JALAN
1
C. Fungsi Jalan
Berdasarkan fungsinya, maka jalan dibedakan menjadi beberapa fungsi,
yaitu:
1. Jalan Arteri
- Arteri Primer: Jalan yang menghubungkan secara berdaya guna
antarpusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Didesain
berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 km per
jam, lebar badan jalan minimal 11 meter, lalu lintas jarak
jauh tidak boleh terganggu lalu lintas ulang alik, lalu lintas
lokal dan kegiatan lokal, jumlah jalan masuk ke jalan
arteri primer dibatasi, serta tidak boleh terputus di
kawasan perkotaan.
- Arteri Sekunder: Jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan
kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu
dengan kawasan sekuder kesatu, atau kawasan kawasan
sekuder kesatu dengan kawasan sekunder kedua. Didesain
berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 30 km per
jam dengan lebar badan jalan minimal 11 meter, dan lalu
lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.
2. Jalan Kolektor
- Kolektor Primer: Jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara
pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal,
antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan
wilayah dengan pusat kegiatan lokal. Didesain
berdasarkan berdasarkan kecepatan rencana paling rendah
40 km per jam dengan lebar badan jalan minimal 9 meter,
dan jumlah jalan masuk dibatasi.
- Kolektor Sekunder: Jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua
dengan kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder
kedua dengan kawasan sekunder ketiga. Didesain
berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 km per
jam dengan lebar badan jalan minimal 9 meter, dan lalu
lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.
3. Jalan Lokal
- Lokal Primer: Jalan yang menghubungkan secara berdaya guna pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat
kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan,
antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan
pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat kegiatan
lingkungan. Didesain berdasarkan kecepatan rencana
paling rendah 20 km per jam dengan lebar badan jalan
minimal 7,5 meter, dan tidak boleh terputus di kawasan
perdesaan.
- Lokal Sekunder: Jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu
dengan perumahan, kawasan sekunder kedua dengan
perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya
sampai ke perumahan. Didesain berdasarkan kecepatan
rencana paling rendah 10 km per jam dengan lebar badan
jalan minimal 7,5 meter.
4. Jalan Lingkungan
- Lingkungan Primer: Jalan yang menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam
kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan
kawasan perdesaan. Didesain berdasarkan kecepatan
rencana paling rendah 15 km per jam dengan lebar badan
jalan minimal 6,5 meter untuk jalan yang diperuntukkan
bagi kendaraan bermotor roda 3 atau lebih. Sedangkan
jalan yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor
roda 3 atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan
minimal 3,5 meter.
- Lingkungan Sekunder: Jalan yang menghubungkan antarpersil dalam kawasan
perkotaan. Didesain berdasarkan kecepatan rencana paling
rendah 10 km per jam dengan lebar badan jalan minimal
6,5 meter untuk jalan yang diperuntukkan bagi
kendaraanbermotor roda 3 atau lebih. Sedangkan jalan
yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor roda 3
atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan minimal 3,5
meter.
Lebar badan jalan paling sedikit 3,5 meter ini dimaksudkan agar lebar jalur
lalu lintas dapat mencapai 3 meter, dengan demikian pada keadaan darurat dapat
dilewati mobil dan kendaraan khusus lainnya seperti pemadan kebakaran,
ambulan, dan sebagainya.
2. Kerapatan
Kerapatan adalah jumlah kendaraan yang menempati panjang jalan yang
diamati tersebut. Kerapatan sulit diukur secara pasti. Kerapatan dapat dihitung
berdasarkan kecepatan dan volume (Alamsyah : 2005)
N
K=
L
Keterangan :
K = Kerapatan lalu lintas (kendaraan/km)
N = Volume lalu lintas (kendaraan/jam)
L = Kecepatan lalu lintas (km/jam)
Ringkasan Materi
1. Sebutkan definisi dari : Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) dan kelas
jalan ?
Jawab :
Lalu lintas harian rata-rata disingkat LHR adalah volume lalu lintas volume
lalu lintas yang dua arahyang dua arahyang melalui suatu titik rata-rata
dalam satu yang melalui suatu titik rata-rata dalam satu hari, biasanya
dihitung sepanjang biasanya dihitung sepanjangtahun.tahun. LHR
adalah istilah yang baku digunakan dalam menghitung beban lalu
LHR adalah istilah yang baku digunakan dalam menghitung beban
lalulintas pada suatulintas pada suatu ruas jalanruas jalan dan
merupakan dasar dalam prosesdan
merupakan dasar dalam proses perencanaan perencanaan transportasi
ataupun dalam pengukuran ataupun dalam pengukuran polusi polusi
yang diakibatkan oleh arus lalu yang diakibatkan oleh arus lalu lintas
pada suatu ruas jalan.lintas pada suatu ruas jalan.
