Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat Rahmat dan Karunia – Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
sebagai tugas pada mata kuliah Teknik Pantai dan Pelabuhan.
Dengan selesainya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan – masukan kepada penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Perwakilan Kepala Direktur PT ASDP Indonesia Pelabuhan Padang Bai.
sebagai narasumber dalam survey lapangan di Pelabuhan Padang Bai.
2. Ibu Dr. Eng. Ni Nyoman Pujianiki, ST, MT, M.Eng. sebagai dosen pada
mata kuliah Teknik Pantai dan Pelabuhan.
3. Semua pihak yang terkait dan tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
khususnya bagi Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Udayana.
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat tidak sempurna dan masih
banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu penyusun mengharapkan
masukan/saran dan kritik yang membangun agar dapat diperbaiki kedepannya.
Penulis,
November 2017
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
ii
3.7 Sistem Pengelolaan Pelabuhan Padang Bai ................................. 41
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.12. Contoh Kapal Pengangkut Gas bumi cair (LNG) ................. 18
iv
Gambar 3.13 Kantor Pelayanan Asuransi Pelabuhan Padangbai ................ 35
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
jalur transportasi yang bisa dilalui dari berbagai jalur. Baik itu jalur udara, darat
dan laut. Pelabuhan adalah salah satu sarana transportasi yang perlu dibangun
untuk mempermudahkan transportasi jalur laut. Pelabuhan Padang Bai merupakan
salah satu jenis pelabuhan pariwisata yang yang terletak di Kecamatan Manggis,
Kabupaten Karangasem, Bali.
Dengan adanya transportasi laut ini maka jarak tempuh yang dibutuhkan
akan terasa lebih cepat, terutama bagi perkembangan ekonomi suatu daerah
dimana pusat produksi barang konsumen dapat dipasarkan dengan cepat dan
lancar. Selain itu kebutuhan bagi bidang ekonomi, pelabuhan yang membawa
dampak positif bagi perkembangan suatu daerah yang terisolisir terutama daerah
yang berupa perairan sehingga hubungan darat sulit dilakukan dengan baik.
Sehingga sebagai mahasiswa Teknik Sipil, kita dituntut untuk dapat
merencanakan pelabuhan. Dimana,untuk dapat merencanakan suatu pelabuhan
yang baik, terlebih dahulu kita harus mengetahui fasilitas-fasilitas yang ada di
pelabuhan, serta bagaimana cara penataannya.
2
3 Untuk mengetahui dasar-dasar perencanaan Pelabuhan Padang Bai
4 Untuk mengetahui aspek yang menentukan lokasi Pelabuhan Padang Bai.
5 Untuk mengetahui fasilitas-fasilitas yang terdapat di Pelabuhan Padang
Bai.
6 Untuk mengetahui sistem pengelolaan dari Pelabuhan Padang Bai.
7 Untuk mengetahui permasalahan yang terdapat di Pelabuhan Padang Bai.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari laporan ini adalah dapat
mengetahui serta memahami hal – hal mengenai berkaitan dengan pelabuhan,
khususnya Pelabuhan Padang Bai, dalam lingkup klasifikasi, aspek penentuan
lokasi, fasilitas – fasilitas yang dimiliki, sistem pengelolaan, serta permasalahan
yang terjadi di Pelabuhan Padang Bai.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
2.2.1 Segi Penyelenggaraan
1. Pelabuhan Umum
Pelabuhan ini diselenggarakan untuk kepentingan palayanan
masyarakat umum, yang dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya
diberikan kepada badan usaha milik negara yang didirikan untuk maksud
tersebut. Di indonesia, dibentuk empat Badan Usaha Milik Negara yang
berwenang mengelola pelabuhan umum diusahakan, yaitu PT. Pelindo I
berkedudukan di Medan, PT. Pelindo II di Jakarta, PT. Pelindo III di
Surabaya dan PT. Pelindo IV di Ujung Pandang. Pelabuhan pada
perencaaan ini masuk pada kawasan operasi PT. Pelindo IV, Ujung Pandang,
sebagai pelabuhan umum.
2. Pelabuhan Khusus
Pelabuhan ini merupakan pelabuhan yang digunakan untuk
kepentingan sendiri guna menunjang suatu kegiatan tertentu dan hanya
digunakan untuk kepentingan umum dengan keadaan tertentu dan dengan
ijin khusus dari Pemerintah. Pelabuhan ini dibangun oleh suatu perusahaan
baik pemerintah ataupun swasta yang digunakan untuk mengirim hasil
produksi perusahaan tersebut, salah satu contoh adalah Pelabuhan LNG
Arun di Aceh, yang digunakan untuk mengirim gas alam cair ke
daerah/negara lain, Pelabuhan Pabrik Aluminium di Sumatra Utara (Kuala
Tanjung), yang melayani import bahan baku bouksit dan eksport aluminium
ke daerah/negara lain.
5
mempersiapkan barang yang akan dimuat di kapal, maupun barang
yang akan di bongkar dari kapal dengan menggunakan kran. Bentuk
halaman dermaga ini beranekaragam tergantung pada jenis muatan
yang ada, seperti:
1) Barang-barang potongan (general cargo), yaitu barang yang
dikirim dalam bentuk satuan seperti mobil, truk, mesin, serta
barang yang dibungkus dalam peti, karung, drum dan lain
sebagainya.
2) Muatan lepas (bulk cargo), yaitu barang yang dimuat tanpa
pembungkus, seperti batu bara, biji besi, minyak dan lain
sebagainya.
3) Peti kemas (Container), yaitu peti yang ulkurannya telah
distandarisasi dan teratur yang berfungsi sebagai pembungkus
barang-barang yang dikirim.
c. Mempunyai transito dibelakang halaman dermaga.
d. Memiliki akses jalan maupun halaman untuk pengambilan/
pemasukan barang dari gudang maupun menuju gudang, serta adanya
fasilitas reparasi.
2. Pelabuhan Penumpang
Seperti halnya pelabuhan barang, pelabuhan penumpang juga
melayani bongkar muat barang, namun pada pelabuhan penumpang, barang
yang dibongkar cenderung lebih sedikit. Pelabuhan penumpang, lebih
melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang
bepergian, oleh karena itu daerah belakang dermaga lebih difungsikan
sebagai stasiun/terminal penumpang yang dilengkapi dengan kantor migrasi,
keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran dan lain sebagainya.
3. Pelabuhan Campuran
Pelabuhan campuran ini lebih diutamakan untuk keperluan
penumpang dan barang, sedangkan untuk minyak masih menggunakan pipa
pengalir. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan kecil atau pelabuhan
yang masih berada dalam taraf perkembangan.
6
4. Pelabuhan Minyak
Pelabuhan minyak merupakan pelabuhan yang menangani aktivitas
pasokan minyak. Letak pelabuhan ini biasanya jauh dari keperluan umum
sebagai salah satu fakltor keamanan. Pelabuhan ini juga biasanya tidak
memerlukan dermaga/pangkalan yang harus dapat menampung muatan
vertikal yang besar, karena cukup dengan membuat jembatan perancah atau
tambatan yang lebih menjorok ke laut serta dilengkapi dengan pipa-pipa
penyalur yang diletakkan persis dibawah jembatan, terkecuali pada pipa
yang berada di dekat kapal harus diletakkan diatas jembatan guna
memudahkan penyambungan pipa menuju kapal. Pelabuhan ini juga
dilengkapi dengan penambat tambahan untuk mencegah kapal bergerak
pada saat penyaluran minyak.
5. Pelabuhan Ikan
Pelabuhan ini lebih difungsikan untuk mengakomodasi para nelayan.
Biasanya pelabuhan ini dilengkapi dengan pasa lelang, alat pengawet,
persediaan bahan bakar, hingga tempat yang cukup luas untuk perawatan
alat penangkap ikan. Pelabuhan ini tidak membutuhkan perairan yang dalam,
karena kapal penambat yang digunakan oleh para nelayan tidaklah besar.
6. Pelabuhan Militer
Pelabuhan ini lebih cenderung digunakan untuk aktivitas militer.
