
Sebagian besar masyarakat lebih memilih melakukan wisata alam

dari pada wisata sejarah budaya lokal termasuk Istana Maimun, hal ini

menyebabkan wisata sejarah budaya Melayu Deli sebagai upaya pelestarian

kebudayaan daerah mengalami degradasi dari waktu ke waktu.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik

untuk mengkajii faktor yang mempengaruhi daya tarik wisata sejarah

budaya istana maimoon.


1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka

perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu bagaimana

daya tarik obyek wisata istana Maimoon ?

2
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor apa

saja yang menjadikan istana Maimoon menjadi daya tarik wisata.


1.4. Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya :


1. Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai kepariwisataan melalui

pengolahan data dan kunjungan langsung ke tempat yang di jadikan

objek penelitian dalam penelitian ini.


2. Dapat digunakan sebagai bahan informasi agar dapat digunakan untuk

studi-studi selanjutnya dalam pengembangan ilmu kepariwisataan


3. Hasil penelitian ini semoga bermanfaat dan dapat digunakan sebagai

bahan masukan dan evaluasi bagi pihak-pihak perumus kebijakan atau

bagi para pengambil keputusan yang berhubungan dengan masalah yang

ada dalam penelitian ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


A. Pengertian dan Jenis Jenis Wisata
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat

lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau untuk

mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk

3
menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau

untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. (Yoeti, 1996: 11 8)


Menurut James J.Spillane, (1982:20) pariwisata adalah kegiatan

melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan,

mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan,

menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan berziarah.

Wisatawan adalah orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk

berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari

kunjungannya itu.
Pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan

manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar

dari tempat kediamannya. Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal di

tempat yang dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan

mereka (Happy Marpaung, 2002:13).


Definisi pariwisata menurut Salah Wahab, (1975:55) adalah salah

satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan

ekonomi dan penyediaan lapangan.


Definisi lain dari pariwisata menurut Karyono A.Hari, (1997:115)

adalah merupakan rangkaian kegiatan yang di lakukan oleh manusia

baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah Negara

sendiri atau di Negara lain. Kegiatan tersebut dengan menggunakan

kemudahan jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh

pemerintah atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan

wisatawan.
Berdasarkan UU No 9 Tahun 1990 pada bab I pasal 1 no.4

pengertian kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan

dengan penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan

4
urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan,

pelaksanaan, pengawasan, pariwisata baik yang dilakukan oleh

pemerintah, pihak swasta dan masyarakat.


Pengertian wisata itu mengandung unsur yaitu : (1) Kegiatan

perjalanan; (2) Dilakukan secara sukarela; (3) Bersifat sementara; (4)

Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati

obyek dan daya tarik wisata.

B. Jenis-jenis Pariwisata

1. Wisata Rekreasi, wisata yang dilakukan orang untuk memanfaatkan

waktu libur di luar rumah. Kebanyakan wisata jenis ini dilakukan

untuk menikmati keindahan alam.


2. Wisata Bahari, Wisata dengan obyek kawasan laut misalnya

menyelam, berselancar, berlayar, memancing dan lain-lain.


3. Wisata Alam, wisata dengan obyek Alam. Obyek gunung yang

tinggi, gua, sungai yang deras, tebing terjal. Pada umumnya

peminat obyek ini adalah para remaja dan petualang.


4. Wisata Budaya, wisata yang menawarkan obyek yang berupa tradisi

dan budaya serta adat istiadat masyarakat yang unik.


5. Wisata Olahraga, Wisata yang dilakukan dengan tujuan

pertandingan dan meningkatkan prestasi olah raga.


6. Wisata Bisnis, Perjalanan yang dilakukan untuk tujuan bisnis.

Wisata jenis ini membutuhkan sarana penunjang bisnis yang baik.


7. Wisata Konvensi, Wisata yang dilakukan ke suatu negara

untuk keperluan rapat atau sidang.


8. Wisata Jenis lain, keinginan dan ketertarikan masyarakat

beraneka ragam. Perkembangan jenis wisata juga semakin banyak.

Kini mulai populer dengan apa yang disebut dengan wisata sejarah,

arkeologi, berburu, safarai, fotografi, bulan madu dan sebagainya.

5
C. Wisata Sejarah dan Budaya
Konsep kota wisata sejarah merupakan konsep

pariwisata perkotaan yang menjadikan sejarah sebagai daya tarik

wisatanya. Komponen- komponen dari kota wisata sejarah ini antara

lain lingkungan dengan arsitektur sejarah dan morfologi perkotaan,

even sejarah dan akumulasi artefak budaya, keberhasilan artistik yang

merupakan bahan baku dari konsep ini (Ashworth dan

Tunbridge, 1990).
Menurut R.S Damardjati, (1995:29) wisata budaya adalah gerak

atau kegiatan wisata yang dirangsang oleh adanya obyek-obyek

wisata berwujud hasil-hasil seni budaya setempat, misalnya adat

istiadat, upacara-upacara keagamaan, tata hidup masyarakat,

peninggalan-peninggalan sejarah, hasil-hasil seni dan kerajinan rakyat,

dan lain sebagainya.


Wisata berbasis budaya adalah salah satu jenis kegiatan pariwisata

yang menggunakan kebudayaan sebagai objeknya. Pariwisata jenis ini

dibedakan dariminat-minat khusus lain, seperti wisata alam, dan wisata

petualangan.
Ada 12 unsur kebudayaan yang dapat menarik kedatangan

wisatawan, yaitu:
1. Bahasa (language).
2. Masyarakat (traditions).
3. Kerajinan tangan (handicraft)
4. Makanan dan kebiasaan makan (foods and eating habits). Musik

dan kesenian (art and music).


5. Sejarah suatu tempat (history of the region)
6. Cara Kerja dan Teknolgi (work and technology).
7. Agama (religion) yang dinyatakan dalam cerita atau sesuatu yang

dapat disaksikan.

6
8. Bentuk dan karakteristik arsitektur di masing-masing daerah tujuan

wisata (architectural characteristic in the area).


9. Tata cara berpakaian penduduk setempat (dress and clothes).
10. Sistem pendidikan (educational system).
11. Aktivitas pada waktu senggang (leisure activities).

Objek-objek tersebut tidak jarang dikemas khusus bagi penyajian

untuk turis, dengan maksud agar menjadi lebih menarik. Dalam hal

inilah seringkali terdapat kesenjangan selera antara kalangan seni dan

kalangan industri pariwisata. Kompromi-kompromi sering harus

diambil. Kalangan seni mengatakan bahwa pengemasan khusus objek-

objek tersebut untuk turis akan menghilangkan keaslian dari suatu

budaya, sedangkan kalangan pariwisata mengatakan bahwa hal tersebut

tidaklah salah asalkan tidak menghilangkan substansi atau inti dari suatu

karya seni.

D. Daya Tarik Wisata


Dalam UU No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan

bahwa daya tarik wisata adalah suatu yang menjadi sasaran wisata.

Pertama, daya tarik wisata ciptaan Tuhan yang Maha Esa yang berwujud

keadaan alam, flora dan fauna. Kedua, daya tarik wisata hasil karya

manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, seni dan budaya,

wisata agro, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan

kompleks hiburan. Ketiga, daya tarik wisata minat khusus, seperti

berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat

perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat ziarah dan

lain-lain.

7
Menurut Basiya dan Rozak (2012), daya tarik tempat tujuan wisata

merupakan motivasi utama bagi pengunjung untuk melakukan kunjungan

wisata. Menurutnya destinasi wisata dikelompokkan menjadi empat daya

tarik, yaitu :
1. Daya tarik wisata alam (natural attraction) yang meliputi

pemandangan alam daratan, pemandangan alam lautan, pantai, iklim

atau cuaca.
2. Daya tarik wisata berupa arsitektur bangunan (building attraction)

yangmeliputi bangunan dan arsitektur bersejarah, bangunan dan

arsitektur modern, arkeologi.


3. Daya tarik wisata yang dikelola khusus (managed visitor attractions),

yang meliputi tempat peninggalan kawasan industi seperti yang ada

di Inggris, Theme Park di Amerika dan Darling Harbour di Australia.


4. Daya tarik wisata budaya (cultural attraction) yang meliputi teater,

musium, tempat bersejaah, adat-istiadat, tempat-tempat religius,

peristiwa-peristiwa khusus seperti festival dan drama bersejarah

(pageants), dan heritage seperti warisan peninggalan budaya.

Daya tarik wisata sosial adalah seperti gaya hidup penduduk di

tempat tujuan wisata. Bahwa total produk pariwisata adalah suatu paket

atau kemasan yang meliputi komponen barang berwujud dan tidak

berwujud, yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan di tempat tujuan

wisata dan paket tersebut dipersepsikan oleh pengunjung sebagai suatu

pengalaman yang dapat dibeli dengan harga tertentu. Elemen-elemen

daya tarik tempat tujuan wisata merupakan pilihan pengunjung dan yang

mendorong bagi pengunjung untuk melakukan kunjungan wisata. Daya

tarik tempat tujuan wisata ini terdiri dari :

8
1) Daya tarik wisata alam yang meliputi pemandangan alam daratan),

pemandangan alam lautan, pantai, iklim, dan ciri kas geografis

lainnya dari tempat tujuan wisata.


2) Daya tarik wisata berupa bangunan-bangunan yang meliputi

bangunan-bangunan dengan arsitektur modern, arsitektur bersejarah,

monumen, promenades, taman dan kebun, convention center,

arkeologi, manage visitor attractions generally, lapangan golf,

tokotoko khusus, dan themed retailareas.


3) Daya tarik wisata budaya yang meliputi history and folklore, religion

and art, teater, musik, tari-tarian (dance) dan entertainment lainnya,

museum, dan peristiwa-peristiwa khusus seperti festival dan drama

bersejarah (pageants).
4) Daya tarik wisata sosial seperti gaya hidup, bahasa penduduk di

tempat tujuan wisata, serta kegiatan sehari-hari. Produk jasa

dikatakan berkualitas atau tidak berkualitas tergantung pada persepsi

individu (konsumen) dalam menginterpretasikan jasa yang dibeli

atau dikonsumsi. Hasil interpretasi masing-masing individu

(konsumen) bisa berbeda-beda walaupun jenis jasa yang dijual sama.

Konsumen akan mempersepsikan produk sebagai produk berkualitas

tergantung pada sikap individu konsumen, harapan dan

pengalaman,serta manfaat yang diperoleh dari pembelian

(Swarbrooke dan Horner, 1999).


Berhasilnya suatu tempat wisata hingga tercapainya kawasan

wisata sangat tergantung pada atraksi (attraction), seperti tingkat

keunikan, kilai objek wisata, ketersedian lahan, dan kondisi fisik objek

wisata mudah dicapai (accessibility) seperti jarak dari jalan raya, kondisi

9
jalan dan kendaraan menuju objek wisata. Fasilitas (amenities) seperti

fasilitas umum (warung makan, MCK), dan fasilitas pendukung (tempat

ibadah, listrik, dan tempat parkir).


Penelitian yang dilakukan oleh Basiya R dan Hasan A R (2012)

menyimpulkan bahwa daya tarik wisata alam (natural attraction), daya

tarik wisata berupa arsitektur bangunan (building attraction), daya tarik

wisata budaya (cultural attraction), dan daya tarik wisata sosial (social

attraction) masing-masing memiliki pengaruh langsung dan positif

terhadap kepuasan pengunjung. Basiya R dan Hasan A R (2012) dalam

penelitiannya menyimpulkan bahwa kualitas daya tarik wisata alam

(natural attraction), kualitas daya tarik wisata berupa arsitektur bangunan

(building attraction), daya tarik wisata budaya (cultural attraction), dan

daya tarik wisata sosial (social attraction) memiliki hubungan langsung

dan positif terhadap minat berkunjung ulang para pengunjung.

2.2 Penelitian Relevan


A. Penelitian oleh Analis Eryani
Dengan Judul Penelitian “Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan

Wisatawan Untuk Berkunjung Ke Objek Wisata Istana Siak Sri

Indrapura Kabupaten Siak Provinsi Riau”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi pengambilan

keputusan wisatawan untuk berkunjung ke Istana Siak Sri Indrapura

termasuk keunggulan (Daya Tarik Wisata) dari objek Istana Siak Sri

Indrapura ini yang dilhat dari beberapa indikator yakni jenis dan sifat

atraksi wisata, kualitas layanan, lingkungan fisik dan sosial, situasi

politik, aksesibilitas, dan perilaku masyarakat lokal terhadap wisatawan.

B. Penelitian Oleh Novita Rifaul Kirom DKK (2016)

10
Dengan Judul Penelitian “Faktor Faktor Penentu Daya Tarik

Wisata Budaya dan Pengaruhnya terhadap Kepuasan Wisatawan”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan faktor penentu daya

tarik wisata budaya yang terdiri dari ke enam faktor yaitu faktor

budaya, keunikan, promosi, keramahtamahan, biaya, dan kualitas

layanan dan mengetahui daya tarik wisata berpengaruh secara positif

signifikan terhadap kepuasan wisatawan untuk berkunjung ke Ponpes

Biharu bahri asali fadhoilir rohmah.

C. Penelitian Oleh Adi Irawan


Dengan Judul Penelitian “Analisis Pengaruh Daya Tarik Wisata,

Persepsi Harga, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Berkunjung

Ulang Dengan Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel Intervening

(Studi Kasus Objek Wisata Teluk Kiluan)”. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan

wisatawan da niat untuk kembali bekunjung ke objek wisata Teluk

Kiluan.

2.3 Kerangka Pemikiran


Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan potensi

pariwisata. Potensi wisata yang dimiliki oleh Indonesia merupakan modal

dasar dalam proses pembangunan. Dengan potensi pariwisata yang

berlimpah, diharapkan dapat menjadi daya tarik untuk menarik wisatawan

domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia.


Salah satu Kota di Indonesia yang cukup menarik minat wisatawan

untuk berkunjung adalah Kota Medan yang merupakan kota terbesar ketiga

di Indonesia. Kota Medan memiliki banyak tempat-tempat wisata

bersejarah yang terkenal salah satunya adalah objek wisata Istana Maimun.

11
Istana Maimun adalah peninggalan sejarah dari Kerajaan Melayu yang

dibangun pada tahun 26 Agustus 1888 yang terletak di jalan Brigadir

Jenderal Katamso, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun. Istana

Maimun adalah bukti dari kejayaan Melayu di tanah Medan yang dahulu

adalah tempat tinggal keluarga kerajaan sekaligus pusat pemerintahan Kota

Medan, yang saat ini Istana Maimun adalah salah satu ikon wisata di Kota

Medan.
Salah satu sifat pariwisata adalah bahwa objek wisata tersebut tidak

dapat dipindah-pindahkan sehingga pengunjunglah yang harus datang untuk

menikmati wisata tersebut (Spillane, 1987). Maka dari itu, aksesibilitas

seperti jarak dari tempat asal wisatawan ke lokasi objek wisata dan juga

transportasi yang memadai juga mempengaruhi permintaan untuk

melakukan perjalanan wisata. Semakin jauh jarak yang ditempuh maka

akan memakan waktu perjalanan yang lebih lama, dan para wisatawan

diduga lebih memilih lokasi wisata yang lebih dekat untuk dicapai.

Prasarana untuk menuju ke lokasi wisata pun juga harus memadai, jika

jarak lebih jauh yang berarti lama perjalanan lebih memakan waktu, maka

wisatawan pasti menghendaki perjalanan yang aman, yang artinya

hambatan seperti jalan rusak, jalan tanpa pembatas atau belum diperlebar

seharusnya diperbaiki. Namun adanya motivasi menyebabkan seseorang

menyusun suatu tujuan atau mencapai gerak yang dapat memuaskan

kebutuhannya. Dalam hal ini, kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman

dapat memotivasi seseorang untuk melakukan kegiatan perjalanan wisata

ke tempat atau daerah lain.Berdasarkan landasan teoritis dan hasil

12
penelitian terdahulu, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Arsitektur Bangunan

Pelayanan

Jenis Atraksi/Kesenian

Faktor Yang
Mempengaruhi
Biaya Daya Tarik
Wisata Budaya
Istana Maimun

Promosi

Aksebilitas

13
Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kualitatif . Menurut Moleong (2005:6), penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, dll secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-

kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.

3.2 Variabel Penelitian


Variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi daya tarik wisata sejarah budaya Isana Maimun dan

pengaruhnya terhadap Minat Wisatawan untuk berkunjung.

3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian


Waktu penelitian dilakukan pada hari Sabtu, 03 November 2018.

Dilaksanakan pada pukul 10.45 - 18.50 WIB.


Lokasi peenlitian terletak pada lintang 3° 34' 30.9" N dan 98° 41'

01.7" E. Terletak di Jalan Brigadir Jenderal Katamso, Kelurahan Sukaraja,

Kecamatan Medan Maimun. Kota Medan.

14
3.4 Responden
1. Pengelola
Pengelola Istana Maimun yaitu pihak pihak yayasan yang ditemui

saat penelitian berlangsung yaitu guide dan ticketing.


2. Pengunjung
Sebagian wisatawan yang ditemui dan bersedia untuk diwawancarai.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi
Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan

pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk

memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah

penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek,

kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi

dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian

untuk menjawab pertanyaan penelitian (Guba dan Lincoln, 1981: 191-

193).

2. Interview
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan

narasumber. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur

yakni peneliti membuat daftar pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga

bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu

recorder, kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.


3. Dokumentasi
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa

diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian,

arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data

berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang

15
terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk

memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang

tidak bermakna (Faisal, 1990: 77).

3.6 Teknik Pengolahan Data


Teknik pengolahan data dalam penelitian ini yang pertama ialah

mereduksi yaitu dengan memilih dan menyeerhanakan data data yang

terkumpul dari lapangan menjadi sebuah rangkuman yang berisi hal hal inti

dan membuang yang dianggap tidak perlu.


Langkah kedua dengan menyajkan data berupa uraian naratif,

diagram alur, tabel ataupu bagan yang telah disusun berdasarkan hasil

reduksi. Kemudian melakukan verifikasi data dengan cara menyesuaikan

kesimpulan pada tahap awal dengan kondisi yang ditemukan dilapangan

maksudnya mencari bukti bukti yang konkret dan kuat untuk memperolah

kesimpulan yang kredibel.

Skema Pengolahan Data

16
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Potensi adalah daya tarik dari sebuah obyek wisata. Potensi itu

sendiri adalah semua daya yang terdapat di suatu daerah atau tempat yang

menjadi daya tarik bagi wisatawan atau pengunjung dan perlu

dikembangkan baik dalam bentuk potensi fisik maupun dalam bentuk

potensi sosial sehingga mampu menarik minat wisatawan atau pengunjung

17
untuk datang berkunjung ke suatu obyek wisata. Potensi dari obyek wisata

wisata ini tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi daya

tarik sebuah obyek wisata.

1. Arsitektur Bangunan Istana

Arsitektur Bangunan Istana adalah sebuah daya tarik dari Istana

Maimoon. Terutama bagian dalam istana yang luas dengan desain yang

menarik. Kebanyakan orang mengatakan berkunjung ke Istana Maimoon

kareka arsitektur bangunannya yang menarik dan khas, terutama bagian

dalam gedung istana. 9 dari 10 orang responden yang diwawancarai

mengatakan bahwa mereka suka dengan arsitektur bangunan Istana

Maimoon, melihat arsitektur bangunan istana membuat mereka nyaman dan

seolah merasa di rumah sendiri. Selanjutnya, mereka juga berpendapat

bangunan dan desain dari istana sangat menarik, nyaman dan terkesan

tenang. Bagi yang menyukai seni arsitektur maka desain arsitektur bangunan

istana menurut mereka sangat baik dan khas dengan ragam masyarakat

Melayu, memiliki kesan tenang dan nyaman, dan mampu memberikan

suasana ingin tetap berada disana dalam waktu yang lama.

18
Tabel 1. Tanggapan Responden Terhadap Arsitektur Bangunan Istana

Tanggapan Sangat Agak Tidak


Setuju
Responden Setuju Setuju Setuju

Arsitektur Istana
3 6 1 -
Menarik

2. Keterjangkauan Wilayah dan Biaya Masuk

Jarak dan lokasi suatu wisata seringkali menjadi kendala dalam

perkembangan suatu wisata, termasuk apabila akses transportasi yang

kurang baik menuju lokasi. Istana Maimoon sendiri terletak di pusat

19
Kota Medan dan memiliki akses keterjangkauan yang mudah dengan

banyaknya transportasi umum menuju lokasi wisata ini. Semua

responden menjawab bahwa menuju lokasi wisata sejarah Istana

Maimoon, mereka menggunakan kendaraan umum seperti itu Angkot,

Grab dan sebagian angkutan itu disewa selama mereka berada dilokasi

wisata.

Biaya masuk sendiri ke Istana Maimoon tergolong cukup murah

dan tidak membebani wisatawan. Semua responden mengaku senang dan

tidak keberatan dengan biaya masuk yang dikenakan pihak Istana

Maimoon kepada mereka, karena banyak juga wisata-wisata yang

mengenakan tarif tinggi untuk masuk ke suatu lokasi wisata namun tidak

ada yang bisa benar-benar di nikmati. Sedangkan Istana Maimoon

sendiri mengenakan biaya masuk yang murah, namun sebuah sejarah

bisa dinikmati didalamnya.

Tabel. 2 Tanggapan Responden Terhadap Aksesibilitas dan Biaya Masuk

Tanggapan Sangat Agak Tidak


Setuju
Responden Setuju Setuju Setuju

Aksesilitas Wisata
2 7 1 -
Mudah

Biaya Masuk Murah 2 8 - -

3. Kualitas Pelayanan dan Atraksi wisata

20
Suatu lokasi wisata tidak akan dapat berkembang maksimal apabila

pelayanan yang diberikan oleh pengelola dan orang-orang yang terlibat

dalam wisata tidak ramah. Wisatawan atau pengunjung akan merasa

kurang nyaman apabila pengelola wisata bersikap cuek atau malah

melarang begini dan begitu tidak dengan cara yang tepat ramah.

Istana Maimoon sendiri memiliki kualitas layanan yang cukup baik

menurut para responden. Hal ini bisa dilihat di bagian ticketing, dimana

pelayan tiket tersenyum ramah dan melayani pengunjung dengan baik.

Selain itu ada beberapa guide yang siap memandu dan menjelaskan

beberapa fasilitas yang tersedia di dalam istana. Para guide langsung

berbaur dengan para pengunjung dan menawarkan memfoto apabila ada

diantara pengunjung yang ingin difoto. Namun meskipun demikian, para

guide tetap menjaga kesopanan dan keramah tamahan serta menjaga

privasi para pengunjung yang merasa tidak nyaman dengan kehadiran

guide tersebut.

Untuk atraksi wisata, umumnya ini dilakukan oleh beberapa daerah

wisata untuk menarik minat para pengunjung untuk menghadiri acara

tersebut dan berkunjung ke lokasi wisata. Di Istana Maimoon sendiri,

berdasarkan informasi yang kami peroleh dari salah satu pengelola

Istana Maimoon yaitu kepala Guide mengatakan bahwa atraksi-atraksi

seringkali dilakukan di Istana Maimoon. Atraksi-atraksi ini adalah

atraksi-atraksi dari kebudayaan masyarakat melayu. Bahkan saat

kunjungan, dapat disaksikan sebuah pesta budaya melayu sedang

dilaksanakan di pekarangan Istana Maimoon. Pesta ini juga mengundang

21
beberapa negara yang masih dalam rumpun Melayu, seperti salah

satunya Malaysia dan Brunei Darussalam. Juga dalam acara ini diundang

artis ibukota yang akan menambah semarak acara ini dan kunjungan ke

Istana Maimoon dapat meningkat pesat.

Tabel. 3 Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Pelayanan dan Ragam Atraksi Istana

Maimoon

Tanggapan Sangat Setuju Agak Setuju Tidak


Setuju Baik
Responden Baik Baik Setuju

22
Kualitas
2 6 2 -
Pelayanan

Atraksi
3 5 1 1
Beragam

4.2 Pembahasan Penelitian

Faktor adalah suatu keadaan yang dapat ikut mempengaruhi kesuksesan daya tarik

suatu wisata. Sebuah daerah wisata bisa saja memiliki suatu daya tarik yang

sangat baik, namun apabila tidak disertai faktor-faktor pendukung wisata tersebut

maka daerah wisata tersebut tidak akan berkembang. Istana Maimoon sendiri

memiliki beberapa faktor yang mendukung berkembangkan pariwisata itu sendiri,

selain memiliki daya tarik. Faktor-faktor ini kemudian menjadi salah satu daya

tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Istana Maimoon. Adapun

faktor yang mempengaruhi daya tarik wisata Istana Maimoon adalah:

1. Arsitektur Bangunan Istana

Kemegahan Istana Maimoon bukan hanya terletak pada ukuran

komplek bangunan yang besar, tetapi juga desain dan gaya arsitektur

yang ditampilkan. Bentuk bangunan Istana Maimoon terbagi menjadi

tiga bagian yang meliputi bangunan induk terdapat ruang tamu

(balairung) yang berisikan singgasana yang didominasi warna kuning.

Bagian ruang ini dilengkapi dengan benda-benda antik peninggalan

Sultan seperti, meja, sofa, kursi, buffet, lemari, serta lampu gantung

kristal. Salah satu ruang untuk acara penobatan Raja dan acara adat

23
lainnya ini digunakan pula oleh Sultan menerima acara sujud kepada

sanak saudaranya pada hari-hari raya keagamaan.

Pengaruh arsitektur gaya Belanda nampak pada pintu serta jendela

yang lebar dan tinggi. Sementara pengaruh Islam terlihat pada bentuk

lengkungan di sejumlah bagian atap istana. Lengkungan yang berbentuk

perahu terbalik itu dikenal dengan lengkungan Persia, banyak dijumpai

pada bangunan di kawasan Timur Tengah, Turki, dan India. Terdapat

beberapa pintu yang menunjukkan pengaruh Spanyol, pengaruh Islam

tampak pada keberadaaan lengkungan pada atap. Keberadaan bangunan

istana dapat menjadikan ilmu pengetahuan bagi pengunjung untuk

mempelajari arsitek bangunan masa lampau. Selain bangunan utama di

sisi kanan bangunan istana berdiri bangunan rumah Batak Karo, di

dalam bangunan ditempatkan sebuah meriam puntung yang merupakan

obyek daya tarik bagi pengunjung, dikaitkan dengan legenda meriam

puntung tersebut.

Mesjid Al Mashun dengan konsep bangunan utama beserta

bangunan sayap merupakan konsep bangunan masjid kuno di Timur

Tengah. Mesjid dibangun dengan ruang tengah sebagai ruang utama

(disebut sahn) dan empat sayap berupa gang beratap untuk berteduh

(disebut mugatha/suntuh). Hiasan di masjid ternyata bukan berupa

kaligrafi melainkan ukiran bunga dan tumbuhan. dan berbeda dengan

mesjid lainnya, kubah mesjid ini tidak berbentuk bulat namun persegi

delapan dan agak gepeng, kubah berjumlah lima buah, yang paling

besar berada di atas bangunan utama dan empat lainnya di atas masing-

24
masing sayap. Di setiap ujung kubah terdapat ornamen bulan sabit

sebagai penghias. Istana Maimoon memiliki tradisi seni dan budaya

yang mempunyai daya tarik tersendiri sebagai salah satu tempat untuk

menyaksikan kesenian Melayu. Keunikan seni budaya Melayu yang

tumbuh berkembang secara alami dan memiliki karakter tersendiri yang

mengungkapkan identitas masyarakat Melayu yang beragam. Meskipun

di sisi lain adanya beberapa nilai tertentu yang mendapat pengaruh arus

globalisasi dan budaya asing, akan tetapi tidak mengurangi norma-norma

adat istiadat budaya tersebut. Pagelaran yang ditampilkan upacara adat

Melayu, menyaksikan pertunjukan kesenian tradisional Melayu,

pagelaran budaya Melayu.

Hingga saat ini bangunan istana maimoon belum pernah

direnovasi sebab Mempertimbangkan kembali dari kekuatan bangunan

yang kurang lebih telah berumur 130 tahun. Selain itu revitalisasi istana

maimoon ini adalah hak pemerintah sebagai penguasa dan sultan deli

beserta keluarga sebagai pemilik bangunan yang harusnya

mendiskusikan mengenai hal ini. Hingg saat ini belum ada rencana lebih

lanjut mengenai revitalisasi ini.

Dibalik kelebihan suatu objek wisata pastilah ada kekurangannya.

Begitu juga di istana maimun ini. Hal yang menjadi kekurangan adalah

kebersihan dan penataan baik bangunan maupun peninggalan

didalamnya. Masalah kebersihan dapat dilihat dari kondisi ruangan yang

kotor dan berabu, warna cat yang sudah pudar dan sebagian cat sudah

terkelupas.

25
Begitu juga halnya dengan peninggalan peninggalan yang terdapat

didalam istana seperti keris dan pedang” yang tak di bersihkan dan tak

dilap sehingga terlihat berabu dan kotor juga tak tertata dengan rapi

didalam tempat penyimpanannya. Sumber penerangannya juga terbatas.

Ruangan terlihat remang remang jika menjelang sore atau saat suasan

sedang mendung ditambah lagi terkadang terdapat nyamuk nyamuk yang

beterbangan di sekeliling /diluaristana. Permasalahan bertambah

diakibtkan keluarga kerajaan yang menempati istana tidak menjaga

kebersihan dan kerapian disekitar istana hal ini dapat terlihat dari

pakaian pakaian yang dijemur tepat disamping istana termasuk pakaian

dalam.

2. Pelayanan

Pelayanan fasilitas wisata seperti guite, agen perjalanan, penjual

cenderamata, penjual tiket cukup menunjang keberadaan istana

Maimoon. Terdapat 6 orang guite yang disediakan untuk memandu para

pengunjung yang datang. Para guite adalah orang orang yang ramah,

mereka memang tidak langsung menemui para pengunjung di dipintu

depan dan menawarkan diri untuk memandu karena takut mengganggu

privasi pengunjung yang sedang mengabadikan dan mengambil foto.

Ketika ada pengunjung memang berminat untuk di pandu maka para

gate siap memandu pengunjung, memperkenalkan segala peninggalan

kesultanan deli beserta sejarahnya ataupun melayani para pengunjung

yang ingin melakukan wawancara terkait istana maimoon.

26
3. Atraksi/Kesenian

Menurut Suwena (2010: 88), atraksi atau obyek daya tarik wisata

(ODTW) merupakan komponen yang signifikan dalam menarik

kedatangan wisatawan. Hal yang dapat dikembangkan menjadi atraksi

wisata disebut dengan modal atau sumber kepariwisataan ( tourism

resources).

Modal atraksi yang menarik kedatangan wisatawan ada tiga, yaitu

1) Natural Resources (alami) seperti gunung, danau, pantai dan bukit; 2)

atraksi wisata budaya seperti arsitektur rumah tradisional di desa, situs

arkeologi, seni dan kerajinan, ritual, festival, kehidupan masyarakat

sehari - hari, keramahtamahan, makanan; dan 3) atraksi buatan seperti

acara olahraga, berbelanja, pameran, konferensi dan lain- lain.

Modal kepariwisataan menurut Suwena (2010: 89) dapat

dikembangkan menjadi atraksi wisata di tempat modal wisata d

itemukan (in situ) dan di luar tempatnya yang asli (ex situ). Atraksi

wisata dibedakan lagi menjadi atraksi penahan dan atraksi penangkap

wisatawan.

Istana Maimoon menjadi tujuan wisata bukan hanya karena

usianya yang tua, namun juga atraksi wisata yang terdapat di istana

Maimoon dengan memadukan unsur-unsur warisan budaya Melayu.

Kondisi bangunan-bangunan di istana Maimoon cukup terawat dan

terpelihara keaslian bangunan baik bentuk, bahan maupun warnanya

Keterawatan yang hingga kini masih dipertahankan.

27
Dengan demikian upaya pelestarian istana Maimoon dapat tetap

dipertahankan hingga saat ini. Istana Maimoon memang tidak bisa

dipandang dari satu sisi kebudayaan saja, istana Maimoon begitu banyak

menyimpan misteri yang mungkin tidak sedikit bagi orang-orang yang

ingin mengetahui antara lain kedekatanya dengan ilmu pengetahuan dan

budaya masyarakat. Nilai budaya istana Maimoon tidak hanya berasal

dari keindahan arsitekturnya, bagi para pengunjung mahasiswa dapat

mempelajari arsitek bangunan istana tetapi juga dari tata letaknya. Letak

istana menyatu dengan mesjid dan lapangan terbuka.

Sebelum tahun 2015 sempat diaadakan acara Melayu Culture

Soon (Pertunjukan Malam Melayu) adalah atraksi yang ditampilkan

setiap malamnya dimana dalam acara ini pengunjung dapat

menyaksikan, Adat Perkawinan Melayu, Mendengar dialeg dan musik

melayu, Sejarah benda benda peninggalan melayu dan lain lain.

Berhubung acara ini membutuhkan kru yang banyak dari 30-40 kru

dan membutuhkan budget yang cukup besar sehingga acara ini lebih

diperkecil menjadi acara musik live melayu yang dikenal saat ini. Musik

Live Melayu dimulai tahun 2015. Senin-jumat dua sesi, sesi 1 pukul

11.00 – 12.00 dan sesi 2 pukul 13.00 – 14-00 Sabtu pukul 14.00 – 15.30

dan hari Minggu pada pukul 10.00 – 12.00. dengan musik live ini

pengunjung bukan hanya dapat mendengar alunan dan cengkok musik

melayu tetapi juga bisa meronggeng yaitu bernari bersama oleh

pengunjung yang tariannya tidak seirama tetapi merupakan olah tubuh

wujud suatu kegembiraan.

28
Acara acara kebudayaan daerah yang sering diadakan disini juga

menjadi salah satu daya tarik minat pengunjung untuk kemari.

Contohnya Festival Pesona Lokal. Festival Pesona Lokal merupakan

program CSR bersama Adira Finance, Kementerian Pariwisata (Pesona

Indonesia) dan iNews yang didukung oleh Adira Insurance dilaksanakan

di 9 kota yaitu: Kota Bandung, Kota Solo Raya, Kota Denpasar, Kota

Makassar, Kota Malang, Kota Pontianak, Kota Medan, Kota Palembang,

dan yang terakhir Kota Jakarta. Khusus di Kota Medan pelaksanaan

kegiatan ini didukung juga oleh Pemko Medan yang tujuannya untuk

memajukan pariwisata di Kota Medan.

Pengunjung disuguhi dengan berbagai pertunjukkan kesenian

seperti tarian multi etnis yang menggambarkan keberagaman suku dan

budaya di kota Medan, tarian perang dan lompat batu, serta tarian 1000

tangan. Tidak hanya itu saja, dalam kesempatan ini juga dilaunching

tarian ahoi sebagai tarian khas Kota Medan yang dibawakan oleh 428

orang penari sebagai simbol usia kota Medan yang telah memasuki 428

tahun. Bahkan Wali Kota Medan didampingi Wakil Wali Kota Medan

serta para tamu undangan lainya juga turut ikut menari tarian ahoi khas

melayu ini. Selain tarian, dalam acara tersebut juga di tampilkan fashion

show busana batik Medan hasil rancangan Ketua TP PKK Kota Medan,

Hj. Rita Maharani Dzulmi Eldin,S.H.

4. Biaya Tiket Masuk

29
Biaya yang dikeluarkan untuk berkunjung ke istana mamoon

sangatlah terjangkau bagi semua kalangan. Hal ini disebabkan agar

semua kalangan baik anak anak, remaja, orang dewasa, dan manula

dengan berbagai tingkat perekonomian bisa menjangkau istana

maimoon ini sehingga tidak ada kendala biaya bagi masyarakat untuk

berkunjung ke sini. Biaya yang dikenakan hanyalah biaya tiket masuk

istana sebesar Rp. 5000,-.

Jika pengunjung berminat untuk menggunakan pakaian adat

melayu cukup dengan menyewa baju melayu yang sewakan seharga Rp.

15.ribu (tanpa penghias di kepala) tetapi jika pengunjung ingin tampil

lebih cantik lagi dengan hiasan dikepala maka bisa juga menyewa hiasan

dikepala tersebut dengan harga Rp.50.000 . bagi pengunjung yang tidak

ingin juga tidak dipaksakan. Dengan menggunakan pakaian adat melayu

ini kita dapat mengambil gambar dan mengabadikannya baik dengan

kamera sendiri maupun dengan menggunakan jasa fotografer dengan

biaya Rp.20.000. Foto tersebut bisa langsung diterima beberapa menit

setelah mengambil gambar. Saat memakai pakaian adat malayu ini ada

sensasi sendiri yang dapat kita rasakan inilah salah satu bentuk

pelestarian budaya tersebut.

Tak hanya sampai disitu saja bagi pengunjung yang ingin membeli

cenderamata maka bisa membelinya kepada para penjual cendramata

didalam istana. Contoh seperti bros jilbab dengan harga mulai Rp.5.000

hingga > 100.000 , dompet dengan motif melayu seharga 15.000,

gantungan kunci mulai harga Rp5000 – Rp.60.000, peci khas Pesen

30
Sutan, Tapak Sirih, Sarung khas Medan, baju Istana Maimun serta kain

songket dll.

5. Promosi

Ada 3 cara yang dilakukan pengelola dalam mempromosikan

istana maimoon ini. Yang pertama dahulu kala sebelum ada media cetak

da media masa yakni melalui cerita masyarakat yang sambung

menyambung, Yang kedua melalui media cetak, dan yang ketiga melalui

media sosial seperti facebook dan istagram, dan terakhir melalui acara

acara yang diselenggarakan baik acara daerah baik bertema budaya

ataupun tidak , acara nasional seperti MTQ Tingkat Nasional pada tahun

2018, ataupun acara internasional seperti tempat pertemuan makan

malam anggota APEC.

6. Aksebilitas Wisata

Aksesibilitas pariwisata dimaksudkan sebagai “segenap sarana yang

memberikan kemudahan kepada wisatawan untuk mencapai suatu destinasi

maupun tujuan wisata terkait. Faktor - faktor yang penting dan terkait

dengan aspek aksesibilitas wisata meliputi petunjuk arah, bandara, terminal,

waktu yang dibutuhkan, biaya perjalanan, frekuensi transportasi menuju

lokasi wisata dan perangkat lainnya.

Aksesibilitas yang dapat memudahkan wisatawan menuju lokasi

wisata meliputi sarana transportasi, petunjuk arah, bandara, stasiun atau

terminal, jalan dan lain-lain.

