Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini yang
berjudul “Laporan Pendahuluan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Berdasarkan
Konsep Resilient City”. Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk
mengidentifikasi dan menganalisis aspek-aspek yang terkait dalam penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Karees dengan mempertimbangkan model
konsep kota Resilient City atau kota tangguh.
1. Bapak Sony Herdian, S.T., M.T., Ibu Tia Adelia Suryani, S.T., M.PWK.,
Bapak Aria Adrian, S.T., M.R.K., dan Ibu Witanti Nur Utami, S.T., M.T.
selaku dosen mata kuliah Praktik Perencanaan dan Pengelolaan Kota, serta
2. Teman-teman Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Angkatan 2020
ii | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
2.3.1 Struktur Ruang ............................................................................. 23
iii | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
4.3.2 Analisis Sistem Penggunaan Lahan ............................................. 164
4.3.3 Analisis Kedudukan dan Peran dalam Wilayah yang Lebih Luas 167
4.3.4 Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik atau Lingkungan Bagian
Wilayah Perencanaan ................................................................................ 169
iv | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Rencana Distribusi Jumlah Penduduk Per Wilayah Perencanaan ........ 23
Tabel II.2 Fungsi Khusus Sub wilayah Kota ....................................................... 25
Tabel II.3 Rencana Sebaran Penambahan Fasilitas Wilayah Perencanaan Kota
Tahun 2031 (Unit).............................................................................................. 28
Tabel II.4 Tujuan, Strategi, Arah Kebijakan, dan Program dari Misi ke-4 yang
terkait Langsung dengan Perencanaan Tata Ruang ............................................. 36
Tabel III.1 Luas wilayah tiap kecamatan di WP Karees ...................................... 43
Tabel III.2 Tinggi wilayah menurut kecamatan di WP Karees ............................ 45
Tabel III.3 Rata-Rata Curah Hujan Wilayah Perencanaan Karees Tahun 2021 ... 53
Tabel III.4 Jumlah dan Persebaran Penduduk WP Karees, 2011 – 2020 ............. 58
Tabel III.5 Klasifikasi Tingkat Kepadatan .......................................................... 60
Tabel III.6 Kepadatan Penduduk WP Karees, 2011 – 2020................................. 61
Tabel III.7 Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk WP Karees, 2020 – 2042 ..... 63
Tabel III.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut di WP Karees,
2011 – 2020 ....................................................................................................... 65
Tabel III.9 Fertilitas dan Mortilitas WP Karees, 2011 – 2020 ............................ 79
Tabel III.10 Jumlah Fasilitas Pendidikan di WP Karees Tahun 2021 .................. 87
Tabel III.11 Jumlah Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Poliklinik, Puskesmas,
dan Apotek menurut Kecamatan Kiaracondong, 2021 ........................................ 89
Tabel III.12 Jumlah Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Poliklinik, Puskesmas,
dan Apotek menurut Kecamatan Lengkong, 2021 .............................................. 90
Tabel III.13 Jumlah Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Poliklinik, Puskesmas,
dan Apotek menurut Kecamatan Regol, 2021..................................................... 91
Tabel III.14 Jumlah Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Poliklinik, Puskesmas,
dan Apotek menurut Kecamatan Batununggal, 2020 .......................................... 92
Tabel III.15 Jumlah Masjid, Musholah, Gereja Protestan, Gereja Katholik, Pura,
dan Vihara di Kecamatan Batununggal 2021 ...................................................... 93
vi | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Toko/Warung Kelontong, dan Restoran/Rumah Makan di Kecamatan Lengkong
2021................................................................................................................. 109
Tabel III.36 Jumlah Kelompok Pertokoan, Pasar Dengan Bangunan Permanen,
Pasar Dengan Bangunan Semi Permanen, Pasar Tanpa Bangunan, Minimarket,
Toko/Warung Kelontong, dan Restoran/Rumah Makan di Kecamatan
Batununggal 2021 ............................................................................................ 110
Tabel III.37 Jumlah Kelompok Pertokoan, Pasar Dengan Bangunan Permanen,
Pasar Dengan Bangunan Semi Permanen, Pasar Tanpa Bangunan, Minimarket,
Toko/Warung Kelontong, dan Restoran/Rumah Makan di Kecamatan
Kiaracondong 2021 .......................................................................................... 111
Tabel III.38 Jumlah Sarana Telekomunikasi di Kecamatan Batununggal Tahun
2021................................................................................................................. 112
Tabel III.39 Jumlah Sarana Telekomunikasi di Kecamatan Lengkong Tahun 2021
........................................................................................................................ 113
Tabel III.40 Jumlah Sarana Telekomunikasi di Kecamatan Kiaracondong Tahun
2021................................................................................................................. 115
Tabel III.41 Jumlah Sarana Telekomunikasi di Kecamatan Regol Tahun 2021 . 116
Tabel III.42 Panjang Jalan dan Status Jalan di WP Karees ................................ 117
Tabel III.43 Kondisi Jaringan Jalan di Kota Bandung Tahun 2019 – 2021........ 123
Tabel III.44 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
Menurut Lapangan Usaha di Kota Bandung (miliar rupiah), 2016–2020 .......... 124
Tabel III.45 Banyaknya Sarana dan Prasarana Ekonomi Menurut Kelurahan di
Kecamatan Batununggal, 2021 ......................................................................... 127
Tabel III.46 Banyaknya Sarana dan Prasarana Ekonomi Menurut Kelurahan di
Kecamatan Kiaracondong, 2021....................................................................... 128
Tabel III.47 Banyaknya Sarana dan Prasarana Ekonomi Menurut Kelurahan di
Kecamatan Lengkong, 2021 ............................................................................. 129
Tabel III.48 Banyaknya Sarana dan Prasarana Ekonomi Menurut Kelurahan di
Kecamatan Regol, 2021 ................................................................................... 130
Tabel III.49 Banyaknya Sarana dan Prasarana Penunjang Pariwisata Menurut
Kelurahan di Kecamatan Batununggal, 2021 .................................................... 131
vii | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.50 Banyaknya Sarana dan Prasarana Penunjang Pariwisata Menurut
Kelurahan di Kecamatan Kiaracondong, 2021 .................................................. 132
Tabel III.51 Banyaknya Sarana dan Prasarana Penunjang Pariwisata Menurut
Kelurahan di Kecamatan Lengkong, 2021 ........................................................ 132
Tabel III.52 Banyaknya Sarana dan Prasarana Penunjang Pariwisata Menurut
Kelurahan di Kecamatan Regol, 2021 .............................................................. 133
Tabel III.53 Jalur Kereta Api Di WP Karees ............................................... 137
Tabel III.54 Keberadaan Sarana Transportasi WP Karees ....................... 138
Tabel III.55 Trayek Angkutan Kota ............................................................ 139
Tabel III.56 Trayek DAMRI WP Karees ................................................... 140
Tabel III.57 Karakteristik Jalan WP Karees ............................................... 141
Tabel III.58 Panjang Jarak ke Ibukota Kecamatan Menurut Desa/Kelurahan di
Kecamatan Batununggal (km), 2021 ................................................................ 141
Tabel III.59 Panjang Jarak ke Ibukota Kecamatan dan Ibukota Kabupaten/Kota
Menurut Kelurahan di Kecamatan Lengkong (km), 2021 ................................. 142
Tabel III.60 Panjang Jarak ke Ibukota Kecamatan dan Ibukota Kabupaten/Kota
Menurut Kelurahan di Kecamatan Kiaracondong (km), 2021 ........................... 142
Tabel III.61 Panjang Jarak ke Ibukota Kecamatan dan Ibukota Kabupaten/Kota
Menurut Kelurahan di Kecamatan Regol (km), 2021 ........................................ 142
Tabel IV.1 Tabel Metode Analisis Data ........................................................... 148
Tabel IV.2 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut
Lapangan Usaha di Kota Bandung (miliar rupiah), 2016–2020......................... 178
Tabel IV.3 Besaran Parameter Kinerja SPM untuk Indeks Aksesibilitas ........... 182
Tabel IV.4 Besaran Parameter Kinerja SPM untuk Indeks Mobilitas ................ 183
Tabel IV.5 Penentuan Standar Nilai LOS dalam Menentukan Klasifikasi Jalan 185
Tabel IV.6 Tingkat Kemacetan Lalu Lintas ...................................................... 186
Tabel V.1 Rencana Kerja Laporan Pendahuluan............................................... 207
Tabel 5.2 Rencana Kerja Satu Semester Studio Kota PLB-391 Praktik
Perencanaan Wilayah dan Kota ........................................................................ 209
viii | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
DAFTAR GAMBAR
ix | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
BAB I
PENDAHULUAN
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kota disusun apabila RTRW kota tidak
atau belum dapat dijadikan acuan pengendalian pemanfaatan ruang. Dalam hal
rencana tata ruang wilayah kota memerlukan rencana rinci tata ruang, maka disusun
rencana detail tata ruang sebagai salah satu dasar dalam pengendalian penataan
ruang dan sekaligus menjadi dasar penyusunan rencana tata bangunan dan
lingkungan bagi zona-zona yang pada rencana detail tata ruang ditentukan sebagai
zona yang penanganannya diprioritaskan.
Beberapa isu penting terkait penataan ruang di WP Karees yang perlu dikaji
dan dibahas dalam melakukan perencanaan kedepan yaitu, rawan bencana banjir di
beberapa titik di WP Karees, minimnya edukasi dan kepedulian masyarakat akan
lingkungannya, tingginya angka stunting, tingginya angka pengangguran, tingginya
tingkat kriminalitas di WP Karees, kumuhnya area sekitaran lajur kereta api,
pemanfaatan ruang terlalu padat (pemukiman padat) yang mengakibatkan menjadi
kawasan kumuh, hingga kemacetan lalu lintas yang tinggi.
1.4.2.3 Analisis Kedudukan dan Peran dalam Wilayah yang Lebih Luas
Analisis wilayah perencanaan pada wilayah yang lebih luas, dilakukan
untuk memahami kedudukan dan keterkaitan BWP dalam sistem regional yang
lebih luas dalam aspek sosial, ekonomi, lingkungan, sumber daya buatan atau
sistem prasarana, budaya, pertahanan, dan keamanan. Sistem regional tersebut
dapat berupa sistem kota, wilayah lainnya, kabupaten atau kota yang berbatasan
1.4.2.4 Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik atau Lingkungan Wilayah
Perencanaan
Analisis sumber daya alam dan fisik atau lingkungan memiliki tujuan
untuk memberikan gambaran kerangka fisik pengembangan wilayah serta batasan
dan potensi alam di wilayah perencanaan dengan mengenali karakteristik sumber
daya alam, menelaah kemampuan dan kesesuaian lahan guna untuk
memaksimalkan pemanfaatan lahan dalam pengembangan wilayah sehingga dapat
dikatakan optimal dalam perencanaannya dengan tetap memperhatikan
keseimbangan ekosistem serta meminimalisir kerugian akibat potensi bencana yang
terdapat pada wilayah perencanaan. Analisis ini terdiri dari:
1. Analisis sumber daya air
Untuk memahami bentuk dan pola kewenangan, pola pemanfaatan, dan pola
kerjasama pemanfaatan sumber daya air yang ada maupun yang sebaiknya
dikembangkan di dalam wilayah perencanaan.
10 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
1.4.2.5 Analisis Sosial Budaya
Analisis Sosial Budaya meliputi:
1. Analisis perilaku masyarakat
Bertujuan untuk mengidentifikasi keikutsertaan individu atau kelompok
masyarakat dalam setiap pergerakan sosial masyarakat.
2. Analisis sosial dan norma
Bertujuan untuk mengetahui norma budaya masyarakat dan kepercayaan yang
dianut masyarakat.
3. Analisis kondisi sosial dan budaya
Bertujuan untuk mengidentifikasi kebudayaan lokal dan perilaku sosial
masyarakat lokal.
11 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
1.4.2.7 Analisis Ekonomi dan Sektor Unggulan
Analisis ekonomi dan sektor unggulan dilakukan untuk mewujudkan
ekonomi kawasan yang berkelanjutan lewat keterkaitan ekonomi lokal di dalam
sistem ekonomi kota, regional, nasional, maupun internasional, analisis ekonomi
ini dilakukan dengan menemukan struktur ekonomi, dengan pola persebaran
pertumbuhan ekonomi, potensi, peluang dan permasalahan perekonomian wilayah
kota dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik dikawasan WP, terjadinya
investasi dan mobilisasi dana yang optimal akan terjadi, meliputi:
1. Analisis struktur ekonomi
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui jumlah laju pertumbuhan ekonomi
wilayah dengan membandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi setiap
tahunnya berdasarkan pendapatan perkapita, PDRB, dan data komoditas
dikawasan WP.
2. Analisis pola persebaran
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik sektor perekonomian
suatu wilayah dengan menganalisis kerapatan titik-titik sarana perekonomian
dikawasan WP.
3. Analisis potensi ekonomi dan sektor unggulan
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sektor unggulan suatu wilayah
perekonomian dengan menggunakan Metode LQ berdasarkan PDRB dan data
produktivitas komoditas kawasan sehingga didapatkan sektor basis dan
nonbasis dari kawasan WP.
4. Analisis permasalahan ekonomi
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan perekonomi wilayah
berupa ketimpangan dan kemiskinan berdasarkan pendapatan perkapita dan
jumlah penduduk miskin dikawasan WP.
12 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun struktur tata ruang.
Adapun analisis transportasi tersebut meliputi analisis sistem kegiatan, analisis
sistem jaringan, analisis sistem pergerakan.
Analisis didasarkan pada luas wilayah dan perhitungan penduduk per unit
kegiatan dari sebuah WP atau perhitungan rasio penduduk terhadap kapasitas atau
skala pelayanan prasarana dan sarana wilayah perencanaan atau intensitas
pemanfaatan ruang terhadap daya dukung prasarana/utilitas serta analisis daya
dukung wilayah.
Dalam analisis sumber daya buatan perlu dianalisis cost benefit ratio
terhadap program pembangunan sarana dan prasarana tersebut. Analisis sumber
daya buatan sangat terkait erat dengan perkembangan dan pemanfaatan teknologi.
Analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan RDTR dan
peraturan zonasi.
13 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
2. Analisis jaringan drainase
Analisis ini dibutuhkan untuk mengetahui standarisasi kondisi drainase, serta
penyaluran massa air di kawasan WP.
3. Analisis jaringan listrik
Analisis ini dibutuhkan untuk mengetahui jumlah dan persebaran gardu listrik,
kondisi prasarana listrik, serta sutet di kawasan WP.
4. Analisis jaringan limbah
Analisis ini dibutuhkan untuk mengatahui alur pembuangan limbah (IPAL) dan
jenis limbah yang dihasilkan.
5. Analisis jaringan telekomunikasi
Analisis ini dibutuhkan untuk mengetahui persebaran tower BTS dan daerah.
yang terlayani di kawasan WP
6. Analisis pengolahan persampahan
Analisis ini dibutuhkan untuk mengetahui jumlah dan lokasi TPA, TPS, TPST,
tingkat pelayanan persampahan, serta pengurangan dan penanggulangan
sampah di kawasan WP.
7. Analisis sarana pendidikan
Analisis ini meliputi jumlah, sebaran sarana pendidikan, standar pelayanan dan
kebutuhan terkait sarana pendidikan yang dibutuhkan.
8. Analisis sarana Analisis ini dibutuhkan untuk mengetahui kesehatan
Analisis ini dibutuhkan untuk mengetahui jumlah dan sebaran sarana
kesehatan, menganalisis kebutuhan sarana kesehatan di kawasan WP yang
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat untuk
pencegahan dan perlindungan masyarakat terhadap penyakit di kawasan WP.
9. Analisis sarana peribadatan
Analisis ini dibutuhkan untuk mengetahui jumlah, sebaran dan kebutuhan
terkait sarana peribadatan yang dibutuhkan.
10. Analisis sarana pemerintahan dan pelayanan umum
Analisis ini dibutuhkan untuk mengetahui jumlah, sebaran dan kebutuhan
sarana yang dibutuhkan di kawasan, serta meningkatkan sistem pelayanan
terhadap masyarakat di WP.
14 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
11. Analisis sarana perdagangan dan jasa
Analisis ini dibutuhkan untuk mengetahui jumlah, sebaran serta kebutuhan
terkait sarana perdagangan dan jasa di kawasan WP.
12. Analisis sarana olahraga dan rekreasi
Analisis ini dibutuhkan untuk mengetahui jumlah, sebaran dan kebutuhan
sarana olahraga dan rekreasi yang ada di kawasan WP.
15 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
10. Analisis land value capture (pertambahan nilai lahan) untuk mengetahui
perubahan harga lahan yang ada di WP Karees
11. Analisis kebutuhan prasarana dan sarana sesuai standar (jalan, jalur pejalan
kaki, jalur sepeda, saluran drainase, dan lainnya) hal ini untuk mengidentifikasi
dan mengetahui kondisi dan kebutuhan prasarana dan sarana WP Karees
12. Analisis cagar budaya menganalisis cagar budaya yang ada di WP Karees
16 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
1.4.2.12 Analisis Pembiayaan Pembangunan
Analisis pembiayaan pembangunan dilakukan untuk mengetahui besaran
pembiayaan pembangunan di Kota Bandung dengan mengidentifikasi
pembelanjaan pembangunan, alokasi dana yang telah digunakan, serta sumber-
sumber pembiayan pembangunan yang diantaranya adalah:
1. Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Analisis APBD ini dilakukan untuk mengetahui besaran pendapatan dan
perbelanjaan daerah, proporsi pendapatan dan perbelanjaan daerah serta
proporsi penyusun pendapatan dan perbelanjaan daerah di Kota Bandung.
2. Analisis rasio kemampuan, kemandirian, kontribusi, dan pertumbuhan
keuangan daerah
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui rasio kemampuan daerah dengan
mengidentifikasi rasio derajat otonomi fiskal dan indeks kemampuan rutin.
Serta mengidentifikasi rasio kemandirian, rasio kontribusi dan pertumbuhan
keuangan daerah di Kota Bandung.
3. Analisis proyeksi pendapatan daerah
Analisis ini dilakukan untuk memperkirakan pendapatan daerah di masa
mendatang.
4. Analisis skema pembiayaan pembangunan
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui proyek Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha (KPBU) yang tengah berjalan di Kota Bandung.
1.4.2.13 Analisis Kebencanaan
17 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
1.5 KERANGKA PEMIKIRAN
18 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
1.6 SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN
Sistematika laporan pendahuluan penyusunan konsep rencana detail tata
ruang (RDTR) di WP Karees, yaitu di Kecamatan Batununggal, Kecamatan Regol,
Kecamatan Kiaracondong, serta Kecamatan Lengkong terdiri dari 4 bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi latar belakang penyusunan konsep detail tata ruang (RDTR)
di WP Karees; tujuan dan sasaran; landasan kegiatan; ruang lingkup, yang terdiri
dari peta WP Karees, serta ruang lingkup kegiatan; kerangka pemikiran; serta
sistematika penyajian laporan
19 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN
20 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
3. Strategi untuk Peningkatan Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Jaringan
Prasarana Meliputi:
a. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan
pelayanan transportasi darat, laut, dan udara
b. Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan
terisolasi
c. Meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan
tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem
penyediaan tenaga listrik
d. Meningkatkan infrastruktur minyak dan gas bumi nasional yang optimal
e. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan
sistem jaringan sumber daya air
4. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang meliputi:
a. Kebijakan dan strategi pengembangan, pemanfaatan, dan pengelolaan
kawasan lindung
b. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya
c. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategi nasional
5. Kebijakan Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pengelolaan Kawasan
Lindung meliputi:
a. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup
b. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup
6. Kebijakan pengembangan kawasan budi daya meliputi
a. Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antarkegiatan
budi daya
b. Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui
daya dukung dan daya tampung lingkungan
21 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
2.2 Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang Berdasarkan RTRWP
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 yaitu sebagai berikut:
1. Kebijakan pengembangan wilayah melalui keterkaitan fungsional antar WP
meliputi Kawasan yang terletak di bagian barat provinsi salah satunya WP KK
Cekungan Bandung yang termasuk di dalamnya Kota Bandung ditetapkan
menjadi kawasan yang ditingkatkan pengembangannya.
2. Kota Bandung, diarahkan sebagai kota inti dari PKN dengan kegiatan utama
perdagangan dan jasa, industri kreatif dan teknologi tinggi, dan pariwisata.
3. Strategi pengembangan sistem kota-desa yang sesuai degan daya dukung
lingkungan serta fungsi kegiatan dominannya pada kawasan perkotaan
Bandung Raya dengan mengendalikan pertumbuhan permukiman skala besar
dan mendorong pengembangan pemukiman vertikal di kawasan padat
penduduk.
4. Strategi pengendalian pengembangan kawasan perkotaan di wilayah utara dan
wilayah yang berada di antara wilayah utara dan selatan untuk menjaga
lingkungan yang berkelanjutan yang meliputi WP KK Cekungan Bandung
yang termasuk Kota Bandung untuk meningkatkan fungsi WP sebagai klaster
pengembangan ekonomi wilayah belakangnya (hinterland) dan memantapkan
fungsi PKW, PKWP, dan PKL untuk mendukung klaster perekonomian di WP,
melalui penyediaan prasarana dengan kuantitas dan kualitas sesuai standar
pelayanan minimal.
5. Strategi penataan dan pengembangan sistem prasarana wilayah yang dapat
menjadi pengarah, pembentuk, pengikat, pengendali dan pendorong
pengembangan wilayah untuk terwujudnya sistem kota, meliputi
Mengembangkan dan meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarana
wilayah untuk mendukung pergerakan di sepanjang koridor kawasan perkotaan
Bandung Raya-Cirebon dan mengembangkan sistem angkutan umum massal
di Kawasan Perkotaan Bandung Raya untuk mengurangi masalah transportasi
perkotaan.
22 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
2.3 Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang Berdasarkan RTRW Kota
Bandung
Tinjauan terhadap arahan struktur dan pola ruang Kawasan Perkotaan WP
Karees dilakukan peninjauan pada Peraturan Daerah No. 18 tahun 2011 tentang
RTRW Kota Bandung tahun 2011-2031, yang menjelaskan sebagai berikut:
23 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Jumlah Rencana Distribusi Jumlah Penduduk
Wilayah Penduduk Tahun 2031
No
Perencanaan Tahun
2009 2015 2020 2025 2031
24 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
dengan struktur yang berlaku di lembaga Kepolisian Republik
Indonesia
e. Perbelanjaan atau niaga
pusat perbelanjaan utama (grosir), pasar, toko, bank-bank perusahaan
swasta dan jasa-jasa lain.
25 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung 2011-2031
26 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung 2011-2031
27 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel II.3 Rencana Sebaran Penambahan Fasilitas Wilayah Perencanaan Kota Tahun 2031 (Unit)
Jumlah
2031
Fasilitas
Tahun 2007
Ujungberung
Bojonagara
Cibeunying
Arcamanik
Tegalega
Derwati
Kordon
Karees
Jumlah penduduk tahun 2008 2335406 396391 413473 494936 401074 198868 185731 139355 105578
Jumlah penduduk tahun 2031 4093256 555010 560036 864177 546658 360500 396433 335894 198627
1. Pendidikan
a. TK 447 331 315 340 339 371 366 372 391 3274
b. SD 924 154 132 134 145 247 253 269 302 2558
c. SLTP 213 57 53 79 67 96 88 98 105 852
d. SLTA 219 61 45 85 55 100 93 92 106 852
28 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Perkiraan Kebutuhan Tahun
Penambahan Fasilitas di Wilayah Perencanaan Kota
Jumlah
2031
Fasilitas
Tahun 2007
Ujungberung
Bojonagara
Cibeunying
Arcamanik
Tegalega
Derwati
Kordon
Karees
e. Taman Bacaan 0 205 205 205 205 205 205 205 205 1638
2. Kesehatan
b. Balai Pengobatan Warga 558 130 110 98 111 147 157 155 174 1638
c. BKIA/Klinik Bersalin 748 -136 -100 -120 -94 -39 -55 -33 -35 136
29 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Perkiraan Kebutuhan Tahun
Penambahan Fasilitas di Wilayah Perencanaan Kota
Jumlah
2031
Fasilitas
Tahun 2007
Ujungberung
Bojonagara
Cibeunying
Arcamanik
Tegalega
Derwati
Kordon
Karees
d. Puskesmas Pembantu & Balai
0 -17 -17 -17 -17 -17 -17 -17 -17 136
Peng. Ling.
30 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Perkiraan Kebutuhan Tahun
Penambahan Fasilitas di Wilayah Perencanaan Kota
Jumlah
2031
Fasilitas
Tahun 2007
Ujungberung
Bojonagara
Cibeunying
Arcamanik
Tegalega
Derwati
Kordon
Karees
f. Tempat Praktek Dokter 4144 -1172 -1021 -469 -572 11 -62 -78 35 818
-
a. Taman/Tempat Main 1294451 395.077 491.571 213.516 511.657 352.731 511.657 430.819 16374
108.22
31 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Perkiraan Kebutuhan Tahun
Penambahan Fasilitas di Wilayah Perencanaan Kota
Jumlah
2031
Fasilitas
Tahun 2007
Ujungberung
Bojonagara
Cibeunying
Arcamanik
Tegalega
Derwati
Kordon
Karees
b. Kuburan/Pemakaman Umum 124260 -25722 88 -5532 528 8.528 -49572 8.528 7.118 34
4. Perdagangan
a. Pertokoan 141 170 177 185 174 198 197 200 198 1638
32 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
2.3.4 Rencana Pola Ruang
Rencana distribusi peruntukan ruang wilayah kota yang meliputi peruntukan ruang
untuk fungsi lindung dan budi daya yang dituju sampai dengan akhir masa berlakunya RTRW
kota yang memberikan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kota hingga 20 (dua puluh) tahun
mendatang. Terdiri dari, yaitu:
1. Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan Lainnya
Rencana pengembangan kawasan peruntukan lainnya di Kota Bandung terdiri dari,
kawasan pertahanan dan keamanan, kawasan pertanian dan kawasan pelayanan umum
pendidikan, kesehatan dan peribadatan.
2. Kawasan Pertahanan dan Keamanan
Kondisi eksisting dari kawasan kegiatan militer adalah terkonsentrasi di Kota Bandung
bagian Barat, yaitu berada di SWP Cibeunying dan SWP Karees. Pengembangan kawasan
kegiatan militer ini direncanakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan perkantoran dan instalasi pertahanan keamanan meliputi Kawasan
Pangkalan Angkatan Udara (LANUD) Husein Sastranagara dan Pangkalan Angkatan
Laut (LANAL) Bandung
b. Pengamanan kawasan perkantoran dan instalasi pertahanan keamanan yang baru
sesuai dengan rencana tata ruang kawasan pertahanan keamanan
33 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
`
Gambar II.3 Peta Rencana Pola Ruang Kota Bandung Tahun 2011-2031
34 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
2.3.5 RPJMD
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018-2023 yang tertuang
dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2019 menyatakan bahwa Visi Kota
Bandung tahun 2018-2023 adalah “Terwujudnya Kota Bandung yang Unggul, Nyaman,
Sejahtera, dan Agamis” dengan misi:
Misi Pertama: Membangun masyarakat yang humanis, agamis, berkualitas dan berdaya saing.
Pemerintah Kota Bandung dengan berlandaskan nilai-nilai agama dan budaya, berkomitmen
memberikan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pelayanan pendidikan, kesehatan
dan sosial yang bermutu, adil dan merata.
Misi Kedua: Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang melayani, efektif, efisien, dan bersih.
Pemerintah Kota Bandung membangun sumber daya aparatur yang berintegritas dan
kompeten, melalui smart government yang terintegrasi untuk mewujudkan pelayanan publik
yang efektif, efisien dan prima.
Misi Ketiga: Membangun perekonomian yang mandiri, kokoh, dan berkeadilan. Kota
Bandung sebagai sebuah kota jasa, mendorong kesejahteraan masyarakat yang merata dan
berkeadilan melalui pertumbuhan ekonomi yang berbasis padat tenaga kerja dan UMKM lokal.
Misi Keempat: Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan
infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan
lingkungan. Pemerintah Kota Bandung mendorong pembangunan infrastruktur dan penataan
ruang secara sinergis dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dasar sesuai daya dukung
lingkungan, melalui sistem yang inklusif, terintegrasi, dan berkelanjutan.
35 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel II.4 Tujuan, Strategi, Arah Kebijakan, dan Program dari Misi ke-4 yang terkait Langsung dengan Perencanaan Tata Ruang
36 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIKJAKAN PROGRAM
Meningkatkan peran serta Penataan Kawasan
masyarakat/swasta Permukiman
Penyelenggaraan dan
Meningkatkan mobilitas
Peningkatan Kualitas
penduduk kota
Perumahan
Penyelenggaraan
Meningkatkan aksesibilitas
Penanggulangan Pra dan
sarana dan prasarana jalan
Tanggap Darurat Bencana
Peningkatan Kesiapsiagaan
Meningkatkan manajemen
Operasi Pemadaman dan
kebutuhan lalu-lintas
Penyelamatan
Pencegahan dan
Meningkatkan keselamatan Penanggulangan Ketentraman
berlalu-lintas dan Ketertiban Umum serta
Pemberantasan
Meningkatnya indeks kualitas
Penyakit masyarakat
air
Meningkatnya kualitas
Meningkatnya indeks kualitas Penataan Kawasan
lingkungan hidup kota
udara Permukiman
Bandung
Meningkatnya penanganan Pengendalian Pencemaran dan
sampah Perusakan Air
37 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIKJAKAN PROGRAM
Pengendalian Pencemaran dan
Rehabilitasi Kerusakan Air
Pengendalian Pencemaran
Meningkatnya pengurangan Udara dan Dampak Perubahan
sampah Iklim
Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan
38 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
BAB III
ISU STRATEGIS DAN GAMBARAN UMUM
3.1.2 Masalah
Wilayah Perencanaan Karees memiliki beberapa isu strategis yang dapat
menjadi permasalahan di sana, yaitu diantaranya:
1. Penanganan permasalahan genangan di Kecamatan Kiaracondong,
Batununggal, Regol, dan Lengkong belum optimal karena di beberapa titik
lokasi banjir genangan belum dapat terselesaikan
39 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
2. Ketidakseimbangan tata ruang yang tidak teratur dan vegetasi yang
dikesampingkan, bahkan terjadinya alih fungsi lahan dari nonterbangun
menjadi terbangun (kurangnya ruang terbuka hijau)
3. Daerah rawan bencana gempa bumi dan banjir
4. WP Karees juga memiliki angka pengangguran yang tinggi membuat berbagai
macam kriminalitas di WP Karees cenderung tinggi
5. Dalam RTRW Kota Bandung, WP Karees termasuk pada wilayah dengan
kepadatan tinggi di Kota Bandung wilayah barat
6. Penertiban lahan di sekitaran lajur kereta api, di samping sangat bahaya namun
juga berdampak pada kumuhnya area sekitaran lajur kereta api
7. Tidak adanya jalur khusus angkutan umum dan kendaraan berat, karena
angkutan umum yang berada di WP Karees menaikan dan menurunkan
penumpang dimana saja, itu merupakan salah satu factor yang membuat WP
karees menjadi padat cenderung macet di waktu waktu tertentu
8. Kurangnya lahan untuk PKL dan parkir kendaraan membuat bahu jalan
menjadi opsi terakhir bagi para pedagang dan pemilik kendaraan. Hal tersebut
membuat kemacetan di sekitar wilayah tersebut
9. Kurangnya RTH membuat udara di kawasan WP Karees menjadi tercemar
10. Tidak ada lahan untuk dijadikan TPA yang akhirnya membuat sampah
berceceran tidak pada tempatnya
11. Sulitnya mendapatkan air bersih, terutama pada Kecamatan Lengkong yang
membuat lingkungan menjadi gersang
12. Kurangnya fasilitas publik, seperti taman bermain anak, taman bacaan, fasilitas
penyandang disabilitas, dan tempat parkir
13. Rusaknya infrastruktur karena terbengkalai atau digunakan tidak sesuai dengan
peruntukan
14. Kurangnya transportasi publik, yang membuat masyarakat beralih kepada
kendaraan pribadi
15. Marak terjadinya tawuran antarpelajar
40 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
3.2 GAMBARAN UMUM
3.2.1 Fisik dan Lingkungan
3.2.1.1 Administrasi Wilayah
Wilayah perencanaan (WP) Karees Kota Bandung terdiri dari 4 Kecamatan,
diantaranya ialah Kecamatan Batununggal, Kiaracondong, Lengkong, dan Regol.
Dengan total kelurahan sebanyak 27 kelurahan yang terbagi ke 4 kecamatan.
41 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Sumber: Olah Data Tahun 2022
42 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Berikut disajikan data luas tiap kecamatan Wilayah Perencanaan Karees
serta presentase terhadap luas Wilayah Perencanaan Karees.
3.2.1.2 Topografi
Ketinggian rata – rata dari Wilayah Perencanaan Karees ada di ketinggian
706m diatas permukaan laut.
43 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Sumber: Olah Data, 2022
44 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Berikut merupakan tinggi wilayah berdasarkan kecamatan di Wilayah
Perencanaan Karees
3.2.1.3 Morfologi
Wilayah Perencanaan Karees memiliki tingkat kemiringan 0-2% atau
termasuk dalam kategori datar di hampir seluruh wilayahnya diikuti dengan
kemiringan 2-15% atau termasuk dalam kategori berombak.
45 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Sumber: Olah Data Tahun 2022
46 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
3.2.1.4 Geografi
Wilayah Perencanaan Karees merupakan salah satu WP di Kota Bantung
yang terletak di tengah Kota Bandung. Wilayah perencanaan ini terdiri dari 4
Kecamatan 28 Kelurahab/desa. Dilihat dari letak geografisnya, WP Karees terletak
pada 107o 36’ - 107o 36’ Bujur Timur dan 6o 56’ - 6o 54’ Lintang Selatan. Sedangkan
berdasarkan topografinya, ketinggian rata rata Wilayah Perencanaan Karees berada
pada ketinggian 706 m diatas permukaan laut.
Utara : WP Cibeunying
Timur : WP Ujung Berung
Selatan: WP Gede Bage
Barat : WP Tegallega
47 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Sumber: Olah Data Tahun 2022
48 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
3.2.1.6 Geologi
Berdasarkan hasil olah data, kondisi geologi pada Wilayah Perencanaan
Karees meliputi batugamping terumbu, produk gunungapi tua tak teruraikan, dan
tuff berbatu apung.
49 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Sumber: Olah Data Tahun 2022
50 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
3.2.1.7 Jenis Tanah
Hasil dari olah data digital yang telah dilakukan. Wilayah Perencanaan
Karees didominasi oleh jenis tanah entisol dan inceptisol.
51 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Sumber: Olah Data Tahun 2022
52 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Dari peta diatas, terlihat hampir keseluruhan wilayah memiliki jenis tanah
berupa entisol, dan hanya sebagian kecil di Kecamatan Kiaracondong bagian utara
yang berjenis tanah inceptisol.
3.2.1.8 Klimatologi
Curah Hujan selama tahun 2021 di Wilayah Perencanaan Karees, Kota
Bandung. Rata-rata hujan di WP Karees ini tergolong lebat pada setiap
kecamatannya selama tahun 2021.
Tabel III.3 Rata-Rata Curah Hujan Wilayah Perencanaan Karees Tahun 2021
Jumlah Hari Jumlah Curah Klasifikasi Rata-
No Kecamatan
Hujan (Hari) Hujan (mm) rata
1 Batununggal 230 2170.7 Lebat
2 Kiaracondong 207 2189.2 Lebat
3 Lengkong 227 2418.4 Lebat
4 Regol 207 2189.2 Lebat
Sumber: BPS Dalam Angka Tahun 2022
Pada tabel diatas diketahui jumlah curah hujan yang terjadi di Wilayah
Perencanaan Karees, Kota Bandung pada Kecamatan Kiaracondong dan Regol
memiliki jumlah curah hujan yang lebih sedikit dibandingkan dengan Kecamatan
Batununggal dan Lengkong. Jika mengacu pada sumber data yaitu BPS Dalam
Angka 2022. Curah hujan di empat kecamatan ini lebih di dominasi oleh klasifikasi
Tinggi, yaitu diatas 100mm/bulannya.
53 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Sumber: Olah Data Tahun 2022
54 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
3.2.1.9 Hidrologi
Wilayah Perencanaan Karees, Kota Bandung dialiri oleh Sungai
Cikapundung dan Sungai Cidurian yang berasal dari DAS Citarum. DAS Citarum
berada di sebelah Selatan Kota Bandung, Menuju ke utara dan bermuara di Laut
Jawa. DAS Citarum yang mengaliri Sungai Cikapundung akan mengaliri sungai –
sungai kecil yang mencakup area WP Karees dan sekitarnya.
55 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Sumber: Olah Data Tahun 2022
56 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
3.2.1 Demografi
Demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan
manusia, merujuk pada masyarakat secara keseluruhan, dapat dilihat dari jumlah,
struktur, komposisi dan distribusipenduduk yang dipengaruhi kelahiran, kematian,
kelompok umur berdasarkan jenis kelamin dan migrasi. Pengelolaan
kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya terencana untuk
mengarahkan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk
mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan mengembangkan kualtas
penduduk pada seluruh dimensi penduduk, perkembangan kependudukan,
merupakan kondisi yang berhubungan denganperubahan keadaan kependudukan
yang dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan.
57 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.4 Jumlah dan Persebaran Penduduk WP Karees, 2011 – 2020
58 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Jumlah dan Persebaran Penduduk WP Karees
Tahun
Kecamatan Kelurahan
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Kacapiring 9.49 10.811 9.938 9.938 7.454 7.424 8.512 8.123 13.295 8.764
Kebonwaru 15.71 15.565 15.455 15.455 15.545 15.545 15.444 15.382 14.819 13.755
Cijagra 10.713 10.41 11.232 11.255 11.255 10.874 10.494 10.494 11.809 11.179
Turangga 13.059 13.078 14.519 14.547 14.547 13.565 12.584 12.584 15.129 14.447
Lingkar Selatan 10.91 10.704 10.997 11.019 11.019 10.363 9.707 9.707 10.363 9.488
Lengkong Malabar 8.011 8.175 8.187 8.206 8.206 8.038 7.872 7.87 8.539 8.083
Burangrang 10.164 10.144 10.345 10.367 10.367 10.059 9.752 9.752 10.125 9.076
Cikawao 7.95 7.929 9.465 9.483 9.483 8.6105 7.738 7.738 8.977 8.025
Paledang 6.37 6.37 6.441 6.456 6.456 6.198 5.941 5.942 6.353 5.933
Sumber: BPS Kecamatan-kecamatan WP Karees, 2016 – 2020
Berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk tertinggi di WP Karees yaitu pada tahun 2018 terdapat di Kecamatan Kiaracondong
Kelurahan Babakan Sari sebanyak 40.757 jiwa. Kelurahan Babakan Sari sendiri memiliki jumlah penduduk terpadat diantara
kelurahan lainnya di WP Karees mulai dari tahun 2011 sampai tahun 2020. Jumlah penduduk terendah di WP Karees, yaitu pada tahun
2017 yang terdapat pada Kecamatan Lengkong, lebih tepatnya pada Kelurahan Paledang sebanyak 5.941 jiwa mulai dari tahun 2011
sampai tahun 2020.
59 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
3.2.1.2 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk per satuan luas.
Kegunaannya adalah sebagai dasar kebijakan pemerataan penduduk dalam
program transmigrasi. Kepadatan penduduk kasar atau crude population density
(CPD) menunjukkan jumlah penduduk untuk setiap kilometer persegi luas wilayah.
Adapun rumus dari perhitungan kepadatan penduduk yaitu sebagai berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ (𝑘𝑚)
60 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.6 Kepadatan Penduduk WP Karees, 2011 – 2020
Kepadatan Penduduk WP Karees
Tahun
Kecamatan Kelurahan
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Ciseureuh 206,91 211,42 209 215 194,09 173,18 208,82 17,04 206,67 222,4
Pasirluyu 188,3 190,38 178 188 188,4 188,86 205,84 189,86 213,28 204,24
Ancol 133,34 139,01 131 138 141,15 144,75 133,67 144,61 135,34 145,67
Regol Cigereleng 215,82 222,3 211 216 218,62 221,33 211,88 221,36 214,59 149,76
Ciateul 185,27 187,91 175 180 210,3 240,2 173,84 236,98 168,73 113,11
Pungkur 277,37 281.4 276 278 265,07 252,3 264,33 248,7 249,8 181,2
Balonggede 151,44 152,33 145 150 180,17 210,5 153,49 212,47 149,49 147,31
Kebon Kangkung 203 218 220 402,5 367,1 375,4 226 223 219 215,52
Sukapura 87 96 98 94,8 95,35 95,64 100 100 99,07 136
Kebon Jayanti 414 470 476 530,7 63,05 71,69 437 476 492,77 438,48
Kiaracondong
Babakan Sari 389 443 448 436 422,6 407,7 459 462 484,8 325,59
Babakan Surabaya 253 281 284 282,8 293 299,6 259 261 284,22 238,07
Cicaheum 205 215 217 199,8 198 198,6 206 205 199,58 179,81
Gumuruh 171 171 171 170 195 136,1 194,56 193,37 202 190,40
Binong 239 223 222 224 220 220 220,43 215,52 259,9 257,79
Kebon Gedang 381 378 382 382 383 384 384,83 383,1 339,8 324,31
Batununggal Maleer 353 346 342 341 336 303,2 330,34 325,1 452,3 436,47
Cibangkong 277 274 278 278 277 276,8 276,25 275,12 287,6 276,6
Samoja 273 275 275 277 281 280 279,23 280,7 170,7 230,51
Kacapiring 122 138 127 126 96 95,17 109,13 104,41 170,4 112,3
61 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kepadatan Penduduk WP Karees
Tahun
Kecamatan Kelurahan
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Kebonwaru 164 162 161 162 162 161,9 160,88 160,22 154,3 143,28
Cijagra 105 102 110,1 110,3 110,3 106,61 102,88 102,88 115,77 129,99
Turangga 78 79 87,5 87,6 87,6 79,79 74,02 74,02 88,99 101,74
Lingkar Selatan 92 91 93,2 93,48 93,48 75,09 82,26 82,26 87,82 117,14
Lengkong Malabar 119 122 122,2 122,58 122,58 119,97 117,46 117,46 127,44 155,44
Burangrang 199 199 202,8 203,1 203,1 197,24 180,59 180,59 187,5 151,27
Cikawao 209 211 252,4 252,9 252,9 226,59 209,14 209,13 242,6 114,64
Paledang 193 196 198,2 198,7 198,7 187,81 185,63 185,62 198,5 78,07
Sumber: BPS Kecamatan-kecamatan WP Karees, 2016 – 2020
Berdasarkan tabel di atas, tingkat kepadatan penduduk tertinggi pada WP Karees dari tahun 2011 sampai tahun 2020 berasal
dari Kelurahan Kebon Jayanti di Kecamatan Kiaracondong diantara kelurahan lainnya (khususnya di tahun 2014) yaitu sebesar 530,7
Jiwa/Ha dan itu termasuk kedalam klasifikasi kepadatan yang tergolong tinggi. Kemudian untuk tingkat kepdatan terendah pada WP
Karees dari rentang tahun 2011-2020 berasal dari Kelurahan Turangga yang terdapat pada Kecamatan Lengkong diantara kelurahan
lainnya, khususnya di tahun 2011, yaitu sebesar 78 Jiwa/Ha dan itu termasuk ke dalam klasifikasi kepadatan yang tergolong rendah.
62 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
3.2.1.3 Laju Pertumbuhan Penduduk
63 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kecamatan Kelurahan Rata-rata
Kacapiring 0,0223589994
Kebonwaru 0,01437625316
Cijagra 0,006210006608
Turangga 0,01454518285
Lingkar Selatan 0,0143554275
Lengkong Malabar 0,00160955731
Burangrang 0,01173471013
Cikawao 0,005968059512
Paledang 0,007191837028
Sumber: BPS Kecamatan-kecamatan WP Karees, 2016 – 2020
64 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut di WP Karees, 2011 – 2020
Agama
Tahun Kecamatan Kelurahan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Ciseureuh 15.506 1.2 225 25 19 0
Pasirluyu 14.147 533 335 3 22 0
Ancol 10.027 971 743 112 101 0
Regol Cigereleng 9.418 2.1 634 63 234 0
Ciateul 7.461 352 386 27 13 66
Pungkur 5.47 1.739 641 28 546 18
Balonggede 4.97 810 945 657 651 345
Kebon Kangkung 11.171 501 331 7 6 0
Sukapura 23.113 563 451 9 5 0
Kebon Jayanti 10.125 960 247 9 27 0
2011 Kiaracondong
Babakan Sari 32.96 327 219 126 153 0
Babakan Surabaya 17.186 391 33 6 17 0
Cicaheum 17.02 252 192 3 5 0
Gumuruh 15.686 449 231 15 36 0
Binong 16.676 433 53 10 8 13
Kebon Gedang 10.807 17 11 2 5 109
Batununggal Maleer 12.729 608 86 1 7 0
Cibangkong 17.235 287 10 1 28 0
Samoja 13.949 497 209 60 109 0
Kacapiring 9.111 332 31 4 10 2
65 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Agama
Tahun Kecamatan Kelurahan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Kebonwaru 14.971 503 125 60 33 0
Cijagra 10.269 431 192 1 9 0
Turangga 12.626 330 198 28 46 0
Lingkar Selatan 9.641 746 526 103 205 0
Lengkong Malabar 6.479 1.247 239 26 184 0
Burangrang 7.314 795 471 25 27 0
Cikawao 7.328 502 74 8 24 0
Paledang 4.43 1.232 552 7 151 0
Ciseureuh 15.516 1.221 227 26 26 0
Pasirluyu 14.212 543 338 5 26 0
Ancol 10.124 976 744 114 107 0
Regol Cigereleng 9.442 2.113 639 64 238 0
Ciateul 7.512 361 388 27 16 67
Pungkur 5.623 1.743 646 28 549 19
Balonggede 5.231 818 948 659 652 345
2012
Kebon Kangkung 11.944 536 354 7 6 0
Sukapura 25.979 639 507 10 17 0
Kebon Jayanti 11.6 1.099 283 10 6 0
Kiaracondong
Babakan Sari 37.976 376 252 145 176 0
Babakan Surabaya 19.455 450 52 7 19 0
Cicaheum 18.075 268 204 3 5 0
Batununggal Gumuruh 15.629 449 231 15 36 0
66 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Agama
Tahun Kecamatan Kelurahan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Binong 16.676 433 53 10 8 13
Kebon Gedang 10.744 150 59 7 15 0
Maleer 12.371 585 80 0 6 0
Cibangkong 17.457 294 12 1 27 0
Samoja 13.931 479 209 60 109 0
Kacapiring 9.6 317 16 4 9 2
Kebonwaru 14.971 501 125 60 33 0
Cijagra 9.802 412 186 1 0 0
Turangga 12.629 330 193 28 46 0
Lingkar Selatan 9.613 744 526 103 205 0
Lengkong Malabar 6.488 1.251 234 26 184 0
Burangrang 7.314 795 471 25 27 0
Cikawao 7.342 502 74 8 24 0
Paledang 4.43 1.232 552 7 151 0
Ciseureuh 14.655 1.2 225 25 19 0
Pasirluyu 15.564 526 335 0 23 0
Ancol 10.23 1.601 754 113 98 0
Regol Cigereleng 9.57 2.098 624 64 232 0
2013
Ciateul 7.519 382 341 24 20 66
Pungkur 5.47 1.739 641 28 546 18
Balonggede 5.308 883 1.202 766 1.309 385
Kiaracondong Kebon Kangkung 12 542 358 9 7 0
67 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Agama
Tahun Kecamatan Kelurahan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Sukapura 26.214 646 513 9 5 0
Kebon Jayanti 11.674 1.112 286 9 6 0
Babakan Sari 38.501 380 255 147 178 0
Babakan Surabaya 19.892 455 53 6 17 0
Cicaheum 18.21 271 206 5 6 0
Gumuruh 15.6 449 231 15 36 0
Binong 15.514 434 50 10 8 13
Kebon Gedang 10.808 177 58 7 15 0
Maleer 12.305 586 80 0 6 0
Batununggal
Cibangkong 17.303 386 10 1 28 0
Samoja 14.107 479 209 60 109 0
Kacapiring 9.6 317 16 4 9 2
Kebonwaru 14.801 502 122 60 33 0
Cijagra 9.924 428 193 4 0 0
Turangga 12.734 340 199 29 46 0
Lingkar Selatan 9.754 765 534 104 208 0
Lengkong Malabar 6.543 1.287 239 26 187 0
Burangrang 7.412 821 479 28 29 0
Cikawao 7.389 516 76 8 26 0
Paledang 4.487 1.238 556 8 154 0
Ciseureuh 15.646 1.187 225 25 22 0
2014 Regol
Pasirluyu 13.969 519 322 26 22 0
68 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Agama
Tahun Kecamatan Kelurahan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Ancol 8.733 2.146 742 112 99 0
Cigereleng 9.387 2.132 634 64 220 0
Ciateul 9.975 562 562 25 22 66
Pungkur 5.729 1.544 614 26 501 0
Balonggede 4.871 989 932 657 638 345
Kebon Kangkung 20.108 405 292 7 7 0
Sukapura 23.176 571 450 11 8 0
Kebon Jayanti 12.725 961 247 0 4 0
Kiaracondong
Babakan Sari 39.926 290 200 75 100 0
Babakan Surabaya 19.913 368 21 18 18 0
Cicaheum 16.663 260 104 41 16 0
Gumuruh 15.557 449 231 15 36 0
Binong 15.629 433 50 10 7 0
Kebon Gedang 10.825 173 59 7 16 0
Maleer 12.29 581 90 0 6 0
Batununggal
Cibangkong 17.274 386 10 1 28 0
Samoja 14.107 479 209 60 109 0
Kacapiring 9.521 315 16 4 9 0
Kebonwaru 14.826 502 122 60 43 0
Cijagra 9.802 412 186 1 0 0
Lengkong Turangga 12.629 330 193 28 46 0
Lingkar Selatan 8.962 606 455 103 203 0
69 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Agama
Tahun Kecamatan Kelurahan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Malabar 6.107 1.232 232 26 184 0
Burangrang 8.714 655 397 93 97 10
Cikawao 7.229 500 73 8 24 0
Paledang 4.309 1.12 557 7 152 0
Ciseureuh 15.687 1.193 229 29 24 0
Pasirluyu 13.998 528 328 29 22 0
Ancol 8.778 2.149 746 115 102 0
Regol Cigereleng 9.391 2.138 637 65 221 0
Ciateul 9.989 569 567 25 22 66
Pungkur 5.743 1.556 616 28 502 0
Balonggede 4.887 994 937 659 639 346
Kebon Kangkung 20.129 409 299 9 7 0
Sukapura 23.198 577 458 18 8 0
2015
Kebon Jayanti 12.765 968 252 0 6 0
Kiaracondong
Babakan Sari 39.956 298 212 80 104 0
Babakan Surabaya 19.932 374 27 25 18 0
Cicaheum 16.687 269 109 46 18 0
Gumuruh 15.512 423 238 11 26 0
Binong 15.653 418 59 12 5 0
Batununggal Kebon Gedang 10.834 178 54 5 16 0
Maleer 12.312 586 92 0 2 0
Cibangkong 17.287 374 11 1 24 0
70 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Agama
Tahun Kecamatan Kelurahan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Samoja 14.126 484 212 61 109 0
Kacapiring 9.535 332 16 3 8 0
Kebonwaru 14.836 509 126 65 43 0
Cijagra 9.823 423 193 1 0 0
Turangga 12.645 343 199 28 46 0
Lingkar Selatan 8.989 612 467 103 203 0
Lengkong Malabar 6.134 1.254 223 26 184 0
Burangrang 8.754 665 332 91 97 10
Cikawao 7.265 523 73 6 24 0
Paledang 4.354 1.134 567 7 152 0
Ciseureuh 12.491 920 224 25 22 0
Pasirluyu 14.057 531 308 3 21 0
Ancol 9.338 2.098 822 114 77 0
Regol Cigereleng 9.572 2.039 600 43 141 0
Ciateul 10.171 349 193 38 35 24
Pungkur 5.232 1.274 570 20 474 0
2016
Balonggede 8.779 2.163 372 12 214 18
Kebon Kangkung 12.595 402 292 7 7 0
Sukapura 26.8 588 451 11 8 0
Kiaracondong Kebon Jayanti 13.052 297 52 4 9 0
Babakan Sari 39.907 290 200 75 100 0
Babakan Surabaya 20.845 406 28 0 18 0
71 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Agama
Tahun Kecamatan Kelurahan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Cicaheum 16.663 260 104 41 15 0
Gumuruh 15.545 428 248 10 28 0
Binong 15.686 419 67 12 5 0
Kebon Gedang 10.896 179 58 3 17 0
Maleer 12.345 588 97 0 2 0
Batununggal
Cibangkong 17.298 376 18 1 27 0
Samoja 14.156 467 214 62 109 0
Kacapiring 9.554 345 17 3 6 0
Kebonwaru 14.872 532 126 61 43 0
Cijagra 9.868 444 194 1 0 0
Turangga 12.658 354 198 29 44 0
Lingkar Selatan 8.999 632 468 109 208 0
Lengkong Malabar 6.168 1.256 233 23 183 0
Burangrang 8.798 678 340 89 98 10
Cikawao 7.278 554 71 4 21 0
Paledang 4.389 1.167 568 8 152 0
Ciseureuh 12.534 943 235 28 21 0
Pasirluyu 14.098 554 332 3 20 0
Ancol 9.37 2.123 822 118 79 0
2017 Regol
Cigereleng 9.599 2.056 614 41 138 0
Ciateul 10.198 365 203 40 39 22
Pungkur 5.287 1.288 587 24 471 0
72 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Agama
Tahun Kecamatan Kelurahan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Balonggede 8.792 2.198 391 12 214 11
Kebon Kangkung 12.645 422 299 3 8 0
Sukapura 26.867 576 452 12 8 0
Kebon Jayanti 13.097 312 58 1 7 0
Kiaracondong
Babakan Sari 39.935 299 211 77 92 0
Babakan Surabaya 20.887 421 22 0 19 0
Cicaheum 16.698 274 108 41 12 0
Gumuruh 15.586 454 276 18 26 0
Binong 15.693 434 69 17 4 0
Kebon Gedang 10.921 192 78 2 19 0
Maleer 12.365 565 102 0 2 0
Batununggal
Cibangkong 17.298 398 21 1 27 0
Samoja 14.198 487 232 79 109 0
Kacapiring 9.578 378 19 2 6 0
Kebonwaru 14.899 565 134 69 43 0
Cijagra 9.898 421 187 1 0 0
Turangga 12.692 356 167 21 41 0
Lingkar Selatan 8.934 687 487 190 289 0
Lengkong Malabar 6.197 1.221 246 28 145 0
Burangrang 8.824 687 398 81 91 6
Cikawao 7.295 563 72 4 24 0
Paledang 4.313 1.168 579 8 143 0
73 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Agama
Tahun Kecamatan Kelurahan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Ciseureuh 12.513 967 233 21 20 0
Pasirluyu 14.123 532 342 32 21 0
Ancol 9.389 2.156 821 112 67 0
Regol Cigereleng 9.523 2.089 618 40 121 0
Ciateul 10.191 367 283 41 31 18
Pungkur 5.298 1.298 599 22 423 0
Balonggede 8.723 2.179 390 10 232 2
Kebon Kangkung 12.399 396 287 7 7 0
Sukapura 27.238 588 451 11 8 0
Kebon Jayanti 12.821 286 52 4 9 0
Kiaracondong
Babakan Sari 40.049 402 292 7 7 0
2018
Babakan Surabaya 17.948 368 22 0 18 186
Cicaheum 16.988 624 180 3 41 0
Gumuruh 17.934 414 198 11 25 0
Binong 14.937 476 69 10 16 0
Kebon Gedang 10.824 178 66 7 0 15
Maleer 11.804 539 77 0 5 0
Batununggal
Cibangkong 17.126 452 15 1 28 0
Samoja 14.34 446 201 47 123 0
Kacapiring 7.337 477 291 0 27 0
Kebonwaru 14.596 493 124 60 40 0
Lengkong Cijagra 11.397 412 245 11 17 2
74 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Agama
Tahun Kecamatan Kelurahan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Turangga 13.253 703 474 25 33 0
Lingkar Selatan 9.712 732 332 58 38 0
Malabar 7.072 846 480 3 157 1
Burangrang 8.822 722 407 10 110 3
Cikawao 8.024 435 236 3 86 3
Paledang 4.67 998 523 0 151 4
Ciseureuh 12.598 977 288 29 23 0
Pasirluyu 14.153 589 392 3 26 0
Ancol 9.39 2.145 829 127 78 0
Regol Cigereleng 9.59 2.087 628 47 141 0
Ciateul 10.231 390 231 45 37 13
Pungkur 5.311 1.299 594 28 480 0
Balonggede 8.822 2.2 399 18 219 5
Kebon Kangkung 12.339 402 292 7 7 0
2019
Sukapura 27.445 588 451 11 8 0
Kebon Jayanti 12.777 298 48 4 6 0
Kiaracondong
Babakan Sari 40.407 374 298 7 7 0
Babakan Surabaya 17.744 369 22 0 18 187
Cicaheum 16.91 636 261 3 41 0
Gumuruh 17.949 427 199 10 29 0
Batununggal Binong 14.965 488 71 12 18 0
Kebon Gedang 10.843 187 68 9 0 12
75 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Agama
Tahun Kecamatan Kelurahan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Maleer 11.856 567 78 0 5 0
Cibangkong 17.155 465 17 12 23 0
Samoja 14.387 489 210 54 132 0
Kacapiring 7.387 465 281 0 29 0
Kebonwaru 14.623 499 167 61 45 0
Cijagra 11.432 420 246 10 19 2
Turangga 13.289 718 480 28 30 0
Lingkar Selatan 9.734 754 341 54 41 0
Lengkong Malabar 7.099 856 489 2 158 1
Burangrang 8.867 732 413 11 108 1
Cikawao 8.089 467 289 3 85 3
Paledang 4.698 991 521 0 150 2
Ciseureuh 15.914 467 113 11 20 6
Pasirluyu 15.843 610 321 5 61 3
Ancol 8.824 1.805 873 9 175 0
Regol Cigereleng 9.217 1.772 901 4 165 5
Ciateul 5.936 1.062 439 8 131 2
2020
Pungkur 5.491 1.206 607 15 191 4
Balonggede 6.413 1.179 497 9 234 0
Kebon Kangkung 12,074 432 137 … 28 …
Kiaracondong Sukapura 26,979 622 207 17 18 …
Kebon Jayanti 12,846 262 91 3 24 …
76 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Agama
Tahun Kecamatan Kelurahan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Babakan Sari 37,348 973 427 14 12 1
Babakan Surabaya 19,725 494 162 … 41 5
Cicaheum 16,525 627 240 16 46 …
Gumuruh 18.288 662 412 19 15 0
Binong 18.337 353 132 8 26 0
Kebon Gedang 17.353 623 292 2 72 0
Maleer 16.435 539 233 4 21 1
Batununggal
Cibangkong 13.871 555 207 1 42 0
Samoja 12.592 434 180 3 25 0
Kacapiring 9.393 239 120 0 20 0
Kebonwaru 8.407 509 284 0 27 0
Cijagra 11.256 355 219 15 11 1
Turangga 13.936 755 450 27 35 0
Lingkar Selatan 9.297 614 309 46 36 0
Lengkong Malabar 7.075 844 472 7 156 0
Burangrang 8.911 702 407 9 102 0
Cikawao 8.241 438 242 3 86 0
Paledang 4.71 953 502 0 126 0
Sumber: BPS Kecamatan-kecamatan WP Karees, 2016 – 2020
77 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Berdasarkan tabel tersebut, agama yang paling mendominasi di antara
agama-agama lainnya di setiap kelurahan di WP Karees (Kecamatan Regol,
Kecamatan Kiaracondong, Kecamatan Batununggal, dan Kecamatan Lengkong)
dari tahun 2011-2020 adalah agama islam. Lalu, untuk agama terbanyak kedua
yang dianut pada WP Karees adalah agama kristen protestan. Kemudian, untuk
agama terbannyak ketiga yang dianut pada WP Karees adalah agama katolik.
78 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.9 Fertilitas dan Mortilitas WP Karees, 2011 – 2020
Kelahiran Kematian
Tahun Kecamatan Kelurahan
L P (L+P) L P (L+P)
Ciseureuh 0 3 3 0 1 1
Pasirluyu 12 8 20 1 0 1
Ancol 3 3 6 3 1 4
Regol Cigereleng 4 2 6 1 1 2
Ciateul 4 3 7 4 5 9
Pungkur 0 0 0 2 2 4
Balonggede 1 2 3 0 2 2
Kebon Kangkung 41 36 77 29 36 65
Sukapura 109 94 113 69 55 127
Kebon Jayanti 43 47 90 42 33 75
Kiaracondong
Babakan Sari 128 67 193 90 84 174
Babakan Surabaya 43 41 84 63 25 88
Cicaheum 61 44 105 36 37 73
Gumuruh 6 1 7 4 4 8
2011
Binong 4 2 6 5 1 6
Kebon Gedang 17 7 24 2 4 6
Maleer 32 22 54 19 17 36
Batununggal
Cibangkong 8 6 14 4 6 10
Samoja 14 16 30 5 3 8
Kacapiring 1 11 12 12 3 4
Kebonwaru 3 5 8 2 1 3
Cijagra 2 3 5 31 24 56
Turangga 28 19 47 45 28 73
Lingkar Selatan 38 21 59 31 12 43
Lengkong Malabar 17 18 35 12 3 15
Burangrang 52 27 79 18 12 30
Cikawao 2 0 2 11 9 20
Paledang 1 2 2 2 0 2
Ciseureuh 1 2 3 0 2 2
Pasirluyu 15 8 23 1 0 1
Ancol 4 3 7 4 1 5
Regol Cigereleng 5 1 6 1 1 2
2012
Ciateul 4 6 10 5 6 11
Pungkur 0 0 0 2 3 5
Balonggede 1 2 3 0 2 2
Kiaracondong Kebon Kangkung 44 38 82 28 26 54
79 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kelahiran Kematian
Tahun Kecamatan Kelurahan
L P (L+P) L P (L+P)
Sukapura 116 11 127 43 40 83
Kebon Jayanti 49 56 105 47 30 77
Babakan Sari 147 75 222 37 50 87
Babakan Surabaya 49 46 95 49 35 84
Cicaheum 65 46 111 43 40 83
Gumuruh 0 0 0 0 0 0
Binong 5 5 10 5 3 8
Kebon Gedang 0 0 0 7 3 10
Maleer 13 8 21 15 20 35
Batununggal
Cibangkong 6 3 9 2 7 9
Samoja 16 10 26 9 7 16
Kacapiring 4 1 5 4 0 4
Kebonwaru 2 2 4 0 0 1
Cijagra 13 9 22 17 9 26
Turangga 19 3 22 14 21 35
Lingkar Selatan 21 8 29 9 12 21
Lengkong Malabar 6 3 9 2 7 9
Burangrang 2 6 8 16 9 25
Cikawao 0 2 2 18 8 26
Paledang 9 10 19 9 5 14
Ciseureuh 1 1 2 2 1 3
Pasirluyu 4 4 8 4 4 8
Ancol 0 0 0 1 0 1
Regol Cigereleng 1 1 2 3 1 4
Ciateul 0 0 0 0 2 2
Pungkur 0 0 0 3 1 4
Balonggede 0 0 0 0 1 1
Kebon Kangkung 45 39 84 25 37 62
2013 Sukapura 96 103 199 57 57 114
Kebon Jayanti 44 51 95 46 32 78
Kiaracondong
Babakan Sari 118 72 190 69 78 147
Babakan Surabaya 47 45 92 63 25 88
Cicaheum 72 54 126 36 37 73
Gumuruh 47 39 86 42 23 65
Binong 65 32 97 45 36 81
Batununggal
Kebon Gedang 64 52 116 25 24 49
Maleer 34 44 78 37 34 71
80 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kelahiran Kematian
Tahun Kecamatan Kelurahan
L P (L+P) L P (L+P)
Cibangkong 66 34 100 39 33 72
Samoja 90 77 167 37 31 68
Kacapiring 42 39 81 33 25 58
Kebonwaru 53 29 82 37 27 64
Cijagra 22 25 47 14 11 25
Turangga 38 33 71 48 31 79
Lingkar Selatan 26 50 76 31 35 66
Lengkong Malabar 20 11 31 30 12 42
Burangrang 12 24 36 20 23 43
Cikawao 7 2 9 11 5 16
Paledang 9 11 20 11 13 24
Ciseureuh 1 1 2 2 1 3
Pasirluyu 4 4 8 4 4 8
Ancol 0 0 0 1 0 1
Regol Cigereleng 1 0 1 3 1 4
Ciateul 1 1 2 0 0 0
Pungkur 2 0 2 3 1 4
Balonggede 1 0 1 0 1 1
Kebon Kangkung 62 42 104 20 32 52
Sukapura 105 111 216 52 48 100
Kebon Jayanti 58 92 150 48 42 90
Kiaracondong
Babakan Sari 125 81 206 64 69 133
Babakan Surabaya 59 52 111 60 31 91
Cicaheum 82 59 141 40 39 79
2014
Gumuruh 40 22 62 25 14 39
Binong 105 73 178 43 36 79
Kebon Gedang 79 60 139 23 26 49
Maleer 69 45 114 36 32 68
Batununggal
Cibangkong 80 87 152 43 19 62
Samoja 90 74 164 30 40 70
Kacapiring 52 48 100 32 19 51
Kebonwaru 66 55 121 29 29 58
Cijagra 17 9 26 9 2 11
Turangga 9 21 30 2 7 9
Lengkong Lingkar Selatan 20 6 26 7 4 11
Malabar 15 19 34 18 8 26
Burangrang 3 10 13 11 9 20
81 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kelahiran Kematian
Tahun Kecamatan Kelurahan
L P (L+P) L P (L+P)
Cikawao 21 9 30 15 8 23
Paledang 8 12 20 10 7 17
Ciseureuh 3 1 4 2 1 3
Pasirluyu 2 3 5 5 1 6
Ancol 1 6 7 2 4 6
Regol Cigereleng 1 2 3 3 2 5
Ciateul 0 4 4 0 2 2
Pungkur 1 1 2 2 0 2
Balonggede 0 1 1 1 5 6
Kebon Kangkung 87 74 161 59 58 117
Sukapura 134 148 282 94 79 173
Kebon Jayanti 84 124 208 87 73 160
Kiaracondong
Babakan Sari 178 114 292 105 95 200
Babakan Surabaya 82 79 161 98 64 172
Cicaheum 121 83 204 76 71 147
Gumuruh 58 50 108 42 23 65
2015
Binong 71 61 132 53 46 99
Kebon Gedang 78 50 128 50 28 78
Maleer 83 70 153 55 33 88
Batununggal
Cibangkong 73 61 134 49 34 83
Samoja 145 130 275 44 35 79
Kacapiring 148 98 246 97 56 153
Kebonwaru 139 111 250 103 88 191
Cijagra 2 9 11 3 1 4
Turangga 8 12 20 9 4 13
Lingkar Selatan 9 8 17 2 7 9
Lengkong Malabar 5 7 12 5 5 10
Burangrang 10 6 16 12 9 21
Cikawao 12 8 20 9 8 17
Paledang 11 8 19 8 3 11
Ciseureuh 7 3 10 9 5 13
Pasirluyu 12 10 22 0 3 3
Ancol 2 4 6 4 2 6
2016 Regol Cigereleng 0 5 5 3 0 3
Ciateul 0 0 0 0 0 0
Pungkur 1 1 2 1 3 4
Balonggede 1 0 1 1 1 2
82 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kelahiran Kematian
Tahun Kecamatan Kelurahan
L P (L+P) L P (L+P)
Kebon Kangkung 16 12 28 4 0 4
Sukapura 7 12 19 11 2 13
Kebon Jayanti 7 16 23 28 24 52
Kiaracondong
Babakan Sari 29 12 41 9 10 19
Babakan Surabaya 6 10 16 12 14 26
Cicaheum 5 7 12 15 9 24
Gumuruh 20 12 32 24 24 48
Binong 27 23 50 30 25 55
Kebon Gedang 19 11 30 21 34 55
Maleer 32 23 55 15 22 37
Batununggal
Cibangkong 31 19 50 23 26 49
Samoja 35 18 53 42 23 65
Kacapiring 15 16 31 16 41 57
Kebonwaru 26 21 47 32 22 54
Cijagra 2 2 4 5 4 9
Turangga 1 11 12 2 4 6
Lingkar Selatan 10 8 18 1 8 9
Lengkong Malabar 2 9 11 7 8 15
Burangrang 16 4 20 4 6 10
Cikawao 1 7 8 9 9 18
Paledang 2 6 8 2 3 5
Ciseureuh 1 6 7 4 1 5
Pasirluyu 3 5 8 5 0 5
Ancol 2 3 5 1 6 7
Regol Cigereleng 5 1 6 1 5 6
Ciateul 2 2 4 3 1 4
Pungkur 1 0 1 2 3 5
Balonggede 1 0 1 2 4 6
Kebon Kangkung 12 13 25 5 3 8
2017
Sukapura 2 1 3 4 2 6
Kebon Jayanti 39 23 62 6 11 17
Kiaracondong
Babakan Sari 10 6 16 6 5 11
Babakan Surabaya 14 23 37 10 2 12
Cicaheum 8 1 9 2 3 5
Gumuruh 37 22 59 44 24 68
Batununggal Binong 58 52 110 43 26 69
Kebon Gedang 44 31 75 48 26 74
83 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kelahiran Kematian
Tahun Kecamatan Kelurahan
L P (L+P) L P (L+P)
Maleer 63 66 129 57 41 98
Cibangkong 117 71 182 49 43 92
Samoja 26 33 59 39 27 66
Kacapiring 38 36 74 24 27 51
Kebonwaru 63 57 120 35 42 77
Cijagra 2 10 12 2 0 2
Turangga 6 14 20 2 6 8
Lingkar Selatan 4 11 15 8 9 17
Lengkong Malabar 8 9 17 3 4 7
Burangrang 6 5 11 5 6 11
Cikawao 9 8 17 2 2 4
Paledang 2 2 4 1 1 2
Ciseureuh 2 6 8 1 2 3
Pasirluyu 4 3 7 4 2 6
Ancol 1 2 3 0 1 1
Regol Cigereleng 5 0 5 3 0 3
Ciateul 5 4 9 3 4 7
Pungkur 4 0 4 2 0 2
Balonggede 7 0 7 2 2 4
Kebon Kangkung 5 9 14 3 0 3
Sukapura 40 139 179 16 15 31
Kebon Jayanti 5 9 14 3 0 3
Kiaracondong
Babakan Sari 24 23 47 11 9 20
Babakan Surabaya 1 0 1 5 2 7
2018 Cicaheum 18 11 29 4 6 6
Gumuruh 116 90 206 44 16 60
Binong 0 6 6 4 9 13
Kebon Gedang 2 0 2 2 0 2
Maleer 28 42 70 26 31 57
Batununggal
Cibangkong 15 4 19 20 11 31
Samoja 40 57 97 66 99 165
Kacapiring 0 0 0 0 2 2
Kebonwaru 1 2 3 0 0 0
Cijagra 3 8 11 3 4 7
Turangga 4 7 11 3 1 4
Lengkong
Lingkar Selatan 5 5 10 1 3 4
Malabar 4 3 7 3 1 4
84 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kelahiran Kematian
Tahun Kecamatan Kelurahan
L P (L+P) L P (L+P)
Burangrang 2 3 5 3 1 4
Cikawao 6 6 12 3 0 3
Paledang 7 4 11 3 0 3
Ciseureuh 1 1 2 2 2 4
Pasirluyu 2 2 4 4 2 6
Ancol 1 4 5 2 3 5
Regol Cigereleng 4 2 6 3 2 5
Ciateul 2 0 2 2 1 3
Pungkur 5 0 5 1 0 1
Balonggede 3 1 4 1 1 2
Kebon Kangkung 6 5 11 1 1 2
Sukapura 15 13 28 12 19 31
Kebon Jayanti 9 5 14 3 6 9
Kiaracondong
Babakan Sari 36 35 71 20 12 32
Babakan Surabaya 7 2 9 8 2 10
Cicaheum 9 13 22 10 13 23
Gumuruh 34 28 64 15 23 38
2019
Binong 25 18 43 20 17 37
Kebon Gedang 41 33 74 21 19 40
Maleer 25 20 45 17 20 37
Batununggal
Cibangkong 26 21 47 45 22 67
Samoja 22 35 57 34 12 46
Kacapiring 47 24 71 32 24 56
Kebonwaru 32 19 51 22 27 49
Cijagra 3 6 9 3 2 5
Turangga 5 5 10 4 2 6
Lingkar Selatan 3 2 5 1 1 2
Lengkong Malabar 2 3 5 2 4 6
Burangrang 7 2 9 3 2 5
Cikawao 6 5 11 4 0 4
Paledang 3 4 7 2 0 2
Ciseureuh 2 2 4 1 1 2
Pasirluyu 0 4 4 3 1 4
Ancol 0 1 1 2 3 5
2020 Regol
Cigereleng 3 1 4 0 2 2
Ciateul 5 2 7 1 4 5
Pungkur 2 3 5 1 1 2
85 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kelahiran Kematian
Tahun Kecamatan Kelurahan
L P (L+P) L P (L+P)
Balonggede 3 2 5 1 0 1
Kebon Kangkung 5 4 9 8 2 10
Sukapura 4 3 7 11 3 14
Kebon Jayanti 6 1 7 7 4 11
Kiaracondong
Babakan Sari 3 5 8 10 15 25
Babakan Surabaya 8 2 10 16 10 26
Cicaheum 6 11 17 8 9 17
Gumuruh 23 9 32 12 13 25
Binong 26 12 38 21 15 36
Kebon Gedang 32 10 42 20 27 47
Maleer 41 11 52 12 21 33
Batununggal
Cibangkong 40 15 55 12 25 37
Samoja 37 12 49 14 23 37
Kacapiring 21 15 36 15 15 30
Kebonwaru 22 16 38 13 16 29
Cijagra 8 10 18 1 2 3
Turangga 1 3 4 12 2 14
Lingkar Selatan 9 9 18 14 4 18
Lengkong Malabar 7 4 11 9 2 11
Burangrang 11 7 18 5 5 10
Cikawao 10 5 15 4 8 12
Paledang 3 2 5 5 1 6
Sumber: BPS Kecamatan-kecamatan WP Karees, 2011 – 2020
86 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Berdasarkan tabel di atas menyatakan bahwa angka kelahiran pada tahun
2011-2020 tertinggi terdapat pada Kelurahan Babakansari Kecamatan
Kiaracondong, yaitu sebanyak 292 jiwa pada tahun 2015, angka kematian pada
tahun 2011-2020 tertinggi terdapat pada Kelurahan Babakansari Kecamatan
Kiaracondong, yaitu sebanyak 200 jiwa pada tahun 2015.
Sekolah
Kecamatan Tingkat Pendidikan
Negeri Swasta Jumlah
Regol 0 14 14
Lengkong 0 19 19
TK
Kiaracondong 0 21 21
Batununggal 2 14 16
Regol 13 9 22
Lengkong 11 11 22
SD
Kiaracondong 13 4 17
Batununggal 10 6 16
Regol 5 8 13
Lengkong 2 11 13
SMP
Kiaracondong 2 7 9
Batununggal 4 4 8
Regol 1 4 5
SMA
Lengkong 3 9 12
87 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Sekolah
Kecamatan Tingkat Pendidikan
Negeri Swasta Jumlah
Kiaracondong 2 3 5
Batununggal 0 0 0
Regol 0 3 3
Lengkong 4 14 18
SMK
Kiaracondong 0 10 10
Batununggal 1 1 2
Regol 0 1 1
Lengkong 0 0 0
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Kiaracondong 0 0 1
Batununggal 0 3 3
Regol 0 1 1
Lengkong Madrasah Tsanawiyah 0 0 0
Kiaracondong (MTS) 0 1 1
Batununggal 0 2 2
Regol 0 1 1
Lengkong 0 1 1
Madrasah Aliyah (MA)
Kiaracondong 0 2 2
Batununggal 0 1 1
TOTAL 73 185 258
Sumber: Badan Pusat Statistik Kecamatan Batununggal, Kecamatan Kiaracondong, Kecamatan
Lengkong, dan Kecamatan Rwgol Tahun 2022
88 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.11 Jumlah Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Poliklinik, Puskesmas,
dan Apotek menurut Kecamatan Kiaracondong, 2021
Tabel diatas menggambarkan data BPS pada tahun 2021, jumlah rumah
sakit di Kecamatan Kiaracondong terdapat sebanyak 1 rumah sakit yang terletak di
Kelurahan Sukapura. Jumlah rumah sakit bersalin di Kecamatan Kiaracondong
terdapat sebanyak 2 rumah sakit bersalin, dan keduanya terletak di kelurahan
Babakan Surabaya. 66 Jumlah Poliklinik/Balai pengobatan terbanyak di Kecamatan
Kiaracondong berada di Kelurahan Babakan Sari yaitu sebanyak 3 poliklinik.
Kecamatan Kiaracondong tidak memiliki puskesmas rawat inap, dan hanya
memiliki 2 puskesmas tanpa rawat inap yang terletak di Kelurahan Babakan Sari
dan Keluarahan Babakan Surabaya. Jumlah Apotek terbanyak di Kecamatan
Kiaracondong terletak di Kelurahan Babakan Sari, sedangkan Jumlah Apotek yang
paling sedikit terletak di Kelurahan Sukapura, Kebunjayanti, dan Babakan
Surabaya yang masing-masing kelurahan memiliki 2 Apotek.
89 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.12 Jumlah Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Poliklinik, Puskesmas,
dan Apotek menurut Kecamatan Lengkong, 2021
Menurut BPS Kecamatan Lengkong 2022, pada tahun 2021 jumlah rumah
sakit di Kecamatan Lengkong terdapat Sebanyak 2 rumah sakit yang keduanya
terletak di Kelurahan Turangga. Kecamatan Lengkong tidak memiliki rumah sakit
bersalin, Jumlah Poliklinik/Balai pengobatan terbanyak di Kecamatan Lengkong
berada di Kelurahan Cijagra yaitu sebanyak 5 poliklinik/balai pengobatan.
Kecamatan Lengkong tidak memiliki puskesmas rawat inap, tetapi memiliki 4
puskesmas tanpa rawat inap yang terletak di Kelurahan Cijagra, Turangga, dan
Malabar. Jumlah Apotek terbanyak di Kecamatan Lengkong terletak di Kelurahan
Malabar yaitu sebanyak 8 apotek, sedangkan Jumlah Apotek yang paling sedikit di
Kecamatan Lengkong terletak di Kelurahan Paledang yaitu sebanyak 2 apotek.
90 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.13 Jumlah Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Poliklinik, Puskesmas,
dan Apotek menurut Kecamatan Regol, 2021
Tabel diatas menggambarkan data BPS Kecamatan Regol 2022, pada tahun
2021 jumlah rumah sakit di Kecamatan Regol hanya terdapat sebanyak 1 rumah
sakit yang terletak di Kelurahan Ciseureuh. Kecamtan Regol tidak memiliki Rumah
Sakit bersalin dan puskesmas rawat inap, Jumlah Poliklinik/Balai pengobatan
terbanyak di Kecamatan Regol berada di Kelurahan Ciseureuh yaitu sebanyak 2
poliklinik. Kecamatan Regol memiliki puskesmas tanpa rawat inap sebanyak 3
Puskesmas tanpa rawat inap yang terletak di Kelurahan Pasiluyu, Ciateul, dan
Balonggede. Jumlah Apotek terbanyak di Kecamatan Regol terletak di Kelurahan
Pungkur yaitu sebanyak 7 puskesmas.
91 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.14 Jumlah Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Poliklinik, Puskesmas,
dan Apotek menurut Kecamatan Batununggal, 2020
Menurut BPS Kecamatan Batununggal 2021, pada tahun 2020 belum ada
rumah sakit dan rumah sakit bersalin di Kecamatan Batununggal. Terdapat 8
Poliklinik/Balai pengobatan di Kecamatan Batununggal, diantaranya dua di
Kelurahan Binong, Kelurahan Maleer, dan Kelurahan Kacapiring serta satu di
Kelurahan Cibangkong dan Kelurahan Samoja. Kecamatan Lengkong hanya
memiliki satu puskesmas rawat inap dan dua Puskesmas tanpa rawat inap.
Kecamatan Batununggal memiliki 11 apotek dengan jumlah terbanyak, yaitu 4
apotek yang terletak di Kelurahan Binong.
92 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.15 Jumlah Masjid, Musholah, Gereja Protestan, Gereja Katholik, Pura,
dan Vihara di Kecamatan Batununggal 2021
Kecamatan Batununggal 2021
Kelurahan
Masjid Musholah Gereja Protestan Gereja Katholik Pura Vihara
Gumuruh 17 13 0 0 0 0
Binong 18 11 0 0 0 0
Kebon Gedang 14 4 0 0 0 0
Maleer 19 7 2 0 0 0
Cibangkong 13 8 1 0 0 0
Samoja 14 4 2 0 0 0
Kacapiring 14 9 4 0 0 0
Kebon Waru 12 28 1 0 0 0
Jumlah 121 84 10 0 0 0
Sumber: Badan Pusat Statistik Dalam Angka Kecamatan Batununggal Tahun 2022
Tabel III.16 Jumlah Masjid, Musholah, Gereja Protestan, Gereja Katholik, Pura
dan Vihara di Kecamatan Regol 2021
93 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Ciateul 11 6 2 0 0 0
Pungkur 11 10 0 1 0 2
Balonggede 11 5 3 0 0 1
Jumlah 94 34 5 2 0 3
Sumber: Badan Pusat Statistik Dalam Angka Kecamatan Regol Tahun 2022
Tabel III.17 Jumlah Masjid, Musholah, Gereja Protestan, Gereja Katholik, Pura
dan Vihara di Kecamatan Lengkong 2021
Menurut BPS Kecamatan Lengkong 2022, pada tahun 2021 Jumlah Masjid
terbanyak di Kecamatan Lengkong terletak di Kelurahan Turangga yaitu sebanyak
14 Masjid. Jumlah Musholah di Kecamatan Lengkong terdapat sebanyak 9
musholah yang tersebar di Kelurahan Cijagra, Lingkar Selatan, Malabar,
94 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Burangrang, dan Cikawao. Jumlah Gereja Protestan di Kecamatan Lengkong yang
paling sedikit atau bahkan tidak ada di Kelurahan Cijagra, Turangga, dan Cikawao.
Dan didominasi di Kelurahan Lingkar Selatan yang memiliki Jumlah Gereja
Protestan sebnayak 4 Gereja. Jumlah Gereja Katholik di Kecamatan Lengkong
terdapat sebanyak 3 Gereja katholik yang tersebar di Kelurahan Cijagra, Turangga,
dan Cikawao. Jumlah Pura dan Vihara yang hanya satu-satunya di Kecamatan
Lengkong terletak di Kelurahan Lingkar Selatan dan Paledang.
Tabel III.18 Jumlah Masjid, Musholah, Gereja Protestan, Gereja Katholik, Pura
dan Vihara di Kecamatan Kiaracondong 2021
95 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Sumber: Olah Data, 2022
96 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
3.2.2.4 Sarana Pemerintahan
Kecamatan Batununggal
Fasilitas Pemerintahan Kelurahan
Kantor Camat Gemuruh
Kantor Lurah Gemuruh
Kantor Lurah Binong
Kantor Lurah Maleer
Kantor Lurah Kebongedang
Kantor Lurah Cibangkong
Kantor Lurah Kacapiring
Sumber: Badan Pusat Statistik Dalam Angka Kecamatan Batununggal Tahun 2022
Kecamatan Lengkong
Fasilitas Pemerintahan Kelurahan
Kantor Camat Malabar
Kantor Lurah Malabar
Kantor Lurah Cijagra
Kantor Lurah Turangga
Kantor Lurah Turangga
Kantor Lurah Cikawao
Kantor Lurah Lingkarselatan
Kantor Lurah Burangrang
97 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kecamatan Lengkong
Fasilitas Pemerintahan Kelurahan
Kantor Lurah Paledang
Sumber: Badan Pusat Statistik Dalam Angka Kecamatan Lengkong Tahun 2022
Kecamatan Kiaracondong
Fasilitas Pemerintahan Kelurahan
Kantor Camat Babakansari
Kantor Lurah Babakansari
Kantor Lurah Kebon Kangkung
Kantor Lurah Sukapura
Kantor Lurah Kebonjayanti
Kantor Lurah Babakansurabaya
Kantor Lurah Cicaheum
Sumber: Badan Pusat Statistik Dalam Angka Kecamatan Kiaracondong Tahun 2022
Kecamatan Regol
Fasilitas Pemerintahan Kelurahan
Kantor Camat Ciseureuh
98 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kecamatan Regol
Fasilitas Pemerintahan Kelurahan
Kantor Lurah Ciseureuh
Kantor Lurah Pasirluyu
Kantor Lurah Cigereleng
Kantor Lurah Ancol
Kantor Lurah Ciateul
Kantor Lurah Pungkur
Kantor Lurah Balonggede
Sumber: Badan Pusat Statistik Dalam Angka Kecamatan Regol Tahun 2022
Menurut BPS Kecamatan Regol 2022, dapat dijelaskan pada tahun 2021
terdapat Kantor Camat dan Kantor Lurah di Kelurahan Ciseureuh, sedangkan
Kantor Lurah yang lainnya berada di Kelurahan Pasirluyu, Kelurahan Cigereleng,
Kelurahan Ancol, Kelurahan Ciateul, Kelurahan Pungkur, Kelurahan Balonggede.
99 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Angkutan Umum di Pusat kota adalah angkutan umum yang dapat
membantu pergerakan masyarakat local di dalam kota seperti angkutan kota,
angkutan pedesaan, becak dan bus kota. Trayek angkutan umum yang beroperasi di
WP Karees bisa dilihat dalam tabel berikut:
100 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa jumlah armada
dengan 13 trayek angkutan umum keseluruhan pada tahun 2022 sebanyak 2,022
armada dengan armada terbanyak merupakan trayek angkutan kota dengan tujuan
Abdul Muis (Kebon Kalapa) – Cicaheum via Binong. Kemudian, Kota Bandung
memiliki 5 trayek DAMRI
101 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa fasilitas maupun
lapangan olahraga tersebar pada 8 kelurahan di Kecamatan Batununggal, walaupun
ada beberapa kelurahan yang tidak memiliki fasilitas maupun lapangan olahraga.
Adapun kondisi fasilitas atau lapangan olahraga di kawasan tersebut sudah layak
pakai dan hanya beberapa fasilitas yang rusak.
102 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.27 Jumlah Sarana Olahraga Berdasarkan Kondisinya di Kecamatan
Lengkong, 2021
Kondisi Fasilitas/ Lapangan
Jenis Olahraga Tudak ada Fasilitas/ Lapangan
Olahraga Rusak Rusak Olahraga
Baik
Sedang Parah
Sepak Bola 3 - - 4
Bola Voli 3 - - 4
Bulu Tangkis 7 - - -
Bola Basket 2 - - 5
Tenis
4 - - 3
Lapangan
Tenis Meja 7 - - -
Futsal 3 - - 4
Renang 2 - - 5
Bela Diri 2 - - 5
Bilyard 1 - - 6
Fitnes
3 - - 4
Aerobik
Lainnya - - - 7
Sumber: BPS, Kota Bandung Tahun 2022
103 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kondisi Fasilitas/ Lapangan
Jenis Olahraga Tudak ada Fasilitas/ Lapangan
Olahraga Rusak Rusak Olahraga
Baik
Sedang Parah
Bola Basket 5 - - 2
Tenis
3 - - 4
Lapangan
Tenis Meja 4 1 - 2
Futsal 3 - - 4
Renang 1 - - 6
Bela Diri - - - 7
Bilyard - - - 7
Fitnes
4 - - 2
Aerobik
Lainnya - - - 7
Sumber: BPS, Kota Bandung Tahun 2022
Kecamatan Kiaracondong
Kelurahan Hotel Penginapan
Kebon Kangkung 0 0
Sukapura 0 0
Kebun Jayanti 0 0
104 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Babakan Sari 1 1
Babakan Surabaya 0 0
Cicaheum 1 1
Jumlah 2 2
Sumber: Badan Pusat Statistik Dalam Angka Kecamatan Kiaracondong Tahun 2022
Kecamatan Batununggal
Kelurahan Hotel Penginapan
Gumuruh 0 1
Binong 1 0
Kebon Gedang 0 0
Maleer 0 2
Cibangkong 2 0
Samoja 1 2
Kacapiring 2 0
Kebon Waru 0 1
Jumlah 6 6
Sumber: Badan Pusat Statistik Dalam Angka Kecamatan Batununggal Tahun 2022
Menurut BPS Kecamatan Batununggal 2022, pada tahun 2021 jumlah hotel
di Kecamatan Batununggal terdapat sebanyak 6 hotel yang tersebar di Keluarahan
Binong, Cibangkong, Samoja, dan Keluahan Kacapiring. Jumlah penginapan di
Kecamatan Batununggal sebanyak 6 penginapan yang diantaranya terletak di
Kelurahan Gemuruh, Maleer, Samoja dan Kebonwaru.
105 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.31 Jumlah Hotel dan Penginapan di Kecamatan Lengkong 2021
Kecamatan Lengkong
Kelurahan Hotel Penginapan
Cijagra 4 3
Turangga 7 1
Lingkar Selatan 11 4
Malabar 15 3
Burangrang 4 1
Cikawao 8 1
Paledang 8 1
Jumlah 53 14
Sumber: Badan Pusat Statistik Dalam Angka Kecamatan Lengkong Tahun 2022
Menurut BPS Kecamatan Lengkong 2022, pada tahun 2021 jumlah hotel di
Kecamatan Lengkong terdapat sebanyak 53 hotel yang terletak di Kelurahan
Cijagara, Turangga, Lingkar Selatan, Malabar, Burangrang, Cikawao, dan
Kelurahan Paledang. lalu Jumlah Penginapan di Kecamatan Lengkong terdapat
sebanyak 14 penginapan yang diantaranya terletak di Kelurahan Cijagara,
Turangga, Lingkar Selatan, Malabar, Burangrang, Cikawao, dan Kelurahan
Paledang.
Kecamatan Regol
Kelurahan Hotel Penginapan
Ciseureuh 0 6
Pasirluyu 0 0
Ancol 1 1
Cigereleng 4 1
Ciateul 1 0
Pungkur 5 0
106 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kecamatan Regol
Kelurahan Hotel Penginapan
Balonggede 4 3
Jumlah 15 11
Sumber: Badan Pusat Statistik Dalam Angka Kecamatan Regol Tahun 2022
Menurut BPS Kecamatan Regol 2022, pada tahun 2021 Jumlah Hotel di
Kecamatan Regol terdapat sebanyak 15 hotel yang terletak di Kelurahan Ancol,
Cigelereng, Ciateul, Pungkur dan Kelurahan Balonggede. Lalu Jumlah Penginapan
di Kecamatan Regol terdapat sebanyak 11 Penginapan yang diantaranya terdapat
Kelurahan Ciseureuh, Ancol, Cigereleng, dan di Kelurahan Balonggede.
Fasilitas Pertahanan
Kelurahan Kecamatan Alamat
dan Keamanan
Jl. A. Yani No.296, Kacapiring,
Kantor Polisi Kacapiring Batununggal
Kec Batununggal.
Jl. Ibrahin Adjie No.16, Kebun
Kantor Polisi Kebonjayanti Kiaracondong
Jayanti, Kec Kiaracondong
Jl. Buah Batu No.193, Gumuruh,
Kantor Polisi Turangga Lengkong
Bandung tengah
Jl. Moh. Toha No.81, Cigereleng,
Kantor Polisi Cigereleng Regol
Kec Regol
Sumber: BPS, Kecamatan Batununggal, Kecamatan Kiaracondong, Kecamatan Lengkong, dan
Kecamatan Regol Dalam Angka 2022
Dari data diatas, dapat terlihat bahwa WP Karees telah dilengkapi oleh
kantor polisi yang menjadi satu-satunya fasilitas pertahanan dan keamanan.
Fasilitas tersebut terletak di Kelurahan Kacapiring (Batununggal), Kelurahan
107 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kebonjayanti (Kiaracondong), Kelurahan Turangga (Lengkong), dan Kelurahan
Cigereleng (Regol).
Menurut data BPS Kecamatan Regol 2022, pada tahun 2021 Kecamatan
Regol memiliki kelompok pertokoan sebanyak 60 unit, didominasi oleh Kelurahan
Balonggede yaitu sebanyak 45 unit. Jumlah pasar dengan bangunan permanen di
Kecamatan Regol sebanyak lima unit yang tersebar di Kelurahan Ciseureuh, Ancol,
dan Balonggede. Jumlah pasar tanpa bangunan di Kecamatan Regol terletak di
Kelurahan Ciateul. Jumlah minimarket di Kecamatan Regol terdapat sebanyak 33
108 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
unit, jumlah minimarket paling sedikit berada di Kelurahan Ciseureuh. Jumlah
restoran/rumah makan terbanyak di Kecamatan Regol terletak di Kelurahan
Balonggede yaitu sebanyak 39 restoran atau rumah makan.
109 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.36 Jumlah Kelompok Pertokoan, Pasar Dengan Bangunan Permanen,
Pasar Dengan Bangunan Semi Permanen, Pasar Tanpa Bangunan, Minimarket,
Toko/Warung Kelontong, dan Restoran/Rumah Makan di Kecamatan
Batununggal 2021
Kecamatan Batununggal 2021
Pasar
Pasar
Kelurahan Kelompok dengan dengan Pasar
Toko/Warung Restoran/Rumah
bangunan tanpa Minimarket
Pertokoan bangunan kelontong Makan
semi bangunan
permanen
permanen
Gumuruh 0 0 0 0 2 * 0
Binong 7 0 1 1 3 * 12
Kebon
8 0 0 0 2 * 1
Gedang
Maleer 0 0 0 0 3 * 0
Cibangkong 0 0 1 0 5 * 1
Samoja 1 1 2 0 2 * 3
Kacapiring 8 0 0 0 2 * 1
Kebon
1 0 0 0 0 * 5
Waru
Jumlah 25 1 4 1 19 * 23
Sumber: Badan Pusat Statistik Dalam Angka Kecamatan Batununggal Tahun 2022
Menurut data BPS Kecamatan Batununggal Dalam Angka 2022, pada tahun
2021 jumlah kelompok pertokoan di Kecamatan Batununggal terdapat sebanyak 25
unit, dan jumlah kelompok pertokoan terbanyak terletak di Kelurahan Kebon
Gedang dan Kelurahan Kacapiring yaitu sebanyak delapan unit Kelompok
Pertokoan. Jumlah pasar dengan bangunan permanen di Kecamatan Batununggal
hanya terdapat di Kelurahan Samoja sebanyak satu unit pasar dengan bangunan
permanen. Jumlah pasar dengan bangunan semi permanen di Kecamatan
Batununggal tersebar di tiga Kelurahan yaitu, Kelurahan Binong, Cibangkong, dan
Samoja. Jumlah pasar tanpa bangunan di Kecamatan Batununggal hanya terdapat
di Kelurahan Binong sebanyak 1 unit. Jumlah minimarket terbanyak dan paling
sedikit bahkan tidak ada minimarket di Kecamatan Lengkong terletak di Kelurahan
110 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Cibangkong sebanyak 5 unit minimarket, dan Kelurahan Kebonwaru tidak
memiliki minimarket.
Menurut data BPS Kecamatan Kiaracondong dalam angka 2022, pada tahun
2021 jumlah kelompok pertokoan di Kecamatan Kiaracondong terdapat sebanyak
70 unit, dan jumlah kelompok pertokoan terbanyak terletak di Kelurahan Babakan
Surabaya yaitu sebanyak 22 unit. Jumlah pasar dengan bangunan permanen di
Kecamatan Kiaracondong tersebar di tiga Kelurahan yaitu di Kelurahan Kebun
Jayanti, Babakan Surabaya, dan Cicaheum. Jumlah pasar dengan bangunan semi
permanen di Kecamatan Kiaracondong tersebar di empat kelurahan yaitu,
Kelurahan Sukapura, Kebun Jayanti, Babakan Sari, dan Cicaheum. Jumlah pasar
tanpa bangunan di Kecamatan Kiaracondong tersebar di tiga Kelurahan yaitu di
111 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kelurahan Kebun Jayanti, Babakan Sari, dan Cicaheum. Jumlah Minimarket di
Kecamatan Kiaracondong terdapat sebanyak 31 unit minimarket. Jumlah
minimarket terbanyak di Kecamatan Kiaracondong terletak di Kelurahan Cicaheum
yaitu sebanyak 31 unit. Jumlah restoran atau rumah makan di Kecamatan
Kiaracondong terdapat sebanyak 38 unit, Jumlah restoran atau rumah makan paling
sedikit bahkan tidak ada terletak di Kelurahan Babakan Sari.
112 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kecamatan Batununggal
Tidak
Kacapiring 2 5 Beroperasi Beroperasi
ada
Kebon Tidak
7 5 Beroperasi Beroperasi
Waru ada
Jumlah 27 40
Sumber: Badan Pusat Statistik Dalam Angka Kecamatan Batununggal Tahun 2022
113 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kecamatan Lengkong
Lingkar
1 6 Beroperasi Ada Beroperasi
Selatan
Tidak
Malabar 1 5 Beroperasi Beroperasi
ada
Tidak
Paledang 1 5 Tidak ada Beroperasi
ada
Jumlah 24 36
Sumber: Badan Pusat Statistik Dalam Angka Kecamatan Lengkong Tahun 2022
114 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.40 Jumlah Sarana Telekomunikasi di Kecamatan Kiaracondong Tahun
2021
Kecamatan Kiaracondong
Babakan Tidak
1 6 Beroperasi Beroperasi
Sari ada
Babakan Tidak
4 6 Tidak ada Beroperasi
Surabaya ada
Tidak
Cicaheum 1 6 Beroperasi Beroperasi
ada
Kebon Tidak
3 5 Beroperasi Beroperasi
Kangkung ada
Kebun Tidak
0 5 Tidak ada Tidak ada
Jayanti ada
Tidak
Sukapura 1 5 Tidak ada Beroperasi
ada
Jumlah 10 33
Sumber: Badan Pusat Statistik Dalam Angka Kecamatan Kiaracondong Tahun 2022
115 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kiaracondong yang perusahaan atau agen jasa ekspedisi swasta nya masih belum
tersedia.
Kecamatan Regol
Tidak
Ciseureuh 1 6 Tidak ada Beroperasi
ada
Tidak
Pasirluyu 2 6 Tidak ada Beroperasi
ada
Tidak
Ancol 2 6 Tidak ada Beroperasi
ada
Tidak
Cigereleng 1 6 Beroperasi Beroperasi
ada
Tidak
Ciateul 1 6 Tidak ada Beroperasi
ada
Tidak
Pungkur 6 6 Tidak ada Beroperasi
ada
Tidak
Balonggede 2 6 Beroperasi Beroperasi
ada
Jumlah 15 42
Sumber: Badan Pusat Statistik Dalam Angka Kecamatan Regol Tahun 2022
Menurut data BPS Kecamatan Regol Dalam Angka 2022, pada tahun 2021
Kecamatan Regol memiliki 15 menara telepon seluler dengan menara terbanyak
berada di Kelurahan Pungkur, yaitu sebanyak 6 menara. Sementara itu, jumlah
operator layanan komunikasi telepon seluler di Kecamatan Regol sebanyak 42
operator dan tersebar merata pada seluruh kelurahan di Kecamatan Regol.
116 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kemudian, kantor pos yang tersebar pada kelurahan di Kecamatan Regol masih
tidak tersedia. Keadaan pos keliling di Kecamatan Regol pun masih tidak tersedia.
Namun, perusahaan atau agen jasa ekspedisi swasta sudah sepenuhnya beroperasi
di tiap kelurahan yang ada di Kecamatan Regol.
117 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
No Kecamatan Status Jalan Kelurahan Panjang jalan (m)
7 Batununggal Jalan Kolektor Cibangkong 330,9550591
8 Batununggal Jalan Kolektor Kacapiring 514,5883371
9 Batununggal Jalan Kolektor Kebon Kangkung 0,032473628
10 Batununggal Jalan Kolektor Kebongedang 460,0641839
11 Batununggal Jalan Kolektor Kebonwaru 691,744621
12 Batununggal Jalan Kolektor Samoja 334,9971465
13 Batununggal Jalan Lain Binong 400,3011842
14 Batununggal Jalan Lain Cibangkong 2068,286983
15 Batununggal Jalan Lain Gumuruh 0,152808207
16 Batununggal Jalan Lain Kacapiring 311,9687619
17 Batununggal Jalan Lain Kebongedang 311,5318864
18 Batununggal Jalan Lain Kebonwaru 2251,479462
19 Batununggal Jalan Lain Maleer 345,3100726
20 Batununggal Jalan Lain Samoja 0,02666219
21 Batununggal Jalan Lokal Binong 1964,437844
22 Batununggal Jalan Lokal Cibangkong 2681,426797
23 Batununggal Jalan Lokal Gemuruh 13058,80224
24 Batununggal Jalan Lokal Kacapiring 4784,103397
25 Batununggal Jalan Lokal Kebongedang 1144,127326
26 Batununggal Jalan Lokal Kebonwaru 4125,880645
27 Batununggal Jalan Lokal Lingkarselatan 0,274609588
28 Batununggal Jalan Lokal Malabar 0,35502943
29 Batununggal Jalan Lokal Maleer 2293,475634
30 Batununggal Jalan Lokal Samoja 3682,188033
31 Batununggal Jalan Lokal Turangga 1,164128621
32 Batununggal Jalan Setapak Kacapiring 1073,352628
33 Kiaracondong Jalan Arteri Babakansurabaya 518,9097781
34 Kiaracondong Jalan Arteri Cicaheum 1213,347197
35 Kiaracondong Jalan Arteri Kebon Kangkung 269,1661902
36 Kiaracondong Jalan Arteri Sukapura 513,3969008
37 Kiaracondong Jalan Kolektor Babakansari 549,0480509
38 Kiaracondong Jalan Kolektor Babakansurabaya 483,6198838
118 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
No Kecamatan Status Jalan Kelurahan Panjang jalan (m)
39 Kiaracondong Jalan Kolektor Cicaheum 34,07917433
40 Kiaracondong Jalan Kolektor Kebon Kangkung 867,3931803
41 Kiaracondong Jalan Kolektor Kebongedang 0,032473628
42 Kiaracondong Jalan Kolektor Kebonjayanti 216,7698709
43 Kiaracondong Jalan Kolektor Kebonwaru 0,00657521
44 Kiaracondong Jalan Lain Babakansari 3597,735628
45 Kiaracondong Jalan Lain Babakansurabaya 2808,729246
46 Kiaracondong Jalan Lain Cicaheum 593,1774684
47 Kiaracondong Jalan Lain Kebon Kangkung 343,8976667
48 Kiaracondong Jalan Lain Kebonjayanti 1098,749869
49 Kiaracondong Jalan Lain Sukapura 505,9190635
50 Kiaracondong Jalan Lokal Babakansari 12898,93165
51 Kiaracondong Jalan Lokal Babakansurabaya 5066,951168
52 Kiaracondong Jalan Lokal Cicaheum 3755,645313
53 Kiaracondong Jalan Lokal Kebon Kangkung 2769,258418
54 Kiaracondong Jalan Lokal Kebonjayanti 1044,999263
55 Kiaracondong Jalan Lokal Sukapura 12617,02986
56 Kiaracondong Jalan Setapak Babakansari 1249,196434
57 Kiaracondong Jalan Setapak Babakansurabaya 1591,35337
58 Kiaracondong Jalan Setapak Cicaheum 869,4067769
59 Lengkong Jalan Arteri Cijagra 656,7714916
60 Lengkong Jalan Arteri Cikawao 145,0336236
61 Lengkong Jalan Arteri Malabar 652,8384058
62 Lengkong Jalan Arteri Paledang 388,1998357
63 Lengkong Jalan Arteri Turangga 108,0384193
64 Lengkong Jalan Kolektor Cijagra 1520,104932
65 Lengkong Jalan Kolektor Lingkarselatan 902,5130122
66 Lengkong Jalan Kolektor Malabar 0,044198845
67 Lengkong Jalan Kolektor Turangga 1100,786887
68 Lengkong Jalan Lain Cijagra 0,097815268
69 Lengkong Jalan Lain Turangga 257,8402667
70 Lengkong Jalan Lokal Burangrang 7805,208594
119 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
No Kecamatan Status Jalan Kelurahan Panjang jalan (m)
71 Lengkong Jalan Lokal Cibangkong 0,211147065
72 Lengkong Jalan Lokal Cijagra 20377,92751
73 Lengkong Jalan Lokal Cikawao 3894,439945
74 Lengkong Jalan Lokal Gumuruh 1,164128621
75 Lengkong Jalan Lokal Lingkarselatan 23776,32422
76 Lengkong Jalan Lokal Malabar 10456,97845
77 Lengkong Jalan Lokal Paledang 4353,874905
78 Lengkong Jalan Lokal Samoja 0,418491953
79 Lengkong Jalan Lokal Turangga 32606,43577
80 Regol Jalan Arteri Ancol 145,553534
81 Regol Jalan Arteri Balonggede 197,9852825
82 Regol Jalan Arteri Ciseureuh 571,3955533
83 Regol Jalan Arteri Pasirluyu 665,677856
84 Regol Jalan Kolektor Ancol 437,9145819
85 Regol Jalan Kolektor Balonggede 566,3168057
86 Regol Jalan Kolektor Ciateul 1388,328347
87 Regol Jalan Kolektor Cigereleng 935,7020499
88 Regol Jalan Kolektor Ciseureuh 579,3508617
89 Regol Jalan Kolektor Pasirluyu 258,6959939
90 Regol Jalan Kolektor Pungkur 1143,486215
91 Regol Jalan Lokal Ancol 16416,06228
92 Regol Jalan Lokal Balonggede 6511,499378
93 Regol Jalan Lokal Ciateul 8056,721488
94 Regol Jalan Lokal Cigereleng 13593,58004
95 Regol Jalan Lokal Ciseureuh 3440,846051
96 Regol Jalan Lokal Pasirluyu 9396,132953
97 Regol Jalan Lokal Pungkur 3154,787789
98 Regol Jalan Setapak Ciseureuh 278,4671675
99 Regol Jalan Setapak Pasirluyu 314,5264304
Sumber: Arcgis Tahun 2022
120 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat 5 status
jalan yang tersedia, yaitu jalan arteri, jalan kolektor, jalan lain, jalan lokal, dan jalan
setapak dan tersebar pada kelurahan-kelurahan di WP Karees. Kemudian,
kecamatan yang memiliki jalan terpanjang yaitu Kecamatan Lengkong dengan
panjang jalan kurang lebih 109.004 m.
121 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Sumber: Olah Data Tahun 2022
Gambar III.10 Peta Jaringan Jalan WP Karees
122 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
3.2.2.12 Kondisi Jaringan Jalan
Tabel III.43 Kondisi Jaringan Jalan di Kota Bandung Tahun 2019 – 2021
A. PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator
penting yang menunjukkan kinerja perekonomian suatu daerah. Produk
Domestik Regional Bruto juga dapat digunakan sebagai salah satu evaluasi dan
pertimbangan pemerintah dalam menentukan kebijakan suatu daerah untuk
memajukan perekonomiannya. Berikut merupakan Produk Domestik Regional
Bruto Kota Bandung.
123 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.44 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha di Kota Bandung (miliar rupiah),
2016–2020
124 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2010 Menurut Lapangan Pekerjaan (Miliar Rupiah) Kota
No Lapangan Usaha Bandung
2016 2017 2018 2019 2020
16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 1.564,36 1.707,98 1.871,86 2.076,93 1.957,09
17 Jasa lainnya 5.385,47 6.006,95 6.612,39 7.385,14 6.338,19
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 161.227,81 172.851,95 185.084,18 197.642,90 193.144,94
Sumber: BPS Kota Bandung Tahun 2022
125 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa jumlah kontribusi PDRB tertinggi di
Kota Bandung adalah perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
motor.
126 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.45 Banyaknya Sarana dan Prasarana Ekonomi Menurut Kelurahan di Kecamatan Batununggal, 2021
Pasar
Pasar
dengan Pasar
dengan Toko/Warung
No Kelurahan Kelompok Pertokoan Bangunan tanpa Minimarket/Swalayan
Bangunan Kelontong
Semi Bangunan
Permanen
Permanen
1 Gumuruh 0 0 0 0 2 25
2 Binong 7 0 1 1 3 100
3 Kebon Gedang 5 0 0 0 1 75
4 Maleer 0 0 0 0 2 70
5 Cibangkong 0 0 1 0 5 99
6 Samoja 1 0 0 1 3 93
7 Kacapiring 8 0 0 0 2 60
8 Kebonwaru 1 0 0 0 0 109
Kecamatan Batununggal 22 0 2 2 18 631
Sumber: BPS Kecamatan Batununggal Tahun 2021
Berdasarkan tabel 2.72 diperoleh bahwa di Kecamatan Batununggal terdapat fasilitas penunjang perekonomian yaitu kelompok
pertokoan sebanyak 21 toko, tidak terdapat pasar dengan kategori bangunan permanen, 2 pasar dengan bangunan semi permanen, 2
pasar tanpa bangunan, 18 minimarket/swalayan, serta 631 toko atau warung kelontong.
127 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.46 Banyaknya Sarana dan Prasarana Ekonomi Menurut Kelurahan di Kecamatan Kiaracondong, 2021
Pasar
Pasar
dengan Pasar
Kelompok dengan Toko/Warung
No Kelurahan Bangunan tanpa Minimarket/Swalayan
Pertokoan Bangunan Kelontong
Semi Bangunan
Permanen
Permanen
1 Kebon Kangkung 11 0 0 0 3 170
2 Sukapura 1 0 0 1 2 153
3 Kebon Jayanti 20 0 1 1 3 115
4 Babakan Sari 3 0 0 1 5 205
5 Babakan Surabaya 8 1 0 0 5 500
6 Cicaheum 13 1 1 1 25 59
Kiaracondong 56 2 2 4 43 1202
Sumber: BPS Kecamatan Kiaracondong Tahun 2021
Berdasarkan tabel 2.73 diperoleh bahwa di Kecamatan Kiaracondong terdapat fasilitas penunjang perekonomian yaitu
kelompok pertokoan sebanyak 56 toko, 2 pasar dengan kategori bangunan permanen, 2 pasar dengan bangunan semi permanen, 4 pasar
tanpa bangunan, 43 minimarket/swalayan, serta 1202 toko atau warung kelontong.
128 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.47 Banyaknya Sarana dan Prasarana Ekonomi Menurut Kelurahan di Kecamatan Lengkong, 2021
Pasar dengan Pasar dengan
Kelompok Pasar tanpa Toko/Warung
No Kelurahan Bangunan Bangunan Semi Minimarket/Swalayan
Pertokoan Bangunan Kelontong
Permanen Permanen
1 Cijagra 3 1 1 1 2 115
2 Turangga 8 0 0 1 2 100
3 Lingkar Selatan 8 0 0 0 4 125
4 Malabar 3 0 1 0 0 120
5 Burangrang 2 0 0 0 3 15
6 Cikawo 0 0 0 0 4 330
7 Paledang 2 0 0 0 3 343
Lengkong 28 1 2 2 22 1.283
Sumber: BPS Kecamatan Lengkong Tahun 2021
Berdasarkan tabel 2.74 diperoleh bahwa di Kecamatan Lengkong terdapat fasilitas penunjang perekonomian yaitu kelompok
pertokoan sebanyak 28 toko, 1 pasar dengan kategori bangunan permanen, 2 pasar dengan bangunan semi permanen, 2 pasar tanpa
bangunan, 22 minimarket/swalayan, serta 1283 toko atau warung kelontong.
129 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.48 Banyaknya Sarana dan Prasarana Ekonomi Menurut Kelurahan di Kecamatan Regol, 2021
Pasar dengan Pasar dengan
Kelompok Pasar tanpa Toko/Warung
No Kelurahan Bangunan Bangunan Semi Minimarket/Swalayan
Pertokoan Bangunan Kelontong
Permanen Permanen
1 Ciseureuh 1 0 0 3 100
2 Pasirluyu 2 0 0 0 3 50
3 Ancol 5 1 0 0 6 15
4 Cigereleng 3 0 0 0 6 30
5 Ciateul 2 0 0 1 6 50
6 Pungkur 3 1 0 0 5 47
7 Balonggede 45 2 0 0 6 30
Regol 60 5 0 1 35 322
Sumber: BPS Kecamatan Regol Tahun 2021
Berdasarkan tabel 2.75 diperoleh bahwa di Kecamatan Regol terdapat fasilitas penunjang perekonomian yaitu kelompok
pertokoan sebanyak 60 toko, 5 pasar dengan kategori bangunan permanen, tidak ada pasar dengan bangunan semi permanen, 1 pasar
tanpa bangunan, 35 minimarket/swalayan, serta 322 toko atau warung kelontong.
130 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
C. Sarana Prasarana Penunjang Pariwisata di WP Karees
Sarana dan prasarana penunjang pariwisata menjadi salah satu faktor
penting untuk mengetahui seberapa banyak pengaruhnya terhadap
perekonomiannya, khususnya di WP Karees.
131 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.50 Banyaknya Sarana dan Prasarana Penunjang Pariwisata Menurut
Kelurahan di Kecamatan Kiaracondong, 2021
Restoran/Rumah
No Kelurahan Warung Hotel Penginapan
Makan
1 Kebon Kangkung 6 42 0 0
2 Sukapura 10 21 0 0
3 Kebon Jayanti 0 12 0 0
4 Babakan Sari 12 35 1 1
5 Babakan Surabaya 4 115 1 0
6 Cicaheum 6 81 0 1
Kiaracondong 38 306 2 2
Sumber: BPS Kecamatan Kiaracondong Tahun 2021
132 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.52 Banyaknya Sarana dan Prasarana Penunjang Pariwisata Menurut
Kelurahan di Kecamatan Regol, 2021
1 Ciseureuh 35 0 0 6
2 Pasirluyu 3 15 0 0
3 Ancol 6 10 1 1
4 Cigereleng 11 76 4 1
5 Ciateul 2 6 1 0
6 Pungkur 6 32 5 0
7 Balonggede 39 290 4 3
Regol 102 442 15 11
Sumber: BPS Kecamatan Regol Tahun 2021
3.2.4 Kelembagaan
133 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
3.2.4.1 Struktur Organisasi dan Tata Laksana Pemerintah
Pemerintah Kota berperan sebagai penyelenggara yang paling utama dalam
proses pembangunan wilayah. Pemerintah Kota bersifat otonom, artinya hak,
wewenang dan kewajiban untuk melaksanakan, mengatur dan mengurus daerahnya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pihak pemerintah
dalam kegiatan penyusunan RDTR Kawasan WP Karees ini adalah organisasi
pemerintah Kota Bandung yang dapat dilihat dari penyelenggaranya, yaitu:
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung yang
merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Bandung yang berperan
membantu Walikota Kota Bandung dalam menentukan kebijakan di bidang
perencanaan pembangunan daerah serta pembangunan yang terencana dengan
baik dan dinamis dan peran serta masyarakat maupun unsur-unsur dalam
masyarakat yang lebih luas secara langsung maupun tidak langsung untuk
membangun Kota Bandung agar lebih baik
2. Dinas Pekerjaan Umum berperan dalam penyelenggaraan urusan pemerintah
di bidang pekerjaan umum, penataan ruang, perumahan dan sumber daya
mineral baik dalam pembinaan ataupun perumusan kebijakan teknis
3. Dinas Perhubungan berperan dalam penyelenggaraan urusan pemerintah dan
pelayanan umum yang meliputi urusan teknik lalu lintas, angkutan, teknik
prasarana dan sarana
4. Dinas Lingkungan Hidup berperan dalam penyelenggaraan urusan pemerintah
dibidang lingkungan seperti tata lingkungan, pengendalian dan pelestarian
lingkungan, kebersihan, pertamanan dan pemakaman
5. Dinas Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan berperan
dalam penyelenggaraan urusan pemerintah dibidang pengembangan
perumahan
6. Dinas Keuangan dan Aset Daerah berperan dalam penyelenggaraan
pembangunan urusan pemerintah dalam bidang kebijakan peningkatan dan
pengembangan pengelolaan keuangan dan barang milik daerah
7. Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah lembaga pemerintah non-
departemen yang melaksanakan tugas penanggulangan bencana di daerah baik
134 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Provinsi maupun Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada kebijakan yang
ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
8. Dinas Penataan Ruang Kota Bandung merupakan instansi pemerintah yang
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penataan
ruang dan pengelolaan pemakaman. Pada bidang Pengawasan Tata Ruang dan
Bangunan melayani 2 jenis layanan. Yaitu pengajuan Ketetapan Rencana Kota
(KRK) dan Rekomendasi Kawasan Bandung Utara (KBU).
9. Dinas Kebuyadaan dan Pariwisata wilayah Kota Bandung memiliki tugas
untuk melaksanakan urusan pemerintahan Kota Bandung dalam bidang budaya
dan pariwisata berdasarkan asas otonomi daerahnya. Melalui kantor ini,
berbagai urusan pemerintah daerah terkait bidang pariwisata dan kebudayaan
dilakukan. Adapun tugas Disparbud adalah sebagai pelaksana urusan
pemerintah daerah pada bidang pariwisata dan pelestarian budaya di wilayah
kerjanya. Fungsi Disparbud ialah merumuskan kebijakan bidang pariwisata,
kesenian, kebudayaan dan perfilman, penyelenggara pariwisata dan
kebudayaan, pembinaan dan pembimbingan pada pelaku pariwisata dan
budaya di wilayah kerjanya, koordinator UPTD, hingga pelaporan dan
koordinasi urusan pariwisata dan budaya.
3.2.4.2 Swasta
1. PDAM Tirtawening merupakan unit usaha milik daerah yang bergerak
dalam distribusi air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat
eksekutif dan legislatif daerah. Dalam kegiatan penyusunan RDTR
Kawasan WP Karees ini, memiliki keterkaitan dengan bagian teknis PDAM,
dimana bertugas dalam melaksanakan dan menyelenggarakan perencanaan
fisik teknik produksi, distribusi dan peralatan teknik; melaksanakan
pemeliharaan instalasi, produksi sampai sistem pendistribusiannya;
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan fisik sistem/
jaringan baik pembuatan baru maupun rehabilitasi; dan melaksanakan
kegiatan pengujian peralatan teknik dan bahan-bahan kimia. Hal ini guna
mendukung kegiatan perencanaan dalam hal teknis terkait dengan
135 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
penyediaan prasarana air bersih untuk Kawasan WP Karees dalam
meningkatkan pemerataan infrastruktur.
2. PT. Telekomunikasi Indonesia merupakan perusahaan operator layanan
telepon seluler terbesar di Indonesia yang menyediakan beragam layanan
telekomunikasi seperti interkoneksi, jaringan, data, internet, dan lainnya.
PT. Telekomunikasi Indonesia merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) sebagai perusahaan perseroan yang merupakan
perpanjangan tangan dari pemerintah. Tujuan PT. Telekomunikasi
Indonesia yaitu untuk memberikan layanan jaringan telekomunikasi yang
handal serta layanan telekomunikasi dan informasi berkualitas tinggi. Guna
mewujudkan perencanaan telekomunikasi yang lebih baik di Kawasan WP
Karees dengan melakukan pemerataan pelayanan telekomunikasi.
3. PT. PLN adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai
perusahaan perseroan yang merupakan perpanjangan tangan dari
pemerintah. Upaya PT. PLN dalam menyediakan tenaga listrik yaitu untuk
terus memperbaharui kinerja dalam memberikan pelayanan yang optimal
dan baik sehingga memuaskan pelanggannya. Dalam kegiatan penyusunan
RDTR Kawasan WP Karees, PT. PLN memiliki keterkaitan dengan bidang
teknis yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan pelaksanaan
bertanggungjawab dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pendistribusian aliran listrik, baik dalam pemeliharaan ataupun
pengendalian pembangunan jaringan listrik. Hal ini guna mendukung
kegiatan perencanaan terkait meningkatkan pelayanan prasarana kelistrikan
Kawasan WP Karees guna mendukung kegiatan pemerataan pelayanan
infrastruktur.
3.2.5 Transportasi
Transportasi adalah setua dengan peradaban manusia
(transportation is as old mankind). Untuk melaksanakan kegiatan
(ekonomi dan sosial) dibutuhkan suatu gerakan, suatu kegiatan, manusia
yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lain, disebut sebagai kegiatan
transportasi. Jadi, manusia membutuhkan tersedianya fasilitas
136 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
transportasi untuk melaksanakan berbagai kegiatannya.
No Blok Kecamatan
1 Blok Babakan Sari Kiaracondong
2 Blok Cibangkong Batununggal
3 Blok Gumuruh Batununggal
4 Blok Kacapiring Batununggal
5 Blok Kebongedang Batununggal
6 Blok Kebonjayanti Kiaracondong
7 Blok Kebonwaru Batununggal
8 Blok Maleer Batununggal
9 Blok Samoja Batununggal
10 Blok Sukapira Kiaracondong
Sumber: RDTR Kota Bandung Tahun 2015-2035
137 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
3.2.5.2 Terminal
Dalam WP Karees terdapat satu terminal yaitu Terminal Kebon
Kalapa. Terminal ini terletak antara Kelurahan Pungkur dan Kelurahan
Balonggede, yang letaknya berdampingan dengan pusat perbelanjaan ITC
Kebon Kalapa. Banyaknya minat pada terminal tersebut membuat Terminal
Kebon Kalapa selalu dipadati penumpang yang ingin bepergian. Walaupun
sekarang Terminal Kebon Kalapa hanya dibilang terminal bayangan, namun
minat penumpang yang ingin bepergian melalui terminal bayangan Kebon
Kalapa tidak berkurang.
Keberadaan Angkutan
No. Kecamatan Kelurahan Jenis Transportasi
umum
138 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Keberadaan Angkutan
No. Kecamatan Kelurahan Jenis Transportasi
umum
139 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Jumlah Armada
No Kode Trayek Angkutan Kota
(2022)
Abdul Muis (Kebon Kelapa) - Cicaheum via
2 1.B 100
Aceh
3 2 Abdul Muis (Kebon Kelapa) - Dago 271
4 3 Abdul Muis (Kebon Kelapa) - Ledeng 245
5 Cibaduyut - Kebon Kelapa
6 5 Cicaheum – Ledeng 214
7 6 Cicaheum - Ciroyom 206
8 8 Cicaheum - Cibaduyut 150
9 Cicaheum-Leuwi Panjang
10 16 Dago - Riung Bandung 201
11 15 Margahayu Raya - Ledeng 125
12 18 Panghegar Permai - Dipatiukur 155
13 Stasiun Hall - Gede Bage
Sumber: BPS, Kota Bandung Dalam Angka, 2022
No Trayek DAMRI
1 Leuwi Panjang » Cicaheum (PP)
140 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
3.2.5.5 Karakteristik jalan
Karakeristik jalan akan sangat berpengaruh dalam kinerja jalan tersebut.
Karakteristik jalan yang berada di WP Karees sepanjang jalan berdasarkan data
dari BPS Kota Bandung adalah sebagai berikut
Gumuruh 0,05 4
Binong 1,5 6,8
Kebon Gedang 1 3
Maleer 1,5 3
Cibangkong 3 1
Samoja 3,6 3
Kacipiring 5 3
Kebonwaru 6,75 3
Sumber: BPS Kecamatan Batununggal, 2022
141 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel III.59 Panjang Jarak ke Ibukota Kecamatan dan Ibukota Kabupaten/Kota
Menurut Kelurahan di Kecamatan Lengkong (km), 2021
142 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Jarak ke ibukota Jarak ke ibukota
Desa/Kelurahan
kecamatan kabupaten/kota
Ancol 1 3
Cigereleng 1 5
Ciateul 1 1
Pungkur 2 4
Balonggede 3 3
Sumber: BPS Kecamatan Regol, 2022
143 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
BAB IV
METODOLOGI
144 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
2. Penyusunan Rencana Kerja
Penyusunan rencana kerja adalah melakukan kajian awal berupa data sekunder,
yaitu dengan mencakup peninjauan kembali terhadap dokumen-dokumen
perencanaan di wilayah perencanaan (WP), seperti melakukan kajian terhadap
dokumen RTRW kabupaten/kota, RPJPD dan RPJMD beserta ketentuan
sektoral terkait pemanfaatan ruang di wilayah perencanaan. Selanjutnya
menetapkan wilayah perencanaan (WP) RDTR. Kemudian melakukan
persiapan teknis pelaksanaan yang meliputi penyiapan metodologi dengan
menggunakan beberapa pendekatan seperti data kualitatif maupun kuantitatif,
serta menyiapkan perangkat survei (checklist data yang dibutuhkan, panduan
wawancara, panduan observasi, dokumentasi, dan lain-lain). Selanjutnya hasil
dari kegiatan persiapan dalam melakukan penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) adalah dapat mengetahui gambaran umum wilayah
perencanaan (WP). Kedua, menyesuaikan dengan dokumen RTRW, RPJPD,
dan RPJMD sebagai dokumen acuan dalam menyusun produk perencanaan
RDTR di wilayah perencanaan. Ketiga, menetapkan metodologi melalui
pendekatan yang sudah ditetapkan seperti perangkat survei data primer dan
data sekunder yang akan digunakan pada saat pengumpulan data dan informasi
(survei).
145 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
langsung dan memberi gambaran faktual dan aktual pada wilayah studi yang
diteliti. Metode pengumpulan data primer dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
1. Metode kualitatif
Metode kualitatif merupakan metode penelitian yang menggunakan data
deskriptif berupa bahasa tertulis maupun lisan dari orang dan objek yang
diamati. Metode ini berkaitan erat dengan kata-kata, suara, perasaan, emosi,
warna, dan unsur-unsur lain yang tidak dapat diukur. Metode kualitatif yang
akan digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Survei, yaitu pengumpulan data dengan pengambilan sampel sebagian
orang di wilayah studi.
b. Wawancara, yaitu proses tanya jawab lisan terhadap dua orang atau lebih
secara langsung untuk mendapatkan hal berupa tanggapan, pendapat,
maupun informasi.
c. Observasi, yaitu proses pengumpulan data maupun keterangan yang
dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, baik
secara langsung atau tidak langsung
2. Metode kuantitatif
Metode kuantitatif merupakan metode penelitian yang menggunakan data
dalam bentuk angka yang akan digunakan untuk menganalisa.
146 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Contoh pengumpulan data sekunder yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu studi literatur (metode pengumpulan data dengan literatur yang digunakan
yaitu teori penujang analisis) dan telaah dokumen (metode pengumpulan data yang
berasal dari dokumen yang telah dipublikasikan secara umum atau tidak).
147 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel IV.1 Tabel Metode Analisis Data
148 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Jenis Analisis Nama Data Metode Analisis Sasaran
Aspek Sistem Penggunaan Lahan
Data jenis penggunaan lahan eksisting
Analisis simpangan antara pola Metode analisis data kualitatif,
ruang RTRW dan kondisi eksisting Rencana pola ruang kuantitatif, dan deskriptif
Mengidentifikasi serta
Data curah hujan memberikan gambaran
Analisis tutupan lahan dan run-off Metode penelitian kuantitatif
mengenai guna lahan dan
yang ditimbulkan Peta tutupan lahan dan guna lahan dan deskriptif
kondisi eksisting WP Karees
Harga lahan
Analisis kepemilikan lahan Metode penelitian deskriptif
Data status lahan
Aspek Kedudukan dan Peran Bagian WP dalam Wilayah yang Lebih Luas
Data interaksi sosial masyarakat sekitar WP
Data budaya khas masyarakat sekitar WP
Data jumlah penduduk
Menciptakan tata ruang yang
Analisis kedudukan dan keterkaitan Data agama masyarakat Karees dan wilayah aman, nyaman, serta
sekitar WP Metode penelitian kualitatif
sosial-budaya dan demografi WP berkelanjutan dengan
dan deskriptif
pada wilayah yang lebih luas Data usia penduduk memanfaatkan ruang WP
Karees
Data jenis kelamin penduduk
Data usia produktif
Data migrasi penduduk
149 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Jenis Analisis Nama Data Metode Analisis Sasaran
Data interaksi ekonomisekitar WP
Data faktor-faktor kuat yang mendorong
Analisis kedudukan dan keterkaitan ekonomi sekitar WP Metode penelitian kualitatif
ekonomi WP pada wilayah yang
Data sektor-sektor ungulan dan kuantitatif
lebih luas
Data laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB
harga konstan
Analisis kedudukan dan keterkaitan Data kondisi prasarana sekitar WP
sistem prasarana wilayah
Metode penelitian kualitatif
perencanaan dengan wilayah yang Data prasarana jaringan jalan
lebih luas
Data kondisi lingkungan sekitar WP
Data daya dukung lingkungan
Analisis kedudukan dan keterkaitan
Metode penelitian kualitatif
aspek lingkungan WP pada wilayah Data kawasan rawan bencana
dan kuantitatif
yang lebih luas
Data tempat evakuasi
Data radius aman bencana
Analisis kedudukan dan keterkaitan KSK Kota Bandung dan kaitannya dengan
aspek pertahanan dan keamanan persebaran lokasi sarana hankam
Metode penelitian kualitatif
Analisis kedudukan dan keterkaitan
Data kemampuan keuangan pembangunan
aspek pendanaan
150 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Jenis Analisis Nama Data Metode Analisis Sasaran
Analisis spesifik terkait kekhasan
Data terkait kawasan dan bangunan
kawasan
Aspek Sumber Daya Alam dan Fisik Atau Lingkungan Bagian WP
151 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Jenis Analisis Nama Data Metode Analisis Sasaran
Aspek Sosial Budaya
Data pekerjaan masyarakat
Data pendidikan terakhir masyarakat
Analisis perilaku masyarakat Data organisasi masyarakat
Karakteristik masyarakat yang tanggap Mengidentifikasi serta
terhadap bencana Metode penelitian kualitatif memberi gambaran
dan deskriptif mengenai situasi sosial
Data jumlah penduduk berdasarkan agama budaya WP Karees
Data sarana peribadatan
Analisis budaya dan norma
Data budaya lokal
Data bangunan cagar budaya
Aspek Kependudukan
Data jumlah penduduk 2011 - 2020
Data jumlah penduduk berdasarkan agama
2011 - 2020
Mengidentifikasi analisis-
Metode penelitian kualitatif,
Analisis proyeksi penduduk Data jumlah penduduk berdasarkan usia 2011 - analisis di aspek
kuantitatif, dan deskriptif
2020 kependudukan WP Karees
Data laju pertumbuhan penduduk
Data kepadatan penduduk 2011 - 2020
152 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Jenis Analisis Nama Data Metode Analisis Sasaran
Data jumlah angka kelahiran dan
kematian/fertilitas 2011 - 2020
Analisis pola migrasi Data migrasi penduduk
Data Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Analisis sumber daya manusia
Data pengangguran 2016 - 2020
Aspek Ekonomi dan Sektor Unggulan
Pendapatan perkapita kecamatan di WP
Pendapatan perkapita Kota Bandung
Analisis struktur ekonomi Data PDRB dan laju pertumbuhan Kota Metode penelitian kualitatif,
Bandung kuantitatif, dan deskriptif
Data komoditas Mengidentifikasi analisis-
analisis di aspek ekonomi
Analisis pola persebaran Data pola persebaran ekonomi dan sektor unggulan WP
Karees
Data produktivitas komoditas
Analisis potensi ekonomi dan sektor Data sebaran lokasi wisata Metode penelitian kualitatif
unggulan Data kondisi wisata dan deskriptif
153 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Jenis Analisis Nama Data Metode Analisis Sasaran
Luas wilayah
Data besaran parameter SPM
Data panjang jalan
Data perkerasan jalan
Data kondisi jalan
Data lebar jalan
Volume lalu lintas
Mengidentifikasi serta
Analisis sistem jaringan Kapasitas jalan menciptakan kemudahan
Metode penelitian kualitatif, dalam mobilitas dan
Peta titik kemacetan
kuantitatif, dan deskriptif mendorong pertumbuhan
Jumlah dan persebaran terminal perekonomian kawasan WP
Karees
Luas dan daya tampung terminal
Jumlah dan rute kendaraan umum di terminal
Jumlah dan sebaran halte
Analisis sistem pergerakan
Sirkulasi/rute angkutan umum
Jenis dan jumlah moda angkutan umum
Jalur kereta api
Persebaran trotoar
154 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Jenis Analisis Nama Data Metode Analisis Sasaran
Dimensi trotoar
Rute jalur sepeda
Dimensi jalur sepeda
Data titik parkir
Data bangunan yang membutuhkan parkir
Aspek Sumber Daya Buatan
Jumlah sarana transportasi
Analisis transportasi
Sebaran sarana transportasi
Jumlah gardu listrik
Analisis jaringan listrik Peta pesebaran gardu listrik
Kondisi prasarana listrik
Mengidentifikasi kebutuhan
Metode penelitian kualitatif
Peta sebaran BTS sarana dan prasarana WP
Analisis jaringan telekomunikasi dan deskriptif
Karees
Wilayah yang terlayani/tidak
Cakupan pelayanan air bersih
Analisis jaringan air bersih Jumlah penggunaan PDAM per kelurahan
Sistem penyediaan air
Analisis jaringan limbah Jaringan pipa limbah IPAL
155 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Jenis Analisis Nama Data Metode Analisis Sasaran
Jenis/karakter limbah
Timbulan sampah
Analisis pengolahan persampahan
Jumlah dan lokasi TPA,TPS,TPST
Sistem drainase
Analisis jaringan drainase
Kondisi drainase
Peta jalur evakuasi
Sebaran jaringan prasarana lainya
Metode penelitian kualitatif,
Analisis jaringan prasarana lainnya Data rumah tidak layak huni
kuantitatif, dan deskriptif
Luas kawasan kumuh
Persebaran gas bumi
Jumlah sarana pendidikan (TK-PT)
Analisis sarana pendidikan
Sebaran sarana pendidikan
Jumlah sarana kesehatan berdasarkan jenis
Analisis sarana kesehatan
Sebaran sarana kesehatan Metode penelitian kualitatif
dan deskriptif
Analisis sarana pemerintahan dan Jumlah sarana perkantoran
pelayanan umum Sebaran sarana perkantoran
156 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Jenis Analisis Nama Data Metode Analisis Sasaran
Sebaran sarana peribadatan
Jumlah sarana perdagangan dan jasa
Analisis sarana perdagangan dan berdasarkan jenis
jasa
Sebaran lokasi sarana perdagangan dan jasa
Analisis aksesibilitas pejalan kaki Sebaran jalur pedestrian untuk kaum difabel
dan pesepeda Mengidentifikasi kondisi
Sebaran pesepeda lingkungan binaan WP
Ruas jalur pedestrian Karees berdasarkan kondisi
Metode penelitian kualitatif fisik dan kriteria lokal
Analisis ketersediaan dan dimensi dan deskriptif minimum
Bentuk pedestrian
jalur khusus pedestrian
157 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Jenis Analisis Nama Data Metode Analisis Sasaran
Perubahan penggunaan lahan
Tutupan lahan
Bentuk lahan RTH
Analisis ketersediaan ruang terbuka Bentuk lahan nonRTH Metode penelitian kualitatif,
hijau dan nonhijau Persebaran RTH kuantitatif, dan deskriptif
Luas RTH
Pemandangan skyline
Analisis vista kawasan (pelataran Pemandangan tampak dari luar ke dalam WP Metode penelitian kualitatif
pandang) Pemandangan tampak dari dalam ke luar WP dan deskriptif
Elemen visual
Ketinggian bangunan
Garis sempadan bangunan
Analisis tata massa bangunan Fungsi bangunan
Metode penelitian kualitatif,
Perda bangunan dan gedung
kuantitatif, dan deskriptif
Standar bangunan tahan bencana
Luas lahan bangunan
Analisis intensitas bangunan
Luas lantai dasar bangunan
158 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Jenis Analisis Nama Data Metode Analisis Sasaran
Ketinggian bangunan
Persebaran bangunan tahan bencana
Dominasi fungsi setiap zona
Analisis land value capture
Harga lahan tanah
(pertambahan nilai lahan)
Harga pembangunan bangunan
Jumlah sarana pendidikan
159 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Jenis Analisis Nama Data Metode Analisis Sasaran
Aspek Pembiayaan Pembangunan
Analisis anggaran pendapatan dan
APBD Kota Bandung 2017-2021
belanja daerah
Analisis kemampuan, kemandirian, Mengidentifikasi
Metode penelitian kuantitatif
kontribusi, dan kertumbuhan APBD Kota Bandung 2017-2021 pembiayaan pembangunan
dan deskriptif
keuangan daerah beserta sumber-sumbernya di
Analisis proyeksi APBD 5 tahun ke WP Karees
APBD Kota Bandung 2017-2021
depan
Skema pembiayaan pembangunan Skema KPBU Kota Bandung Metode penelitian deskriptif
Sumber: Olah Data Tahun 2022
160 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
4.2.4 Tahap Rencana
Tahap penyusunan RDTR WP Karees terdiri dari 5 tahapan yang meliputi:
1. Persiapan
Tahap persiapan dalam penyusunan RDTR WP Karees terdiri dari:
- Pembentukan tim penyusun dan perumus
- Review pedoman/brainstorming
- Menyusun outline laporan
2. Penyusunan Laporan Pendahuluan
Tahap penyusunan laporan pendahuluan dalam penyusunan RDTR WP Karees
terdiri dari:
- Bab I Pendahuluan
- Bab II Tinjauan Kebijakan,
- Bab III Isu dan Gambaran Umum WP Karees
- Bab IV Metodologi
- Bab V Rencana Kerja
3. Survey Primer dan Survey Sekunder
Tahap survey primer dan survey sekunder dalam penyusunan RDTR WP Karees
terdiri dari:
- Survey Instansi
- Survey Analisis RDTR
- Survey Peraturan Zonasi
4. Penyusunan Laporan Fakta Analisis
Tahap penyusunan laporan fakta analisis dalam penyusunan RDTR WP Karees
terdiri dari:
- Bab I Pendahuluan
- Bab II Gambaran Umum
- Bab III Analisis
- Bab IV Strategi dan Konsep
5. Penyusunan Laporan Konsep dan Rencana
- Bab I Pendahuluan
- Bab II Ketentuan Umum
161 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
- Bab III Tinjauan Kebijakan
- Bab IV Tujuan Penataan Ruang
- Bab V Rencana Struktur Ruang
- Bab VI Rencana Pola Ruang
- Bab VII Ketentuan Pemanfaatan Ruang
6. Presentasi Laporan Akhir
Tahap presentasi laporan akhir dalam penyusunan RDTR WP Karees terdiri
dari:
- Pembuatan album peta
- Pengumpulan tugas besar
Dari hasil analisis struktur internal wilayah perencanaan ini menjadi salah
satu faktor untuk menentukan apakah WP Karees termasuk dalam konsep
162 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
resilient city (kota tangguh) atau tidak. Berikut adalah data yang ada dalam
analisis struktur internal wilayah perencanaan
Keterangan:
E = Jumlah kesalahan
N = Jumlah subyek/kota
K = Jumlah obyek/fasilitas
163 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
dilakukan untuk dapat menjelaskan fenomena yang ada dengan sedalam-
dalamnya. Tetapi penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau
sampling bahkan dapat dikatakan sangat terbatas jumlahnya. Apabila data sudah
terkumpul sudah mendalam dan bisa memenuhi syarat untuk menjelaskan
fenomena yang diteliti, maka tidak perlu untuk mencari sampling lainnya. Di
sini yang akan lebih ditekankan adalahpersoalan kedalaman kualitas data,
bukan banyaknya kuantitas data (Kriyantono, 2009: 56-57). Bogdan dan Taylor
(Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif, merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
164 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
4.3.2.1 Analisis Simpangan Antara Pola Ruang RTRW dan Kondisi
Eksisting
Analisis simpangan pola ruang dan kondisi eksisting digunakan untuk
mengetahui apakah guna lahan eksisting tahun 2022 di WP Karees telah sesuai
dengan pola ruang yang ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Bandung, dimana
kaitannya dengan perubahan guna lahan. Ketika terjadi perubahan guna lahan,
maka bagaimana caranya wilayah ini supaya tetap tangguh dan kembali seperti
semula atau berinovasi dengan sisa lahan yang ada.
Q=CxIxA
Keterangan:
Q: Debit (m3 /detik)
C: Koefisien pengaliran
165 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
I: Intensitas hujan rata-rata (mm/jam)
Sebagai contoh dari dampak negatif penggunaan lahan yang kurang tepat
adalah adanya genangan banjir pada musim hujan. Pada suatu daerah dimana telah
padat dengan pembangunan, maka berdampak pada tingkat resapan air ke dalam
tanah akan berkurang. Sebagian besar air akan kembali menjadi aliran air
permukaan (Surface Run-off) sehingga kapasitasnya terlampaui, sehingga
mengakibatkan banjir karena daya tampungnya tidak mencukupi.
Analisis ini akan berkaitan dengan indikator resilient city yaitu bagaimana
ketahanan infrastrukturnya, karena sistem infrastruktur yang kurang baik sangat
berdampak untuk keberlanjutan transportasinya
166 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
4.3.3 Analisis Kedudukan dan Peran dalam Wilayah yang Lebih Luas
Analisis kedudukan dan peran dalam wilayah yang lebih luas digunakan
untuk mengetahui peran WP Karees terhadap Kota Bandung. Analisis ini terdiri
dari 6 subanalisis, yakni sebagai berikut :
1. Analisis kedudukan dan keterkaitan sosial budaya dan demografi wilayah
perencanaan pada wilayah yang lebih luas. Analisis ini merupakan analisis
yang membahas tentang kegiatan sosial dan tradisi dimana nantinya akan
menganalisis struktur sosial, dengan mendalami apa saja fenomena-
fenomena sosial masyarakat sekitar yang berada di WP Karees. Berikut
merupakan data-data apa saja yang akan dianalisis:
a. Data interaksi sosial masyarakat WP
167 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
d. Data laju pertumbuhan ekonomi
b. Jumlah prasarana
168 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
5. Analisis kedudukan dan keterkaitan aspek pertahanan dan keamanan WP
pada wilayah yang lebih luas. Analisis ini dilakukan untuk memahami
kedudukan dan keterkaitan aspek Pertahanan dan keamanan kecamatan
yang ada pada WP Karees dalam wilayah yang lebih luas. Analisis ini pun
digunakan untuk mengetahui KSK Kota Bandung yang berkaitan dengan
kecamatan yang ada pada WP Karees. Selain itu, analisis ini akan
memberikan informasi terkait persebaran sarana pertahanan dan keamanan
yang ada di WP Karees. Selain itu, metode penelitian yang digunakan yaitu
analisis kuantitatif dan kualitatif. Adapun data yang akan digunakan adalah
peta persebaran pertahanan dan keamanan, KSK Kabupaten Bandung yang
ada di WP Karees
4.3.4 Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik atau Lingkungan Bagian
Wilayah Perencanaan
Analisis sumber daya alam dan fisik atau lingkungan dilakukan untuk
memberikan gambaran kerangka fisik WP Karees serta batasan dan potensi alam
yang ada di WP Karees dengan mengenali karakteristik sumber daya alam,
menelaah kemampuan serta kesesuaian lahan agar pemanfaatan lahan dalam
169 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
pengembangan wilayah dapat dilakukan secara optimal dengan tetap
memperhatikan keseimbangan ekosistem dan meminimalkan kerugian akibat dari
bencana.
Secara umum, analisis sumber daya alam dan fisik atau lingkungan ini
memiliki output sebagai berikut:
1. Gambaran daya dukung lingkungan fisik dalam menampung kegiatan yang
telah ada maupun kegiatan yang akan dikembangkan hingga akhir berlakunya
RDTR
2. Gambaran daya tampung ruang atau lingkungn hidup dalam menampung
kegiatan hingga waktu yang melebihi masa berlakunya RDTR
3. Gambaran kesesuaian lahan untuk pemanfatan ruang pada masa yang akan
datang berdasarkan kondisi dari fisik atau lingkungan WP Karees
4. Gambaran potensi serta hambatan pembangunan keruangan dari aspek fisik
5. Gambaran alternatif maupun upaya dalam mengatasi hambatan fisik atau
lingkungan WP Karees
Output dari analisis sumber daya alam dan fisik atau lingkungan dapat
digunakan sebagai bahan analisis holistik dalam melihat potensi, masalah, serta
peluang penataan ruang WP Karees dalam penyusunan RDTR. Analisis yang perlu
dilakukan dalam menentukan sumber daya alam dan fisik atau lingkungan WP
Karees yaitu sebagai berikut:
Analisis sumber daya air dilakukan untuk memahami bentuk serta pola
kewenangan, pola pemanfaatan, dan pola kerja sama yang ada dan sebaiknya
dikembangkan dalam WP, khususnya WP Karees. Hal yang perlu diperhatikan
yaitu sumber air baku dan sumber air permukaan (sungai atau danau) yang mengalir
dalam WP Karees dan memiliki potensi untuk mendukung dalam mengembangkan
kegiatan yang membutuhkan sumber daya air. Maka dari itu, analisis ini merupakan
analisis dasar dalam menetapkan kebijakan yang mengatur sumber-sumber air.
Adapun data yang dibutuhkan dalam analisis ini yaitu data hidrologi di WP Karees
dengan metode penelitian kuantitatif.
170 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
2. Analisis sumber daya tanah
5. Analisis klimatologi
171 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Analisis zona rawan bencana digunakan untuk mengidentifikasi wilayah di WP
Karees yang rawan terhadap bencana, baik bencana alam, nonalam, maupun sosial
agar meminimalisir korban maupun kerusakan yang terjadi akibat adanya bencana.
Analisis ini membutuhkan data bencana alam di WP Karees dengan metode
penelitian kualitatif.
Analisis sumber daya alam bagian zona lindung dilakukan untuk mengetahui daya
dukung atau kemampuan WP Karees dalam menunjang fungsi hutan maupun
sumber daya alam hayati lainnya yang berfungsi untuk perlindungan maupun
kegiatan produksi. Selain itu, analisis ini juga berfungsi untuk menilai kesesuaian
lahan bagi penggunaan hutan produksi tetap dan terbatas, hutan yang dapat
dikonversi, hutan lindung, serta kesesuaian fungsi hutan lainnya. Analisis ini
membutuhkan data guna lahan yang merupakan data hasil dari identifikasi kondisi
eksisting zona lindung berdasarkan guna lahan dengan menggunakan metode
penelitian kualitatif.
8. Analisis sumber daya alam dan fisik wilayah lainnya (zona budi daya)
Analisis sumber daya alam bagian zona budi daya dilakukan untuk merencanakan
serta mengetahui pola kewenangan, pemanfaatan, maupun kerja sama pemanfaatan
sumber daya tersebut dengan karakteristik WP Karees. Analisis ini membutuhkan
data guna lahan yang merupakan data hasil identifikasi kondisi eksisting zona
lindung berdasarkan guna lahan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif.
Dalam aspek sumber daya alam dan fisik atau lingkungan, analisis yang berkaitan
erat dengan konsep resilient city yaitu analisis sumber daya air, sumber daya tanah,
topografi dan kelerengan, geologi lingkungan, klimatologi, dan zona rawan
bencana karena aspek tersebut dapat membantu dalam menganalisis terkait
kebencanaan, baik sebelum maupun setelah terjadinya bencana.
172 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
4.3.5 Analisis Sosial Budaya
Analisis sosial budaya digunakan sebagai bahan masukan dalam penentuan
bagian dari wilayah kota yang diprioritaskan penanganannya di dalam penyususnan
RDTR. Analisis sosial budaya dikaji untuk mengetahui kondisi sosial budaya
masyarakat yang mempengaruhi pengembangan di wilayah perencanaan. Dalam
pengkajiannnya perlu diidentifikasi tingkat partisipasi masyarakat dalam
pembangunan, kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, kondisi sosial dan
budaya yang melekat pada masyarakat (adat istiadat) yang mungkin dapat
menghambat ataupun mendukung pembangunan, serta melihat elemen-lemen kota
yang memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi. Analisis ini juga perlu
mengidentifikasi karakteristik sosial, struktur sosial, isu-isu sosial, organisiasi
daerah, serta bagaimana suatu kelompok sosial menyebabkan suatu masalah dan
dampak yang akan muncul setelahnya. Dalam mendukung identifikasi yang akan
dilakukan, perlu dilakukan 2 analisis sosial budaya yaitu, analisis perilaku
masyarakat dan anlisis budaya dan norma.
173 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika,
kekuasaan, persuasi, dan/ atau genetika. Perilaku dianggap sebagai sesuatu yang
tidak ditunjukan kepada orang lain dan tidak dapat disamakan dengan perilaku
sosial yang secara khusus ditunjukan kepada orang lain. Apabila perilaku individu
diterima dan ditradisikan oleh individu lain secara kontinuitas, maka akan timbul
perilaku sosial.
Berdasar pada pendapat Rogers bahwa perilaku manusia dikuasai oleh the
actualizing tendency, analisis perilaku manusia ini dilakukan untuk
mengidentifikasi sesuatu yang berkaitan dengan pengembangan dan pemeliharaan
suatu kelompok sosial. Analisi ini meliputi beberapa data pendukung, yaitu data
organisasi masyarakat, data pekerjaan masyarakat, dan data Pendidikan terakhir
masyarakat.
174 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
jumlah penduduk, jumlah penduduk berdasarkan agama, kelompok umur, laju
pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, jumlah angka kelahiran dan
kematian, dan memproyeksikan pertumbuhan penduduk agar tidak terjadi
peningkatan secara signifikan di wilayah perencanaan. Selain itu juga dilakukan
analisis pola migrasi, dimana digunakan untuk mengidentifikasi pola mobilitas
penduduk serta analisis kualitas sumber daya manusia. Dalam melakukan analisis
kependudukan, diperlukan beberapa alat analisis yang berfungsi sebagai penunjang
analisis kependudukan. Berikut merupakan analisis penunjang analisis
kependudukan.
175 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
4.3.6.2 Analisis Pola Migrasi
Migrasi adalah tempat tinggal mobilitas penduduk secara geografis yang
meliputi semua gerakan penduduk yang melintasi batas wilayah tertentu dalam
periode tertentu dan migrasi juga merupakan gerak penduduk yang melintas batas
wilayah asal menuju ke wilayah tujuan dengan niat menetap. Sebaliknya migrasi
penduduk non - permanen adalah gerak penduduk dari suatu wilayah ke wilayah
lain tidak ada niatan menetap (Mantra, 2012). Pola migrasi desa - kota di negara
berkembang menunjukan adanya konsentrasi pendatang yang tinggi di kota -kota
yang cenderung mempunyai sektor modern yang besar dinamis. Sedangkan kota -
kota kecil lainya kurang dinamis seringkali menunjukan tingkat migrasi yang
rendah. Analisis Pola Migrasi menggunakan alat analisis Pola Mobilitas, dimana
menggunakan data mobilitas penduduk, untuk mengetahui pola migrasi yang terjadi
di Wilayah Perencanaan Karees.
176 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
wilayah, umumnya dikenal dengan produk domestic regional bruto (PDRB)
(Estrada dan Wenagama 2019). Dalam kasusnya resilience city adalah salah satu
konsep kota tangguh, yang mampu bangkit kembali setelah terjadinya bencana.
Salah satu factor yang terdampak saat terjadi bencana alam adalah sector
perekonomian.
Perekonomian akan terus berkembang sebagai mana mestinya karena
menjadi pendapatan tertinggi dalam hal perdagangan dan jasa. Di WP Karees ini
banyak sekali ditemukan tempat-tempat perdagangan, kawasan adalah salah satu
dari bagian sektror perneknomian kawasan WP Karees dalam peningkatan sektor
perekonomian kawasan.
Dalam data tersebut berikut ini adalah PDRB kota Bandung atas dasar harga
konstan
177 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel IV.2 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha di Kota Bandung (miliar rupiah),
2016–2020
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2010 Menurut Lapangan Pekerjaan (Miliar Rupiah) Kota
No Lapangan Usaha Bandung
2016 2017 2018 2019 2020
1 Pertanian, kehutanan, dan perikanan 176,34 188,93 189,93 186,18 173,71
2 Pertambangan dan penggalian 0 0 0 0 0
3 Industri pengolahan 33.249,09 34.753,93 36.488,80 38.122,86 38.204,35
4 Pengadaan listrik dan gas 160,82 165,36 170,81 173,32 159,09
5 Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 279,88 278,41 278,94 272,35 293,36
6 Konstruksi 14.141,57 15.238,96 16.435,14 17.476,15 15.959,04
Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
7 46.451,12 49.410,00 52.177,95 55.965,70 50.409,94
motor
8 Transportasi dan perdagangan 12.618,05 13.331,53 14.444,75 14.384,05 10.987,44
9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 7.900,17 8.715,42 9.483,98 9.889,47 8.084,90
10 Informasi dan komunikasi 18.774,38 21.245,09 23.719,57 26.766,24 35.402,32
11 Jasa keuangan dan asuransi 8.429,76 8.994,22 9.657,41 10.317,70 10.551,96
12 Real estate 2.041,43 2.188,00 2.323,88 2.483,53 2.513,83
13 Jasa perusahaan 1.217,22 1.334,19 1.460,37 1.615,61 1.442,42
14 Administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jasmani sosial 4.103,29 4.135,29 4.196,10 4.401,29 4.267,39
15 Jasa pendidikan 4.734,86 5.157,69 5.572,30 6.126,38 6.399,91
16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 1.564,36 1.707,98 1.871,86 2.076,93 1.957,09
178 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2010 Menurut Lapangan Pekerjaan (Miliar Rupiah) Kota
No Lapangan Usaha Bandung
2016 2017 2018 2019 2020
17 Jasa lainnya 5.385,47 6.006,95 6.612,39 7.385,14 6.338,19
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 161.227,81 172.851,95 185.084,18 197.642,90 193.144,94
Sumber: BPS Kota Bandung Dalam Angka, 2022
179 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa jumlah kontribusi PDRB
tertinggi di Kota Bandung adalah perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor.
𝑃𝐷𝐵𝑡 − 𝑃𝐷𝐵𝑡−1
PE = ( ) 𝑋100%
𝑃𝐷𝐵𝑡−1
PE = Pertumbuhan Ekonomi
T = Periode Tertentu
180 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
4.3.8 Analisis Transportasi
Transportasi adalah pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke
tempat lain. Dalam transportasi ada dua unsur yang terpenting yaitu pergerakan
(movement) dan secara fisik terjadi perpindahan tempat atas barang atau
penumpang dengan atau tanpa alat angkut ke tempat lain. (Hadihardaja, 1997).
Analisis transportasi dilakukan untuk menciptakan kemudahan dalam pergerakan,
mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan, dan mendukung fungsi masing-
masing zona. Analisis transportasi didasarkan pada pusat kegiatan, proyeksi
kebutuhan lalu lintas. Analisis transportasi tersebut meliputi:
1. Analisis Sistem Kegiatan
Setiap tata guna lahan atau sistem kegiatan mempunyai jenis kegiatan tertentu
yang akan membangkitkan pergerakan dan akan menarik pergerakan dalam
proses pemenuhan kebutuhan. Sistem tersebut merupakan sistem pola kegiatan
tata guna lahan yang terdiri dari sistem pola kegiatan sosial, ekonomi,
kebudayaan, dan lain-lain. Kegiatan yang timbul dalam sistem ini membutuhkan
pergerakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang perlu dilakukan setiap hari
yang tidak dapat dipenuhi oleh tata guna lahan tersebut. Besarnya pergerakan
sangat berkaitan erat dengan jenis dan intensitas kegiatan yang dilakukan.
Pergerakan yang berupa pergerakan manusia dan/atau barang tersebut jelas
membutuhkan moda transportasi (sarana) dan media (prasarana) tempat moda
transportasi tersebut bergerak. Analisis sistem kegiatan yang terdiri dari analisis
indeks aksesibilitas, mobilitas serta analisis hirarki jaringan jalan, yaitu:
181 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
pelayanan minimal”, dimana standar pelayanan minimal (SPM) ditetapkan oleh
pemerintah pusat. SPM jalan terbagi menjadi dua, yaitu untuk jaringan jalan dan
ruas jalan. Dalam analisis ini, kondisi pelayanan jaringan jalan akan ditinjau
secara sistem (makro) mencakup indeks aksesibilitas dan mobilitas. aksesibilitas
adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan lokasi tata guna lahan
berinteraksi satu sama lain, dan mudah atau sulitnya lokasi tersebut dicapai
melalui transportasi. Aksesibilitas merupakan suatu ukuran kemudahan yang
meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan perpindahan antara tempat-
tempat atau kawasan dari sebuah system (Magribi, 1999). Nilai indeks
aksesibilitas dihitung dengan rumus:
182 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
PDRB maka kebutuhan perjalanan per orang menjadi semakin tinggi dan
kebutuhan akan jaringan semakin bertambah.
Dapat dilihat pada tabel berikut merupakan besaran parameter kinerja SPM
untuk indeks mobilitas terbagi atas tingkat pelayanannya yang didasarkan pada
PDRB per kapita (juta Rp/tahun).
183 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
5. Analisis Sistem Jaringan
Pada Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006, sistem jaringan jalan merupakan
satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan
sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki. Sistem
jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan
dengan memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan
perkotaan, dan kawasan perdesaan. Analisis sistem jaringan yang terdiri dari
analisis level of service dan analisis titik kemacetan, yaitu:
a. Analisis Level of Service
LOS (Level of Service) atau tingkat pelayanan jalan adalah salah satu metode
yang digunakan untuk menilai kinerja jalan yang menjadi indikator dari
kemacetan. Suatu jalan dikategorikan mengalami kemacetan apabila hasil
perhitungan LOS menghasilkan nilai mendekati 1. Dalam menghitung LOS
di suatu ruas jalan, terlebih dahulu harus mengetahui kapasitas jalan (C) yang
dapat dihitung dengan mengetahui kapasitas dasar, faktor penyesuaian lebar
jalan, faktor penyesuaian pemisah arah, faktor penyesuaian pemisah arah,
faktor penyesuaian hambatan samping, dan faktor penyesuaian ukuran kota.
Kapasitas jalan (C) sendiri sebenarnya memiliki definisi sebagai jumlah
kendaraan maksimal yang dapat ditampung di ruas jalan selama kondisi
tertentu (MKJI, 1997).
184 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel IV.5 Penentuan Standar Nilai LOS dalam Menentukan Klasifikasi Jalan
Tingkat Pelayanan Rasio (V/C) Karakteristik
0,70 < V/C < Arus stabil, kecepatan dapat dikontrol oleh lalu
C
0,80 lintas
0,80 < V/C < Arus mulai tidak stabil, kecepatan rendah dan
D
0,90 berbeda-beda, volume mendekati kapasitas
0,90 < V/C Arus tidak stabil, kecepatan rendah dan berbeda-
E
<1 beda, volume mendekati kapasitas
185 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Tabel IV.6 Tingkat Kemacetan Lalu Lintas
Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas di Jalan dengan perubahan
Hasil tingkat pelayanan jalan diperoleh dari hasil pembagian volume lalu lintas
(V) dengan kapasitas jalan (C).
186 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan atau
barang, serta perpindahan moda angkutan. Terminal terdiri dari 2 (dua) jenis
yaitu berupa Terminal penumpang dan Terminal barang. Menurut Peraturan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Tentang Pedoman Teknis Kriteria
Penetapan Kelas Terminal Penumpang Tipe A Tahun 2017, fasilitas
terminal penumpang terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu fasilitas utama dan
fasilitas Penunjang.
b. Analisis Halte
Halte merupakan tempat pemberhentian kendaraan penumpang umum
untuk menurunkan dan atau menaikan penumpang yang dilengkapi dengan
bangunan (Keputusan Dephub 271/HK.105/DRJD/96). Standar penyediaan
halte angkutan umum diatur berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Darat No 271/HK.105/DRJD/96 Tentang Pedoman
Perekayasaan Tempat Pemberhentian Kendaraan Angkutan Umum.
187 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan
pejalan kaki tersebut. Analisis trotoar ini bertujuan untuk mengidentifikasi
keberadaan trotoar di Kecamatan Banjaran beserta dimensi dari trotoar
tersebut dan kondisi eksistingnya.
f. Analisis Parkir
Menurut Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
272/HK.105/DRJD/96 tanggal 8 April 1996 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu
kendaraan yang tidak bersifat sementara dan berhenti adalah keadaan tidak
bergerak suatu kendaraan untuk sementara dengan pengemudi tidak
meninggalkan kendaraan. Sedangkan Fasilitas parkir adalah lokasi yang
ditentukan sebagai tempat pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat
sementara untuk melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu. Semakin
berkembangnya fasilitas maupun sarana prasarana di suatu daerah tentu
akan sejalan dengan meningkatnyaketersediaan parkir di daerah tersebut.
Sehingga dibutuhkan analisis parker untuk mengidentifikasi ketersediaan
parkir di setiap jaringan jalan yang ada di WP Karees dengan menggunakan
188 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
metode observasi langsung maupun memanfaatkan data sekunder yang
tersedia.
189 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.
4. Analisis Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan rohani yang
harus disediakan di lingkungan tempat tinggal sesuai dengan peraturan yang
telah ada. Dengan adanya perbedaan agama yang dianut antara masyarakat satu
dengan yang lainnya maka jumlah dan jenis fasilitas peribadatan disesuaikan
dengan jenis agama apa saja yang dianut oleh masyarakat sekitar. Untuk
melakukan analisis kebutuhan sarana peribadatan memerlukan beberapa
analisis yang dibutuhkan seperti ketersediaan eksisting sarana peribadatan,
cakupan pelayanan sarana peribadatan serta menganalisis rencana kebutuhan
sarana peribadatan yang mengacu kepada SNI 03-1733-2004 Tentang Tata
Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.
5. Analisis Sarana Perdagangan dan Jasa
Sarana perdagangan merupakan salah satu indikator penataan perdagangan
dalam negeriyang diatur dalam Pasal 12 – Pasal 19 Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2014 tentangPerdagangan. Untuk melakukan analisis kebutuhan sarana
perdagangan dan jasa memerlukan beberapa analisis yang dibutuhkan seperti
ketersediaan eksisting sarana perdagangan dan jasa, cakupan pelayanan sarana
perdagangan dan jasa serta menganalisis rencana kebutuhan sarana
perdagangan dan jasa yang mengacu kepada SNI 03-1733-2004 Tentang Tata
Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.
6. Analisis Sarana Olahraga dan Rekreasi
Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan untuk mengisi waktu luang
dengan tujuan akhirnya, menurut Undang-Undang RI No 3 Tahun 2005 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional adalah, “memperoleh kesehatan, kebugaran
jasmani dan kegembiraan; membangun hubungan sosial; dan/atau melestarikan
dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan nasional. Untuk melakukan
analisis kebutuhan sarana olahraga dan rekreasi memerlukan beberapa analisis
yang dibutuhkan seperti ketersediaan eksisting sarana olahraga dan rekreasi,
cakupan pelayanan sarana olahraga dan rekreasi serta menganalisis rencana
kebutuhan sarana olahraga dan rekreasi yang mengacu kepada SNI 03-1733-
190 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.
9. Analisis Drainase
Jaringan drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan
ke badanpenerima air atau ke bangunan resapan buatan. Lingkungan perkotaan
harus dilengkapijaringan drainase sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang
diatur dalam peraturan/ perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai
tata cara perencanaan umum jaringan drainase lingkungan perumahan di
perkotaan. Salah satu ketentuan yang berlaku adalah SNI 02-2406-1991
tentang Tata cara perencanaan umum drainase perkotaan.
191 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
10. Analisis Jaringan Listrik
Listrik merupakan salah satu komoditi strategis dalam suatu perkotaan, karena
selain digunakan secara luas oleh masyarakat terutama untuk keperluan
penerangan, listrik juga merupakan salah satu sumber energi utama bagi sektor
industri. Luaran yang dihasilkan dari analisis ini adalah mengetahui
karakteristik dan kondisi jaringan listrik yang ada di wilayah perencanaan.
11. Analisis Jaringan Limbah
Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik. Macam jenis limbah ada sampah, air kakus, dan
berbagai air buangan hasilaktivitas domestik lainnya.
192 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
1. Analisis figure and ground
Analisis figure and ground merupakan analisis yang digunakan untuk
mengidentifikasikan tekstur dan pola sebuah tata ruang perkotaan. Selain itu,
analisis ini juga digunakan untuk mengidentifikasikan masalah ketidakteraturan
massa/ruang perkotaan. Analisis ini membutuhkan data kondisi jaringan jalan
serta data sistem dan jenis ruang terbuka di WP Karees dengan metode penelitian
kualitatif.
2. Analisis aksesibilitas pejalan kaki dan pesepeda
Analisis aksesibilitas pejalan kaki dan pesepeda merupakan analisis yang
digunakan untuk mengidentifikasikan kondisi jalur pedestrian dan pesepeda.
Analisis ini membutuhkan data sebaran jalur pedestrian dan pesepeda, sebaran
jalur pedestrian bagi kaum difabel, serta data ruas jalur pedestrian di WP Karees
dengan menggunakan metode penelitian kualitatif.
3. Analisis ketersediaan dan dimensi jalur khusus pedestrian
Analisis ketersediaan dan dimensi jalur khusus pedestrian merupakan analisis
yang sangat penting bagi kenyamanan pejalan kaki. Selain itu, analisis ini juga
ikut andil dalam keberhasilan perkotaan dan kehidupan di ruang kota. Analisis
ini membutuhkan data bentuk pedestrian di WP Karees dengan menggunakan
metode penelitian kualitatif dan kuantitatif.
4. Analisis karakteristik kawasan (langgam bangunan)
Analisis karakteristik kawasan (langgam bangunan) merupakan analisis yang
menganalisa langgam arsitektur di WP Karees dari objek pengamatan serta
analisa yang difokuskan pada fasad bangunan. Analisis ini membutuhkan data
tinggi bangunan dan dimensi bangunan dengan menggunakan metode
penelitian kualitatif.
5. Analisis land use
Analisis land use atau guna lahan merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui luas serta persentase penggunaan lahan zona WP Karees yang
digambarkan dengan menggunakan daya dukung lingkungan fisik dengan
menggunakan data berupa peta guna lahan, perubahan guna lahan, dan tutupan
193 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
lahan di WP Karees. Analisis ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan
kuantitatif.
6. Analisis ketersediaan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka nonhijau
Analisis ketersediaan RTH dan RT nonhijau merupakan analisis yang
digunakan untuk mengetahui apakah RTH di WP Karees sudah sesuai dengan
proporsi yang telah ditetapkan, yaitu minimal 30% berdasarkan Undang-
undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 29 ayat 2 dan 20%
pada ayat 3. Analisis ini membutuhkan data bentuk lahan RTH dan non RTH,
persebaran RTH, dan luas RTH dengan menggunakan metode kualitatif dan
kuantitatif.
7. Analisis vista kawasan (pelataran pandang)
Analisis vista kawasan merupakan analisis yang digunakan untuk melihat
kondisi kawasan WP Karees dalam pemandangan skyline, tampak dari luar ke
WP Karees dan sebaliknya, serta elemen visual kota. Analisis ini juga
menggunakan metode penelitian kualitatif.
8. Analisis tata massa bangunan
Analisis tata massa bangunan merupakan analisis yang digunakan untuk melihat
bentuk, besaran, tampilan, serta peletakan bangunan yang berada di suatu tapak
di WP Karees. Analisis ini membutuhkan data ketinggan bangunan, garis
sempadan bangunan, fungsi bangunan, perda bangunan dan gedung, serta
standar bangunan tahan bencana dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif dan kuantitatif.
9. Analisis intensitas bangunan
Analisis intensitas bangunan merupakan analisis yang digunakan untuk melihat
tingkat alokasi serta distribusi luas lantai maksimum bangunan terhadap lahan
peruntukanniya di WP Karees. Analisis ini membutuhkan data luas lahan
bangunan, luas lantai dasar bangunan, dan ketinggian bangunan dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Menurut Peraturan
Menteri PU Nomor 67/Prt/M/2007 tentang Pedoman Umum RTBL terdapat
beberapa komponen intensitas, yang terdiri dari:
194 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
1. Koefisien Daerah Hijau (KDH) atau angka presentasi perbandingan luas
seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung dengan luas lahan. Rumus:
195 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Dalam aspek kondisi lingkungan binaan, analisis yang berkaitan erat dengan
konsep resilient city yaitu analisis figure and ground, karakteristik kawasan
(langgam bangunan), land use, ketersediaan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka
nonhijau, tata massa bangunan, intensitas bangunan, dan kebutuhan sarana dan
prasarana yang sesuai dengan standar karena aspek tersebut dapat membantu dalam
menganalisis terkait kebencanaan, baik sebelum maupun setelah terjadinya
bencana.
Analisis ini sangat penting karena kosep kota tangguh sendiri yaitu
kemampuan bertahan dari suatu sistem, komunitas, atau masyarakat yang berada di
dalamnya. Fungsi dari adanya lembaga ini adalah sebagai komponen yang masuk
ke dalam unsur lingkungan menurut prinsip resilient city. Lembaga ini mengatur
bagaimana perencanaan dan pemerintahan yang terdapat di dalamnya dapat selaras
sesuai dengan prinsip kota tangguh yaitu mampu memulihkan kembali lingkungan
apabila terjadinya masalah, dan mampu beradaptasi ketika terjadinya masalah.
196 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
waktu ke waktu sesuai dengan pilihan-pilihan masyarakat.Analisis Pembiayaan
Pembangunan dalam RDTR di lakukan mengidentifikasi besar pembelanjaan
pembangunan, alokasi dana terpakai, dan sumber pembiayaan
pembangunanPembiayaan Pembangunan yang ada di sebuah wilayah perencana
memerlukan APBD kota (dalam periode yang sudah di tetapkan)dan juga Skema
KPBU Kota. Dengan data-data data tersebut dan dengan adanya data di tiap periode
yang di butuhkan akan terlihat perkembangan dari pembiayaan dari sebuah Kota
atau wilayah perencana karena pembiayaan pembangunan ini penting bagi wilayah
resilient agar pendanaan dapat tepat sasaran dan juga efektif yang membuat
berbagai macam infrastruktur, sarana dan prasarana dapat maksimal dan membuat
area ini menjadi area tangguh.
1. Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Derah
Melakukan analisis APBD dilakukan untuk mengidentifikasikan besaran nilai
dari pendapatan dan pembelanjaan dari sebuah wilayah.APBD juga di buat
sebagai pedoman dalam merencanakan sebuah kegiatan di sebuah daerah untuk
tahun anggaran berikutnya, analisis ini juga digunakan untuk alokasi
penyediaan fasilitas public untuk membangun sarana dan prasarana,dan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari penggunaan anggaran demi
pertumbuhan ekonomi sebuah wilayah dan juga kemaslahatan Bersama karena
kestabilan atau dapat cepat beradaptasi jika terjadi penurunan karena itu
merupakan prinsip resilient city.
2. Analisis kemampuan, kemandirian, kontribusi, dan pertumbuhan keuangan
daerah
Pendapatan sebuah daerah merupakan salah satu indicator untuk mengukur
tingkat kemandirian dari sebuah daerah terhadap pusat,karena tinggi maupun
rendahnya pendapatan daerah akan mempengaruhi apakah daerah tersebut
mampu menjalankan kegiatan pemerintah dan pembangunan nya secara
mandiri atau tidak begitu tergantung pendanaan dari pemerintah pusat.dengan
itu kemandirian sebuah daerah akan cenderung meningkat,dan resilient city
yang ber konsep inovasi, mitigasi,dan adaptasi yang membuat analisis ini
penting karena jika tidak ada kemampuan untuk mitigasi,inivasi,dan adaptasi
197 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
kemungkinan besar daerah tersebut akan runtuh.Dengan kemandirian juga
membuat wilayah resilient lebih stabil karena tidak bergantung pada siapa
siapa.
Keberhasilan yang di capai terdapat beberapa rasio dari periode ke periode
yakni:
a. Rasio Indeks Kemampuan Rutin
Indeks ini ialah sebuah ukuran yang yang dapat melihat sejauh apa
kemampuan pendapatan asli daerah dari suatu daerah dapat membiayai
belanja rutinnya, dan di bawah ini merupakan rumus untuk mencari rasio
indeks kemampuan rutin
198 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kontibusi pendapatan asli daerah terhadap Belanja Daerah yakni, mengukur
seberapa jauh kemampuan daerah membiayai kegiatan rutin dan juga kegiatan
pembangunan. Rumus untuk menghitung kontribusi ialah:
199 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
4.3.13 Analisis Kebencanaan
Bencana merupakan hasil dari proses alam maupun sosial. kondisi alam
dalam suatu kawasan memiliki potensi yang berbahaya serta dapat muncul sebagai
bencana alam. Berbeda dengan dimensi sosial, risiko bencana disebabkan oleh
tindakan manusia yang berinteraksi dengan alam. Perilaku manusia merupakan
faktor yang penting dalam peningkatan kerentanan serta pemicu terjadinya
bencana. Salah satu penyebab terjadinya bencana yaitu kerusakan lingkungan
akibat dari terlalu banyak mengeksploitasi sumber daya alam. Masyarakat yang
tinggal di kawasan rawan bencana akan berusaha untuk siap dalam menghadapi
bencana. Maka dari itu, perlu adanya upaya dalam memperkecil risiko terjadinya
bencana, dengan cara merubah perilaku manusia, meningkatkan kesadaran dan
kepedulian untuk melestarikan lingkungan. Selain itu, dapat pula dilakukan mitigasi
bencana. Mitigasi bencana dapat dilakukan guna meningkatkan kesadaran dan
bimbingan kepada masyarakat terkait dengan penanggulangan bencana sejak dini.
Bencana bukan lagi hal asing bagi kita. Bencana sebagai sebuah dampak
kegiatan atau risiko yang memberi dampak negatif kepada manusia (Setyowati,
dkk., 2016). Bencana dapat dikatakan sebuah bencana jika terdapat kejadian yang
mengalami kerugian bagi manusia. Pada Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana, pengertian bencana yaitu sebagai berikut:
200 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
maupun manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, serta dampak psikologis.
2. Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh serangkaian
peristiwa alam, seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, tanah longsor, tsunami,
gunung meletus, dan angin topan.
3. Bencana nonalam merupakan bencana yang diakibatkan oleh serangkaian
peristiwa nonalam, seperti gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan
wabah penyakit.
4. Bencana sosial merupakan bencana yang diakibatkan oleh serangkaian
peristiwa dari manusia, seperti konflik sosial antarkelompok, antarkomunitas,
maupun teroris.
5. Penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan serangkaian upaya
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, serta rehabilitasi.
Adapun bencana alam yang sering terjadi di Indonesia yaitu sebagai berikut:
1. Bencana banjir
Banjir merupakan proses alam dan bencana yang sering dirasakan oleh
masyarakat, terutama pada masyarakat yang tinggal di sekitar sungai-sungai besar.
Jenis-jenis banjir meliputi genangan, banjir lokal, banjir kiriman, banjir rob (pasang
surut air laut), serta banjir bandang. Faktor-faktor penyebab banjir selain curah
hujan yang tinggi, kondisi biofisik wilayah juga menentukan.
Strategi dalam mengatasi banjir yaitu mengatur tata guna tanah dan
perencanaan lokasi untuk menghindari dataran berpotensi banjir menjadi tempat
dari elemen yang rentan. Selain itu, partisipasi masyarakat juga dapat digiatkan
dalam bentuk pembersihan sedimentasi serta konstruksi parit. Kemudian, rumah-
rumah dapat dibangun tahan terhadap banjir dengan menggunakan material tahan
banjir dan pondasi yang kuat.
201 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
2. Bencana gempa bumi
Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang berskala kecil dengan
kejadian yang tidak sedramatis gempa bumi. Tanah longsor dapat menghancurkan
bangunan, jalan, pipa, serta kabel, baik oleh gerakan tanah yang berasal dari bawah
atau dengan cara menguburnya. Tanah longsor disebabkan karena kekuatan
gravitasi yang dipaksakan pada tanah yang miring, melebihi kekuatan memecah ke
samping yang mempertahankan tanah tersebut pada posisinya. Selain itu, tanah
longsor juga disebabkan oleh kandungan air yang tinggi sehingga tanah menjadi
lebih berat dan meningkatkan beban.
202 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
instabilitas tanah dan mengidentifikasi tanah longsor yang aktif, menghindari
pembangunan rumah di lokasi yang berbahaya, mengidentifikasi rekahan kecil dan
berupaya untuk segera menutupnya. Rekayasa dapat dilakukan dengan membuat
konstruksi bangunan dengan pondasi yang kuat, melakukan pemadatan tanah, serta
terasering dan reboisasi.
4. Bencana kekeringan
203 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
BAB V
RENCANA KERJA
204 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Kedudukan dan peran bagian wilayah : Kevin Syafa Aulia A
perencanaan dalam wilayah yang lebih
luas
205 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Sumber: Tim Penyusunan RDTR WP Karees, 2022
206 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
5.2 RENCANA KERJA LAPORAN PENDAHULUAN
Berikut merupakan tabel rencana kerja laporan pendahuluan kelompok 3
RDTR WP Karees konsep Resilient City
September Oktober
Tahapan kegiatan
3 4 1 2
Persiapan
Pembentukan tim penyusun
Rencana kerja
Outline Laporan
BAB 1 Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan dan Sasaran
Landasan Kegiatan
Ruang Lingkup
Peta WP Karees
Ruang Lingkup Kegiatan
Kerangka Pemikiran
Sistematika Penyajian Laporan
BAB II Tinjauan Kebijakan, Isu, Dan Gambaran Umum
Tinjauan Kebijakan
Tinjauan Kebijakan penataan ruang
berdasarakn RTRWN
Tinjauan Kebijakan penataan ruang
berdasarakan RTRW provinsi
Tinjauan Kebijakan penataan ruang
berdasaraan RTRW Kota Bandung
RPJMD kota bandung
RPJP arah kebijakan/pembangunan
Isu Strategis
Gambaran Umum
Fisik dan Lingkungan
Demografi
Sarana dan Prasarana
Kondisi Perekonomian
Analisis Kelembagaan
Transportasi
BAB III Metodologi
Metode Penelitian
207 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
September Oktober
Tahapan kegiatan
3 4 1 2
Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
Tahap Persiapan
Metode Pengumpulan Data
Tahap Penyusunan Rencana
Tabel Metode Analisis Data
Teknik Pengolahan Data
Analisis Struktur internal bagian wilayah
perencanaan
Analisis Sistem penggunaan lahan
Analisis Kedudukan dan peran bagian
wilayah perencanaan dalam wilayah yang lebih luas
Analisis Sumber daya alam dan fisik atau
lingkungan bagian wilayah perencanaan
Analisis Sosial budaya
Analisis Kependudukan
Analisis Ekonomi dan sektor unggulan
Analisis Transportasi
Analisis Sumber daya buatan
Analisis Kondisi lingkungan binaan
Analisis Kelembagaan
Analisis Pembiayaan Pembangunan
Pembahasan Terkait Konsep Kota
BAB IV Rencana Kerja
Susunan Organisasi Angkatan
Rencana Kerja Laporan Pendahuluan
Rencana Kerja satu Semester
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2022
208 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
5.3 RENCANA KERJA SATU SEMESTER
Berikut merupakan tabel rencana kerja satu semester Studio Kota PLB-391 Praktik Perencanaan Wilayah dan Kota
Tabel 5.2 Rencana Kerja Satu Semester Studio Kota PLB-391 Praktik Perencanaan Wilayah dan Kota
September Oktober November Desember Januari
Tahapan Kegiatan
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Persiapan
Pembentukan Tim Penyusun
Brainstroming
Outline Laporan
Laporan Pendahuluan Dan PPT
Bab I Pendahuluan
Bab II Gambaran Umum
Bab III Metode
Bab IV Rencana Kerja
Survei Primer dan Sekunder UTS UAS
Survei Rona Awal
Survei Instansi
Survei Analisis RDTR
Laporan Fakta Analisis dan PPT
Bab I Pendahuluan
Bab II Gambaran Umum
Bab III Analisis
Bab IV Strategi dan Konsep
Laporan Konsep dan Rencana dan PPT
209 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
September Oktober November Desember Januari
Tahapan Kegiatan
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Bab I Pendahuluan
Bab II Ketentuan Umum
Bab III Tinjauan Kebijakan
Bab IV Tujuan Penataan Ruang
Bab V Rencana Struktur Ruang
Bab VI Rencana Pola Ruang
Bab VII Ketentuan Pemanfaatan Ruang
Presentasi Laporan Akhir
Pembuatan Album Peta
Pengumpulan Tugas Besar
Eksekutif Summary Tugas Besar
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2022
210 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
DAFTAR PUSTAKA
Budiasih, Yanti. 2018. “Struktur Organisasi, Desain Kerja, Budaya Organisasi Dan
Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Karyawan Studi Kasus Pada PT. XX
Di Jakarta.” Liquidity 1 (2). https://doi.org/10.32546/lq.v1i2.139.
Endarwati, M. C., Imaduddina, A. H., Widodo, W. H. S., Fitria, L. M., & Giffari,
R. A. (2016). Panduan Pengembangan Resilient City.
Pinhome.id. (n.d.). Apa Itu Resilient City? - Kamus Istilah Properti - Pinhome.
Retrieved April 27, 2022, from https://www.pinhome.id/kamus-istilah-
properti/resilient-city/
Rómice, O., Porta, S., & Feliciotti, A. (2020). Masterplanning for change:
designing the resilient city. Routledge.
211 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s
Suciyani, Wida Oktavia. 2013. “Optimasi Pemanfaatan Aset Pemerintah Sebagai
Upaya Revitalisasi Kawasan Alun-Alun Kota Bandung.” Jurnal
Pembangunan Wilayah & Kota 9 (2): 144.
https://doi.org/10.14710/pwk.v9i2.6520.
212 | P e n d a h u l u a n W P K a r e e s