dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkerasan Jalan Raya
Dosen : Dr. Juang Akbardin, S.T., M.T., IPM.
Oleh :
Muhammad Fajar Shidiq
1900926
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Berkah,
Rahmat Dan Hidayah-Nyalah sehingga laporan ini dapat terselesaikan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Atas tersusunnya laporan ini, tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. Juang Akbardin, ST., MT. selaku dosen mata kuliah Perkerasan Jalan
Raya
2. Berbagai macam media, yang memberikan banyak informasi mengenai
laporan terkait.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dalam hal teknik penulisan, tata bahasa maupun isinya. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapakan demi
penyempurnaan laporan ini pada masa yang akan datang. Akhir kata, semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya
para pembaca sekalian..
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
4.11Menghitung Overlay .......................................................................33
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................38
5.2 Rekomendasi ...................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur perkerasan lenturpada permukaan tanah asli (Bina Marga 2013) ...... 5
Gambar 2 Struktur perkerasan lentur pada tanah timbunan (Bina Marga 2013) .... 5
Gambar 3 Struktur perkerasan lentur pada galian (Bina Marga 2013) ................... 5
Gambar 4 Konfigurasi Beban Sumbu ................................................................... 12
Gambar 5 Grafik Plot nilai ɑ1 ............................................................................... 17
Gambar 6 Grafik plot nilai ɑ2 ............................................................................... 18
Gambar 7 Grafik Plot nilai ɑ3 ............................................................................... 18
Gambar 8 Grafik SN ............................................................................................. 19
Gambar 9 Hubungan antara lendutan balik rencana dan CESA ........................... 23
Gambar 10 Regresi ................................................................................................ 26
Gambar 11 Konfigurasi Beban Sumbu ................................................................. 27
Gambar 12 Grafik koefisien kekuatan relatif lapis permukaan beton aspal (a1) .. 36
Gambar 13 Grafik koefisien kekuatan relatif lapis pondasi beraspal (a2) ............ 36
Gambar 14 Grafik koefisien kekuatan relatif lapis pondasi bawah granular (a3) 37
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Faktor distribusi lajur (DL) ...................................................................... 12
Tabel 2 Klasifikasi Jalan ....................................................................................... 13
Tabel 3 Faktor Distribusi Lajur (DL) .................................................................... 13
Tabel 4 Nilai Relibilty........................................................................................... 15
Tabel 5 Nilai ZR.................................................................................................... 15
Tabel 6 Koefisien Drainase (m) ............................................................................ 16
Tabel 7Koefisien lapisan ....................................................................................... 16
Tabel 8 Koefisien lapisan ...................................................................................... 17
Tabel 9 Lebar perkerasan ...................................................................................... 19
Tabel 10 Koef distribusi kendaraan ...................................................................... 19
Tabel 11 Temperatur Tengah (Tt) dan Bawah (Tb) Lapis Beraspal Berdasarkan
Data Temperatur Udara (Tu) dan Temperatur Permukaan (Tp) ........................... 22
Tabel 12 Data survei lalu lintas pada tahun 2015 - 2019 ...................................... 26
Tabel 13 Lalu lintas harian rata - rata pada umur rencana .................................... 26
Tabel 14 Klasifikasi Fungsi dan Kelas Jalan ........................................................ 27
Tabel 15 Nilai Ekivalen ........................................................................................ 28
Tabel 16 Faktor distribusi lajur (DL) .................................................................... 30
Tabel 17 data volume kendaraan........................................................................... 30
Tabel 18 Faktor distribusi lajur (DL) .................................................................... 31
Tabel 19 Hasil Perhitungan beban standar kumulatif (Ŵ18) ................................ 31
Tabel 20 Data CBR ............................................................................................... 32
Tabel 21 Nilai R dan jumlah titik pengamatan ..................................................... 32
Tabel 22 Nilai Reabilitas (R) ................................................................................ 33
Tabel 23 Standar Deviasi Normal ......................................................................... 34
Tabel 24 Koefisien Drainase (m) .......................................................................... 34
Tabel 25 menentukan a1,a2, dan a3 ...................................................................... 35
Tabel 26 Time Table Perkerasan Jalan Umur Rencana 26 Tahun ........................ 39
Tabel 27 Resume AE 18 KSAL Akibat Pergantian Kelas Jalan ........................... 41
Tabel 28 Nilai Lendutan Balik Izin Pergantian Kelas Jalan ................................. 42
v
BAB I
PENDAHULUAN
Kesadaran akan pentingnya fungsi jalan raya dalam kehidupan manusia telah
mendorong banyak penelitian tentang desain lapis perkerasan jalan raya untuk mencari
teknologi yang memungkinkan manusia dapat merencanakan perkerasan jalan raya
secara lebih efektif dan efisien. Dewasa ini teknologi bahan perkerasan jalan raya telah
digunakan secara luas pada desain perkerasan jalan raya yang berskala kecil sampai
pada yang berskala besar.
