Anda di halaman 1dari 31

JUDUL:ANALISA KEMACETAN RUAS JALAN DR.

SIWABESSY -
NONA SAAR SOPACUA

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan di Indonesia mempengaruhi
sarana serta prasarana pendukung pergerakan arus lalu lintas yang tersedia agar
mampu menopang gerak sistem pertumbuhan tersebut. Tamin (1997) menyatakan
dengan meningkatnya kebutuhan pergerakan lalu lintas menyebabkan mobilitas
pergerakan manusia maupun kendaraan juga mengalami peningkatan yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kinerja jalan menurun karena volume pergerakan
lalu lintas melebihi kapasitas ruas jalan yang tersedia. Hal tersebut mengakibatkan
permasalahan lalu lintas yang parah.
Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting karena dengan
adanya jalan maka daerah yang satu dapat berhubungan dengan daerah yang
lainnya. Untuk menjamin agar jalan dapat memberikan pelayanan sebagaimana
yang diharapkan maka selalu diusahakan peningkatan-peningkatan jalan itu.
Dengan bertambahnya jumlah kendaraan terutama kendaraan bermotor baik roda
dua maupun roda empat dari tahun ke yahun mengalami peningkatan. Hal ini
menyebabkan peningkatan kualitas dan kuantitas suatu jalan.
Jalan Dr. Siwabessy – Nona Saar Sopacua merupakan salah satu ruas jalan yang
memilik panjang 1,3 km. Jalan Dr. Siwabessy – Nona Saar Sopacua memiliki
ukuran lebar jalan depan Gereja Rehobot memiliki lebar 6 meter dan depan
PDAM memiliki lebar 8 meter sedangankan depan Gereja Nehemia memiliki
lebar 6 meter. Pada ruas Dr. Siwabessy – Nona Saar Sopacua terdapat fasilitas
umum seperti Sekolah, Gereja, Perkantoran, Pemukiman dan Pertokoan yang
terletak pada sisi kiri dan kanan jalan akan memperngaruhi inerja ruas jalan Dr.
Siwabessy – Nona Saar Sopacua Berdasarkan uraian di atas perlu adanya evaluasi
kapasitas ruas Dr. Siwabessy – Nona Saar Sopacua yang dikaji menggunkan
Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2014 dengan judul:
ANALISA KEMACETAN ARUS LALU LINTAS PADA RUAS DR. SIWABESSY
– RUAS NONA SAAR SOPACUA

1
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan tugas akhir ini, terdapat uraian dari latar belakang diatas
maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan tersebut:
1. Bagaimana kinerja pada ruas Dr. Siwabessy – ruas Nona Saar Sopacua ?
2. Bagaimana kecepatan dan hambatan samping yang terjadi pada ruas Dr.
Siwabessy – Nona Saar Sopacua?
3. Bagaimana karakteristik arus pada ruas jalan Dr. Siwabessy – Nona saar
sopacua

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui analisa kemacetan yang
terjadi di ruas Dr. Siwabess – Nona Saar Sopacua
1. Untuk mengetahui kinerja lalu intas yang terjadi pada ruas Dr.
Siwabessy – Nona Saar Sopacua.
2. Untuk mengetahui kecepatan arus lalulintas dan hambatan samping di
ruas Dr. Siwabessy – Nona Saar Sopacua menggunakan metode
PKJI 2014
3. Untuk mengetahui karakteritik arus pada ruas jalan Dr. Siwabessy –
Nona Saar Sopacua
.
D. Manfaat Penelitian
Apapun maanfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan kendaran di Kota Ambon seperti volume, kapasitas dan kecepatan
pada ruas jalan yang di teliti. Kondisi karakteristik geometric pada arus jalan
yang di teliti, dan kondisi arus lalulintas d iKota Ambon yang semakin lama
semakin padat serta permasalahan lalulintas yang terutama terkait dengan
masalah pengaturan jalan untuk penelitian khusus dan pihak terkait pada umum.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk mendapatkan suatu sasaran yang lebih terarah dan jelas, dimana ruang
lingkup dalam penelitian “Analisis Kemacetan Arus Lalu Lintas di Ruas Jalan Dr.
Kayadoe” tidak cukup luas maka perlu diadakan pembatasan ruang lingkup
penelitian, sehingga penelitian ini berlaku pada kapasitas ruas jalan yang meliputi:

2
1. Jalan yang ditinjau adalah ruas jalan Dr. Siwabessy – Nona Saar Sopacua
dengan menggunakan Metode PKJI 2014.
2. Mencoba menganalisi kemacetan dan kinerja lalulintas pada waktu jam
sibuk yang ditinjau.

F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas akhir ini saya melakukan penyusunan tahap penyelesaian
dengan sumber data yang saling berhubung sebelum mengambil kesimpulan dari
perhitungan yang di peroleh, yaitu data lapangan, koefisien dan rumus-rumus
yang terkait dengan kapasitas.

BABI : PENDAHULUAN,
Dalam bab ini dibahas latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup
penelitian, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.
BABII : TINJIUAN PUSTAKA,
Bab ini membahas mengenai dasar teori dan metode yang digunakan dalam
penyelesaian masalah – masalah yang ada.
BABIII : METEDOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metode penelitian, hasil survei, metode survei, metode
pengumpulan data dan alat – alat yang digunakan.
BABIV : ANALISA DATA
Bab ini berisi tentang data perhitungan dan analisa yang dilakukan.
BABV : KESIMPULAN DAN SARAN,
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan
sehubungan dengan kapasitas jalan, volume kendaraan, lebar dan pajang jalan
kemudian memberikan rekomendasikan berupa saran.

3
II. TINJAUANPUSTAKA

Transportasi memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, maka


dengan demikian juga dalam perencanaan ruang. Kemajuan suatu kota atau
daerah dapat diukur dengan kelancaran mobilitas barang dan penumpang yang
diangkut oleh berbagai jenis sarana angkutan. Artinya sistem transportasi
secara memadai mampu mengangkut dengan cepat, murah, mudah, aman, nyama,
dan sesuai dengan kebutuhan pemakai (convenient), maka berarti bahwa mobilitas
dan proses distribusi mempunyai kapasitas yang sesuai dengan yang dibutuhkan
(Soefaat,1999).

Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota


menyebabkan tingkat pelayanan jalan atau kinerja jalan menjadi berkurang.
Sehingga sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan waktu tempuh kendaraan
dari suatu tempat atau wilayah ke tempat atau wilayah lain, dan juga akan
menambah biaya dari segi ekonomi.

Salah satu penyebab kemacetan adalah volume lalulintas yang berlebih terhadap
daya tampung jalan yang ada.

A. Klasifikasi Jalan

Jalan merupakan prasarana penting bagi transportasi.Semakin baik jalan,


maka transportasi semakin lancar.Pengertian jalan adalah tempat untuk
lalulintas orang (kendaraan dan sebagainya) (Kamus Besar Bahasa
IndonesiaOnline).Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi
segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya
yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di
atas permukaan tanah, di bawahpermukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (UU
Nomor 38 , 2004). Menurut peruntukkannya jalan terbagi dua, yaitu jalan
umum dan jalan khusus (UU Nomor 38, 2004)

4
Merujuk kepada Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 status jalan
umum dikelompokkan beberapa bagian, yaitu:

1. Jalan nasional Merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam


sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota
propinsi, jalan strategis nasional, dan jalan tol.

2. Jalan provinsi Merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan


primer yang menghubungkan antara ibu kota provinsi dengan ibu
kota kabupaten/kota atau antar ibu kota kabupaten/kota dan jalan
strategi provinsi.

3. Jalan kabupaten Merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan


primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota
kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan
pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum
dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan
jalan strategis kabupaten.

4. Jalan kota Merupakan jalan umum dalam sistem jaringan jalan


sekunder yang menghubu ngkan antar pusat pelayanan dalam
kota,menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan
anatar persil, serta menghubungkan anatar pusat pemukiman yang
berada dalamkota.

5. Jalan desa Adalah jalan umum yang menghubungkan kawasan antar


pemukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

5
Fungsi jalan menurut Undang–undang Nomor 38 Tahun 2004
dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:

1. Jalan arteri, adalah jalan yang berfungsi melayani angkutan utama


dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan
jumlah jalan masuk dibatasi secara berdayaguna.

2. Jalan kolektor, adalah jalan yang berfungsi melayani angkutan


pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang,
kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masukdibatasi.
3. Jalan lokal, adalah jalan yang berfungsi melayani angkutan setempat
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan
julah jalan masuk tidakdibatasi.

4. Jalan lingkungan, adalah jalan yang berfungsi melayani angkutan


lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatanrendah.

B. Kinerja Jalan

Kinerja ruas jalan merupakan suatu pengukuran kuantitatif yang


menggambarkan kondisi tertentu yang terjadi pada suatu ruas
jalan.Umumnya dalam menilai suatu kinerja jalan dapat dilihat dari
kapasitas, derajat kejenuhan (DS), kecepatan rata- rata, waktu perjalanan,
tundaan, dan antrian melalui suatu kajian mengenai kinerja ruas jalan.

C. Tingkat Pelayanan Jalan

Tingkat pelayanan jalan (kinerja jalan) adalah tingkat pelayanan dari suatu
jalan yang menggambarkan kualitas suatu jalan dan merupakan batas
kondisi pengoperasian. Tingkat pelayanan jalan atau kinerja jalan
merupakan pengukuran kualitatif yang menerangkan tentang kondisi –
kondisi operasional lalu linta dan penilaian oleh pemakai jalan. Tingkat
pelayanan suatu jalan menunjukkan kualitas jalan diukur dari beberapa
faktor, yaitu kecepatan dan waktu tempuh, kerapatan (density).
tundaan(delay), arus lalu lintas dan arus jenuh ( saturation flow) serta

6
derajat kejenuhan ( degree of saturation). Tingkat pelayanan suatu ruas
jalan, diklasifikasikan berdasarkan volume ( Q) per kapasitas (C) yang
dapat ditampung ruas jalan itu sendiri.Kriteria tingkat pelayanan atau “level
of service” dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. 1 Karakteristik Tingkat Pelayaan


