Anda di halaman 1dari 7

PAPER

KONSTRUKSI JALAN DI INDONESIA

Dosen Pengampu : Dr. M. Djaya Bakri, S.T., M.T

Disusun Oleh :

Nama : Michael Pratama

NPM : 1940301068

Lokal : A2

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

Jalan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercpai keseimbangan dan
pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk
memantapkan pertahahan dan keamanan nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka
mewujudkan sasaran pembangunan nasional. Dalam mewujudkan prasarana transportasi darat yang
melalui jalan, harus terbentuk wujud jalan yang menyebabkan pelaku perjalanan baik orang maupun
barang, selamat sampai di tujuan, dan dalam mendukung kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan
linkungan, perjalanan harus dapat dilakukan secepat mungkin dengan biaya perjalanan yang adil
sehingga dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Disamping itu, adalah hal yang ideal untuk
pelaku perjalanan, selain dapat dilakukan dengan selamat, cepat dan murah, juga nyaman sehingga
perjalanan tidak melelahkan. Agar kita dapat mendesain sebuah jalan raya yang aman, nyaman dan
efisien maka kita terlebih dahulu mengetahui bagaimana ketentuan yang harus dilakukan. Salah
satunya dengan mengetahui penampang melintang jalan (Cross Section). Dengan demikian kita
dapat dapat mendesain sebuah jalan yang baik. Jaringan jalan yang merupakan prasarana
transportasi darat memegang peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama
untuk keseimbangan distribusi barang dan jasa.
BAB II
PEMBAHASAN
“Fungsi,Klasifikasi dan Hierarki Jalan Berdasarkan Peraturan Tentang Jalan yang ada di
Indonesia’’

1. Fungsi Jalan Berdasarkan PP 34 tahun 2006 tentang jalan.


Paragraf 1
Fungsi jalan

Pasal 9
1) Berdasarkan sifat dan pergerakan pada lalu lintas dan angkutan jalan, fungsi jalan di
bedakan atas arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan.
2) Fungsi jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat pada sistem jaringan
jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder.
3) Fungsi jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada sistem jaringan primer
dibedakan atas arteri primer, kolektor, primer, lokal primer, dan lingkungan primer.
4) Jalan dengan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinyatakan sebagai jalan
arteri primer, jalan kolektor orimer, jalan primer lokal, dan jalan lingkungan primer.
5) Fungsi jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada sistem jaringan sekunder
dibedakan atas arteri sekunder, kolektor sekunder, lokal sekunder, dan lingkungan
sekunder.
6) Jalan dengan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dinyatakan sebagai jalan
arteri sekunder, jalan kolektor sekunder, jalan lokal sekunder, dan jalan lingkungan
sekunder.

2. Klasifikasi Jalan
Klasifikasi jalan atau hierarki jalan adalah adalah pengelompokkan jalan
berdasarkan fungsi jalan, berdasarkan administrasi pemerintahan dan berdasarkan
muatan sumbu yang menyangkut dimensi dan berat kendaraan. Penentuan
klasifikasijalan terkait dengan besarnya volume lalu lintas yang menggunakan jalan
tersebut, besarnya kapasitas jalan, keekonomian dari jalan tersebut serta
pembiayaan pembangunan dan perawatan jalan. Jalan umum menurut fungsinya di
Indonesia dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan
lingkungan. Klasifikasi fungsional seperti ini diangkat dari klasifikasi di Amerika
Serikat dan Canada.

Klasifikasi jalan fungsional di Indonesia berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku adalah:

1) Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri
perjalanan jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk (akses) dibatasi secara
berdaya guna.
2) Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau
pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah
jalan masuk dibatasi.
3) Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan
ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah masuk tidak dibatasi.
4) Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan
dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

Pengelompokkan jalan dimaksudkan untuk mewujudkan kepastian hukum penyelenggaraan jalan


sesuai dengan kewenangan pemerintah dan pemerintah daerah. Jalan umum menurut statusnya
dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.

1. Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan antar ibu kota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
2. Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibu kota provinsi dengan ibu kota kabupaten atau kota, atau antar ibu kota
kabupaten atau kota, dan jalan strategis provinsi.
3. Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak
termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar
ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan
lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan
jalan strategis kabupaten.
4. Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan
pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota,
menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta
menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.
3. Penampang Melintang Jalan
Penampang melintang jalan merupakan potongan melintang tegak lurus sumbu jalan,
pada potongan melintang jalan dapat terlihat bagian-bagian jalan.
a. Bagian yang langsung berguna untuk lalu lintas.
 Jalur lalu lintas
 Lajur jalan lintas
 Bahu jalan trotoar
 Median
b. Bagian yang beguna untuk drainase jalan
 Saluran samping
 Kemiringan melintang jalur lalu lintas
 Kemiringan melintang bahu
 Kemiringan lereng
c. Bagian pelengkap jalan
 Kerb
 Pengaman tepi
d. Bagian konstruksi
 Lapisan perkerasan jalan
 Lapisan pondasi
 Lapisan pondasi bawah
 Lapisan tanah dasar
BAB III

“Meninjau salah satu ruas jalan sesuai dengan aturan yang ada’’

A. Meninjau dan mengidentifikasi ruas jalan sesuai dengan kelompok dengan peraturan yang
ada.
Ruas jala ini termasuk dalam jalan kelas IIIA.
 Jalan kelas IIIA adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui
kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 meter, ukuran
panjang tidak tidak melebihi 12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang
diijinkan kurang dari 8 ton.
BAB IV

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai