ANALISIS STRUKTUR
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Struktur ini
tepat pada waktunya.
Suatu hal yang perusahaan kami banggakan adalah :
1. Bahwa perusahaan kami, dapat mengadakan hubungan dengan semua
pihak (stakeholder), dimana hal ini merupakan dasar baru dalam
pengelolaan perusahaan kami dalam bidang struktur.
2. Rekomendasi yang telah kami sampaikan nantinya dapat untuk
dijadikan pedoman di dalam pelankasaan konstruksi kedepannya, hal ini
merupak sebuah kehormatan untuk perusahaan kami, untuk itu kami
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya atas kehormatan tersebut.
Komuniksai, Kerjasama yang lebih baik lagi sangat kami harapkan untuk
kelanjutan kedepannya.
Demikian Laporan ini kami sampaikan semudah – mudahnya dapat diterima
dengan baik. Atas perhatiannya dan kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih.
……………………
DAFTAR ISI
i
4.3.1 Pembebanan Upper Structure ......................................................... 32
4.3.2 Pembebanan Supper Structure ........................................................ 36
4.3.3 Kinerja Struktur ............................................................................... 46
4.4 Perencanaan Kombinasi Pembebanan .................................................... 49
4.5 Output Gaya Dalam ................................................................................ 51
4.6 Perhitungan Super Struktur .................................................................... 55
4.6.1 Perencanaan Plat ............................................................................. 55
4.6.2 Perencanaan Balok .......................................................................... 59
4.6.3 Perencanaan Kolom ........................................................................ 61
4.7 Perhitungan Sub Struktur ....................................................................... 65
4.7.1 Perencanaan Pondasi ....................................................................... 65
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 4. 25 Nilai NSPT ..................................................................................... 42
Gambar 4. 26 Gambar Klasifikasi Situs................................................................ 43
Gambar 4. 27 Desain Spektra Lokasi .................................................................... 44
Gambar 4. 28 Respon Spektrum ........................................................................... 44
Gambar 4. 29 Story Dsiplacement Gempa X ........................................................ 45
Gambar 4. 30 Story Drifts Gempa Y .................................................................... 45
Gambar 4. 31 Simpangan Antar Lantai................................................................. 48
Gambar 4. 32 Pengaruh P-Delta............................................................................ 49
Gambar 4. 33 Reaksi (Fx, Fy, dan Fz) .................................................................. 52
Gambar 4. 34 Reaksi (Mx, My, dan Mz) .............................................................. 52
Gambar 4. 35 Diagram Momen Balok Pada Portal 3............................................ 53
Gambar 4. 36 Diagram Geser Balok Pada Portal 4 ............................................... 53
Gambar 4. 37 Diagram Axial Pada Portal 4 .......................................................... 54
Gambar 4. 38 Luas Tulangan Minimum ............................................................... 54
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan struktur pada hakikatnya merupakan pembuatan atau
penyiapan acuan pelaksanaan khususnya komponen struktur sehingga hasilnya
dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan dilapangan. Perencanaan ini mencakup
perencanaan struktur bangunan atas (upper structure) struktur tengah (Super
Structure) dan struktur bawah (Sub Structure). Filosofi dasar dari perencanaan
struktur adalah untuk menghasilkan desain struktur yang aman dan ekonomis sesuai
dengan kaidah peraturan yang berlaku. Beraban, Kec. Kediri, Kabupaten Tabanan,
Bali 80351
Gambaran umum perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Nama Proyek : Struktur Bangunan Villa Development Planning.
2. Unit : Struktur Gedung.
3. Lokasi Proyek : Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan
Provinsi Bali.
4. Jumlah lantai : 2 Lantai
5. Fungsi bangunan : Villa.
1
3. (SNI 2847-2019) Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung Dan Penjelasan.
4. (SNI 1727-2020) Beban Desain Minimum dan kriteria terkait untuk
perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain.
2
BAB II
MATERIAL DAN PENAMPANG STRUKTUR
2.1 Spesifikasi Bahan
2.1.1 Spesifikasi Beton
Spesifikasi beton bertulang yang digunakan dalam perhitungan struktur
pondasi, pelat, balok, kolom dan dinding basemen adalah sebagai berikut:
Mutu Beton (f’c) : 21,7 MPa
Modulus Elastisitas : 4700 MPa
Nisbah Poisson : 0.2
Untuk memperhitungkan kekuatan gaya-gaya dalam dan simpangan pada struktur
beton, maka pemodelan struktur perlu didasarkan pada elemen.
Tabel 2. 1 Faktor Reduksi Inersia Penampang
2
Gambar 2. 1 Sifat Mekanis Baja Tulangan
Sumber: (SNI 2052-2017)
2.1.3 Baja Profil
Berikut merupakan sifat-sifat mekanis baja struktural secara umum menurut Agus
Setiawan, Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD, 2008; hal; 20
3
2. Beban hidup
3. Beban angin
4. Beban hujan
5. Beban gempa
6. Beban tekanan tanah
7. Beban fluida
Tangga tetap dengan anak tangga harus dirancang untuk menahan beban
terpusat tunggal sebesar 300 lb (1,33 kN) yang diterapkan pada suatu titik untuk
menghasilkan efek beban maksimum pada elemen yang sedang diperhitungkan.
Jumlah dan posisi unit beban hidup terpusat tambahan minimal 1 unit sebesar 300
lb (1,33 kN) untuk setiap 10 ft (3,05 m) ketinggian tangga (SNI 1727, 2020).
2.2.3 Beban Angin
Menurut (SNI 1727, 2020) Bangunan gedung dan struktur lain, termasuk
Sistem Penahan Gaya Angin Utama (SPGAU) dan seluruh Komponen dan Klading
(K&K) gedung, harus dirancang dan dilaksanakan untuk menahan beban angin.