RASIO Q/C Tingkat Keterangan

Pelayanan
0,00 - 0,20 A Kondisi arus bebas dengan keceptan tinggi dan
volume lalu lintas rendah. Pengemudi dapat
memilih keceptan yang diinginkan tanpa
hambatan.
0,21 –0,44 B Dalam zona arus stabil. Pengemudi memiliki
kebebasan yang cukup dalam memilih
kecepatan.
0,45 –0,74 C Dalam zona arus stabil. Penegemudi dibatasi
dalam memilih kecepatan.
0,75 –0,84 D Mendekati arus tidak stabil. Dimana hampir
seluruh pengemudi akan dibatasi (terganggu).
Volume pelayanan berkaitan dengan kapasitas
yang dapat ditolelir.
0,85 –1.00 E Volume lalu lintas mendekati atau berada pada
kapasitasnya. Arus tidak stabil dengan kondisi
yang sering terhenti.
>1. 00 F Arus yang dipaksakan atau macet pada
kecepatan yang rendah. Antrean yang panjang
dan terjadi hambatan – hambatan yang besar.
Sumber: Kementerian PUPR (2014)

7
Tingkat pelayanan jalan pada ruas berdasarkan PM 96 tahun 2015
diklasifikasikan kedalam beberapa kategori, meliputi:

1. Tingkat pelayanan A, dengankondisi:


a. Arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan
sekurang- kurangnya 80 ( delapan puluh ) kilometer perjam;

b. Kepadatan lalu lintas sangatrendah;


c. Pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang
diinginkannya tanpa atau dengan sedikit tundaan.Tingkat
pelayanan B,dengankondisi: A
d. Arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan
sekurang – kurangnya 70 (tujuh puluh) kilometer perjam;

e. Kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas belum


mempengaruhi kecepatan;

f. Pengemudimasih punya cukup kebebasan untuk memilih


kecepatannya dan lajur jalan yangdigunakan.

2. Tingkat pelayanan C, dengankondisi:


a. Arus stabil tapi pergerakan kendaraan dikendalikan oleh volume
lalu lintas yang lebih tinggi dengan kecepatan sekurang-
kurangnya 60 (enam puluh) kilometer perjam;

b. Kepadatan lalu lintas sedang karena hambatan internal lalu lintas


meningkat;
c. Pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih kecepatan,
pindah lajur ataumendahului.

3. Tingkat pelayanan D, dengankondisi:


a. Arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan
kecepatan sekurang – kurangnya 50 (lima puluh) kilometer
perjam;

b. Masih ditolelir namun sangat terpengaruh oleh perubahan


kondisiarus;

8
c. Kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume lalu lintas
dan hambatan temporer dapat menyebabkan penurunan
kecepatan yang besar;

d. Pengemudi memiliki kebebasan yang sangat terbatas dalam


menjalankan kedaraan, kenyamanan rendah, tetapi kondisi ini
masih dapat ditolerir untuk waktu yangsingkat.

4. Tingkat pelayanan E, dengankondisi:


a. Arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas mendekati
kapasitas jalan dan kecepatan sekurang – kurangnya 30 (tiga
puluh) kilometer per jam pada jalan antar kota dan sekurang –
kurangnya 10 (sepuluh) kilometer per jam pada jalanperkotaan;

b. Kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu


lintastinggi;
c. Pengemudi mulai merasakan kemacetan – kemacetan
durasipendek.
5. Tingkat pelayanan F, dengankondisi:
a. Arus tertahan dan terjadi antrian kendaraan yang panjang dengan
kecepatan kurang dari 30 (tiga puluh) kilometer perjam;

b. Kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume rendah serta


terjadi kemacetan untuk durasi yang cukuplama;

c. Dalam keadaan antrian, kecepatan maupun volume turun

d. sampai 0 (nol

9
D. Segmen Jalan

Segmen jalan didefinisikan sebagi suatu panjang jalan antara dua


simpang dan arus lalu lintas dalam segmen tidak terpengaruh oleh
simpang tersebut, dan mempunyai bentuk geometrik, arus lalu lintas, dan
komposisi lalu lintas yang seragam (homogen) diseluruh panjang
segmen. Jika karakteristik jalan berubah secara signifikan, maka
perubahan tersebut menjadi batas segmen, meskipun tidak simpang
didekatnya.

Segmen jalan luar kota secara umum diharapkan jauh lebih panjang dari
segmen jalan perkotaan atau semi perkotaan karena pada umumnya
karakteristik geometrik dan karakteristik lainnya tidak sering berubah
dan simpang utamanya tidak terlalu berdekatan. Segmen harus berubah
jika tipe medan berubah, walaupun karakteristik geometrik, arus lalu
lintas, dan hambatan sampingnya tetap sama. Perubhaan kecil pada
geometrik jalan, misalnya lebar jalur lalu lintas berbeda sampai dengan
0,5 m, tidak merubah segmen, terutama jika perubahan kecil tersebut
hanya terjadi sedikit.

E. Karakteristik Jalan

Setiap titik dari segmen jalan yang mempunyai perubahan penting baik
dalam bentuk geometrik, karakteristik arus lalu lintas, maupun kegiatan
hambatan samping jalan, menjadi batas segmen jalan.

