Critical Review On "Evaluation of A Collaborative Model: A Case Study Analysis of Watershed Planning in The Intermountain West"
Critical Review On "Evaluation of A Collaborative Model: A Case Study Analysis of Watershed Planning in The Intermountain West"
NRP : 08211840000018
Monitoring &
Antecedents Problem Direction Implementation
Evaluation
Setting Setting
Dimulai dari anteseden atau merupakan proses persiapan dari para stakeholders yang
akan terkait. Kemudian dilanjutkan dengan penetapan masalah yang didalamnya dilakukan
proses identifikasi stakeholders dan kepentingannya masing masing. Pada tahap ini
dilakukan juga penetapan koordinator, dimana koordinator ini perlu membimbing para
pemangku kepentingan dalam merumuskan perencanaan kolaboratif. Setelah melakukan
penetapan masalah, collaboration-based planning ini membutuhkan penetapan arah
perencanaan. Pada tahap ini ditetapkan tujuan, aturan dasar dan membagi subkelompok
untuk membahas masalah dalam berbagai perspektif. Setelah melalui kesepakatan, proses
implementasi berjalan sesuai dengan pembagian sub kelompok. Pengkolektifan data ini
dilakukan oleh organisasi formal yang menangani permaslaahan terkait. Dalam proses
implementasi, semua pemangku kegiatan baik yang berada di luar maupun didalam proses
perencanaan perlu menerima informasi terkait proses perencanaan ini. Pada bagian
monitoring dan evaluation, selama fase ini, model merekomendasikan agar pemangku kepentingan
memantau dan mengevaluasi strategi penerapan mereka untuk menentukan apakah strategi ini
mencapai tujuan kelompok. Hasil monitoring dan evaluasi ini nantinya menjadi input dari
proses perencanaan ke depannya.
Model Selin dan Chavez akan dievaluasi melalui analisis dari tiga studi kasus dari tempat
yang berbeda. Pemilihan studi kasus ini memiliki kriteria sama sama telah menerapkan
elemen kolaboratif dengan stakeholders yang bersifat sukarela dalam partisipasinya. Ketiga
studi kasus juga berada di wilayah Intermountain West dengan kasus terkait DAS. Data dari
ketiga studi kasus ini dianalisis dengan menggunakan metode Content Analysis,
Triangulation dan Pattern Matching. Dari hasil analisis tersebut, pola dari kolaboratif masing
masing kasus akan dicocokkan dengan model Selin dan Chavez.
Tahap persiapan pada kegiatan collaboration-based planning ketiga kasus ini
mengidentifikasi adanya dua kondisi di luar dari perkiraan yaitu kurangnya data dan sanksi
pada regulasi. Kondisi ini akan membuat para pelaku perencanaan melakukan kerja sama
dalam mencapai tujuannya dengan dua kondisi yang tak terprediksi. Pada proses penetapan
masalah, para pemangku kegiatan sepakat untuk menentukan permasalahan dan isu dari
kondisi masing-masing DAS. Pada tahap ini, para pemangku kegiatan saling membagi
informasi dan pengetahuan, baik secara formal maupun informal. Selain melakukan diskusi
secara formal dan informal, para pemangku kepentingan dari tiga kasus ini juga melakukan
validasi ke lapangan dan kepada pemangku kepentingan terkait di luar dari pemangku
kegiatan yang masuk ke dalam bagian perencanaan. Para pemangku kepentingan dari ketiga
kasus sepakat bahwa perencanaan dengan cara lama tidak akan semaksimal collaboration-
based planning yang memungkinkan terjadinya banyak interaksi antar pemangku
kepentingan. Pada tahap penetapan arah, para koordinator menyatakan bahwa mengeksplorasi
opsi dan menetapkan rencana merupakan inti dari fase ini. Setelah rencana dapat terumuskan, para
pemangku kepentingan memastikan bagian kerjanya masing masing dengan tetap bersifat
kolaboratif. Namun pada kasus Little Bear River Group, kendala yang didapati justru menekankan
Little Bear River Group untuk lebih fokus pada pengerjaan proyek lapangan tanpa adanya analisis
mengenai kondisi DAS terlebih dahulu. Setelah arah perencanaan terumuskan, tahap implementasi
dapat berjalan. Pada tahap ini, Animas Group dan Little Bear Group sama sama melakukan
perumusan struktur organisasi. Sedangkan Willow Creek Project membiarkan organisasinya berjalan
secara fleksibel. Pembentukan struktur organisasi ini mempersulit adanya diskusi informal yang
menekankan pada kreatifitas, sehingga situasi kaku sering tercipta pada proses perencanaan Animas
dan Little Bear. Selagi proses implementasi berjalan, tahap monitoring dan evaluasi dapat dimulai.
Semua koordinator percaya bahwa tahap monitoring dan evaluasi adalah tahapan yang paling sulit
untuk ditangani oleh kelompok pemangku kepentingan. Kesulitan ini ditemukan lantaran kurang
baiknya pengamatan pada data dasar awal yang menjadi tolak ukur evaluasi.
Setelah semua proses dianalisis, penulis melakukan pencocokan dengan model Selin dan Chavez.
Pada bagian persiapan, terdapat faktor baru yang muncul yaitu kekurangan data dan aturan regulasi
terkait. Kemudian pemindahan hubungan formal dari tahap implementasi ke tahap penetapan arah
juga dibutuhkan guna mencegah terhambatnya proses dialog. Penetapan basis-basis data juga perlu
ditambahkan dalam tahap penetapan arah agar proses evaluasi dapat berjalan lancar. Kedepannya
penyesuaian bentuk model Selin dan Chavez ini akan terus terjadi seiring berkembangnya masalah
perencanaan dan kreativitas masing-masing pemangku kegiatan.