4
Beban angin ditentukan dengan Sistem Penahan Gaya Angin Utama (SPGAU)
untuk gedung terutup dari semua ketinggian dengan langkah-langkah perhitungan
sebagai berikut: (Tabel 27.2-1 SNI 1727:2020 hal. 126)
5
Parameter beban angin pada perencanaan struktur bangunan gedung ini terdiri
dari beberapa parameter yaitu :
1. Faktor arah angin, (𝐾𝑑 ) (Tabel 26.6-1 SNI 1727:2020 Hlm 111)
Tabel 2. 4 Faktor arah angin (𝑲𝒅 )
6
𝐾𝑧𝑡 = (1 + 𝐾1 𝐾2 𝐾3 )2
2. 1
dengan K1, K2, dan K3 diberikan pada tabel berikut :
7
Untuk menentukan koefisien tekanan internal, semua bangunan gedung
harus diklasifikasikan sebagai bangunan tertutup, tertutup sebagian,
terbuka sebagian, atau terbuka (SNI 1727:2020 hal. 121)
7. Koefisien tekanan internal (𝐺𝐶𝑝𝑖 )
Koefisien tekanan internal (𝐺𝐶𝑝𝑖 ), harus ditentukan dari Tabel 2.6
berdasarkan pada klasifikasi ketertutupan bangunan gedung. (SNI
1727:2020 hal. 122)
8
Tabel 2. 8 Koefisien eksposur tekanan kecepatan 𝑲𝒛 dan 𝑲𝒉
9
Koefisien tekanan eksternal (𝐶𝑝) dapat dilihat pada Gambar 27.3-1 hingga
27.3-3 SNI 1727:2020 hal.130-133. Koefisien tekanan eksternal ditentukan
berdasarkan jenis atap yang digunakan. Sedangkan koefisien tekanan neto
(𝐶𝑁) lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 27.3-4 hingga 27.3-7 SNI
1727:2020 hal. 134-137.
7) Hitung Tekanan angin (𝑝)
Tekanan angin (𝑝) ditentukan sebagai berikut :
a. Bangunan gedung tertutup, kaku tertutup sebagian dan fleksibel (SNI
1727:2020 hal. 127)
𝑝 = 𝑞𝐺𝐶𝑝 − 𝑞𝑖 (𝐺𝐶𝑝𝑖 ) 2. 3
b. Bangunan gedung terbuka dengan atap bebas miring sepihak,
berbubung, atau cekung (SNI 1727:2020 hal. 128)
𝑝 = 𝑞ℎ 𝐺𝐶𝑁 ) 2. 4
10
dan non gedung. Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam analisis
gempa (Badan Standardisasi Nasional, 2019b).
11
Tabel 2. 9 Kategori risiko bangunan gedung dan nongedung untuk beban
gempa
12
Tabel 2. 10 Kategori risiko bangunan gedung dan nongedung untuk beban
gempa
13
dengan kondisi yang lebih buruk harus diberlakukan. Penetapan kelas situs SA dan
kelas situs SB tidak diperkenankan jika terdapat lebih dari 3 m lapisan tanah antara
dasar telapak atau rakit fondasi dan permukaan batuan dasar.
Klasifikasi situs dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5 SNI 1726:2019 hal. 29)
𝑆𝑀1 = 𝐹𝑣 𝑆1
2. 7
14
Keterangan :
𝑆𝑠 : parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan
untuk periode pendek
𝑆1 : parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan
untuk periode 1,0 detik
15
Gambar 2. 2 Parameter gerak tanah (𝑆𝑠)
Sumber : (Badan Standardisasi Nasional, 2019b)
16
2
𝑆𝐷𝑆 = 3 𝑆𝑀𝑆 2. 8
2
𝑆𝐷1 = 3 𝑆𝑀1 2. 9
Bila spektrum respons desain diperlukan oleh tata cara ini dan prosedur
gerak tanah dari spesifik-situs tidak digunakan, maka kurva spektrum respons
desain harus dikembangkan dengan mengacu Gambar 2.3 dan mengikuti ketentuan
di bawah ini : (Badan Standardisasi Nasional, 2019b)
a. Untuk periode yang lebih kecil dari 𝑇0 , spektrum respons percepatan
desain, 𝑆𝑎 , harus diambil dari persamaan:
𝑇
𝑆𝑎 = 𝑆𝐷𝑆 (0,4 + 0,6 𝑇 ) 2. 10
0
b. Untuk periode lebih besar dari atau sama dengan 𝑇0 dan lebih kecil dari
atau sama dengan 𝑇𝑠 , spektrum respons percepatan desain, 𝑆𝑎 , sama
dengan 𝑆𝐷𝑆
c. Untuk periode lebih besar dari 𝑇𝑠 tetapi lebih kecil dari atau sama
dengan 𝑇𝐿 , respons spektral percepatan desain, 𝑆𝑎 , diambil berdasarkan
persamaan:
𝑆𝐷1
𝑆𝑎 = 2. 11
𝑇
Keterangan:
𝑆𝐷𝑆 = parameter respons spektral percepatan desain pada periode
Pendek
𝑆𝐷1 = parameter respons spektral percepatan desain pada periode
1 detik
𝑇 = periode getar fundamental struktur
𝑆
𝑇0 = 0,2 𝑆𝐷1 2. 13
𝐷𝑆
𝑆
𝑇𝑠 = 𝑆𝐷1 2. 14
𝐷𝑆
17
Struktur harus ditetapkan memiliki suatu kategori desain seismik yang
mengikuti ketentuan SNI 1726-2019. Semua struktur harus ditetapkan
kategori desain seismiknya berdasarkan kategori risikonya dan
parameter respons spektral percepatan desainnya, 𝑆𝐷𝑆 dan 𝑆𝐷1 seperti
yang disajikan pada tabel berikut: (SNI 1726:2019 hal. 37)
Tabel 2. 15 Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons
percepatan pada periode pendek
18
Sumber : (Badan Standardisasi Nasional, 2019b)
19
ℎ𝑛 : ketinggian struktur (m), di atas dasar sampai tingkat tertinggi
struktur
Koefisien 𝐶𝑡 dan x ditentukan dari tabel berikut :
Tabel 2. 17 Nilai parameter periode pendekatan Ct dan x
Keterangan:
𝑆𝐷𝑆 = parameter percepatan respons spektral desain dalam rentang
periode pendek
𝑅 = koefisien modifikasi respons
𝐼𝑒 = faktor keutamaan gempa
20
Nilai Cs yang dihitung sesuai dengan persamaan (2.17) tidak perlu melebihi
berikut ini :
Untuk T TL:
𝑆𝐷1
𝐶𝑠 = 𝑅 2. 18
𝑇( )
𝐼𝑒
Keterangan :
𝐶𝑑 : faktor pembesaran simpangan lateral
21
𝛿𝑥𝑒 : simpangan di tingkat-x yang disyaratkan pada pasal ini, yang
ditentukan dengan analisis elastic
𝐼𝑒 : faktor keutamaan gempa
22
γ : Berat jenis tanah
z : Kedalaman
Menghitung nilai tekanan tanah digunakan persamaan dibawah ini :
Ka = tan2(45 – Ø/2) 2. 25
dengan Ø adalah sudut geser tanah
Beban tekanan air pada pori tanah bergantung pada kedalaman tanah
dibawah permukaan air dan kondisi aliran (ada tidaknya rembesan) (Darwis,
2018). Tekanan air pada pori tanah dapat ditentukan dengan rumus berikut
:
F = γw.h 2. 26
Keterangan:
γw : Berat volume air
h : Kedalaman
2.2.7 Kombinasi Pembebanan
Pada SNI 1727:2020, kombinasi pembebananan dibagi menjadi tiga kondisi
yaitu; kombinasi beban nominal yang menggunakan desain tegangan izin,
kombinasi beban terfaktor yang digunakan dalam metode desain kekuatan, dan
kombinasi beban untuk kejadian luar biasa. Pada perancangan struktur beton
bertulang menggunakan kombinasi metode desain kekuatan yakni sebagai berikut
: (SNI 1727, 2020)
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5(Lr atau R)
3. 1,2D + 1,6(Lr atau R) + (L atau 0,5W)
4. 1,2D +1,0W +L + 0,5(Lr atau R)
5. 0,9D +1,0W
Keterangan:
𝐷 = beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen.
𝐿 = beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk
kejut, tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dll.
𝐿𝑟 = beban hidup atap
𝑊 = beban angin
𝑅 = beban hujan
23
𝐻 = beban tekanan tanah
𝐹 = beban fluida
Catatan:
1. Bila struktur mengalami efek beban seismik, kombinasi beban berikut
harus diperhitungkan sebagai tambahan pada kombinasi dasar:
6. 1,2D + Ev + Emh + L
(1,2 + 0,2SDS) D + Ω0 𝒬𝐸 + L
7. 0,9D - Ev + Emh
(0,9 - 0,2SDS) D + Ω0 𝒬𝐸
Keterangan:
SDS : Parameter percepatan spektrukm respon desain
Ω0 : faktor kuat lebih
𝒬𝐸 : pengaruh beban seismik horizontal dari V, Fpx, atau Fp
24
Catatan:
1. Bila ada beban fluida F, kombinasi harus menyertakan faktor beban
yang sama seperti beban mati D pada kombinasi (1) sampai kombinasi
(6)
2. Bila ada beban H, kombinasi harus memperhitungkan:
1) Bila efek H menambah efek beban utama, perhitungkan H dengan
faktor beban sebesar 1,0
2) Bila efek H menahan efek beban utama, perhitungkan H dengan
faktor beban sebesar 0,6 di mana beban adalah permanen atau
faktor beban sebesar 0 untuk kondisi lainnya
25
BAB III
LOKASI PERENCANAAN
3.1 Lokasi Perencanaan
Lokasi yang berlokasi di Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan,
Bali. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
26
27
BAB IV
ANALISA PERENCANAAN
4.1 Pemodelan Struktur
Pemodelan struktur gedung, dimodelkan secara menyeluruh dimana struktur
atap (Upper structure) dan portal (Super structure) dimodelkan menjadi satu
kesatuan menggunakan program ETABS v.20.2.0, dengan dimodelkannya struktur
menjadi satu kesatuan ini akan membuat beban yang ada tersalurkan dengan baik
antara atap dan portal sehingga gaya - gaya dalam yang dihasilkan juga menjadi
lebih akurat.
27
28
Gambar 4. 4 Pemodelan 3D
Sumber : ETABS 20.2
4.2 Input Struktur
Input data secara garis besar antara lain adalah : propertis material, elemen struktur
dan kekuatan elemen struktur
4.2.1 Material Propertis
Material yang digunakan pada perencanaan ini dapat dilihat pada di bawah ini :
28
29
Gambar 4. 7 Plat
Sumber : ETABS 20.2
4.2.2.2 Balok
Balok yang merupakan elemen horizontal dan sebidang dengan plat lantai
didefinisikan dengan penampanga persegi.
29
30
Gambar 4. 8 Balok
Sumber : ETABS 20.2
4.2.2.3 Kolom
Kolom yang merupakan elemen vertikal mempunyai penampang persegi atau bulat
sesuai dengan dimensi perencana.
Gambar 4. 9 Kolom
Sumber : ETABS 20.2
30
31
31
32
32
33
33
34
BEBAN ANGIN DIHITUNG BERDASARKAN PASAL 27.2, TABLE 27.2-1 SNI 1727:2020
kategori risiko bangunan II tabel 1.5-1
kecepatan angin dasar 5,55 m/s
parameter beban angin Sistem Penahan Gaya Angin Utama
faktor arah angin, Kd 0,85 Ps. 26.6 Tabel. 26.6-1
kategori eksposur B Ps 26.7
faktor topografi, kzt 1 Ps. 26.8.2 Tabel 26.8-1
faktor elevasi permukaan tanah, Ke 1 Ps. 26.9 Tabel 26.9-1
faktor efek hembusan angin (G) 0,85
klasifikasi ketertutupan tertutup
koefisien tekanan internal (Gcpi) 0,18 Ps. 26.12 Tabel. 26.13-1
-0,18
penentuan eksposur tekanan velositas
lebar bangunan B 7,2 m
panjang bangunan L 15,7 m
Sudut atap 36 *
tinggi atap 2,626 m Dihitung
tinggi bangunan 6,03 m Dihitung
tinggi total z 8,656 m Dihitung
tinggi rata-rata h 7,343 m
h/L 1,0198611
a 7 Ps. 26.10.1 Tabel 26.11-1
Zg 365,76 m Ps. 26.10.1 Tabel 26.11-1
Kz 2.01.(Z/Zg)^(2/a) 0,6220168 m
7,6 0,66
Kz 8,656 0,68816 Interpolasi Tabel 26.10-1
9,1 0,7
34
35
Kh 2.01.(h/Zg)^(2/a) 0,6896984
6,1 0,62
Kh 7,343 0,6531467 0,85 Tabel 26,1,-1 Kz dan Kh
7,6 0,66
tekanan kecepatan pada tinggi atap rata-rata (untuk beban angin pada atap)
Kh 0,6531467
Kzt 1
kd 0,85 747,19112
v 5,55
qh 0.613.Kh.Kzt.Kd.Ke.V^2 10,482771 N/m2
qh 1,0685801 kg/m2 0,010482771
-0,2 -0,18 0
>1
0,2 0,22 0,4
Cp datang -0,18
Cp pergi (hisap) 0,22
Tekanan angin pada atap
Angin datang -3,490762604 N/m2 -0,355837 kg/m2
Angin pergi 3,847176803 N/m2 0,3921689 kg/m2
Tekanan angin pada kuda-kuda
jarak kuda-kuda maks 1m
Beban pada kuda-kuda
Angin datang -0,355837167 kg/m
Angin pergi 0,392168889 kg/m
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
1. Kombinasi 1
1,4D + 1,4SDL
2. Kombinasi 2
3. Kombinasi 3
49
50
4. Kombinasi 4
5. Kombinasi 5
6. Kombinasi 6
7. Kombinasi 7
1. Kombinasi 1
D + SDL
2. Kombinasi 2
D + SDL + L
50
51
3. Kombinasi 3
a. D + SDL + Lr
b. D + SDL + R
4. Kombinasi 4
5. Kombinasi 5
a. D + SDL + 0,6Wkanan
b. D + SDL + 0,6Wkiri
6. Kombinasi 6
7. Kombinasi 7
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
Momen Negatif M11 --> Tulangan Tumpuan Atas Arah Sumbu 1 (X)
Spasi Tulangan, s Input 100
Spasi Maksimum, smax 8.7.2.2 2 * t dan 450 mm mm 240
Cek Spasi Maksimum s <= smax ? OK
Jumlah Tulangan Negatif Tumpuan, n b / s = 1000 / 2 [Analisis untuk per 1 m] 10
db mm 8
Jarak Bersih Antar Tulangan s - db mm 92,000
Cek Jarak Bersih 25.2.1 Jarak Bersih >= db dan 25 mm? OK
Jumlah Lapis 2
As Pasang n *π/4 *db2 mm2 502,655
As min (fy < 420 MPa) 7.6.1.1, 8.6.1.1 0.2% * b * t mm2 240,000
As min (fy >= 420 MPa) 7.6.1.1, 8.6.1.1 (0.18% * 420 / fy) * b * t dan 0.14% * b * t mm2 324,000
Cek As min As Pasang >= As min ? OK
Tinggi Blok Beton, a 22.2.2.4.1 As * fy / (0.85 * fc' * b) mm 6,899
Kapasitas Lentur, Mn 22.2.2.4.1 As * fy * (d - a/2) kN-m 10,492
Lokasi Garis Netral, c 22.2.2.4.1 a / β1 mm 8,117
Regangan Tulangan Tarik, εs 22.2.1.2, 22.2.2.1 (d - c) / c * 0.003 0,026
Faktor Reduksi, ϕ Tabel 21.2.2 0.65 <= 0.65 + (εs - 0.002) / 0.003 * 0.25 <= 0.9 0,900
Kapasitas Lentur Tereduksi, ϕMn ϕ * Mn kN-m 9,443
Momen Ultimit, Mu kN-m 7,847
Cek ϕMn > Mu ϕMn > Mu ? OK
Momen Positif M22 --> Tulangan Lapangan Bawah Arah Sumbu 2 (Y)
Spasi Tulangan, s Input 100
Spasi Maksimum, smax 8.7.2.2 2 * t dan 450 mm mm 240
Cek Spasi Maksimum s <= smax ? OK
Jumlah Tulangan Negatif Tumpuan, n b / s = 1000 / 2 [Analisis untuk per 1 m] 10
db mm 8
Jarak Bersih Antar Tulangan s - db mm 92,000
Cek Jarak Bersih 25.2.1 Jarak Bersih >= db dan 25 mm? OK
Jumlah Lapis 2
As Pasang n *π/4 *db2 mm2 502,655
As min (fy < 420 MPa) 7.6.1.1, 8.6.1.1 0.2% * b * t mm2 240,000
As min (fy >= 420 MPa) 7.6.1.1, 8.6.1.1 (0.18% * 420 / fy) * b * t dan 0.14% * b * t mm2 324,000
Cek As min As Pasang >= As min ? OK
Tinggi Blok Beton, a 22.2.2.4.1 As * fy / (0.85 * fc' * b) mm 6,899
Kapasitas Lentur, Mn 22.2.2.4.1 As * fy * (d - db - a/2) kN-m 9,367
Lokasi Garis Netral, c 22.2.2.4.1 a / β1 mm 8,117
Regangan Tulangan Tarik, εs 22.2.1.2, 22.2.2.1 (d - c) / c * 0.003 0,026
Faktor Reduksi, ϕ Tabel 21.2.2 0.65 <= 0.65 + (εs - 0.002) / 0.003 * 0.25 <= 0.9 0,900
Kapasitas Lentur Tereduksi, ϕMn ϕ * Mn kN-m 8,430
Momen Ultimit, Mu kN-m 5,770
Cek ϕMn > Mu ϕMn > Mu ? OK
56
57
Momen Negatif M22 --> Tulangan Tumpuan Atas Arah Sumbu 2 (Y)
Spasi Tulangan, s Input 100
Spasi Maksimum, smax 8.7.2.2 2 * t dan 450 mm mm 240
Cek Spasi Maksimum s <= smax ? OK
Jumlah Tulangan Negatif Tumpuan, n b / s = 1000 / 2 [Analisis untuk per 1 m] 10
db mm 8
Jarak Bersih Antar Tulangan s - db mm 92,000
Cek Jarak Bersih 25.2.1 Jarak Bersih >= db dan 25 mm? OK
Jumlah Lapis 2
As Pasang n *π/4 *db2 mm2 502,655
As min (fy < 420 MPa) 7.6.1.1, 8.6.1.1 0.2% * b * t mm2 240,000
As min (fy >= 420 MPa) 7.6.1.1, 8.6.1.1 (0.18% * 420 / fy) * b * t dan 0.14% * b * t mm2 324,000
Cek As min As Pasang >= As min ? OK
Tinggi Blok Beton, a 22.2.2.4.1 As * fy / (0.85 * fc' * b) mm 6,899
Kapasitas Lentur, Mn 22.2.2.4.1 As * fy * (d - db - a/2) kN-m 9,367
Lokasi Garis Netral, c 22.2.2.4.1 a / β1 mm 8,117
Regangan Tulangan Tarik, εs 22.2.1.2, 22.2.2.1 (d - c) / c * 0.003 0,026
Faktor Reduksi, ϕ Tabel 21.2.2 0.65 <= 0.65 + (εs - 0.002) / 0.003 * 0.25 <= 0.9 0,900
Kapasitas Lentur Tereduksi, ϕMn ϕ * Mn kN-m 8,430
Momen Ultimit, Mu kN-m 5,496
Cek ϕMn > Mu ϕMn > Mu ? OK
Tulangan Minimum (untuk Tumpuan Bawah dan Lapangan Atas, Arah X dan Y)
Spasi Tulangan, s Input 100
Spasi Maksimum, smax 8.7.2.2 2 * t dan 450 mm mm 240
Cek Spasi Maksimum s <= smax ? OK
Jumlah Tulangan Negatif Tumpuan, n b / s = 1000 / 2 [Analisis untuk per 1 m] 10
db mm 8
Jarak Bersih Antar Tulangan s - db mm 92,000
Cek Jarak Bersih 25.2.1 Jarak Bersih >= db dan 25 mm? OK
Jumlah Lapis 2
As Pasang n *π/4 *db2 mm2 502,655
As min (fy < 420 MPa) 7.6.1.1, 8.6.1.1 0.2% * b * t mm2 240,000
As min (fy >= 420 MPa) 7.6.1.1, 8.6.1.1 (0.18% * 420 / fy) * b * t dan 0.14% * b * t mm2 324,000
Cek As min As Pasang >= As min ? OK
Pengecekan Kapasitas Geser
Kapasitas Geser Beton, Vc 0.17 * fc'0.5 * b * d kN 64,960
Faktor Reduksi, ϕ Tabel 21.2.2 0,75
Ambang Batas Geser Pelat 7.6.3.1 0.5 ϕ Vc kN 24,360
Perlu Tulangan Geser Pelat? Vu > 0.5 ϕ Vc ? Tidak
Lendutan Pelat
Kapasitas Retak Lentur
Momen Inersia Pelat, Ig mm4 144000000
Tegangan Retak, fr 0.62 √fc' MPa 3,037
Garis Netral, y t/2 mm 60,000
Kapasitas Retak Lentur, Mcr fr * Ig / y kNm 7,290
4
Momen Inersia Retak, Icr 0.25 Ig mm 36000000
57
58
Untuk lebih jelasnya dari hasil tulangan plat dan ukuran yang lainnya
disajikan dalam bentuk hasil rekapitulasi tabel.
58
59
A. DATA BALOK
BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc' = 21,70 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 420,00 MPa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser, fy = 280,00 MPa
DIMENSI BALOK
Lebar balok b= 300 mm
Tinggi balok h= 550 mm
Diameter tulangan Utama (deform) yang digunakan, D= 13 mm
Diameter sengkang (Polos) yang digunakan, Ø= 10 mm
Diameter tulangan Torsi yang digunakan, D= 10 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 30 mm
Pusat Tengah Tulangan yang digunakan d' = 53
59
60
60
61
Untuk lebih jelasnya dari hasil tulangan balok balok ukuran yang lainnya
disajikan dalam bentuk hasil rekapitulasi tabel.
