NAMA KELOMPOK
SATRIA PUTRA PN
ADI AHDA SAPRATAMA
IMIN SUGANDI
ZUKRI MAULIDINSYAH
HENDRA GUNAWAN
LATAR BELAKANG
▷ Sejarah Beton
▷ Inovasi dalam Beton Ringan
▷ Agregat Penyusun Beton
2
“
Perkembangan dan kemajuan teknologi
beton pun sangat pesat
di seluruh dunia, tak terkecuali di
Indonesia. Inovasi-inovasi baru, terutama
pada material,
kerap dilakukan untuk mendapatkan
beton yang lebih kuat, lebih awet,
ekonomis serta
ringan
3
Rumusan Masalah
1. 2
Bagaimana pengaruh Bagaimana pengaruh
komposisi semen, agregat komposisi semen dan
halus berupa plastik dan agregat halus, dan
agregat agregat kasar berupa
kasar berupa batu bata batu bata terhadap
pecah terhadap kuat tekan modulus elastisitas beton
beton? ringan?
4
Batasan Masalah
5
Tujuan Penelitian
First Second
6
2
Tinjauan Pustaka
7
BETON
8
BETON RINGAN
▷ SEMEN
Semen adalah bahan perekat hidrolis-anorganik
berbentuk powder halus yang mempunyai sifat
pengikatan kimia (adhesif & kohesif) dan dapat
membentuk senyawa baru (pasta hingga padatan),
bila direaksikan dengan dalam waktu tertentu.
bahan-bahan utama penyusun semen portland
▷ Bahan utama yang membentuk semen portland
adalah kapur (CaO) sekitar 60%-65%,silika (SiO2) adalah :
sekitar 20%-25%, dan oksida besi serta alumina
Batu kapur yang mengandung senyawa CaO yang
(Fe2O3 dan Al2O3) sekitar 7%-12%.
berasal dari kapur, lime
Lempung yang mengandung senyawa-senyawa
SiO2 dari silica, Al2O3 dari alumina, serta Fe2O3 dari
oksidasi besi.
▷ A G R E G AT K A S A R
( B AT U B ATA
PECAH)
Berdasarkan SNI 15-2094-1991, SII-
0021-78, batu bata merupakan suatu
unsur bangunan yang di peruntukkan
pembuatan konstruksi bangunan dan
yang dibuat dari tanah dengan atau
tanpa campuran bahan-bahan lain,
dibakar cukup tinggi.
12
AIR
▷ Menurut SNI 03-2847-2002 air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
1. Air untuk pembuatan campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan perusak yang mengandung oli,
asam, alkali, garam, bahan organik, ataupun bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
2. Air yang digunakan untuk campuran beton prategang atau pada beton yang di dalamnnya tertanam logam
alumunium ,termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida
dalam jumlah yang membahayakan.
3. Apabila air tidak dapat diminum maka pemilihan proposi campuran beton harus didasarkan pada
campuran beton yang menggunakan air dari sumberyang sama.
13
A B U S E K A M PA D I
Limbah sekam padi sebagai produk pertanian mengandung kurang lebih 20-25%
silika.
Senyawa silika yang dimiliki abu sekam sangat bermanfaat di dalam bidang
konstruksi, karena bahan yang mengandung silika dapat menjadi pengganti dari
semen yang mana memiliki harga yang sangat tinggi.
Dalam ACI Materials Journal, disebutkan bahwa bahan tambah berupa abu sekam
padi sebanyak 20 % memiliki kuat tekan lebih besar 15,3 % dan campuran ini
menunjukkan kuat tekan dan kuat tarik yang paling tinggi.
