Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN

PERENCANAAN PELABUHAN PENUMPANG DAN KENDARAAN DI


KABUPATEN INDRAMAYU PROVINSI JAWA BARAT

Diajukan sebagai syarat kelulusan dalam mengikuti


Mata Kuliah SI-412 Rekayasa Pelabuhan

ASISTEN:
Fachrul Madrapriya., S. T.

Disusun Oleh:
Yully Santi Eka Putri
22-2011-006

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya laporan ini dapat terselesaikan.
Penyusunan Laporan Perencanaan Pelabuhan Penumpang dan
Kendaraan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Laporan praktikum ini
merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir mata kuliah
Rekayasa Pelabuhan.
Penyusunan laporan ini bertujuan agar mahasiswa/i dapat memahami
dan menerapkan ilmu teoritis yang didapat di perkuliahan dengan
perencanaan yang akan dilaksanakan sesuai kondisi di lapangan.
Laporan ini disusun berdasarkan data-data yang diperoleh di lapangan
dan diolah berdasarkan pengetahuan selama mengikuti mata kuliah
Rekayasa Pelabuhan.
Dalam laporan ini, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Yati Mulyati, MT., selaku dosen kelas mata kuliah Rekayasa
Pelabuhan.
2. Fachrul Madrapriya, ST selaku asisten praktikum Rekayasa Pelabuhan.
3. Orang tua, teman-teman dan pihak lain yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Akhir kata penyusun menerima kritik dan saran dengan lapang dada
atas kekurangan pada penyusunan laporan ini, serta berharap agar laporan
perencanaan ini bermanfaat bagi pembacanya di masa yang akan datang.

Bandung, Mei 2014

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Gambaran Lokasi Rencana Pelabuhan..........................................2

1.3 Ruang Lingkup Perencanaan.........................................................3

1.4 Sistematika Penyajian....................................................................5

BAB II ANALISIS HIDRO-OSEANOGRAFI...............................................1

2.1 Pengamatan Pasang Surut..............................................................1

2.1.1 Mean Sea Level (MSL)......................................................2

2.1.2 High Highest Water Level (HHWL).................................2

2.1.3 Low Lowest Water Level (LLWL)....................................2

2.1.4 Tenggang Pasut. 2

2.1.5 Jenis Pasang Surut. 3

2.2 Distribusi Arah dan Kecepatan Angin (Windrose)........................6

2.2.1 Fecth Efektif 6

2.3 Maksud dan Tujuan Analisa Gelombang......................................9

BAB III PERENCANAAN DESAIN PELABUHAN.....................................1

3.1 Desain Pelabuhan..........................................................................1

ii
BAB IV PERENCANAAN FASILITAS PELABUHAN. ............................ 1

4.1 Klasifikasi Pelabuhan Ferry dan Penumpang. ............................. 1

4.2 Perencanaan Fasilitas-Fasilitas Pelabuhan. ................................. 1

4.3 Perhitungan Fasilitas-Fasilitas Pelabuhan ................................... 3

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. ix

LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Pasang Surut

Lampiran 2 Rekap Windrose

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Orientasi lokasi pekerjaan di Wilayah Indonesia......................2

Gambar 1.2. Lokasi pekerjaan di Indramayu, Jawa Barat..............................2

Gambar 1.3. Lokasi pekerjaan di Indramayu, Jawa Barat (Zoom 1).............3

Gambar 1.4. Lokasi pekerjaan di Indramayu, Jawa Barat (Zoom 2).............3

Gambar 2.1. Grafik pasang surut di Kabupaten Indramayu berdasarkan data

pasang surut Statiun Cirebon...................................................5

Gambar 2.2. Grafik hubungan antara kurva d, H dan α.................................12

Gambar 3.1. Krib dengan posisi sebelah kiri muara Sungai Gabus..............13

Gambar 3.2. Krib dengan posisi sebelah kanan muara Sungai Gabus..........14

Gambar 3.3. Posisi kedua krib muara Sungai Gabus.....................................14

Gambar 3.4. Penempatan kubus beton di bagian krib pada krib sebelah kanan

muara Sungai Gabus.................................................................15

Gambar 3.5. Kerusakan krib sebelah kanan dari muara Sungai Gabus

(arah timur)...............................................................................15

Gambar 3.6. Posisi revertment batu pecah dilihat dari arah barat muara

Sungai Gabus.16.......................................................................16

Gambar 3.7. Posisi revertment batu pecah dilihat dari arah timur muara

Sungai Gabus............................................................................17

Gambar 3.8. Kondisi kubus beton di Pantai Tirtamaya..................................20

Gambar 3.9. Kondisi sandbag di Pantai Tirtamaya.......................................22

iv
Gambar 3.10. Peilschaal yang digunakan untuk pengukuran pasang surut

pada pratikum rekayasa pantai.................................................22

Gambar 3.11. GPS Map Sounder yang digunakan pada pengukuran batimetri

di pratikum rekayasa pantai......................................................25

Gambar 3.12. Pelaksanaan pengukuran batimetri oleh kelompok 6 pratikum

rekayasa pantai.........................................................................25

Gambar 3.13. Contoh jalur sounding.............................................................26

Gambar 4.1. Tinggi muka air yang di plot pada grafik pasang surut............40

Gambar 4.2. Grafik Mean Sea Level (MSL)..................................................41

Gambar 4.3. Posisi pelampung mendekati daratan jika arus dalam kondisi

pasang.......................................................................................45

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penentuan Fetch Efektif di Pantai Indramayu (Lokasi

Rencana Pelabuhan (1 of 1)......................................................7

Tabel 2.1. Penentuan Fetch Efektif di Pantai Indramayu (Lokasi

Rencana Pelabuhan (1 of 2)......................................................8

Tabel 2.2. Perhitungan Analisa Angin Berdasarkan Arah Angin Dominan.

.............................................................................................. 8

Tabel 2.3. Perhitungan Transformasi Gelombang.....................................11

Tabel 2.4. Perhitungan Tinggi Gelombang di Kolam dan Mulut Pelabuhan.

.............................................................................................. 13

Tabel 2.5. Perhitungan Tinggi Rayapan Gelombang.................................14

Tabel 2.6. Perhitungan Sedimentasi di Area Rencana Lokasi Pelabuhan.

.............................................................................................. 14

Tabel 3.1. Perhitungan Panjang Dermaga. ............................................. 3

Tabel 3.4. Perhitungan Volume Galian. ................................................. 4

Tabel 4.1. Perhitungan Fasilitas Untuk Penumpang..................................4

Tabel 4.2. Perhitungan Fasilitas Untuk Lapangan Parkir..........................4

Tabel 4.3. Perhitungan Volume dan Jumlah Tangki Air Untuk Kebutuhan

Kapal Ferry dan Penumpang....................................................5

vi
Tabel 4.4. Perhitungan Volume dan Jumlah Tangki BBM Untuk Kebutuhan

Kapal Ferry dan Penumpang....................................................6

Tabel 4.5. Perhitungan Breakwater...........................................................7

Tabel 4.6. Perhitungan Pelindung Kaki pada Breakwater.........................12

Tabel 4.7. Perhitungan Fender Rencana....................................................14

Tabel 4.8. Perhitungan Bollard Rencana...................................................16

Tabel 4.9. Perhitungan Fondasi Pelabuhan...............................................18

Tabel 4.10. Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang...............................19

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki


13.487 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni,
yang menyebar disekitar khatulistiwa. Posisi Indonesia di antara dua benua
yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania.
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km²
dan luas perairannya 3.257.483 km².
Sebagai wilayah kepulauan, keberadaan sarana transportasi laut dan
fasilitas penunjangnya seperti pelabuhan dan dermaga di Indonesia sangat
penting perannya untuk menunjang kelancaran kebutuhan akan transportasi
bagi masyarakat mengingat banyak daerah dipisahkan oleh laut.
Dalam sistem transportasi, pelabuhan merupakan suatu simpul dari mata
rantai kelancaran muatan angkutan laut dan darat, yang selanjutnya
berfungsi sebagai kegiatan peralihan antar moda transportasi.
Pentingnya peran pelabuhan dalam sistem transportasi mengharuskan
setiap pelabuhan memiliki suatu kerangka dasar rencana pembangunan
pelabuhan dimana kerangka dasar tersebut tertuang dalam suatu tahapan
pelaksanaan pembangunan keruangan yang kemudian dijabarkan dalam
suatu tahapan pelaksanaan pembangunan jangka pendek, menengah dan
panjang. Hal ini diperlukan untuk menjamin kepastian usaha dan
pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang terencana, terpadu, tepat guna,
efisien dan berkesinambungan.
Laporan ini memuat mengenai rangkuman pekerjaan Perencanaan
Pelabuhan Penumpang dan Kendaraan (Kapal Ferry) di Kabupaten
Indramayu Provinsi Jawa Barat yang berpotensi untuk dibangun.

1
2

1.2 Gambaran Lokasi Rencana Pelabuhan

Pekerjaan Perencanaan Pelabuhan Penumpang dan Kendaraan (Kapal


Ferry) di Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Orientasi lokasi
pelaksanaan pratikum rekayasa pantai disajikan pada Gambar 1.1 sampai
dengan Gambar 1.3.

Sumber : Google Earth, diunduh 25 Februari 2014.


Gambar 1. 1 Orientasi lokasi pekerjaan di Wilayah Indonesia.

Sumber : Google Earth, diunduh 25 Februari 2014.


