Anda di halaman 1dari 6

Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN

Jantung adalah salah satu organ vital manusia yang terletak di dalam rongga dada. Organ ini
memiliki fungsi yang sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia. Jantung berperan dalam
sistem sirkulasi dan berfungsi sebagai alat pemompa darah. Kontraksi dan relaksasi yang teratur
dari otot-otot jantung memungkinkan darah yang mengandung banyak oksigen dari paru-paru
dipompakan ke seluruh tubuh dan darah yang berasal dari seluruh tubuh dipompakan ke dalam
paru-paru pada saat yang bersamaan. Mekanisme ini berlangsung terus-menerus dan
memungkinkan jaringan tubuh kita mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh
darah untuk proses metabolisme tubuh. Fungsi jantung yang sangat penting dan berkaitan erat
dengan organ-organ lain dalam tubuh, apabila dalam kerjanya jantung mendapatkan masalah
tentu akan menggangu fungsi tubuh yang lain juga.

Penyakit jantung banyak sekali macamnya, daintaranya gagal jantung, penyakit jantung reumatik,
penyakit jantung katup, penyakit jantung koroner, penyakit jantung bawaan, endokarditis,
kardiomiopati, miokarditis dan penyakit- penyakit jantung lainnya. Penyakit-penyakit jantung ini
disebabkan dan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti, menurunnya kemampuan pompa
jantung, infeksi kuman, penyempitan arteri koroner, trombus, hipertensi, atau karena kelainan
kongenital.

Penyakit jantung memiliki faktor risiko yang dapat dicegah dengan pola hidup yang sehat seperti,
rajin berolah raga, tidak merokok, menghindari makanan tinggi lemak, serta makan makanan yang
seimbang dan kaya serat. Selain itu, penyakit-penyakit jantung juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
risiko yang tidak dapat diubah, seperti faktor genetik, usia, atau penyakit jantung yang muncul
secara kongenital. Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit dengan jumlah kasus tertinggi
dan menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di rumah sakit Indonesia saat ini. Laporan
Hasil Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008 menyatakan bahwa sebanyak 16 provinsi di Indonesia
memiliki nilai prevalensi penyakit jantung diatas prevalensi nasional yaitu 7,2%.1 Data Dinkes
Jateng menyebutkan kasus tertinggi penyakit tidak menular pada tahun 2011 adalah penyakit
jantung dan pembuluh darah.2 Dari total 1.409.857 kasus yang dilaporkan, sebesar 62,43%
(880.193 kasus) adalah penyakit jantung dan pembuluh darah.2 Selain prevalensi dan kasus
kejadiannya yang tinggi, menurut Departemen Kesehatan Indonesia, penyakit jantung juga masuk
dalam 10 besar penyakit tidak menular penyebab kematian terbanyak di rumah sakit di Indonesia
tahun 2005 sebagai peringkat ke 5 setelah stroke, perdarahan intrakranial, septisemia, dan gagal
ginjal.3 Lebih buruk lagi, dengan semakin meningkatnya arus globalisasi dan berkembangnya
teknologi manusia telah membawa banyak perubahan dalam pola pikir, gaya hidup dan
lingkungan masyarakat. Perubahan tersebut juga mempengaruhi epidemiologi jumlah penderita
penyakit jantung di Indonesia, menyebabkan semakin meningkatnya jumlah kasus penyakit tidak
menular terutama penyakit jantung di Indonesia karena berkurangnya aktivitas, polutan, dan
asupan makanan-makanan cepat saji yang cenderung tidak sehat.

Salah satu penatalaksaan untuk pasien dengan penyakit jantung dan pembuluh darah adalah
dengan melakukan tindakan bedah jantung. Bedah adalah pengobatan penyakit dengan jalan
memotong atau mengiris bagian tubuh yang sakit, dalam konteks ini organ yang sakit adalah
jantung. Tujuan dilakukan tindakan bedah adalah untuk mengkoreksi kelainan anatomis atau
fungsi jantung. Beberapa jenis bedah jantung diantaranya, pembedahan Coronary Arteri Bypass
Grafting (CABG), pembedahan untuk menangani kecacatan katup jantung dan pembedahan pada
penyakit jantung bawaan.

