SISTEM TRANSPORTASI
Disusun Oleh :
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB IV. PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
saran, tanggapan, dan masukan untuk Dinas terkait atau Pemerintah
Daerah.
2
LANDASAN TEORI
2.1 Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap, dan perlengkapannya yang
diperuntukkan untuk lalu lintas, yang terletak di permukaan tanah, diatas
permukaan tanah, dibawah permukaan tanah atau air.
4
kecepatan arus lalulintas bebas. Kecepatan arus lalulintas bebas secara
umum terdapat di kawasan perkotaan rendah, maka pengaruh ini
diabaikan.
2. Tipe Jalan
Macam-macam tipe jalan ini akan menunujukkan kapasitas berbeda
pada pembebanan lalulintas tertentu. Berdasarkan macamnya tipe jalan
perkotaan dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Jalan satu arah atau (1-3/1).
2. Jalan dengan dua lajur dan dua arah atau (2/2).
3. Jalan dengan empat lajur dan dua arah atau (4/2), dibagi menjadi dua
yaitu : tanpa median (Undivided) dan dengan median (Divided).
(Nugroho dan Rusdiansyah, 2006)
5
Kemampuan ruas jalan untuk menampung arus/volume lalulintas dari
alat transportasi yang melintasi ruas jalan yang ideal dalam satuan waktu
tertentu, dengan mempertimbangkan berbagai jenis alat transportasi yang
melalui suatu jalan digunakan (smp) sebagai satuan alat kendaraan dalam
perhitungan kapasitas menggunakan (smp)/jam. Kondisi jalan ialah
karakteristik jalan, sedangkan kondisi lalulintas ialah sifat lalulintas.
(Jiwangga, 2017)
BAB III
PEMBAHASAN
6
Sistem satu arah ialah suatu pola lalu lintas yang dilakukan perubahan
pada jalan dua arah menjadi jalan satu arah. Perubahan pola lalu lintas ini
berfungsi untuk meningkatkan kapasitas jalan dan persimpangan sehingga
berdampak pada kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan pengendara
(Pramanasari, dkk, 2014). Sistem jalan satu arah juga memiliki karakteristik
yaitu tipe jalan meliputi semua jalan satu arah dengan lebar jalur lalu lintas
dari 5 meter hingga 10,5 meter. Keadaan dasar tipe jalan ini berdasarkan
kecepatan arus bebas dasar dan kapasitas, berikut pendefinisiannya :
1. Lebar jalur lalu lintas 7 meter.
2. Lebar bahu efektif minimal 2 m pada setiap sisi.
3. Tidak ada median.
4. Hambatan samping rendah.
5. Ukuran kota 1,0 – 3,0 juta.
6. Tipe alinyemen datar (Yuliani, 2011).
7
Gambar 1. Lokasi Permasalahan Jl. Dr. Kariadi
8
1. Meminimalisir jumlah konflik di persimpangan serta memudahkan
pengaturan koordinasi sinyal lalu lintas.
2. Meminimalisir kecelakaan lalu lintas, meskipun demikian fasilitas
menjadi bertambah mengingat kecepatan kendaraan meningkat.
3. Meningkatkan kecepatan rata-rata kendaraan pada sistem jaringan jalan.
4. Memungkinkan adanya peningkatan pendapatan wilayah yang menjadi
ramai.
(Hidayati, 2018)
10
Dengan penerapan sistem satu arah pada beberapa ruas jalan, yaitu Jl.
Dr. Kariadi dan Jl. Menteri Supeno ada bebarapa saran dan masukan untuk
Pemerintah Daerah sebagai berikut :
1. Perlu adanya sosialisasi yang benar-benar pasti terlebih dahulu kepada
masyarakat, baik melalui koran, pesan berantai maupun internet.
2. Perlu adanya penertiban secara berkala untuk kendaraan yang parkir di
area tersebut.
3. Perlu adanya pengamatan/observasi pada simpang-simpang yang
berdekatan dengan ruas-ruas jalan yang diberlakukan sistem satu arah
terutama simpang Jl. Menteri Supeno.
4. Untuk mengantisipasi perkembangan lalu lintas perkotaan,
pemberlakuan sistem satu arah perlu dikembangkan terutama Jl.
Veteran yang merupakan jalan pasangan dari Jl. Dr. Kariadi dan Jl.
Menteri Supeno.
5. Perlu adanya lahan parkir di luar area RSUP Dr. Kariadi terutama untuk
kendaraan roda 4 / mobil untuk mengantisipasi antrean panjang yang
akan masuk untuk parkir di RSUP Dr. Kariadi.
BAB IV
PENUTUP
11
4.1 Kesimpulan
Dari makalah pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan, ialah
sebagai berikut :
1. Kota Semarang memiliki permasalahan lalu lintas yang bersifat klasik,
yaitu kemacetan pada jam puncak sehingga Pemerintah Daerah Kota
Semarang menerapkan “sistem satu arah” pada Jl. Dr. Kariadi dan Jl.
Menteri Supeno.
2. Pada Jl. Dr. Kariadi dan Jl. Menteri Supeno mempunyai derajat
kejenuhan yang besar karena banyak kendaraan parkir di pinggir jalan
sehingga minimbulkan kemacetan dan kurangnya sosialisasi dari Dishub
dengan diterapkannya sistem satu arah.
3. Saran dan masukan kepada Dishub atau Pemerintah Daerah yaitu
melakukan sosialisasi dini terlebih dahulu dan lebih sering melakukan
penertiban serta pengawasan jalur lalu lintas.
12
DAFTAR PUSTAKA