Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SISTEM TRANSPORTASI

EFEKTIFITAS PENERAPAN SISTEM


TRANSPORTASI SATU ARAH KOTA SEMARANG
(Studi Kasus : Jl. Dr. Kariadi dan Jl. Menteri Supeno)
Program Strata-1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Semarang

Disusun Oleh :

TEKNIK SIPIL A (SORE)

1. SISTIA MEIADINI C.131.15.0171


2. DIDIT INDRA PRESTA C.131.15.0163

YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO


JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-Nya, penulis


dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Maksud dari penyusunan makalah dengan judul Efektifitas Penerapan
Sistem Transportasi Satu Arah Kota Semarang (Studi Kasus : Jl. Dr. Kariadi
dan Jl. Menteri Supeno) ini adalah sebagai salah satu komponen penilaian
dan dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam proses belajar
mengajar mata kuliah Sistem Transportasi, serta dengan harapan untuk
memotivasi penulis sehingga mampu memahami segala pembahasan dan
aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut.
Makalah ini, penulis sajikan untuk mengingatkan kembali akan
pentingnya mempelajari proses pembelajaran, karena konsep - konsep
pembelajaran ini akan sangat membantu dalam menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan cara belajar atau aspek - aspek pembelajaran.
Terima kasih kepada dosen mata kuliah Sistem Transportasi atas
segala bimbingannya, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kami
semua dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Semarang, Juni 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
1.4 Ruang Lingkup ................................................................................. 2
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Jalan ................................................................................................ 3
2.1.1 Klasifikasi Jalan....................................................................... 3
2.1.2 Karakteristik Jalan Perkotaan.................................................. 4
2.2 Ruas Jalan ....................................................................................... 5
2.2.1 Pengertian Ruas Jalan ............................................................ 5
2.2.2 Kinerja Ruas Jalan .................................................................. 6
2.2.3 Kapasitas Ruas Jalan ............................................................. 6
2.2.4 Derajat Kejenuhan .................................................................. 6
2.2.5 Hambatan Samping ................................................................ 6
BAB III. PEMBAHASAN
3.1 Sistem Satu Arah ............................................................................. 7
3.2 Penerapan Sistem Satu Arah ........................................................... 7
3.2.1 Analisa Sistem Transportasi Kota Semarang dengan
Diterapkannya Sistem Satu Arah ............................................ 7
3.2.2 Tanggapan Terhadap Lokasi Permasalahan Sesuai Dengan
Sistem Satu Arah .................................................................... 9
3.2.3 Saran dan Masukan kepada Dinas Terkait / Pemerintah Daerah
Terhadap Permasalahan dan Tanggapan Penerapan Sistem
Satu Arah .............................................................................. 11

ii
BAB IV. PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi Permasalahan Jl. Dr. Kariadi ........................................ 8


Gambar 2. Lokasi Permasalahan Jl. Menteri Supeno ................................ 8

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi Jalan Menurut Kelas Jalan .......................................... 4

