BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Pada studi kasus ini perlu dilakukan pembatasan masala karena adanya
keterbatasan tenaga, waktu dan biaya, adapun batasan masalah pada studi kasus
ini adalah sebagai berikut:
1. Studikasus ini dibatasi hanya untuk ruas jalan Sentosa dan
Sisingamangaraja Meulaboh Kabupaten Aceh Barat,
2. Perhitungan volume kendaraan, kapasitas, kecepatan dan derajat
kejenuhan menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia
1997 (MKJI 1997).
Lokasi yang ditinjau dalam penelitian ini adalah jalan Sentosa dan Jalan
Sisingamangaraja yang meliputi Gampong Drien Rampak, Gampa dan Gampong
Lapang, yang tergabung dalam satu Kecamatan Johan Pahlawan Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat.
4
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Umum
Jalan raya dapat di artikan suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu
lintas dari suatu tempat ketempat lainnya. Lintasan menyangkut jalur tanah yang
diperkeras dan jalur tanah tanpa diperkeras. Lalu lintas menyangkut semua
benda dan mahluk yang melewati jalan tersebut baik kendaran ataupun
kendaraan tak bermotor seperti sepeda maupun manusia.
Pada tugas akhir ini penulis melakukan kajian kinerja ruas jalan sebagai
bahan informasi tentang sisitem jaringan transportasi, dalam hal ini penulis
membatasi hanya pada sistem transportasi jalan raya di Kecamatan Johan
Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, yaitu pada lokasi ruas jalan Sentosa dan
Sisingamangaraja. Pada studi kasus ini akan dilakukan kajian awal tentang
peranan kinerja jalan dalam manampung jumlah kendaraan yang melaju di suatu
ruas jalan dalam kota Meulaboh, terutama pada lokasi ruas jalan Sentosa dan
Sisingamangaraja.
4) Jalan Lain
Jjalan lain dimaksud juga jalan lingkungan, jalan lingkungan adalah jalan
umum yang melayani angkutan lingkungan, perjalanan jarak dekat dan
kecepatan rata-rata rendah.
Adapun fungsi dari jalan raya adalah tempat atau media berkendara semua
orang menuju tempat yang diinginkan. Namun untuk menjaga keselamatan dari
jalan itu sendiri maka fungsi jalan diklasifikasikan menurut fungsinya masing-
masing, Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2004
tentang jalan yaitu :
1. Jalan Kelas I, yaitu jalan alteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter,
ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu
terberat yang diizinkan lebih besar dari 10 ton, yang saat ini masih belum
digunakan di Indonesia, namun sudah mulai dikembangkan diberbagai
negara maju seperti di Prancis telah mencapai muatan sumbu terberat
sebesar 13 ton;
2. Jalan Kelas II, yaitu jalan alteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
7
3. Jalan Kelas III A, yaitu jalan alteri atau kolektor yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi
2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan
muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton;
4. Jalan Kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan
bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500
milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, dan muatan
sumbu terberat yang diizinkan 8 ton;
5. Jalan Kelas III C, yaitu jalan lokal dan jalan lingkungan yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi
2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, dan
muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton .
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu suatu
titik pengamatan dalam satu satuan waktu hari, jam,menit. (Silvia Sukirman
1999).
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melalui suatu jalur gerak
persatuan waktu. Data lalu lintas suatu jalan dilakukan oleh dinas yang biasa
melakukan survai lalu lintas seperti Dinas Perhubungan. Data yang ada mencakup
pengelompokan kendaraan berdasarkan jenis dan muatan sumbu. (Das’at Widodo
(1996).
8
Ekivalen satuan mobil penumpang yang digunakan untuk kondisi dan situasi
diindonesia yang bersumber dari (MKJI februari 1997), dapat dilihat pada tabel
halaman lampiran.