LHR = jumlah lalu lintas selama pengamatan jumlah lalu lintas selama
pengamatanLamanya waktu pengamatanLamanya waktu
pengamatan.
2 Bangunan
a. Pondasi
Gambar Pondasi
Pengertian umum pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang
terhubung langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bwah
permukaan tanah yang berfungsi memikul beban bangunan yang ada diatas nya.
Pondasi harus di perhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan
terhadap beban bangunan itu sendiri, beban-beban bangunan, gaya-gaya luar
seperti tekanan angin gempa bumi, dan lain-lain. Di samping itu, tidak boleh
adanya penurunan level melebihi batas yang di izinkan.
Agar kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari, maka pondasi bangunan
harus diletakkan pada tanah yang cukup keras, padat, dan kuat mendukung beban
bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang berlebih. Pondasi merupakan
struktur dari bangunan yang sangat penting, karena fungsinya adalah menopang
bangunan yang ada diatasnya.maka proses pembangunan nya harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
Cukup kuat menahan muatan geser akibata muatan tegak kebawah.
Dapat menyesuaikan pergerakan tanah yang tidak stabil.
Tahan terhadap perubahan cuaca.
Tahan terhadap pengaruh bahan kimia.
Suatu sistim harus menjamin dan mampu mendukung bangunan yang ada
diatasnya. Untuk itu pondasi harus kuat, stabil, dan aman agar tidak mengalami
penurunan, tidak mengalami patah karena akan sulit untuk memperbaiki sistem
pondasi. Pembuatan pondasi harus berdasarkan beberapa hal berikut:
Berat bangunan yang akan di pikul oleh pondasi.
Jenis tanah dan dan daya dukung tanah.
Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempet.
Alat dan tenaga kerja yang tersedia.
Lokasi dan lingkungan pekerjaan.
Waktu dan biaya pekerjaan.
Hal yang penting berkaitan dengan pondasi adalah apa yang disebut soil
investigation, atau penyelidikan tanah. Pondasi harus di letakkan pada tanah yang
keras dan padat. Untuk mengetahui letak/kedalaman tanah yang keras dan tgangan
tanah/daya dukung tanah, maka perlu diadakannya penyelidikan tanah, yaitu
dengan cara:
Pengeboran (Driling), dari lubang hasil pengeboran akan di ketahui contoh-
contoh tanah yang kemudian dikirim ke laboratorium mekanika tanah.
Percobaan Penetrasi (Penetration Test), dengan cara menggunakan alat yang
disebut Sondir Statik Penetrometer. Ujungnya berupa conus yang ditekan
masuk ke dalam tanah, dan secaa otomatis akan dibaca hasil sondir tegangan
tanah.
b. Galian Tanah
Gambar Galian tanah
Galian tanah dan galian-galian lainya harus dilakukan menurut ukuran
dalam, lebar, dan sesuai dengan peil-peil yang tercamtum pada gambar. Semua
bekas-bekas pondasi lama, dan akar pohon yang terdapat pada bagian pondasi
yang dilaksanakan harus dibongkar dan dibersihkan dan dibuang. Bekas pipa yang
tidak terpakai harus disumbat. Apabila lokasi yang akan dijadikan bangunan pipa
air, pipa gas, pipa pembuangan, kabel listrik, kabel telepon dan sebagainya maka
secepatnya diberitahukan kepada konsultan managenen konstruksi atau instansi
yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk selanjutnya.
Pelaksanaan pekerja/kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila penggalian
tersebut melebihi kedalaman yang telah di tentukan maka kontraktor harus
mengisi/mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan
syarat-syarat yang telah di tentukan yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.
Pekerjaan galian pondasi harus menjada agar lubang galian tersebut bebas dai
longsoran tanah di kiri dan kanan nya, sehingga pekerjaan pondasi dapat
dilakukan dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi yang telah di tentukan.
