PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan fungsi dari evaluasi dalam suatu pembangungan
2. Mengetahui keberhasilan suatu pembangunan melalui evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN
Pelaksanaan pembangunan nasional yang baik ditentukan oleh peran dan strategi
pembangunan yang dilakukan secara terpadu oleh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah sesuai dengan kewenangannya.
Besarnya skala dan cakupan pembangunan nasional membutuhkan sinergi, integrasi dan
koordinasi antar pemangku kepentingan, terutama pemerintah pusat dan daerah dalam rangka
mencapai sasaran pembangunan nasional. Adanya pendekatan perencanaan berbasis Tematik,
Holistik, Integratif, dan Spasial (THIS) juga menguatkan prinsip bahwa kontribusi
pembangunan daerah sangat penting dalam pencapaian sasaran pembangunan nasional.
1. Untuk menjamin terlaksananya kebijakan, program dan proyek sesuai dengan target
dan rencana yang telah ditetapkan (on Track – on Schedulle) (M)
2. Agar ada umpan balik terhadap kebijakan, program dan proyek, untuk diteruskan
dilanjutkan dengan perbaikan atau dihentikan (M/E)
3. Untuk membantu pemangku kepentingan belajar lebih banyak mengenai kebijakan,
program dan proyek (E)
4. Agar kebijakan, program dan proyek mampu mempertanggungjawabkan penggunaan
dana publik (akuntabilitas) (E)
5. Monitoring merupakan kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana,
mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul
untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin.Hasil akhirnya adalah Pelaporan.
6. Pengendalian adalah serangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang cepat
dimaksudkan untuk menjamin agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai
dengan rencana yang ditetapkan. Hasil akhirnya berupa Tindakan/Keputusan.
Evaluasi merupakan proses menentukan nilai atau pentingnya suatu kegiatan, kebijakan,
atau program. Evaluasi adalah sebuah penilaian yang seobyektif dan sesistematik mungkin
terhadap sebuah intervensi yang direncanakan, sedang berlangsung atau pun yang telah
diselesaikan. Evaluasi menurut PP 39/2006, adalah Rangkaian kegiatan membandingkan
realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan
standar yang telah ditetapkan. Masukan untuk perencanaan yang akan datang.
Yang dilakukan oleh Evaluator antara lain: merencanakan evaluasi, melaksanakan atau
menjalankan evaluasi (atau mempekerjakan staf untuk melaksanakan evaluasi), berkonsultasi
dan berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan (Tidak ada sub-ordinasi),
mengidentifikasi standar efektifitas, mencari, mengumpulkan, menganalisa,
menginterpretasikan dan melaporkan data serta temuan, memberikan rekomendasi,
mengelola anggaran evaluasi dan mengembangkan teori perubahan/Evaluasi.
Sejalan terhadap kemajuan yang ada di sektor ekonomi, kebutuhan konsumen dalam
sektor barang dan jasa juga ikut tumbuh dan berkembang sehingga dibutuhkan infrastruktur
yang memadai untuk mengakomodasi perpindahan dari suatu tempat dan tempat lainnya.
Ketersediaan infrastruktur transportasi jalan tol yang sudah ada ternyata hampir melebihi
kapasitas jumlah kendaraan per hari yang direncanakan. Infrastruktur jalan berperan yang
dominan pada sistem transportasi nasional, jalan mengangkut 70% dari total angkutan barang
serta 82% dari total angkutan penumpang (World bank, 2012). Jalan umum yang masih jadi
bagian dari sistem jaringan jalan serta menjadi jalan nasional dan yang menggunakannya
wajib membayar disebut dengan jalan tol (Peraturan Menteri PUPR No.10 tahun 2018).
Berdasarkan pernyataan tersebut, bisa ditarik kesimpulan jika proyek konstruksi khususnya
pada bidang jalan tol merupakan sebuah proyek konstruksi yang sangat diharapkan
keberhasilannya. Terlebih lagi dimasa sekarang ini, dunia sedang dihadapkan pada
permasalahan kesehatan yaitu pandemi COVID-19 yang telah membatasi ruang gerak
manusia sebagai bentuk pencegahan meluasnya wabah tersebut. Hal ini membuat adanya
faktor baru yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pada pembangunan proyek konstruksi
jalan tol.
Hampir semua proyek konstruksi akan sering berhadapan terhadap barometer penting
pada pengerjaan proyek yang dapat disebut menjadi target proyek konstruksi. Hal ini
menjadikan kesuksesan sebuah proyek bisa dinilai dengan melihat hasil akhir penyelesaian
proyek, apakah proyek tersebut dapat mencapai waktu, biaya, dan mutu sesuai dengan apa
yang telah dirancang pada perencanaan proyek sebelumnya. Adapun menurut Pontan &
Christianto, 2019, kesuksesan sebuah proyek yaitu bila proyek dapat diselenggarakan
berdasarkan jadwal serta pedoman proyek yakni waktu, tepat mutu, dan tepat biaya, zero
accident, zero waste, kepuasan semua pihak, dan lain-lain.
Menurut (Nur Oktafia, 2017) dalam Purbaya, 2020, keberhasilan suatu pembangunan
proyek dapat didefinisikan menjadi dua faktor (Tomi Adenugroho, 2021), antara lain:
Faktor primer: Proyek diselesaikan dengan tepat waktu, biaya yang kompetitif, serta
kualitas mutu sesuai dengan yang diharapkan.
Faktor sekunder :Pemilik menerima proyek dengan baik dan memperkenankan
namanya dipakai sebagai referensi.
Berdasarkan dari hasil perhitungan index mean pada semua faktor diperoleh bahwa faktor
dominan yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan proyek konstruksi jalan tol
merupakan variabel dengan peringkat satu sampai lima dengan uraian sebagai berikut :
Hal ini sama dengan pendapat (Putri et al., 2020) yang menyatakan bahwa kualitas
dan keadaan alat merupakan salah satu faktor dominan yang mempengaruhi keberhasilan
proyek konstruksi. Selain itu, wawancara yang dilakukan oleh (Putri et al., 2020) kepada
pelaksana dilapangan bahwa salah satu penyebab terhambatnya pekerjaan dilapangan karena
kurangnya peralatan yang tersedia.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa tersedianya peralatan yang memadai dilapangan
dapat mencegah pekerjaan konstruksi terhambat sehingga dapat meningkatkan keberhasilan
dalam pembangunan proyek konstruksi khususnya pada proyek konstruksi jalan tol. Variabel
terbaru yang terdapat di faktor pandemic covid-19 yaitu melakukan vaksinasi kepada seluruh
pekerja yang terlibat didalam proyek dan memberikan suplemen atau vitamin yang berfungsi
untuk memperkuat imunitas tubuh tidak menjadi faktor dominan yang mempengaruhi
keberhasilan dalam pembangunan proyek konstruksi jalan tol karena melakukan vaksinasi
serta memberikan suplemen atau vitamin berpengaruh agar pekerja tidak mudah terkena
covid-19. Namun, sebuah proyek pembangunan harus tetap berjalan sesuaijadwal dengan
adanya pandemi covid-19 maupun tidak adanya pandemi covid-19. Selain itu, jika suatu
perusahaan harus memberikan suplemen atau vitamin kepada seluruh pekerja yang terlibat
dalam proyek pembangunan konstruksi jalan tol secara rutin akan mengakibatkan
pengeluaran anggaran menjadi sangat tinggi. Hal ini dapat terjadi karena dalam penyusunan
anggaran dalam pembangunan proyek tidak mempertimbangkan untuk memberikan suplemen
dan vitamin sebagai bentuk pencegahan covid-19.
.
KESIMPULAN
Bapennas, K. P. (2023). Kementrian PPN/ Bapennas. Retrieved oktober 17, 2023, from
https://peppd.bappenas.go.id/media/kegiatan/evaluasi
Rasidi, D. (2011, agustus 9). institusi pertahanan dalam negeri. Retrieved oktober 2023,
from institusi pertahanan dalam negeri: http://perencanaan.ipdn.ac.id/kajian-
perencanaan/kajian-perencanaan/monitoringdanevaluasiperencanaanpembangunan