14
Kuat Tekan
P
f 'c
A
f 'c
= Tegangan tekan beton (N/mm²)
P = Besar gaya yang mampu ditahan silinder (N)
A = Luas penampang silinder (mm²)
15
Modulus
Elastisitas
𝜎
𝐸=
𝜀
16
3
Metodologi Penelitian
17
▷ Laboratorium Struktur dan Bahan
Kontruksi Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya
▷ T E M PAT D A N WA K T U P E N E L I T I A N
18
Add an image Add an image
19
ICON ICON
▷ Alat Uji
▷ Saringan
Te k a n
Agregat
Beton
▷ Alat
▷ Pemotong ▷
Alat Uji Ti m b a n g a n
Plastik
Slump digital
20
Add an image
ICON ICON
▷ Ekstensom
eter
▷ Ti m b a n g a n
Digital
Add an image
ICON ICON ICON
▷ Mixer
▷ Ay a k a n ▷ Bekisting
Beton
Agregat Silinder
21
Tahapan
Penelitian
22
Variasi Komposisi Agregat
( Va r i a b e l B e b a s )
A B ▷C
▷ 1:0,4:0,7 ▷ 1:0,3:0,65 ▷ 1:0,35:0,55
23
Rancangan Penelitian
Dimensi Silinder
15 30 1 : 0,4 : 0,7 5
15 30 1 : 0,3 : 0,65 5
15 30 1 : 0,35 : 0,55 5
37
Skema Pembebanan Silinder
26
B e r a t Vo l u m e S i l i n d e r
Berat Volume
Umur Berat Volume Berat Volume
Kode Benda Rata-Rata
Uji
(Hari) (kg) (cm3) (kg/m3) (kg/m3)
1750 1736
1700 1689
1680 Benda Uji 1
1670
1661 1661 Benda Uji 2
1651 1651 1651
1650 1632 Benda Uji 3
1623 1623 1623 Benda Uji 4
1614
1604 Benda Uji 5
1600
1550
1500
A B C
Variasi Komposisi
28
Hasil Uji Tekan Silinder Beton
Hasil uji kuat tekan benda uji silinder beton
6.997
7.000 6.726 6.652
6.1436.307 6.307
6.109
5.798 5.905
6.000 5.555
5.272
5.023 4.921 5.000
Kuat Tekan (MPa)
5.000 4.808
Benda Uji 1
Benda Uji 2
4.000 Benda Uji 3
Benda Uji 4
3.000 Benda Uji 5
2.000
1.000
0.000
A B C
Variasi Komposisi
30
Hubungan Perbandingan Rasio Semen/Agregat dengan
Kuat Tekan Beton Ringan
7.500
Kuat Tekan (MPa)
6.500
f(x) = − 60.43 x² + 125.56 x − 58.98
R² = 0.27
5.500
4.500
3.500
2.500
1.500
0.500
0.85 0.90 0.95 1.00 1.05 1.10 1.15 1.20
31
Grafik Gaya Tekan dan Defleksi
Beton Plastik Variasi 1
120.000
100.000
80.000
Gaya Tekan (KN)
B.P.A.1
B.P.A.3
60.000 B.P.A.4
B.P.A.5
RATA RATA
40.000
20.000
0.000
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00
Deformas (mm)
32
Grafik Gaya Tekan dan Defleksi
Beton Plastik Variasi 2
140.000
120.000
Gaya Tekan (KN)
100.000
B.P.B.2
80.000 B.P.B.3
B.P.B.4
B.P.B.5
60.000 RATA RATA
B.P.B.1
40.000
20.000
0.000
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50
Deformasi (mm)
33
Grafik Gaya Tekan dan Defleksi
Beton Plastik Variasi 3
140.000
120.000
100.000
Gaya Tekan (KN)
B.P.C.1
80.000
B.P.C.3
B.P.C.4
60.000 B.P.C.5
RATA RATA
40.000
20.000
0.000
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00
Deformasi (mm)
34
Grafik Tegangan dan Regangan
Beton Plastik Variasi 1
7.000
6.000
5.000
Tegangan (MPa)
4.000 B.P.A.1
B.P.A.3
B.P.A.4
3.000 B.P.A.5
RATA RATA
2.000
1.000
0.000
0.0000 0.0050 0.0100 0.0150 0.0200 0.0250
Reagangan (mm/mm)
35
Grafik Tegangan dan Regangan
Beton Plastik Variasi 2
8.000
7.000
6.000
5.000
B.P.B.1
Tegangan (MPa)
B.P.B.2
4.000 B.P.B.3
B.P.B.4
B.P.B.5
3.000 RATA-RATA
2.000
1.000
0.000
0.0000 0.0050 0.0100 0.0150 0.0200 0.0250 0.0300
Regangan (mm/mm)
36
Grafik Tegangan dan Regangan
Beton Plastik Variasi 3
7.000
6.000
5.000
Tegangan (MPa)
4.000 B.P.C.1
B.P.C.2
B.P.C.4
3.000 B.P.C.5
RATA-RATA
2.000
1.000
0.000
0.0000 0.0020 0.0040 0.0060 0.0080 0.0100 0.0120 0.0140 0.0160 0.0180
Regangan (mm/mm)
37
Beban Tegangan 40% Tegangan Deformasi Saat Regangan Saat Secan Modulus Modulus
No Kode Benda Maksimum Maksimum Maksimum 40% Tegangan 40% Tegangan Elastisitas Elastisitas
38
Initial Tangen
Tegangan Awal Modulus Elastisitas
No Kode Benda Regangan awal Modulus
(Mpa) Rata-Rata (Mpa)
Elastisitas (Mpa)
39
Beban Kuat Berat Berat Isi Modulus
Beton
Maksimum Benda Uji
Tekan Elastisitas
No Kode Benda Rata Rata
(kg) (𝑘𝑔/𝑚3 )
(kN) (MPa) (MPa)
40
Secan Modulus Initial Tangen Modulus Selisih Nilai Secan Modulus Selisih Nilai Initial-Tangen
Elastisitas Modulus Elastisitas Elastisitas dan Modulus Elastisitas dan
No Kode Benda Elastisitas Berdasarkan SNI Berdasarkan SNI Berdasarkan SNI
Uji (MPa)
(MPa) (MPa) (MPa) (MPa)
1 B.P.A.1
2 B.P.A.2
3 B.P.A.3 2042.275 2036.364 6574.361 4532.086 4537.997
4 B.P.A.4
5 B.P.A.5
6 B.P.B.1
7 B.P.B.2
8 B.P.B.3 2237.460 2402.155 7144.928 4907.468 4742.773
9 B.P.B.4
10 B.P.B.5
11 B.P.C.1
12 B.P.C.2
13 B.P.C.3 2063.351 2116.498 6882.678 4819.326 4766.179
14 B.P.C.4
15 B.P.C.5
41
Initial Tangen Modulus
Berat
Kuat Tekan Secan Modulus Modulus Elastisitas
No
Kode Benda
Rata-Rata Rata-Rata Elastisitas Elastisitas (Berdasarkan SNI)
Uji
(kg) (MPa) (MPa) (MPa) (MPa)
42
Modulus Elastisitas (MPa)
Hubungan Perbandingan Rasio Semen/Agregat dengan Modulus Elastisitas
Beton Ringan
Modulus Elastisitas Regresi
3000.500
2500.500
1500.500
1000.500
500.500
0.500
0.85 0.90 0.95 1.00 1.05 1.10 1.15 1.20
43
Sampel
Variasi Komposisi ΣAi Aj A Aj-A
1 2 3 4 5
1.8 : 0.66 : 1.3 5.272 5.023 5.798 4.808 5.905 26.806 5.361 -0.495
2 : 0.66 : 1.3 6.726 4.921 6.997 6.143 6.307 31.094 6.219 5.856 0.362
2 : 0.7 : 1.1 6.629 6.652 5.000 6.109 5.555 29.946 5.989 0.133
2
2 2 (Ai-Aj) 2 2
Variasi Komposisi (Aj-A) Σ(Aj-A) Σ(Ai-Aj) ΣΣ(Ai-Aj)
1 2 3 4 5
1.8 : 0.66 : 1.3 0.2452 0.00799 0.11442 0.19070 0.30604 0.29611 0.915
2 : 0.66 : 1.3 0.1313 0.3941 0.25687 1.68381 0.60582 0.00575 0.00779 2.560 5.506
2 : 0.7 : 1.1 0.0176 0.41001 0.43950 0.97766 0.01438 0.18872 2.030
44
Sumber Variasi Jumlah Derajat Rataan
Fhitung Ftabel
Kuadrat Kebebasan Kuadrat
45
Sampel
Variasi Komposisi ΣAi Aj A Aj-A
1 2 3 4 5
1.8 : 0.66 : 1.3 1558.654 0.000 2075.066 2421.848 2113.531 8169.100 1633.820 -206.834
2 : 0.66 : 1.3 2177.832 2091.515 2162.762 2610.788 2144.404 11187.301 2237.460 1840.654 396.806
2 : 0.7 : 1.1 2150.095 2264.400 0.000 2108.000 1730.909 8253.404 1650.681 -189.973
2
2 2 (Ai-Aj) 2 2
Variasi Komposisi (Aj-A) Σ(Aj-A) Σ(Ai-Aj) ΣΣ(Ai-Aj)
1 2 3 4 5
1.8 : 0.66 : 1.3 42780.170 5649.873 2669367.815 194698.427 620988.292 230122.733 3720827.141
2 : 0.66 : 1.3 157455.394 236325.23490 3555.561 21299.951 5579.793 139373.573 8659.445 178468.322 7465686.03
2 : 0.7 : 1.1 36089.671 249414.715 376651.176 2724747.321 209140.791 6436.568 3566390.570
46
Jumlah Derajat Rataan
Sumber Variasi Fhitung Ftabel
Kuadrat Kebebasan Kuadrat
Total 8647312.2074 14
47
5
Kesimpulan dan Saran
48
Kesimpulan
Hasil analisis tekan beton ringan untuk setiap variasi 1,8 : 0,66 : 1,3; 2 : 0,66 : 1,3; dan 2 : 0,70 : 1,1
memberikan hasil kuat tekan rata-rata pada tiap variasi adalah 5,361 MPa, 6,219 Mpa, dan 5,989
Mpa. Kuat tekan paling besar terdapat pada komposisi 2 : 0,66 : 1,3 dengan kadar rasio
semn/agregat sebesar 1,020 menghasilkan kekuatan sebesar 6,219 MPa. Hubungan antara variasi
komposisi semen, agregat kasar batu bata dan agregat halus limbah plastik dan kuat tekan tidak
memiliki hubungan yang kuat. Hasil dari regresi pada data kuat tekan tidak sebanding dengan
bertambahnya kadar semen pada setiap variasi dengan hasil pendekatan polinomial y = -60,426x 2
+ 125,56x – 58,982 dan R2 = 0,2684. Hasil kuat tekan terus meningkat seiring dengan
bertambahnya semen. Setelah dianalisis statistik dengan uji analisis ragam satu arah, nilai Fhitung
lebih kecil daripada Ftabel. Hal tersebut menunjukkan belum adanya interaksi antara variasi
komposisi semen dan agregat terhadap kuat tekan beton ringan.