Dimana:
a) C = Kapasitas(smp/jam)
b) Co = Kapasitas dasar untuk kondisi tertentu ideal (smp/jam)
c) FCw = Faktor penyesuaian lebar jalurl alulintas
d) FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah
e) FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping
f) FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota
Adalah lebar jalur atau lajur, ada tidaknya pemisah/median jalan, hambatan
bahu/kerb jalan, gradient jalan, di daerah perkotaan atau luar kota. Faktor
kapasitas dasar, adalah kapasitas dasar dari jalan tersebut atau daya tampung
kenderaan pada proses perencanaan awal. Angka faktor kapasitas dasar (Co)
dapat dilihat pada tabel dihalaman lampiran.
Arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik
pengamatan dalam satu satuan waktu dinyatakan dalam hari, jam, menit. Silvia
Sukirman (1994).
Menurut MKJI Februari (1997), arus lalu lintas terbentuk dari pergerakan
individu pengendara dan kendaraan yang melakukan interaksi satu sama lain pada
suatu ruas jalan dan lingkungan. Arus lalu lintas dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Makroskopik: arus lalu lintas secara umum.
2. Mikroskopik: prilaku kendaraan individu dalam bagian arus lalu lintas
terkait interaksi satu sama lainnya. Jenis arus lalu lintas yaitu ;
a. Arus tidak terganggu (Un-interupted Flow)
ditentukan oleh interaksi kedaraan-kendaraan, dan kendaraan jalan. ex,
arus kendaraan dijalan tol atau jalan antar kota.
b. Arus terganggu (Interupted Flow)
kondisi arus lalu lintas yang ditentukan atau diatur dengan alat, misalnya
lampu atau marka lalu lintas.
Ruas Jalan adalah bagian atau penggal jalan diantara dua simpul
persimpangan sebidang atau tidak sebidang baik yang dilengkapi dengan alat
pemberi isyarat lalu lintas ataupun tidak. Dalam studi kasus ini penulis mencoba
melakukan penggambaran ruas jalan yang terdapat di kecamatan Johan Pahlawan
dengan proses pemetaan kepadatan arus lalu lintas pada ruas jalan.
11
1) Tingkat Pelayanan A.
Adalah aliran lalu lintas yang tak terganggu. Pemakaian jalan tidak di
pengaruhi oleh kendaraan lain pada aliran lalulintas. Kebebasan untuk
melaju dengan kecepataan yang diinginkan serta pemindahan jalur tak
terhambat.
2) Tingkat Pelayanan B.
Masih dalam aliran yang stabil tidak ada gangguan. Tapi kehadiran lalu-
lintas lain sudah mulai terasa, terutama untuk pindah jalur. Masing-masing
pemakaian jalan harus menyesuaikan pergerakannya dengan unsur-unsur
lalu-lintas lain. Kebebasan untuk melaju dengan kecepatan yang
diinginkan masih belum terpenuhi.
3) Tingkat Pelayanan C
Masih dalam aliran lalu-lintas stabil tapi mulai ditandai oleh pembatasan
pergerakan akibat kehadiran unsur lalu lintas lain. Pemilihan kecepatan
12
4) Tingkat Pelayanan D
Ditandai dengan density (kepadatan lalu lintas) yang tinggi, stabilitas
aliran, kecepatan dan kebebasan bergerak sudah sangat terbatas. Tingkat
kenyamanan pengemudi sudah sangat rendah. Pertambahan aliran sedikit
saja dapat menimbulkan permasalahan pada aliran lalu lintas.
5) Tingkat Pelayanan E
Mencerminkan operasional yang hampir mencapai kapasitas. Kecepatan
rendah dan sukar untuk dinaikan karena pengaruh lalu lintas. Kebebasan
bergerak sama sekali tak ada kecuali dengan memaksakan agar lalu-lintas
lain memberikan kesempatan. Kenyamanan hilang sama sekali, frustasi
dapat saja timbul pada pemaakaian jalan. Operasional tak stabil dan ada
sedikit ganguan aliran lalu lintas sehingga mengakibatkan kemacetan.