Dalam perencanaan lapis perkerasan suatu jalan sangat perlu diperhatikan,
bahwa bukan cuma karakteristik material dari konstruksi penyusun lapis perkerasan
dan karakteristik lalu lintas saja yang perlu ditinjau, melainkan banyak faktor lain
yang juga besar pengaruhnya terhadap perencanaan lapis perkerasan yang tepat dan
efisien. Faktor faktor seperti ekonomi, kondisi lingkungan, sifat tanah dasar, fungsi
jalan dan faktor lainnya sangatlah penting untuk diperhatikan karena bukan cuma
mempengaruhi kekuatan dari konstruksi tetapi juga sangat berpengaruh terhadap
durability atau keawetan dari konstruksi lapis perkerasan tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba untuk
merencanakan tebal konstruksi lapisan perkerasan lentur yang efisien dan ekonomis
dengan menggunakan metode Analisa Komponen (Bina Marga).
1
6. Berapa umur sisa pelayanan konstruksi perkerasan jalan yang masih layak
dari tahun evaluasi 11.2?
5. Untuk mengetahui tebal konstruksi overlay kedua akibat umur sisa dan
pergantian kelas jalan.
6. Untuk mengetahui umur sisa pelayanan konstruksi perkerasan jalan yang
masih layak dari tahun evaluasi 11.2.
1. Lapisan Surface
2. Lapisan Base
3. Lapisan SubBase
2
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, pokok permasalahan, maksud
dan tujuan, serta sistematika penulisan.
Dalam bab ini dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan dalam
perencanaan.
BAB IV PENUTUP
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
3. Lapis pondasi bawah (subbase course)
Lapisan ini terletak dibawah lapis pondasi atas dan berada diatas tanah
dasar (subgrade). Pada lapisan ini dapat menggunakan agregat yang
bergradasi baik.
Gambar 2 Struktur perkerasan lentur pada tanah timbunan (Bina Marga 2013)
5
1. Tanah dasar, menurut Sukirman (1999), perkerasan jalan diletakkan
diatas tanah dasar, dengan demikian secara keseluruhan mutu dan daya
tahan konstruksi perkerasan tak lepas dari sifat tanah dasar. Material
yang digunakan pada tanah dasar dapat berasal dari lokasi pengerjaan
atau didaerah sekitarnya. Untuk daya dukung yang baik dan kemampuan
mempertahankan volume selama masa pelayanan maka tanah dasar
harus dipadatkan sampai pada tingkat kepadatan yang dubutuhkan.
2. Agregat, menurut Sukirman (1999), agregat/batuan merupakan
komponen utama dari lapisan perkerasan jalan yaitu mengandung 90-
95% agregat berdasarkan persentase berat atau 75-85% agregat
berdasarkan presentase volume. Pada lapisan permukaan dibutuhkan
agregat dengan kualitas dan sifat yang baik, karena pada lapisan ini
langsung menerima beban lalu lintas yang kemudian disebarkan ke
lapisan dibawahnya.