Karakteristik jalan yang akan mempengaruhi kapasitas dan kinerjanya


apabila dibebani lalu lintas adalah :

a. Geometrik
1). Lebar jalur lalu lintas, semakin lebar jalur lalu lintas kapasitas
semakin meningkat

2). Bahu, kapasitas dan kecepatan pada arus tertentu sedikit


meningkat dengan bertambahnya lebar bahu, kapasitas

10
berkurang jika terdapat penghalang tetap dekat pada tepi jalur
lalulintas.

3). Median, median yang direncanakan dengan baikmeningkatkan


kapasitas.
4). Lengkung vertikal, memiliki dua pengaruh, makin berbukit
jalannya, makin lambat kendaraan bergerak di tanjakan biasanya
tidak diimbangi di turunan dan puncak bukit mengurangi jarak
pandang. Kedua pengaruh ini mengurangi kapasitas dan kinerja
pada arustertentu.

5). Lengkung horizontal, jalan dengan banyak tikungan tajam


memaksa kendaraan untuk bergerak lebih lambat daripada di
jalan lurus untuk meyakinkan bahwa ban mampu
mempertahankan gesekan yang aman dengan permukaanjalan.

6). Jarak pandang, jika jarak pandang cukup panjang,


pergerakanmenyalip akan lebih mudah dilakukan dan kecepatan
serta kapasitas menjadi lebih tinggi. Meskipun jarak pandang
sebagian tergantung pada lengkung vertikal dan horizontal, jarak
pandang juga tergantung pada ada atau tidaknya penghalang
pandangan dari tumbuhan, pagar, bangunan danlain-lain.

b. Arus, komposisi, dan pemisahan arah


1). Pemisahan arah lalu lintas, pada tipe jalan dua lajur dua arah tak
terbagi (2/2 TT) kapasitas tertinggi dicapai jika pemisahan arus
per arah 50% -50%.

2). Komposisi lalu lintas, komposisi lalu lintas mempengaruhi


hubungan arus kecepatan jika arus dan kapasitas dinyatakan
dalam satuan kend/jam, hal ini tergantung pada rasio sepeda
motor atau kendaraan berat dalamarus.

c. Pengendalian lalulintas
Pengendalian kecepatan arus, pergerakan kendaraan berat, dan
parkir akan mempengaruhi kapasitas jalan.

11
d. Aktifitas samping jalan
Kegiatan di samping jalan dapat menimbulkan konflik dengan arus
lalu lintas dan dapat menjadi konflik berat, pengaruh dari konflik ini
yang selanjutnya disebut hambatan samping. Yang termasuk
hambatan samping adalah pejalan kaki, pemberhentian angkutan
umum dan kendaraan lain, kendaraan tak bermotor (misal becak,
gerobak sampah/dagangan, kereta kuda), dan kendaraan yang masuk
dan keluar dari lahan persil di samping jalan.

e. Fungsi jalan dan tata guna lahan


Kelas fungsional jalan dapat mempengaruhi kecepatan arus bebas,
karena kelas fungsional cenderung mencerminkan jenis perjalanan
yang terjadi di jalan.

f. Pengemudi dan populasi kendaraan


Perilaku pengemudi dan populasi kendaraan (umur, tenaga mesin,
dan kondisi kendaraan dalam setiap komposisi kendaraan) berbeda
untuk setiap daerah.Kendaraan yang tua dari satu tipe tertentu atau
kemampuan pengemudi yang kurang gesit dapat menghasilkan
kapasitasdan kinerja

g. Arus, komposisi, dan pemisahan arah


1) Pemisahan arah lalu lintas, pada tipe jalan dua lajur dua arah tak
terbagi (2/2 TT) kapasitas tertinggi dicapai jika pemisahan arus
per arah 50% -50%.
2) Komposisi lalu lintas, komposisi lalu lintas mempengaruhi
hubungan arus kecepatan jika arus dan kapasitas dinyatakan
dalam satuan kend/jam, hal ini tergantung pada rasio sepeda
motor atau kendaraan berat dalamarus.

h. Pengendalian lalulintas
Pengendalian kecepatan arus, pergerakan kendaraan berat, dan
parkir akan mempengaruhi kapasitas jalan.

12
i. Aktifitas samping jalan
Kegiatan di samping jalan dapat menimbulkan konflik dengan arus
lalu lintas dan dapat menjadi konflik berat, pengaruh dari konflik ini
yang selanjutnya disebut hambatan samping. Yang termasuk
hambatan samping adalah pejalan kaki, pemberhentian angkutan
umum dan kendaraan lain, kendaraan tak bermotor (misal becak,
gerobak sampah/dagangan, kereta kuda), dan kendaraan yang masuk
dan keluar dari lahan persil di samping jalan.

j. Fungsi jalan dan tata guna lahan


Kelas fungsional jalan dapat mempengaruhi kecepatan arus bebas,
karena kelas fungsional cenderung mencerminkan jenis perjalanan
yang terjadi di jalan.

k. Pengemudi dan populasi kendaraan


Perilaku pengemudi dan populasi kendaraan (umur, tenaga mesin,
dan kondisi kendaraan dalam setiap komposisi kendaraan) berbeda
untuk setiap daerah. Kendaraan yang tua dari satu tipe tertentu atau
kemampuan pengemudi yang kurang gesit dapat menghasilkan
kapasitas dan kinerja lebih rendah, pengaruh ini tidak dapat diukur
secara langsung tetapi dapat diperhitungkan melalui pemeriksaan
setempat dari parameter terkunci.

