Anda di halaman 1dari 5

 JALAN KLAPIS

Menurut fungsi

Kolektor Sekunder: Jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder
kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga. Didesain berdasarkan kecepatan
rencana paling rendah 20 km per jam dengan lebar badan jalan minimal 9 meter, dan lalu lintas cepat
tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.

Menurut jaringan

. Sistem Jaringan Jalan Sekunder Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan yang
disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang kota yang menghubungkan kawasan-kawasan yang
mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga dan
seterusnya sampai ke perumahan. (Peraturan Pemerintah RI No. 26/1985). Sistem jaringan jalan sekunder
terdiri dari jalan arteri sekunder, jalan kolektor sekunder, dan jalan lokal sekunder.

Menurut status

4.  Jalan Kota

Jalan Kota adalah jalan umum pada jaringan jalan sekunder di dalam kota, merupakan
kewenangan Pemerintah Kota. Ruas-ruas jalan kota ditetapkan oleh Walikota dengan Surat
Keputusan (SK) Walikota

Menurut kelas

Jalan Kelas II

Jalan Kelas II adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui
Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang
tidak melebihi 12.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu
terberat 8 ton.
JALAN LINGKAR

Menurut fungsi

Kolektor Sekunder: Jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder
kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga. Didesain berdasarkan kecepatan
rencana paling rendah 20 km per jam dengan lebar badan jalan minimal 9 meter, dan lalu lintas cepat
tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.

Menurut jaringan

. Sistem Jaringan Jalan Sekunder Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan yang
disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang kota yang menghubungkan kawasan-kawasan yang
mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga dan
seterusnya sampai ke perumahan. (Peraturan Pemerintah RI No. 26/1985). Sistem jaringan jalan sekunder
terdiri dari jalan arteri sekunder, jalan kolektor sekunder, dan jalan lokal sekunder.

Menurut status

4.  Jalan Kota

Jalan Kota adalah jalan umum pada jaringan jalan sekunder di dalam kota, merupakan
kewenangan Pemerintah Kota. Ruas-ruas jalan kota ditetapkan oleh Walikota dengan Surat
Keputusan (SK) Walikota

Menurut kelas

Jalan Kelas II

Jalan Kelas II adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui
Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang
tidak melebihi 12.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu
terberat 8 ton.
Tiga Jenis Status Jalan yang ada di Indonesia
Yuk, pelajari bersama tentang berbagai jenis status jalan di Indonesia! 

1. Status jalan berdasarkan administrasi pemerintahan

Status jalan dapat dikelompokkan berdasarkan administrasi pemerintahan. Klasifikasi


status jalan ini telah diatur dalam Undan-Undang Nomor 38 Tahun 2004 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006, yang terdiri dari jalan desa, jalan kota, jalan
kabupaten, jalan provinsi, dan jalan nasional.

Seperti ini pengelompokan status jalan berdasarkan administrasi pemerintahan.

 Jalan desa – jalanan kecil yang menghubungkan antar pemukiman warga desa
atau antar kawasan lingkup pedesaan. 
 
 Jalan kota – jalanan dalam area kota yang menjadi bagian jaringan jalan sekunder.
Fungsinya sebagai penghubung antar pusat pelayanan dalam kota, pusat
pelayanan antar perumahan atau perkebunan, dan pusat pemukiman dalam kota. 
 
 Jalan kabupaten – jalanan penghubung kabupaten dan kecamatan, kabupaten
dengan pusat kegiatan lokal, penghubung jalan antar kecamatan, antar pusat
kegiatan dengan pusat kegiatan, serta jalan lokal maupun alternatif jalan provinsi
dan nasional. 
 
 Jalan provinsi – jalan yang menghubungkan ibu kota provinsi dengan ibu kota
kabupaten. Bisa pula menjadi jalan penghubung antar kabupaten atau kota dan
jalan strategis provinsi. 
 
 Jalan nasional – status jalan nasional seringnya diberikan kepada jalan strategis
nasional dan jalan tol. Jalan nasional menjadi penghubung antar ibu kota provinsi. 

2. Status jalan berdasarkan fungsi

Di samping status jalan berdasarkan administrasi pemerintahan, ada pula pengelompokan


jalan berdasarkan fungsi pembuatannya. Berikut ini contohnya. 