3. Aspal, merupakan bahan perekat yang terdiri dari asphaltenes dan
maltenes. Warna hitam atau coklat tua pada aspal dipengaruhi oleh
kandungan dari asphaltenes, sementara maltenes sendiri terdiri dari
rasins dan oils. Sifat adhesi yang terkandung dalam aspal dipengaruhi
oleh rasins, yang nantinya deiring dengan waktu pelayanan jalan
fungsinya akan semakin berkurang. Aspal pada konstruksi perkerasan
jalan bersifat sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi.
6
- Menghubungkan kota antar jenjang pertama antar
satuan wilayah pengembangan.
• Sistem Jaringan Jalan Sekunder, adalah sistem jaringan
jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk
masyarakat dalam kota, ini berarti sistem jaringan jalan
sekunder disu sun mengikuti ketentu an pengaturan tata
ruang kota yang menghubungkan kawas an¬kawasan
yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kedua,
fungsi sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke
perumahan.
7
- Kecepatan rencana > 40 km/jam.
- Lebar badan jalan > 7 m.
- Kapasitas jalan lebih besar atau sama dengan volume
lalu lintas rata-rata.
- Jalan kolektor primer tidak terputus walaupun
memasuki daerah kota.
- Jalan masuk dibatasi sehingga kecepatan rencan a
dan kapasitas jalan tidak terganggu.
- Indeks Permukaan tidak kurang dari 2.
• Jalan Lokal Primer, adalah jalan yang menghubungkan
kota jenjang pertama dengan persil atau menghubungkan
kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga, kota
jenjang ketiga dengan kota jenjang di bawahnya, kota
jenjang ketiga dengan persil, atau kota di bawah jenjang
ketiga sampai persil. Persyaratan jalan lokal primer
adalah :
- Kecepatan rencana > 20 km/jam.
- Lebar badan jalan > 6,0 m.
- Jalan lokal primer tidak terputus walaupun memasuki
desa.
- Indeks Permukaan tidak kurang dari 2.
8
dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan
seterusnya sampai ke perumahan. Persyaratan jalan lokal
sekunder adalah :
- Kecepatan rencana > 10 km/jam.
- Lebar badan jalan > 5 m.
- Indeks Permukaan tidak kurang dari 1,0.
2. Umur Rencana
Umur rencana perkerasan jalan adalah jumlah tahun dari saat
jalan tersebut dibuka untuk lalu lintaskendaraan sampai diperlukan suatu
perbaikan yang bersifat struktural (sampai diperlukan overlay lapisan
perkerasan). Selam umur rencana tersebut pemeliharaan perkerasan
jalan tetap harus dilakukan, seperti plapisan nonstruktural yang
berfungsi sebagai lapis aus. Umur rencana untuk perkerasan lentur jalan
baru umumny a diambil 20 tahun dan untuk peningkatan jalan 10 tahun.
Umur rencana yang lebih besar dari 20 tahun tidak lagi ekonomis karena
perkembangan lalu lintas yang terlalu besar dan sukar untuk
mendapatkan ketelitian yang memadai (tambahan tebal lapisan
perkerasan menyebabkan biaya awal yang cukup tinggi).
3. Lalu lintas
Tebal lapisan perkerasan jalan ditentukan dari beban yang
akan dipikul, hal ini berhubungan dengan arus lalu lintas yang hendak
melewati jalan tersebut. Besarnya arus lalu lintas dapat diperoleh dari :
a. Analisa lalu lintas saat ini, sehingga diperoleh data
mengenai : jumlah kendaraan yang akan memakai jalan,
jenis kendaraan, konfigurasi sumbu dari setiap jenis
kendaraan, serta beban masing-masing sumbu kendaraan.
Pada perencanaan jalan baru perkiraan volume lalu lintas
ditentukan dengan menggunakan hasil survei volume lalu
lintas di dekat jalan tersebut dan analisa pola lalu lintas di
sekitar lokasi jalan.
b. Perkiraan faktor pertumbuhan lalu lintas selama umur
rencana, antara lain berdasarkan atas analisa ekonomi dan
sosial daerah tersebut.
Di negara sedang berkembang termasuk Indonesia,
analisa lalu lintas yang dapat menunjang data perencanaan
dengan ketelitian yang memadai sukar dilakukan, karena :
- Kurangnya data yang dibutuhkan.