F. Kapasitas Jalan

Kapasitas jalan adalah arus lalu-lintas maksimum ( skr/jam ) yang dapat


dipertahankan sepanjang segmen tertentu dalam kondisi tertentu. (PKJI,
2014).Beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan, antara lain:
a. Faktor jalan, lebar lajur, kebebasan lateral, bahu jalan, ada median
atau tidak, kondisi permukaan jalan, alinyemen, kelandaian, trotoar,
dan lain- lain.

b. Faktor lalu lintas, seperti komposisi lalu-lintas, volume, distribusi


lajur dan gangguan lalu-lintas, adanya kendaraan tidak bermotor,
hambatan samping dan lain-lain.
13
c. Faktor lingkungan, seperti pejalan kaki, pengendara sepeda, danlain-
lain.

G. Kecepatan

Kecepatan adalah rata-rata jarak yang dapat ditempuh suatu kendaraan


pada suatu ruas jalan dalam satu satuan waktu tertentu. Menurut
(Hobbs,F.D,1995) kecepatan yang sering digunakan dalam teknik lalu
lintas adalah:

a. Kecepatan sesaat (spot speed) adalah kecepatan pada suatu


saattertentu.
b. Kecepatan bergerak (running speed) adalah kecepatan pada saat
kendaraan sedang bergerak.
c. Kecepatan perjalanan (overall travel speed) adalah waktu
komulatif yang bias ditempuh dari suatu panjang
jalandidalamnya.

d. Termasuk unsur waktu berhenti dan waktu bergerak


V = D/T…………………………………………………… (2.1)

Dimana :
V = Kecepatan sesaat (Km/jam)
D = Panjang segmen (Meter)
T=Waktu yang diperlukan kendaraan melewati segmen
(Detik).

H. Geometrik Jalan

Geometrik jalan merupakan sketsa gambar yang memberikan informasi


lebar jalan, lebar bahu jalan, ataupun aspek lain yang terkait dengan
bentuk fisikjalan

14
I. Arus Lalu Lintas(Q)

Nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan
menyatakan arus dalam satuan kendaraan ringan (skr).Semua nilai arus
lalu lintas (per arah dan total) dikonversikan menjadi skr dengan
menggunakan nilai ekivalen kendaraan ringan(ekr).

Q = [(ekrKRX KR) + (ekrKBX KB) + (ekrSMX SM)]...……….(2.2)

Dimana :
Q = Jumlah arus atau volume kendaraan (skr/jam)
Ekr = Ekuivalensi kendaraan ringan
KR = Kendaraan ringan
KB = Kendaraan berat
SM = Sepeda motor

Penggolongan tipe kendaraan untuk jalan luar kota berdasarkan PKJI 2014:

1. Kendaraan Ringan (KR), meliputi kendaraan bermotor roda empat


dengan dua gandar berjarak 2,0– 3,0 m (termasuk kendaraan
penumpang, oplet, mikro bis, pick up dan truk kecil, sesuai sistem
klasifikasi Bina Marga).

2. Kendaraan Berat Menengah (KBM), meliputi kendaraan bermotor dua


as dengan jarak gandar 3,5 – 5,0 m (termasuk bis kecil, truk dua
gandar dengan enam roda, sesuai klasifikasi BinaMarga)

3. Bis Besar (BB), bis dengan dua atau tiga gandar dengan jarak gandar
5,0 – 6,0 m 4. Truk Besar (TB), truk tiga gandar dan truk kombinasi
dengan jarak gandar (gandar pertama ke kedua <3,5 m) sesuai
klasifikasi Bina Marga.

4. Sepeda Motor (SM), sepeda motor dengan dua atau tiga roda. Sesuai
klasifikasi Bina Marga.

15
Kendaraan tak bermotor dianggap hambatan samping, dan dimasukkan ke dalam
faktor penyesuaian hambatan samping. Ekivalensi kendaraan ringan (ekr) untuk
masing-masing tipe kendaraan tergantung pada tipe jalan, tipe alinyemen dan arus
lalu lintas total yang dinyatakan dalam kendaraan/jam. Ekr sepeda motor ada juga
dalam masalah jalan dua lajur dua arah tak terbagi (2/2TT), tergantung pada lebar
efektif jalur lalu lintas.Semua ekr kendaraan yang berbeda pada alinyemen datar,
bukit, dan gunung disajikan dalam tabel dibawahini.

