SIWABESSY -
NONA SAAR SOPACUA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan di Indonesia mempengaruhi
sarana serta prasarana pendukung pergerakan arus lalu lintas yang tersedia agar
mampu menopang gerak sistem pertumbuhan tersebut. Tamin (1997) menyatakan
dengan meningkatnya kebutuhan pergerakan lalu lintas menyebabkan mobilitas
pergerakan manusia maupun kendaraan juga mengalami peningkatan yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kinerja jalan menurun karena volume pergerakan
lalu lintas melebihi kapasitas ruas jalan yang tersedia. Hal tersebut mengakibatkan
permasalahan lalu lintas yang parah.
Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting karena dengan
adanya jalan maka daerah yang satu dapat berhubungan dengan daerah yang
lainnya. Untuk menjamin agar jalan dapat memberikan pelayanan sebagaimana
yang diharapkan maka selalu diusahakan peningkatan-peningkatan jalan itu.
Dengan bertambahnya jumlah kendaraan terutama kendaraan bermotor baik roda
dua maupun roda empat dari tahun ke yahun mengalami peningkatan. Hal ini
menyebabkan peningkatan kualitas dan kuantitas suatu jalan.
Jalan Dr. Siwabessy – Nona Saar Sopacua merupakan salah satu ruas jalan yang
memilik panjang 1,3 km. Jalan Dr. Siwabessy – Nona Saar Sopacua memiliki
ukuran lebar jalan depan Gereja Rehobot memiliki lebar 6 meter dan depan
PDAM memiliki lebar 8 meter sedangankan depan Gereja Nehemia memiliki
lebar 6 meter. Pada ruas Dr. Siwabessy – Nona Saar Sopacua terdapat fasilitas
umum seperti Sekolah, Gereja, Perkantoran, Pemukiman dan Pertokoan yang
terletak pada sisi kiri dan kanan jalan akan memperngaruhi inerja ruas jalan Dr.
Siwabessy – Nona Saar Sopacua Berdasarkan uraian di atas perlu adanya evaluasi
kapasitas ruas Dr. Siwabessy – Nona Saar Sopacua yang dikaji menggunkan
Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2014 dengan judul:
ANALISA KEMACETAN ARUS LALU LINTAS PADA RUAS DR. SIWABESSY
– RUAS NONA SAAR SOPACUA
1
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan tugas akhir ini, terdapat uraian dari latar belakang diatas
maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan tersebut:
1. Bagaimana kinerja pada ruas Dr. Siwabessy – ruas Nona Saar Sopacua ?
2. Bagaimana kecepatan dan hambatan samping yang terjadi pada ruas Dr.
Siwabessy – Nona Saar Sopacua?
3. Bagaimana karakteristik arus pada ruas jalan Dr. Siwabessy – Nona saar
sopacua
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui analisa kemacetan yang
terjadi di ruas Dr. Siwabess – Nona Saar Sopacua
1. Untuk mengetahui kinerja lalu intas yang terjadi pada ruas Dr.
Siwabessy – Nona Saar Sopacua.
2. Untuk mengetahui kecepatan arus lalulintas dan hambatan samping di
ruas Dr. Siwabessy – Nona Saar Sopacua menggunakan metode
PKJI 2014
3. Untuk mengetahui karakteritik arus pada ruas jalan Dr. Siwabessy –
Nona Saar Sopacua
.
D. Manfaat Penelitian
Apapun maanfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan kendaran di Kota Ambon seperti volume, kapasitas dan kecepatan
pada ruas jalan yang di teliti. Kondisi karakteristik geometric pada arus jalan
yang di teliti, dan kondisi arus lalulintas d iKota Ambon yang semakin lama
semakin padat serta permasalahan lalulintas yang terutama terkait dengan
masalah pengaturan jalan untuk penelitian khusus dan pihak terkait pada umum.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk mendapatkan suatu sasaran yang lebih terarah dan jelas, dimana ruang
lingkup dalam penelitian “Analisis Kemacetan Arus Lalu Lintas di Ruas Jalan Dr.
Kayadoe” tidak cukup luas maka perlu diadakan pembatasan ruang lingkup
penelitian, sehingga penelitian ini berlaku pada kapasitas ruas jalan yang meliputi:
2
1. Jalan yang ditinjau adalah ruas jalan Dr. Siwabessy – Nona Saar Sopacua
dengan menggunakan Metode PKJI 2014.