Pelabuhan ini memiliki daerah perairan yang cukup luas serta letak tempat
bongkar muat yang terpisah dan memiliki letak yang agak berjauhan.
Pelabuhan ini berfungsi untuk mengakomodasi aktifitas kapal perang.
7
seperti jasa labuh, jasa tambat, jasa pandu, jada tunda, jasa dermaga, jada
penumpukan, dan lain sebagainya.
2. Pelabuhan yang Tidak Diusahakan
Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgah kapal tanpa fasilitas
bea cukai, bongkar muat dan lain sebagainya. Pelabuhan ini merupakan
pelabuhan yang disubsidi oleh pemerintah serta dikelola oleh Unit
Pelaksana Teknis Direktorat Jendral perhubungan Laut.
8
Gambar 2.1 Bentuk Pelabuhan Buatan
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
2. Pelabuhan Alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindung dari badai
dan gelombang secara alami, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak
di teluk, estuari dan muara sungai. Di daerah ini pengaruh gelombangnya
sangat kecil.
9
3. Pelabuhan Semi Alam
Pelabuhan semi alam merupakan campuran antara pelabuhan buatan
dan pelabuhan alam, misalnya pelabuhan yang terlindungi oleh pantai tetapi
pada alur masuk terdapat bangunan buatan untuk melindungi pelabuhan,
contohnya pelabuhan ini di Indonesia adalah pelabuhan bengkulu.
10
berbagai fasilitas dan pelayanan jasa yang dibutuhkan untuk perpindahan
barang/penumpang ke angkutan darat atau sebaliknya.
Link (mata rantai) yaitu pelabuhan merupakan mata rantai dari sistem
transportasi, sehingga pelabuhan sangat mempengaruhi kegiatan
transportasi keseluruhan.
Gateway, yaitu pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang dari suatu
negara/daerah, sehingga dapat memegang peranan penting bagi
perekonomian suatu negara atau daerah.
Industri entity, yaitu perkembangan industri yang berorientasi kepada
ekspor dari suatu negara atau daerah.
Disamping itu, pelabuhan juga sebagai terminal pengangkutan, yang
dapatdibagi dalam beberapa fungsi berikut:
1. Fungsi Pelayanan dan Pemangkalan Kapal, seperti :
Bantuan kepada kapal yang masuk, meninggalkan dan berolah gerak
di pelabuhan.
a. Perlindungan kapal dari ombak selama berlabuh dan tambat.
b. Pelayanan untuk pengisian bahan bakar, perbekalan dan sebagainya.
c. Pemeliharaan dan perbaikan kapal.
2. Fungsi Pelayanan Kapal Penumpang, seperti :
a. Penyediaan prasarana dan sarana bagi penumpang selama menunggu
kapal dan melakukan aktivitas persiapan keberangkatannya.
b. Penyediaan sarana yang dapat memberikan kenyamanan, penyediaan
makanan dan keperluan penumpang.
3. Fungsi Penanganan Barang, seperti :
a. Penyelenggaraan dokumen kapal oleh syahbandar.
b. Penyelenggaraan dokumen pabean, muatan kapal laut dan dokumen
lainnya.
c. Penjualan dan pemeriksaan tiket penumpang.
d. Penyelesaian dokumen imigrasi penumpang untuk pelayaran luar
negeri.
11
2.5 Fasilitas Pelabuhan
2.6 Dermaga
12
Gambar 2.4. Bentuk Dermaga Jenis Quay/ Wharf
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
2. Jetty/Pier (Jembatan)
Dermaga jenis ini merupakan dermaga yang menjorok (tegak lurus) dengan
garis pantai.
13
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.6. Bentuk Dermaga Jenis Dolphin/Trestle
2.7 Kapal
14
c. LBP (Length Beetwen Perpendicular)
LBP adalah panjang kapal yang diukur dari haluan kapal pada
garis airsampai tinggi kemudi.
d. Lebar Kapal (beam)
Lebar kapal merupakan jarak maksimum antara dua sisi kapal.
15
mempunyai peranan yang cukup besar. Jarak antar pulau yang relatif dekat
masih bisa dilayani oleh kapal-kapal penumpang. Pada umumnya kapal
penumpang mempunyai ukuran yang relatif kecil.
16
Gambar 2.9. Contoh Kapal Peti Kemas
(Sumber : Terry Hutson Gallery)
17
4. Kapal Khusus
Kapal ini hanya digunakan untuk mengangkut barang tertentu, seperti
daging dalam keadaan beku, gas alam, minyak dan lain sebagainya.
18
Gambar 2.13. Contoh Kapal Ikan
(Sumber :http://diskanlut.jabarprov.go.id)
19
2.8 Perencanaan Pelabuhan
a. Harus ada transportasi yang mudah antara transportasi air dan darat,
seperti jalan raya dan kereta api, sedimikian sehingga barang-barang
dapat diangkut ke dan dari pelabuhan dengan mudah dan cepat.
b. Pelabuhan berada di suatu lokasi yang mempunyai daerah belakang
atau pengaruh subur dengan populasi penduduk yang cukup padat.
c. Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang
cukup.
d. Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh
selama menunggu untuk merapat ke dermaga guna bongkar-muat
barang atau mengisi bahan bakar.
e. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongakr-muat barang (kran,
dsb).
f. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk mereparasi kapal-kapal.
20
c. Kolam pelabuhan, merupakan daerah perairan di mana kapal
berlabuh untuk melakukan bongkar-muat, gerakan untuk
memutar (di kolam putar), dsb.
d. Dermaga, adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk
merapatkannya kapal dan menambatkannya pada waktu
bongkar-muat barang.
e. Alat penambat, digunakan untuk menambatkan kapal pada
waktu merapat di deramga maupun menunggu di perairan
sebelum bisa merapat ke dermaga.
f. Gudang, yang terletak di belakang dermaga untuk menyimpan
barang-barang yang harus menuggu pengapalan.
g. Gedung terminal untuk keperluan administrasi.
h. Fasilitas bahan bakar untuk kapal.
i. Fasilitas pandu kapal, kapal tunda dan perlengkapan lain yang
diperlukan untuk membawa kapal keluar atau masuk pelabuhan.
j. Peralatan bongkar-muat barang, seperti kran darat, kran apung,
kendaraan untuk mengangkat atau memindahkan barang, seperti
forklift.
k. Fasilitas-fasilitas lain untuk keperluan penumpang, anak buah
kapal dan muatan kapal, seperti dokter pelabuhan, karantina,
bea-cukai, imigrasi, keamanan, dsb.
21
pelabuhan dan kemungkinan untuk pengembangan di masa
mendatang.
b. Tinjauan pelayaran: pelabuhan yang dibangun harus mudah dilalui
kapal-kapal yang akan menggunakannya.
c. Tinjauan sedimentasi: pengerukan untuk mendapatkan kedalaman
yang cukup bagi pelayaran di daerah perairan pelabuhan
memerlukan biaya yang cukup besar.
d. Tinjauan gelombang dan arus: gelombang menimbulkan gaya-gaya
yang bekerja pada kapal dan bangunan pelabuhan.
e. Tinjauan kedalaman air: kedalaman laut sangat berpengaruh pada
pernecanaan pelabuhan.
22
BAB III
PEMBAHASAN
23
3.2 Jenis Pelabuhan Padang Bai
Berdasarkan dari segi teknis dan fungsi operasionalnya, terdapat beberapa
klasifikasi pelabuhan, yaitu berdasarkan segi teknis, berdasarkan jenis
perdagangan, berdasarkan jenis pungutan jasa, dan berdasarkan jenis kegiatan
khusus.
Jika melihat dari pengklasifikasian diatas, Pelabuhan Padang Bai tergolong:
1. Berdasarkan dari segi teknis yaitu pelabuhan buatan. Hal ini dikarenakan
Pelabuhan Padang Bai merupakan hasil dari reklamasi.
2. Berdasarkan dari lokasi pelabuhan yaitu pelabuhan laut. Hal ini dikarenakan
Pelabuhan Padang Bai terletak di teluk laut.
3. Berdasarkan jenis pungutan jasa yaitu pelabuhan yang diusahakan. Hal ini
dikarenakan Pelabuhan Padang Bai dikelola oleh PT. ASDP Indonesia Ferry
(Persero).
4. Berdasarkan fungsi kegunaannya yaitu pelabuhan penumpang. Hal ini
dikarenakan pelabuhan Padang Bai melayani naik/turun penumpang dan
kendaraan.
24
3.4 Aspek Penentuan Lokasi Pelabuhan
Terdapat aspek-aspek dalam pemilihan lokasi pembuatan pelabuhan antara
lain:
a. Aspek dari segi topografi dan geologi
Topografi Kecamatan Manggis yaitu perbukitan bertransis halus
dengan kemiringan 0 – 10%, dengan ke tinggian bervariasi yaitu 0 – 500 m
di atas permukaan laut. Kemiringan lahan di wilayah Kecamatan Manggis
termasuk datar (0 – 2%) seluas 1.920 Ha (2,29% dan luas kabupaten).
Jika di lihat dari letak Geografis Kecamatan manggis terletak di antara
8º00’00” - 8º41’37,8” Lintang Selatan dan 115º54’9,8” - 115º54’8,9” Bujur
Timur, dengan luas wilayah 6.983 Ha.
25
Batas – batas Pelabuhan Padang Bai yaitu:
Sebelah Utara : Permukiman dan laut (pantai)
Sebelah Timur : Selat Lombok
Sebelah Selatan : laut (pantai)
Sebelah Barat : Permukiman
b. Aspek dari segi pelayaran
Pelabuhan Padang Bai terletak di tenggara Pulau Bali dengan arah
angin dominan dari Timur-Tenggara dengan kecepatan 6-20 knot.
c. Aspek dari segi gelombang dan arus
Letak pelabuhan yang berada di teluk, menyebabkan arusnya
lemah dan ombak yang relatif tenang. Dalam hal ini, teluk telah
berperan sebagai pemecah gelombang alami. Tinggi gelombang di
pelabuhan Padang Bai berkisar 0,75 – 3 meter.
26
e. Aspek dari segi fasilitas
Dilihat dari segi fasilitas, Pelabuhan Padang Bai memiliki infrastruktur
serta prasarana yang memadai. Namun, lahan disekitar pelabuhan telah terisi
sehingga tidak memungkinkan adanya pengembangan pelabuhan di masa
mendatang.
27
Toilet 1 Tempat untuk 140 m2 Kondisinya kurang
membuang air baik dan perlu di
5 besar/kecil tambah agar
pengguna lebih
nyaman
Jembatan 1 Tempat untuk 90 m2 Kondisinya masih
6 Timbang mengukur berat baik namun kotor
kendaraan barang
Loket 1 Tempat untuk 30 m2 Kondisi masih
Penumpang memesan dan lumayan bagus
membeli tiket tetapi jumlah
pelayanannya
7
kurang ketika
terjadi
pembludakan
penumpang
Pos pengendali 1 Tempat untuk 15 m2 Kondisinya cukup
mengatur Yang baik
pelabuhan terdiri dari
8 kapaldan sekaligus 2 unit
mengatur naik
turunya
penumpang
Ruang 1 Sebagai tempat 30 m2 Kondisi masih baik
informasi mencari informasi namun
9 tentang terminal perlengkapannya
pelabuhan masih kurang
memadai
2
Tol Gate 1 Tempat pembelian 4 m yang Kondisinya sangat
tiket terpadu bagi dimana baik karna sudah
penumpang yang terdapat 4 mengalami
10
mempergunakan unit perenovasian
kendaraan untuk
menyebrang
Pos 1 Tempat 21 m2 Kondisinya cukup
pemeriksaan pemeriksaan baik
11
kendaraan kendaraan yang
keluar dari terminal
Generator set 1 Tempat 90 m2 Kondisinya cukup
penyimpanan 250 Kva baik hanya kurang
genset dimana pembersihan
kalau terjadi rumput rumput
pemadaman listrik liarnya saja
13
maka genset
tersebut dapat di
pergunakan sebagai
listrik cadangan
28
Kantin 1 Tempat makan atau 75 m2 Kondisinya cukup
minum petugas baik namun
15
pelabuhan maupun penataan kios kios
pengunjung kurang teratur
Bungker BBM 1 Tempat untuk 600 m2 Kondisinya cukup
16 menyimpan bahan Kapasitas baik
bakar kapal 45 Ton
Dermaga 1 Tempat 316 m2 Kondisinya cukup
17 bersandarnya kapal baik
29
Gambar 3.3 Areal Parkir
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
30
Gambar 3.5 Fender
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
31
Gambar 3.7 Padmasana
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
32
Gambar 3.9 Rambu Dermaga
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
33
Gambar 3.11 Loket Tiket Penumpang Pelabuhan Padangbai
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pipa
Hydrant
Pipa
BBM
34
Gambar 3.13 Kantor Pelayanan Asuransi Pelabuhan Padangbai
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
35
Gambar 3.15 Elevated Gangway
(Sumber: DokumentasiPribadi)
36
Gambar 3.17 Generator Set
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
37
Gambar 3.19 Jembatan Timbang
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
38
Cause Way Tidak ada Tidak ada
Trestle
Panjang 45 m 30 m
Lebar 5,5 m 5m
Plengsengan Tidak ada Tidak ada
Ponton Tidak ada Tidak ada
Side Ramp Tidak ada
Acces Bridges
Panjang 237,64 m -
Lebar 3m -
39
40
Gambar 3. 3 Layout Pelabuhan Padang Bai
(Sumber: Tugas Akhir, 2015)
NO Datang Berangkat
1 23:30 00:00
2 00:00 01:30
3 01:30 03:00
4 03:00 04:30
5 04:30 06:00
6 06:00 07:30
7 07:30 09:00
8 09:00 10:30
9 10:30 12:00
10 12:00 13:30
11 13:30 15:00
12 15:00 16:30
13 16:30 18:00
14 18:00 19:30
15 19:30 21:00
16 21:00 22:30
41
Daftar Harga Tiket Masuk Pelabuhan Padang Bai
JENIS TIKET TARIF LAMA (Rp)
PENUMPANG .
Dewasa 46.000
Anak 29.000
KENDARAAN
Golongan I
62.000
(Sepeda Gayung)
Golongan II
129.000
(Sepeda Motor)
Golongan III
250.000
(Kend. Diatas 500cc)
Golongan IV A
917.000
(Sedan & Jenisnya)
Golongan IV B
827.000
(Roda 4 (Pick Up))
Golongan V A
1.780.000
(Bus Sedang)
Golongan V B
1.460.000
(Truk Sedang)
Golongan VI A
3.010.000
(Bus Besar)
Golongan VI B
2.398.000
(Truk Besar)
Golongan VII
3.060.000
(Tronton)
Golongan VIII
4.538.000
(Alat Berat Rd Karet)
Golongan IX
6.830.000
(Alat Berat Rd Besi)
(Sumber:PT.ASDP Indonesia Ferry (persero) cabang Lembar – Padang Bai)
42
3.3 Perusahaan yang Bekerjasama dengan Pelabuhan Padang Bai
Nama-nama perusahaan yang bekerjasama dengan Pelabuhan Padang Bai
ada 15 perusahaan dengan total 39 buah kapal, dengan 24 perjalanan selama 1 hari,
diantaranya yaitu:
1. PT. ASDP : 3 Kapal
2. PT. Jembatan Nusantara : 10 Kapal
3. PT. Jemla Ferry : 3 Kapal
4. PT. Darma Lautan Utama : 3 Kapal
5. PT. Gerbang Samudra Sarana : 2 Kapal
6. PT. SP Ferry (Putra Master) : 4 Kapal
7. PT. Samudra Jaya Giri Nusa : 2 Kapal
8. PT. Pawete Bahtera Kencana : 1 Kapal
9. PT. Tri Mitra Samudra : 2 Kapal
10. PT. Tri Sakti Lautan Mas : 1 Kapal
11. PT. Sindu Tama Bahari : 2 Kapal
12. PT. PT.Munic Line : 2 Kapal
13. PT. Samudra Arta Jaya : 1 Kapal
14. PT. Nursalin Timur : 1 Kapal
15. PT. Bunga Nusa Matahari : 1 Kapal
43
3.9 Permasalahan Pelabuhan yang Terjadi di Pelabuhan Padang Bai
44
3.3 Pengaman Kebakaran
Untuk pengamanan kebakaran dalam gedung terminal kurang baik, hal ini
dapat di lihat pada pengaman kebakaran yang dimana tidak terawat dan
sudah pada rusak
Usulan: Berdasarkan hal diatas, maka sebaiknya disediakan pengaman
kebakaran pada setiap ruangan tidak hanya pengadaan saja tetapi perwatan
juga diperlukan terhdap alat pemadamkebakaran ini
3.4 Struktur
Untuk pengamanan kebakaran dalam gedung terminal kurang baik, hal ini
dapat di lihat pada pengaman kebakaran yang dimana tidak terawat dan
sudah pada rusak
Usulan: Berdasarkan hal diatas, maka sebaiknya disediakan pengaman
kebakaran pada setiap ruangan tidak hanya pengadaan saja tetapi
perwatan juga diperlukan terhdap alat pemadamkebakaran ini
3.5 Lapisan – Lapisan Penutup Bagian Dalam
Untuk dinding bagian dalam terlihat sangat kotor dan tidak terawat di
mana sebagian dinding ada yang berlubang, retak, dan pecah serta banyak
kotoran yang menempel pada dinding tersebut
Usulan : sebaiknya ada perenovasian terhadap dinding tersebut , serta
dilapisi material yang kasar dan berwarna agak gelap sehingga kotoran
yang menempel pada dinding dapat ditutupi
3.6 Lantai
Untuk lantai tidak begitu terawat dimana banyak lantai yang kotor dan
pecah. Hal ini menyebabkan bangunan tidak layak huni
Usulan : Sebaiknya pada lantai digunakan bahan yang lebih tebal agar
kerusakan pada lantai berkurang serta diperlukannya petugas kebersihan
dalam ruangan terminal
3.7 Penerangan
Untuk penerangan pada bangunan gedung terminal kurang baik dimana
sebgian besar dari penerangan tersebut tidak ada lampunya, disamping itu
untuk panel control sudah rusak dan tidak dapat difungsikan
45
Usulan : dari hal diatas maka untuk panel control sebaiknya ditempatkan
terpisah dari ruangan penumpang atau disediakan ruangan khusus. Untuk
lampu penerangan sebaiknya plafond ditinggikan dan lampu yang
dipergunakan sebaiknya terdapat alat pengaman agar tidak mudah pecah
3.8 Penghawaan (Ventilasi dan Air Conditioning)
Pada gedung terminal dan ruang tunggu penumpang belum
memperhatikan penghawaan, dimana untuk penghawaan ruangan masih
mempergunakan penghawaan alami, namun tidak dimanfaatkan dengan
maksimal. Ini dapat dilihat dari perletakan dan jenis ventilasi yang
digunakan sehingga udara tidak dapat masuk kedalam ruangan dengan
maksimal
Usulan: Kualitas dari udara dapat dikendalikan dengan beberapa cara,
yaitu menggunakan sistem penyejuk udara (AC), dan pemanfaatan dari
fungsi jendela. Ventilasi diperlukan demi kesehatan dan untuk
menghilangkan udara yang mampat dan bau – bauan di dalam ruangan.
Pola aliran udara yang terjadi dari gaya – gaya tersebut lebih dipengaruhi
oleh bentuk geometri bangunan dari pada kecepatan angin.
46
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari laporan ini, yaitu Sebelum
melaksanakan survey ada baiknya membuat formulir survey berdasarkan materi
yang telah dipahami dari buku Teknik Pelabuhan. Dengan begitu, pada saat
survey dapat ditanyakan hal-hal yang kurang jelas baik tentang fasilitas pelabuhan
ataupun sistem pengelolaannya.
47
DAFTAR PUSTAKA
Triadmodjo, Bambang, 2010.Perencanaan Pelabuhan. Yogyakarta:Beta Offset.
Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001
Tentang kepelabuhan. Jakarta.
48
LAMPIRAN
49
Foto Bersama Kepala KSOP dan Pendamping Survey
Kegiatan Survey
50