Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga tim
penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan Mata Kuliah Praktek Perencanaan
Transportasi yang berjudul “Laporan Akhir Praktek Perencanaan Transportasi Kecamatan
Tegalsari”. Laporan Akhir ini merupakan laporan yang berisikan fakta-fakta, analisa, dan
rencana transportasi di wilayah studi
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan tugas ini yaitu:
1. Ketut Dewi Martha Erli Handayeni, ST., M. T. sebagai dosen pembimbing dan mata
kuliah perencanaan transportasi yang telah membimbing kami dalam mengerjakan
laporan ini serta memberikan ilmu dan masukan yang sangat bermanfaat.
2. Serta semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian tugas ini yang
tidak dapat disebutkan satu per satu
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam laporan ini maka
kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap tim penulis oleh pembaca. Tim penulis
juga berharap makalah ini bisa memberikan manfaat kepada para pembaca.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
3.8.1 Proyeksi Trip Generation ............................................................................. 88
3.8.2 Proyeksi Trip Distribution ............................................................................ 91
3.8.3 Proyeksi Moda Split ..................................................................................... 94
3.8.4 Proyeksi Pemilihan Rute .............................................................................. 97
3.9 Proyeksi Volume Kendaraan Tahun 2021-2025 ...................................................... 98
BAB IV RUMUSAN POTENSI DAN MASALAH .........................................................106
4.1 Potensi ...................................................................................................................106
4.2 Masalah .................................................................................................................106
BAB IV RENCANA KEGIATAN ...................................................................................107
BAB VI PENUTUP ..........................................................................................................111
6.1 Kesimpulan ............................................................................................................111
6.2 Saran......................................................................................................................112
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................113
iii
DAFTAR TABEL
iv
Tabel 3.29 Hasil Derajat Kejenuhan ......................................................................... 82
Tabel 3.30 Tingkat Pelayanan Ruas Jalan ................................................................. 83
Tabel 3.31 Hasil Tingkat Pelayanan Ruas Jalan Kecamatan Tegalsari ...................... 83
Tabel 3.32 Pengaruh Kegiatan Bekerja terhadap Volume Lalu Lintas ....................... 84
Tabel 3.33 Rata-Rata Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Tegalsari......................... 86
Tabel 3.34 Proyeksi Penduduk Kecamatan Tegalsari 2019-2025 .............................. 86
Tabel 3.35 Proyeksi Jumlah Rumah Tangga Per Zona Kecamatan Tegalsari 2025 ....88
Tabel 3.36 Jumlah Pergerakan Bangkitan Berbasis Rumah Tangga Per Zona 2025 ... 89
Tabel 3.37 Tarikan Per Zona Kecamatan Tegalsari tahun 2025 ................................. 89
Tabel 3.38 Jumlah Bangkitan dan Tarikan Per Zona Kec. Tegalsari 2025 ................. 90
Tabel 3.39 MAT Proyeksi Trip Distribution ............................................................. 91
Tabel 3.40 Hasil Tid Proyeksi .................................................................................. 92
Tabel 3.41 Hasil Trip Distribution Proyeksi .............................................................. 93
Tabel 3.42 Perhitungan Proyeksi Motor ....................................................................94
Tabel 3.43 Perhitungan Proyeksi Mobil ....................................................................95
Tabel 3.44 Proyeksi Akhir Moda Split ...................................................................... 96
Tabel 3.45 Pertumbuhan Kendaraan di Surabaya ...................................................... 98
Tabel 3.46 Perhitungan Laju Pertumbuhan Motor Kecamatan Tegalsari ................... 98
Tabel 3.47 Perhitungan Laju Pertumbuhan Mobil Kecamatan Tegalsari ................... 99
Tabel 3.48 Perhitungan Laju Pertumbuhan Bus Kecamatan Tegalsari ....................... 99
Tabel 3.49 Proyeksi Volume Kendaraan Kecamatan Tegalsari 2021 - 2025 .............. 99
Tabel 3.50 Proyeksi LOS Jalan Diponegoro Kecamatan Tegalsari 2021-2025 ........ 100
Tabel 3.51 Proyeksi LOS Jalan Pasar Kembang Kecamatan Tegalsari 2021-2025 .. 101
Tabel 3.52 Proyeksi LOS Jalan Basuki Rahmat Kecamatan Tegalsari 2021-2025 ... 101
Tabel 3.53 Proyeksi LOS Jalan Dr. Soetomo Kecamatan Tegalsari 2021-2025 ....... 102
Tabel 3.54 Proyeksi LOS Jalan Raya Darmo Kecamatan Tegalsari 2021-2025 ....... 102
Tabel 3.55 Proyeksi LOS Jalan Embong Malang Kecamatan Tegalsari 2021-2025 . 103
Tabel 3.56 Proyeksi LOS Jalan Kedungdoro Kecamatan Tegalsari 2021-2025 ....... 103
Tabel 3.57 Proyeksi LOS Jalan Pandegiling Kecamatan Tegalsari 2021-2025 ........ 104
Tabel 3.58 Proyeksi LOS Jalan Kedungsari Kecamatan Tegalsari 2021-2025 ......... 104
Tabel 3.59 Proyeksi LOS Jalan Dinoyo Kecamatan Tegalsari 2021-2025 ............... 105
Tabel 5.1 Rencana Kegiatan 2021-2025................................................................ 110
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR DIAGRAM
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan komponen suatu kota merupakan salah satu penunjang
adanya proses perkembangan suau kota. Komponen-komponen tersebut pada
dasarnya merupakan kesatuan sistem yang membentuk suatu wilayah atau Kota
dan menghidupkan kegiatan dan aktivitas pada Kota tersebut. Beberapa komponen
tersebut antara lain berupa infrastruktur jaringan, infrastruktur berupa fasilitas,
area permukiman maupun area industri dan area produktif lainnya. Namun,
seluruh komponen tersebut pada dasarnya tidak akan terhubung satu sama lain
apabila tidak dikoneksikan antar kegiatannya. Terhubungnya antara kegiatan ini
akan mengoptimalkan proses perkembangan Kota. Hal inilah yang menjadi peran
dan fungsi utama dari adanya perencanaan transportasi atau yang merupakan
proses pemindahan barang dan manusia dari tempat asal (dari mana kegiatan
pengangkutan dimulai) ke tempat tujuan (kemana kegiatan pengangkutan
diakhiri). Transportasi bukanlah tujuan, melainkan sarana untuk mencapai tujuan
yang berusaha mengatasi kesenjangan jarak dan waktu. Jasa transportasi
merupakan salah satu faktor masukan dari kegiatan produksi, perdagangan,
pertanian dan kegiatan ekonomi lainnya.
Manusia sangat membutuhkan transportasi karena untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang sangat beraneka ragam yang umumnya berkaitan dengan
produksi barang dan jasa. Sistem transportasi terdiri dari sistem kegiatan, sistem
jaringan dan sistem pergerakan. Ketiga bagian ini tidak dapat dipisahkan dalam
merencanakan suatu rencana sistem transportasi di suatu wilayah atau kota. Ketiga
sistem ini pula harus terintegrasi satu sama lain sehingga mewujudkan
pemanfaatan ruang yang optimal. Perencanaan transportasi akan memperhatikan
bagaimana mengelola sistem kegiatan agar terkoneksi dengan baik dengan
prasarana jaringan transportasi yang ada pada suatu Kota. Apabila kedua sistem
tersebut telah terintegrasi dengan baik, maka sistem pergerakan dapat
dimanajemen dengan baik pula.
Kecamatan Tegalsari merupakan bagian dari daerah Surabaya yang berada
di tengah Kota Surabaya yang dapat dikatakan menjadi pusat kegiatan perkantoran
di Kota Surabaya. Perencanaan transportasi diperlukan untuk memperlancar
kegiatan yang ada di dalamnya. Dalam studi ini membahas bagaimana keterkaitan
jaringan jalan dalam fasilitas perkantoran terutama kantor korporasi karena
pembebanan jalan pada sektor tersebut merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap sirkulasi transportasi di dalam Kecamatan tersebut.
1
transportasi dan perencanaan sistem transportasi yang ada di Kecamatan
Tegalsari. Adapun sasaran untuk mendapatkan tujuan tersebut antara lain :
1. Teridentifikasiya karakteristik transportasi di Kecamatan Tegalsari
2. Teridentifikasinya potensi dan masalah terkait aspek transportasi yang
berkembang pada wilayah Kecamatan Tegalsari
3. Melakukan analisis pemodelan transportasi untuk mengetahui kebutuhan
dan prediksi terkait perkembangan transportasi pada wilayah
perencanaan
4. Tersususnnya rencana dan solusi sebagai pemecahan masalah yang ada di
wilayah studi
2
B. Kegiatan Survey
Pokok- pokok pekerjaan pada langkah kegiatan survey beserta
produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
a. Survey data instasi
b. Survey lapangan
C. Kegiatan Pengelolaan Data dan Analisa
Pengelolaan Data
Kegiatan pokok pada Pengelolaan Data dan Analisa adalah :
- Mentabulasi dan mensistematikan data berupa fakta dan
informasi sesuai keperluan,sehingga mudah dibaca dan
dimengerti serta siap untuk dianalisa.
- Menyusun data dan informasi sesuai dengan pokok
bahasannya. Kelengkapan data yang harus diakomodasikan
dalam penyusunan Rencana Transportasi antara lain data
penggunaan lahan, data kependudukan, data transportasi,
dan data yang dibutuhkan untuk proses analisa.
D. Kegiatan Analisa
Kegiatan analisa merupakan penilaian terhadap berbagai keadaan
yang dilakukan berdasarkan prinsip prinsip, pendekatan dan metode
teknik analisa perencanaan transportasi. Dalam penyusunan
rencana, data data yang dianalisa dirinci berdasarkan unit
pengembangan kawasan yang secara substansi dibedakan menjadi
dua yaitu secara kualitatif dan kuantitatif.
E. Kegiatan Perumusan Rancangan Rencana
Kegiatan perumusan rancangan dilakukan dengan merumuskan
rancangan rencana lebih dahulu,kemudian rancangan/draft tersebut
didiskusikan untuk memperoleh berbagai masukan.
F. Kegiatan Penyusunan Rencana
Kegiatan penyusunan rencana merupakan tahap akhir dari pekerjaan
penyusunan perencanaan transportasi. Dalam tahap ini pokok
pekerjaan yang dilakukan serta produk yang dihasilkan sebagai
berikut :
Menyempurnakan rancangan rencana sesuai saran dan masukan
yang diperoleh pada forum diskusi
Menyusun rencana program dimana pokok-pokok materinya
sesuai yang di persyaratkan dalam Term Of Reference (TOR)
tugas
3
Gambar 1.1 Peta Batas Kecamatan Tegalsari
4
BAB II
PROFIL WILAYAH PERENCANAAN DAN
KARAKTERISTIK TRANSPORTASI
5
Kebutuhan Pada Kecamatan Tegalsari,
Angkutan Massal halte tersebar pada jalan-
Cepat jalan utama, terutama pada
jalan arteri dan kolektor
yaitu di Jalan Raya Darmo,
Jalan Basuki Rahmat, Jalan
Urip Sumoharjo, dan Jalan
Tunjungan. Kelurahan Dr.