2. Mencoba menganalisi kemacetan dan kinerja lalulintas pada waktu jam
sibuk yang ditinjau.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas akhir ini saya melakukan penyusunan tahap penyelesaian
dengan sumber data yang saling berhubung sebelum mengambil kesimpulan dari
perhitungan yang di peroleh, yaitu data lapangan, koefisien dan rumus-rumus
yang terkait dengan kapasitas.
BABI : PENDAHULUAN,
Dalam bab ini dibahas latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup
penelitian, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.
BABII : TINJIUAN PUSTAKA,
Bab ini membahas mengenai dasar teori dan metode yang digunakan dalam
penyelesaian masalah – masalah yang ada.
BABIII : METEDOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metode penelitian, hasil survei, metode survei, metode
pengumpulan data dan alat – alat yang digunakan.
BABIV : ANALISA DATA
Bab ini berisi tentang data perhitungan dan analisa yang dilakukan.
BABV : KESIMPULAN DAN SARAN,
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan
sehubungan dengan kapasitas jalan, volume kendaraan, lebar dan pajang jalan
kemudian memberikan rekomendasikan berupa saran.
3
II. TINJAUANPUSTAKA
Salah satu penyebab kemacetan adalah volume lalulintas yang berlebih terhadap
daya tampung jalan yang ada.
A. Klasifikasi Jalan
4
Merujuk kepada Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 status jalan
umum dikelompokkan beberapa bagian, yaitu:
5
Fungsi jalan menurut Undang–undang Nomor 38 Tahun 2004
dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
B. Kinerja Jalan
Tingkat pelayanan jalan (kinerja jalan) adalah tingkat pelayanan dari suatu
jalan yang menggambarkan kualitas suatu jalan dan merupakan batas
kondisi pengoperasian. Tingkat pelayanan jalan atau kinerja jalan
merupakan pengukuran kualitatif yang menerangkan tentang kondisi –
kondisi operasional lalu linta dan penilaian oleh pemakai jalan. Tingkat
pelayanan suatu jalan menunjukkan kualitas jalan diukur dari beberapa
faktor, yaitu kecepatan dan waktu tempuh, kerapatan (density).
tundaan(delay), arus lalu lintas dan arus jenuh ( saturation flow) serta
6
derajat kejenuhan ( degree of saturation). Tingkat pelayanan suatu ruas
jalan, diklasifikasikan berdasarkan volume ( Q) per kapasitas (C) yang
dapat ditampung ruas jalan itu sendiri.Kriteria tingkat pelayanan atau “level
of service” dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Pelayanan
0,00 - 0,20 A Kondisi arus bebas dengan keceptan tinggi dan
volume lalu lintas rendah. Pengemudi dapat
memilih keceptan yang diinginkan tanpa
hambatan.
0,21 –0,44 B Dalam zona arus stabil. Pengemudi memiliki
kebebasan yang cukup dalam memilih
kecepatan.
0,45 –0,74 C Dalam zona arus stabil. Penegemudi dibatasi
dalam memilih kecepatan.
0,75 –0,84 D Mendekati arus tidak stabil. Dimana hampir
seluruh pengemudi akan dibatasi (terganggu).
Volume pelayanan berkaitan dengan kapasitas
yang dapat ditolelir.
0,85 –1.00 E Volume lalu lintas mendekati atau berada pada
kapasitasnya. Arus tidak stabil dengan kondisi
yang sering terhenti.
>1. 00 F Arus yang dipaksakan atau macet pada
kecepatan yang rendah. Antrean yang panjang
dan terjadi hambatan – hambatan yang besar.
Sumber: Kementerian PUPR (2014)
7
Tingkat pelayanan jalan pada ruas berdasarkan PM 96 tahun 2015
diklasifikasikan kedalam beberapa kategori, meliputi:
8
c. Kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume lalu lintas
dan hambatan temporer dapat menyebabkan penurunan
kecepatan yang besar;
d. sampai 0 (nol
9
D. Segmen Jalan
Segmen jalan luar kota secara umum diharapkan jauh lebih panjang dari
segmen jalan perkotaan atau semi perkotaan karena pada umumnya
karakteristik geometrik dan karakteristik lainnya tidak sering berubah
dan simpang utamanya tidak terlalu berdekatan. Segmen harus berubah
jika tipe medan berubah, walaupun karakteristik geometrik, arus lalu
lintas, dan hambatan sampingnya tetap sama. Perubhaan kecil pada
geometrik jalan, misalnya lebar jalur lalu lintas berbeda sampai dengan
0,5 m, tidak merubah segmen, terutama jika perubahan kecil tersebut
hanya terjadi sedikit.
E. Karakteristik Jalan
Setiap titik dari segmen jalan yang mempunyai perubahan penting baik
dalam bentuk geometrik, karakteristik arus lalu lintas, maupun kegiatan
hambatan samping jalan, menjadi batas segmen jalan.
a. Geometrik
1). Lebar jalur lalu lintas, semakin lebar jalur lalu lintas kapasitas
semakin meningkat
10
berkurang jika terdapat penghalang tetap dekat pada tepi jalur
lalulintas.
c. Pengendalian lalulintas
Pengendalian kecepatan arus, pergerakan kendaraan berat, dan
parkir akan mempengaruhi kapasitas jalan.
11
d. Aktifitas samping jalan
Kegiatan di samping jalan dapat menimbulkan konflik dengan arus
lalu lintas dan dapat menjadi konflik berat, pengaruh dari konflik ini
yang selanjutnya disebut hambatan samping. Yang termasuk
hambatan samping adalah pejalan kaki, pemberhentian angkutan
umum dan kendaraan lain, kendaraan tak bermotor (misal becak,
gerobak sampah/dagangan, kereta kuda), dan kendaraan yang masuk
dan keluar dari lahan persil di samping jalan.
h. Pengendalian lalulintas
Pengendalian kecepatan arus, pergerakan kendaraan berat, dan
parkir akan mempengaruhi kapasitas jalan.
12
i. Aktifitas samping jalan
Kegiatan di samping jalan dapat menimbulkan konflik dengan arus
lalu lintas dan dapat menjadi konflik berat, pengaruh dari konflik ini
yang selanjutnya disebut hambatan samping. Yang termasuk
hambatan samping adalah pejalan kaki, pemberhentian angkutan
umum dan kendaraan lain, kendaraan tak bermotor (misal becak,
gerobak sampah/dagangan, kereta kuda), dan kendaraan yang masuk
dan keluar dari lahan persil di samping jalan.
F. Kapasitas Jalan
G. Kecepatan
Dimana :
V = Kecepatan sesaat (Km/jam)
D = Panjang segmen (Meter)
T=Waktu yang diperlukan kendaraan melewati segmen
(Detik).
H. Geometrik Jalan
14
I. Arus Lalu Lintas(Q)
Nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan
menyatakan arus dalam satuan kendaraan ringan (skr).Semua nilai arus
lalu lintas (per arah dan total) dikonversikan menjadi skr dengan
menggunakan nilai ekivalen kendaraan ringan(ekr).
Dimana :
Q = Jumlah arus atau volume kendaraan (skr/jam)
Ekr = Ekuivalensi kendaraan ringan
KR = Kendaraan ringan
KB = Kendaraan berat
SM = Sepeda motor
Penggolongan tipe kendaraan untuk jalan luar kota berdasarkan PKJI 2014:
3. Bis Besar (BB), bis dengan dua atau tiga gandar dengan jarak gandar
5,0 – 6,0 m 4. Truk Besar (TB), truk tiga gandar dan truk kombinasi
dengan jarak gandar (gandar pertama ke kedua <3,5 m) sesuai
klasifikasi Bina Marga.
4. Sepeda Motor (SM), sepeda motor dengan dua atau tiga roda. Sesuai
klasifikasi Bina Marga.
15
Kendaraan tak bermotor dianggap hambatan samping, dan dimasukkan ke dalam
faktor penyesuaian hambatan samping. Ekivalensi kendaraan ringan (ekr) untuk
masing-masing tipe kendaraan tergantung pada tipe jalan, tipe alinyemen dan arus
lalu lintas total yang dinyatakan dalam kendaraan/jam. Ekr sepeda motor ada juga
dalam masalah jalan dua lajur dua arah tak terbagi (2/2TT), tergantung pada lebar
efektif jalur lalu lintas.Semua ekr kendaraan yang berbeda pada alinyemen datar,
bukit, dan gunung disajikan dalam tabel dibawahini.
Tabel 2. 2 Ekivalensi kendaraan ringan (ekr) untuk jalan dua lajur dua
arah tak terbagi (2/2 TT).
Ekr
Tipe SM
Arus total
alinyemen jalur lalu lintas (m)
( kend/ja m) KB BB TB
M
<6 6–8 >8
Datar 0 1,2 1,2 1,8 0,8 0,6 0,4
16
J. Hambatan Samping
Hambatan samping, yaitu aktifitas samping jalan yang dapat menimbulkan konflik
dan berpengaruh terhadap pergerakan arus lalu lintas serta menurunkan fungsi
kinerja jalan. Pejalan kaki yang menyeberang atau berjalan menyebabkan lalu
lintas berhenti sejenak untuk menunggu kendaraan yang melintas selama pejalan
kaki menyeberang, adanya waktu yang hilang akibat berhenti dan menunggu
menyebabkan berkurangnya kapasitas jalan akibat bertambahnya waktu tempuh
untuk suatu ruas jalan, sehingga aktifitas sisi jalan perlu dikendalikan agar tidak
mengganggu kelancaran lalulintas.Tingginya tingkat hambatan samping juga
dipengaruhi oleh perpotongan – perpotongan jalan yang tidak direncanakan
dengan baik, dimana jarak pertigaan yang satu dengan pertigaan yang lain terlalu
dekat satu sama lain dan tidak dilengkapi dengan rambu-rambu pengatur lalu
lintas.Kelas hambatan samping untuk jalan luar kota dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
17
berkembang (tanpa kegiatan) Rendah
Pedalaman,beberapa bangunan dan
50 - 149 R
kegiatan disamping jalan
Rendah
150 - 249 Desa, kegiatan dan angkutan lokal Sedang S
K. Derajat Kejenuhan
Dj=Q/C…………………………………………….…………..(2.3)
18
panjang segmen jalan ( L) dengan kecepatan rata – rata pada kondisi
sekarang(V)
TT=L/V.....................................................................................(2.4)
M.Kapasitas ( C)
C = C0 x FClj x FCpaxFChs......................................................(2.5)
N. Kapasitas Dasar(C0)
Tipe jalan/ tipe alinyemen Atas dasar total kedua arah (skr/jam)
- datar 3100
- bukit 3000
- gunung 2900
Sumber: PKJI 2014
19
O. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Lebar Jalur Lalu Lintas(FClj)
3,75 1,03
3,50 1,00
3,75 1,03
7 1,00
8 1,8
9 1,15
10 1,21
11 1,27
45 40 35
dua lajur
1,0 0,97 0,94 0,91 0,88
FC 2/2
4/2 5
Sumber: PKJI 2014
UD Rendah
UD
Sangat rendah 0,97 0,99 1,00 1,02
21
Tinggi 0,84 0,87 0,91 0,95
Sangat tinggi 0,80 0,83 0,88 0,93
Berikut adalah tabel faktor penyesuaian ukuran kota ditentukan dalam tabel 2.8
berdasarkan PKJI 2014
R. Derajat Iringan
Indikator penting lebih lanjut mengenai kinerja lalu lintas pada segmen
jalan adalah derajat iringan, didefinisikan sebagai rasio antara arus
kendaraan di dalam peleton terhadap arus total.
22
ukuran pendekatan kuantitatif, seperti kerapatan atau persen
tundaan.Konsep tingkat pelayanan telah dikembangkan untuk
penggunaannya di Amerika Serikat dan definisi LoStidak secara langsung
berlaku di Indonesia. Dalam Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014
(PKJI 2014) kecepatan, derajat kejenuhan dan derajat iringan digunakan
sebagai indikator kinerja lalu lintas dan parameter yang sama telah
digunakan dalam pengembangan “petunjuk pelaksanaan berlalulintas”
yang berdasar “penghematan”.
23
III. METODOLOGIPENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
24
25
B. Jenis Data
Penelitian ini jenis data yang dibutuhkan adalah
1. Data Primer
Menurut Hasan (2002: 82) data primer ialah data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian
atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer di dapat dari
sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil survey dan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data primer ini antara lain:
a. Data geometri jalan dan simpang (Lebar dan Panjang)
b. Data karakkteristik lalu lintas (jumlah kendaraan dan waktu tempuh
kendaraan)
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan,
2002: 58). Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang
telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu,
buku, dan lain sebagainya.
C. Sumber Data
Pengumpulan data ini dilakukan di r u a s jalan yang akan diteliti yaitu
pada simpang jalan Dr. Siwabessy – Nona Saar Sopacua. Survei volume
lalu lintas dilakukan pada jalan yang dianggap mewakili volume yang akan
ditinjau. Sumber data yang diambil berupa:
1. Data primer yang didapat melalui pengumpulan data yang dilakukan
adalah teknik observasi yaitu suatu cara pengumpulan data melalui
pengamatan dan pencatatan segala yang tampak pada objek penelitian .
2. Data Sekunder yaitu dilakukan secara langsung pada tempat dimana suatu
26
D. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui.
sesuatu pengamatan, dengan diserati pencatatan – pencatatan terhadap
keadaan atau prilaku objek sasaran. Data volume lalulintas dilakukan
secara manual, pengumpulan data ini dilakukan untuk mendapatkan data
volume lalulintas. Untuk mendapatkan data ini ditempatkan 3 pos
pengamatan yang setiap pos ditempati 3 orang petugas yang bertuga
suntuk mencatat jumlah dan asal dari kendaraan yang melalui pos
pencatatan. Pada setiap pos, petugas dilengkapi dengan formulir jumlah
dan jenis kendaraan. Pos petugas ditempatkan pada posisi yang mudah
mengamati pergerakan arah lalulintas yang sedangdihitung. Adapun
klasifikasi kendaraan yang melintas di simpang tersebut,yaitu:
a. Kendaraan Ringan(LV) :Mobil penumpang dan truk kecil
b. Kendaraan Berat(HV) :Bis
c. Sepeda Motor(MC) :Sepeda motordan
d. Kendaraan tak bermotor(UM) :Sepeda dan becak dayun
Metode pengumpulan data survey jalan dilakukan dengan pengukuran
langsung dilapangan. Tujuan dari pengumpulan data ini adalah untuk
mendapatkan tipe lokasi, jumlah lajur, lebar lajur, dan kondisi survey.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meter gulung, dan waktu
pengambilan dilakukan pada tengah malam saat kendaraan tidak melintas
dijalan. Hal ini dilakukan agar tidak menggangu arus lalu lintas di
simpang tersebut.
27
1. Variabel Penelitian
Penelitian yang di lakukan oleh penulis pada ruas jalan Dr. Siwabessy – Nona
Saar Sopacua dilakukan terdiri dari bebrapa variable yaitu
1. Variable Bebas
Dapat dikatakan juga sebagai variable independen. Dinamakan variable
adalah dapat berdiri sendiri tanpa di pengaruhi oleh variable lainnya
- kinerja ruas
- Volume lalu lintas
- Kecepatan
2. Variabel Terikat
Variabel Terikat suatu variable yang dapat berubah karena pengaruh
variable bebas.
Titik ruas jalan Dr. Siwabessy – Nona Saar Sopacua
1. Mengetahui kinerja ruas
2. Menghitung volume
3. Menghitung kecepatan
4. Menghitung hambatan samping
5. Menghitung pejalan kaki
28
G. DiagramAlirPenelitian
Mulai
Permasalahan
Tinjauan Pustaka
Pengumpulan Data
Analisa Data
Selesai
29
DAFTARPUSTAKA
ArdiPalin,dkk .2013.AnalisaKapasitasDanTingkatPelayananPadaRuas
JalanWolterMonginsidiKotaManado,JurnalSipilStatik,Vol.1 No. 9
Agustus (623-629), ISSN: 2337-6732.
Maretia,Conny,2007,AnalisaKinerjaRuas JalanAkibatAktivitasSamping
JalanUtamaKotaBandarLampung,SymposiumXFSTPT,Universitas
Lampung,BandarLampung.
Morlok,E.K.1981.PengantarTeknikdanPerencanaanTransportasi.Penerbit
Erlangga.Jakarta
Sukirman,Silvia.1994.Dasar–DasarPerencanaanGeometrikJalan.Bandung
Nova.
30
31