Anda di halaman 1dari 36

Taxiway and Apron

Configuration
Topic 6. Rekayasa Lapangan

1
PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG
( Taxiway )

Fungsi dari sistem landasan penghubung adalah untuk


mengatur proses pergerakan pesawat terbang dari apron
menuju landasan pacu yang akan melakukan lepas landas
(take-off) maupun pesawat terbang setelah melakukan
pendaratan (landing) dan meninggalkan landasan pacu menuju
apron.
Hal yang mempengaruhi ukuran dari landasan penghubung
adalah panjang bentang sayap (wing span), jarak antar roda
pendarat utama (wheel tread), dan panjang badan pesawat
terbang rencana (Fuselage).

2
PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

Yang termasuk sistem landasan penghubung adalah :


- Exit Taxiway : landasan penghubung yang digunakan oleh
pesawat terbang setelah melakukan pendaratan untuk
meninggalkan landasan pacu menuju apron
- Entrance taxiway : landasan penghubung yang digunakan
oleh pesawat terbang bergerak dari apron menuju landasan
pacu untuk melakukan lepas landas
- Holding Apron (apron tunggu) : jalur yang terletak dekat
dengan landasan pacu dan disediakan bagi pesawat terbang
yang digunakan untuk pemeriksaan terakhir sebelum
melakukan take-off atau menunggu ijin lepas landas dari
menara ATC

3
PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

- Holding Bay (anjungan tunggu) : jalur yang terletak di dekat entrance


taxiway yang disediakan bagi pesawat terbang dalam menunggu giliran
untuk melakukan take-off pada waktu jam penerbangan sibuk (flight rush-
hour).

Komponen-komponen pada sistem landasan penghubung


4
PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

Fungsi dari pengaturan landasan pacu (runway) dan landasan


penghubung adalah untuk :
(i). Memberikan pemisahan yang aman dan efisien serta
mengurangi gangguan / hambatan sekecil mungkin dalam
pola lalu lintas operasional penerbangan ( take-off dan
landing)
(ii). Memberikan jarak landasan penghubung (taxiway) sependek
mungkin dari apron menuju landasan pacu
(iii). Merencanakan jumlah landasan penghubung yang cukup,
sehingga pesawat terbang yang melakukan operasional
penerbangan dapat bergerak sesegera mungkin baik dari arah
apron menuju landasan pacu maupun sebaliknya

5
Landasan Penghubung (Taxiway)

6
PERENCANAAN GEOMETRIK LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG

• Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana


Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana (Airplane Design
Group) dipakai sebagai acuan dalam merencanakan
landasan pacu (runway) dan landasan penghubung
(taxiway) secara geometrik.
Klasifikasi ini didasarkan atas karakteristik pesawat
terbang, yakni pada dimensi panjang sayap (wing span),
dapat dilihat pada tabel berikut :

7
Tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana
Tabel 6.1
Grup Tipe Wing span
Pesawat (m)
I Cessna, Piper Navajo, T-82 < 49 ft
(< 15 m)

II N-212, CN-235, STOL Sky-van, 49 ft < x < 79 ft


(15 m < x < 24 m)

III DC-9-32, DC-9-50, B-737-200, 79 ft < x < 118 ft


B-727-200, (24 m < x < 36 m)

IV DC-10-A, DC-10-B, B-720B, 118 ft < x < 171 ft


B-707-120B, B-707-320B (36 m < x < 52 m)
Airbus A-300

V B-747-300, B-747-400, 171 ft < x < 214 ft


B-767, B-747 SP (52 m < x < 65 m)

8
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)

Landasan penghubung (taxiway) didefinisikan sebagai suatu


jalur perkerasan yang digunakan oleh pesawat terbang sebagai
akses dari apron menuju landasan pacu (runway) dan
sebaliknya dari landasan pacu menuju apron setelah
melakukan pendaratan.
Untuk akses dari apron menuju landasan pacu disebut
‘entrance taxiway’ dan akses dari landasan pacu menuju
apron disebut ‘exit taxiway’.
Kedua jalur akses ini merupakan by-pass taxiway.

9
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)
1. Perencanaan tikungan dan lebar tambahan tikungan (fillet) pada
taxiway

Keterangan:
F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet)
terhadap taxiway centerline
L = panjang jalur tikungan tambahan
(fillet) hingga pada ujung belokan
taxiway
R = Jari-jari belokan taxiway

10
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)

Keterangan:
F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet)
terhadap taxiway centerline
L = panjang jalur tikungan tambahan
(fillet) hingga pada ujung belokan
taxiway
R = Jari-jari belokan taxiway

11
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN
PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Keterangan:
F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet)
terhadap taxiway centerline
L = panjang jalur tikungan tambahan
(fillet) hingga pada ujung belokan
taxiway
R = Jari-jari belokan taxiway

12
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN
PENGHUBUNG (TAXIWAY)
Tabel 6.2
Dalam merencanakan desain geometrik pada landasan penghubung digunakan
referensi perencanaan dari FAA :
Airplane Design Group
Komponen pd Taxiway
I II III IV V

Lebar taxiway (W) 25 ft 35 ft 50 ft 75 ft 75 ft


7,5 m 10,5 m 15 m 23 m 23 m

Jarak tepi aman 5 ft 7,5 ft 10 ft 15 ft 15 ft


taxiway (M) 1,5 m 2,25 m 3m 4,5 m 4,5 m

Lebar bahu taxiway (S) 10 ft 10 ft 10 ft 15 ft 15 ft


3m 3m 3m 4,5 m 4,5 m

Tabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi Airplane Design Group
13
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)
Tabel 6.3
Airplane Design Group
Komponen pd Taxiway

I II III IV V

75 ft 75 ft 100 ft 150 ft 150 ft


Jari-jari tikungan (R) 22,5 m 22,5 m 30 m 45 m 45 m

60 ft 60 ft 60 ft 85 ft 85 ft
Jari-jari tikungan 18 m 18 m 18 m 25,5 m 25,5 m
tambahan ( F)

50 ft 50 ft 150 ft 250 ft 250 ft


Panjang jalur tikungan 15 m 15 m 45 m 75 m 75 m
tambahan (L)

Tabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi Airplane Design Group
14
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)

Contoh perhitungan desain lebar jalur taxiway dan taxiway fillet :


Diketahui pesawat terbang rencana B-737-200 dengan wing span 32,92 m
termasuk Airplane Design Group III (lihat tabel 6.1).
Sehingga dari tabel 6.2 dan tabel 6.3 diperoleh :
- Lebar taxiway (W) = 50 ft (15 m)
- Jarak tepi aman taxiway (M) = 10 ft (3 m)
- Lebar bahu taxiway (S) = 10 ft (3 m)
- Jari-jari tikungan tambahan (fillet) terhadap taxiway centerline (F) = 60 ft
(18 m)
- Panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan
taxiway (L) = 150 ft (45 m)
- Jari-jari belokan taxiway (R) = 150 ft (45 m)

15
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)
Gambar
Rencana :

Perencanaan Tikungan pada Taxiway dengan pesawat terbang rencana B-737-200


16
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)

2. Perencanaan by-pass taxiway (exit taxiway dan entrance


taxiway)
Dalam perencanaan by-pass taxiway (exit taxiway dan
entrance taxiway) ini yang perlu untuk diperhatikan adalah
penentuan kecepatan rencana dari pesawat terbang saat
akan memasuki area sistem landasan penghubung.
Penentuan kecepatan rencana ini dapat dihitung dengan
persamaan berikut :
R = V^2____
(125.µ)

17
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)

sehingga : V = √ (125 x R x µ)
= 11,18 √(R x µ)
dengan :
V = kecepatan rencana pesawat terbang (km/jam)
R = jari-jari tikungan pada sistem taxiway sesuai dengan
Airplane Design Group atau hasil perhitungan ( m )
µ = koefisien gesek antara ban dan struktur permukaan
perkerasan (0,13)

18
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)