- Sulit memprediksi perkembangan yang akan datang
karena belumadanya rancangan induk di sebagian besar
wilayah Indonesia. Hal ini dapat diatasi dengan
melakukan konstruksi bertahap (stage construction)
dimana lapis perkerasan sampai dengan lapisan pondasi
atas dilaksanakan sesuai kebutuhan untuk umur rencana
yang lebih panjang, biasanya 20 tahun, tetapi lapisan
9
permukaannya dilaksanakan sesuai kebutuhan umur
rencana tahap pertama (5 atau 10 tahun).
Keuntungan menggunakan konstruksi bertahap antara lain
:
- Koreksi terhadap perkiraan perkembangan lalu lintas
dapat dilakukan pada tahap kedua.
- Kerusakan setempat, karena pelaksanaan atau keadaan
setempat dapat diperbaiki dan direncanakan kembali.
- Keterbatasan biaya untuk pembuatan tebal perkerasan
dapat diatasi (lapisan permukaan merupakan lapisan
dengan biaya terbesar).
10
trase rencana. Lokasi pengambilan contoh dilakukan dan
jenis tanah di sepanjang jalan. Interval 1 km dapat
dipergunakan sebagai guidence jika terletak pada jenis
tanah yang sama. Pengambilan contoh tanah tambahan
harus dilakukan pada setiap pergantian jenis tanah atau
kondisi lingkungan dan lokasi yang diragukan keadaan
tanahnya.
11
Gambar 4 Konfigurasi Beban Sumbu
12
4 50 - 75
Sumber: AASHTO 1993
W18 = DD x DL x Ŵ18
3. Menentukan Klasifikasi Jalan Raya
13
6. Menghitung Beban Standart Kumulatif (CESA)
a. ESA4 = (𝐿𝑖𝑗 / 𝑆𝐿)4
b. ESA = ( LHR T∑jenis kendaraan x ESA4 ) x DL
c. CESA = ESA x 365 x R
Dimana :
Lij = Beban pada sumbu atau kelompok sumbu
SL = beban standar untuk sumbu atau kelompok sumbu
( nilai SL
mengikuti ketentuan dalam pedoman desain Pd T-
05-2005).
ESA = lintas sumbu standar ekivalen untuk 1 hari
LHRT = lintas harian rata-rata tahunan untuk jenis
kendaraan tertentu
CESA = kumulatif beban standar ekivalen selama umur
rencana
R = faktor pengali pertumbuhan lalu lintas
7. Menentukan Traffic Multiper ((TM)
8. Menghtung CESA5
CESA5 = TM x CESA4
14
∆PSI = Po - Pt
Tabel 5 Nilai ZR
15
Sesuai dengan data sekunder yang diperoleh bahwa kualitas drainase
adalah baik dengan waktu struktur perkerasan dipengaruhi oleh kadar air
yang mendekati jenuh sebesar 20%.
16
Tabel 8 Koefisien lapisan
17
Gambar 6 Grafik plot nilai ɑ2
2. Lapisan pondasi bawah agregat kelas B ;
18
Berikut adalah grafik untuk mencari SN
Gambar 8 Grafik SN
Jalur rencana merupakan salah satu jalur lalu lintas dari suatu ruas
jalan raya yang menampung lalu lintas terbesar. Jika jalan tidak memiliki
tanda batas jalur, maka jumlahnya ditentukan berdasar lebar perkerasan
sebagai berikut :
Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang
lewat pada jalur rencana ditentukan menurut daftar II, SNI-1732-1989-F
Tabel 10 Koef distribusi kendaraan
19
1 jalur 1,00 1,00 1,00 1,00
2 jalur 0,60 0,50 0,70 0,50
3 jalur 0,40 0,40 0,50 0,475
4 jalur - 0,30 - 0,45
5 jalur - 0,25 - 0,425
6 jalur - 0,20 - 0,40
*) berat total < 5 ton, misalnya : mobil pnp, pick up, mobil hantaran
**) berat total >= 5 ton, misalnya : bus, truk, traktor, semi trailer, trailer
n = Umur rencana
m = Jumlah masing-masing jenis kendaraan
i atau r = Angka Pertumbuhan
AE18KSAL = Jumlah lalu lintas akumulatif selama umur rencana
UE18KSAL = Unit equivalent 18 Kip Single Axle Load
20
Setelah mendapatkan data dari lapangan yang berupa pembacaan pada alat
Benkelman Beam, yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.2, maka
berdasarkan Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur
dengan Metode Lendutan (PD T 05-2005 B), untuk lendutan balik tiap titik
dengan Metode Benkelman Beam dihitung dengan rumus :
d = 2 (d3 – d1) . Ft . Ca . FKB-BB
𝒕𝒑+𝒕𝒕+𝒕𝒃
t1 =
𝟑
Dimana :
= 1,2 jika pemeriksaan dilakukan pada musim kemarau / muka air rendah.