Tabel 2. 2 Ekivalensi kendaraan ringan (ekr) untuk jalan dua lajur dua
arah tak terbagi (2/2 TT).
Ekr

Tipe SM
Arus total
alinyemen jalur lalu lintas (m)
( kend/ja m) KB BB TB
M
<6 6–8 >8
Datar 0 1,2 1,2 1,8 0,8 0,6 0,4

800 1,8 1,8 2,7 1,2 0,9 0,6

1350 1,5 1,6 2,5 0,9 0,7 0,5

≥ 1900 1,3 1,5 2,5 0,6 0,5 0,4

Bukit 0 1,8 1,6 5,2 0,7 0,5 0,3

650 2,4 2,5 5,0 1,0 0,8 0,5

1100 2,0 2,0 4,0 0,8 0,6 0,4

≥ 1600 1,7 1,7 3,2 0,5 0,4 0,3

Gunung 0 3,5 2,5 6,0 0,6 0,4 0,2

450 3,0 3,2 5,5 0,9 0,7 0,4

900 2,5 2,5 5,0 0,7 0,5 0,3

≥1350 1,9 2,2 4,0 0,5 0,4 0,3


Sumber: PKJI 2014

16
J. Hambatan Samping

Hambatan samping adalah pengaruh kegiatan di samping ruas jalan


terhadap kinerja lalu lintas.Hambatan samping yang sangat berpengaruh
pada kapasitas dan kinerja jalan luar kota adalah

a. Jumlah pejalan kaki berjalan atau menyeberang sepanjang


segmenjalan.
b. Jumlah kendaraan berhenti danparkir
c. Arus kendaraanlambat
d. Kendaraan masuk dan keluar dari lahan di sampingjalan.

Hambatan samping, yaitu aktifitas samping jalan yang dapat menimbulkan konflik
dan berpengaruh terhadap pergerakan arus lalu lintas serta menurunkan fungsi
kinerja jalan. Pejalan kaki yang menyeberang atau berjalan menyebabkan lalu
lintas berhenti sejenak untuk menunggu kendaraan yang melintas selama pejalan
kaki menyeberang, adanya waktu yang hilang akibat berhenti dan menunggu
menyebabkan berkurangnya kapasitas jalan akibat bertambahnya waktu tempuh
untuk suatu ruas jalan, sehingga aktifitas sisi jalan perlu dikendalikan agar tidak
mengganggu kelancaran lalulintas.Tingginya tingkat hambatan samping juga
dipengaruhi oleh perpotongan – perpotongan jalan yang tidak direncanakan
dengan baik, dimana jarak pertigaan yang satu dengan pertigaan yang lain terlalu
dekat satu sama lain dan tidak dilengkapi dengan rambu-rambu pengatur lalu
lintas.Kelas hambatan samping untuk jalan luar kota dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel 2. 3 Kelas hambatan samping untuk jalan luar kota


Frekuensi

Berbobot dari Kondisi khas Kelas hambatan


kejadian di kedua samping
sisijalan

Pedalaman, pertanian atau tidak sangat


< 50 SR

17
berkembang (tanpa kegiatan) Rendah
Pedalaman,beberapa bangunan dan
50 - 149 R
kegiatan disamping jalan
Rendah
150 - 249 Desa, kegiatan dan angkutan lokal Sedang S

250 - 350 Desa, beberapa kegiatan pasar Tinggi T


Hampir perkotaan, pasar/kegiatan Sangat
> 350 ST
Perdagangan Tinggi
Sumber: PKJI 2014

K. Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan ( Dj ) adalah rasio arus ( Q ) terhadap kapasitas (C)


digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan perilaku lalu lintas pada
suatu segmen jalan. Nilai derajat kejenuhan menunjukkan apakah segmen
jalan akan mempunyai masalah kapasitas atautidak.

Dj=Q/C…………………………………………….…………..(2.3)

Derajat kejenuhan dinyatakan tanpa satuan, dihitung dengan menggunakan


arus dan kapasitas yang masing-masing dinyatakan dalam skr/jam. Derajat
kejenuhan digunakan untuk analisis kinerja lalu lintas berupa kecepatan.

L. Kecepatan Dan WaktuTempuh

Kecepatan tempuh didefinisikan sebagai kecepatan rata – rata ruang dari


kendaraan ringan ( LV ) sepanjang segmen jalan. Sedangkan waktu
tempuh adalah waktu total yang diperlukan untuk melalui suatu panjang
jalan tersebut,termasuk seluruh waktutundaan.Untuk menentukan
kecepatan lalu lintas pada kondisi sekarang menggunakan hubungan antara
kecepatan arus bebas (FV) dengan derajat kejenuhan (DS). Untuk
menentukan waktu tempuh (TT) menggunakan perbandingan antara

18
panjang segmen jalan ( L) dengan kecepatan rata – rata pada kondisi
sekarang(V)

TT=L/V.....................................................................................(2.4)

M.Kapasitas ( C)

Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum yang dapat


dipertahankan per satuan jam yang melewati suatu segmen jalan
dalam kondisi yang ada. Untuk jalan dua lajur dua arah tak terbagi
(2/2 TT), kapasitas didefinisikan untuk arus dua arah, tetapi untuk
jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah perjalanan dan
kapasitas didefinisikan perlajur.Persamaan umum untuk menentukan
kapasitas adalah

C = C0 x FClj x FCpaxFChs......................................................(2.5)

N. Kapasitas Dasar(C0)

Kapasitas dasar adalah kapasitas suatu segmen jalan (skr/jam) untuk


kondisi tertentu (geometrik, pola arus lalu lintas dan faktor lingkungan).

Tabel 2. 4 Kapasitas dasar tipe jalan 2/2 TT

Tipe jalan/ tipe alinyemen Atas dasar total kedua arah (skr/jam)

dua lajur tak terbagi

- datar 3100
- bukit 3000
- gunung 2900
Sumber: PKJI 2014

19
O. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Lebar Jalur Lalu Lintas(FClj)

Merupakan faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat lebar jalur lalu


lintas.

Tabel 2. 5 Faktor penyesuaian kapasitas akibat lebar jalur lalu lintas

Tipe jalan Lebar efektif jalur lalu lintas (Wc)(m) FClj

4D per lajur 3,0 0,91


6D 3,25 0,96
3,50 1,00

3,75 1,03

4 UD per lajur 3,0 0,91


3,25 0,96

3,50 1,00

3,75 1,03

2 UD total kedua arah 5 0,69


6 0,91

7 1,00

8 1,8

9 1,15

10 1,21

11 1,27

Sumber: PKJI 2014

P. Faktor Penyesuaian Akibat Pemisahan Arah(FCpa)

Merupakan faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisahan arah

Tabel 2. 6 Faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisahan arah


20
Pemisahan arah SP % - % 50 - 50 55 - 60 - 65 - 70 – 30

45 40 35
dua lajur
1,0 0,97 0,94 0,91 0,88
FC 2/2

Pa empatlajur 1,00 0,975 0,95 0,92 0,90

4/2 5
Sumber: PKJI 2014

Q. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Hambatan Samping(FChs)

Merupakan faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping

Tabel 2. 7 Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping (FChs)


Faktor penyesuaian akibat hambatan
Tip Kelas samping
Jalan hambatan
(FChs)
samping
lebar bahu efektif Ws
≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0
4/2 Sangat 0,99 1,00 1,01 1,03

UD Rendah

2/2 Rendah 0,96 0,97 0,99 1,01


Sedang 0,93 0,95 0,96 0,99
UD
Tinggi 0,90 0,92 0,95 0,97

4/2 Sangat tinggi 0,88 0,90 0,93 0,96

UD
Sangat rendah 0,97 0,99 1,00 1,02

Rendah 0,93 0,95 0,97 1,00

Sedang 0,88 0,91 0,94 0,98

21
Tinggi 0,84 0,87 0,91 0,95
Sangat tinggi 0,80 0,83 0,88 0,93

Sumber: PKJI 2014

Berikut adalah tabel faktor penyesuaian ukuran kota ditentukan dalam tabel 2.8
berdasarkan PKJI 2014

Tabel 2. 8 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota


Ukuran Kota (Juta Penduduk) FCUk

< 0,1 0,86


0,1-0,5 0,90
0,5-1,0 0,94
1,0-3,0 1,00
>3,0 1,04
Sumber : PKJI 2014

R. Derajat Iringan

Indikator penting lebih lanjut mengenai kinerja lalu lintas pada segmen
jalan adalah derajat iringan, didefinisikan sebagai rasio antara arus
kendaraan di dalam peleton terhadap arus total.

Peleton didefiniskan sebagai gerakan dari kendaraan yang beriiringan


dengan waktu antara (gandar depan ke gandar depan dari kendaraan yang
di depannya) dari setiap kendaraan, kecuali kendaraan pertama pada
peleton, sebesar <5 detik. Kendaraan tak bermotor tidak dianggap sebagai
bagian peleton.

S. Kinerja Lalu Lintas Jalan

Dalam US-HCM kinerja jalan diwakili oleh tingkat pelayanan (level of


Service,LoS), yaitu suatu ukuran kualitatif yang mencerminkan persepsi
pengemu di tentang kualitas berkendaraan. LoS berhubungan dengan suatu

22
ukuran pendekatan kuantitatif, seperti kerapatan atau persen
tundaan.Konsep tingkat pelayanan telah dikembangkan untuk
penggunaannya di Amerika Serikat dan definisi LoStidak secara langsung
berlaku di Indonesia. Dalam Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014
(PKJI 2014) kecepatan, derajat kejenuhan dan derajat iringan digunakan
sebagai indikator kinerja lalu lintas dan parameter yang sama telah
digunakan dalam pengembangan “petunjuk pelaksanaan berlalulintas”
yang berdasar “penghematan”.

23
III. METODOLOGIPENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

24
25
B. Jenis Data
Penelitian ini jenis data yang dibutuhkan adalah
1. Data Primer
Menurut Hasan (2002: 82) data primer ialah data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian
atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer di dapat dari
sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil survey dan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data primer ini antara lain:
a. Data geometri jalan dan simpang (Lebar dan Panjang)
b. Data karakkteristik lalu lintas (jumlah kendaraan dan waktu tempuh
kendaraan)
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan,
2002: 58). Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang
telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu,
buku, dan lain sebagainya.