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara berkembang yang mempunyai perkembangan
penduduk yang tinggi. Perkembangan penduduk yang semakin tinggi ini
akhirnya berpengaruh kepada meningkatnya jumlah kendaraan. Sebagai
contoh kota besar di Indonesia, kota Semarang sebagai ibukota Provinsi
Jawa Tengah mempunyai ciri-ciri yang tidak berbeda dengan berbagai
macam kota besar lainnya dalam hal pergerakkan lalu lintas kotanya. Ciri-
ciri pergerakan lalu lintas kota Semarang terjadi jam sibuk sekitar jam-jam
puncak di pagi hari ataupun sore hari. Transportasi semakin berkembang
dari waktu ke waktu.
Perkembangan kendaraan yang semakin tinggi, tidak diimbangi dengan
perkembangan jalan yang ada. Ketidakseimbangan antara perkembangan
jumlah kendaraan dengan perkembangan ruang jalan mendorong
timbulnya persoalan pergerakan lalu lintas, karena masih rendahnya
kualitas pelayanan dari kendaraan umum akibat lebih meningkatnya
kendaraan pribadi. Kondisi tersebut menimbulkan dampak pada
menurunnya kinerja lalu lintas dan tingkat pelayanan dari ruas jalan ataupun
persimpangan yang ada di kota Semarang, sehingga perlu menghadapi
permasalahan transportasi kota sebagaimana kota-kota besar lainnya di
Indonesia (Purwanto dan Yulipriyono, 2015).
Di kota Semarang, salah satu penerapan sistem satu arah telah
diterapkan pada Jl. Dr. Kariadi dan Jl. Menteri Supeno. Kebijakan itu pada
dasarnya dapat membuat lokasi jalan tersebut menjadi tidak terlalu macet
lagi, namun juga ada beberapa permasalahan setelah diterapkannya
sistem satu arah. Makalah ini disusun untuk mengidentifikasi dan mengkaji
lebih lanjut terhadap penerapan sistem satu arah pada Jl. Dr. Kariadi dan
Jl. Menteri Supeno, permasalahan yang terjadi setelah diterapkannya
sistem satu arah dan upaya mengurangi kemacetan lalu lintas berdasarkan

1
saran, tanggapan, dan masukan untuk Dinas terkait atau Pemerintah
Daerah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Menganalisa sistem transportasi Kota Semarang dengan diterapkannya
sistem satu arah Kota Semarang di Jl. Dr. Kariadi dan Jl. Menteri
Supeno!
2. Berikan tanggapan saudara terhadap lokasi permasalahan tersebut
sesuai dengan sistem satu arah yang ada!
3. Bagaimana saran dan masukan untuk Dinas terkait atau Pemerintah
Daerah terhadap permasalahan dan tanggapannya?

1.3 Tujuan Masalah


Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami sistem transportasi setelah diterapkannya
sistem satu arah Kota Semarang di Jl. Dr. Kariadi dan Jl. Menteri
Supeno.
2. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi.
3. Mengetahui saran dan masukan untuk Dinas terkait atau Pemerintah
Daerah terhadap permasalahan dan tanggapannya.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Wilayah studi dilakukan pada ruas Jl. Dr. Kariadi dan Jl. Menteri Supeno.
2. Standar yang digunakan dalam makalah ini adalah Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI) 1997.
3. Membahas permasalahan-permasalahan setelah diterapkannya sistem
satu arah.
BAB II

2
LANDASAN TEORI

2.1 Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap, dan perlengkapannya yang
diperuntukkan untuk lalu lintas, yang terletak di permukaan tanah, diatas
permukaan tanah, dibawah permukaan tanah atau air.

2.1.1 Klasifikasi Jalan


Jalan dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :
1. Klasifikasi menurut fungsi
Secara umum jalan memiliki fungsi yaitu menghubungkan suatu
daerah dengan daerah yang lainnya.
Menurut fungsinya dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Jalan arteri : Jalan yang mengoperasikan angkutan utama dengan
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata - rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk diberi batas dengan tepat.
b. Jalan kolektor : Jalan yang diperuntukkan untuk mengoperasikan
angkutan akumulasi barang dan menghubungkan kota-kota dengan
perjalanan jarak sedang (tidak jauh tidak dekat), kecepatan rata-rata
sedang dan jumlah jalan masuk juga diberi batas.
c. Jalan local : Jalan yang mengoperasikan angkutan setempat dengan
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata - rata rendah dan tetapi jumlah
jalan masuk tidak diberi batas.
2. Klasifikasi menurut status
a. Jalan nasional : Jalan arteri dan jalan kolektor yang menghubungkan
antara dua ibukota provinsi serta jalan tol.
b. Jalan provinsi : Jalan kolektor yang menghubungkan ibukota provinsi
dengan ibukota kabupaten/kota, atau dari ibukota kabupaten/kota
yang satu dengan yang lainnya.
c. Jalan kabupaten : Jalan lokal yang termasuk sistem jaringan jalan
primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota
3
kabupaten dengan ibukota kecamatan, pusat kegiatan lokal, serta
jalan umum yang termasuk sistem jaringan jalan sekunder dalam
daerah kabupaten.
d. Jalan kota : Jalan raya yang menghubungkan antarpusat pelayanan
dalam kota, menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di
dalam kota.
e. Jalan desa : Jalan umum yang menghubungkan kawasan atau antara
permukiman satu dengan permukiman lainnya dalam satu desa.
3. Klasifikasi jalan menurut kelas jalan
Klasifikasi kelas jalan menurut penggunaan jalan dan kelancaran lalu
lintas dapat dilihat pada Tabel 1. berikut ini :
Tabel 1. Klasifikasi Jalan Menurut Kelas Jalan