CABG adalah teknik pembedahan arteri jantung dengan menggunakan pembuluh darah dari
bagian tubuh yang lain untuk membuat jalur pintas (bypass) arteri koroner jantung yang
tersumbat oleh lemak dan kolesterol yang menumpuk dan menghalangi pasokan darah ke dalam
jantung. Gejala penyakit jantung koroner dapat dikurangi dengan operasi CABG sehingga pasien
dapat hidup dengan normal dan mengurangi risiko serangan jantung serta masalah jantung
lainnya. Selain sumbatan pada pembuluh darah arteri koroner, fungsi katup jantung juga dapat
menjadi salah satu masalah pada jantung. Katup yang tidak berfungsi dengan baik adalah katup
yang mengalami penyempitan atau katup yang bocor, sehingga menyebabkan darah dalam
jantung tidak mengalir dengan semestinya. Para ahli bedah akan berusaha merekonstruksi katup
tersebut pada proses perbaikan katup sehingga dapat berfungsi kembali. Proses penggantian
dengan katup buatan dapat juga dilakukan apabila katup yang rusak sudah tidak dapat diperbaiki
lagi. Teknik pembedahan pada penyakit jantung bawaan pada prinsipya adalah dengan
menangani sedini mungkin dengan tujuan mencegah terjadinya distorsi pertumbuhan jantung.
Operasi paliatif dapat dilakukan terlebih dahulu untuk memperbaiki keadaan umum untuk
kemudian dilakukan operasi korektif pada saat yang tepat.

Saat ini tindakan bedah terutama bedah jantung masih dianggap sebagai prosedur yang
menyeramkan oleh masyarakat. Hal ini mungkin dikarenakan oleh ketidaktahuan masyarakat
tentang bedah jantung. Walaupun risiko kematian pada operasi bedah jantung lebih tinggi
dibandingkan dengan operasi bedah lainnya, namun dengan perkembangan ilmu dan kemajuan
teknologi saat ini, operasi bedah jantung telah mencapai angka keberhasilan yang tinggi, di
Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, dari ribuan pasien operasi bedah yang telah ditangani sejak
tahun 1985, angka keberhasilannya sebesar 96% dengan angka kematian kurang dari 1%.4 Sebuah
penelitian lain di RSUPN Cipto Mangunkusumo menyimpulkan, bedah katup pada anak dengan
penyakit jantung rematik mempunyai keluaran yang baik dengan angka kematian dan komplikasi
yang rendah.5

Berdasarkan ulasan diatas, ternyata angka kematian dapat digunakan sebagai parameter
keberhasilan operasi bedah jantung di suatu rumah sakit. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti
tentang angka kematian operasi jantung di RSUP Dr.Kariadi Semarang pada khususnya untuk
mendapatkan data yang valid sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan di RSUP Dr.Kariadi
Semarang. Data penelitian ini diharapkan pula dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya dan
lebih penting lagi, dapat meningkatkan mutu pelayananan kesehatan RSUP Dr.Kariadi Semarang.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

Dari makalah ini dapat diketahui manfaat dari omega-3 bagi kesehatan terutama manfaat pada
jantung secara khusus dan vaskuler pembuluh darahnya. Selain dari diet rendah lemak jenuh,
olahraga, mengurangi rokok dalam mencegah penyakit jantung koroner omega-3 juga memiliki
manfaat pada jantung yang baik untuk mencegah penyakit jantung koroner bila dikomsumsi
dengan rasio yang direkomendasikan serta seimbang. Peranan Omega-3 dalam mencegah
penyakit koroner yaitu berefek pada lipoprotein darah, pada platelet darah dan pada
inflamasi.Selain itu Omega-3 dapat menurunkan tekanan darah dan dapat mencegah kematian
mendadak serta mengurangi angka kematian pada miokard infark. Pada Miokard infrak Omega-3
berpengaruh pada penurunan insidensi kematian akibat infrak yang berulang. Namun penelitian
omega3 pada jantung masih terus dilakukan.

