Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rahma Rohanawati

Nim : 21.11.032
Kelas : 3A Reguler karyawan

RESUME
PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN

KEPUTUSAN MELAKUKAN PERENCANAAN


Keputusan paling awal dari keseluruhan proses perencanaan adalah keputusan politik untuk
melakukan perencanaan. Keputusan ini diambil untuk mengatasi problema pembangunan dan untuk
mencapai sasaran atau tujuan yang diinginkan.

MENGEMBANGKAN ORGANISASI PERENCANAAN


Tahap kedua adalah membuat dan mengembangkan kerangka organisasi perencanaan dengan
melibatkan tenaga-tenaga spesialis dari beberapa departemen pemerintah atau badanbadan lain.
Organisasi ini meliputi : (a) hubungan-hubungan hierarkis diantara orang-orang yang terlibat dalam
perencanaan itu sendiri (organisasi intern), (b) hubungan antara badan perencanaan itu dengan
lembaga-lembaga (atau aparat-aparat) lainnya yang terkait (organisasi ekstern). Formasi dan struktur
organisasi ini disesuaikan dengan struktur permasalahan yang akan diselesaikan.
Fungsi badan perencanaan ini adalah :
1. menyusun rencana-rencana,
2. melaksanakan penelitian-penelitian pendahuluan,
3. menyusun peraturan-peraturan,
4. mengumpulkan data standar untuk keperluan perencanaan,
5. member nasehat dan laporan mengenai berbagai segi dari kebijaksanaan ekonomi
6. mengkoordinir semua kegiatan perencanaan yang dilakukan oleh sektor-sektor pemerintahan
lainnya dan bahkan juga oleh swasta, sehingga semuanya merupakan bahagian intergral dari
suatu perencanaan nasional.

FORMULASI TUJUAN DAN SPESIFIKASI SASARAN


Tujuan dan sasaran mencerminkan prioritas perencanaan. Seterusnya keberhasilan suatu
perencanaan biasanya ditunjukkan oleh seberapa jauh tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya dapat dicapail. Sasaran atau tujuan perencanaan pembangunan ditetapkan oleh politisi.
Keberhasilan suatu perencanaan pembangunan oleh karena itu juga ditentukan oleh para politisi.

PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA


Setelah tujuan dan sasaran ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan dan
menganalisis data yang diperlukan. Kegiatan ini diperlukan untuk mengetahui keadaan sekarang dan
membuat proyeksi bagi masa yang akan datang.
IDENTIFIKASI BEBERAPA ALTERNATIF TINDAKAN
Perencana harus mengidentifikasi beberapa alternative yang paling mungkin untuk
dilaksanakan, untuk memecahkan problema pembangunan atau yang dipakai untuk mencapai sasaran.
Dalam identifikasi alternative tersebut bisa digunakan berbagai bentuk teknik atau pendekatan, mulai
dari yang paling sederhana (intuisi dan judgement) sampai kepada metoda-metoda yang sistematis,
formal dan yang bersifat kuantitatif (matematis). Identifikasi berbagai alternative tersebut diperlukan
untuk memudahkan pekerjaan para perencana pada tahap berikutnya, yakni membandingkan atau
menilai beberapa alternative yang paling layak untuk dilaksanakan.

PROJECT APPRAISAL
Setelah berbagaii alternative tersebut diidentifikasi, maka langkah berikutnya adalah menilai
dan membandingkan beberapa alternative tersebut. Langkah ini dikenal sebagai “plan appraisal” atau
project appraisal. Appraisal berarti menilai keuntungan dan kerugian beberapa alternative tindakan atau
proyek. Untuk menilai dan membandingkan beberapa alternative tersebut diperlukan suatu kriteria atau
teknik tertentu. Teknik-teknik penilaian proyek-proyek ekonomi ini langsung memperhitungkan biaya
dan manfaat (benefit) berbagai proyek. Teknik yang paling banyak dipakai untuk menilai dan
membandingkang proyek adalah CBA (cost-benefit analysis). Teknik ini mampu memberikan informasi
yang dibutuhkan terutama yang bersifat kuantitatif. Pada tahun 1960-an dikembangkan lagi teknik EIA
(Environment impact assessment) yang lebih menekankan pada analisis pengeruh proyek terhadap
lingkungan alam (polusi, manfaat eksternal, dan sebagainya). Teknik lainnya adalah SIA (Social Impact
Assesment ) yang lebih menekankan pengaruh proyek terhadap lingkungan sosial.

MEMILIH ALTERNATIF
Berdasarkan hasil penilaian terhadap berbagai alternative atau proyek yang dikemukakan
dipilihlah yang terbaik. Namun keputusan (alternative) yang akan dilaksanakan kembali ditentukan oleh
para politisi.

IMPLEMENTASI
Implementasi (pelaksanaan) sering dianggap sebagai suatu kegiatan yang berad di luar ruang
lingkup perencanaan, karena implementasi dari proyek atau program tertentu merupakan tanggung
jawab dari pelaksana teknis atau administrative bukan tanggung jawab perencana. Akan tetapi ini tidak
berarti bahwa para perencana bisa mengabaikan tahap implementasi tersebut. Seringkali masalah
implementasi merupakan salah satu kelemahan utama perencanaan di Negara-negara sedang
membangun.

Perbincangan selanjutnya mengenai implementasi ini meliputi :


1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Rencana Berikut ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu rencana :

a. Sifat Proses Perencanaan


Menurut konsep perencanaan siklis, implementasi adalah suatu kegiatan yang terpadu dengan
proses persiapan rencana. Konsep ini memberikan dua keuntungan :
(1) Menunjukkan bahwa implementasi secara logis merupakan kelanjutan dari tahap identifikasi dan
pembandingan alternatif kegiatan rencana.
(2) Menekankan pentingnya fungsi pemantauan (monitoring) dan evaluasi dari pelaksanaan rencana
yang dapat memberikan umpan balik informasi bagi pengambilan keputusan.

b. Organisasi Perencanaan dan Implementasi


Keberhasilan implementasi rencana sangat ditentukan oleh organisasi dan administrasi. Sebagai
suatu proses siklis, perencanaan dalam arti luas bukan hanya pekerjaan seorang perencana, melainkan
suatu proses yang jauh lebih rumit karena melibatkan banyak orang dan organisasi. Semuanya ini
memerlukan koordinasi antara perencana professional, administrasi pemerintahan dan badan pelaksana
lainnya. Semakin efektif dan efisien suatu organisasi dan administrasinya, semakin berhasil
implementasi suatu rencana.

c. Isi Rencana
Disain rencana harus jelas karena dipakai sebagai pedoman dalam implementasi. Berikut ini
adalah permasalahan implementasi rencana yang sering dialami oleh beberapa NSB :

(1) Konflik antara kaum politisi sering menghasilkan kesepakatan disain proyek yang semu sehingga sulit
melaksanakannya.
(2) Suatu proyek dirancang dengan standar yang tidak cocok dengan aspirasi politik dan masyarakat
setempat.
(3) Para konsultan dan teknisi asing yang dipakai kurang mengenal kondisi khusus NSB, sehingga disain
proyek yang dihasilkan terlalu ambisius dan kurang mencerminkan kenyataan.
(4) Suatu proyek terpaksa ditunda karena rencana biayanya terlalu besar sehingga dalam
pelaksanaannya terjadi kekurangan dana. Berdasarkan pengalaman di atas, maka disarankan agar setiap
rencana memperhatikan dengan seksama ketersediaan sumberdaya termasuk kondisi politik dan
kemampuan administrative untuk mendukung implementasi rencana.
d. Manajemen Proses Implementasi
Suatu rencana bagaimanapun realistisnya tidak akan bisa dilaksanakan kalau sumbersumber
yang diperlukan tidak tersedia dalam jumlah yang cukup pada tempat yang semestinya dan pada waktu
yang tepat.

1. Teknik Implementasi

Fungsi utama teknik implementasi adalah mengidentifikasi struktur masalah implementasi dan
menganalisis tahap-tahap yang harus ditangani secara khusus. Teknik-teknik implementasi tersebut
akan lebih efektif apabila diterapkan sebagai bahagian dari pendekatan menyeluruh dalam manajemen
implementasi. Secara keseluruhan ada dua jenis teknik yang biasa digunakan oleh para perencana untuk
memecahkan berbagai masalah implementasi yaitu : (a) teknik tradisional dan (b) teknik jaringan kerja
(network technique). Teknik sederhana antara lain meliputi:

a. Project Breakdown Structure (PBS)


Project Breakdown Structure (PBS) adalah teknik yang menjabarkan suatu rencana atau proyek menjadi
suatu struktur hierarki yang sistematis menurut komponen-komponennya.

b. Bar Charts
Teknik diagram batang (barcharts) meliputi teknik penajian bagian-bagian rencana atau proyek menurut
suatu kerangka/jadwal waktu tertentu dalam bentuk skedul atau bagan sederhana.

c. Milestone
Teknik ini merupakan pengembangan dari teknik bar charts, yaitu dengan memasukkankegiatan -
kegiatan kunci (yang paling penting) pada suatu waktu kedalam diagram tersebut.

d. Critical Path analysis (CPA)


