1. Jalan adalah Jalur-jalur tanah di atas permukaan bumi yang sengaja dibuat
V
oleh manusia dengan bentuk, ukuran-ukuran dan konstruksinya sehingga
dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan
kendaraan
yang mengangkut barang-barang dari tempat yang satu ke tempat yang
lainnya dengan cepat dan mudah. (Silvia Sukirman, 1994).
2. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan
bagi lalu lintas, yang di atas dipermukaan tanah, di bawah permukaan tanah
Dan/ atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori,
dan jalan kabel. (Undang Undang No.38/ 2004)
3. Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu Lintas umum, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/ atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel. (UU
no 22 tahun 2009
B. KLASIFIKASI DAN JENIS-JENIS
JALAN
Klasifikasi Jalan Berdasarkan Fungsinya
a. Jalan Arteri
Jalan arteri dipergunakan untuk pelayanan angkutan utama dengan
ciri-ciri perjalanan yang ditempuh adalah perjalanan jarak jauh, yang
memiliki kecepatan rata-rata pengguna jalan yang tinggi, sementara
banyaknya jalan masuk menuju jalan ini diberikan batasan
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 tahun
2006, dapat membedakan jalan Arteri sendiri menjadi beberapa kriteria lagi, yaitu
meliputi:
1) Arteri Primer adalah Jalan yang menjadi penghubung antar pusat
kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat
kegiatan wilayah.
2) Arteri Sekunder adalah Jalan yang menjadi penghubung antara
kawasan utama dengan kawasan pembantu pertama, antar kawasan
pembantu pertama, atau kawasan pembantu pertama dengan kawasan
pembantu kedua.
1) Kolektor Primer merupakan jalan yang menjadi penghubung antara
pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat
kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat
kegiatan lokal. Kecepatan rencana yang direncanakan pada jalan
ini terendah 40 kilometer/ jam dan mempunyai lebar badan jalan
minimal 9 meter, dengan jumlah jalan masuk ke jalan ini dibatasi.
b. Jalan kelas II, merupakan jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang
dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar maksimal 2.500
milimeter, ukuran panjang maksimal 12.000 milimeter, ukuran tinggi
maksimal 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton;
C. Jalan kelas III, merupakan jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan
yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar maksimal
2.100 milimeter, ukuran panjang maksimal 9.000 milimeter, ukuran
tinggi maksimal 3.500 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton. Jalan
kelas III sendiri dapat dibedakan menjadi tiga kriteria:
1) Jalan Kelas III A, merupakan jalan arteri ataupun berupa jalan kolektor,
jalan ini bisa dilewati oleh kendaraan bermotor termasuk muatannya,
yang mempunyai batasan ukuran lebar maksimal 2.500 milimeter,
dengan panjang maksimal 18.000 milimeter, serta muatan sumbu
yang diperbolehkan paling berat 8 ton
2) Jalan Kelas III B, merupakan jalan kolektor yang bisa dilewatikendaraan bermotor
termasuk muatannya, yang mempunyai batasan
ukuran lebar maksimal 2.500 milimeter, dengan panjang maksimal
12.000 milimeter, serta muatan sumbu yang diperbolehkan paling
berat 8 ton.
3) Jalan III C, merupakan Jalan lokal ataupun berupa jalan lingkungan,
jalan ini bisa dilewati oleh kendaraan bermotor termasuk muatannya,
yang mempunyai batasan ukuran lebar maksimal 2.100 milimeter,
dengan panjang maksimal 9.000 milimeter, serta muatan sumbu
paling berat yang diperbolehkan 8 ton.
d. Jalan kelas khusus, merupakan jalan arteri yang bisa dilewati kendaraan
bermotor dengan ukuran lebar lebih dari 2.500 milimeter, dengan
panjang lebih dari 18.000 milimeter, dengan ketinggian maksimal 4.200
Selain klasifikasi menurut UU no 22 tahun 2009 di atas, kita juga masih
mengenal klasifikasi jalan yang lain, seperti klasifikasi jalan menurut medan/
daerahnya.
4. Klasifikasi jalan berdasarkan medannya
Pedoman klasifikasi jalan berdasarkan medan menurut Tata Cara
Perencanaan Geometri Jalan Antar Kota No 038/ TBM/ 1997 adalah sebagai
berikut.
a. Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar
b. Klasifikasi jalan yang dipergunakan untuk perencanaan geometrik yang