III.2.Saran

Untuk mencegah penyakit jantung koroner selain dengan diet rendah lemak jenuh, mengurangi
merokok, dan olah raga konsumsi omega-3 juga baik dalam mencegah dan mengurangi insidensi
mortalitas penyakit jantung koroner. Dalam mengkomsumsi omega-3 juga perlu menyajikan co-
faktor seperti vit B6, B3, C, E, A dan mineral zinc dan magnesium.

Dan disarankan untuk mengkonsumsi omega-3 1 gr perminggu yang sama dengan memakan dua
porsi ikan 2x/ minggu akan dapat membantu mencegah pembentukan sumbatan arteri.

Salah satu organ tubuh yang berperan vital bagi manusia adalah jantung. Jantung yang memiliki
peran penting dalam proses aliran darah merupakan penopang semua jaringan tubuh. Pentingnya
menjaga dan merawat kesehatan jantung memiliki pengaruh besar dalam kelangsungan hidup
manusia. Hal ini dikarenakan jantung merupakan pengendali utama dalam sistem sirkulasi darah,
di mana organ ini bekerja dalam memompa darah. Proses pompa darah yang dilakukan oleh otot-
otot jantung, dikenal sebagai kontraksi dan relaksasi yang teratur, memungkinkan darah yang
kaya akan oksigen dipompa dari paru-paru melewati jantung ke seluruh tubuh (relaksasi) dan
darah yang mengandung karbon dioksida dari sisa metabolisme dipompa dari seluruh tubuh
kembali ke jantung untuk ditukar dengan oksigen oleh paru-paru (kontraksi). Keterkaitan kerja
jantung dengan organ tubuh lainnya membuat kualitas kerja jantung dapat memengaruhi kerja
organ lainnya sehingga apabila terjadi suatu masalah dapat mengganggu kerja organ tubuh
lainnya. Penyakit jantung merupakan penyakit nomor satu di dunia, beberapa penyakit jantung, di
antaranya penyakit jantung reumatik, penyakit jantung katup, penyakit jantung koroner, penyakit
jantung bawaan, endocarditis, kardiomiopati, miokarditis, dan penyakit-penyakit jantung lainnya.
Adapun Faktor-faktor penyebab penyakit jantung, di antaranya menurunnya kemampuan pompa
jantung, infeksi kuman, penyempitan arteri koroner, thrombus, hipertensi, atau kelainan
kongenital. Lebih dari separuh kematian di Amerika disebabkan oleh penyakit kardiovaskular dan
akibat akhirnya adalah serangan jantung. Di Indonesia sendiri, WHO melakukan estimasi pada
kematian yang diakibatkan penyakit jantung sejumlah lebih dari 70.000 jiwa per 100.000
penduduk pada tahun 2008. Pada tahun 2012, penyakit jantung menjadi penyebab kematian 7,4
juta jiwa yang terus meningkat pada tahun 2013 sejumlah 9,4 juta jiwa pertahun, di mana 45%
kematian tersebut disebabkan oleh penyakit jantung koroner.

Hal ini salah satunya disebabkan oleh kesadaran mengenai penyakit jantung koroner dan
dukungan terhadap anggota keluarga di Indonesia masih kurang. Kurangnya kesadaran mengenai
penyakit jantung koroner terbukti dengan banyaknya masyarakat yang lebih memilih gaya hidup
tidak sehat, seperti kurangnya aktivitas dan olahraga, mengonsumsi makanan siap saji, dan juga
tingginya kandungan kolesterol, lemak, serta gula dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Beberapa hal tersebut merupakan faktor-faktor pemicu penyakit jantung koroner. Meningkatnya
prevalensi kejadian penyakit jantung, baik bagi pekerja maupun masyarakat secara umum di
Indonesia, tidak hanya merugikan bagi penderita karena mahalnya pengobatan dan dapat
menurunkan produktivitas kerja, tetapi juga merugikan sektor ekonomi negara. Gaya hidup tidak
sehat pun akan berakibat pada jantung kita menjadi tidak sehat, namun sering kali masyarakat
sekarang ini tidak memperdulikan akan hal tersebut sehingga berakibat fatal untuk kesehatan
tubuhnya terutama organ tubuh yang sangat vital yaitu jantung. Bahkan banyak masyarakat yang
masih menjadi konsumsi sehari-harinya yaitu makanan yang mengandung lemak tinggi, padahal
kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak akan meningkatkan kadar kolestrol
total dalam darah.