Dalam analisis jalur kritis ini setiap kegiatan dicerminkan oleh tanda panah dan lingkaran mencerminkan
suatu event (akhir suatu kegiatan). Diagram jaringan kerja ini mempunyai titik awal (startingpoints) dan
titik akhir tujuan (finishingpoints). Sedangkan lamanya kegiatan dicerminkan oleh taksiran panjangnya
garis panah. Diantara berbagai kegiatan tersebut akan dicari dan ditemui suatu jalur yang disebut jalur
kritis (criticalpath), yaitu satu-satunya jalur yang paling efisien (optimal).

e. Program Evaluation and Review Technique (PERT)


Teknik ini mirip dengan CPA, perbedaan pokoknya pada istilah perhitungan. Dalam PERT dilakukan tiga
taksiran pada lamanya kegiatan. PERT ini juga menggunakan taksiran mengenai kemungkinan tentang
waktu terlama dan tercepat pada event-event kunci.

2. Manajemen Proses Implementasi

Ada dua tipe manajemen proses implementasi yaitu :

a. Sistem Manajemen Implementasi (SMI)


SMI adalah suatu system yang menekankan kepada koordinasi pelaksanaan suatu proyek
melalui pemakaian kombinasi dari berbagai ukuran termasuk penerapan teknik-teknik implementasi,
berbagai laporan prosedur pemantauan, serta berbagai laporan prosedur pemantauan, serta berbagai
teknik manajemen yang dirancang untuk mengkoordinasikan hubungan kerja berbagai badan
pelaksanaan suatu proyek. Contoh SMI adalah :Programming Implementation Management (PIM) dan
Operation Room System (ORS).

 Programming Implementation Management PIM


dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan metode programming, pengawasan operasional dan
evaluasi berbagai proyek pengembangan kota. Sistem ini memiliki tiga elemen utama yaitu : (I) APE
(Annual Programming Exercise = latihan membuat program tahunan), (II) MMM ( Monthly Management
Meeting = pertemuan manajemen bulanan) dan (III) MMR (Monthly Management Report = laporan
manajemen bulanan).
b. Sistem Perencanaan Anggaran (SPA)
Dalam system ini koordinasi terutama ditekankan antara perencanaan (planning) dengan system
anggaran (budgetting) pemerintah. Di Negara-negara Sedang Membangun (NSB) sering terjadi
kesenjangan antara perencanaan dengan sumber pembiayaan rencana tersebut. Hal ini disebabkan oleh
adanya perbedaan : (i) antara sasaran perencanaan dengan sasaran anggaran dan (ii) perbedaan metode
perencanaan dengan anggaran. Perbedaan ini bersumber dari perbedaan persepsi antara perencana
dengan pihak yang menentukan anggaran. Oleh karena itu perlu diadakan koordinasi atau mengubah
metode perencanaan anggaran tersebut.

Ada dua pendekatan untuk memecahkan problema tersebut :


 Pertama, menyesuaikan system perencanaan dengan system atau prosedur anggaran. Oleh
karena system anggaran biasanya ditetapkan tahunan maka system perencanaan perlu diubah,
misalnya dari rencana lima tahun menjadi rencana tahunan.
 Kedua, mengubah prosedur anggaran. Biasanya dilakukan dengan mengklasifikasikan kembali
berbagai komponen anggaran sedemikian rupa sehingga mencerminkan hubungan antara
pengeluaran pemerintah dengan sasaran program atau proyek perencanaan.

Pada mulanya SPA sudah mengandung kedua pendekatan itu. Misalnya pengalaman Amerika Serikat
pada tahun 1960-an dengan sistemnya yang terkenal dengan PPBS (Planning, Programming Budgeting
System). Sesuai dengan namanya PPBS mengandung tiga elemen pokok yaitu :
 Planning , meliputi identifikasi sasaran atau tujuan, formulasi beberapa alternative kegiatan,
penentuan pilihan dan alokasi sumber-sumber.
 Programming (pembuatan program), pada dasarnya berarti mengorganisir dan mengontrol
berbagai aktivitas sebagai hasil dari keputusan perencanaan.
 Budgeting (penganggaran), berarti proses transformasi keputusan-keputusan perencanaan dan
program ke dalam rencana financial.

Seterusnya tahap-tahap yang harus dikerjakan untuk menerapkan system PPBS ini adalah :
a) Membuat struktur program. Berbagai aktifitas perencanaan dari berbagai badan dikelompokan
dan dihubungkan dengan sasaran dan tujuan. Untuk itu tujuan induk dibagi menjadi tujuan-
tujuan yang lebih kecil sehingga bisa dicapai dalam suatu paket kegiatan.
b) Menganalisis program, yang meliputi pembandingan beberapa program.
c) Mengadakan pemantauan (monitoring) dan menunjau kembali (reviewing) kemajuankemajuan
yang telah dicapai dalam implementasi rencana atau proyek-proyek tersebut.

PEMANTAUAN DAN EVALUASI


Sewaktu tahap impelentasi berlangsung perlu dilakukan kegiatan pemantauan (monitoring)
untuk menjamin agar implementasi itu tidak menyimpang dari rencana, serta untuk melacak berbagai
masalah yang mungkin timbul selama proses implementasi. Idealnya pemantauan yang dilakukan
kontinu. Disamping pemantauan sering diperlukan pula kegiatan evaluasi secara terinci, baik setelah
dilakukan penyempurnaan maupun pada suatu waktu selama proses implementasi itu. Kegiatan evaluasi
diperlukan untuk mengetahui sampai berapa jauh rencana itu telah mencapai sasarannya dan akibat-
akibat yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Evaluasi itu membutuhkan tindakan pengumpulan data
tambahan, baik yang berkaitan dengan rencana atau proyek bersangkuta maupun data umum. Dengan
data itu para perencana dapat mengidentifikasi masalah-masalah baru yang juga bisa dipakai bagi
kepentingan perencanaan berikutnya. Jadi kegiatan pemantauan dan evaluasi disini berfungsi untuk
mengukur keberhasilan dan kegagalan suatu rencana, serta memberikan informasi penting bagi aktivitas
perencanaan yang lebih baik pada masa yang akan datang.
Proses Perencanaan Pembangunan Daerah

Sumber:
1. Surat Edaran Bersama Bappenas dan Menteri Dalam Negeri, Tahun 2007
2. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 Proses Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan
Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang
melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian
sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan
wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu prinsip perencanaan pembangunan daerah Perencanaan
pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.
Perencanaan pembangunan daerah dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan
berdasarkan peran dan kewenangan masing masing. Perencanaan pembangunan daerah
mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah. Perencanaan
pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing
daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional. Tahapan Rencana Pembangunan Daerah
1. Rencana Pembangunan Daerah, Yang Meliputi :
 RPJPD; Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, dengan periode selama 20
tahun
 RPJMD; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dengan periode 5 tahun
 RKPD; Rencana Kerja Pembangunan Daerah, dengan periode 1 tahun
2. Rencana Pembangunan Daerah disusun dengan tahapan:
 penyusunan rancangan awal;
 pelaksanaan Musrenbang;
 perumusan rancangan akhir; dan
 penetapan rencana.
 Penyusunan rancangan RKPD dilakukan melalui proses pembahasan yang terkoordinasi antara
Bappeda dengan seluruh SKPD melalui penyelenggaraan Musrenbang di daerah masing-masing.

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)


Pelaksanaan Musrenbang dalam rangka penyusunan RKPD, setiap tahunnya diselenggarakan sesuai
jadwal sebagai berikut:
 Musrenbang Desa /Kelurahan dilaksanakan pada bulan Januari;
 Musrenbang Kecamatan dilaksanakan pada bulan Februari sebelum Musrenbang Kabupaten /
Kota;
 Musrenbang Kabupaten / Kota dilaksanakan pada bulan Maret;

Musrenbang berfungsi sebagai forum untuk menghasilkan : kesepakatan antar pelaku


pembangunan tentang rancangan RKPD, yang menitikberatkan pada pembahasan untuk sinkronisasi
rencana kerja antar kementrian/lembaga/SKPD dan antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam
pencapaian tujuan pembangunan daerah.

A. Musrenbang Desa / Kelurahan adalah forum musyawarah secara partisipatif oleh para pemangku
kepentingan (stakeholders) desa/kelurahan (pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan
desa/kelurahan dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana
kegiatan tahun anggaran berikutnya. Musrenbang desa/kelurahan dilaksanakan dengan memperhatikan
rencana pembangunan jangka menengah desa/kelurahan, kinerja implementasi rencana kegiatan tahun
berjalan, serta masukan dari narasumber dan peserta yang menggambarkan permasalahan nyata yang
sedang dihadapi.
B. Musrenbang Kecamatan adalah forum musyawarah tahunan para pemangku kepentingan di
tingkat kecamatan untuk mendapatkan masukan kegiatan prioritas dari desa/kelurahan serta
menyepakati rencana kegiatan lintas desa/kelurahan di kecamatan yang bersangkutan sebagai dasar
penyusunan Rencana Kerja Kecamatan dan Rencana Kerja SKPD Kabupaten/Kota pada tahun berikutnya

Anda mungkin juga menyukai