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997

2.1.2 Karakteristik Jalan Perkotaan


Karakterisitik jalan disini dapat diartikan sebagai jalan perkotaan yang
di sepanjang kanan dan kiri jalan tersebut memiliki perkembangan tata guna
lahan secara menerus dan permanen. Kapasitas suatu ruas jalan perkotaan
bergantung pada ciri - ciri utama suatu jalan ialah kecepatan, kapasitas
perjalanan rata - rata dan tingkat pelayanannya ketika diberi arus lalulintas.
Hal lainnya yang dapat mempengaruhi kapasitas suatu ruas jalan ialah :

2.1.2.1 Geometri Jalan


1. Alinyemen Jalan
Lengkung horizontal memiliki jari - jari kecil yang dapat mengurangi
kecepatan arus lalulintas bebas. Tanjakan curam juga dapat mengurangi

4
kecepatan arus lalulintas bebas. Kecepatan arus lalulintas bebas secara
umum terdapat di kawasan perkotaan rendah, maka pengaruh ini
diabaikan.
2. Tipe Jalan
Macam-macam tipe jalan ini akan menunujukkan kapasitas berbeda
pada pembebanan lalulintas tertentu. Berdasarkan macamnya tipe jalan
perkotaan dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Jalan satu arah atau (1-3/1).
2. Jalan dengan dua lajur dan dua arah atau (2/2).
3. Jalan dengan empat lajur dan dua arah atau (4/2), dibagi menjadi dua
yaitu : tanpa median (Undivided) dan dengan median (Divided).
(Nugroho dan Rusdiansyah, 2006)

2.2 Ruas Jalan

2.2.1 Pengertian Ruas Jalan


Ruas jalan atau jalan raya sendiri memiliki beberapa komponen yang
meliputi badan jalan, trotoar, drainase dan seluruh perlengkapan jalan yang
terkait, seperti rambu lalulintas, lampu penerangan, marka jalan, dan lain-
lain.
Ruas jalan memiliki 3 (tiga) fungsi sebagai berikut :
1. Melayani alat transportasi yang bergerak.
2. Melayani pejalan kaki dan alat transportasi tak bermotor.
3. Akses ke wilayah pemilikan dan pengembangan wilayah.

2.2.2 Kinerja Ruas Jalan


Kinerja ruas jalan ialah kemampuan ruas jalan dalam melayani
kebutuhan arus lalulintas sesuai dengan fungsinya berdasarkan tingkat
pelayanan jalan. Nilai tingkat pelayanan prasarana transportasi jalan
dijadikan sebagai parameter atau tolak ukur kapasitas ruas jalan.
(Jiwangga, 2017)
2.2.3 Kapasitas Ruas Jalan

5
Kemampuan ruas jalan untuk menampung arus/volume lalulintas dari
alat transportasi yang melintasi ruas jalan yang ideal dalam satuan waktu
tertentu, dengan mempertimbangkan berbagai jenis alat transportasi yang
melalui suatu jalan digunakan (smp) sebagai satuan alat kendaraan dalam
perhitungan kapasitas menggunakan (smp)/jam. Kondisi jalan ialah
karakteristik jalan, sedangkan kondisi lalulintas ialah sifat lalulintas.
(Jiwangga, 2017)