Soetomo, Keputran dan
Kedungdoro memiliki
setidaknya satu halte,
sedangkan Kelurahan
Tegalsari dan Wonorejo
hanya memiliki beberapa
titik bus stop. Beberapa
halte yang terdapat di
Kecamatan Tegalsari yaitu
Halte BASRA TP yang
berada di Jalan Basuki
Rahmat tepatnya didepan
The Square Ballroom, Halte
Darmo SM di Kelurahan
Keputran dan Halte Embong
Malang di Kelurahan
Kedungdoro.
Sumber: RDTRK UP. Tunjungan, 2018
6
2) Arahan Pengembangan Prasarana Pejalan Kaki :
7
D. Rencana Kawasan Strategis Ekonomi
Kawasan strategis ekonomi di UP VI Tunjungan terletak di Kawasan Segi
Empat Emas Tunjungan dan Sekitarnya merupakan kawasan CBD yang dalam
perkembanganya mulai mengalami penurunan vitalitas karena tidak
harmonisnya kegiatan satu dan lainnya dikawasan tersebut.Pada beberapa sisi
kawasan Segiempat Emas Tunjungan sebagai contoh Jalan Tunjungan tingkat
intensitas kegiatan komersial cenderung menurun dari setiap waktunya dan
terksesan koridor tersebut tidak lagi hidup. Disisi lain perkampungan
didalamnya juga menghambat pengembangan konsep superblok di Segi Empat
Emas Tunjungan.
Strategi didalam pengelolaan dan pengembangan kawasan ini adalah
perbaikan lingkungan perkampungan Tunjungan, meningkatkan isian
bangunan khususnya komersial dikawasan dan dalam jangka panjang
menerapkan pembangunan mixeduse dengan konsep superblok.
8
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk tahun 2014-2018
Kecamatan Tegalsari
No Tahun Jumlah
1 2014 117.166
2 2015 117.297
3 2016 117.492
4 2017 117.400
5 2018 117.492
Sumber : Rekapitulasi Data Kecamatan Tegalsari dalam Angka
2015-2019
10
Tabel 2.4 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Laki-
Tahun Perempuan Jumlah Sex Ratio
laki
2014 57617 58668 117.166 98,2
2015 58261 59036 117.297 98,7
2016 58283 59209 117.492 98,7
2017 58178 59222 117.400 98,2
2018 58243 59249 117.492 98,3
Sumber : Rekapitulasi Data Kecamatan Tegalsari dalam Angka
2015 – 2019
11
Di Kecamatan Tegalsari terdapat penduduk yang memiliki
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebanyak 221
penganut. Berikut ini merupakan data komposisi penduduk
menurut agama:
13
Tabel 2.7 Komposisi Penduduk menurut Jenis Pekerjaan
Kecamatan Tegalsari
Kelurahan
Pekerja
Keput Dr.Sut Tegals Wonor Kedung Total
an
ran omo ari ejo doro
Karya
2519
wan 9380 3568 2331 8642 1269
0
Swasta
Pensiun
85 238 118 73 269 783
an
Wiraswa 1857
6940 1449 2596 5652 1936
sta 3
Pelajar/
4011
Maha 20428 2231 0 16852 603
4
siswa
Ibu
2409
Rumah 10136 4376 0 8811 769
2
Tangga
Belum
1696 2935 120 452 735 5938
Bekerja
Sumber : Data Monografi Kecamatan Tegalsari
15
Table 2.8 Mobilitas Penduduk, Fertilitas dan Mortalitas
Tahun Fertilitas, Mortalitas, dan Mobilitas
Lahir Mati Pindah Datang
2014 1379 753 2033 1804
2015 1279 685 1835 1443
2016 1354 663 1724 1250
2017 1120 700 1721 1262
2018 1379 715 1778 1267
Sumber : Rekapitulasi Data Kecamatan Tegalsari dalam Angka
2015 – 2019
16
Tabel 2. 9 Penggunaan Lahan Kecamatan Tegalsari Tiap Kelurahan
No Nama Kelurahan Luas (Ha)
1 Tegalsari 56,844
2 Wonorejo 66,776
4 Kedungdoro 74,036
5 Keputran 94,368
Sumber : Hasil Analisis, 2020
Dari luas wilayah tersebut, terbagi lagi menjadi luas wilayah
berdasarkan jenis penggunaan lahan yang terdapat di Kecamatan Tegalsari
berdasarkan hasil analisis penulis tahun 2020.
Tabel 2. 10 Jenis Penggunaan Lahan Kecamatan Tegalsari
Jenis Luas
No Presentase
Penggunaan Lahan (Ha)
1 Perumahan 207,00224 48,2%
3 Perkantoran 8,58556 2%
6 Sungai 8,58556 2%
Sumber : Hasil Analisis, 2020
18
2.2.2.3 Perkantoran
Perkantoran merupakan penggunaan lahan yang dapat
dikategorikan sedikit di Kecamatan Tegalsari. Salah satu contoh
perkantoran yang terdapat di Kecamatan Tegalsari yaitu Kantor
Kecamatan Tegalsari, Kantor Kelurahan, dan kantor-kantor dinas dan
swasta lainnya.
19
Gambar 2.1 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Tegalsari
20
2.2.3 Intensitas Pemanfaatan Ruang Eksisting
2.2.3.1 Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Koefisien Dasar Bangunan merupakan angka prosentase
berdasarkan perbandingan jumlah luas lantai dasar bangunan
terhadap luas tanah perpetakan/persil yang dikuasai. Ketentuan
mengenai KDB disesuaikan berdasarkan fungsi penggunaan lahan itu
sendiri. Variasi KDB pada wilayah perencanaan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
KDB lebih dari 5% berupa RTH dan lahan kosong yang belum
dimanfaatkan. Dimana memiliki lahan terbangun cukup luas.
KDB 20%-50% : berupa fasilitas umum, sarana
Pendidikan, yang memiliki halaman cukup luas.
KDB 60% : berupa perumahan dan perdagangan dan jasa yang
memiliki halaman cukup luasdan bangunannnya langsung
berhubungan dengan jalan
KDB 70% : berupa perumahan, perdagangan dan jasa,
perkantoran, dan peruntukan khusus yang tidak memiliki
halaman karena bangunannya langsung berhubungan dengan
jalan.
Gambar 2.2 KDB 65% karena memiliki teras yang cukup luas
21
Gambar 2.4 Peta Koefisien Dasar Bangunan Kecamatan Tegalsari
22
2.2.3.2 Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Kondisi eksisting dari KLB Kecamatan Tegalsari adalah sebagai
berikut:
KLB 1-2 Lantai : berupa Kawasan perumahan dan perdagangan
jasa yang bangunannya tidak terlalu tinggi
KLB 3-4 Lantai : berupa Kawasan perkantoran, fasilitas umum
seperti kantor kejaksaan hukum, Gedung jasa tirta
KLB 5-10 Lantai : berupa Kawasan perdagangan dan jasa yang
memiliki zona skala pelayanan internasional maupun nasional
yang berupa Mall Tunjungan Plaza.
Pada wilayah kecamatan Tegalsari, KLB yang ditemukan
berkisaran 1 sampai dengan 2 lantai dengan dominan 2 lantai pada
wilayah perumahan formal berkepadatan rendah dan dominan
bangunan 1 lantai pada daerah perumahan non-formal berkepadatan
tinggi. Kemudian terdapat bangunan apartemen, yakni Condominium
Residence (Kelurahan Kedungdoro), yang berlantai kurang lebih 20.
Selain itu juga terdapat bangunan Perdagangan dan Jasa, yakni Mall
Tunjungan Plaza (Kelurahan Kedungdoro), yang berlantai kurang
lebih 7 lantai.
Sumber: Google
23
Gambar 2.6 Peta Koefisien Lantai Bangunan Kecamatan Tegalsari
24
2.2.3.3 Garis Sempadan Bangunan
Garis Sempadan Bangunan merupakan garis yang tidak boleh
dilampaui oleh denah bangunan ke arah Garis Sempadan Jalan (GSJ)
dan jarak antar bangunan yang ditetapkan dalam Rencana Tata
Ruang Kota Surabaya. Berikut contoh GSB yang sesuai
GSB 0-5 meter : didominasi oleh guna lahan perumahan zona
perumahan kepadatan tinggi, perdagangan dan jasa, dan
peruntukan khusus.
GSB 6- 10 meter : didominasi oleh guna lahan perumahan zona
permukiman kepadatan sedang sampai rendah, perdagangan dan
jasa.
GSB 10-20 meter : didominasi oleh guna lahan perdagangan dan
jasa, perumahan dengan zona kepadatan rendah, serta
perkantoran.
GSB >20 meter : didominasi oleh guna lahan perdagangan dan
jasa yang terletak pada jalan yang sangat lebar seperti jalan
embong malang
2.2.3.4 Koefisien Dasar Hijau
Koefisien Dasar Hijau merupakan angka perbandingan antara
luas ruang terbuka di luar bangunan untuk penghijauan, terhadap luas
persil.
KDH 5-10% : Memiliki luasan RTH sebesar 5-10%. Terdapat
pada zona permukiman serta perdagangan dan jasa.
KDH 10-25% : Memiliki Luasan RTH sebesar 10-25%.
Terdapat pada zona perdagangan dan jasa, fasilitas umum, dan
perkantoran.
KDH 50% : Memiliki Luasan RTH sebesar 50% dan didominasi
pada zona ruang terbuka
2.2.3.5 Koefisien Tapak Basement
Koefisien Tapak Basemen merupakan besaran ruang yang ada di
bawah permukaan tanah disebuah bangunan yang secara normatif
memiliki nilai lebih besar atau sama dengan nilai KTB pada sebuah
persil. Pada wilayah Kecamatan Tegalsari, KTB yang ditemukan
adalah 0% kecuali pada area apartemen Condominium Regency dan
Tunjungan Plaza sekitar 50%.
Gambar 2.7 Contoh Koefisien Tapak Bangunan Kecamatan Tegalsari
Sumber: Survey Sekunder, 2020
25
Gambar 2.8 Peta Garis Sempadan Bangunan Kecamatan Tegalsari
26
Gambar 2.9 Peta Koefisien Dasar Hijau Kecamatan Tegalsari
27
2.2.4 Status Kepemilikan Lahan
Dalam hal persebaran di wilayah Kecamatan Tegalsari, tanah hak milik
tersebar di semua kelurahan yang ada. Selain itu, terdapat pula tanah dengan hak
guna bangunan. Tanah dengan hak guna bangunan adalah tanah negara, tanah
pengelolaan atau tanah milik yang telah dikuasai oleh pemegang hak guna
bangunan yang berhak untuk mendirikan dan mempunyai bangunanbangunan
atas tanah yang bukan miliknya sendiri selama jangka waktu tertentu. Hak guna
bangunan yang terdapat di Kecamatan Tegalsari tersebar di semua kelurahan.
Di wilayah Kecamatan Tegalsari, terdapat beberapa bagian tanah yang
termasuk hak pakai, yakni di Area Ruang Terbuka Hijau seperti Taman Korea,
yang termasuk hak milik seperti area perumahan dan permukiman, yang termasuk
hak guna bangunan didominasi zona perdagangan dan jasa serta fasilitas umum
serta beberapa area permukiman, dan terdapat lahan yang belum terdaftar yang
berada pada kelurahan Keputran, Kelurahan Kedungdoro, dan Kelurahan
Wonorejo.
28
Gambar 2.10 Peta Status Lahan Kecamatan Tegalsari
29
2.3 Karakteristik Transportasi
Menurut para ahli transportasi seperti Kodoatie, 2003, mengatakan bahwa
transportasi merupakan kegiatan untuk memindahkan sesuatu (baik barang atau
oran) dari satu tempat ke tempat yang lain dengan atau tanpa moda transportasi.
Sedangkan arti lainnya adalah perpindahan barang atau penumpang dari suatu
lokasi lain yang membutuhkan atau menginginkan produk yang dipindahkan
tersebut (Bowesox dalam Kodoatie, 2003). Jaringan transportasi terdiri dari
transportasi darat, transportasi air dan transportasi udara ( Faulks, 1976).
30
kendaraan, yaitu 30km/jam dengan lebar badan jalan tidak
kurang dari 8 meter. Jalan arteri sekunder yang ada pada
Kecamatan Tegalsari bedara pada Jalan Raya Darmo, Jalan
Urip Sumoharjo, Jalan Pandegiling, dan Jalan Embong Malang.
b. Jalan Kolektor Sekunder
Jalan kolektor sekunder merupakan jalan yang dirancang
bedasarkan kecepatan rencana paling rendah 20km/jam dengan
lebar badan jalan tidak kurang dari 7 meter. Selain itu
kendaraan angkutan barang berat tidak diizinkan melali jlan ini
di daerah permukiman. Jalan kolektor sekunder yang ada pada
Kecamaan Tegalsari berada pada Jalan Dinoyo, Jalan Dr.
Sutomo, Jalan Polisi Istimewa, Jalan Kedungsari, dan Jalan
Tegalsari.
c. Jalan Lokal
Jalan lokal merupakan jalan yang mengubungkan dengan
pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan,
pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan,
antarpusat kegiatan lokal atau pusat kegiatan lokal dengan
pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat kegiatan
lingkungan. Jalan lokal dirangcang dengan kecepatan rencana
paling rendah dari 6 meter. Jalan lokal yang ada pada
Kecamatan Tegalsari berada pada Jalan WR. Supratman, Jalan
R. A Kartini, Jalan Tempel Sukorejo 1, Jalan Wonorejo, Jalan
Surabaya dan Jalan Kaliasin Pompa.
d. Jalan Lingkungan
Jalan lingkungan adalah jalan yang berfungsi
menghubungkan pusat kegiatan lingkungan dengan pusat
kegiatan persil atau perumahan dengan ciri perjalanan jarak
dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. Jalan lingkungan pada
Kecamatan Tegalsari berada pada jalan-jalan permukiman
padat penduduk.
31
Gambar 2.11 Perkerasan Aspal di Kecamatan Tegalsari
(mulai dari kiri atas, kanan atas dan bawah) Jl. Dinoyo, Jl.
W. R. Supratman dan Jl. Raya Darmo.
b. Paving
Pada Kecamatan Tegalsari, perkerasan berupa paving dapat
dijumpai hampir di seluruh jalan perkampungan maupun
perumahan (lokal), seperti yang ada pada Jl. Kupang Panjaan Gg.
03 dan Jl. Kp Malang Gg. 01.
32
2.3.1.3 Dimensi Jalan
Bedasarkan PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, bagian-bagian
jalan terdiri dari ruang manfaat jalan (Rumaja), ruang milik jalan
(Rumija) dan runag pengawasan jalan (Ruwasja).
a. Ruang Manfaat Jalan (Rumaja)
Rumaja meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang
pengaman. Rumaja hanya diperuntukkan bagi median,
perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan,
trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian,
gorong-gorong, perlengkapan jalan dan bangunan pelengkap
lainnya. Setiap orang dilrang memanfaatkan RUmaja yang
mengakibatkan terganggunya fungsi jalan.
b. Ruang Milik Jalan (Rumija)
Rumija terdiri dari rumaja dan sejalur tanah tertentu di luar
Rumaja. Rumija diperuntukkan bagi Rumaja, pelebaran jalan,
penambahan jalur lalu lintas dimasa akan datang, dan ruangan
pengaman jalan.
c. Ruang Pengawas Jalan (Ruwasja)
Ditentukan dari tepi badan jalan. Ruang yang ditetaplan untuk
pelanggaran kegiatan mengganggu pandangan bebas
pengemudai dan konstruksi jalan.
Jalan Kolektor 10 10 19
Kedungsari Sekunder
33
Gambar 2.13 Geometrik Jalan Arteri Primer
34
2.3.1.4 Pola Pergerakan Orang
Pola pergerakan merupakan perpindahan baik perpindahan orang
maupun barang dari temapt asal ke tempat tujuan sehingga
membentuk pola cenderung berkelanjuran menjadi suatu aktivitas.
Pada dasarnya, pola pergerakan orang merupakan pergerakan
manusia yang disebabkan oleh pola aktivitas masyarakat atau yang
bisa disebut dengan rutinitas harian. Pola pergerakan orang dapat
dikategorikan dalam banyak kategori seperti pola pergerakan ke
sekolah, pola pergerakan ke kantor, pola pergerakan ke pasar/pusat
perdagangan ataupun pola pergerakan ke tempat lain.
Pada wilyah studi, pola pergerakan terlihat di jam-jam sibuk
seperti di pagi dan sore hari. Pada pagi hari pergerakan pada
Kecamatan Tegalsari didominasi oleh pergerakan ke wilayah
perkantoran, pasar sekolah maupun pusat perdagangan. Sedangkan
pada sore hari pergerakan yang terjadi adalah sebaliknya seperti
pulang dari kantor ke rumah maupun dari sekolah ke rumah.
35
2.3.1.5 Moda Transportasi Umum
Moda tansportasiumu atau biasa dikenal dengan transportasi
publik atau transportasi massal adalah layanan angkutan penumpang
oleh sistem perjalanan kelompok yang tersedia untuk digunakan oleh
masyarakat umum, biasanya dikelola sesuai jadwal, dioperasikan
pada rute yang ditetapkan dan dikenakan biaya untuk setiap
perjalanan. Moda transportasi umum diantaranya bus kota, trem (atau
kereta api ringan), dan kereta api, kereta cepat (metro, subway, dst.)
dan feri. Namun dewasa ini tranportasi umum tidak hanya berkutat
pada jenis tersebut, berkat berkembang pesatnya teknologi dan
inovasi, industri kreatif telah menciptakan moda transportasi umum
yang lebih efektif dan efesien seperti taxi yaitu layanan mobil dan
ojek daring.
Pada wilayah studi Kecamatan Tegalsari banyak dari responden
yang telah disurvei mengatakan bahwa selain membawa kendaraan
pribadi ke tempat tujuan sesuai dengan tema studi yaitu kantor,
mereka biasanya menggunakan layanan ojek daring, jika kendala
cuaca, atau kendaraan pribadi mereka harus diservice. Alasannya
karena mereka tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan jasa
tersebut dan harganya yang cukup terjaungkau berkat potongan-
potongan yang diberikan oleh perusahaan layanan ojek daring. Selain
itu moda transportasi umum yang ada di Kecamatan Tegalsari yang
ditemui dan dilewati pada wilayah studi adalah Suroboyo Bus,
namum masih jarang penduduk setempat yang ditemui menggunakan
layanan tersebut dengan alasan menunggu cukup lama dan mereka
merasa lebih cepat menggunakan kendaraan pribadi jika ke kantor.
Kendaraan yang mempunyai jalur tetap adalah angkutan umum
(selain taksi). Angkutan umum yang melewati kawasan studi
mempunyai rute tertentu yang dibedakan dalam rute angkutan umum
atau MPU (lyn). Jumlah dan rute angkutan umum sendiri tidak
mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir.
36
Tabel 2.12 Rute Angkutan Lyn
Jenis
Angkutan Rute Gambar Angkutan Umum
Umum
37
J Joyoboyo – Diponegoro – (D. Kupang) –
Banyu Urip – Simo Kwagean – Petemon
Barat – Petemon Kali – Patua - Tidar –
Pasar Tidar – Tembok Sayuran –
Kalibutuh – Asemrowo – Tambak Asri –
Kalianak - Pangkalan Kalianak
38
2.3.2 Fasilitas Transportasi
Fasilitas tranportasi merupakan pendukung dari sistem transportasi di
suatu wilayah. Fasilitas transportasi berpengaruh besar terhadap sirkulasi
transportasi. Fasilitas transportasi yang terdapat di Kecamatan
Tegalsarimeliputi lampu lalu lintas, lampu penerangan jalan, rambu lalu
lintas, traffic light, jalur pedestarian, halte dan parkir.
2.3.2.1 Lampu Lalu Lintas
Lampu lalu lintas (menurut UU no. 22/2009 tentang Lalu lintas
dan Angkutan Jalan: alat pemberi isyarat lalu lintas atau APILL)
adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di
persimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki (zebra
cross), dan tempat arus lalu lintas lainnya. Lampu lalu lintas ini
untuk mengatur alur lalu lintas agar pola pergerakan dapat teratur
dan dapat sebagai penandaan kapan kendaraan harus berjalan dan
berhenti secara bergantian dari berbagai arah.
39
2.3.2.3 Jalur Pendestrian
Jalur pedestrian/trotoar merupakan tempat berjalan bagi para
pejalan kaki. Selain itu juga berfungsi untuk melindungi pejalan
kaki dari bahaya benturan dengan kendaraan bermotor.
Kecamatan Tegalsari telah memiliki trotoar atau jalur pedestrian
yang berkondisi rindang dan juga baik.
Gambar 2.19 Jalur Pedestrian Kecamatan Tegalsari
40
2.3.2.4 Lahan Parkir
Lahan parkir merupakan kebutuhan utama yang harus ada dalam
pusat kegiatan, dimana lahan parkir bermanfaat sebagi tempat
singgah bagi pelaku kegiatan. di Kecamatan Tegalsari memiliki 2
jenis lahan parkir yakni parkir off-street dan on-street.
41
2.3.2.5 Lampu Penerangan Jalan
Manfaat lampu penerangan jalan adalah untuk penerangan di
malam hari, sehingga pejalan kaki ataupun pengendara dapat melihat
dengan jelas yang akan dilalui pada malam hari sehingga dapat
meningkatkan keselamatan lalu lintas dan keamanan dari para
pengguna jalan. Kebutuhan lampu penerangan jalan dapat dikatakan
sudah tercukupi dengan adanya lampu-lampu jalan yang dipasang
oleh pemerintah Kecamatan Tegalsari baik pada jalan kolektor, lokal
maupun jalan lingkungan.
Gambar 2. 23 Penerangan Jalan
42
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
43
Zona 5 (Kantor Kelurahan Tegalsari)
Berdasarkan tata guna lahan rencana, zona 5 diperuntukkan sebagai
kawasan perumahan. Dimana pada kondisi eksisting, jenis perumahannya
berupa perumahan kepadatan tinggi. Namun, di sekitar perumahan
terdapat special generator berupa fasilitas perkantoran sebagai centroid,
yaitu Kantor Kelurahan Tegalsari. Zona 5 sendiri akan membebani Jalan
Pandegiling dan Jalan Kampung Malang Tengah I.
Zona 6 (Gedung Serbaguna RW 2)
Berdasarkan tata guna lahan rencana, zona 6 diperuntukkan sebagai
kawasan perumahan. Dimana pada kondisi eksisting, jenis perumahannya
berupa perumahan kepadatan sedang. Terdapat special generator berupa
Gedung Serbaguna RW 2. Zona 6 sendiri akan membebani Jalan
Pandegiling dan Raya Diponegoro.
Zona 7 (Apartemen All About Honey)
Berdasarkan tata guna lahan rencana, zona 7 diperuntukkan sebagai
kawasan perumahan. Dimana pada kondisi eksisting, jenis perumahannya
berupa perumahan kepadatan tinggi. Zona 7 sendiri akan membebani
Jalan Raya Darmo dan Jalan Pandegiling.
Zona 8 (Pasar Keputran)
Berdasarkan tata guna lahan rencana, zona 8 diperuntukkan sebagai
kawasan perumahan kepadatan tinggi. Terdapat special generator berupa
fasilitas perdagangan jasa berupa Pasar Keputran. Karena memiliki
special generator, maka dijadikan sebagai zona tersendiri. Zona 8 sendiri
akan membebani Jalan Raya Darmo, Jalan Urip Sumoharjo dan Jalan M.
Jasin.
Zona 9 (Kantor TVOne)
Berdasarkan tata guna lahan rencana, zona 9 diperuntukkan sebagai
kawasan perdagangan dan jasa. Terdapat special generator berupa
fasilitas perkantoran berupa Kantor TVOne. Zona 9 sendiri akan
membebani Jalan Raya Diponegoro dan Jalan Dr. Soetomo.
Zona 10 (Wismilak Head Office)
Berdasarkan tata guna lahan rencana, zona 10 diperuntukkan sebagai
kawasan perdagangan dan jasa. Terdapat special generator berupa
fasilitas perkantoran berupa Wismilak Head Office. Zona 10 sendiri akan
membebani Jalan Raya Darmo, Jalan Raya Diponegoro dan Jalan Dr.
Soetomo.
Zona 11 (Kantor Kecamatan Tegalsari)
Berdasarkan tata guna lahan rencana, zona 11 diperuntukkan sebagai
kawasan perdagangan dan jasa. Terdapat special generator berupa
fasilitas perkantoran berupa Kantor Kecamatan Tegalsari. Zona 11 sendiri
akan membebani Jalan Raya Darmo dan Jalan Dinoyo.
44
Gambar 3.1 Peta Traffic Analysis Zone
45
3.2 Analisa Four Step Modelling
3.2.1 Analisa Trip Generation
Analisis Bangkitan Perjalanan atau Trip Generation didapat dari hasil
pengolahan data Homebased Interview yang dilakukan di Kecamatan
Sukolilo. Dari hasil analisis, didapat tabel persebaran bangkitan perjalan tiap
zona. Pada penelitian ini, kami mengambil sampel sebanyak 5 rumah tangga
di masing-masing zona. Berikut merupakan tabel rekapitulasi data yang
sudah didapatkan yakni rata- rata jumlah anggota keluarga, rata -rata jumlah
kendaraan per zona, dan rata-rata pendapatan per zona.
Y = 0,484 + 0,522X2
Keterangan:
Y = Jumlah Pergerakan
X2 = Jumlah kendaraan
48
Tabel 3.4 Jumlah Rumah Tangga Per Zona TAZ Kecamatan Tegalsari
Rumah Mewah Rumah Sedang Rumah Kecil
49
Setelah mendapatkan data jumlah rumah tangga per zona, dilanjutkan
dengan menghitung jumlah pergerakan bangkitan berbasis rumah tangga.
Pada contoh kasus ini, maka total bangkitan per zona dihitung sesuai dengan
formula:
Ti = Hi (0,484 + 0,522X2)
dengan Ti adalah jumlah pergerakan yang berbasis rumah di dalam zona
tersebut, Hi adalah jumlah rumah tangga di zona tersebut, dan X2 adalah
rata-rata nilai variabel X2 dari zona tersebut. Berikut merupakan tabel
perhitungan jumlah pergerakan bangkitan berbasis rumah tangga per zona.
Berikut merupakan data Trip Generation yang ada dalam wilayah Taz
per zona:
Tabel 3.6 Total Bangkitan dan Tarikan Per Zona Kecamatan Tegalsari
Zona Bangkitan (Oi) Tarikan (Dd)
1 1326 10836
2 4081 1806
3 2179 6321
4 8337 5418
5 4959 903
6 4696 1806
7 1884 1806
8 1216 4515
9 4091 1806
10 4208 3612
11 7269 5418
Jumlah 44248 44248
Sumber: Hasil Analisa, 2020
51
3.2.2 Analisa Trip Distribution
a. Matriks Asal Tujuan
Memasukkan nilai Oi dan Dd yang telah dicari dan diketahui nilainya dari langkah – langkah sebelumnya. Tabel ini nantinya
digunakan untuk melihat jumlah persebaran dari setiap zona.
Tabel 3.7 Matriks Asal Tujuan Kecamatan Tegalsari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Oi
1 1326
2 4081
3 2179
4 8337
5 4959
6 4696
7 1884
8 1216
9 4091
10 4208
11 7269
Dd 10836 1806 6321 5418 903 1806 1806 4515 1806 3612 5418 44248
Sumber: Hasil Analisa, 2020
52
b. Input Time Travel
Tabel 3.8 Matriks Travel Time Antar Zona
Cid 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Oi
1 1 3 7 3 8 10 10 11 9 13 14 89
2 5 1 11 12 12 14 14 14 13 16 18 130
3 1 6 1 8 9 10 11 5 10 8 9 78
4 9 9 8 1 4 6 8 10 6 10 12 83
5 6 5 4 4 1 4 5 6 5 8 10 58
6 8 9 5 6 4 1 4 5 4 7 8 61
7 5 9 5 5 5 4 1 5 2 6 7 54
8 3 7 3 7 5 6 5 1 5 4 5 51
9 6 10 5 6 5 4 2 5 1 4 5 53
10 8 10 6 7 6 4 4 6 1 1 5 58
11 15 14 13 13 13 11 11 12 8 8 1 119
Dd 67 83 68 72 72 74 75 80 64 85 94 834
Sumber: Hasil Analisa, 2020
c. Nilai beta
Terlebih dahulu mencari nilai beta dengan rumus β = 2,5 / (ƩCid / Ʃzona2) yang hasilnya adalah 0.3627098321
d. Nilai F(Cid)
Setelah mendapat nilai beta, barulah mencari exponent menggunakan beta dan constraint dengan rumus Exp = (- β x Cid) hingga
menghasilkan exponent tiap zona
53
Tabel 3.9 Hasil Exponent Tiap Zona
exp (-
beta* 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Cid)
0.6957882 0.3368459 0.0789477 0.3368459 0.0549309 0.0265932 0.0265932 0.0185032 0.0382203 0.0089578 0.0062327
1
996 764 6682 764 3244 376 376 6357 0008 25087 49886
0.1630743 0.6957882 0.0185032 0.0128743 0.0128743 0.0062327 0.0062327 0.0062327 0.0089578 0.0030174 0.0014607
2
315 996 6357 543 543 49886 49886 49886 25087 07338 91338
0.6957882 0.1134652 0.6957882 0.0549309 0.0382203 0.0265932 0.0185032 0.1630743 0.0265932 0.0549309 0.0382203
3
996 118 996 3244 0008 376 6357 315 376 3244 0008
0.0382203 0.0382203 0.0549309 0.6957882 0.2343734 0.1134652 0.0549309 0.0265932 0.1134652 0.0265932 0.0128743
4
0008 0008 3244 996 892 118 3244 376 118 376 543
0.1134652 0.1630743 0.2343734 0.2343734 0.6957882 0.2343734 0.1630743 0.1134652 0.1630743 0.0549309 0.0265932
5
118 315 892 892 996 892 315 118 315 3244 376
0.0549309 0.0382203 0.1630743 0.1134652 0.2343734 0.6957882 0.2343734 0.1630743 0.2343734 0.0789477 0.0549309
6
3244 0008 315 118 892 996 892 315 892 6682 3244
0.1630743 0.0382203 0.1630743 0.1630743 0.1630743 0.2343734 0.6957882 0.1630743 0.4841213 0.1134652 0.0789477
7
315 0008 315 315 315 892 996 315 579 118 6682
0.3368459 0.0789477 0.3368459 0.0789477 0.1630743 0.1134652 0.1630743 0.6957882 0.1630743 0.2343734 0.1630743
8
764 6682 764 6682 315 118 315 996 315 892 315
0.1134652 0.0265932 0.1630743 0.1134652 0.1630743 0.2343734 0.4841213 0.1630743 0.6957882 0.2343734 0.1630743
9
118 376 315 118 315 892 579 315 996 892 315
0.0549309 0.0265932 0.1134652 0.0789477 0.1134652 0.2343734 0.2343734 0.1134652 0.6957882 0.6957882 0.1630743
10
3244 376 118 6682 118 892 892 118 996 996 315
0.0043366 0.0062327 0.0089578 0.0089578 0.0089578 0.0185032 0.0185032 0.0128743 0.0549309 0.0549309 0.6957882
11
74445 49886 25087 25087 25087 6357 6357 543 3244 3244 996
Sumber: Hasil Analisa, 2020
54
e. Mencari Nilai Ai dan Bd dengan iterasi (dilakukan sebanyak 24 kali)
Tabel 3.10 Hasil Iterasi
Pengulangan 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
A1 0.00009 0.00008 0.00007 0.00007 0.00007 0.00007 0.00007 0.00006 0.00006 0.00006 0.00006 0.00006 x
A2 0.00030 0.00027 0.00024 0.00023 0.00022 0.00022 0.00022 0.00022 0.00021 0.00021 0.00021 0.00021 x
A3 0.00007 0.00006 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 x
A4 0.00018 0.00022 0.00023 0.00023 0.00023 0.00023 0.00023 0.00023 0.00023 0.00022 0.00022 0.00022 x
A5 0.00015 0.00014 0.00013 0.00013 0.00013 0.00013 0.00013 0.00012 0.00012 0.00012 0.00012 0.00012 x
A6 0.00017 0.00016 0.00015 0.00015 0.00015 0.00015 0.00015 0.00015 0.00015 0.00014 0.00014 0.00014 x
A7 0.00012 0.00011 0.00011 0.00011 0.00010 0.00010 0.00010 0.00010 0.00010 0.00010 0.00010 0.00010 x
A8 0.00008 0.00006 0.00006 0.00006 0.00006 0.00006 0.00006 0.00006 0.00006 0.00006 0.00006 0.00006 x
A9 0.00012 0.00012 0.00011 0.00011 0.00011 0.00011 0.00011 0.00011 0.00011 0.00011 0.00011 0.00011 x
A10 0.00013 0.00012 0.00012 0.00012 0.00012 0.00012 0.00012 0.00012 0.00012 0.00012 0.00012 0.00012 x
A11 0.00023 0.00031 0.00036 0.00040 0.00043 0.00044 0.00045 0.00046 0.00046 0.00046 0.00047 0.00047 x
Pengulangan 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
B1 0 1.34083 1.48993 1.56842 1.61239 1.63771 1.65255 1.66135 1.66662 1.66977 1.67167 1.67282 1.67352
B2 0 0.84817 0.93511 1.00564 1.04782 1.07214 1.08625 1.09453 1.09945 1.10239 1.10415 1.10521 1.10585
B3 0 1.32496 1.41836 1.45615 1.47620 1.48793 1.49498 1.49925 1.50184 1.50341 1.50435 1.50493 1.50528
B4 0 0.65694 0.57555 0.56180 0.56399 0.56860 0.57244 0.57511 0.57683 0.57791 0.57858 0.57898 0.57923
B5 0 0.77861 0.76799 0.77410 0.78244 0.78919 0.79388 0.79691 0.79881 0.79998 0.80070 0.80113 0.80140
B6 0 0.80270 0.82134 0.83323 0.83991 0.84401 0.84658 0.84817 0.84915 0.84975 0.85012 0.85034 0.85048
B7 0 1.02014 1.06220 1.08056 1.08811 1.09177 1.09377 1.09492 1.09560 1.09601 1.09626 1.09641 1.09651
B8 0 1.78744 1.91363 1.95253 1.96747 1.97432 1.97789 1.97988 1.98104 1.98173 1.98215 1.98240 1.98256
B9 0 0.69586 0.70491 0.70592 0.70446 0.70296 0.70187 0.70117 0.70073 0.70046 0.70029 0.70020 0.70014
B10 0 1.27187 1.29286 1.27913 1.26192 1.24879 1.24005 1.23453 1.23112 1.22904 1.22779 1.22703 1.22658
B11 0 0.68786 0.54810 0.47624 0.43656 0.41378 0.40042 0.39251 0.38779 0.38496 0.38327 0.38226 0.38165
Sumber: Hasil Analisa, 2020
55
f. Mencari Tid
Sehingga didapatkan permodelan trip distribution persebaran pergerakan bekerja setiap zona. Hasil iterasi dimasukkan dalam tabel
matriks 11 x 11 dikalikan dengan tarikan dan bangkitan setiap zona dan dikalikan dengan nilai hambatan. Hasilnya didapatkan
bahwa jumlah pergerakan setiap zona memiliki karateristik masing-masing disebabkan penggunaan lahannya
56
Tabel 3.12 Hasil Trip Distribution
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah
1 1080 58 64 91 3 3 5 14 4 3 1 1327
2 2581 1213 154 35 8 8 11 49 10 12 3 4083
3 1276 23 669 17 3 4 4 148 3 25 8 2180
4 1298 143 979 4088 318 326 204 446 269 221 50 8339
5 1267 201 1373 453 310 222 199 625 127 150 34 4960
6 678 52 1056 242 115 727 316 993 202 238 77 4697
7 575 15 302 100 23 70 268 284 119 98 32 1885
8 409 11 215 17 8 12 22 417 14 70 23 1216
9 918 24 692 159 53 161 428 651 393 463 150 4092
10 487 26 528 121 40 176 227 497 431 1509 165 4208
11 267 42 289 95 22 96 124 391 235 825 4876 7261
Jumlah 10836 1806 6321 5418 903 1806 1806 4515 1806 3612 5418 44248
Sumber: Hasil Analisa, 2020
57
3.2.3 Analisa Moda Split
Modal split model atau sering pula disebut dengan moda choice
model adalah salah satu tahapan dalam model klasik four step model. Model
ini merepresentasikan perilaku orang atau sekelompok orang dalam memilih
jenis kendaraan (moda) yang dipergunakan dalam melakukan perjalanan.
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa prinsipnya orang akan memilih
moda kendaraan yang akan memberikan tingkat kepuasan (utility) terbesar.
Dalam bentuk kurva dua dimensi X-Y, prinsip ini dapat digambarkan
berbentuk seperti kurva S, dengan titik potong kurva S di sumbu Y dengan
nilai 0,5. Nilai paling atas adalah 1(Tij1/Tij) atau variabel yang
menggambarkan trip dari i ke j dengan moda 1, sedangkan nilai bawah
adalah 0, berupa variable cost atau (Cij2 – Cij1).
Dalam modal split model, faktor-faktor yang memengaruhi pilihan jenis
moda adalah :
1. Berdasarkan karakteristik perjalanan : jarak perjalanan, waktu
perjalanan, dan tujuan perjalanan.
2. Berdasarkan karakteristik traveler : income, pemilikan kendaran, dan
faktor-faktor sosial – ekonomi.
3. Berdasarkan karakteristik sistem transportasi : relative travel time,
relative travel cost, relative level of service.
Tahapan – tahapan Dalam Moda Split, antara lain:
1. Setelah mendapatkan distribusi perjalanan di tahap Trip Distribution,
maka kita perlu mengubahnya menjadi satuan mobil penumpang karena
data yang telah didapatkan masih dalam satuan orang.
2. Dalam mengubah menjadi satuan mobil penumpang terlebih dahulu
harus membedakan distribusi perjalanan yang ada menjadi dua moda
transportasi yaitu kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat
kemudian menghitung persentase kendaraan roda dua dan kendaraan
roda empat disetiap zona.
Tabel 3.13 Presentase Jumlah Kendaraan Roda Dua dan Empat
Zona motor mobil
1 0.7 0.3
2 1 0
3 0.67 0.33
4 0.83 0.17
5 0.76 0.24
6 0.78 0.22
7 0.78 0.22
8 0.7 0.3
9 0.78 0.22
10 0.78 0.22
11 0.71 0.29
Sumber: Hasil Analisa, 2020
58
a.Perhitngan Motor
Presentase Motor x TD x nilai emp motor (0,3)
59
b.Perhitungan Mobil
Presentase Mobil x TD x nilai emp mobil (1)
60
c. Moda Split Akhir
Tabel 3.16 Hasil Moda Split
MS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah
1 576 31 34 48 2 2 2 8 2 2 1 708
2 774 364 46 11 2 3 3 15 3 4 1 1225
3 680 12 357 9 1 2 2 79 2 13 4 1163
4 541 60 408 1703 132 136 85 186 112 92 21 3475
5 594 94 644 212 145 104 93 293 60 70 16 2326
6 307 23 477 110 52 329 143 449 91 108 35 2124
7 260 7 136 45 10 32 121 128 54 44 14 852
8 218 6 115 9 4 6 12 223 7 37 12 648
9 415 11 313 72 24 73 193 295 178 210 68 1850
10 220 12 239 55 18 80 103 225 195 682 75 1903
11 133 21 144 48 11 48 62 195 118 412 2438 3631
Jumlah 4719 640 2914 2322 403 814 819 2095 821 1674 2684 19904
Sumber: Hasil Analisa, 2020
61
3.2.4 Analisa Pemilihan Rute
Pada pemilihan rute di awal, dengan asumsi bahwa pemilihan rute di
google maps adalah kondisi jalan yang paling normal sehingga kami
menentukan link yang menghubungkan antar zona berdasarkan waktu
tempuh tercepat menggunakan aplikasi Google Maps dan dihasilkan
pemilihan beberapa jalan.
62
Gambar 3.3 Traffic Assignment Kecamatan Tegalsari
63
Gambar 3.4 Traffic Assignment (Alternatif) Kecamatan Tegalsari
64
Gambar 3.5 Pembebanan Jalan Alternatif 2 Kecamatan Tegalsari
65
Berikut adalah ruas jalan yang terlewati atau terpilih sebaga link
penghubung antar zona setelah dilakukan Analisis Traffic Assigment:
Tabel 3.17 Ruas Jalan Penghubung Antar Zona
No Nama Jalan
1 Jalan Diponegoro
2 Jalan Pasar Kembang
3 Jalan Basuki Rahmat
4 Jalan Dr. Soetomo
5 Jalan Raya Darmo
6 Jalan Embong Malang
7 Jalan Kedungdoro
8 Jalan Pandegiling
9 Jalan Kedungsari
10 Jalan Dinoyo
11 Jalan Kupang Panjaan
12 Jalan Wonorejo I
13 Jalan Imam Bonjol
14 Jalan Tegalsari
15 Jalan Kp Malang Tengah I
16 Jalan R.A Kartini
17 Jalan Teuku Umar
18 Jalan Keputran
19 Jalan Kayoon Kali
20 Jalan Panglima Sudirman
21 Jalan Arjuno
22 Jalan Kedondong
23 Jalan Kaliasin Pompa
24 Jalan Ir. Anwari
25 Jalan Sriwijaya
26 Jalan Pajajaran
27 Jalan Plemahan Besar
Sumber: Hasil Analisa, 2020
66
3.3 Analisa Kapasitas Jalan
Kapasitas jalan merupakan kemampuan maksimum dari suatu ruas jalan
untuk menampung kendaraan yang melintas pada periode tertentu. Dalam
menentukan kapasitas jalan, diperlukan faktor koreksi dari faktor-faktor yang
mempengaruhi kapasitas jalan. Faktor-faktor tersebut antara lain :
● Geometrik Jalan
● Lebar efektif jalan
● Gangguan Samping
● Pembagian Arah
● Jumlah Penduduk
Masing- masing faktor tersebut memiliki nilai faktor koreksi yang
diseduaikan dengan kondisi suatu ruas jalan. Hasil dari masing-masing nilai
faktor koreksi tersebut kemudian dihitung dengan rumus berikut (MKJI, 1997) :
68
- FCsp Faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah, lokasi perencanaan
memiliki tipe jalan arteri dengan jenis jalan enam lajur terbagi atau jalan satu
arah, kedua lajur memiliki porsi lebar jalan 50 % - 50% maka nilai FCsp =
1,00
- FCsf Faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping. Gangguan hambatan
samping daerah studi tergolong Sedang (M), serta jarak ke kereb penghalang
adalah 2m, maka nilai FCsf = 0.98
- FCcs Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota. Kota Surabaya memiliki
jumlah penduduk lebih dari 3 juta jiwa, sehingga menggunakan ukuran kota >
3, maka nilai FCcs = 1,04
Tabel 3. 20 Kapasitas Jalan Raya Darmo
No Parameter Kondisi Nilai Keterangan
Jalan Raya Darmo (Arteri Sekunder)
1 Kapasitas Dasar 6/2 D 9900 Co
2 Faktor koreksi lebar jalan 3.75m/lajur 1,04 FCw
3 Faktor koreksi pembagian arah 50-50 1,00 FCsp
4 Faktor koreksi gangguan samping Tinggi 0,98 FCsf
5 Faktor koreksi ukuran kota >3 juta 1,04 FCcs
Sumber: Hasil Analisa, 2020
Setelah mempertimbangkan nilai-nilai faktor diatas berdasarkan MKJI,
selanjutnya adalah memasukkannya kedalam persamaan kapasitas jalan.
Adapun
diketahui :
C = Co × FCw × FCsp × FCsf × FCcs (smp/jam)
C = 9900 × 1,04 × 1,00 × 0,98 × 1,04
C = 9702 (smp/jam)
69
- FCcs Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota. Kota Surabaya memiliki
jumlah penduduk lebih dari 3 juta jiwa, sehingga menggunakan ukuran kota >
3, maka nilai FCcs = 1,04
Tabel 3. 21 Kapasitas Jalan Dr. Soetomo
No Parameter Kondisi Nilai Keterangan
Jalan Dr. Soetomo (Arteri Sekunder)
1 Kapasitas Dasar 4/2 D 6600 Co
2 Faktor koreksi lebar jalan 3.25m/lajur 0,96 FCw
3 Faktor koreksi pembagian arah 50-50 1,00 FCsp
4 Faktor koreksi gangguan samping Rendah 0,94 FCsf
5 Faktor koreksi ukuran kota >3 juta 1,04 FCcs
Sumber: Hasil Analisa, 2020
Setelah mempertimbangkan nilai-nilai faktor diatas berdasarkan MKJI,
selanjutnya adalah memasukkannya kedalam persamaan kapasitas jalan.
Adapun diketahui :
C = Co × FCw × FCsp × FCsf × FCcs (smp/jam)
C = 6600 × 0,96 × 1,00 × 0,94 × 1,04
C = 6194 (smp/jam)
72
- FCsp Faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah, lokasi perencanaan
memiliki tipe jalan arteri dengan jenis dua lajur dua arah serta tanpa pembatas
median, kedua lajur memiliki porsi lebar jalan 50 % - 50% maka nilai FCsp =
1,00
- FCsf Faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping. Gangguan hambatan
samping daerah studi tergolong Sangat Tinggi (VH), serta lebar bahu jalan
efektif adalah kurang dari 0,5 m, maka nilai FCsf = 0.73
- FCcs Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota. Kota Surabaya memiliki
jumlah penduduk lebih dari 3 juta jiwa, sehingga menggunakan ukuran kota >
3, maka nilai FCcs = 1,04
Tabel 3. 25 Kapasitas Jalan Pandegiling
No Parameter Kondisi Nilai Keterangan
Jalan Pandegiling (Arteri Sekunder)
1 Kapasitas Dasar 2/2 UD 2900 Co
2 Faktor koreksi lebar jalan 7m (dua arah) 1,00 FCw
3 Faktor koreksi pembagian arah 50-50 1,00 FCsp
4 Faktor koreksi gangguan samping Sangat Tinggi 0,73 FCsf
5 Faktor koreksi ukuran kota >3 juta 1,04 FCcs
Sumber: Hasil Analisa, 2020
Setelah mempertimbangkan nilai-nilai faktor diatas berdasarkan MKJI,
selanjutnya adalah memasukkannya kedalam persamaan kapasitas jalan. Adapun
diketahui :
C = Co × FCw × FCsp × FCsf × FCcs (smp/jam)
C = 2900 × 1,00 × 1,00 × 0,73 × 1,04
C = 2201,68 (smp/jam)
73
- FCcs Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota. Kota Surabaya memiliki
jumlah penduduk lebih dari 3 juta jiwa, sehingga menggunakan ukuran kota >
3, maka nilai FCcs = 1,04
Tabel 3. 26 Kapasitas Jalan Kedungsari
No Parameter Kondisi Nilai Keterangan
Jalan Kedungsari (Arteri Sekunder)
1 Kapasitas Dasar 2/2 UD 2900 Co
2 Faktor koreksi lebar jalan 10m (dua arah) 1,29 FCw
3 Faktor koreksi pembagian arah 50-50 1,00 FCsp
4 Faktor koreksi gangguan samping Sedang 0,95 FCsf
5 Faktor koreksi ukuran kota >3 juta 1,04 FCcs
Sumber: Hasil Analisa, 2020
Setelah mempertimbangkan nilai-nilai faktor diatas berdasarkan MKJI,
selanjutnya adalah memasukkannya kedalam persamaan kapasitas jalan. Adapun
diketahui :
C = Co × FCw × FCsp × FCsf × FCcs (smp/jam)
C = 2900 × 1,29 × 1,00 × 0,95 × 1,04
C = 3696,108 (smp/jam)
75
3.4.1 Analisis Pengaruh Volume
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik
atau pada suatu ruas jalan dalam waktu yang lama (minimal 24 jam) tanpa
membedakan arah dan lajur. Segmen jalan selama waktu tertentu yang dapat
diekspresikan dalam tahunan. Harian (LHR), jam, dan sub jam. Kendaraan
dibedakan kedalam beberapa jenis yaitu, kendaraan berat, kendaraan ringan,
sepeda motor, dan kendaraan tidak bermotor.
Jenis kendaraan dalam perhitungan ini diklasifikasikan dalam 3 macam
kendaraan yaitu:
1. Kendaraan Ringan (Light Vechicles = LV). Indeks untuk kendaraan
bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)
2. Kendaraan berat (Heavy Vechicles = HV) Indeks untuk kendaraan
bermotor dengan roda lebih dari 4 ( Bus, truk 2 gandar, truk 3 gandar
dan kombinasi yang sesuai)
3. Sepeda motor (Motor Cycle = MC) Indeks untuk kendaraan bermotor
dengan 2 roda.
4. Kendaraan tak bermotor (sepeda, becak dan kereta dorong), parkir pada
badan jalan dan pejalan kaki anggap sebagai hambatan samping.
Keterangan:
Q = volume kendaraan bermotor (SMP/jam)
Emp LV = nilai ekivalen mobil penumpang untuk kendaraan ringan,
EmpHV = nilai ekivalen mobil penumpang untuk kendaraan berat,
EmpMC = nilai ekivalen mobil penumpang untuk sepeda motor,
LV = notasi untuk kendaraan ringan,
HV = notasi untuk kendaraan berat, MC = notasi untuk sepeda motor
Dalam penelitian ini analisis volume lalu lintas, dibagi menjadi setiap
dua jam di setiap titik yang telah ditentukan yang datanya berasal dari survei
primer melalui traffic counting dan data sekunder dari penelitian
sebelumnya. Adapun hasil analisis volume lalu lintas adalah sebagai berikut:
76
1. Jalan Darmo
06.00 – 07.00
Jenis Vehicle emp Jumlah smp/jam
Kendaraan Ringan (LV) 1 4728 4728
Kendaraan Berat (HV) 1.3 4 5.2
Sepeda motor (MC) 0.5 5489 2744.5
Total 7477.7
07.00 – 08.00
Jenis Vehicle emp Jumlah smp/jam
Kendaraan Ringan (LV) 1 4459 4459
Kendaraan Berat (HV) 1.3 6 7.8
Sepeda motor (MC) 0.5 7785 3892.5
Total 8359.3
16.00 – 17.00
Jenis Vehicle emp Jumlah smp/jam
Kendaraan Ringan (LV) 1 4333 4333
Kendaraan Berat (HV) 1.3 19 24.7
Sepeda motor (MC) 0.5 7038 3519
Total 7876.7
17.00 – 18.00
Jenis Vehicle emp Jumlah smp/jam
Kendaraan Ringan (LV) 1 4954 4954
Kendaraan Berat (HV) 1.3 23 29.9
Sepeda motor (MC) 0.5 8379 4189.5
Total 9173.4
06.00 - 07.00
Jenis Vehicle emp Jumlah smp/jam
Kendaraan Ringan (LV) 1 2685 2685
Kendaraan Berat (HV) 1.3 4 5.2
Sepeda motor (MC) 0.5 3969 1984.5
Total 4674.7
77
07.00 – 08.00
Jenis Vehicle emp Jumlah smp/jam
Kendaraan Ringan (LV) 1 2806 2806
Kendaraan Berat (HV) 1.3 2 2.6
Sepeda motor (MC) 0.5 4844 2422
Total 5230.6
16.00 – 17.00
Jenis Vehicle emp Jumlah smp/jam
Kendaraan Ringan (LV) 1 3176 3176
Kendaraan Berat (HV) 1.3 19 24.7
Sepeda motor (MC) 0.5 7038 3519
Total 6719.7
17.00 – 18.00
Jenis Vehicle emp Jumlah smp/jam
Kendaraan Ringan (LV) 1 3009 3009
Kendaraan Berat (HV) 1.3 23 29.9
Sepeda motor (MC) 0.5 6727 3363.5
Total 6402.4
06.00 – 07.00
Jenis Vehicle emp Jumlah smp/jam
Kendaraan Ringan (LV) 1 1069 1069
Kendaraan Berat (HV) 1.3 7 9.1
Sepeda motor (MC) 0.5 7176 3588
Total 4666.1
07.00 – 08.00
Jenis Vehicle emp Jumlah smp/jam
Kendaraan Ringan (LV) 1 1380 1380
Kendaraan Berat (HV) 1.3 3 3.9
Sepeda motor (MC) 0.5 6672 3336
Total 4719.9
78
16.00 - 17.00
Jenis Vehicle emp Jumlah smp/jam
Kendaraan Ringan (LV) 1 2548 2548
Kendaraan Berat (HV) 1.3 25 32.5
Sepeda motor (MC) 0.5 8563 4281.5
Total 6862
17.00 – 18.00
Jenis Vehicle emp Jumlah smp/jam
Kendaraan Ringan (LV) 1 3437 3437
Kendaraan Berat (HV) 1.3 17 22.1
Sepeda motor (MC) 0.5 4693 2346.5
Total 5805.6
4. Jalan Kedungsari
KEDUNGSARI
Jenis Vehicle emp Jumlah smp/jam
Kendaraan Ringan (LV) 1 976 976
Kendaraan Berat (HV) 1.3 12 15.6
Sepeda motor (MC) 0.5 2908 1454
Total 2445.6
(sumber: Fauzi 2017)
DIPONEGORO
Jenis Vehicle emp Jumlah smp/jam
Kendaraan Ringan (LV) 1 2571 2571
Kendaraan Berat (HV) 1,3 28 36,4
Sepeda motor (MC) 0,5 9450 4725
Total 7332,4
(sumber: Fauzi 2017)
79
6. Jalan Dinoyo
DINOYO
Jenis Vehicle emp Jumlah smp/jam
Kendaraan Ringan (LV) 1 36550 36550
Kendaraan Berat (HV) 1.3 7 9.1
Sepeda motor (MC) 0.5 17,746 8873
Total 45432.1
1.893.004
8. Jalan Kedungdoro
Jenis Vehicle emp Jumlah smp/jam
Kendaraan Ringan (LV) 1 2348 2348
Kendaraan Berat (HV) 1.3 17 22.1
Sepeda motor (MC) 0.5 8235 4117.5
Total 6487.6
80
Total 7594.3
9. Jalan Pandegiling
81
𝑉
DS =
𝐶
Dimana :
DS = derajat kejenuhan
V = Volume lalu lintas (smp/jam)
C = kapasitas (smp/jam)
Pada analisis sebelumnya sudah didapatkan nilai volume lalu lintas dan
kapasitas jalan pada 10 jalan yang menjadi sampel analisis. Berikut ini
merupakan hasil perhitungan dari derajat kejenuhan:
82
Tabel 3.30 Tingkat Pelayanan Ruas Jalan
Tingkat
Rasio
Pelayanan Keterangan
(V/C)
Jalan
A < 0.6 Aliran lalu lintas bebas tanpa hambatan
Aliran lalu lintas baik kemungkinan
B < 0.7
terjadi kasus-kasus perlambatan
Aliran lalu lintas masih stabil dan baik
C < 0.8 dengan perlambatan yang masih dapat
dterima
Mulai dirasakan gangguan dalam aliran,
D < 0.9
dan tidak stabil
Volume pelayanan berada pada kapasitas
E <1
dan alirannya tidak stabil
Volume pelayanan lebih besar dari
F >1
kapasitas dan mengalami kemacetan
Sumber: MKJI, 1997
Mengacu pada table tersebut, maka tingkat pelayanan kesepuluh ruas jalan
di Kecamatan Tegalsari adalah sebagai berikut:
84
Dari hasil analisis pengaruh kegiatan bekerja di Kecamatan Tegaldari,
dapat disimpulkan bahwa pengaruh kegiatan bekerja paling banyak terdapat
pada Jalan Basuki Rahmat, Jalan Raya Darmo, Jalan Pandegiling, dan Jalan
Dinoyo. Pada kondisi eksistingnya memang ruas jalan ini tersambung
kepada wilayah kawasan perkantoran sehingga banyak menarik pergerakan
untuk bekerja. Ruas jalan yang memiliki tingkat pergerakan bekerja tinggi
berada pada jalan-jalan dengan kepadatan yang cukup tinggi, sehingga perlu
adanya perhatian khusus pada jam-jam berangkat dan pulang kerja. Hasil ini
juga menjadi salah satu indikator bahwa adanya pengaruh yang sangat
signifikan terhadap jumlah kendaraan di ruas-ruas jalan di Kecamatan
Tegalsari
Pn = P0 (1 + r)^n
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk (%).
n = Jangka waktu dalam tahun.
85
Tabel 3.33 Rata-rata Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Tegalsari
Angka Rata-Rata Pertumbuhan
No Tahun Jumlah
Pertumbuhan (%)
1 2014 117166 -
2 2015 117297 0.001116823
3 2016 117492 0.001659687 0.000693974
4 2017 117400 -0.000783646
5 2018 117492 0.000783032
Sumber: Hasil Analisa, 2020
86
3.7 Analisa Proyeksi Penggunaan Lahan
Berdasarakan data proyeksi penduduk di Kecamatan Tegalsari maka kita
dapat memproyeksikan kebutuhan Lahan Permukiman. Menurut survey
responden, rata-rata orang dalam satu KK adalah 4 orang sehingga untuk
mengetahui kebutuhan jumlah permukiman dapat kita ketahui dengan cara
membagi jumlah penduduk dengan 4 orang (1 KK).
89
Berikut merupakan data Trip Generation yang ada dalam wilayah
Zona Analisis Transportasi (TAZ) per zona pada tahun 2025:
90
3.8.2 Proyeksi Trip Distribution
a. Matriks Asal Tujuan Trip Distribution Proyeksi
Didapatkan permodelan tip generation proyeksi mengenai persebaran pergerakan bekerja setiap zona yang menjadi inputan untuk
tabel MAT Trip Distribution proyeksi
91
b. Nilai Ai, Bd, F(Cid) sama seperti trip distribution eksisting
92
Tabel 3.41 Hasil Trip Distribution Proyeksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Oi
1 1229 66 73 103 4 4 5 16 5 4 1 1509
2 2936 1380 175 40 9 10 12 55 11 13 3 4645
3 1451 26 761 20 3 5 4 168 4 28 9 2480
4 1476 163 1113 4650 361 371 232 507 306 251 57 9486
5 1441 228 1562 515 353 252 226 711 144 170 39 5643
6 771 59 1201 276 131 827 359 1130 229 271 88 5343
7 654 17 343 113 26 80 305 323 135 111 36 2144
8 466 12 244 19 9 13 25 475 16 79 26 1383
9 1044 27 788 181 60 183 487 741 447 527 171 4655
10 555 30 601 138 46 200 258 565 490 1716 188 4786
11 303 48 329 108 25 110 141 444 268 938 5546 8260
Dd 12327 2054 7191 6163 1027 2054 2054 5136 2054 4109 6163 50334
93
3.8.3 Proyeksi Moda Split
Proyeksi pada split mode hampir sama dengan tahapan four step modeling yang sebelumnya pada tahapan pertama adalah
mencari presentase penggunaan kendaraan pada responden.
a. Perhitungan Motor Proyeksi
Presentase Motor x TD Poyeksi x nilai emp motor (0,3)
Tabel 3.42 Perhitungan Proyeksi Motor
Motor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 246 13 15 21 1 1 1 3 1 1 0
2 881 414 52 12 3 3 4 17 3 4 1
3 290 5 152 4 1 1 1 34 1 6 2
4 369 41 278 1163 90 93 58 127 76 63 14
5 328 52 356 117 80 57 51 162 33 39 9
6 181 14 282 65 31 194 84 265 54 64 21
7 154 4 81 27 6 19 72 76 32 26 8
8 93 2 49 4 2 3 5 95 3 16 5
9 245 6 185 42 14 43 114 174 105 124 40
10 130 7 141 32 11 47 61 133 115 403 44
11 65 10 70 23 5 23 30 95 57 201 1188
Sumber: Hasil Analisa, 2020
94
b. Perhitungan Mobil Proyeksi
Presentase Mobil x TD Proyeksi x nilai emp mobil (1)
95
c. Moda Split Akhir Proyeksi
96
3.8.4 Proyeksi Pemiliha Rute
Berdasarkan hasil analisis, pada tahun 2025 pembebanan jalan
Kecamatan Tegalsari diprediksi cenderung masih normal dengan besaran 1
– 97 pergerakan. Pada proyeksi trip Assigment sendiri terlihat bahwa
persebaran pada kendaraan antar zona hampir tidak jauh beda dengan
tahapan yang dilakukan sbelumnya. Pada rute -rute yang memiliki
pembebanan volume kendaraan yang berlebih pada seperti pada rute yang
menghubungkan zona 2 - 3 - 4 sehingga diperlukan adanya opsi rute yang
lain/rute alternatif, adanya pemilihan rute baru dapat menjadi opsi
mengurangi beban volume kendaraan pada satu jalan saja. Sedangkan
beberapa ruas jalan seperti Jalan Kedungsari dan Jalan Basuki Rahmat
menjadi jalan dengan kepadatan tertinggi di Kecamatan Tegalsari dengan
besar 164 – 881 pergerakan. Hal ini perlu menjadi pertimbangan untuk
menyusun rencana dalam aspek transportasi di Kecamatan Tegalsari
terutama untuk jalan dengan pembebanan tinggi. Peta pemilihan
rute proyeksi pada tahun 2025 dapat dilihat pada peta dibawah ini.
97
3.9 Proyeksi Volume Kendaraan Tahun 2021-2025
Suatu proyeksi diperlukan untuk menyesuaikan kebutuhan yang diperlukan
untuk menanggulangi keadaan tertentu suatu kondisi transportasi. Volume
kendaraan merupakan salah satu hal yang perlu diproyeksikan dalam megetahui
kebutuhan suatu sistem transportasi.
Jumlah kendaraan tiap tahun di Surabaya cenderung mengalami peningkatan.
Berikut merupakan table peningkatan jumlah kendaraan di Surabaya.
𝑷𝒕 − 𝑷𝒕−𝟏
Laju = x 100%
𝑷𝒕−𝟏
Keterangan:
Pt : Jumlah Kendaraan pada tahun t
Pt-1 : Jumlah kendaraan pada tahun t-1
Motor
Tabel 3.46 Perhitungan Laju Pertumbuhan Motor Kecamatan Tegalsari
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah
1129870 1213457 1274660 140210 148215 1566595 1655891
Kendaraan
𝑷𝒕 − 𝑷𝒕−𝟏 83587 61203 127530 79925 84480 89296
𝑷𝒕 − 𝑷𝒕−𝟏
0.147959 0.050437 0.10005 0.057 0.057 0.057
𝑷𝒕−𝟏
0.078241
Sumber: Hasil Analisa 2020
98
Mobil
Tabel 3.47 Perhitungan Laju Pertumbuhan Mobil Kecamatan Tegalsari
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah
51610 50555 48258 47459 50164 53024 56046
Kendaraan
𝑷𝒕 − 𝑷𝒕−𝟏 -1055 -2297 -799 2705 2860 3022
𝑷𝒕 − 𝑷𝒕−𝟏
0.056997 0.057013 0.056993
𝑷𝒕−𝟏
0.057001
Sumber: Hasil Analisa 2020
Bus
Tabel 3.48 Perhitungan Laju Pertumbuhan Bus Kecamatan Tegalsari
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah
2064 2279 2304 2486 2628 2777 2936
Kendaraan
𝑃𝑡 − 𝑃𝑡−1 215 25 182 142 149 159
𝑃𝑡 − 𝑃𝑡−1
0.104167 0.01097 0.078993 0.05712 0.056697 0.057256
𝑃𝑡−1
0.06067
Sumber: Hasil Analisa 2020
1. Jalan Diponegoro
Pada kondisi eksisting, ruas Jalan Diponegoro memiliki tingkat pelayanan
yang baik karena masih berada pada kategori A. Namun jika dilihat pada table
3.46 di bawah ini, kondisi ruas Jalan Diponegoro akan mengalami penurunan
performa. Hasil analisis MKJI 1997, ruas Jalan Diponegoro memiliki V/C
ratio atau derajat kejenuhan (DS) yang mengalami peningkatan mengikuti
pertumbuhan volume kendaraan. Penurunan performa tingkat pelayanan ini
masih dapat diterima sesuai dengan MKJI 1997 yang mengatakan kategori C
mengindikasi aliran lalu lintas yang masih stabil dan baik dengan perlambatan
yang masih dapat dterima
100
mengatakan kategori C mengindikasi aliran lalu lintas yang masih stabil dan
baik dengan perlambatan yang masih dapat dterima
7. Jalan Kedungdoro
Pada kondisi eksisting, ruas Jalan Kedungdoro memiliki tingkat pelayanan
yang kurang baik karena nilai V/C mendekati angka 1. Jika dilihat pada table di
bawah ini, kondisi ruas Jalan Kedungdoro akan terus mengalami penurunan
performa. Hasil analisis MKJI 1997, ruas Jalan Kedungdoro memiliki V/C
ratio atau derajat kejenuhan (DS) yang mengalami peningkatan mengikuti
pertumbuhan volume kendaraan. Penurunan performa tingkat pelayanan ini
perlu diatasi karena kondisinya yang buruk sesuai dengan MKJI 1997 yang
mengatakan kategori F mengindikasi volume pelayanan lebih besar dari
kapasitas dan mengalami kemacetan.
Tabel 3.56 Proyeksi Level of Service Jalan Kedungdoro Kecamatan
Tegalsari 2021 – 2025
Tahun Proyeksi
Analisis
2021 2022 2023 2024 2025
Volume Lalu
7118.473 8218.776 8072.903 8841.334 10211.98
lintas
Kapasitas Jalan 8335 8335 8335 8335 8335
Derajat
0.85404 0.98605 0.96855 1.06074 1.22519
Kejenuhan
Level of Service D E E F F
Sumber: Hasil Analisa 2020
8. Jalan Pandegiling
Pada kondisi eksisting, ruas Jalan Pandegiling memiliki tingkat pelayanan
yang kurang baik karena nilai V/C lebih dari 1. Jika dilihat pada tabel di
bawah ini, kondisi ruas Jalan Pandegiling akan terus mengalami penurunan
103
performa. Hasil analisis MKJI 1997, ruas Jalan Pandegiling memiliki V/C
ratio atau derajat kejenuhan (DS) yang mengalami peningkatan mengikuti
pertumbuhan volume kendaraan. Penurunan performa tingkat pelayanan ini
perlu diatasi karena kondisinya yang buruk sesuai dengan MKJI 1997 yang
mengatakan kategori F mengindikasi volume pelayanan lebih besar dari
kapasitas dan mengalami kemacetan.
Tabel 3.57 Proyeksi Level of Service Jalan Pandegiling Kecamatan
Tegalsari 2021 – 2025
Tahun Proyeksi
Analisis
2021 2022 2023 2024 2025
Volume Lalu
3244.329 3473.286 3718.919 3982.461 4265.238
lintas
Kapasitas Jalan 2201 2201 2201 2201 2201
Derajat
1.47402 1.57804 1.6896 1.80938 1.93786
Kejenuhan
Level of Service F F F F F
Sumber: Hasil Analisa 2020
9.Jalan Kedungsari
Pada kondisi eksisting, ruas Jalan Kedungsari memiliki tingkat pelayanan
yang cukup baik karena masih berada pada kategori C. Namun jika dilihat
pada table xx di bawah ini, kondisi ruas Jalan Kedungsari akan mengalami
penurunan performa. Hasil analisis MKJI 1997, ruas Jalan Kedungsari
memiliki V/C ratio atau derajat kejenuhan (DS) yang mengalami peningkatan
mengikuti pertumbuhan volume kendaraan. Penurunan performa tingkat
pelayanan ini masih dapat diterima sesuai dengan MKJI 1997 yang
mengatakan kategori D mengindikasi mulai dirasakannya gangguan dalam
aliran, dan tidak stabil
Tabel 3.58 Proyeksi Level of Service Jalan Kedungsari Kecamatan
Tegalsari 2021 – 2025
Tahun Proyeksi
Analisis
2021 2022 2023 2024 2025
Volume Lalu
2618.299 2682.383 2814.734 2957.366 3111.079
lintas
Kapasitas Jalan 3696 3696 3696 3696 3696
Derajat
0.70841 0.72575 0.761562 0.80015 0.84174
Kejenuhan
Level of Service C C C D D
Sumber: Hasil Analisa 2020
104
10. Jalan Dinoyo
Pada kondisi eksisting, ruas Jalan Dinoyo memiliki tingkat pelayanan
yang cukup baik karena masih berada pada kategori C. Namun jika dilihat
pada tabel di bawah ini, kondisi ruas Jalan Dinoyo akan mengalami penurunan
performa. Hasil analisis MKJI 1997, ruas Jalan Dinoyo memiliki V/C ratio
atau derajat kejenuhan (DS) yang mengalami peningkatan mengikuti
pertumbuhan volume kendaraan. Penurunan performa tingkat pelayanan ini
perlu mendapatkan perhatian untuk mencegah adanya penurunan performa
jalan yang lebih parah lagi sesuai dengan MKJI 1997 yang mengatakan
kategori E mengindikasi volume pelayanan berada pada kapasitas dan
alirannya tidak stabil
Tabel 3.59 Proyeksi Level of Service Jalan Dinoyo Kecamatan Tegalsari
2021 – 2025
Tahun Proyeksi
Analisis
2021 2022 2023 2024 2025
Volume Lalu
2294.682 2457.389 2631.983 2819.346 3020.425
lintas
Kapasitas Jalan 3266 3266 3266 3266 3266
Derajat
0.70259 0.75241 0.80587 0.86324 0.92480
Kejenuhan
Level of Service C C D D E
Sumber: Hasil Analisa 2020
105
BAB IV
RUMUSAN POTENSI DAN MASALAH
4.1 Potensi
1. Memiliki pedestrian ways dan jembatan penyeberangan orang yang dapat
dikatakan baik di beberapa ruas jalan arteri dan juga kolektor seperti di
sepanjang Jalan Raya Darmo, Jalan Dr. Soetomo dan Jalan Embong Malang.
2. Persebaran jaringan pedestrian belum merata sehingga menyebabkan para
pejalan kaki kesulitan untuk melakukan perjalanan.
3. Di sepanjang jalan Diponegoro dan Raya Darmo sangat strategis untuk
dikembangkan karena merupakan jalan arteri primer dan sekunder serta
dilewati oleh berbagai angkutan umum seperti lyn dan bis kota.
4. Dilalui oleh Suroboyo Bus yang memiliki tingkat kenyamanan tinggi dan
biaya yang murah
5. Banyak rute yg tersedia antar zoba sebagai alternatif pembagian pembebanan
jalan yg diterima setiap rute. Misalnya seperti rute zona 4 ke zona 9 maupun
sebaliknya dari zona 9 ke zona 4 yang melewati ruas Jalan Pandegiling dapat
dialihkan menuju Jalan Diponegoro.
6. Terdapat ruas-ruas jalan yang dalam proyeksi jangka lima tahun masih berada
di dalam keadaan baik sehingga tidak membutuhkan adanya treatment khusus
untuk menangani pertumbuhan jumlah kendaraan.
4.2 Masalah
1. Masih ada ruas jalan yang digunakan untuk parkir sembarangan dan
pedagang yang berjualan di pinggir jalan contohnya di sepanjang Jalan
Sriwijaya dan Pandegiling.
2. Ada beberapa pemberhentian yang fungsinya belum maksimal karena tidak
dilewati oleh angkutan umum contohnya Pemberhentian Rostania Jaya di
Jalan Pandegiling.
3. Volume kendaraan tiap tahun bertambah signifikan terutama pada kendaraan
sepeda motor sehingga diperlukannya treatment khusus pada jalan-jalan yang
kondisinya sudah jenuh.
4. Terdapat tiga ruas jalan yaitu Jalan Basuki Rahmat, Jalan Embong Malang
dan Jalan Pandegiling yang memiliki tingkat pelayanan yang kurang baik
sehingga tidak jarang terjadi kemacetan pada ruas jalan ini.
5. Pemilihan moda angkutan pada kegiatan bekerja cenderung masih
menggunakan kendaran pribadi yang menyebabkan terus bertambahnya
volume kendaraan yang tidak diimbangi dengan kapasitas jalan.
106
BAB V
RENCANA KEGIATAN
107
Berdasarka dua tipologi tersebut, diarahkan konsep pengembangan sebagai
berikut:
Pada ketiga konsep jalur pedestrian, harus dikembangkan jalur hijau sebagai
pelindung/penenduh sesuai dengan aturan teknis perencanaan lanskap. Serta
pengembangan jalur pedestrian yang ramah untuk kaun penyandang cacat.
108
Gambar 5.3 Penggambaran Konsep Jalur Pedestrian yang
Ramah bagi Penyandang Cacat
109
Tabel 5.1 Rencana Kegiatan 2021-2025
Tahun Kegiatan
Larangan atau pembatasan jumlah kendaraan yang melewati
titik kemacetan
Penertiban bagi parkir-parkir liar yang melanggar peraturan
seperti parkir on-street yang memakan bahu jalan
Peningkatan pajak kendaraan pribadi
2021 Penyusunan rencana optimalisasi Suroboyo Bus
Penyusunan rencana optimalisasi pedestrian ways
Penyusunan rencana kebijakan kendaraan pribadi
Mendorong peran serta swasta dan masyarakat untuk
menyediakan sarana dan prasarana jaringan jalan bagi pejalan
kaki
Melakukan pengalihan jalur bagi kendaraan untuk melewati
jalan alternative pada beberapa jalan yang memiliki tingkat
pelayanan lebih baik
Penyesuaian rencana jadwal Suroboyo Bus dengan jam
pergerakan bekerja yaitu dimulai pukul 06.00 pagi
2022 Peletakan halte dikawasan perkantoran/tempat kerja, berguna
untuk memangkas waktu perjalanan dari halte ke tempat tujuan
Perbaikan fisik jalur pedestrian yang telah ada
Kebijakan pembatasan kepemilikan kendaraan pribadi
Peningkatan pajak kendaraan pribadi
Menyediakan fasilitas pelengkap jalur pejalan kaki
(penambahan fasilitas lampu jalan, rambu, dll)
2023 Penyediaan jalur pejalan kaki ini disesuaikan dengan standar
prasarana dan aturan lebar jalur pejalan kaki yang dibutuhkan
sehingga tidak mengganggu dimensi jalan yang ada
Peletakan halte Suroboyo Bus dikawasan perkantoran/tempat
kerja, berguna untuk memangkas waktu perjalanan dari halte ke
2024 tempat tujuan.
Rute Suroboyo Bus diperbanyak sehingga bisa menjangkau
tempat kerja lainnya.
Melanjutkan kegiatan yang belum terselesaikan
2025 Evaluasi rencana lima tahunan
Penyusunan rencana baru
Sumber : Analisa Penulis
110
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Pada wilayah studi Kecamatan Tegalsari, mayoritas penggunaan lahan yang
ada adalah perkantoran, perdagangan dan jasa, serta permukiman baik
permukiman padat, sedang, maupun tinggi. Dengan kegiatan bekerja yang keluar
masuk wilayah studi, masalah kemacetan yang kerap ditemui dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain; kapasitas jalan, volume kendaraan, parkir on-street
yang tersebar di beberapa titik, dan jarangnya penggunaan tranportasi publik.
Dalam melakukan analisa keefektifan aksesibilitas transportasi yang ada di
Kecamatan Tegalsari, kami menggunakan Metode Four Step Model, yang terdiri
dari Trip Generation, Trip Distribution, Moda Split, dan Trip Assignment. Setelah
melakukan analisis Four Step Model, dapat diketahui bahwa faktor pembangkit
pergerakan bekerja Kecamatan Tegalsari dipengaruhi oleh jumlah kepemilikan
kendaraan sedangkan faktor penarik pergerakan bekerja adalah variabel jumlah
rumah tangga. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa ruas jalan
yang memiliki jumlah pergerakan rendah, sedang, maupun tinggi. Ruas jalan yang
ada di Kecamatan Tegalsari juga memiliki macam-macam tipe kapasitas dan
kemampuan jalan. Namun, masih terdapat banyak ruas jalan yang memiliki nilai
pembebanan jalan yang tinggi dengan kemampuan jalan yang rendah. Sehingga
hal tersebut dapat menyebabkan aksesibilitas yang tidak lancar, dan penambahan
waktu tempuh serta biaya.
Dari hasil identifikasi analisis penulis, dengan mempertimbangkan arah
pengembangan dari RDTR UP VI Tunjungan, didapatkan empat indikasi program
yang dapat diterapkan guna mengembangkan kawasan wilayah studi Kecamatan
Tegalsari, yaitu :
a. Melaksanakan Manajemen Lalu Lintas
Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di wilayah
studi karena volume kendaraan yang tiap tahun bertambah secara
signifikan.
b. Optimalisasi Fungsi Suroboyo Bus sebagai Angkutan Massal dalam
Mendukung Pergerakan Bekerja
Guna mempermudah keberlangsungan kegiatan bekerja sekaligus
meningkatkan kesadaran masyarakat akan penggunaan transportasi publik
untuk berkegiatan
c. Kebijakan mengenai Keberadaan dan Kepemilikan Kendaraan Pribadi
Untuk mengurangi banyaknya parkir on-street yang menjadi salah satu
alasan terjadinya kemacetan pada wilayah studi
d. Optimalisasi Pedestrian Ways
Guan mengaktifkan kembali aktivitas pada jalur pedestrian sehingga
penduduk setempat maupun diluar wilayah studi dapat beraktivitas secara
optimal karena banyaknya perdagangan jasa dan perkantoran yang tersebar
tanpa harus merasakan macet.
111
6.2 Saran
Dalam melakukan analisa dengan menggunakan metode Four Step Model,
kami melakukan pengumpulan data masyarakat Kecamatan Tegalsaro melalui
Home Based Interview. Dikarenakan keterbatasan waktu dan kondisi yaitu adanya
Pandemi Corona yang sedang melanda Indonesia khususnya Kota Surabaya,
Home Base Interview yang dilakukan belum mencakup keseluruhan zona di
Kecamatan Tegalsari. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
112
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, R.F., 2017. Studi Kelayakan Penerapan Electronic Road Pricing Pada
Jalan Embong Malang (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).
Kayori, R.F., Sendow, T.K., Jefferson, L. and Manoppo, M.R., 2013. Analisa Derajat
Kejenuhan Akibat Pengaruh Kecepatan Kendaraan Pada Jalan Perkotaan Di Kawasan
Komersil (Studi Kasus: Di Segmen Jalan Depan Manado Town Square Boulevard
Manado). Jurnal Sipil Statik, 1(9).
Dipahada, R., Parman, S. and Putro, S., 2014. ANALISIS LEVEL OF SERVICE
(LOS) DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS
MENGGUNAKAN SIG DI JALAN UTAMA KECAMATAN KOTA
KENDAL. Geo-Image, 3(1).
Wijaya, G.S., 2015. Studi Kelayakan Jaringan Jalan Raya Akibat Adanya Trem Kota
Surabaya (segmen 1 Joyoboyo-Basuki Rahmat) (Doctoral dissertation, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember).
113