= 0,9 jika pemeriksaan dilakukan pada musim hujan / muka air tanah tinggi.
t1 = ⅓ (tp + tt + tb)
21
Tabel 11 Temperatur Tengah (Tt) dan Bawah (Tb) Lapis Beraspal Berdasarkan
Data Temperatur Udara (Tu) dan Temperatur Permukaan (Tp)
22
dwakil = lendutan balik untuk mewakili satu segmen jalan
dR = lendutan balik rata-rata
K = 2; tingkat kepercayaan 95%
Dimana :
FK = Faktor keseragaman
S = Standar Deviasi
D = Dwakil
Ada 3 (tiga) kategori tingkat keseragaman, yaitu :
23
Rumus yang digunakan :
Dimana:
L = AE18 KSAL
AE18KSAL
N = 365 .∑𝑚𝑏
𝑡𝑔 m UE18KSAL
Maka umur sisa konstruksi (sisa pelayanan) jalan didapat dengan rumus :
2 2
log 2 N + + 1 - log + 1
i i
n =
log (i + 1)
Dimana :
N = faktor umur rencana
n = umur sisa jalan
I = angka pertumbuhan lalu lintas
24
BAB III
PERHITUNGAN PERENCANAAN PERKERASAN
Kelas jalan ditetapkan pada tahun 2045 berdasarkan data lalu lintas
pada tahun 2015, sehingga perlu untuk mengetahui LHR pada tahun 2045.
Untuk menghitung jumlah LHR pada tahun ke-n, dihitung menggunakan
rumus :
LHRn = LHRo (1 + i)n
Berdasarkan MKJI, perencanaan jalan perkotaan untuk menilai setiap
kendaraan ke dalam satuan mobil penumpang (smp) maka harus dikalikan
dengan faktor equivalensinya (emp), yaitu :
HV = 1,3 (bus, truk 2 as, truk 3 as, truk 4 as, trailer)
LV = 1 (mobil penumpang, pick up)
Penentuan emp ini diambil dengan asumsi jalan yang diambil adalah 2/4 UD.
Maka LHR2039 = LHRn x emp (smp)
Maka LHRT2039 = LHRn / 365 (unit/hari)
Hasil perhitungan pertumbuhan lalu lintas disajikan secara tabelaris.
25
Tabel 12 Data survei lalu lintas pada tahun 2015 - 2019
Regresi
10000
5000
y = 610.00x - 1,222,124.00
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Gambar 10 Regresi
Maka perhitungan lalu lintas harian rata-rata pada umur rencana
Tabel 13 Lalu lintas harian rata - rata pada umur rencana
26
Tabel 14 Klasifikasi Fungsi dan Kelas Jalan
27
Tabel 15 Nilai Ekivalen
= 0.00045
= 0.00045
= 0.04392
4) Pada Jenis Kendaraan Golongan. 6b
Berat total maksimum = 18.200 kg
Distribusi beban sumbu depan 34 % dan belakang 66 %
34%𝑥182004 66%𝑥182004
E = + x0,086
8160 8160
= 0.73454
28
5) Pada Jenis Kendaraan Golongan. 7a
Berat total maksimum = 25.000 kg
Distribusi beban sumbu depan 25 %, belakang 37,5 % dan belakang 37,5 %
25%𝑥250004 75%𝑥250004
E = + 0.086( )
8160 8160
= 2.74157
27%𝑥314004
0.086( )
8160
= 0.54649
7) Pada Jenis Kendaraan Golongan 7c
Berat total maksimum = 42.000 kg
Distribusi beban sumbu depan 18 %, belakang 28 %, belakang 27% dan
belakang 27 %
6 6 6 6
18% x 42000 28% x 42000 27% x 42000 27% x 42000
+ + .0,086 + .0,086
8160 8160 8160 8160
= 6.24003
(1+0.058211439)2 −1
R= = 35,10
0.058211439
3.4.2 Faktor distribusi arah (DD)
29
Nilai DD dapat dipakai 0,3-0,7. Pengecualian ini terjadi pada kendaraan
berat yang cenderung menuju ke satu arah tertentu. Nilai DD diambil 0,5
30
Tabel 18 Faktor distribusi lajur (DL)
W18 = DD x DL x Ŵ18
= 0,5 x 80% x 6887.656
= 2066.296832
W18 pertahun = 365 x 2066.296832
= 754198.3437
𝑛
(1+𝑔) −1
WT = 𝑊18 𝑥 𝑔
25
(1+0,0178) −1
= 754198.3437 𝑥 0,0178
= 24662387.67
Tabel 19 Hasil Perhitungan beban standar kumulatif (Ŵ18)
W18
2015 2016 2017 2018 2019
2066.297 2207.040 2347.783 2488.525 2629.268
W18 pertahun
2015 2016 2017 2018 2019
754198.3437 805569.479 856940.614 908311.749 959682.884
Wt Rencana 21 Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
24662387.67 26342230.7 28022073.8 29701916.8 31381759.89
31
Tabel 20 Data CBR
CBR Min =3
CBR Max = 10
R desain = 3,18
𝐶𝐵𝑅 𝑀𝑎𝑥−𝐶𝐵𝑅 𝑀𝑖𝑛
CBR Segmen = 𝐶𝐵𝑅 𝑟𝑎𝑡𝑎2 − 𝑅
10−3
= 6,0833 − 3,18
= 3,9
CBR (Mr) =4
Mr Efektif = 3 x 1500 psi = 4500 psi
3.4.7 Serviceability
32
Indeks kemampuan pelayanan awal (Po) = 4,2
Indeks kemampuan pelayanan akhir (Pt) = 2
Rumus : ∆PSI = Po – Pt
Sehingga : ∆PSI = 4,2 – 2 = 2,2
3.4.8 Reliability (R) = 90%
Nilai reliability dapat ditentukan menggunakan tabel dibawah ini.
Kelas IIb dengan fungsi jalan raya, masuk klasifikasi jalan arteri.
Maka R = 90%
n2 = 5 tahun
n3 = 10 tahun
n4 = 15 tahun
n5 = 20 tahun
𝑅 1/2 90 1/2
R2 = (100) = (100) = 94,9 %
𝑅 1/3 90 1/3
R3 = (100) = (100) = 96,5 %
𝑅 1/4 90 1/4
R4 = (100) = (100) = 97,4 %
𝑅 1/5 90 1/5
R5 = (100) = (100) = 97,9 %
33
Tabel 23 Standar Deviasi Normal
34
Tabel 25 menentukan a1,a2, dan a3
35
Gambar 12 Grafik koefisien kekuatan relatif lapis permukaan beton aspal (a1)
36
Gambar 14 Grafik koefisien kekuatan relatif lapis pondasi bawah granular (a3)
1) SN1
𝑆𝑁 1
D1 = = 4,5 In
𝑎1
2) SN2
𝑆𝑁 2 − 𝑎1 𝑑1
D2 = =2,0069 in
𝑎2 𝑚2
2) SN3
𝑆𝑁 3 − 𝑎1 𝑑1 + 𝑎2 𝑚2 𝑑2
D3 = = 8.026755853 in
𝑎3 𝑚3
37
Dari perhitungan di atas didapat tebal masing-masing lapis perkerasan sebagai
berikut :
Lapis Permukaan = Laston (4,5 inch)
Lapis Pondasi Atas = Laston Atas (2,0069 in)
Lapis Pondasi Bawah = Sirtu Pitrum kelas A (8,02676 in)
Cek, tebal total < 100 cm
D1 + D2 + D3 = 36,91495 cm < 100 cm …… OK! (Ekonomis)
Karena hasil perhitungan < syarat minimum, maka dipakai syarat minimum.
38
Tabel 26 Time Table Perkerasan Jalan Umur Rencana 26 Tahun
TAHUN 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045
LHR 7026 7636 8246 8856 9466 10076 10686 11296 11906 12516 13126 13736 14346 14956 15566 16176 16786 17396 18006 18616 19226 19836 20446 21056 21666 22276 22886 23496 24106 24716 25326
Kelas Jalan I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
Data Existing
Masa Perencanaan
Lapis Perkerasan
Rencana
Overlay Tahap 1
Evaluasi
Adanya perubahan perubahan volume yang terjadi berpengaruh terhadap fungsional jalan sehingga akan mempengaruhi kelas
jalan dari jalan yang direncanakan tersebut. Karena ada perubahan fungsional jalan atau perubahan kelas jalan, maka perlu dilakukan
perubahan pada karakteristik jalan diantaranya adalah lebar jalan.
39
3.5 Perhitungan Overlay
3.5.1 Overlay pertama akibat Pergantian kelas Jalan
Perhitungan Faktor Umur Rencana
Faktor umur rencana
40
Tabel 27 Resume AE 18 KSAL Akibat Pergantian Kelas Jalan
i= 0.05821
2. Tahun LHR Total Gol 2 AE Gol 3 AE Gol 5B AE Gol 6B AE Gol 7A AE Gol 7B AE Gol 7C AE UE 18 KSAL AE 18 KSAL
2020 10076.00 4030.40 4030.40 1007.60 1511.40 1007.60 503.8 503.80 7339.53 69652127.46
2021 10686.00 4274.40 4274.40 1068.60 1602.90 1068.60 534.3 534.30 7783.86 73868860.07
2022 11296.00 4518.40 4518.40 1129.60 1694.40 1129.60 564.8 564.80 8228.20 78085592.68
2023 11906.00 4762.40 4762.40 1190.60 1785.90 1190.60 595.3 595.30 8672.53 82302325.29
2024 12516.00 5006.40 5006.40 1251.60 1877.40 1251.60 625.8 625.80 9116.87 86519057.89
2025 13126.00 5250.40 5250.40 1312.60 1968.90 1312.60 656.3 656.30 9561.20 90735790.50
2026 13736.00 5494.40 5494.40 1373.60 2060.40 1373.60 686.8 686.80 10005.53 94952523.11
2027 14346.00 5738.40 5738.40 1434.60 2151.90 1434.60 717.3 717.30 10449.87 99169255.72
2028 14956.00 5982.40 5982.40 1495.60 2243.40 1495.60 747.8 747.80 10894.20 103385988.32
2029 15566.00 6226.40 6226.40 1556.60 2334.90 1556.60 778.3 778.30 11338.54 107602720.93
2030 16176.00 6470.40 6470.40 1617.60 2426.40 1617.60 808.8 808.80 11782.87 111819453.54
2031 16786.00 6714.40 6714.40 1678.60 2517.90 1678.60 839.3 839.30 12227.21 116036186.15
2032 17396.00 6958.40 6958.40 1739.60 2609.40 1739.60 869.8 869.80 12671.54 120252918.75
2033 18006.00 7202.40 0.000451096 7202.40 0.000451096 1800.60 0.043923526 2700.90 0.73453536 1800.60 2.741572508 900.3 0.546491154 900.30 6.240031208 13115.87 124469651.36
2034 18616.00 7446.40 7446.40 1861.60 2792.40 1861.60 930.8 930.80 13560.21 128686383.97
2035 19226.00 7690.40 7690.40 1922.60 2883.90 1922.60 961.3 961.30 14004.54 132903116.58
2036 19836.00 7934.40 7934.40 1983.60 2975.40 1983.60 991.8 991.80 14448.88 137119849.18
2037 20446.00 8178.40 8178.40 2044.60 3066.90 2044.60 1022.3 1022.30 14893.21 141336581.79