2.2.4 Derajat Kejenuhan


Berdasarkan MKJI, derajat kejenuhan ialah rasio arus lalu lintas
terhadap kapasitas pada bagian jalan tertentu, dipakai sebagai faktor utama
dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Nilai derajat
kejenuhan untuk ruas jalan ialah 0,75. Angka itu menunjukkan segmen jalan
yang diteliti memenuhi kriteria kelayakan dengan angka derajat kejenuhan
dibawah 0,75 atau sebaliknya.

2.2.5 Hambatan Samping


Berdasarkan MKJI, hambatan samping ialah dampak terhadap kinerja
lalu lintas dari kegiatan samping segmen jalan, seperti :
1. Pejalan kaki yang berjalan atau menyebrang sepanjang segmen jalan.
2. Angkutan umum dan kendaraan lain yang berhenti dan parkir.
3. Kendaraan bermotor yang keluar masuk dari/ke lahan samping/sisi jalan.
4. Arus kendaraan yang bergerak lambat.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sistem Satu Arah

6
Sistem satu arah ialah suatu pola lalu lintas yang dilakukan perubahan
pada jalan dua arah menjadi jalan satu arah. Perubahan pola lalu lintas ini
berfungsi untuk meningkatkan kapasitas jalan dan persimpangan sehingga
berdampak pada kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan pengendara
(Pramanasari, dkk, 2014). Sistem jalan satu arah juga memiliki karakteristik
yaitu tipe jalan meliputi semua jalan satu arah dengan lebar jalur lalu lintas
dari 5 meter hingga 10,5 meter. Keadaan dasar tipe jalan ini berdasarkan
kecepatan arus bebas dasar dan kapasitas, berikut pendefinisiannya :
1. Lebar jalur lalu lintas 7 meter.
2. Lebar bahu efektif minimal 2 m pada setiap sisi.
3. Tidak ada median.
4. Hambatan samping rendah.
5. Ukuran kota 1,0 – 3,0 juta.
6. Tipe alinyemen datar (Yuliani, 2011).

3.2 Penerapan Sistem Satu Arah

3.2.1 Analisa Sistem Transportasi Kota Semarang dengan


Diterapkannya Sistem Satu Arah
Lokasi penerapan sistem satu arah yang juga lokasi permasalahan
pada makalah ini yaitu Jl. Dr. Kariadi dan Jl. Menteri Supeno, seperti yang
akan dijelaskan pada Gambar 1 dan 2. Kota Semarang salah satu kota
besar, permasalahan lalu lintas umumnya bersifat klasik, yaitu kemacetan
pada jam puncak. Seperti pukul 07.00-09.00 dan pukul 16.00-18.00 yang
termasuk jam berangkat dan pulang aktivitas sekolah dan kerja. Oleh
karena itu, dengan adanya permasalahan tersebut Pemerintah Daerah
Kota Semarang menerapkan “sistem satu arah” pada Jl. Dr. Kariadi dan Jl.
Menteri Supeno. Analisa ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi efektifitas
kebijakan tersebut.

7
Gambar 1. Lokasi Permasalahan Jl. Dr. Kariadi

Gambar 2. Lokasi Permasalahan Jl. Menteri Supeno


Penerapan sistem satu arah di Jl. Dr. Kariadi dan Jl. Menteri Supeno ini
merupakan penerapan di daerah perkotaan sehingga bermanfaat untuk
meningkatkan keselamatan dan kelancaran lalu lintas, diantaranya :

8
1. Meminimalisir jumlah konflik di persimpangan serta memudahkan
pengaturan koordinasi sinyal lalu lintas.
2. Meminimalisir kecelakaan lalu lintas, meskipun demikian fasilitas
menjadi bertambah mengingat kecepatan kendaraan meningkat.
3. Meningkatkan kecepatan rata-rata kendaraan pada sistem jaringan jalan.
4. Memungkinkan adanya peningkatan pendapatan wilayah yang menjadi
ramai.
(Hidayati, 2018)

3.2.2 Tanggapan Terhadap Lokasi Permasalahan Sesuai Dengan


Sistem Satu Arah
Pada Jl. Dr. Kariadi dan Jl. Menteri Supeno mempunyai derajat
kejenuhan yang besar. Di Jl. Dr. Kariadi banyak sekali pengguna jalan yang
memarkirkan kendaraan di sekitar jalan tersebut, karena pada jalan
tersebut terdapat RSUP Dr. Kariadi yang pengunjungnya cukup banyak
setiap harinya terutama kendaraan mobil yang akan berbelok ke arah pintu
masuk parkir Rumah Sakit serta pada waktu pagi dan sore hari, sehingga
terjadi kemacetan. Terlebih lagi pada Jl. Menteri Supeno terdapat kantor
Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan, dan Pencatatan
Sipil Provinsi Jawa Tengah dan warung atau tempat makan yang cukup
banyak, sehingga relatif padat pengemudi sepeda motor, mobil pribadi, dan
bus yang melalui ruas jalan tersebut.
Maka perlu dilakukan penerapan sistem satu arah pada Jl. Dr. Kariadi
dan Jl. Menteri Supeno dan perlunya lahan parkir di luar RSUP Dr. Kariadi
yang lebih diperhatikan, karena antrean parkir yang akan berbelok ke arah
pintu masuk parkir sangat mengganggu pengguna jalan. Tetapi dengan
ruas Jl. Dr. Kariadi dan Jl. Menteri Supeno diterapkannya sistem satu arah,
jalan pasangannya yaitu Jl. Veteran yang masih diberlakukannya sistem
dua arah terjadi kepadatan kendaraan yang lebih tinggi dibanding ruas jalan
pasangannya yang satu arah.
Ada juga keluhan sejumlah pengendara sepeda motor, karena mereka
tidak mengetahui bahwa hari Senin (16/1/2017) sudah diberlakukan
9
kebijakan jalur satu arah di ruas jalan tersebut. Mereka menganggap bahwa
tidak ada pemberitahan sebelumnya mengenai kebijakan ini. Beberapa
pengguna jalan, baik pengendara sepeda motor maupun pengemudi mobil
juga kebingungan. Beberapa diantara mereka bahkan nekat menerobos
jalur itu hingga mendapat teguran dari petugas Dishub (Dinas
Perhubungan) Kota Semarang.
Masyarakat yang menggunakan angkutan umum dan bus dalam kota
juga merasakan hal yang sama dengan pengendara kendaraan bermotor
dan pedagang di sekitar jalur tersebut. Pengemudi angkutan umum dan bus
dalam kota akhirnya harus merubah trayek mereka tanpa terlebih dahulu
melakukan koordinasi dengan pihak Dishub Kota Semarang. Mereka juga
kerap merangkap menjadi petugas sosialisasi jalur satu arah. Adapun
kerugian diterapkannya sistem satu arah, antara lain :
1. Dapat menyebabkan waktu perjalanan menjadi lebih lama karena harus
berputar.
2. Memungkinkan fasilitas bertambah akibat kecepatan kendaraan menjadi
lebih tinggi.
3. Menyulitkan penyeberang jalan apabila tidak diberikan tempat
penyeberangan khusus.
4. Menyulitkan angkutan umum apabila tidak disediakan lajur khusus yang
berlawanan arus.
5. Menyulitkan masyarakat yang tidak terbiasa berpergian ke daerah
tersebut karena rute menjadi berputar-putar.
(Hidayati, 2018)