Gambar 1. 2 Lokasi pekerjaan di Indramayu, Jawa Barat.
Sumber : Google Earth, diunduh 25 Februari 2014.

Gambar 1. 3 Lokasi pekerjaan di Indramayu, Jawa Barat (zoom 1).

Sumber : Google Earth, diunduh 25 Februari 2014.

Gambar 1. 4 Lokasi pekerjaan di Indramayu, Jawa Barat (zoom 2).

1.3 Ruang Lingkup Perencanaan

Penyusunan rencana kerja pada tahap perencanaan pelabuhan meliputi


beberapa aspek yang dikenal dengan sebutan SIDCOM yaitu sebagai berikut:
1. Survey
Survey atau studi awal merupakan pengumpulan data awal atau
primer antara lain survei topografi, survei batimetri, survei hidro
oceanografi (pasang surut, arus, sedimen), survei geoteknik, survei
sosial dan ekonomi.
2. Investigation
Investigasi merupakan tahapan studi lanjut untuk mendapatkan data
rinci dari lokasi rencana terkait, seperti gambaran lokasi, kondisi
eksisting, kependudukan, geografi, dll.
3. Design
Data Primer dan Sekunder yang sudah diperoleh sebelumnya
merupakan bahan dalam tahapan utama dalam pekerjaan ini yaitu
perencanaan pelabuhan.
4. Construction
Proses kontruksi, metoda pelaksanaan pekerjaan dilapangan,
spesifikasi teknis pembangunan pelabuhan direncanakan dalam
tahapan perencanaan.
5. Operation
Penyelenggaraan pelabuhan juga harus direncanakan dalam
tahapan perencanaan.
6. Maintenance
Pemeliharaan pelabuhan setelah masa beroperasi hingga adanya
pengembangan pembangunan pelabuhan direncakana dengan
sistem pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang.
Ruang lingkup dalam Perencanaan Pelabuhan Penumpang dan
Kendaraan (Kapal Ferry) di Kabupaten Indramayu yang akan dibahas dalam
laporan yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Hidro-Oseanografi
Analisis Hidro-Oseanografi memuat mengenai analisis data primer
dan sekunder dari pasang surut, data angin dan peramalan
gelombang di lokasi perencanaan pelabuhan.
2. Perencanaan Desain Pelabuhan
Perencanaan Desain Pelabuhan menyajikan rencana pembangunan
dan pengembangan pelabuhan untuk jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.
Pada saat akan membuat pelabuhan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain sebagai berikut:
a. Arah angin dominan, yang dapat diketahui berdasarkan data
selama beberapa tahun yang diolah menjadi sebuah windrose.
b. Arah datang gelombang dan tinggi gelombang yang terjadi di
perairan, data tersebut didapat berdasarkan pengamatan
pasang susrut selama 15 hari x 24 jam atau 29 hari x 24 jam.
c. Besarnya keecepatan arus laut, biasanya berkisar antara 0,1 –
0,4 m/det.
d. Besarnya sedimentasi yang terjadi di sekitar dan pada
konstruksi, khususnya pada kolam pelabuhan.
e. Jenis tanah dan karakteristiknya di tempat akan dibangun
suatu konstruksi.
3. Perencanaan Fasilitas Pelabuhan
Perencanaan Fassilitas Pelabuhan menyajikan perencanaan dari
fasilitas utama dan penunjang yang akan dibangun sebagai sarana
dan prasarana dalam lingkungan pelabuhan.
4. Gambar Rencana
Gambar rencana adalah kumpulan gambar perencanaan pelabuhan
seperti desain pelabuhan, fasilitas pelabuhan dan gambar pelengkap
lainnya.

1.4 Sistematika Penyajian

Laporan Perencanaan Pelabuhan Penumpang dan Kendaraan (Kapal


Ferry) di Kabupaten Indramayu ini dalam penyajiannya dibagi menjadi 6
(enam) bab, sesuai dengan pokok-pokok bahasan yang perlu disampaikan.
Bab-bab tersebut adalah sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Bab pertama ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang,
tujuan pekerjaan, lokasi, ruang lingkup pekerjaan dan sistematika
pembahasan dokumen.
Bab 2 Analisis Hidro-Oseanografi
Bab ini menguraikan tentang analisis mengenai analisis data primer dan
sekunder dari pasang surut, data angin dan peramalan gelombang di lokasi
perencanaan pelabuhan.
Bab 3 Perencanaan Desain Pelabuhan
Bab ini menyajikan perencanaan dan perhitungan jumlah kapal, dimensi
kolam pelabuhan dengan alur pelayaran, volume pengerukan, pemecah
gelombang, tambatan/bollard, fender dan desain fondasi.
Bab 4 Perencanaan Fasilitas Pelabuhan
Bab ini menyajikan perencanaan dari fasilitas utama dan penunjang
yang akan dibangun sebagai sarana dan prasarana dalam lingkungan
pelabuhan.
Bab 5 Gambar Rencana
Bab ini memuat gambar rencana dari perencanaan pelabuhan seperti
desain pelabuhan, fasilitas pelabuhan dan gambar pelengkap lainnya.
Bab 6 Penutup
Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari Perencanaan Pelabuhan
Penumpang dan Kendaraan (Kapal Ferry) di Kabupaten Indramayu.
BAB II

ANALISIS HIDRO-OSEANOGRAFI

2.1 Pengamatan Pasang Surut

Hidro-Oseanografi terdiri dari pengamatan pasang-surut 6 hari dan

pengukuran arus selama 2 hari selama terang tanah dan tidak ada halangan

cuaca yang signifikan.

Pengambilan data pasang surut dilakukan dengan interval waktu

pencatatan setiap 1(satu) jam. Pengamatan dilakukan pada 1 (satu) titik,

yaitu di daerah pelabuhan yaitu berlangsung dari 01 Januari 2008 sampai

dengan 15 Januari 2008 (± 15 hari). Penempatan alat ukur ditentukan

langsung lokasi yang memiliki perairan yang tenang dan dapat menunjukkan

kondisi air laut pasang tertinggi hingga surut terendah. Untuk itu, tergantung

pada kondisi lokasinya, ada kemungkinan penggunaan bagan kayu

diperlukan untuk menempatkan mistar pasang surut pada kedalaman yang

memadai, digunakan 2 titik peil pada perairan untuk memastikan cakupan

pasang surut yang memadai.

Adapun penjelasan mengenai komponen pasang surut adalah sebagai

berikut:

 M2 yaitu komponen semi diurnal yang disebabkan oleh gaya tarik bulan,

 S2 yaitu komponen semi diurnal yang disebabkan oleh gaya tarik

matahari,

 N2 yaitu komponen semi diurnal yang disebabkan oleh gerakan bulan

yang berbentuk elips,

1
2

 K2 yaitu komponen semi diurnal yang disebabkan oleh gaya tarik

bulan dan matahari,

 K1 yaitu komponen diurnal yang disebabkan oleh gaya tarik bulan

dan matahari,

 O1 yaitu komponen diurnal yang disebabkan oleh gaya tarik bulan,

 P1 yaitu komponen diurnal yang disebabkan oleh gaya tarik matahari,

 M4 yaitu komponen pasut perairan dangkal yang disebabkan oleh

gaya tarik bulan.

 MS4 yaitu komponen pasut perairan dangkal yang disebabkan oleh

gaya tarik bulan dan matahari.

2.1.1 Mean Sea Level (MSL)

Yang dimaksud dengan mean sea level (MSL) adalah tinggi rata-rata

permukaan air laut. Rumus yang digunakan untuk menghitung MSL adalah:

MSL = ∑ data
waktu

2.1.2 High Highest Water Level (HHWL)

Tinggi muka air laut tertinggi yang dirumuskan berdasarkan perhitungan

sebagai berikut:

HHWL = MSL + (M2 + S2 + N2 + K2 + K1 + 01 + P1 + M4 + MS4)

2.1.3 Low Lowest Water Level (LLWL)

Tinggi muka air laut terendah yang dirumuskan berdasarkan perhitungan

sebagai berikut:

LLWL = MSL − (M2 + S2 + N2 + K2 + K1 + 01 + P1 + M4 + MS4)


2.1.4 Tenggang Pasut

Tenggang pasut diperkirakan dirumuskan sebagai berikut:


Tenggang Pasang Surut = HHWL − LLWL

2.1.5 Jenis Pasang Surut

Ada 2 (dua) jenis pasang surut yaitu sebagai berikut:

a. Diurnal, memiliki satu kali pasang dan satu kali surut dalam 24 jam.

b. Semi diurnal, memiliki dua kali pasang dan dua kali surut dalam 24

jam.

Untuk menentukan pasang surut, digunakan kriteria berdasarkan angka

bilangan formzhal yang dirumuskan sebagai berikut:

K1 + 01
F = M2 + S2

Persyaratan bilangan formzhal adalah sebagai berikut:

 0,00 < F ≤ 0,25 : semi diurnal tide

 0,25 < F ≤ 1,50 : mixed, semi diurnal dominant


tide
 1,50 < F ≤ 3,00 : mixed, diurnal dominant tide

 0,25 < F ≤ ∞ : diurnal tide

Berdasarkan data pasang surut, hasil analisisnya di sajikan pada hitungan

Analisis Data Pasang Surut.

Dari data pasang surut hasil pengamatan 24 jam selama ± 15 hari,

kemudian digabungkan dengan hasil hitungan MSL, HHWL, LLWL,

disajikan pada Gambar 2.1. . Data pasang surut hasil pengamatan terdapat

pada Lampiran 1 – Data Pasang Surut.


ANALISIS DATA PASANG SURUT

TOTAL
DATA :
Σ M2 + S2 + N2 + K2 + K1 + O1 + P1 + M4
KOMPONEN = + MS4
PASUT 16 + 10 + 6+ 5 + 14 + 5 +
= 5+ 0 + 0
= 61 cm
= 0.61 m

MSL = Σ DATA PASUT = 215.8 = 0.599 m


WAKTU (JAM) 360

HHWL = MSL + Σ KOMPONEN PASUT


= 0.599 + 0.61
= 1.209 m

LLWL = MSL - Σ KOMPONEN PASUT


= 0.599 - 0.61
= -0.011 m

TENGGANG = HHWL - LLWL


PASUT = 1.209-(0,011)
= 1.220 m

AMPLITUDO = HHWL - MSL


PASUT = 1.209 - 0.599
= 0.610 m

F = K1 + O1 = 14 + 5 = 0.730769 m
M2 + S2 16 + 10

Persyaratan: 0.25 < F < 1.50 = Mixed, Semi


Diurnal Dominan Tide
Gambar 2. 1 Grafik pasang surut di Kabupaten Indramayu berdasarkan data pasang surut Stasiun Cirebon.

5
6

2.2 Distribusi Arah dan Kecepatan Angin (Windrose)

Perhitungan arah dan kecepatan angin berperan penting dalam

merencanakan sebuah pelabuhan, karena angin menimbulkan arus dan

gelombang, serta menimbulkan tekanan pada kapal dan bangunan

pelabuhan. Gelombang yang menyerang bangunan pantai akan

menimbulkan gaya-gaya yang berkerja pada bangunan tersebut. Pasang-

surut adalah penting dalam menentukan dimensi bangunan, seperti pemecah

gelombang, dermaga, pelampung penambat, kedalaman alur dan perairan

pelabuhan, dan sebagainya.

Untuk menghitung dan menggambarkan windrose, digunakan data

angin dari stasiun angin yang terdekat ke lokasi rencana pelabuhan yang

akan dibangun. Data yang digunakan adalah data angin pada Statiun Tegal

pada tahun 1962 sampai dengan tahun 1965. Sumber data angin diperoleh

dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Distribusi arah dan

kecepatan angin (Windrose) di Statiun Tegal tahun 1962 sampai dengan

tahun 1965 disajikan pada Lampiran 2.

Dari gambar grafik windrose dan tabel distribusi arah dan kecepatan

angin, ditentukan arah angin dominan yang terjadi adalah ke arah utara dan

barat daya. namun untuk kasus ini yang akan dikaji hanya pada arah angin

ke arah utara.

2.2.1 Fetch Efektif

Perhitungan panjang fetch efektif ini dilakukan dengan menggunakan

bantuan peta topografi lokasi dengan skala yang cukup besar sehingga dapat

terlihat pulau/daratan yang mempengaruhi pembentukan gelombang di suatu

lokasi. Panjang fetch efektif dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

∑ X cos
F=
α ∑ cos
α
Dimana F adalah panjang fetch dalam satuan km dan α adalah sudut

simpangan yang diambil tiap 5° dari arah fetch efektif yang dihitung.

Gambar

2.2 menyajikan lokasi fetch pada Pantai Indramayu.

Hasil perhitungan dalam menentukan fect efektif berdasarkan Gambar

2.2 disajikan pada Tabel 2.1 Penentuan Fetch Efektif di Pantai

Indramayu (Lokasi Rencana Pelabuhan). Untuk analisa angin disajikan

pada Tabel 2.2

Tabel 2. 1 Penentuan Fetch Efektif di Pantai Indramayu (Lokasi Rencana Pelabuhan) (1 of


2).

Pantai Jawa
tabel penentuan fetch efektif Utara
Indramayu Barat
arah fetch
fetch fetch asli x
mata α fetch (m) cos α efektif
(km) cos α
angin (km)
-5 375746.019 375.746 0.996 374.243 Σ F x cos α 2832.600
=
-10 376269.597 376.270 0.985 370.626 Σ cos α 8.774
-15 375971.090 375.971 0.966 363.188 Σ F x cos α
-20 917460.031 917.460 0.94 862.412 Σ cos α = 322.840 km
Utara

0 862130.421 862.130 1 862.130


5 753371.604 753.372 0.996 750.358 322.8
10 666278.697 666.279 0.985 656.285
15 609183.639 609.184 0.966 588.471
20 509899.975 509.900 0.94 479.306
Σ 8.774 2832.600

Timur Pantai Jawa


tabel penentuan fetch efektif
laut Indramayu Barat

arah fetch asli x fetch


fetch
mata α fetch (m) cos α cos α (F x efektif
(km)
angin cos α) (km)
Σ F x cos-20
α 466306.812 466.307 0.996 464.442 5563.898
Timur Laut

-15 471080.135 471.080 0.985 = 464.014 Σ cos α 8.774


-10 514082.493 514.082 0.966 496.604 Σ F x cos α
-5 514722.418 514.722 0.94 483.839 Σ cos α = 634.135 km
0 556869.415 556.869 1 556.869
5 544540.095 544.540 0.996 542.362 634.1
10 712257.149 712.257 0.985 701.573
15 740846.886 740.847 0.966 715.658
20 1211209.098 1211.209 0.94 1138.537
Σ 8.774 5563.898
Tabel 2.1 Penentuan Fetch Efektif di Pantai Indramayu (Lokasi Rencana Pelabuhan) (2 of
2)

Pantai Jawa
tabel penentuan fetch efektif Timur
Indramayu Barat
arah fetch asli x fetch
fetch
mata α fetch (m) cos α cos α (F x efektif
(km)
angin cos α) (km)
-20 1263286.928 1263.287 0.94 1187.490 Σ F x cos α 3829.287
Timur

=
-15 1247558.997 1247.559 0.966 1205.142 Σ cos α 3.887
-10 1213723.032 1213.723 0.985 1195.517 985.2 Σ F x cos α
-5 242106.295 242.106 0.996 241.138 Σ cos α = 985.152 km
Σ 3.887 3829.287

Barat Pantai Jawa


tabel penentuan fetch efektif
laut Indramayu Barat
arah fetch asli x fetch
fetch
mata α fetch (m) cos α cos α (F x efektif
(km)
angin cos α) (km)
Σ F x cos α 20 426685.572 426.686 0.94 401.084 945.499
Barat Laut

=
15 452713.794 452.714 0.966 437.322 Σ cos α 8.774
10 27896.637 27.897 0.985 27.478 Σ F x cos α
5 24736.493 24.736 0.996 24.638 Σ cos α = 107.761 km
0 22977.896 22.978 1 22.978
-5 16791.718 16.792 0.996 16.725 107.8
-10 11559.377 11.559 0.985 11.386
-15 2526.096 2.526 0.966 2.440
-20 1541.338 1.541 0.94 1.449
Σ 8.774 945.499

Tabel 2. 2 Perhitungan Analisa Angin Berdasarkan Arah Angin Dominan.

arah
angin max kecepatan Ua=0,71*U1, fetch
23
km/jam m/s m/s km
Utara 39 10.833 13.305 322.84

α° = 20 °
t= 8 jam

Utara
kombinasi 1
W= 13.305
t= 8 jam
dari grafik groen dan dorrestein
didapat Ho = 3.03 m
T= 6.2 detik
< dari fetch yg ada
F= 100 km = 322.84 km

kombinasi 2
W= 13.305
F= 100 km
dari grafik groen dan dorrestein didapat
Ho = 3.8 m
T= 6.7 detik
t= 7.9 jam > dari t yg ada = 8 jam

kombinasi 3
F= 100 km
t= 8 jam
dari grafik groen dan dorrestein tidak didapatkan data

jadi dari ketiga kombinasi tersebut kombinasi 1 yang mungkin yaitu :


W= 13.305 m/s
t= 8 jam
Ho = 3.03 m
T= 6.2 detik
F= 100 km

2.3 Maksud dan Tujuan Analisa Gelombang

Pengetahuan terhadap tinggi gelombang yang terjadi sangat berguna

untuk perencanaan sebuah pelabuhan. Gelombang laut ditimbulkan oleh

angin. Pemodelan gelombang dilakukan secara matematis dengan asumsi-

asumsi yang
10

mempermudah permasalahan sehingga perhitungan yang dilakukan

mendekati keadaan yang sebenarnya.

Tinggi gelombang yang dapat terjadi di sebuah pelabuhan direncanakan

sesuai dengan ukuran kapal yang berlabuh dan jenis barang yang

diangkutnya. Peramalan gelombang dilakukan untuk

mengetahui nilai tinggi gelombang, perioda gelombang,

dan nilai fetch pada pantai yang sedang ditinjau. Sesuai dengan data

windrose dan fetch dapat disimpulkan bahwa arah datang gelombang ada

sedikit perbedaan, berdasarkan data windrose arah gelombang dominan

berasal dari arah utara dan barat daya, namun berdasarkan

fetch dominan berasal dari utara, maka pengkajian diambil berdasarkan fetch.

Hasil analisis transformasi gelombang dan tinggi rayapan gelombang di

lokasi rencana pelabuhan disajikan pada Tabel 2.3.

DIKETAHUI :

Ho = 3.03 m
T = 6.2 m
o
αo = 20

PERHITUNGAN:

sin αo = 0.34202
Cos αo = 0.939693
Lo = 1.56 T2
= 59.9664
Co = 1.56 T
= 9.672
sin
αo/Co = 0.035362
kr =
Tabel 2. 3 Perhitungan Transformasi Gelombang.

Pecah
d/L C sin α H
α ks Gel.
(lht. L Cos
d d/Lo asin kr tab. H=
Tab. (1)/(3) C.sin α
L/T (6) Wiegel Kr.Ks.H0 0.78
Wiegel) αo/C db
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0.10 0.0017 0.165 0.607 0.098 0.003 0.198 1.000 0.969 2.205 6.477 0.078
1.00 0.0167 0.053 19.048 3.072 0.109 6.237 0.994 0.972 1.276 3.759 0.780
2.00 0.0334 0.076 26.455 4.267 0.151 8.678 0.989 0.975 1.101 3.253 1.560
5.00 0.0834 0.126 39.683 6.400 0.226 13.081 0.974 0.982 0.951 2.829 3.900
10.00 0.1668 0.197 50.761 8.187 0.290 16.829 0.957 0.991 0.913 2.741 7.800
Gambar 2. 2 Grafik hubungan antara Kurva d, H dan α.

12
13

Tabel 2. 4 Perhitungan Tinggi Gelombang di Kolam dan Mulut Pelabuhan.

T = 6.2 detik
d kolam = 2 m
αo = 20 °
Ho = 3.03 m
Lo = 1,56 * T^2 = 59.9664 m
Co = 1,56 * T = 9.672

d/Lo = 2/59.9664
d/Lo = 0.033352

Dari tabel wiegel diperoleh


d/L = 0.06736 < 0,5 Maka perairan transisi
L= d/(d/L)
L= 29.69121

C= L/T
C= 4.8

sin α= C C* Co sin α
=
sin α C0 sin αo
sin α= 4.788905 9.672 4.8* sin (20)
=
sin α 0.91294525 9,672
sin α = 0.45 sin α= 0.169
α = 0.46904
cos α= 0.999

Kr = (cos αo/ cos α)^0.5


Kr = (cos 20/cos 0.999)^0.5
Kr = 0.969

H= Kr*Ks*Ho
H= 0.969* 1 * 3,03
H= 2.94m
Tinggi Gelombang Di Kolam Pelabuhan (Rumus Stevenson)

α = 50 ᵒ (dari gambar layout)


H mulut = 2.94 m tinggi gel di mulut pelabuhan
b mulut = 100 m

D = 156 m (gambar layout)


B = (α/360) x (2πr)
= 136.135682 m
HA = Hmulut [ √(b/B) - 0.0274 x D1/4 x (1+√(b/B))]
= 2.04 m

Tabel 2. 5 Perhitungan Tinggi Rayapan Gelombang.

TINGGI RAYAPAN GELOMBANG

Tinggi Jagaan = 1m
ds = d = 2m
tan θ = 0.33
H mulut = 2.94 m
Lo = 59.9664 m

tan θ
ξ =
(H/Lo)^0.5
= 1.491368
R/H = 0.75 (dari nilai ξ di masukan ke grafik dapat nilai R/H)
R = 2.202053

Tabel 2. 6 Perhitungan Sedimentasi di Area Rencana Lokasi Pelabuhan.

Ho = 3.03 m
Co = 9.672
αo = αb = krb = krb = 20
°
krb = 10
°
(cos αo / cos αb)^0,5 (cos 20/ cos 10)^0,5
0.977

0,014*Ho2*Co*Krb2*sin
So= αb*cos αb 0.014*3.03²*9.672*0.977²*sin 10*cos 10
So =
So = 0.208 m3/detik
BAB III

PERENCANAAN DESAIN PELABUHAN

3.1 Desain Pelabuhan

Pada tahap perencanaan atau desain, hal utama yang harus diperhatikan

adalah jenis pelabuhan yang akan dibangun, banyaknya barang dan orang

yang akan menggunakan pelabuhan, jenis dan banyak kapal yang akan

menggunakan pelabuhan, serta ketersediaan lahan rencana. Khusus akibat

lahan, lahan yang digunakan harus efektif dan efisien namun tetap

memperhatikan batasan keamanan sehingga pada akhirnya akan

mempengaruhi bentuk dan panjang dermaga.

Setelah menganalisa jenis dan banyak kapal yang akan berlabuh di

dermaga serta panjang dan jenis dermaga yang akan dibuat, tahapan

selanjutnya adalah merencanakan kedalaman kolam pelabuhan berdasarkan

draft kapal terbesar dan aman terhadap gelombang, pembuatan kolam putar,

lebar mulut pelabuhan, kedalaman alur pelabuhan, dan penahan gelombang

(breakwater).

Kapal yang akan bersandar ke pelabuhan akan mengalami gaya tambat.

Gaya tambat tersebut dapat terjadi akibat angin dan arus, akan ditahan oleh

bollard, disalurkan ke dermaga yang kemudian diteruskan ke fondasi. Selain

itu terdapat juga fender yang akan menyerap energi kapal pada saat

menabrak dermaga, sehingga baik kapal maupun pelat dermaga tidak cepat

aus akibat gesekan yang sering terjadi.

1
2

Langkah awal perencanaan desain pelabuhan adalah menentukan fungsi

pelabuhan, jenis/tipe kapal, kapasitas bongkar muat, waktu bongkar muat,

dan jumlah kapal yang akan masuk ke pelabuhan yang kita desain.

Berikut ini adalah perhitungan jumlah total kapal yang masuk ke

pelabuhan.

Jenis Pelabuhan yang akan dibangun : Pelabuhan Peumpang dan

Kendaraan (Pelabuhan

untuk Kapal Ferry)

Jumlah Total Penumpang per tahun : 1.200.000 orang/ tahun

Jumlah Total Kendaaran per tahun : 750.000 unit kendaraan/

tahun

Efektif Operasional per tahun : 320 hari

Service Time 1 Kapal (Waktu Bongkar Muat) : 3-4 jam

Perhitungan struktur pelabuhan dilampirkan dihalaman berikutnya.


Tabel 3. 1 Perhitungan Panjang Dermaga

DATA
Penumpang : 1,200,000 org/thn
Kendaraan : 750,000 kend/thn
Waktu Operasional Efektif dalam 1 tahun
: 320 hari

Loa Draft Lebar Muatan service


Asumsi
Kapal (DWT) time
Kendaraan
m m m penumpang kendaraan (jam)
1500 0.6 80 5.3 12 800 150 3
2000 0.2 85 5.6 13 1000 200 4
3000 0.2 95 6.2 15 1500 250 4

Untuk Penumpang
((0.6*800)+(0.2*1000)+(0.2*1500)) X = 1200000
980 X= 1200000
X = 1,224.49 org/thn
Untuk Kendaraan
((0.6*150)+(0.2*200)+(0.2*250)) X = 750000
180 X= 750000
X = 4,166.67 kend/thn

Jumlah kapal dipilih yaitu 4,166.67 kend/tahun

Distribusi Kapal Per Tahun


Distribusi Per Distribusi service Jumlah Kapal Jumlah Kapal
Kapal (DWT) Tahun Per Hari time (jam) yg Bersandar yg Bersandar
1500 2,500.00 7.81 3 0.98 1
2000 833.33 2.60 4 0.43 1
3000 833.33 2.60 4 0.43 1
Σ 1.84 3

Efisiensi Berth
distribusi service
Kapal (DWT) jam kapal yg terlayani asumsi jumlah berth
kapal/hari time
1500 7.81 3 23.4 1
3000 2.60 4 10.4 1
Keterangan: Berdasarkan efisiensi waktu, kapal 2000 DWT bisa dilayani di dermaga 3000 DWT
karena waktu kosong dermaga 3000 DWT (± 14 jam) mencukupi untuk kapal 2000
DWT untuk bersandar selama 11 jam .

L : 1(80) + 1(85) + 0(95) + (2-1)(15) + 2(25)


L : 230 m

KESIMPULAN :
Jadi Pelabuhan ini merupakan Pelabuhan Kecil yang bisa di pakai untuk kapal 1500 DWT dan 2000
DWT dengan panjang dermaga masing-masing sepanjang 230 M
Tabel 3. 2 Perhitungan Volume Galian
Daerah 1
Elevasi jarak kontur Kumulatif
0 0 0
-0.15 1 1
-0.17 12 13
-0.5 16 29
-0.94 36 65
-1 30 95
-1.5 72 167
-1.7 82 249
-1.786 106 355

Daerah 2
Elevasi jarak kontur Kumulatif
0 0 0
-0.19 2 2
-0.48 10.2 12.2
-0.5 10.4 22.6
-1 32 54.6
-1.4 62 116.6
-1.5 72 188.6
Daerah 3
Elevasi jarak kontur Kumulatif
0 0 0
-0.19 1.4 1.4
-0.41 10.4 11.8
-0.5 10.8 22.6
-0.97 28 50.6
-1 36 86.6
-1.31 54 140.6
Daerah 4
Elevasi jarak kontur Kumulatif
0 0 0
-0.26 3.6 3.6
-0.5 12 15.6
-1 28 43.6
-1.35 44 87.6
-1.4 80 167.6
-1.5 90 257.6

c
b

56

50
162
a

52

162

Daerah a b c Luas (m2)


Daerah 1 56 162 50 8586
Daerah 2 52 162 - 8424
Daerah 3 62 182 - 11284
Daerah 4 56 162 - 9072
Luas Galian 37366

Tebal Per Daerah


Daerah Axis Ordinat Tebal (m)
Daerah 1 355 2 710
Daerah 2 188.6 2 377.2
Daerah 3 257.6 2 515.2
Daerah 4 257.6 2 515.2
Daerah 5 0 2 0
Total tebal kontur 2117.6

Jadi Volume Galian di area kolam Pelabuhan adalah 79126241.6 m2


BAB IV

PERENCANAAN FASILITAS PELABUHAN

4.1 Klasifikasi Pelabuhan Ferry dan Penumpang

Pelabuhan ferry dan penumpang merupakan pelabuhan yang melayani

penyeberangan orang dan kendaraan, sehingga perlu dibangun fasilitas-

fasilitas untuk memenuhi kelegkapan suatu bangunan dermaga. Fasilitas-

fasilitas tersebut berfungsi sebagai sarana untuk kelancaran dalam proses

administrasi, serta untuk kenyamanan orang terutama bagi pengguna jasa

fasilitas pelabuhan sebagai sarana transportasi.

4.2 Perencanaan Fasilitas-Fasilitas Pelabuhan

Pelabuhan ferry dan penumpang merupakan pelabuhan yang melayani

penyeberangan orang dan kendaraan, sehingga perlu dibangun fasilitas-

fasilitas untuk memenuhi kelegkapan suatu bangunan dermaga. Fasilitas-

fasilitas tersebut berfungsi sebagai sarana untuk kelancaran dalam proses

administrasi, serta untuk kenyamanan orang terutama bagi pengguna jasa

fasilitas pelabuhan sebagai sarana transportasi.

 Perhitungan Terminal Penumpang

Fasilitas untuk penumpang

Yaitu gedung terminal untuk

penumpang A=anNαþ

dimana: A = luas terminal untuk penumpang (m 2)

a = luas yang diperlukan tiap orang (m2/orang)  2 N2

1
2

n = jumlah orang per kapal ferry/kapasitas angkut kapal

ferry (orang/kapal)

N = jumlah kapal ferry yang merapat/berangkat

bersamaan pada saat yang bersamaan (kapal)

α = koefisian kegunaan = 0,6 ~ 0,8

þ = koefisien convergence

= 1 → jika pelayanan dari kapal ferry dalam interval

yang tetap sepanjang hari (reguler)

= 1,6 → jika pelayanan dari kapal ferry tidak

teratur/tidak tetap sepanjang hari

= 3 → jika pelayanan dari kapal ferry terkonsentrasi

pada waktu yang bersamaan.

 Perhitungan Kapasitas Parkir

Fasilitas parkir

A = anNαþ

dimana: A = luas tempat parkir (m2)

a = luas yang diperlukan tiap kendaraan (m2/kendaraan)

→ 1 kendaraan  8 ton → a  (2 × 3)N2 atau (3 × 5)N2

n = jumlah kendaraan per kapal ferry/kapasitas angkut kapal

ferry (kendaraan/kapal)

N = jumlah kapal ferry yang merapat/berangkat pada saat

yang bersamaan (kapal)

α = koefisian kegunaan = 0,6 ~ 0,8


þ = koefisien convergence

= 1 → jika pelayanan dari kapal ferry dalam interval

yang tetap sepanjang hari (reguler)

= 1,6 → jika pelayanan dari kapal ferry tidak

teratur/tidak tetap sepanjang hari

= 3 → jika pelayanan dari kapal ferry terkonsentrasi

pada waktu yang bersamaan

4.3 Perhitungan Fasilitas-Fasilitas Pelabuhan

Fasilitas yag terdapat di suatu pelabuhan direncanakan menjadi 2 (dua)

fasilitas. Kedua fasilitas tersebut yaitu:

1. Fasilitas Darat

Berikut adalah jenis-jenis dari fasilitas darat:

 Fasilitas Untuk Penumpang

Fasilitas untuk penumpang terdiri dari gedung terminal

untuk penumpang, kamar mandi yntuk penumpang dan

tempat ibadah.
Tabel 4. 1 Perhitungan Fasilitas Untuk Penumpang.

Fasilitas untuk Penumpang


A =a * n * N * α * B

a= 2 m2
n =N = 1000 org/kapal
α= 2 kapal
B= 0.8
1 (Reguler)

A = 2 * 1000 * 2 * 0.8 * 1
=3200 m2

 Fasilitas Kapasitas Parkir

Fasilitas Kapasitas Parkir terdiri dari lahan parkir untuk

kendaraan pribadi, lahan parkir untuk kendaraan besar/truk,

lahan untuk menunggu masuk dan keluarnya kendaraan

munuju atau dari kapal ferry.

Tabel 4. 2 Perhitungan Fasilitas Untuk Lapangan Parkir.

Lapangan Parkir
A =a * n * N * α * B

a = 1 kendaraan --> 8 ton


3 x5=15 m2
n =200 kendaraan/kapal
N =2 kapal
α =0.8
B =1

A = 15 * 200 * 2 * 0.8 * 1
=4800 m2

 Kebutuhan Air Pelabuhan


Kebutuhan air pelabuhan harus cukup banyak, sehingga

penumpang dapat menggunakan air dan tidak terjadi

kekurangan air. Selain itu juga harus disediakan kebutuhan

air untuk penumpang yang berada di kapal ferry dan

krbutuhan air untuk kapal ferry itu sendiri.

Tabel 4. 3 Perhitungan Volume dan Jumlah Tangki Air Untuk Kebutuhan Kapal

Ferry dan Penumpang.

Kebutuhan Volume Tangki Air


Kebutuhan air untuk
Kapal Ferry =20ton Penumpang =3liter/org Jumlah Kapal =2kapal/hari Jumlah Orang =1000org/hari

Untuk Penumpang = 1000 org * 3 ltr/org = 3000 liter


Untuk Kapal Ferry = 2 kapal * 20000 ltr = 40000 liter
Untuk Keperluan lain-lain, aktifitas Pelabuhan = 5000 liter
Jadi Total Kebutuhan Per Hari = 48000 liter

Volume Penampungan Air yang di Butuhkan


Kebutuhan Per Hari = 48000 liter
48 m3
Pasokan Air = Untuk 2 kapal datang tiap 4 jam = 5 m3/jam/operasional
20 jam
Koefesien Kebocoran = 20 m3
3x5
Volume Penampungan Air = diambil dimensi tangki =
1.2
15 x 1.2
24 atau 20 m3
Diameter= Tinggi =
10 meter
10 meter
Maka Volume yg dapat ditampung = 1/4 x π x d2 x T 1/4 x π x10² x 10

=
= 785.3981634 m3
Jumlah Tangki yang dibutuhkan= 61.11549815

 Kebutuhan BBM untuk kapal ferry

Setiap merapat ke dermaga, kapal ferry harus mengisi ulang

bahan bakarnya. Oleh karena itu di pelabuhan harus

disediakan tangki untuk bahan bakar kapal ferry.


Tabel 4. 4 Perhitungan Volume dan Jumlah Tangki BBM untuk Kebutuhan

Kapal Ferry.

Kebutuhan Volume Tangki BBM


Kebutuhan Ferry utk 24 jam =20000liter Untuk 2 kapal = 2 x 30000 =40000 liter
Koefesien Keamanan =1.4
Volume Tangki BBM =1.4 x 120000
=56000 liter
diambil dimensi tangki =Diameter=15 meter
Tinggi =15 meter
Maka Volume yg dapat ditampung =

1/4 x π x d2 x T
1/4 x π x 15² x 15
=
0 2650.718801 m3
Jumlah Tangki yang dibutuhkan 21.12634504

2. Fasilitas Laut

Berikut adalah jenis-jenis dari fasilitas laut pelabuhan:

 Lebar Alur Pelayaran

Lebar alur pelayaran kapal tergantung kepada lebar kapal,

kecepatan kapal, gerakan kapal, kedalaman alur, sempit atau

lebarnya alur, angin, gelombang dan arus melintang dalam

alur.

Lebar Alur Pelayaran


LA: 5.B (one way)
LA: 5.(13)
LA: 65 m

 Mulut Pelabuhan

Mulut pelabuhan harus dibuat tegak lurus dengan alur

pelayaran, tidak menghadap pada arah datang gelombang

yang dominan dan tidak menghadap pada arah datang

angkutan sedimen yang dominan.

Lebar Mulut Pelabuhan


100 m karena jenis Pelabuhan Kecil
 Kolam Pelabuhan

Kolam putar digunakan kapal ferry dengan dibantu kapal

tunda. Kedalaman kolam putar yaitu dari panjang kapal

(LOA).

Jari-jari kolam luar


R: LOAdengan asumsi dibantu kapal tunda
R: 85 m

Jarak Antara Kolam Putar di Dermaga dengan Breakwater


0.5*LOA
0.5*85
42.5 m
Kedalaman Kolam Pelabuhan
dKolam: 1.1*draft kapal terbesar
dKolam: 6.16 m

Kedalaman Alur Pelayaran


1 Lebar kapal terbesar : 13 m
2 kondisi tanah lempung maka faktor empiri : 0.5 m
3 tenggang pasut : 1.22 m
4 squat : 0.3 m
5 trim : 0.3 m
6 pitching and rolling (H/2) : 1.468035 m
maka d alur 16.78804 m

Perhitungan breakwater dilakukan hanya pada gelombang pecah karena

posisi variable dB yang berada pada gelombang pecah.

Tabel 4. 5 Perhitungan Breakwater.

a. Lapisan Breakwater
Lapisan Primer
menggunakan batu bulat halus dengan gelombang pecah
n= 3
Ho = 3.03 m
kemiringan = cotg ϴ = 3

ρr = 2700 kg/m3 (batu)


ρw = 1025 kg/m3 Bj air laut
Sr = ρr = 2700 = 2.634146
ρw = 1025

Struktur Badan
KD = 4.01 gelombang pecah
Lapisan Armor
W1 = ρr*H³
KD*(Sr-1)³*cotgϴ
W1 = 2700*2.94³
4.01*(2.63415-1)³*3
W1 = 68612.8968
52.49748103
W1 = 1306.975 kg

vol = W1 = 1306.975 = 0.484065 m3


ρr 2700

vol unit armor = S1³


0.484065 = S1³
S1 = 0.785177 m

Lapisan Sekunder
W2 = W1 = 1306.975 = 130.6975 kg
10 10
vol = W2 = 130.6975 = 0.048406 m³
ρr 2700

vol unit armor = S2³


0.048406 = S2³
S2 = 0.364447 m
Lapisan inti
W3 = W1 = 130.6975 = 0.653488 kg
200 200
vol = W3 = 0.653488 = 0.000242 m³
ρr 2700

vol unit armor = S 3³


0.000242 = S 3³
S3 = 0.06232 m

Lapisan dasar
W4 = W1 = 130.6975 = 0.261395 kg
500 500
vol = W4 = 0.261395 = 9.68E-05 m³
ρr 2700

vol unit armor = S 4³


9.68E-05 = S 4³
S4 = 0.045917 m

Lapisan W (kg) Vol (m3) S(m)


Primer 1306.975 0.484065 0.785177
Sekunder 130.6975 0.048406 0.364447
Inti 0.653488 0.000242 0.06232
Dasar 0.261395 9.68E-05 0.045917

b. Struktur Kepala

Struktur Kepala
Gelombang pecah
maka db = 3.01
H= 0,78 * db = 3.01 = 2.3478 m
KD = 1.4
10

Lapisan Armor
W1 = ρr*H³ KD*(Sr-1)³*cotgϴ
W1 = W1 = 2700*2,94³
W1 = 2,1*(2,634146-1)³*3
vol = 68612.9 18.3283
3743.55 kg
W1=
ρr

3743.55 = 1.3865 m³
2700
vol unit armor= S1³ S1³
1.3865= 1.115082 m
S1=

Lapisan Sekunder
W2 = W1 = 3743.55 = 374.355 kg
10 10
vol = W2 = 374.355 = 0.13865 m³
ρr 2700

vol unit armor = S2³


0.13865 = S2³
S2 = 0.517575 m

Lapisan Inti
W3 = W1 = 3743.55 = 18.71775 kg
200 200
vol = W3 = 18.71775 = 0.005 m³
ρr 3743.55

vol unit armor = S3³


0.005 = S3³
S3 = 0.170998 m

Lapisan dasar
W4 = W1 = 3743.55 = 7.4871 kg
500 500
vol = W4 = 7.4871 = 0.002 m³
ρr 3743.55

vol unit armor = S4³


0.002 = S4³
S4 = 0.125992 m
Vol
Lapisan W (kg) (m3) S(m)
Primer 3743.55 1.3865 1.115082
Sekunder 374.355 0.13865 0.517575
Inti 18.71775 0.005 0.170998
Dasar 7.4871 0.002 0.125992

c. Desain Lebar Breakwater

Bagian kepala
jumlah lapisan (n) W = 4 lapis
ρr = 3743.55 kg
kΔ = 2700 kg/m
3
(batu)
= 1.02

B = n*kΔ*(W/ρr)^(1/3)
B =3*1.1*(3743.55/2700)^(1/3) B = 4.549533 m

Bagian badan
jumlah lapisan (n) = 4 lapis
W = 1306.975 kg
3
ρr = 2700 kg/m (batu)
kΔ = 1.02

B =n*kΔ*(W/ρr)^(1/3)
B = 3*1.1*(1306.975/2700)^(1/3) B = 3.203524 m
Tebal Break Water
n = 4 lapis
kΔ = 1.02
3
ρr = 2700 kg/m (batu)
1/3
t = n*kΔ*(W/ρ r)^

lapisan W (kg) t (m)


primer 3743.55 4.54953
sekunder 374.355 2.11171
kepala

inti 18.71775 0.77796


dasar 7.4871 0.57321
primer 1306.975 3.20352
sekunder 130.6975 1.48694
badan

inti 0.653488 0.25426


dasar 0.261395 0.18734

Tabel 4. 6 Perhitungan Pelindung Kaki pada Breakwater.

ρr*H3
Wpk =
Ns 3*(S r-1)3

ds = 2m
t = 1/3* ds
t = 1/3 * 2
t = 0.6667 m
Sr= 2700 kg/m3 (batu) 2.634146
1025 kg/m3 Bj air laut
d1 = ds - t
d1 = 2-0.667
d1 = 1.3333 m

d1 1.333333
= = 0.666667
ds 2

dari grafik "after Brebner and Donally 1962"


didapat Ns3 = 6.6

tipe pelindung kaki Rubble as Foundation


Bagian Kepala
ρ r*Hm3
Wpk =
N s3*(S r-1)3

Wpk = 2700*2.943
6.6*(2,634-1)3
68613
Wpk= = 2382.899 kg
28.794

B = 2*Hm
B = 2*2.94
B = 5.8721 m

t = n*kΔ*(W/ρr)^(1/3)
t = 2*1,1*(2382.899/2700)^(1/3)
t = 2.1103 m

Bagian Badan
ρ *Hk3
Wpk r
= N 3*(S -1)3
s r

2700*13
Wpk =
6.6*(2,634-1)3
2700
Wpk = 28.794 = 93.76995 kg

B = 2*Hk
B = 2*1
B= 2
m

t = n*kΔ*(W/ρr)^(1/3)
t = 2*1,1*(93.76995/2700)^(1/3)
t = 1.0767 m
Tabel 4. 7 Perhitungan Fender Rencana.

Perencanaan Fender
W = LOA = 2000 ton
Draft = 85 m
B kapal = 5.6 m
13 m

Vkapal saat merapat =0.15 m/dtk


α = 10
V angin = V =
20arusm/dtk
0.5 m/dtk 1025 kg/m3 =
ρo = 1.025 ton/m3
4
ρarus = 104.5 kg.f.d/m
Cc = Cs = 0.9
1 (koefesien tekan arus)
Defleksi Fender
= 1
Tinggi fender
= 0.8 m
Tinggi kapal diatas air = 10 m
Gaya Akibat Angin

Qa = 0,063*v2 Qa = 0,063*202
Qa =25.2 kg/m2

Aw = B * tinggi kapal di atas air Aw = 13 * 10


Aw =130 m2

Gaya longitudinal jika angin datang dari haluan (α = 0°) Rw =0,42*Qa*Aw


Rw =0,42*25,2*130 Rw =1,375.92 kg

Gaya longitudinal jika angin datang dari buritan (α = 180°)


Rw 0,5*Qa*Aw Aw = t*B
= 0,5*25,2*130 Aw = 130
Rw 1638 kg
=
Rw
=

Gaya lateral jika angin datang dari arah samping (α = 90°)


Rw 1,1*Qa*Aw Aw = t*LOA
= 1,1*25,2*850 Aw = 850
Rw 23562 kg
=
Rw
=

Gaya akibat arus


gaya tekanan arus sejajar as kapal (arah lurus) S = draft*B
S = 5.6*13
S =72.8 m2

2
Rf = 0,14*S*V
2
Rf = 0,14*72.8*0,5
Rf = 2.548 kg.f

gaya tekanan arus tegak lurus as kapal (samping)


B ' = Loa*draft B ' = 85*5.6
B ' =476 m2
R2
f = 0,5*ρarus*C*v *B'
2
Rf = 0,5*104,5*1*0,5 *476
Rf =6217.75 kg.f
Gaya akibat angin terbesar + Gaya Akibat arus terbesar =

23562 + 6217.75= 29779.75 kg.f


Jarak maksimum antar fender
log r = -1,055 + 0,650 log (DWT) log r = -1,055 + 0,650 log (2000) log r = 1.0906695
r = 12.321668 m

L = 2*(r2-(r-h)2)^0,5
L = 2*(12.321672-(12.32167-0,8)2)^0,5 L = 8.7349112 m

jarak maksimum antar fender =

8m

Tabel 4. 8 Perhitungan Bollard Rencana.

BOLLARD

Rw max = 23562 kgf


Rw/2 = 11781 kgf
Tu = (Rw/2)/sin α
= 67844.08 kgf

Baut Pada Bollard


Tu = 67844.08 kgf
diameter baut = 20 mm
h (tinggi bollard) = 0.5 m
t (tebal pelat tarik) = 20 mm
Nb = 4 buah (asumsi)
2
Ab = 1/4 x π x db
= 314.1593 mm2
y = 0.5 m (tinggi baut)
Kualitas baut = 10.9
σ baja = 4666.9 kg/cm2
σ baut = 2800 kg/cm2
Tabel 4. 9 Perhitungan Fondasi Pelabuhan.

FONDASI

Beban pada dermaga dihitung per meter.


Beban Mati = 1mx1m
= 1 2
m
ɣ beton = 2400 kg/cm2
Tebal pelat = 35 cm
= 0.35 m

Beban mati dermaga per m2 = 2400 kg/m3 x 1 m2 x 0.35 m


= 840 kg
= 0.84 ton/m2/hari

Beban hidup dermaga per m2


1 kendaraan = 8 ton
Kapasitas kendaraan = 200 kend/hari
Beban Hidup = 1500 ton/hari
lebar apron = 20 m
panjang dermaga = 220 m
Luas Dermaga = 4400 m2
Beban hidup dermaga per m2 = 0.34 ton/m2/hari

Beban fender per m2 = 0.325 ton


(asumsi: menggunakan jenis fender gravitasi dengan berat 15 ton/buah/5m)
Beban bollard
ɣ baja = 1600 kg/m3
2
Volume bollard = 1/4 x π x 0.3 x 0.5
= 0.035 m3

Beban total pada bollard/5m = 1600 kg/m3 x 0.035343 m3


= 56.549 kg
= 0.057 ton
0.011 ton/m2/hari

Beban yang diterima dermaga


beban hidup = 0.34 ton/m2/hari
beban mati = 0.84 ton/m2/hari
beban fender = 0.325 ton/m2/hari
beban bollard = 0.011 ton/m2/hari
Total beban = 1.51722 ton/m2/hari

Tabel 4. 10 Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang.

Bentuk Penampang = bulat


Diameter penampang = 0.6 m
Panjang Tiang (L) = 25 m
ɣ pasir = 1.62 t/m3
ɣ air laut = 1.025 t/m3
ɣ sat pasir = 1.8 t/m3
Ø (sudut geser) = 30 ᵒ
didapat Nq = 22.5
c = 0
α = 1
k = 1
Kedalaman muka air laut diatas fondasi = 2 m
(Gambar Layout)

Beban yang diterima dermaga


6676 ton/hari
keseluruhan
20

Kapasitas Daya Dukung Tiang = Qe = Ap x q x Nq


q =
= 21.065 ton/m2
Qe = Ap x q x Nq
= 134.0097 ton

Kapasitas Daya Dukung Friksi Tiang (Qf)


Qf =
= 13.7910 ton

Kapasitas Total Daya Dukung


Qu = Qe + Qf
= 147.80 ton

Beban Maksimum yang dapat ditahan oleh satu tiang pancang


Qall = Qu/SF SF= 3
= 49.27 ton

Kebutuhan Tiang Pancang = 135.501984 buah


= 136 buah
PERHITUNGAN DAYA DUKUNG TIANG PANCANG
Bentuk Penampang = bulat
Diameter penampang = 0.6 m
Panjang Tiang (L) = 25 m
ɣ pasir = 1.62 t/m3
ɣ air laut = 1.025 t/m3
ɣ sat pasir = 1.8 t/m3
Ø (sudut geser) = 30 ᵒ
didapat Nq = 22.5
c = 0
α = 1
k = 1
Kedalaman muka air laut diatas fondasi = 2 m
(Gambar Layout)

Beban yang diterima dermaga


keseluruhan 6676 ton/hari

Kapasitas Daya Dukung Tiang = Qe = Ap x q x Nq


q =
= 21.065 ton/m2
Qe = Ap x q x Nq
= 134.0097 ton

Kapasitas Daya Dukung Friksi Tiang (Qf)


Qf =
= 13.7910 ton
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari proses penyelesaian tugas besar rekayasa pelabuhan untuk

perencanaan pelabuhan penumpang dan kendaraan ini dapat diambil

beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :

a. Berdasarkan pengolahan data pasang surut, didapat nilai MSL (mean

sea level) = 0.599 m ; HHWL (high highest water level) = 1.209 m ;

LLWL (low lowest water level) = -0.011 m ; amplitudo = 0.610 m ;

tenggang pasang surut = 1.20 m ; serta jenis pasang surut yang terjadi

yaitu mixed, semi diurnal dominant tide.

b. Angin dominan berasal dari arah Utara dengan kecepatan angin

maksimum dari arah tesebut sebesar 31-39 km/jam.

c. Dari perhitungan analisis gelombang, didapat nilai

HO = 3.03 N dan T = 6.2 detik.

d. Dari perhitungan tabel hubungan antara H, d dan α dibuat grafik

dan didapat nilai db = 3.01 N ; Hb = 2.3475 N dan αb = 10° ; serta

angkutan sedimen dengan nilai, SO = 0,208 N3⁄detik

e. Untuk mengangkut kapasitas total penumpang dan kendaraan pada

pelabuhan tersebut dibutuhkan sebanyak 2 kapal setiap harinya.

f. Perencanaan desain dermaga pelabuhan diperoleh panjang dermaga L

= 230 N ; dimensi kolam pelabuhan jari-jari kolam putar (R) = 85

N ; lebar alur pelayaran (LA) = 65 N ; lebar mulut pelabuhan

(BW) =

1
2

100 N ; kedalaman alur pelayaran (DaSur ) = 16.785 N ;

kedalaman kolam pelabuhan (dkoSaN ) =6.16 N.

g. Perencanaan desain selanjutnya yaitu breakwater yang terbuat dari

batu belah bulat halus pada lapis pelindung dan batu bulat halus pada

lapis dibawahnya.

h. Perencanaan desain pondasi menggunakan jenis pondasi tiang pancang.

i. Desain fasilitas pelabuhan terdiri dari gedung terminal penumpang,

tempat parkir untuk kendaraan yang masuk kapal, tempat parkir untuk

kendaraan yang mengantar penumpang, kantor, kantin, tangki bbm

dan tangki air tawar.

j. Karena dermaga terletak pada d= 2 maka tidak ada pengerukan, tetapi

dilakukan penimbunan sebesar 6256591,3 m3.

6.2 Saran

Secara umum layout dermaga pelabuhan penumpang dan kendaraan

ini telah disesuaikan dengan rencana pemanfaatan dermaga serta

pertimbangan- pertimbangan kondisi fisik yang ada seperti arus dan

gelombang, jumlah dan besar kapal.

Secara lokasi pelabuhan ini cocok untuk dibangun, namun perlu ada

pertimbangan lain untuk bisa dibangun, karena dilihat dari kebutuhan tiang

pancang tidak ekonomis. Oleh karena itu, perlu dikaji lebih lanjut jika akan

dilaksanakan pembangunan.
Lampiran 1- Data Pasang
Surut

Data Pasang Surut Berdasarkan Statiun Tegal


Pengamatan 1 Januari 2008 S.d 15 Januari
2008

Tinggi
Jam
No. Tanggal Muka
Pengamatan
Air (cm)

1 01.00 0.7
2 02.00 0.8
3 03.00 0.9
4 04.00 1.0
5 05.00 1.0
6 06.00 0.9
7 07.00 0.8
8 08.00 0.6
9 09.00 0.5
10 10.00 0.3
11 11.00 0.2
12 12.00 0.2
13 1-Jan 13.00 0.2
14 14.00 0.3
15 15.00 0.4
16 16.00 0.5
17 17.00 0.6
18 18.00 0.6
19 19.00 0.7
20 20.00 0.6
21 21.00 0.6
22 22.00 0.6
23 23.00 0.6
24 24.00 0.6

1
Tinggi
Tanggal Jam Muka
No. Pengamatan Air (cm)

25 01.00 0.7
26 02.00 0.8
27 03.00 0.9
28 04.00 0.9
29 05.00 1.0
30 06.00 0.9
31 07.00 0.8
32 08.00 0.7
33 09.00 0.6
34 10.00 0.4
35 11.00 0.3
36 12.00 0.2
37 2-Jan 13.00 0.2
38 14.00 0.2
39 15.00 0.3
40 16.00 0.4
41 17.00 0.5
42 18.00 0.6
43 19.00 0.7
44 20.00 0.7
45 21.00 0.7
46 22.00 0.6
47 23.00 0.6
48 24.00 0.6

2
Tinggi
Tanggal Jam Muka
No. Pengamatan Air (cm)
49 01.00 0.7
50 02.00 0.7
51 03.00 0.8
52 04.00 0.9
53 05.00 0.9
54 06.00 0.9
55 07.00 0.9
56 08.00 0.8
57 09.00 0.6
58 10.00 0.5
59 11.00 0.4
60 12.00 0.3
61 3-Jan 13.00 0.2
62 14.00 0.2
63 15.00 0.3
64 16.00 0.4
65 17.00 0.5
66 18.00 0.6
67 19.00 0.6
68 20.00 0.7
69 21.00 0.7
70 22.00 0.7
71 23.00 0.6
72 24.00 0.6

3
Tinggi
Tanggal Jam Muka
No. Pengamatan Air (cm)
73 01.00 0.7
74 02.00 0.7
75 03.00 0.8
76 04.00 0.8
77 05.00 0.9
78 06.00 0.9
79 07.00 0.9
80 08.00 0.8
81 09.00 0.7
82 10.00 0.6
83 11.00 0.4
84 12.00 0.3
85 4-Jan 13.00 0.3
86 14.00 0.2
87 15.00 0.3
88 16.00 0.3
89 17.00 0.4
90 18.00 0.5
91 19.00 0.6
92 20.00 0.6
93 21.00 0.7
94 22.00 0.7
95 23.00 0.7
96 24.00 0.7

4
Tinggi
Tanggal Jam Muka
No. Pengamatan Air (cm)
97 01.00 0.7
98 02.00 0.7
99 03.00 0.7
100 04.00 0.8
101 05.00 0.8
102 06.00 0.9
103 07.00 0.8
104 08.00 0.8
105 09.00 0.7
106 10.00 0.6
107 11.00 0.5
108 12.00 0.4
109 5-Jan 13.00 0.3
110 14.00 0.3
111 15.00 0.3
112 16.00 0.3
113 17.00 0.4
114 18.00 0.5
115 19.00 0.6
116 20.00 0.6
117 21.00 0.7
118 22.00 0.7
119 23.00 0.7
120 24.00 0.7

5
Tinggi
Tanggal Jam Muka
No. Pengamatan Air (cm)
121 01.00 0.7
122 02.00 0.7
123 03.00 0.7
124 04.00 0.7
125 05.00 0.8
126 06.00 0.8
127 07.00 0.8
128 08.00 0.8
129 09.00 0.7
130 10.00 0.6
131 11.00 0.5
132 12.00 0.4
133 6-Jan 13.00 0.4
134 14.00 0.3
135 15.00 0.3
136 16.00 0.3
137 17.00 0.4
138 18.00 0.5
139 19.00 0.5
140 20.00 0.6
141 21.00 0.7
142 22.00 0.7
143 23.00 0.7
144 24.00 0.7

6
Tinggi
Tanggal Jam Muka
No. Pengamatan Air (cm)
145 01.00 0.7
146 02.00 0.7
147 03.00 0.7
148 04.00 0.7
149 05.00 0.7
150 06.00 0.8
151 07.00 0.8
152 08.00 0.7
153 09.00 0.7
154 10.00 0.6
155 11.00 0.6
156 12.00 0.5
157 7-Jan 13.00 0.4
158 14.00 0.4
159 15.00 0.3
160 16.00 0.4
161 17.00 0.4
162 18.00 0.5
163 19.00 0.5
164 20.00 0.6
165 21.00 0.7
166 22.00 0.7
167 23.00 0.7
168 24.00 0.7

7
Tinggi
Tanggal Jam Muka
No. Pengamatan Air (cm)
169 01.00 0.7
170 02.00 0.7
171 03.00 0.7
172 04.00 0.7
173 05.00 0.7
174 06.00 0.7
175 07.00 0.7
176 08.00 0.7
177 09.00 0.7
178 10.00 0.6
179 11.00 0.6
180 12.00 0.5
181 8-Jan 13.00 0.5
182 14.00 0.4
183 15.00 0.4
184 16.00 0.4
185 17.00 0.4
186 18.00 0.5
187 19.00 0.5
188 20.00 0.6
189 21.00 0.7
190 22.00 0.7
191 23.00 0.7
192 24.00 0.7

8
Tinggi
Tanggal Jam Muka
No. Pengamatan Air (cm)
193 01.00 0.7
194 02.00 0.7
195 03.00 0.7
196 04.00 0.7
197 05.00 0.6
198 06.00 0.6
199 07.00 0.7
200 08.00 0.7
201 09.00 0.6
202 10.00 0.6
203 11.00 0.6
204 12.00 0.5
205 9-Jan 13.00 0.5
206 14.00 0.4
207 15.00 0.4
208 16.00 0.4
209 17.00 0.4
210 18.00 0.5
211 19.00 0.5
212 20.00 0.6
213 21.00 0.7
214 22.00 0.7
215 23.00 0.8
216 24.00 0.8

9
Tinggi
Tanggal Jam Muka
No. Pengamatan Air (cm)
217 01.00 0.8
218 02.00 0.7
219 03.00 0.7
220 04.00 0.7
221 05.00 0.6
222 06.00 0.6
223 07.00 0.7
224 08.00 0.7
225 09.00 0.6
226 10.00 0.6
227 11.00 0.6
228 12.00 0.5
229 10-Jan 13.00 0.5
230 14.00 0.5
231 15.00 0.4
232 16.00 0.4
233 17.00 0.4
234 18.00 0.5
235 19.00 0.5
236 20.00 0.6
237 21.00 0.7
238 22.00 0.8
239 23.00 0.8
240 24.00 0.8

10
Tinggi
Tanggal Jam Muka
No. Pengamatan Air (cm)
241 01.00 0.8
242 02.00 0.8
243 03.00 0.7
244 04.00 0.7
245 05.00 0.6
246 06.00 0.6
247 07.00 0.5
248 08.00 0.5
249 09.00 0.5
250 10.00 0.5
251 11.00 0.5
252 12.00 0.5
253 11-Jan 13.00 0.5
254 14.00 0.5
255 15.00 0.5
256 16.00 0.4
257 17.00 0.4
258 18.00 0.5
259 19.00 0.5
260 20.00 0.6
261 21.00 0.7
262 22.00 0.7
263 23.00 0.8
264 24.00 0.9

11
Tinggi
Tanggal Jam Muka
No. Pengamatan Air (cm)
265 01.00 0.9
266 02.00 0.8
267 03.00 0.8
268 04.00 0.7
269 05.00 0.6
270 06.00 0.6
271 07.00 0.5
272 08.00 0.5
273 09.00 0.5
274 10.00 0.5
275 11.00 0.5
276 12.00 0.5
277 12-Jan 13.00 0.5
278 14.00 0.5
279 15.00 0.5
280 16.00 0.5
281 17.00 0.5
282 18.00 0.5
283 19.00 0.5
284 20.00 0.5
285 21.00 0.6
286 22.00 0.7
287 23.00 0.8
288 24.00 0.9

12
Tinggi
Tanggal Jam Muka
No. Pengamatan Air (cm)
289 01.00 0.9
290 02.00 0.9
291 03.00 0.9
292 04.00 0.8
293 05.00 0.7
294 06.00 0.6
295 07.00 0.5
296 08.00 0.4
297 09.00 0.4
298 10.00 0.4
299 11.00 0.4
300 12.00 0.5
301 13-Jan 13.00 0.5
302 14.00 0.5
303 15.00 0.5
304 16.00 0.5
305 17.00 0.5
306 18.00 0.5
307 19.00 0.5
308 20.00 0.5
309 21.00 0.6
310 22.00 0.7
311 23.00 0.7
312 24.00 0.8

13
Tinggi
Tanggal Jam Muka
No. Pengamatan Air (cm)
313 01.00 0.9
314 02.00 0.9
315 03.00 0.9
316 04.00 0.9
317 05.00 0.8
318 06.00 0.7
319 07.00 0.5
320 08.00 0.4
321 09.00 0.4
322 10.00 0.3
323 11.00 0.3
324 12.00 0.4
325 14-Jan 13.00 0.4
326 14.00 0.5
327 15.00 0.5
328 16.00 0.6
329 17.00 0.6
330 18.00 0.5
331 19.00 0.5
332 20.00 0.5
333 21.00 0.5
334 22.00 0.6
335 23.00 0.7
336 24.00 0.8

14
Tinggi
Tanggal Jam Muka
No. Pengamatan Air (cm)
337 01.00 0.9
338 02.00 1.0
339 03.00 1.0
340 04.00 1.0
341 05.00 0.9
342 06.00 0.8
343 07.00 0.6
344 08.00 0.5
345 09.00 0.4
346 10.00 0.3
347 11.00 0.3
348 12.00 0.3
349 15-Jan 13.00 0.4
350 14.00 0.4
351 15.00 0.5
352 16.00 0.6
353 17.00 0.6
354 18.00 0.6
355 19.00 0.6
356 20.00 0.5
357 21.00 0.5
358 22.00 0.5
359 23.00 0.6
360 24.00 0.7
Total 215.8
MSL 0.6

15
Lamp
iran
2-
Distri
busi
Arah
dan
Kece
pata
Stasiun Tegal n
Tabel Windrose Tahun1962-1965 Angi
n
Kecepatan 0 (km/jam) 1-6 (km/jam) 7-11 (km/jam) 12-19 (km/jam) 20-30 (km/jam) 31-39 (km/jam) 40-50 (km/jam) 51-61 (km/jam) 62-71 (km/jam) Total (Win
Arah % % % % % % % % % % dros
Calm 702 6.29 702 6.29 e) di
N 58 0.52 399 3.57 2282 20.45 1540 13.80 21 0.19 0 0.00 0 0.00 0 0.00 4300 38.53 Stati
NE 5 0.04 59 0.53 316 2.83 123 1.10 2 0.02 0 0.00 0 0.00 0 0.00 505 4.52 un
E 4 0.04 40 0.36 76 0.68 12 0.11 2 0.02 0 0.00 0 0.00 0 0.00 134 1.20 Tegal
SE 33 0.30 527 4.72 391 3.50 27 0.24 5 0.04 1 0.01 0 0.00 0 0.00 984 8.82
S 23 0.21 142 1.27 37 0.33 16 0.14 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 218 1.95
tahu
SW 110 0.99 1643 14.72 1343 12.03 346 3.10 24 0.22 0 0.00 0 0.00 0 0.00 3466 31.05 n
W 5 0.04 98 0.88 174 1.56 70 0.63 2 0.02 0 0.00 0 0.00 0 0.00 349 3.13 1962
NW 1 0.01 53 0.47 232 2.08 157 1.41 50 0.45 9 0.08 1 0.01 0 0.00 503 4.51 s.d.
Total 1619 6.29 2269 2.14 1006 26.53 473 43.46 2291 20.53 106 0.95 10 0.09 1 0.01 0 0.00 100.00 tahu
Total 11161 n
1965

1
DAFTAR PUSTAKA

Muliati, Yati. “Diktat Kuliah SI-411 Rekayasa Pantai”, Jurusan Teknik Sipil,

Institut Teknologi Nasional, Bandung 2013.

Muliati, Yati. “Diktat Kuliah SI-412 Rekayasa Pelabuhan”, Jurusan Teknik Sipil,

Institut Teknologi Nasional, Bandung 2003

viii

Anda mungkin juga menyukai