6) Tingkat Pelayanan F
Adalah aliran yang dipaksakan. Pergerakan tidak lancar lagi, kadang-
kadang berhenti. Keadaan ini terjadi bila jumlah lalu lintas yang ingin
melewati tampang jalan melebihi jumlah yang dapat dilewatkan. Antrian
akan terjadi pada keadaan lalu lintas demikian. Kendaraan dapat bergerak
dengan kecepatan rendah sejarak puluhan meter dan kemudian berhenti
dengan adanya antrian kendaraan bahkan macet sama sekali untuk saat-
saat tertentu.
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai instansi yang
terkait dengan penelitian ini. Misalnya BPS (Badan Pusat Statistik),
Kecamatan dan Kelurahan dimana data yang diambil dari berbagai instasi
tersebut di masukkan sebagai atribut seperti yang tertera dibawah ini:
a) Peta Administrasi johan pahlawan
b) Data jumlah penduduk
a) Data jumlah angkutan kerja
b) Data jumlah kendaraan Kabupaten Aceh Barat
2. Dari hasil pengumpulan data-data tersebut, maka dilakukan penyusunan data
base untuk dapat diketahui nilai volume, kecepatan, kapasitas dan derajat
kejenuhan dari kedua jalan yang di amati, penyusunan data base tersebut
menggunakan software Microsoft officeexcel.
3. Dari semua hasil pengolahan data yang telah diperoleh, baik data sekunder
maupun primer dan hasil dari perhitungan Volume, Kecepatan, Kapasitas dan
Derajat kejenuhan, merupakan salah satu informasi yang dihasilkan
berdasarkan kajian kinerja ruas jalan dengan metode Manual Kapasitas Jalan
Indonesia 1997 (MKJI 1997).
mengetahui jumlah volume lalu lintas dalam satu minggu, kemudian dilakukan
perhitungan volume lalu lintas harian rata-rat dan volume lalintas rata-rata per
satu jam pada ruas jalan Sentosa dan jalan Sisingamangaraja. Oleh karna itu
untuk mendapatkan volume kendaraan, maka penulis melakukan survey secara
langsung kelapangan dengan cara menghitung satu per satu secara manual setiap
jenis kendaraan yang melintasi pada kedua ruas jalan tersebut. Jumlah anggota
yang dibutuhkan untuk menghitung volume kendaraan ini 4 orang pada ruas jalan
Sisingamangaraja dan 2 orang pada ruas jalan Sentosa.
Survei volume lalu lintas untuk jalan Sentosa dimulai dari STA 0+000 m
sampai pada STA 0+200 m. Sedangkan untuk jalan sisingamanga raja dimulai
pada 0+408,57 m sampai pada STA 0+607.39 m. Survei volume lalu lintas yang
dilakukan pada kedua jalan tersebut, merupakan sebagai perwakilan perhitungan
volume lalu lintas dari kedua total panjang keseluruhan ruas jalan yang ditinjau,
tepatnya pada ruas jalan Sentosa dan Sisingamangaraja Kecamatan Johan
Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat. Survei volume lalu lintas dilakukan selama
tujuh hari, diambil pada kondisi yang mewakili setiap harinya untuk satu
minggu, untuk satu minggunya mewakili selama satu bulannya, data yang satu
bulannya dapat mewakili untuk satu tahunnya. Hari-hari yang akan di survei
yaitu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu. Waktu survei
dilakukan selama dua jam dalam satu hari pada penentuan jam-jam sibuk yang
dapat mewakili jam-jam biasa yaitu dari jam 07.00-09.00 WIB, 12.00-14.00 WIB,
16.00-18.00 WIB.
Kemudian dari data survey lalu lintas tersebut dilakukan perhitungan rata-rata
arus lalu lintas dari 7 hari pengamatan. Selanjutnya untuk menentukan volume
lalu lintas maksimum di jalan Sentosa dan Sisingamagaraja, ditampilkan jumlah
arus lalu lintas pada jam-jam sibuk yang ditinjau berdasarkan data arus lalu
lintas harian per jam.
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Setelah melakukan survey lapangan maka diperoleh hasil dari data primer
dan sekunder, dari kedua data tersebut, maka dapat di sajikan dalam bentuk tabel,
gambar, dan juga hanya dapat di sajikan dalam bentuk data saja, yang sifatnya
hanya berguna untuk pelengkap dari sistem pemetaan impformasi kapasitas ruas
jalan kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat khususnya jalan sentosa
dan Sisingamangaraja.
Dari tiga bagian segmen jalan yang disurvey, untuk ruas jalan Sentosa dan
Sisingamangaraja, maka diperoleh data geometriknya dengan kondisi existing
bervariasi. Dengan demikian, penulis menyajikan data tersebut kedalam tabel
4.1dibawah ini.
Dari tabel di atas dapat di gambarkan potongan melintang jalan Sentosa dan
Sisingamangaraja dengan nilai rata-rata yang diambil berdasarkan tabel diatas.
Dibawah ini dapat dilihat gambar 4.1 dan 4.2 dari potongan melintang jalan
Sentosa dan sisingamangaraja.
80 C
L 80
70 70
70 150 150
5 430 5
Sumbe : (lapanga)
CL
1.10 1.10
0.80 0.80
Sumbe : (lapanga)
Dari kedua gambar tipikal potongan diatas dapat dilihat kondisi existing dari
gambaran umum kedua ruas jalan yang penulis jadikan sebagai studikasus dalam
tugas akhir ini. Data didapat dari hasil survei lapangan (sumber lapangan).
19
Tabel 4.2 Data volume kendaraan maksimum jam puncak pada ruas jalan Sentosa
dan Sisingamangaraja.
Kendraan
Waktu Kendaraan Bermotor tak Total
Nama
Tiap 1 brmotor
jalan Car (Roda Sepeda Becak Sepeda/bc Jumla
Jam/hari Bus /Truck
empat) Motor motor k dyng h
Jam Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus lurus
jalan
jumat
sentosa
11.00 -12.00 100 15 1280 55 9 1459
Sisinga senin Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanankr&knn
mangaraja 16.00 -17.00 185 165 16 12 1850 1538 108 78 7 2 3961
Sumber : (hasil survei lapanga)
Pengambilan data volume lalu lintas dibagi dalam 4 kelompok lalu lintas
yang memberikan pengaruh yang berbeda yaitu : kendaraan ringan (LV),
kendaraan berat (HV), sepeda motor (MC) dan kendaraan tak bermotor. Data
pengamatan dicatat dan dikelompokkan pada setiap arah pergerakan di lembar
pengisian data jumlah kendaraan yang sudah disiapkan. Data volume lalu
lintas dalam satuan kend/jam dan kemudian dikalikan dengan faktor ekivalen
mobil penumpang (emp) sebagai berikut : (dikutip dari Dony Dwy Judianto
Leihitu, ST, MT)
Tabel 4.3 Faktor Ekivalen Mobil Penumpang
nama Faktor Ekivale n M obil
No Je nis ke ndaraan
jalan Pe numpang (e mp)
1 Kendaraan ringan (LV) 1
2 Kendaraan Berat (LB) 1.3
Jalan
3 Becak motor 0.4
sentosa
4 Sepeda motor (MC) 0.4
5 Sepeda 1
Dari hasil perkalian jumlah kendaraan perjam dengan nilai ekivalen mobil
penumpang maka didapat hasil volume smp/jam di jalan Sentosa dan
Sisingamangaraja. dapat dilihat tabel 4.4 dibawah ini :
TABEL HASIL PERHITUNGAN ARUS KENDARAAN JAM PUNCAK SMP/JAM PADA RUAS JALAN SENTOSA
Tipe kendaraan
kend Ringan kend Berat Sep Mor/bck Mor Arus Total Q
Hr/Bln/Tgl/thn Jam arah LV 1 HV 1.3 MC 0.4
Pemisah
Kend/Jam Smp/jam Kend/Jam Smp/jam Kend/Jam Smp/jam arah % Kend/Jam Smp/jam
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jum/08/30/2013 11.00-12.00 1 100 100 15 19.5 1335 534 50% 1459 653.5
Pemisah arah SP=Q1/(Q1+Q2) 50%
Faktor-smp
Faktor-smp = 0.44791
TABEL HASIL PERHITUNGAN ARUS KENDARAAN JAM PUNCAK SMP/JAM PADA RUAS JALAN SISINGAMANGARAJA
LV 1 HV 1.3 MC 0.4 Arus Total Q
Arah Pemisah
Sen/26/08/2013 11.00-12.00 Kend/Jam Smp/jam Kend/Jam Smp/jam Kend/Jam Smp/jam Kend/Jam Smp/jam
arah %
kri 185 185 16 20.8 958 383.2 37% 2166 589
kana 165 165 12 15.6 1616 646.4 37% 1795 827
Jumlah 3961 1416
Pemisah arah SP=Q1/(Q1+Q2) 37%
Faktor-smp
Faktor-smp = 0.35749
Pada tabel hasil volume kendaraan diatas hanya penulis sajikan angka
volume kendaraan yang maksimum per satu jam dari 42 jam dalam 7 hari atau 6
jam dalam 1 hari dilakukan perhitungan.
data yang disajikan pada tabel 4.5 dan tabel 4.6 yang tertera dibawah ini.
Tabel 4.5 Penentuan Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan Jalan Sentosa
Faktor
Kecepatan
penyesuaian Hambatan Ukuran Kecepatan arus
arus bebas Fvo + FVw samping Kota
lebar jalur Bebas (FV)
dasar (Fvo) (FFVsf) (FFvc)
(FVw)
Tabel B-1:1 Tabel B-2:1 (2) + (3) Tabel B-3:1/2Tabel B-4:1 ( 4 ) x ( 5 ) x ( 6 )
(KM/jam) (KM/jam) (KM/jam) (KM/jam) (KM/jam) (KM/jam)
1 2 3 4 5 6 7
Lurus
LV 57 4 61 0.99 0.93 56.1627
HV 50 4 54 0.99 0.93 49.7178
MC 47 4 51 0.99 0.93 46.9557
Semua
55 4 59 0.99 0.93 54.3213
kend
Sumber : (MKJI 1997)
Dari kedua tabel diatas dapat kita ketahui nilai kecepatan arus bebas
22
kendaraan ringan pada ruas jalan Sentosa dan Sisingamangaraja, yang dihitung
berdasarkan data existing dengan menggunakan metode setandar Manual
Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997).
Sumber : (MKJI)
Pada kedua tabel hasil kapasitas diatas dapat dilihat angka kapasitas dri
ruas jalan Sentosa dan Sisingamangaraja, yang dihitung berdasarkan data existing
24
DS = Q/C
C = Kapasitas
Sumber : (MKJI)
Sumber : (MKJI)
25
Dari kedua tabel diatas dapat kita ketahui nilai derajat kejenuhan
berdasarkan data existing yang telah di survey langsung kelapangan. Pada tabel
diatas hanya diperhitungkan derajat kejenuhan berdasarkan angka volume
maksimum/jam puncak kendaraan.