Pengisian kembali dengan tanah bekas galian di lakukan selapis demi selapis
sambil disiram air secukupnya dan di tumbuk sampai padat. Pekerjaan pengesian
kembali ini hanya boleh di lakukan setelah dilakukan pemeriksaan dan mendapat
persetujuan konsultan manajemen konstruksi, baik mengenai kedalaman, lapisan
tanahnya maupun jenis tanah galian tersebut.
c. Struktur Basement
Gambar Struktur basement
Konstruksi basement sering merupakan solusi yang ekonomis guna
mengatasi keterbatasan lahan dalam pembangunan gedung. Tapi sebagai struktur
bawah tanah, desain maupun pelaksanaan konstruksi basement perlu dilakukan
dengan memperhitungkan banyak hal. Disamping aspek teknis dari basement itu
sendiri, tidak kalah pentingnya adalah aspek lingkungannya. Mutu pekerjaan pada
konstruksi basement akan sangat mempengaruhi umur dari basement tersebut.
Pengendalian terhadap mutu terpadu sangat diperlukan untuk mencapai
produk konstruksi mutu tinggi dan dapat diandalkan. Beberapa hal yang berkaitan
dengan galian Basement yang perlu diperhatikan adalah beban dan metode galian.
Beban tersebut biasanya berupa beban terbagi rata, beban titik, dan beban garis
dan beban terbagi rata memanjang. Sedangkan metode galian dimana dibagi
menjadi: open cut, cantilever, angker, dan strut.
Pemilihan metode galian disesuaikan dengan perencanaan bangunan dan
konsdisi di lapangan. Pada metode galian basement ada beberapa factor yang
perlu diperhatikan antara lain:
jenis tanah
kondisi proyek
muka air tanah
besar tekanan tanah yang bekerja
waktu pelaksanaan
analisa biaya dan sebagainya.
Beberapa masalah yang timbul dalam pelaksanaan pembuatan galian
basement, seperti penurunan permukaan tanah disekitar galian yang dapat
menyebabkan kerusakan structural pada bangunan dekat galian, fan retaknya
saluran dan sarana yang lain. Salah satu penyebabnya adalah penurunan
permukaan air tanah disekitar galian akibat pemompaan selama konstruksi. Untuk
mencegah masalah yang timbul maka metode pemilihan dewatering sangan
menentukan.
a. Kolom
2) Kekakuan
Kekakuan elemen struktur sangat dipengaruhi oleh banyaknya material
dan distribusinya. Pada elemen struktur persegi panjang, elemen struktur akan
selalu menekuk pada arah seperti yang diilustrasikan pada di bawah bagian (a).
Namun bentuk berpenampang simetris (misalnya bujursangkar atau lingkaran)
tidak mempunyai arah tekuk khusus seperti penampang segiempat. Ukuran
distribusi material (bentuk dan ukuran penampang) dalam hal ini pada umumnya
dapat dinyatakan dengan momen inersia (I).
b. Balok
Gambar Balok beton
Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok
merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat
kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal bangunan
akan beban-beban. Balok juga memiliki beberapa jenis yaitu :
Balok sederhana, balok yang bertumpu pada kolom ujung-ujungnya, dengan
satu ujung bebas berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur
statis lainya nilai dari semua reaksi pergeseran dan momen untuk balok
sederhana adalah tidak tergantung bentuk penampang material.
Balok Kantilever, balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya
didukung dengan hanya satu ujung tetap.
Balok Teritisan, balok sederhanya yang memanjang yang melewati kolom
tumpuannya.
Balok Bentang Tersuspensi, balok sederhana yang ditopang oleh teristisan
dari dua bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.
Balok Kontinu, balok yang memanjang secara menerus melewati lebih dari
dua kolom tumpuan untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan
momen yang lebih kecil dari serangkaian balok tidak menerus dengan beban
yang sama.
Balok juga adalah salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan
bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai
atas. Balok terbagi beberapa macam yaitu:
1) Balok Kayu
Balok kayu menopang papan atau dek structural. Balok dapat ditopang
oleh balok induk, tiang, atau dinding penopang beban.
2) Balok Baja
Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak. Balok dapat
ditopang oleh balok induk (girder), kolom, atau dinding penopang
beban.
3) Balok Beton
Pelat beton yang dicor di tempat dikategorikan menurut bentangan dan
bentuk cetakannya.
c. Plat Lantai
2) Membran
Membran merupakan pelat tipis tanpa ketegaran lentur dan memikul
beban lateral dengan gaya geser aksial dan gaya geser terpusat. Aksi
pemikul beban ini dapat didekati dengan jaringan kabel yang tegang karena
ketebalannya yang sangat tipis membuat daya tahan momennya dapat
diabaikan.