Jika penentuan jari-jari tikungan dipertimbangkan berdasarkan ukuran


wheel base (jarak antara roda pendarat utama/main gear dan roda
depan/nose gear) dan komponen-komponennya maka dapat dihitung
dengan persamaan berikut :

R = 0,388 . 2B_
((W/2) – D)

dengan :
R = jari-jari tikungan pada taxiway yang direncanakan ( m )
B = ukuran wheel base dari pesawat terbang rencana ( m )
W = lebar jalur taxiway sesuai dengan Airplane Design Group ( m )
D = jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat utama/main
gear dan tepi jalur taxiway ( m )

19
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)

Contoh perhitungan desain tikungan pada sistem by-pass taxiway :


Diketahui pesawat terbang rencana B-737-200 dengan wing span
32,92 m termasuk Airplane Design Group III sehingga dari tabel
perencanaan komponen taxiway dari FAA diperoleh :
Lebar taxiway (W) = 50 ft (15 m)
Untuk pesawat terbang rencana B-737-200, maka
Ukuran wheel base (B) = 11,38 m
Jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat utama/main
gear dan tepi jalur taxiway (D) = 3,75 m

20
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)

Maka : R = 0,388 . 2B_


((W/2) – D)
= 0,388 . 2(11,38)
((15/2) – 3,75)
= 13.399 m ≈ 14 m

Sehingga kecepatan rencana pesawat terbang saat memasuki tikungan


adalah :
V = √ (125 x R x µ)
= 11,18 √(R x µ)
= 11,18 √(14 x 0,13)
= 15 m/dt
= 15 x 3,6
= 54 km/jam

21
APRON
DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

22
PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP
CLEARANCE

Menurut peraturan dari FAA Airport Design and Engineering


Advisory Circular 150/5300-13,
Wing-tip clearance adalah jarak kebebasan dari ujung sayap
pesawat terbang terhadap ujung sayap pesawat terbang yang
lain dan berfungsi untuk memudahkan mobilitas atau
pergerakan pesawat terbang di apron maupun di jalur taxiway
agar tidak terjadi konflik dengan pesawat terbang lain

23
PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP
CLEARANCE

ASPEK AIRPLANE DESIGN GROUP


PERENCANAAN
I II III IV V

Wing-tip clearance 20 ft 26 ft 34 ft 44 ft 53 ft
Pada taxiway (6 m) (8 m) (10,5 m) (13,5 m) (16 m)

Wing-tip clearance 15 ft 18 ft 22 ft 27 ft 31 ft
Pada apron / (4,50 m) (5,50 m) (6,50 m) (8 m) (11 m)
taxilane

24
PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP
CLEARANCE

Menurut Peraturan FAA AC 150/5360-13 disyaratkan bahwa


jarak antara hidung pesawat terbang dengan bagian depan
gedung terminal adalah 4,5 – 9 m tergantung dari kelompok
pesawat terbang rencana (Airplane Design Group)
Untuk kebutuhan manuver pesawat terbang pada apron dan
mobilitas dari dan menuju ke landasan pacu, dibutuhkan
separasi atau pemisahan posisi pesawat terbang untuk
menghindarkan pengaruh semburan jet dari mesin pesawat ke
arah gedung terminal sejarak 150 m

25
PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK “ WING-TIP CLEARANCE”

Lay-out posisi pesawat terbang pada jalur taxiway 26


PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

Lay-out posisi pesawat terbang pada jalur taxilane pada apron (1) 27
PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

Lay-out posisi pesawat terbang pada jalur taxilane pada apron (2) 28
PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP
CLEARANCE

Lay-out posisi pesawat terbang pada apron 29


APRON

30
KONFIGURASI PARKIR PESAWAT
A. Distribusi Horizontal
1. Konfigurasi Dermaga/Pier configuration

31
2. Konfigurasi Menerus/Linier Configuration

32
3. Konfigurasi Satelit/Satellite Configuration

33
4. Konfigurasi Bergerak/Pengangkut
(Transporter Configuration)

34
B. Sistem Satu -Setengah Level

35
36

Anda mungkin juga menyukai