 Jalan lingkungan – ruas jalan umum untuk kendaraan dengan jarak tempuh dekat
dan berkecepatan rendah. 
 
 Jalan lokal – jalanan selebar lebih dari 5 meter untuk melayani kendaraan berjarak
tempuh dekat berkecepatan lebih dari 40 km/jam.
 
 Jalan kolektor – ruas jalan selebar lebih dari 7 meter untuk dilewati kendaraan
dengan jarak tempuh sedang dan berjalan di kecepatan lebih dari 40 km/jam.
Kapasitas jalan kolektor lumayan besar dengan lalu lintas rata-rata. Ada dua jenis
jalan kolektor, yaitu jalan kolektor primer dan jalan kolektor sekunder.
 
 Jalan arteri – jalan arteri fungsinya menampung perjalanan angkutan utama
dengan jarak tempuh jauh. Kecepatan yang diperbolehkan di jalan arteri mencapai
60 km/jam dan lebih. Karena lebar ruas jalannya bisa mencapai lebih dari 8 meter,
maka kapasitas jalan arteri sangat besar dengan volume lalu lintas rata-rata. Jenis
jalan arteri terbagi dua, yaitu jalan arteri primer dan sekunder.

Baca juga: Pahami Perbedaan Tanda Dilarang Parkir dan Dilarang Berhenti

3. Status jalan berdasarkan muatan sumbu

Terakhir, ada status jalan berdasarkan muatan sumbu kendaraan. Pengelompokan jalan
ini dibagi menjadi kelas I, II, III A, III B, dan III C. Begini penjelasan masing-masing
kelompok jalan berdasar muatan sumbu.

 Kelas I – ruas jalan arteri yang boleh dilewati kendaraan bermotor, dengan ukuran
muatan lebar tidak lebih dari 2500 mm, panjang kurang dari atau sama dengan
1800 mm, dan berat lebih dari 10 ton. 
 
 Kelas II – jalan arteri untuk kendaraan dengan muatan lebar tidak lebih dari 2500
mm, panjang kurang dari dan sama dengan 1800 mm, serta berat maksimal barang
yang diangkut adalah 10 ton. 
 
 Kelas III A – jalan arteri dan kolektor untuk kendaraan bermuatan lebar kurang
dari dan sama dengan 2500 mm, panjang tidak lebih dari 1800 mm, dan berat
maksimal 8 ton. 
 
 Kelas III B – jalan kolektor untuk kendaraan bermotor dengan muatan lebar tidak
melebihi 2500 mm, panjang tidak lebih dari 1200 mm, dan berat maksimal
muatannya adalah 8 ton. 

 Kelas III C – jalan lokal dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan dengan
muatan lebar tidak lebih dari 2100 mm, panjang maksimal 900 mm, dan batas
berat muatan 8 ton. 

Mengetahui status jalan di Indonesia sangatlah penting bagi seorang pengemudi mobil.
Sebab, ketika Anda berkendara di ruas jalan dan ternyata jenis kendaraan tidak sesuai
status jalanan tersebut, bisa-bisa AutoFamily akan dikenakan tilang. Selain itu para
pengemudi juga harus memahami berbagai macam aturan di jalanan mulai dari marka
jalan dan rambu-rambu lalu lintas lainnya.

Baca juga: Informasi Lengkap Tarif Tol Jakarta-Bandung 2021

Namun, bila AutoFamily menggunakan Toyota Yaris tipe terbaru dengan bodi ramping,


maka berkendara di ruas jalanan apapun, termasuk jalan desa, tetap akan muat dan
lancar. Bila ingin coba melakukan test drive, silakan temukan cabang Auto2000 terdekat
dari rumah Anda. 

Jalan lingkar adalah jalan yang melingkari pusat kota, yang berfungsi untuk mengalihkan sebagai
arus lalu lintas terusan dari pusat kota. Biasanya merupakan bagian jaringan jalan dengan pola
radial membentuk ring radial. Semakin besar kota semakin banyak ring digunakan, seperti di Jakarta
ada ring dalam ada Jakarta Outer Ring Road (JORR) dan sekarang sedang dalam perencanaan
untuk membuat ring di luarnya lagi serta ring jalan tol di pusat kota

Anda mungkin juga menyukai