BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN
LAPORAN PENDAHULUAN II - 1
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 2
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
2.2.2 Fungsi Jalan Arteri Primer, Kolektor Primer, Lokal Primer Dan
Lingkungan Primer
1. Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya guna antarpusat
kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat
kegiatan wilayah.
2. Jalan kolektor primer menghubungkan secara berdaya guna antara pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan
wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal
3. Jalan lokal primer menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah
dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat
kegiatan local dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat
kegiatan lingkungan.
4. Jalan lingkungan primer menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam
kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan.
2.2.3 Fungsi Jalan Arteri Sekunder, Kolektor Sekunder, Lokal Sekunder Dan
Lingkungan Sekunder
1. Jalan arteri sekunder menghubungkan kawasan primer dengan kawasan
sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder
kesatu, atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.
2. Jalan kolektor sekunder menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan
kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan
sekunder ketiga.
3. Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan
sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan.
4. Jalan lingkungan sekunder menghubungkan antarpersil dalam kawasan
perkotaan.
LAPORAN PENDAHULUAN II - 3
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 4
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 5
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 6
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 7
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 8
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 9
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 10
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 11
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
3. jalan kabupaten dan jalan desa dilakukan dengan keputusan bupati; dan
4. jalan kota dilakukan dengan keputusan walikota.
Kendaraan bermotor yang dapat berlalu lintas di setiap kelas jalan ditentukan
berdasarkan ukuran, dimensi, muatan sumbu terberat, dan permintaan angkutan.
Kendaraan bermotor yang dapat berlalu lintas di jalan Kelas I ditentukan:
a. ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter;
b. ukuran panjang tidak melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter;
c. ukuran tinggi tidak melebihi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter; dan
d. ukuran muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton.
Kendaraan bermotor yang dapat berlalu lintas di jalan Kelas II ditentukan:
a. ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter;
b. ukuran panjang tidak melebihi 12.000 (dua belas ribu) milimeter;
c. ukuran tinggi tidak melebihi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter; dan
d. ukuran muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton.
Kendaraan bermotor yang dapat berlalu lintas di jalan Kelas III ditentukan:
a. ukuran lebar tidak melebihi 2.100 (dua ribu seratus) milimeter;
b. ukuran panjang tidak melebihi 9.000 (sembilan ribu) milimeter;
c. ukuran tinggi tidak melebihi 3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter; dan
d. ukuran muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton.
Jalan kelas III didesain dengan muatan sumbu terberat kurang dari 8 (delapan) ton
hanya dapat dilewati kendaraan bermotor dengan ukuran:
a. lebar tidak melebihi 2.100 (dua ribu seratus) milimeter;
b. panjang tidak melebihi 9.000 (sembilan ribu) milimeter; dan
c. paling tinggi 3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter.
Setiap jalan memiliki batas kecepatan paling tinggi yang ditetapkan secara
nasional. Batas kecepatan paling tinggi meliputi:
a. batas kecepatan jalan bebas hambatan;
b. batas kecepatan jalan antarkota;
c. batas kecepatan jalan pada kawasan perkotaan; dan
d. batas kecepatan jalan pada kawasan permukiman.
LAPORAN PENDAHULUAN II - 12
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
Untuk jalan bebas hambatan ditetapkan batas kecepatan paling rendah. Batas
kecepatan ditetapkan:
a. paling rendah 60 (enam puluh) kilometer per jam dalam kondisi arus bebas
dan paling tinggi 100 (seratus) kilometer per jam untuk jalan bebas
hambatan;
b. paling tinggi 80 (delapan puluh) kilometer per jam untuk jalan antarkota;
c. paling tinggi 50 (lima puluh) kilometer per jam untuk kawasan perkotaan;
dan
d. paling tinggi 30 (tiga puluh) kilometer per jam untuk kawasan permukiman.
Batas kecepatan paling tinggi dan batas kecepatan paling rendah harus dinyatakan
dengan Rambu Lalu Lintas.
LAPORAN PENDAHULUAN II - 13
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 14
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 15
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 16
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 17
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 18
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 19
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
Menyediakan rth kota minimal 30% dari luas wilayah kota, dengan
upaya :
Melakukan pengadaan lahan untuk dijadikan rth kota;
Tidak mengalihfungsikan rth eksisting;
Merevitalisasi dan memantapkan kualitas rth eksisting;
Mengarahkan pengembang untuk menyerahkan fasilitas rth
nya menjadi rth publik kota;
Menata dan menyediakan rth sesuai fungsinya : ekologis,
sosial-ekonomi, dan arsitektural;
Menanam pohon dengan jenis yang disesuaikan dengan
karakteristik rth;
Menempatkan rth sebagai pendukung identitas kawasan;
Mengelompokkan rth sesuai fungsi, hierarki, dan skala ruang
lingkungannya;
Membangun hutan kota, lapangan olahraga terbuka, kebun
bibit, taman kota, dan taman lingkungan;
Membangun rth pada ruas jalan utama kota;
Membangun rth pada lokasi fasilitas umum kota;
Membangun rth pada sempadan sungai, sempadan rel kereta
api, sempadan jaringan saluran udara tegangan tinggi (sutt);
Menghijaukan halaman/kavling rumah, perkantoran, dan
perdagangan.
Mengarahkan orientasi pembangunan sepanjang sungai dengan
menjadikan sungai sebagai bagian dari latar depan;
Memantapkan kawasan resapan air dengan meningkatkan populasi
vegetasi di kawasan lindung sesuai dengan fungsi kawasan;
Mengamankan kawasan lindung dari kegiatan yang cenderung
mengganggu penggunaan kawasan tersebut;
Mendorong pemanfaatan kawasan lindung yang tidak mengganggu
sistem ekologi yang telah berjalan;
LAPORAN PENDAHULUAN II - 20
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 21
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 22
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 23
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 24
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 25
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 26
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 27
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
A. Kawasan Lindung
Rencana kawasan lindung di Kota Malang dittitikberatkan pada penetapan
fungsi kawasan agar wilayah yang dilindungi dan memiliki fungsi perlindungan
dapat dipertahankan.
LAPORAN PENDAHULUAN II - 28
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 29
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
4. Kawasan Ruang terbuka hijau di Kota Malang meliputi RTH Privat dan
RTH Publik. Secara keseluruhan RTH Publik di Kota Malang saat ini,
yaitu : a. RTH Jalur Jalan; b. RTH Taman, monumen dan gerbang kota; c.
RTH Lapangan Olahraga dan makam; d. RTH Hutan Kota dan Taman
Bibit; e. RTH Pengaman Jalur Kereta Api (KA), Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT), Sungai dan Buffer Zone. Secara keseluruhan RTH Privat
di Kota Malang saat ini, yaitu : a. Lingkungan permukiman; b. Taman
kantor; c. Taman gedung komersil.
Rencana penyediaan RTH Publik di Kota Malang seluas kurang lebih
2.350 Ha, meliputi : a. Taman kota seluas kurang lebih 3,5 Ha; b. Taman
rekreasi seluas kurang lebih 10 Ha; c. Hutan kota seluas kurang lebih 11
Ha; d. Cagar alam seluas kurang lebih 0,04 Ha; e. Pemakaman umum
seluas kurang lebih 173 Ha; f. Lapangan olahraga dan upacara seluas
kurang lebih 166 Ha; g. Jalur di bawah tegangan tinggi (SUTT dan
SUTET) seluas kurang lebih 192 Ha; h. Sempadan badan air seluas
kurang lebih 225 Ha; i. Jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta
api, pipa gas dan pedestrian seluas kurang lebih 283 Ha; j. Kawasan dan
jalur hijau/jalur tengah seluas kurang lebih 24 Ha; k. Penyerahan taman
lingkungan perumahan formal dari pengembang seluas kurang lebih
1.263 Ha.
Rencana penyediaan RTH Privat di Kota Malang seluas kurang lebih
1.383 Ha, meliputi : a. taman lingkungan perumahan dan permukiman,
perkantoran, dan gedung komersial seluas kurang lebih 1.064 Ha; b.
parkir terbuka seluas kurang lebih 319 Ha. (6) Rencana pengembangan
RTH di Kota Malang, meliputi : a. pengadaan lahan untuk RTH Publik; b.
pemeliharaan dan pelestarian kawasan RTH yang ada sebagaimana
telah ditetapkan dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota; c.
pengembangan Taman Anggrek di Kedungkandang yang dilengkapi
dengan sarana dan prasarana d. pengembangan Taman Pintar di
kawasan perumahan Dieng, Araya, dan Permata Jingga; e.
pengembangan Taman Teknologi di alun-alun kota, alun-alun tugu,
vellodrom yang dilengkapi dengan fasilitas gazebo dan shelter; f.
LAPORAN PENDAHULUAN II - 30
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 31
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 32
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 33
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 34
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 35
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
ada saat ini tetap akan digunakan untuk kawasan perkantoran dengan
intensitas kegiatan yang sedang dengan RTH dan tempat parkir yang
memadai. Kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya yang berada di
sekitar Arjosari mulai Jalan Raden Intan ke arah Selatan dan di sepanjang
Jalan Ahmad Yani, di sekitar Sawojajar antara lain Kantor Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM), Kantor BPN, Kantor Pengairan dan Dinas Pekerjaan
Umum, tetap dipertahankan keberadaannya serta ditingkatkan lagi
kondisinya. Pengembangan kawasan perkantoran baru selain perkantoran
yang sudah ada di Jalan Tugu dan kawasan perkantoran yang berada di
sekitar Kelurahan Arjosari, direncanakan di sekitar Kelurahan Sawojajar
sebagai lokasi kawasan perkantoran yang baru. Perkantoran Pemerintah
dengan skala pusat pelayanan kota diarahkan di Kelurahan Arjowinangun.
5. Kawasan Pariwisata
Kawasan obyek wisata yang diprioritaskan dikembangkan antara lain:
Stadion Gajayana, Perpustakaan Umum dan Arsip Kota Malang, Taman
Rekreasi Tlogomas Permai, Sentra Industri Keramik Dinoyo, Kawasan Alun-
alun Merdeka Malang, Hutan Kota Malabar, Kompleks Perguruan Tinggi,
Taman Rekreasi Kota Malang, Sentra Industri Tempe Sanan, Pasar Besar
Malang, dan Kawasan Alun-Alun Tugu, Stasiun Kereta Api, serta perumahan
yang ada di sepanjang Jalan Besar Ijen, gedung Sarinah dan Masjid Agung
Jami.
LAPORAN PENDAHULUAN II - 36
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 37
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 38
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 39
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 40
Penyusunan Database Jalan Lingkungan di Kawasan Perkotaan Pamekasan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 41