3.2.3 Saran dan Masukan kepada Dinas Terkait / Pemerintah Daerah


Terhadap Permasalahan dan Tanggapan Penerapan Sistem Satu
Arah

10
Dengan penerapan sistem satu arah pada beberapa ruas jalan, yaitu Jl.
Dr. Kariadi dan Jl. Menteri Supeno ada bebarapa saran dan masukan untuk
Pemerintah Daerah sebagai berikut :
1. Perlu adanya sosialisasi yang benar-benar pasti terlebih dahulu kepada
masyarakat, baik melalui koran, pesan berantai maupun internet.
2. Perlu adanya penertiban secara berkala untuk kendaraan yang parkir di
area tersebut.
3. Perlu adanya pengamatan/observasi pada simpang-simpang yang
berdekatan dengan ruas-ruas jalan yang diberlakukan sistem satu arah
terutama simpang Jl. Menteri Supeno.
4. Untuk mengantisipasi perkembangan lalu lintas perkotaan,
pemberlakuan sistem satu arah perlu dikembangkan terutama Jl.
Veteran yang merupakan jalan pasangan dari Jl. Dr. Kariadi dan Jl.
Menteri Supeno.
5. Perlu adanya lahan parkir di luar area RSUP Dr. Kariadi terutama untuk
kendaraan roda 4 / mobil untuk mengantisipasi antrean panjang yang
akan masuk untuk parkir di RSUP Dr. Kariadi.

BAB IV
PENUTUP

11
4.1 Kesimpulan
Dari makalah pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan, ialah
sebagai berikut :
1. Kota Semarang memiliki permasalahan lalu lintas yang bersifat klasik,
yaitu kemacetan pada jam puncak sehingga Pemerintah Daerah Kota
Semarang menerapkan “sistem satu arah” pada Jl. Dr. Kariadi dan Jl.
Menteri Supeno.
2. Pada Jl. Dr. Kariadi dan Jl. Menteri Supeno mempunyai derajat
kejenuhan yang besar karena banyak kendaraan parkir di pinggir jalan
sehingga minimbulkan kemacetan dan kurangnya sosialisasi dari Dishub
dengan diterapkannya sistem satu arah.
3. Saran dan masukan kepada Dishub atau Pemerintah Daerah yaitu
melakukan sosialisasi dini terlebih dahulu dan lebih sering melakukan
penertiban serta pengawasan jalur lalu lintas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Marga – Departemen Pekerjaan Umum, 1997.


Manual Kapasitas Jalan Indonesia.
Hidayati, Yasya Fuadi. 2018. Analisis Dampak Penerapan Sistem Satu
Arah Terhadap Kompensasi Finansial Supir Angkutan Kota Di Kota
Bogor. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Jiwangga, Argya Sukma. (2017). “Analisis Faktor Pengaruh Kenyamanan
Pengguna Kendaraan Bermotor (Studi Kasus : Jl. Brigjen Katamso,
Purwokerto)”. Skripsi. Program Studi Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Nugroho, M. Catur dan Rusdiansyah. (2006). “Analisis Dampak Lalu Lintas
Jalan Ngesrep Timur V akinat Operasionalnya SPBU No. 44.502.11
Semarang”. Tugas Akhir. Jurusan Teknik UNDIP, Semarang.
Pramanasari, Ramadhania, dkk. 2014. Penerapan Manajemen Lalu Lintas
Satu Arah Pada Ruas Jalan Sultan Agung – Sisingamangaraja –
Dr.Wahidin Kota Semarang Untuk Pemerataan Sebaran Beban Lalu
Lintas. Semarang : Jurnal Karya Teknik Sipil.
Purwanto, Djoko dan EPF. Eko Yulipriyono. 2015. Efektifitas Pemberlakuan
Sistem Satu Arah pada Jalan Indraprasta Kota Semarang dalam
Rangka Pemerataan Sebaran Beban Lalu Lintas. Semarang : Jurnal
Media Komunikasi Teknik Sipil.
Yuliani, 2011. Penerapan Jalan Satu Arah (One Way Street) di Kota
Surakarta. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai