Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyakit yang tidak menular


yang menjadi penyebab kematian nomer satu tiap tahunnya. Ada banyak macam
penyakit kardiovaskuler, tetapi yang paling umum dan terkenal adalah penyakit
jantung koroner. Penyebab jantung koroner adalah akibat dari erosi atau pecahnya
plak aterosklerosis sehingga menyebabkan platelet, agregasi dan adanya aktivitas
pembekuan yang berupa fibrin dan platelet(Dipiro et al., 2012 ).

American Heart Association (AHA), mendefinisikan Penyakit Jantung


Koroner (PJK) atau sering disebut penyakit arteri koroner adalah istilah umum
untuk penumpukan plak di arteri jantung yang dapat menyebabkan serangan
jantung. Penumpukan plak pada arteri koroner ini disebut dengan aterosklerosis
koroner (AHA, 2012).Faktor utama yang menyebabkan penyakit ini adalah tekanan
darah tinggi, kolesterol tinggi, rokok, diet yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik,
diabetes, usia lanjut genetik disposisi dan gangguan pembekuan darah(WHO, 2015).

Pada studi penyakit yang dilakukan oleh Global Burden, penyakit jantung
koroner merupakan penyebab utama kematian didunia tercatat 1,4 juta kematian yang
terjadi di negara maju dan 5,7 juta kematian dinegara berkembang(Global Burden,
2012). Menurut WHO pada tahun 2012 diperkirakan 17,5 juta orang meninggal
karena penyakit jantung, mewakili 31 % dari seluruh kematian global. Dari kematian
ini diperkirakan 7,4 juta karena penyakit jantung koroner jika tren saat ini dibiarkan
terus menerus, pada tahun 2030 diperkirakan 23.600.000 orang akan meninggal
akibat penyakit kardiovaskuler ( WHO, 2012). Di negara UK tercatat 80.000 orang
meninggal tiap tahunnya karena penyakit ini, sedikitnya 1 dari 5 orang laki-laki dan 1
dari 7 orang wanita meniggal karena penyakit jantung koroner(Townsend et
al.,2012).

1
2

Di Indonesia prevalensi prevalensi penyakit jantung koroner tahun 2013


sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447 orang, Berdasarkan diagnosis
dokter, jumlah penderita penyakit jantung koroner terbanyak terdapat di Provinsi
Jawa Barat sebanyak 160.812 orang (0,5%), sedangkan Provinsi Maluku Utara
memiliki jumlah penderita paling sedikit, yaitu sebanyak 1.436 orang (0,2%)
(Infodatin,2014).

Penyakit jantung koroner disebabkan oleh penumpukan plak didinding arteri


yang memasok darah ke jantung.Penumpukan plak pada dinding arteri yang
menyempit dapat menggaggu aliran darah yang mengalir ke seluruh tubuh sehingga
fungsi jantung akan terganggu, jika fungsi jantung terganggu maka akan terjadi
ketidakseimbangan antara permintaan dan penyediaan oksigen pada otot jantung
dimana terjadi kebutuhan yang meningkat atau supply menurun atau bahkan
keduanya. Ketika otot jantung tidak mendapatkan cukup darah maka dari itu akan
terjadi nyeri dada atau ketidaknyamanan pada dada yang disebut angina. Angina
merupakan gejala paling umum dari jantung koroner(Dipiro et al.,2012).

Penyakit jantung koroner (PJK), juga disebut penyakit arteri koroner. Penyakit
jantung koroner terjadi ketika adanya plak di dalam arteri koroner. Arteri
menyediakan darah kaya oksigen kepada otot jantung. Plak terdiri dari lemak,
kolesterol, kalsium dan zat-zat lainnya yang ditemukan dalam darah. Seiring waktu,
plakat mengeras dan menyempit arteri, mengurangi aliran darah ke otot
jantung(Philip et al.,2007).
Aliran darah lebih cepat adalah akibat dari tingkat jantung yang lebih cepat
karena adanya sumbatan dalam arteri koroner. Ketika kebutuhan oksigen otot jantung
tidak terpenuhi ,Aliran darah ke daerah otot jantung berhenti sehinggaseketika daerah
jantung yang kehilangan semua aliran darah akan berhenti bekerja(Michael Jay,
2015).
Penyakit jantung koroner dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:Silent
Myocardial IschemiaAngina pectoris stabil (STEMI), Angina pectoris tidak stabil
3

(NSTEMI) terjadi nyeri lebih bersifat progresif dengan frekuensi yang meningkat dan
sering terjadi saat istirahat, dan Infark Miokard Akut ( IMA) (Juwono,2005).
Prinsip dari pengobatan jantung koroner adalah mengembalikan aliran darah
koroner dengan trombolitik untuk menyelamatkan jantung dari infark miokard,
membatasi luas infark miokard dan mempertahankan fungsi jantung. Menurut The
American Heart Association with the International Liaison Committe on resuscitation
(ILCOR) dalam pedomannya bahwa tujuan utama dari pasien jantung koroner
adalalah mengurangi nekrosis myokardial pada pasien dengan berlanjutnya infark,
mencegah kejadian-kejadian penting dari efek yang mungkin merugikan (kematian,
nonfatal infark miokard, dan kebutuhan untuk revaskularisasi) dan segera defibrilasi
bila terdapat ventricular fibrillattion (VF). Adapun beberapa obat yang sering dipakai
dalam pengobatan jantung koroner terapi jangka panjang seperti, aspirin untuk
mengurangi ruptur plak karena bekerja pada jalur siklooksigenase yang menghambat
agregasi trombosit ,β-bloker untuk memperbaiki prognosis, obat penghambat ACE
(Angiotensin Converting Enzym) yang dapat menurunkan massa ventrikel kiri
sehingga menjadi normal kembali, dan statin sebagai menurunkan kadar lemak dan
kolesterol yang menurut penelitian bahwa adanya hubungan antara tingginya
kolesterol darah dengan penyakit jantung koroner. Terdapat banyak bukti bahwa
terapi penurunan kolesterol pada pasien dapat menurunkan angka kejadian vaskular
dan kematian contohnya adalah golongan statin(Depkes RI, 2006).

Golongan statin sebagai anti dislipidemia yang membantu menurunkan kadar


kolesterol dalam darah (efek pleiotropic)selain itu membantu lapisan pembuluh darah
bekerja lebih baik (meningkatkan fungsi endotel), mengurangi jumlah peradangan
dan kerusakan yang dilakukan pada sel-sel melalui oksidasi (oxidative stress), dan
menjaga trombosit darah dari penggumpalan bersama-sama (platelet agregasi),
sehingga mengurangi risiko bekuan darah (trombus) dan Meningkatkan stabilitas plak
aterosklerotik (Task forse,2015).

Golongan statin dapat meningkatkan stabilitas plak melalui pengurangan


ukuran oleh perubahan sifat “Physiochemical core lipid”. Penurunan lipid karena
4

penurunan akumulasi makrofag pada lesi aterosklerotik dan penghambatan produksi


MMP(Matrix metalloproteinases) oleh magrofag. Golongan statin bekerja dengan
penggabungan pengurangan lipid, makrofag dan penghambatan MMP.Golongan
statin secara signifikan meurunkan kadar plasma dari MMP-3, plasma total MMP-9,
aktivitas MMP-9 TIMP-1(Tissue Inhibitor Of Metalloproteinase-1 )sekitar 24±37%,
18±37% , 5±15% dan 13±38% yang merupakan parameter pengukuran stabilitas
plak(Koh et al., 2002).
Pengeluaran Cyclooxygenase (COX) -2 meningkat diperadangan dan
angiogenesis akibat plak, dimana letaknya dengan MMPs terlibat dalam melemahnya
”Fibrous Cap”. Regulasi pengeluaran COX-2 dan MMP-9 pendukung keterlibatan
jalur bergantung pada Rho. Pada manusia endotelium vaskular, simvastatin dan
atorvastatin mengurangi ekspresi COX-2 dan MMP-9 dan aktivitas. Melalui
mekanisme ini, efek anti-angiogenik pada statin mungkin dapat berkontribusi
menurunkan kolesterol statin terhadap peradangan plak sehingga plak tidak pecah
(Nataran et al., 2003).
Pemberian statin secara intensif dapat memberikan manfaat klinis yang lebih
baik. Pada kejadian iskemia miokard dengan kolesterol agresif, studi melaporkan
bahwa 80 mg atorvastatin dalam waktu 24-96 jam setelah masuk rumah sakit dapat
mengurangi risiko utama kematian, serangan jantung, dan iskemia berulang
berkurang sekitar 16% dibandingkan dengan plasebo(Liem Yup, 2013).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan studi tentang pola penggunaan
golongan statin di RSUD Sidoarjo untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
dan penggunaan untuk klinisi. Diharapkan prevalensi terjadinya kasus
kardiovaskular terutama janntung koroner di rumah sakit tersebut dapat memenuhi
jumlah sampel untuk melakukan penelitian ini.

1.2 Rumusan masalah


Bagaimana pola penggunaan obat golongan statin pada pasien jantung
koroner di RSUD Sidoarjo?
5

1.3 Tujuan penelitian


1.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan
obat golongan statin pada pasien jantung koroner di RSUD Sidoajo

1.3.2 Tujuan khusus


Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa pola penggunaan
obat golongan statin pada pasien jantung koroner di RSUD Sidoajo meliputi jenis,
bentuk, dosis, sediaan dan rute penggunaan.

1.4 Manfaat penelitian


1. Untuk mengetahui pola penggunaan obat golongan statin pada pasien jantung
koroner di RSUD Sidoarjo
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan dalam alternatif
penatalaksaan terapi obat golongan statin pada pasien jantung koroner.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dalam penggunaan obat
secara optimal dan rasional.

Anda mungkin juga menyukai