C. Sumber Data
Pengumpulan data ini dilakukan di r u a s jalan yang akan diteliti yaitu
pada simpang jalan Dr. Siwabessy – Nona Saar Sopacua. Survei volume
lalu lintas dilakukan pada jalan yang dianggap mewakili volume yang akan
ditinjau. Sumber data yang diambil berupa:
1. Data primer yang didapat melalui pengumpulan data yang dilakukan
adalah teknik observasi yaitu suatu cara pengumpulan data melalui
pengamatan dan pencatatan segala yang tampak pada objek penelitian .
2. Data Sekunder yaitu dilakukan secara langsung pada tempat dimana suatu

peristiwa atau kejadian terjadi .

26
D. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui.
sesuatu pengamatan, dengan diserati pencatatan – pencatatan terhadap
keadaan atau prilaku objek sasaran. Data volume lalulintas dilakukan
secara manual, pengumpulan data ini dilakukan untuk mendapatkan data
volume lalulintas. Untuk mendapatkan data ini ditempatkan 3 pos
pengamatan yang setiap pos ditempati 3 orang petugas yang bertuga
suntuk mencatat jumlah dan asal dari kendaraan yang melalui pos
pencatatan. Pada setiap pos, petugas dilengkapi dengan formulir jumlah
dan jenis kendaraan. Pos petugas ditempatkan pada posisi yang mudah
mengamati pergerakan arah lalulintas yang sedangdihitung. Adapun
klasifikasi kendaraan yang melintas di simpang tersebut,yaitu:
a. Kendaraan Ringan(LV) :Mobil penumpang dan truk kecil
b. Kendaraan Berat(HV) :Bis
c. Sepeda Motor(MC) :Sepeda motordan
d. Kendaraan tak bermotor(UM) :Sepeda dan becak dayun
Metode pengumpulan data survey jalan dilakukan dengan pengukuran
langsung dilapangan. Tujuan dari pengumpulan data ini adalah untuk
mendapatkan tipe lokasi, jumlah lajur, lebar lajur, dan kondisi survey.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meter gulung, dan waktu
pengambilan dilakukan pada tengah malam saat kendaraan tidak melintas
dijalan. Hal ini dilakukan agar tidak menggangu arus lalu lintas di
simpang tersebut.

27
1. Variabel Penelitian
Penelitian yang di lakukan oleh penulis pada ruas jalan Dr. Siwabessy – Nona
Saar Sopacua dilakukan terdiri dari bebrapa variable yaitu
1. Variable Bebas
Dapat dikatakan juga sebagai variable independen. Dinamakan variable
adalah dapat berdiri sendiri tanpa di pengaruhi oleh variable lainnya
- kinerja ruas
- Volume lalu lintas
- Kecepatan

2. Variabel Terikat
Variabel Terikat suatu variable yang dapat berubah karena pengaruh
variable bebas.
Titik ruas jalan Dr. Siwabessy – Nona Saar Sopacua
1. Mengetahui kinerja ruas
2. Menghitung volume
3. Menghitung kecepatan
4. Menghitung hambatan samping
5. Menghitung pejalan kaki

28
G. DiagramAlirPenelitian

Mulai

Permasalahan

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


Data lalu lintas di  Peta jaringan jalan
 Volume  Peta tata guna lahan
 Hambatan samping  Data kependudukan kota ambon
 Kecepatan
 Pejalang kaki

Analisa Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

29
DAFTARPUSTAKA

ArdiPalin,dkk .2013.AnalisaKapasitasDanTingkatPelayananPadaRuas
JalanWolterMonginsidiKotaManado,JurnalSipilStatik,Vol.1 No. 9
Agustus (623-629), ISSN: 2337-6732.

Gallant Sondakh Marunsenge,dkk.2015.PengaruhHambatanSamping


TerhadapKinerjaPada RuasJalanPanjaitan(KelentengBanHing
Kiong)DenganMenggunakanMetodePkji2014,JurnalSipilStatik,V
ol.3No.8Agustus (571-582), ISSN: 2337-6732.

Maretia,Conny,2007,AnalisaKinerjaRuas JalanAkibatAktivitasSamping
JalanUtamaKotaBandarLampung,SymposiumXFSTPT,Universitas
Lampung,BandarLampung.

Morlok,E.K.1981.PengantarTeknikdanPerencanaanTransportasi.Penerbit
Erlangga.Jakarta

Sukirman,Silvia.1994.Dasar–DasarPerencanaanGeometrikJalan.Bandung
Nova.

http://ejournal3.undip.ac.id (diunduh 10 – 7 - 2022)Analisa Kinerja Lalu Lintas


Pada Ruas Jalan Dr. Kayadoe Ambon. Irie Siahaya, Maya felice
Telussa, Helena Waas

http://ejournal3.undip.ac.id (diunduh 10 – 7 - 2022)Analisis Kebijakan


Penanganan Kemacetan Lalu Lintas Di Jalan Teuku Umar
Kawasan Jatingaleh Semarang .Sari, Feby Anisa Purnama

http://ejournal3.undip.ac.id (diunduh 10 – 7 - 2022)Analisis Faktor – Faktor


Penyebab Kemacetan Lalu Lintas Sepanjang Jalan Rais
Arahman Kota Pontianak.Wini Mustikara

30
31

Anda mungkin juga menyukai