26
4.2 Pembahasan
Diketahui jenis pekerasan pada ruas jalan Sentosa yaitu perkerasan lentur,
dengan panjang total berdasarkan hasil survei geometrik jalan yaitu 766 m, lebar
jalur efetif berdasarkan angka rata-rata 4.3 m, lebar bahu efektif 1,5 m. Sedangkan
ruas jalan Sisingamangaraja memiliki panjang 3.061 Km dengan lebar jalur 10,5
m, lebar bahu efektif 1,25 m dan jenis perkerasan lenntur.
Dari hasil perhitungan diketahui jumlah maksimum kendaran per jam pada
ruas jalan Sentosa yaitu : 1459 unit dan dikonversikan kedalam ekivalen mobil
penumpang menjadi 653.5 smp/jam, pada jalan Sisingamangaraja diketahui
volume maksimum perjam 3961 unit dan dikonversikan kedalam ekivalen mobil
penumpang menjadi 1416 smp/jam. Jenis kendaraan secara umum yang melintas
pada ruas jalan Sentosa dan Sisingamangaraja masih dengan jenis yang sama yaitu
ada jenis diantaranya, kendaraan ringan (LV), kendaraan berat (HV), sepeda
moto (MC), becak motor (MC) dan sepeda. Pembahasan ini dikaji sebagai dasar
untuk dapat menentukan kecepatan arus bebas yang harus dipertahankan pada
suatu ruas jalan.
Pada penentuan kelas hambatan samping berdasarkan MKJI 1997 dibahas
apabila data rincian perhitungan dari pejalan kaki, kendaraan parkir, kendaraan
berhenti, kendaraan masuk, kendaraan keluar dan kendaraan lambat diketahui,
maka gunakan tabel pertama pada formulir UR-2 dan apa bila data rincian tidak
ada gunakan tabel kedua pada formulir UR-2. Sedangkan untuk nilai faktor
penyesuaian hambatan samping dapat dilihat tabel B.3.1 halaman 51 lampiran.
Setelah di perhitungkan berdasarkan metode Manual kapasitas jalan
Indonesia 1997 (MKJI 1997), diketahui kecepatan arus bebas kendaraan pada ruas
jalan Sentosa dari semua jenis kendaraan yaitu, 54 km/jam untuk kendaraan
ringan (LV), 56 km/jam untuk kendaraan berat (HV), 49 km/jam untuk kendaraan
bermotor (MC) 46 Km/jam. Sedangkan pada ruas jalan Sisingamangaraja
diketahui kecepatan kendaraan ringan (LV) 57 km/jam, kendaraan berat (HV) 51
km/jam, kendaraan bermotor (MC) 48 km/jam, untuk semua jenis kendaraan 56
km/jam. Penkajian ini sangat mengacu kepada informasi pringatan bgai
27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
28
5.2 SARAN
DAFTAR KEPUSTAKAAN
30
Anonim, 1992, Lalu Lintas dan Angkutan Kerja, No. 14, Undang-Undang
Republik Indonesia.
Anonim, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Tentang Arus Lalu Lintas
dan Derajat Kejenuhan.
Anonim, 1997, Peraturan Departemen Pekerjaan Umum, Manual Kapasitas
Jalan Indonesia, Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kapasitas Jalan
Anonim, 2004, Penentuan Fungsi Jalan, No. 38, Undang-Undang Republik
Indonesia.
Anonim, 2011, BPS, SAMSAT, Dinas Perhubungan, Kantor Camat
Kecamatan Johan Pahlawan. Tentang Data-Data Sekunder.
Ir Bukhari, M, Eng,dan kawan-kawan (1987), Rekayasa Lalu-Lintas I , Tentang
Tingkat Pelayanan.
Silvia Sukirman (1994), Pengertian Tingkat Pelayanan.
Silvia Sukirman (1999), Dasar - Dasar Perencanaan Geometrik Jalan.
Bukhari dan Maimunah (2005), Perencanaan Trase Jalan Raya.
Desutama, ( 2007), Pengertian Jalan Lokal Primer.
Das’at Widodo (1996), Pengertian Volume Lalu Lintas.
30