DI SUSUN OLEH :
E1A120008
UNIVERSITAS HALUOLEO
FAKULTAS TEKNIK
S1 TEKNIK SIPIL
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
membarikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang diberikan oleh dosen Siti Nurjanah Ahmad, ST.,MT
DR., yang berjudul “KEGAGALAN PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
KONSTRUKSI BANGUNAN JEMBATAN” ini dengan baik dan lancar. Seiring
dengan berakhirnya penyusunan malakah ini, sepantasnyalah saya mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung saya dalam menyusun
makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB 1....................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan..............................................................................5
BAB II...................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................12
A. Kesimplan.............................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................12
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan jalan melalui
suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini dapat berupa jalan lain (jalan air
atau jalan lalulintas biasa). Perkembangan transportasi yang semakin erat kaitannya
dengan pembangunan, baik berupa pembangunan arus kendaraan sehingga tercipta
efisiensi waktu dalam beraktifitas.
Sebagai alat penghubung, jembatan harus mempunyai struktur yang kuat yang
dapat memberikan keselamatan bagi masyarakat pengguna. Walaupun demikian tidak
berarti jembatan harus dibuat kokoh dan lebih kuat secara berelebihan . diusahakan
menggunakan konstruksi jembatan yang ekonomis, tetapi memiliki kekuatan yang baik,
menggunakan mutu bahan yang tinggi dan waktu pembuatan yang cepat. Banyak system
yang bias dipilih dalam membangun sebuah jembatan yang sesuai dengan yang
direncanakan. Salah satunya adalah dengan system jembatan beton prategang.Balok
beton prategang adalah suatu struktur beton khusus dengan cara member tegangan awal
tertentu pada balok dengan arah berkebalikan dengan arah beban luar yang akan bekerja.
Gaya prategang diberikan dengan menarik baja mutu tinggi yang bentuknya seperti
untaian kabel yang disebut sebagai yendon.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis.
Kegagalan ini dapat disebabkan karena kegagalan pada proses pengadaan barang
atau jasa, atau kegagalan saat proses pelaksanaan konstruksi. Kegagalan pekerjaan
konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak kerja konstruksi baik
sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna jasa atau penyedia
jasa. (PP. 29/2000 pasal 31 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi).
3. HAKI pada tahun 2001 coba mengkaitkan dengan UU No.18 Tahun 1999 Tentang
Jasa Konstruksi, dan memberikan usulan definisi sebagai berikut:
1) Definisi Umum: Suatu bangunan baik sebagian maupun keseluruhan dinyatakan
mengalami kegagalan bila tidak mencapai atau melampaui nilai-nilai kinerja
tertentu (persyaratan minimum, maksimum dan toleransi) yang ditentukan oleh
Peraturan, Standar dan Spesifikasi yang berlaku saat itu sehingga bangunan tidak
berfungsi dengan baik.
6
2) Definisi Kegagalan Bangunan akibat Struktur. Suatu bangunan baik sebagian
maupun keseluruhan dinyatakan mengalami kegagalan struktur bila tidak
mencapai atau melampaui nilai-nilai kinerja tertentu (persyaratan minimum ,
maksimum dan toleransi) yang ditentukan oleh Peraturan, Standar dan
Spesifikasi yang berlaku saat itu sehingga mengakibatkan struktur bangunan
tidak memenuhi unsur-unsur kekuatan (strength), stabilitas (stability) dan
kenyamanan layak pakai (serviceability) yang disyaratkan
7
B. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Kegagalan Proyek Konstruksi
Jembatan pada Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan
1. Kesalahan Perencanaan
8
berlaku. Jadi pada tahap ini jika tidak dilakukan dengan benar maka akan
memberikan dampak yang signifikan dalam tahapan kedepannya yang
tentunya merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kegagalan suatu
konstruksi.
5. Perawatan konstruksi
Perawatan bangunan juga berperan penting terhadap kelangsungan umur dan
kualitas produk konstruksi, tentunya dalam hal ini diperluhkan sistem
manajemen perawatan bangunan. Jika perawatan tidak dilakukan secara rutin
dan berkala maka dapat juga berpotensi terhadap meningkatnya risiko
kegagalan bangunan. Inspeksi perawatan bangunan berfungsi untuk
mendeteksi secara dini kerusakan dari fisik bangunan/infrastruktur sehingga
langkah repair/perbaikan dapat dilakukan sejak dini sehingga menghindari
tingkat kerusakan yang lebih buruk serta pembengkakan biaya perawatan.
9
6. Kegagalan akibat bencana
Faktor ini merupakan faktor diluar dugaan dan kemampuan manusia yang
sulit untuk diprediksi secara tepat (Act of God), faktor bencana merupakan
faktor yang sangat fatal terhadap kegagalan konstruksi. Bencana dalam hal ini
dapat berupa bencana alam maupun akibat faktor internal/kelalaian manusia
seperti bencana gempa/Earth Quake, flood/banjir, Tsunami, tanah
longsor/land slide, Topan, kebakaran, ledakan, Amblas, dsb. Oleh karena itu
untuk mengurangi tingkat risiko akibat faktor ini maka banyak pihak pemilik
produk konstruksi mengalihkan risiko tersebut ke pihak ke-3 seperti asuransi.
Sumber : Google.com
10
Pertama, manajemen pelaksanaan konstruksi secara lengkap. Pembangunan prasarana
adalah rangkaian dari banyak sekali sub-sub kegiatan yang direncanakan dan
dijadwakalkan untuk mewujudkan suatu prasarana sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Dana (money) yang dibutuhkan untuk membeli dan mengadakan material, peralatan,
teknologi, maupun tenaga kerja
Bahan bangunan (material) sebagai komponen utama dari konstruksi bangunan yang
akan dibangun Peralatan konstruksi (machines) yang diperlukan untuk mengerjakan
pekerjaan dengan hasil sesuai dengan mutu yang telah ditentukan. Tata kerja dan
teknologi (methods) yang akan digunakan dalam pembangunan.
Jadwal kegiatan (time schedules), untuk memastikan time frame untuk setiap tahapan
kegiatan dapat berjalan dengan lancar karena tersedianya segala sumber daya yang
dibutuhkan pada saat yang tepat.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jembatan memiliki peran penting bagi setiap orang, selain sebagai penghubung
dua bagian jalan, jembatan juga berperan untuk menunjang kelancaran lalu lintas dan
meningkatkan aktifitas perekonomian di daerah yang mulai berkembang
B. Saran
12