31
Letak geografis Istana Maimoon berada di pusat kota yang sangat

dekat dengan keramaian kota, sehingga memberikan peluang yang sangat

besar bagi istana Maimoon untuk dijadikan kawasan wisata yang saling

melengkapi dengan Kota Medan. Dengan menitik-beratkan pada atraksi

wisata yang menunjang kebutuhan pada saat liburan dalam jangka waktu

menengah, demikian juga dalam jangka panjang sebagai Holiday Resort

bukan hanya untuk wisatawan nusantara saja, melainkan juga bagi

wisatawan mancanegara lainnya. Penerbangan menuju Medan dari beberapa

kota di Indonesia, dan penerbangan dari luar negeri seperti Malaysia,

Singapore, Brunei Darussalam, Timur Tengah dan lainnya sudah tersedia

akses menuju lokasi sangat mudah. Karena lokasi berada di tengah kota

Medan terdapat angkutan umum seperti: taxi, mikrolet, becak mesin, dan

becak dayung, jarak tempuh dari Bandara Polonia Medan (sekitar 3 km)

maupun Pelabuhan Belawan (sekitar 28 km) dan dari Bandara Internasional

Kualanamu.

32
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Istana maimun sebagai objek wisata budaya cukup menjadi daya tarik

wisata dikota medan hal ini terlihat dari wujud wujud kebudayaan itu seperti

atraksi/kesenian yang dipertunjukan seperti pakaian adat, music live

melayu, acara acara kebudayaan baik daerah hingga internasional, arsitektur

bangunan yang unik dan mencerminkan khas melayu deli, pelayanan guite

yang ramah tamah kepada pengunjung , biaya masuk yang murah, dan

promosi yang gencar dilakukan diberbagai media mulai dari media cetak

hingga media sosial. Kekurangannya hanya pada pengelolaan dibidang

kebersihan dan penataan baik bangunan maupun peinggalan .

5.2 Saran

33
Hendaknya kepada pengelola lebih ditingkatkan kebersihan baik

lingkungan maupun di dalam istana serta ditata kembali ingkungan dengan

taman taman bunga yang indah ditutupi oleh rerumputan hijau yang merata

menghindarkan becek saat terjadi hujan begitupun didalam istana,

hendaknya para penjual cenderamata dan penyewaan pakaian adat ditata

khusus diruang samping. Agar suasana istana terlihat indah dan tidak

betantakan.

DAFTAR PUSTAKA

A Hari, Karyono. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: Grasindo.

Alfian. 1985. Persepsi Masyarakat Tentang Kebudayaan. Jakarta: Gramedia.

Ashworth, G. J and Tunbridge, J. E. 1990. The Tourist-Hostoric City. London:

Belhaven.

Basiya, R dan Rozak, H. A. 2012. Kualitas Daya Tarik, Kepuasan dan Minat

Kunjungan Kembali Wisatawan Manca Negara di Jawa Tengah. Jurnal Ilmiah

Dinamika Kepariwisataan Vol. XI, No. 2.

Damardjati, R. S. 1995. Istilah-Istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya

Paramitha.

34
Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif (Dasar-Dasar dan Aplikasi). Malang:

Ya3 Malang.

Guba dan Lincoln. 1981. Effective Evaluation. San Fransisco: Jossey Bass

Publisher.

James Spillane, J. 1982. Pariwisata Indonesia Sejarah dan Prospeknya.

Yogyakarta: Kanisius.

Marpaung, H. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan Edisi Revisi. Bandung: Alfa

Beta.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Swarbrooke, J and Horner, S. 1999. Consumer Behavior In Tourism. Oxford:

Butterworth.

UU No. 9 Tahun 1990 Bab 1 No. 4 Tentang Pengertian Pariwisata.

Wahab, Salah. 1975. Tourism Management. London: Tourism International Press

Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Binarwan, Roby. 2005. Istana Maimun di Kota Medan sebagai Daya Tarik Wisata.

(http://www.kemenpar.go.id/userfiles/JDP

%20Vol_1%20No_1%202014%20Istana%20Maimoon%20di%20Kota%20Medan

35
%20Sebagai%20Daya%20Tarik%20Wisata%20(DTW).pdf.) Diakses pada 3

November 2018 Pukul 20.00 WIB

Arif, Muhammad. 2015. Metodologi Peneltian.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42335/Chapter%20III-

VI.pdf?sequence=3&isAllowed=y.) Diakses pada 3 November 2018 Pukul 20.10

WIB

(https://seminar.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2017/06/HERITAGE2017-A-469-

472-Perpaduan-antara-Tradisi-Islam-dan-Kebudayaan-Eropa-pada-Arsitektur-

Istana-Maimun.pdf) Diakses pada 3 November 2018 Pukul 20.12 WIB

Adhyaksa, Nindia dkk. Pemaknaan Terhadap Prinsip dan Pola Ruang Pada Istana

Maimoon.

(https://media.neliti.com/media/publications/115282-id-pemaknaan-terhadap-

prinsip-dan-pola-ruan.pdf.) Diakses pada 3 November 2018 Pukul 20.45 WIB

36
LAMPIRAN

37
INSTRUMEN PENELITIAN

Daftar Pertanyaan Wawancara kepada pengurus

1. Langkah apa yang digunakan pengelola dalam upaya mempromosikan


wisata budaya isana maimun ?
2. Apa saja jenis atraksi yang dipertunjukan untuk menambah daya tarik
pengunjung ?
3. Kapan saja atraksi atraksi ini di tampilkan ?
4. Adakah usaha yang dicanangkan pemerintah bersama sultan deli beserta
keluarga untuk merevitalisasi bangunan istana maimoon ini ?
5. Apakah biaya masuk yang hanya Rp.5000 mampu menutupi segala
pengeluaran dalam usaha pengelolaan wisata ?
6. Istana maimun adalah salah satu bangunan cagar budaya Nasional.
Adakah dana alokasi khusus dari pemerintah yang diberikan untuk biaya
pengelolaan istana maimoon ?
7. Apakah program kerja jangka pendek dan jangka panjang yang
dicanangkan pengurus kedepannya ?

38

Anda mungkin juga menyukai