3) Plat Fleksibel
Pelat flexibel merupakan gabungan pelat kaku dan membran dan
memikul beban luar dengan gabungan aksi momen dalam, gaya geser
transversal dan gaya geser terpusat, serta gaya aksial. Struktur ini sering
dipakai dalam industri ruang angkasa karena perbandingan berat dengan
bebannya menguntungkan.
4) Plat tebal
Pelat tebal merupakan pelat yang kondisi tegangan dalamnya
menyerupai kondisi kontinu tiga dimensi.
d. Dinding Geser
Gambar Dinding geser
Dinding Geser (shear wall) adalah suatu struktur balok kantilever tipis yang
langsing vertikal, untuk digunakan menahan gaya lateral. Biasanya dinding geser
berbentuk persegi panjang, Box core suatu tangga, elevator atau shaft lainnya.
Dan biasanya diletakkan di sekeliling lift, tangga atau shaft guna menahan beban
lateral tanpa mengganggu penyusunan ruang dalam bangunan.
Usaha untuk memonolitkan antara profil dengan beton pada struktur dinding
geser, diberikan kabel pada dinding yang berupa baja mutu tinggi. Dengan
pemberian profil sebagai tambahan untuk pengaku dalam menahan gaya lateral.
Dinding geser dengan penambahan profil memberikan hasil kapasitas yang jauh
lebih besar dibandingkan penampang dinding geser biasa dengan selisih beda
100% yang bisa dilihat pada diagram interaksi momen (Mn) dan beban axial (Pn).
Perbedaan tersebut didapat dengan menarik garis linear pada diagram tersebut.
Dengan adanya dinding geser yang kaku pada bangunan, sebagian besar beban
gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut. Perencanaan geser pada dinding
structural untuk bangunan tahan gempa didasarkan pada besarnya gaya dalam
yang terjadi akibat beban gempa. Namun, dalam prakteknya masih terdapat
keraguan akan keandalan hasil desain dinding geser berdasarkan konsep ini. Hal
ini menyebab kan masih disyaratkannya konsep desain kapasitas untuk
perencanaan dinding geser dalam berbagai proyek gedung tinggi di Indonesia.
Menurut konsep desain kapasitas, kuat geser dinding didesain berdasarkan momen
maksimum yang paling mungkin terjadi di dasar dinding.
Dalam prakteknya dinding geser selalu dihubungkan dengan system rangka
pemikul momen pada gedung. Dinding struktural yang umum digunakan pada
gedung tinggi adalah dinding geser kantilever dan dinding geser berangkai.
Dinding geser beton bertulang kantilever adalah suatu subsistem struktur gedung
yang fungsi utamanya adalah untuk memikul beban geser akibat pengaruh gempa
rencana. Kerusakan pada dinding ini hanya boleh terjadi akibat momen lentur
(bukan akibat gaya geser), melalui pembentukkan sendi plastis di dasar dinding.
e. Atap
Gambar Atap
Atap adalah bagaian paling atas dari suatu bangunan, yang melilndungi
gedung dan penghuninya secara fisik maupun metafisik
(mikrokosmos/makrokosmos). Permasalahan atap tergantung pada luasnya ruang
yang harus dilindungi, bentuk dan konstruksi yang dipilih, dan lapisan
penutupnya. Di daerah tropis atap merupakan salah satu bagian terpenting.
Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap
berfungsi menahan beban dari bahan penutup. Penopang rangka atap adalah balok
kayu / baja yang disusun membentuk segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda.
Fungsi dari atap adalah :
Mencegah pengaruh dari hembusan angin.
Penaruh beban sendiri.
Curah hujan.
Melindungi ruang bawah, manusia serta elemen yang ada dibawahnya dari
pengaruh cuaca.
Sinar cahaya matahari.
Sinar panas matahari.
Petir dan bunga api penerbangan.
3. Kuda-kuda
Kontruksi kuda-kuda adalah suatu komponen rangka batang yang berfungsi
untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat
memberikan bentuk pada atapnya. Kuda – kuda merupakan penyangga utama
pada struktur atap. Umumnya kuda-kuda terbuat dari:
a. Kuda-kuda Kayu
Digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang sekitar 12 m.
b. Kuda-kuda Bambu
Pada umumnya mampu mendukun beban atap sampai dengan 10 m.
c. Kuda-kuda Baja
Sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapar
mendukung beban atap sampai beban atap sampai dengan bentang 75 m, seperti
pada hanggar pesawat, stadion olahraga, bangunan pabrik, dan lain-lain.
Ringkasan Materi
1. struktur bangunan adalah bagian-bagian dari sebuah bangunan yang
membentuk bangunan tersebut. Bagian struktur bangunan tersebut mulai
dari pondasi, balok, kerangka, pelengkung, dinding dan lain-lainnya.
Struktur-struktur ini berfungsi untuk mendukung elemen-elemen konstruksi
lain seperti interior dan arsitektur bangunan.
2. Struktur bangunan adalah bagian-bagian dari sebuah bangunan yang
membentuk bangunan tersebut. Struktur rangka bangunan bisa dibagi
menjadi dua jenis yaitu struktur bawah dan struktur atas.
3. Struktur bawah merupakan bagian-bagian bangunan yang terletak di bawah
permukaan tanah. Contohnya adalah pondasi, basement, dan sloof.
4. Pengertian umum pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang
terhubung langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di
bwah permukaan tanah yang berfungsi memikul beban bangunan yang ada
diatas nya. Pondasi harus di perhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap beban bangunan itu sendiri, beban-beban bangunan,
gaya-gaya luar seperti tekanan angin gempa bumi, dan lain-lain.
5. Untuk mengetahui letak/kedalaman tanah yang keras dan tgangan
tanah/daya dukung tanah, maka perlu diadakannya penyelidikan tanah, yaitu
dengan cara:
Pengeboran (Driling), dari lubang hasil pengeboran akan di ketahui
contoh-contoh tanah yang kemudian dikirim ke laboratorium
mekanika tanah.
Percobaan Penetrasi (Penetration Test), dengan cara menggunakan
alat yang disebut Sondir Statik Penetrometer. Ujungnya berupa conus
yang ditekan masuk ke dalam tanah, dan secaa otomatis akan dibaca
hasil sondir tegangan tanah.
6. Galian tanah dan galian-galian lainya harus dilakukan menurut ukuran
dalam, lebar, dan sesuai dengan peil-peil yang tercamtum pada gambar.
7. Pada metode galian basement ada beberapa factor yang perlu diperhatikan
antara lain:
Jenis tanah
Kondisi proyek
Muka air tanah
Besar tekanan tanah yang bekerja
Waktu pelaksanaan
Analisa biaya dan sebagainya.
8. Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang
berada di atas muka tanah.
9. Kolom merupakan lokasi paling kritis yang dapat menyebabkan keruntuhan
pada bangunan. Fungsi kolom adalah penerus beban seluruh bangunan ke
pondasi.
10. Banyak faktor yang mempengaruhi beban tekuk (Pcr) pada suatu elemen
struktur tekan panjang. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
Panjang Kolom
Kekuatan
Kondisi Ujung Elemen
11. Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai
dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat
horizontal bangunan akan beban-beban.
Balok sederhana, balok yang bertumpu pada kolom ujung-ujungnya,
dengan satu ujung bebas berotasi dan tidak memiliki momen tahan.
Balok Kantilever, balok yang diproyeksikan atau struktur kaku
lainnya didukung dengan hanya satu ujung tetap.
Balok Teritisan, balok sederhanya yang memanjang yang melewati
kolom tumpuannya.
Balok Bentang Tersuspensi, balok sederhana yang ditopang oleh
teristisan dari dua bentang dengan konstruksi sambungan pin pada
momen nol.
12. Balok Kontinu, balok yang memanjang secara menerus melewati lebih dari
dua kolom tumpuan untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan
momen yang lebih kecil.
13. Balok terbagi beberapa macam yaitu:
Balok kayu
Balok Baja
Balok beton
14. Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi
merupakan lantai tingkat.
15. Berdasarkan aksi strukturalnya, pelat dibedakan menjadi empat, yaitu Plat
kayu, Membran, Plat Fleksibel dan Plat Tabel
16. Dinding Geser (shear wall) adalah suatu struktur balok kantilever tipis yang
langsing vertikal, untuk digunakan menahan gaya lateral. Biasanya dinding
geser berbentuk persegi panjang, Box core suatu tangga, elevator atau shaft
lainnya. Dan biasanya diletakkan di sekeliling lift, tangga atau shaft guna
menahan beban lateral tanpa mengganggu penyusunan ruang dalam
bangunan.
17. Atap adalah bagaian paling atas dari suatu bangunan, yang melilndungi
gedung dan penghuninya secara fisik maupun metafisik
(mikrokosmos/makrokosmos).
18. Fungsi dari atap adalah :
Mencegah pengaruh dari hembusan angin.
Penaruh beban sendiri.
Curah hujan.
Melindungi ruang bawah, manusia serta elemen yang ada dibawahnya
dari pengaruh cuaca.
Sinar cahaya matahari.
Sinar panas matahari.
Petir dan bunga api penerbangan.
19. Kontruksi kuda-kuda adalah suatu komponen rangka batang yang berfungsi
untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus
dapat memberikan bentuk pada atapnya. Kuda – kuda merupakan
penyangga utama pada struktur atap. Umumnya kuda-kuda terbuat dari:
Kuda-kuda kayu
Kuda-kuda Bambu
Kuda-kuda baja
Kuda-kuda beton Bertulang
Soal - Bahas
2.
BAB
MODA
3 TRANSPORTASI
c. Transportasi pipa
d. Transportasi gantung
Jalan untuk transportasi air umumnya bersifat alami (laut, sungai), tetapi
dapat pula buatan manusia (kanal/saluran, anjir). Termasuk dalam moda
transportasi air adalah :
Pelayaran rakyat
Pelayaran antar pulau
Pelayaran samudra, baik domestik maupun internasional
Prasarana lain (selain laut/sungai) adalah pelabuhan, yang merupakan
simpul transportasi laut dengan darat. Karena sifatnya sebagai tempat peralihan
moda transportasi, maka pelabuhan harus disambung dengan sistem transportasi
darat, dan dilengkapi dengan berbagai macam kemudahan.
Ada beberapa persyaratan tertentu bagi pelabuhan, sebagai ciri pelabuhan
yang baik :
a. Pelabuhan harus mampu melindungi kapal dari iklim buruk selama ada di
pelabuhan.
b. Kedalaman air harus cukup, agar kapal tetap terapung walaupun air sedang
surut.
c. Pelabuhan harus menjamin kemudahan perpindahan barang dan
penumpang.
Sebagai sarana transportasi air, bentuk maupun ukuran kendaraan air harus
cukup beragam, mulai dari perahu dayung yang sangat sederhana, rakit, sampai
kapal laut dengan daya angkut yang besar.
Kekurangan :
a. Perlu pemeliharaan yang terus menerusa.
b. Dapat menjadi sangat lambat
c. Sering terjadi penundaan.
d. Menyebabkan polusi.
Kekurangan :
a. Biaya operasional dan pemeliharaan tinggi
b. Untuk jarak yang dekat, biayanya tinggi
c. Pelayanan tidak fleksibel karena jalurnya tidak mudah dialihkan. Kalau
akanmengubah jalur harus melalui stasiun
d. Rutenya tidakmudah dipindah misal harus memutar
e. Tidak dapat mengakomodasi muatan yang tak pantas (Jawa : wagu)
f. Jalur yang sudah lama memberikan beban keruangan yang sangat besar
g. Mengganggu jenis transportasi yang lain misal jalan
3. Transportasi Air
Moda transportasi ini merupakan moda transportasi yang digunakan oleh
nenekmoyang kita (Nenek moyangku seorang pelaut). Moda transportasi ini
jugalah yangmengantarkan para manusia purba mengarungi samudera untuk
mencari daerahbaru yang lebih subur.
Kelebihan :
a. Murah
b. Jaringan alamiah
c. Dapat menggunakan jalur mana saja
d. Servis yang fleksibel
e. Kanal memacu tumbuhnya industri
f. Polusi rendah
Kekurangan :
a. Tidak cocok untuk barang-barang yang mudah rusak/membusuk
b. Tidak cocok untuk jarak dekat
c. Kanal perlu biaya mahal untuk pembangunanya
d. Route tidak fleksibe
4. Transportasi Udara
Sekilas dalam pikiran, moda transportasi ini paling nyaman, cepat tapi
mahal.
Kelebihan :
a. Sistem cepat dan efisien
b. Cocok untuk barang-barang yang sangat penting, mudah membusuk, dan
mahal
c. Dapat mencapai area yang sulit dijangkau
d. Memungkinkan gerakan yang bebas ke mana saja
Kekurangan :
Mahal
a. Sangat tergantung pada cuaca dan mudah terganggu oleh partikel-partikel
yang tersuspensi di udara misalnya abu volkanik seperti yang terjadi pada
erupsigunungapi Merapi akhir-akhir ini.
b. Pemeliharaan bandara mahal
c. Pesawat ukuran besar tidak dapat di bandara yang kecil
d. Untuk daerah yang tidak ada bandaranya tidak dapat disinggahi
e. Suara keras dan polusi
Ringkasan Materi