2038 21056.00 8422.40 8422.40 2105.60 3158.40 2105.60 1052.8 1052.80 15337.55 145553314.40
2039 21666.00 8666.40 8666.40 2166.60 3249.90 2166.60 1083.3 1083.30 15781.88 149770047.00
2040 22276.00 8910.40 8910.40 2227.60 3341.40 2227.60 1113.8 1113.80 16226.21 153986779.61
2041 22886.00 9154.40 9154.40 2288.60 3432.90 2288.60 1144.3 1144.30 16670.55 158203512.22
2042 23496.00 9398.40 9398.40 2349.60 3524.40 2349.60 1174.8 1174.80 17114.88 162420244.83
2043 24106.00 9642.40 9642.40 2410.60 3615.90 2410.60 1205.3 1205.30 17559.22 166636977.43
2044 24716.00 9886.40 9886.40 2471.60 3707.40 2471.60 1235.8 1235.80 18003.55 170853710.04
2045 25326.00 10130.40 10130.40 2532.60 3798.90 2532.60 1266.3 1266.30 18447.89 175070442.65
Total 335236.40 3181393411.47
41
Perhitungan Lendutan Balik Izin
3.TAHUN AE KSAL Y
2020 69652127.46 0.641882
2021 73868860.07 0.637374
2022 78085592.68 0.633146
2023 82302325.29 0.629166
2024 86519057.89 0.625409
2025 90735790.50 0.621851
2026 94952523.11 0.618474
2027 99169255.72 0.61526
2028 103385988.32 0.612196
2029 107602720.93 0.609269
2030 111819453.54 0.606468
2031 116036186.15 0.603782
2032 120252918.75 0.601204
2033 124469651.36 0.598725
2034 128686383.97 0.596338
2035 132903116.58 0.594038
2036 137119849.18 0.591817
2037 141336581.79 0.589672
2038 145553314.40 0.587597
2039 149770047.00 0.585589
2040 153986779.61 0.583643
2041 158203512.22 0.581756
2042 162420244.83 0.579924
2043 166636977.43 0.578145
2044 170853710.04 0.576415
42
2045 175070442.65 0.574733
0.63
0.61
0.61
0.59
0.57
0.55
50010000.00 100010000.00 150010000.00 200010000.00
Perhitungan tov
D= Lendutan izin
L= AE18 KSAL 2027
Maka, tebal overlay yang dibutuhkan :
2.303 𝑥 𝑙𝑜𝑔 0.61 −0.408 (1−log(107602720.93/10^5)
tov =
0.08−0.013 𝑥 log( 107602720.93/10^5)
tov = 9 cm
43
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hasil dari analisis perkerasan lentur jalan raya adalah sebagai berikut:
1. Daya Dukung yang didapat dari analisis CBR metode AASHTO adalah 3,09
% dan, untuk Jalan kelas II A dibutuhkan CBR 6-8 % maka perlu dilakukan
perbaikan/stabilitas.
2. Angka Pertumbuhan lalu lintas adalah 5,562%
3. Tebal perkerasan lentur yang didapat dari metode AASHTO adalah:
D1 = 12 cm
D2 = 20 cm
D3 = 30 cm
4.2 Rekomendasi
Beradasarkan daya dukung yang di dapat dari desain bina marga tanah harus
di perbaiki stabilitasnya, dalam menganalisis data harus teliti supaya lebih akurat
dan sesuai dengan ketentuan, dalam mendesain juga harus sesuai dengan
perencanaan agar pada tahap pelaksanaan tidak terjadi pembengkakan biaya atau
boros. Selain itu data yang digunakan haruslah tepat agar memudahkan dalam
proses perhitungan
44
DAFTAR PUSTAKA
45
LAMPIRAN
46
47
48