klasifikasi jalan
oleh kelompok 4
Anggota kelompok
• Intan Suci Pratiwi Nasution
• MHD Zakky El Faruq
• Syahrul Nizam
• Viola Nuraisyah
• Yehezkiel
pengertian
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 disebutkan
bahwa jalan adalah suatu prasarana transportasi yang meliputi segala
bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali
jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel.
Fungsi jalan
Fungsi jalan raya sebagai prasarana transportasi dalam kegiatan
ekonomi adalah pemerataan perekonomian dengan adanya jalan raya
sebagai penghubung.
Fungsi lain non ekonomi termasuk sebagai integritas bangsa,
prasarana pertukaran budaya atau pun sebagai pendukung ketahanan
dan pertahanan bangsa.
Fungsi jalan juga untuk perwujudan dan perkembangan antar wilayah
yang seimbang, pemerataan hasil pembangunan serta pemantapan
pertahanan dan keamanan nasional dalam rangka mewujudkan
pembangunan nasional
Sejarah jalan
Awal Perkembangan jalan diberbagai wilayah Secara umum masih
merupakan jalan setasak arau yalan tanah. Peradaban kuno yang
telah berhasil membangun teknologi jalan yang lebih "modern"
diantaranya Tiongkok, Mesopotamia, Yunani, dan Romawi Modern
disini darar diartikan bahwa jalan tersebut tidak hanya dapat
dilistasi dengan berjalan kaki, tetapi juga dapat dilewati kendaroon
beroda yang ditarik dengan kuda. Hal ini disebabkan Peradaban
tersebut sudah mengembangkan teknik Pemadatan.Pada
Pembangunan jalan, Sehingga Struktur jalan menjadi lebih kuat.
Jalan Pada maso klasik (Kuno)
Di Nusantara sendiri tidak ada data yang pasti kapan teknologi jalan "Modern"
diterarkan. Hal ini disebabkan oleh kondisi mais nusantara yg berupa kepulauan, Serta
kondis alam yang berupa hutan lebat dengan kontur pegunungan
4. Jalan Kota
Jalan Kota adalah jalan umum pada jaringan jalan sekunder di dalam kota, merupakan
kewenangan Pemerintah Kota. Ruas-ruas jalan kota ditetapkan oleh Walikota dengan
Surat Keputusan (SK) Walikota.
5. Jalan Desa
Jalan Desa adalah jalan lingkungan primer dan jalan
lokal primer yang tidak termasuk jalan kabupaten di
dalam kawasan perdesaan, dan merupakan jalan
umum yang menghubungkan kawasan dan/atau
antar permukiman di dalam desa.
Klasifikasi jalan berdasarkan kelas dan
medan jalan
Kelas jalan diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009
tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan. Jalan dikelompokkan dalam
beberapa kelas berdasarkan:
a. Fungsi dan intensitas lalu lintas guna kepentingan pengaturan
penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas angkutan jalan.
b. Daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi
kendaraan bermotor.
Pengelompokan jalan menurut Kelas Jalan terdiri dari:
a. Jalan Kelas I
Jalan Kelas I adalah jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar
tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200
milimeter, dan muatan sumbu terberat 10 ton.
b. Jalan Kelas II
Jalan Kelas II adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, ukuran
paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton
c. Jalan Kelas III
Jalan Kelas III adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 meter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, ukuran
paling tinggi 3.500 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton.
Dalam keadaan tertentu daya dukung Jalan Kelas III dapat ditetapkan muatan sumbu terberat kurang dari 8
ton.
d. Jalan Kelas Khusus
Jalan Kelas Khusus adalah jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar melebihi
2.500 milimeter, ukuran panjang melebihi 18.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan
muatan sumbu terberat lebih dari 10 ton..
Any questions?
Thank
you