49
Hasil analisis modulus elastisitas beton ringan dengan 3 metode untuk setiap variasi 1,8 : 0,66 : 1,3;
2 : 0,66 : 1,3; dan 2 : 0,70 : 1,1 menghasilkan kekuatan kekuatan paling besar terdapat pada
komposisi 2 : 0,66 : 1,3 dengan kadar rasio semen/agregat sebesar 1.02041 menghasilkan modulus
elastisitas sebesar 2237,460 MPa untuk secant modulus elastisitas, 2402.155 MPa untuk initial-
tangen modulus elastisitas dan 7144,928 MPa untuk modulus elastisitas berdasarkan rumus SNI.
Dari keseluruhan pembahasan, hubungan antara variasi komposisi semen, agregat kasar batu bata
dan agregat halus limbah plastik dan kuat lentur memiliki hubungan yang lemah sekali dengan hasil
pendekatan polinomial dengan y =-64256x2 + 130493x - 64014 dan R2 = 0,1366. Melihat hasil
regresi yang juga tidak sebanding dengan bertambahnya rasio semen dan agregat. Jika ditinjau dari
hasil analisis ragam, nilai Fhitung yang lebih kecil dari Ftabel menunjukkan bahwa belum adanya
interaksi antara variasi komposisi semen dan agregat terhadap modulus elastisitas beton ringan.
50
Hasil dari berat volume rata-rata pada penelitian ini untuk variasi komposisi 1,8 : 0,66 : 1,3 pada
benda uji silinder yaitu sebesar 1636,235 kg/m3. Untuk variasi 2 : 0,66 : 1,3 pada benda uji
silinder dan balok berturut-turut adalah sebesar 1643,784 kg/m 3. Sedangkan untuk variasi 2 :
0,70 : 1,1 pada benda uji silinder dan balok masing-masing menghasilkan berat volume rata-rata
sebesar 1619,250 kg/m3. Menurut SNI 03-2461-2002.beton ringan memiliki berat volume beton
maksimum sebesar 1850 kg/m3 dan harus memiliki persyaratan kuat tekan dan kuat tarik belah
untuk tujuan struktural. Jika berat volume benda uji dari variasi komposisi semen, agregat batu
bata pecah dan agregat halus limbah plastik dibandingkan dengan SNI maka benda uji dengan
variasi komposisi tersebut memenuhi syarat beton ringan, tetapi masih belum memenuhi untuk
persyaratan kuat tekan dari beton normal.
51
Saran
Mencari cara mendesain campuran beton agar mampu mencapai mutu yang ditargetkan, apalagi
dengan menggunakan material tambahan atau pun material pengganti.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perbedaan hasil kuat beton pada penggunaan agregat
batu bata yang kering dan diperlakukan SSD.
Perlunya memperhatikan kebutuhan air atau FAS, karena sangat mempengaruhi hasil dari kualitas
beton. Penambahan atau pengurangan air yang sedikit akan sangat mempengaruhi hasil dari kualitas
beton.
Sebaiknya tidak menggunakan slump sebagai parameter kemudahan dalam pengerjaan beton. Tingkat
kemudahan yang dihasilkan oleh nilai slump pada beton normal tidak dapat diterapkan pada beton
plastik.
52
Saran
Sebaiknya pengujian benda uji beton plastik dilakukan lebih dari 28 hari, agar kekuatan
beton dapat mencapai optimal. Limbah plastik yang dipotong menjadi serpihan yang pipih,
membuat air lebih susah menguap dibandingkan dengan pasir. Serpihan-serpihan plastik
dapat menekuk di dalam adonan beton, membuat pasta semen mengisi rongga tersebut
dan membuat air terperangkap dan susah untuk menguap.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai metode pemadatan pada beton dengan
agregat kasar batu bata dan agregat halus limbah plastik. Metode pemadatan beton
normal tidak dapat diterapkan pada beton plastik. Karena plastik yang cenderung
mengembang ketika ditekan.
54