Tabel 4. 5 Rekapitulasi Tulangan Longitudinal Balok
Dimensi Tul. Terpasang
Tipe Desain Selimut Tulangan
b h
Balok Momen Atas Bawah (mm) Torsi
(mm) (mm)
Tumpuan 4 D 13 2 D 13
S1 200 400 30 -
Lapangan 2 D 13 4 D 13
Tumpuan 2 D 13 2 D 13
S2 150 200 25 -
Lapangan 2 D 13 2 D 13
Tumpuan 6 D 13 4 D 13
B1 300 550 30 2 D10
Lapangan 4 D 13 6 D 13
Tumpuan 6 D 13 4 D 13
B2 200 400 30 -
Lapangan 4 D 13 6 D 13
Tumpuan 3 D 13 2 D 13
B3 200 300 30 -
Lapangan 2 D 13 3 D 13
Tumpuan 3 D 13 2 D 13
RB 200 300 30 -
Lapangan 2 D 13 3 D 13
Tumpuan 4 D 13 4 D 13
B. Tangga 150 300 25 -
Lapangan 4 D 13 4 D 13
Sumber : Hasil Analisis
Tabel 4. 6 Rekapitulasi Tulangan Transversal Balok
Dimensi Jarak Sengkang
Tipe Desain
b h Terpasang
Balok Momen
(mm) (mm) (mm)
Tumpuan Ø 8 150
S1 200 400
Lapangan Ø 8 150
Tumpuan Ø 8 150
S2 150 200
Lapangan Ø 8 150
Tumpuan Ø 10 100
B1 300 550
Lapangan Ø 10 150
Tumpuan Ø 10 100
B2 200 400
Lapangan Ø 10 150
Tumpuan Ø 8 150
B3 200 300
Lapangan Ø 8 150
Tumpuan Ø 8 150
RB 200 300
Lapangan Ø 8 150
Tumpuan Ø 8 100
B. Tangga 150 300
Lapangan Ø 8 100
Sumber : Hasil Analisis
61
62
PERHITUNGAN KOLOM K1
A. DATA KOLOM
BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc' = 21,7 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 420 MPa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser, fy = 280 MPa
DIMENSI BALOK
Lebar kolom b= 350 mm
Panjang kolom h= 350 mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, D= 16 mm
Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Ø= 10 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 30 mm
Agr = b * h = 122500
0,123
Pu = 0,1 * f'c * Agr = 265,8
Menentukan faktor reduksi
Pu < 0,1 * f'c * Agr
222,84 > 265,8
Karena Pu > 0,1 * f'c * Agr, maka dipakai f = 0,65
Menentukan Tulangan
Pu / f * Agr * 0,85 * f'c = 0,015
(Pu / f * Agr * 0,85 * f'c) * (e0 / h) = 0,023
d' / h = 0,137
62
63
Syarat : ɸPn ≥ Pu
1678,5 > 223 → AMAN (OK)
Sengkang 2 kaki : 2 x 10 20 mm
Total 160 mm
2
Av/s pakai = 1,047 mm /mm
Av/s perlu < Av/s pakai → (OK)
2 Ø 10 - 150 mm
63
64
Untuk lebih jelasnya dari hasil tulangan kolom ukuran yang lainnya disajikan dalam
bentuk hasil rekapitulasi tabel.
Tabel 4. 7 Rekapitulasi Tulangan Kolom
Dimensi Selimut Tulangan Tulangan Transversal
Frame
b (mm) h (mm) (mm) Longitudinal Tumpuan Lapangan
K1 350 350 30 12 D16 Ø10 - 100 Ø10 - 150
K2 200 450 30 10 D16 Ø10 - 100 Ø10 - 150
K3 250 250 30 8 D16 Ø10 - 100 Ø10 - 150
K. Tangga 200 300 30 8 D13 Ø8 - 100 Ø8 - 150
64
4.7 Perhitungan Sub Struktur
4.7.1 Perencanaan Pondasi
Analisa Pondasi akan dibandingkan dengan hasil output Analisa ETABS
20.2 Dengan perhitungan manual menggunakan ms. excel. Hitungan Pondasi
disajikan di bawah ini :
A. ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TERHADAP BEBAN STRUKTUR
2. DATA PONDASI
2.A. PILE CAP
Lebar pile cap, Lx = 1,60 m
Panjang pile cap, Ly = 0,80 m
Luas pile cap, Acap = Lx * Ly = 1,28 m2
Tebal pile cap, Dcap = 0,60 m
Kedalaman pondasi, Df = 1,00 m
Tinggi tanah diatas pile cap, hsoil = 0,40 m
Berat jenis beton, gconc = 24,00 kN/m3
Berat jenis tanah, gsoil = 17,95 kN/m3
2.B. KOLOM
Lebar kolom, Ix,col = 0,35 m
Panjang kolom, Iy,col = 0,35 m
Koordinat posisi kolom arah x, xc = 0,80 m
Koordinat posisi kolom arah y, yc = 0,40 m
2.C. TIANG PILE
Diameter tiang pile, hpile = 0,30 m
Daya dukung izin aksial tekan tiang pile, PpC,allow = 276 kN
Daya dukung izin aksial tarik tiang pile, PpT,allow = 0,00 kN
Daya dukung izin lateral tiang pile, Vp,allow = 148,0 kN
Jumlah tiang, Np = 2,00 bh
Jarak kepala tiang terhadap sisi bawah pile cap, d embed = 0,10 m
65
3. PEMBEBANAN PONDASI AKIBAT BEBAN SERVICE
Berat pile cap dan tanah diatas nya, Pd,area :
gconc * Lx * Ly * Dcap + hsoil * gsoil * (Lx * Ly - Ix * Iy) = 26,74 kN
Beban aksial kolom struktur atas (beban service), P = 274,80 kN (input dari ETABS)
Beban lateral kolom arah x, Vx = 45,28 kN (input dari ETABS)
Beban lateral kolom arah y, Vy = 1,06 kN (input dari ETABS)
Momen kolom arah x (beban service), Mx = 3,13 kNm (input dari ETABS)
Momen kolom arah y (beban service), My = 0,66 kNm (input dari ETABS)
8. BEBAN AKSIAL, GESER DAN MOMEN YANG DITERIMA TIANG PILE AKIBAT BEBAN SERVICE
Momen arah x, Mx,Des = Mx + (-1) * Vy * Dcap = 2,49 kNm
Momen arah y, My,Des = My + Vx * Dcap = 27,83 kNm
Beban geser yang diterima masing-masing tiang pile akibat :
Geser arah x, Vp,x = Vx / Np = 22,64 kN
Geser arah y, Vp,y = Vy / Np = 0,53 kN
Besar beban aksial yang diterima tiang pile :
Tiang pile P1
Pp1 = (PD + PD,area) / Np + My,Des * xp1,c / Iyy + Mx,Des * (-1) * yp1,c / Ixx = 115,99 kN
Tiang pile P2
Pp2 = (PD + PD,area) / Np + My,Des * xp2,c / Iyy + Mx,Des * (-1) * yp2,c / Ixx = 185,55 kN
Tiang pile P3
Pp3 = (PD + PD,area) / Np + My,Des * xp3,c / Iyy + Mx,Des * (-1) * yp3,c / Ixx = 0,00 kN
Tiang pile P4
Pp4 = (PD + PD,area) / Np + My,Des * xp4,c / Iyy + Mx,Des * (-1) * yp4,c / Ixx = 0,00 kN
Tiang pile yang menerima beban aksial terbesar, maxpile = (Pp1,Pp2,Pp3,Pp4) = 185,55 kN
maxpile < PpC,allow…(OK)
66
B. DESAIN PENULANGAN PILE CAP
1. MATERIAL PONDASI
Mutu beton, f’c = 21,7 MPa
Mutu baja tulangan, fy = 420 MPa
Selimut bersih bawah pile cap, Cnom,bot = 70 mm
Selimut bersih atas pile cap, Cnom,top = 50 mm
Toleransi penempatan tiang,etolerance = 75 mm
Posisi kolom, as = (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) = 40
67
5. DESAIN PENULANGAN LENTUR ARAH Y
Diameter tulangan rencana D 16,00 mm
su = jarak tiang ke tepi = 0,400 m
cy = (Ly - Iy) / 2 = 0,225 m
ey = cy - su = -0,175 m
Ws = Cy * Lx * hsoil * gsoil * 1.4 = 3,618 kN
Wc = Cy * Lx * Dcap * gconc * 1.4 = 7,258 kN
Momen yang terjadi pada pile cap akibat reaksi tiang,
Mux = 2 * maxpile * ey- Ws * cy / 2 - Wc * cy / 2 = -66,17 kNm
Tinggi efektif plat, d = Dcap - dembed - cnom,bot - fx.bot / 2 = 422 mm
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0,9
Rn = Mux / f * Lx * d2 = -0,258
Rasio tulangan perlu, r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - √ {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = = -0,0006
As perlu, r * Lx * d = -412 mm²
As min, 0.0018 * Lx * Dcap = 1728 mm²
Luas tulangan yang dipakai, As.tul. = max(As perlu,Asmin) = 1728 mm²
Digunakan tulangan = 10 D 16,00 mm
Luas tulangan, Asy = 2011 mm²
Kontrol luas tulangan = Asx > As.tul…(OK)
Jarak tulangan rencana = 150 mm
Jarak tulangan maximum, smax = min(2 * Dcap, 457 mm) = 457 mm
Kontrol jarak tulangan = S < Smax…(OK)
Tinggi efektif blok kompressi, a = Asy * fy / (0.85 * f'c * Lx) = 28,61 mm
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0,85
Kapasitas momen nominal, Mn = Asy * fy * (d - a / 2) = 344,280 kNm
Desain kapasitas momen, fMn = f * Mn = 309,852 kNm
Kontrol kapasitas momen lentur arah y = ФMn > Mux…(OK)
68
6. KONTROL GESER PILE CAP 1 ARAH (ARAH X)
Diameter tulangan rencana D 16 mm
Tinggi efektif plat, dv = Dcap - dembed - cnom,bot - fy.bot - fx.bot / 2 = 406 mm 0,406 m
cx = (Lx - Ix - dv) / 2 = 0,4220 m
Ws = Cx * Lx * hsoil * gsoil * 1.4 = 6,786 kN
Wc = Cx * Lx * Dcap * gconc * 1.4 = 13,612 kN
Gaya geser ultimate pada muka kolom, Vu = (2*maxpile) - Ws - Wc = 350,70 kN
Momen ultimate pada muka kolom, Mu = 115,89 kNm
Jarak terdekat muka kolom ke as tiang, WL = 225 mm 0,225 m
Toleransi penempatan tiang,etolerance = 75 mm 0,075 m
Faktor reduksi kekuatan lentur, fv = 0,75
Kapasitas geser nominal,Vn = min((dv / (wL + etolerance)) * (3.5 - 2.5 * min(1.0,Mu / (Vu * dv)))
* (1.9 * l * √(f'c * 1 psi) + 0.1 * l * √(f'c * 1 psi) * max(1.0,Vu * dv / Mu)),10 * l * √(f'c * 1 psi))
* Ly * dv = 540,92 kN
Kapasitas geser desain, fVn = fv * Vn = 405,69 kN
ФVn > Vu…(OK)
69
5. DESAIN PENULANGAN LENTUR ARAH Y
Diameter tulangan rencana D 16,00 mm
su = jarak tiang ke tepi = 0,400 m
cy = (Ly - Iy) / 2 = 0,225 m
ey = cy - su = -0,175 m
Ws = Cy * Lx * hsoil * gsoil * 1.4 = 3,618 kN
Wc = Cy * Lx * Dcap * gconc * 1.4 = 7,258 kN
Momen yang terjadi pada pile cap akibat reaksi tiang,
Mux = 2 * maxpile * ey- Ws * cy / 2 - Wc * cy / 2 = -66,17 kNm
Tinggi efektif plat, d = Dcap - dembed - cnom,bot - fx.bot / 2 = 422 mm
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0,9
Rn = Mux / f * Lx * d2 = -0,258
Rasio tulangan perlu, r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - √ {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = = -0,0006
As perlu, r * Lx * d = -412 mm²
As min, 0.0018 * Lx * Dcap = 1728 mm²
Luas tulangan yang dipakai, As.tul. = max(As perlu,Asmin) = 1728 mm²
Digunakan tulangan = 10 D 16,00 mm
Luas tulangan, Asy = 2011 mm²
Kontrol luas tulangan = Asx > As.tul…(OK)
Jarak tulangan rencana = 150 mm
Jarak tulangan maximum, smax = min(2 * Dcap, 457 mm) = 457 mm
Kontrol jarak tulangan = S < Smax…(OK)
Tinggi efektif blok kompressi, a = Asy * fy / (0.85 * f'c * Lx) = 28,61 mm
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0,85
Kapasitas momen nominal, Mn = Asy * fy * (d - a / 2) = 344,280 kNm
Desain kapasitas momen, fMn = f * Mn = 309,852 kNm
Kontrol kapasitas momen lentur arah y = ФMn > Mux…(OK)
70
8. KONTROL TEGANGAN GESER PILE CAP 2 ARAH, PADA KELILING MUKA KOLOM
Diameter tulangan rencana D 16 mm
Tinggi efektif plat, dv = Dcap - dembed - cnom,bot - fx.bot - fy.bot / 2 = 406 mm
Jarak terdekat muka kolom ke as tiang, WX = 225 mm
Jarak terdekat muka kolom ke as tiang, WY = 225 mm
Lebar kolom, Ix,col = 350 mm
Panjang kolom, Iy,col = 350 mm
Toleransi penempatan tiang,etolerance = 75 mm
Faktor reduksi kekuatan lentur, fv = 0,75
Keliling geser, bs = 2 * (lx,col) + 2 * (ly,col) = 1400 mm
Luas area geser, Ageser = Ix,col * Iy,col = 122500 mm²
Gaya geser ultimate, Vu = abs(Sum(Pup1,Pup2,Pup3,Pup4) - 1.4
* (gconc * Dcap + gsoil * hsoil) * (Acap - Ageser)) = 417,34 kN
Tegangan geser ultimate akibat beban vertikal, vumod = max(Vu / (bs * dv),0 MPa) = 0,734 MPa
Faktor geometri kolom, β = ly,col / lx,col = 1,00
Faktor lokasi kolom, as = 40
Persamaan kuat geser beton :
vcpa = 0.17 * (1 + 2 / β) * l * √(f'c * 1 MPa) = 2,376 MPa
vcpb = 0.083 * (as * dv / bs + 2) * l * √(f'c * 1 MPa) = 5,258 MPa
vcpc = 0.33 * l * √(f'c * 1 MPa) = 1,537 MPa
maka diambil nilai terkecil, vcp = min(vcpa,vcpb,vcpc) = 1,537 MPa
Kuat geser beton modified,
vcp.mod = min((dv / (2 *(average(wx,wy) + etolerance))) * (bs / bs) * vcp, 32 * √(f'c * 1 MPa)) = 1,040 MPa
Faktor reduksi geser, fv = 0,75
Kapasitas tegangan geser nominal, vn = vcp.col.mod = 2,080 MPa
Kapasitas tegangan geser desain, fvn = fv * vn = 1,560 MPa
Kontrol kuat geser 2 arah, arah = Фvn > vumod…(OK)
71
9. KONTROL TEGANGAN GESER PILE CAP 2 ARAH, PADA AREA TIANG PILE YANG MENERIMA BEBAN TERBESAR
Tinggi efektif plat, dv = Dcap - dembed - cnom,bot - fx.bot - fy.bot / 2 = 406 mm
Panjang keliling geser, lx,perim = 2 * xp1 = 800 mm
Lebar keliling geser, ly,perim = 2 * xp1 = 800 mm
Keliling geser, bo = lx,perim + ly,perim = 1600 mm
Beban geser ultimate, Vu = abs(maxpile) = 186 kN
Tegangan geser ultimate akibat beban vertikal, vumod = max(Vu / (bo * dv2),0 MPa) = 0,286 MPa
Faktor geometri tiang, β = ly,pile / lx,pile = 1,00
Faktor lokasi tiang, as = 20
Persamaan kuat geser beton :
vcpa = 0.17 * (1 + 2 / β) * l * √(f'c * 1 MPa) = 2,376 MPa
vcpb = 0.083 * (as * dv / bo + 2) * l * √(f'c * 1 MPa) = 2,735 MPa
vcpc = 0.33 * l * √(f'c * 1 MPa) = 1,537 MPa
maka diambil nilai terkecil, vcp = min(vcpa,vcpb,vcpc) = 1,537 MPa
Kuat geser beton modified,
Faktor reduksi geser, fv = 0,75
Kapasitas tegangan geser nominal, vn = vcp = 1,537 MPa
Kapasitas tegangan geser desain, fvn = fv * vn = 1,153 MPa
Kontrol kuat geser 2 arah, arah = Фvn > vumod…(OK)
72
C. DESAIN PENULANGAN TIANG BORED PILE
C1. TULANGAN UTAMA
Mutu beton, f’c = 20,75 MPa
Mutu baja tulangan, fy = 420 MPa
Beban aksial maksimum tiang, Pmax = 185,55 kN
Momen maksimum tiang, Mmax = 13,97 kNm
Diameter luar tiang, D = 300 mm
Selimut ke pusat tulangan utama, d' = 60 mm
Luas penampang tiang, Ag = 70685,835 mm²
As min = 0.01 * Ag = 706,858 mm²
As max = 0.06 * Ag = 4241,150 mm²
Digunakan tulangan = 8 D 13 mm
Luas tulangan terpasang, As = 1062 mm²
Kontrol luas tulangan, min = 1% dan max = 6% = 1,50% ….OK
73
11. KESIMPULAN PENULANGAN PILE CAP
D 13 - 150 mm
D 13 - 150 mm
D 16 - 150 mm
D 16 - 150 mm
8 D 13 mm
2 D 10 - 200 mm
Untuk lebih jelasnya dari hasil tulangan Pondasi Bor Pile ukuran yang
lainnya disajikan dalam bentuk hasil rekapitulasi tabel.
74