Berikut ini beberap pilihan gaya hidup untuk menjaga kesehatan jantung:

1. Menghentikan kebiasaan merokok

Perokok memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung koroner. Tidak
hanya merokok sendiri, orang-orang di sekitarnya yang merokok (perokok pasif) juga lebih
berisiko mengalami penyakit tersebut. Hal ini karena zat beracun pada rokok dapat merusak
pembuluh darah jantung, sehingga lama-kelamaan aliran darah pada jantung menjadi terganggu.
Akibatnya, fungsi jantung juga akan terganggu karena kekurangan oksigen dan nutrisi.

2. Melakukan aktivitas fisik (olahraga) rutin kering


Aktif secara fisik atau rutin olahraga dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Sempatkan waktu
untuk berolahraga sekitar 20 – 30 menit setiap hari, karena manfaatnya sangat baik untuk
kesehatan jantung. Pilihan olahraga ini bisa berupa jalan kaki, jogging, berenang, atau aplikasi
naik-turun tangga.

3. Mengkonsumsi ikan

Mengonsumsi makanan yang mengandung asam lemak omega-3 dapat membantu mencegah
penyakit jantung. Ikan adalah salah satu makanan yang kaya akan asam lemak omega-3. Anda
dapat memilih ikan, sarden, tuna, atau salmon. Pilihanlah jenis ikan dalam dua kali seminggu
secara teratur untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan asam lemak omega-3.

4. Mengonsumsi lebih banyak serat

Menu makanan kaya akan menurunkan kadar kolestrol jahat (LDL) yang dapat meningkatkan
risiko penyakit jantung. Serat bisa didapatkan dari buah-buahan, sayuran, gandum, kacang, dan
sereal. Penuhilah kebutuhan serat paling tidak 30 gram per hari. Perlu diperhatikan bahwa
konsumsi makanan berserat harus dilakukan secara bertahap. jangan makan sayuran dalam
jumlah banyak sekaligus, karena dapat mengakibatkan perut kembung. Saat mengonsumsi serat,
minumlah lebih banyak air putih untuk pencernaannya.

5. Mengurangi konsumsi lemak jenuh

Terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh dan lemak trans dapat meningkatkan kolesterol dalam
darah. Kolesterol yang diduga menyumbat pembuluh darah jantung. Oleh karena itu, batasi
konsumsi lemak jenuh. Lemak jenis ini banyak terdapat pada daging merah, kulit ayam, makanan
olahan, makanan yang digoreng, margarin, serta produk susu kaya lemak.

6. Menjaga tekanan darah

Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Jika hal ini terjadi pada
pembuluh darah organ-organ yang penting, seperti jantung dan otak, dapat berakibat fatal. Rutin
berolahraga, mengurangi asupan garam, serta membatasi minuman beralkohol adalah bebepa
cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah tekanan darah tinggi.

7. Menjaga kadar gula darah

Kadar gula darah yang tinggi tidak hanya dapat membuat Anda terkena diabetes, namun juga
membuat Anda berisiko terkena penyakit jantung. Hal ini karena gula darah tinggi dapat merusak
pembuluh darah dan saraf yang mengendalikan jantung serta pembuluh darah. Beberapa upaya
untuk mengurangi risiko diabetes adalah mengganti nasi putih dengan nasi merah, dan
mengurangi asupan gula. Selain itu, periksakan kadar gula darah secara rutin, terutama jika usia
Anda di atas 45 tahun.

8. Mendapatkan istirahat yang cukup

Usahakan untuk tidur selama 7-8 jam setiap hari. Kurang istirahat dapat meningkatkan risiko
terkena penyakit darah tinggi, diabetes, dan serangan jantung.
Menjaga kesehatan jantung dapat dimulai dengan memulai gaya hidup sehat. Selain bebepa
langkah di atas, Anda juga disarankan untuk mengelola stres dan memeriksakan kesehatan secara
rutin ke dokter agar kesehatan jantung Anda tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai