Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENYULUHAN

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Disusun Oleh:

dr. Fitri Rodiyati.S

Kepala Puskesmas:

dr. Kristina Br. Ginting

Dokter Pendamping PIDI: Dokter Umum:

dr. Rani Sari Thaher dr. Naomi Christine Pakpahan

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS WANASARI
JAWA BARAT
2022
BAB I
PENDAHULUAN

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang


jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan
pada organ tersebut dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri yang
mengalirkan darah ke otot jantung, sehingga mengakibatkan berkurangnya suplai
oksigen dan nutrisi untuk menggerakkan jantung secara optimal. Penyempitan
pembuluh darah tersebut disebabkan oleh pengendapan kalsium dan endapan lemak
berwarna kuning yang dikenal dengan aterosklerosis.

Menurut World Health Organization (WHO), penyakit kardiovaskular


merupakan penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Setiap tahun
diperkirakan 17,3 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Sebanyak 7,3
juta diantaranya terjadi akibat penyakit jantung dan 6,2 juta akibat stroke (WHO, 2013).
Di Indonesia pada tahun 2012 PJK menduduki peringkat pertama yang menyumbang
angka kematian. Angka kematian akibat kejadian penyakit kardiovaskular semakin
meningkat sebesar 37% penduduk.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan istilah yang dipakai untuk
menunjukkan proses patologik yang melibatkan arteri koroner, biasanya berupa
aterosklerosis. Pada keadaan ini terjadi penyempitan, penyumbatan, atau kelainan
pembuluh darah koroner yang dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung dan
sering ditandai dengan rasa nyeri. Penyakit jantung koroner mencakup diagnosis
penyakit seperti angina pektoris, iskemia miokard, infark miokard, dan kematian akibat
penyakit arteri coroner.
ETIOLOGI
Penyakit Jantung Koroner disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam
pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh
berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan darah yang
semuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan
mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan
dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius dari Angina Pectoris (nyeri dada)
sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang
dapat menyebabkan kematian mendadak
Pembuluh arteri ini akan menyempit dan bila parah terjadi penghentian darah.
Setelah itu terjadi proses penggumpalan dari berbagai substansi dalam darah sehingga
menghalangi aliran darah dan terjadi atherosklerosis. Manifestasi klinik dari penyakit
jantung koroner adalah: Tanpa gejala, Angina pectoris, Infark miokard akut, Aritmia,
Payah jantung, Kematian mendadak.
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya PJK sangat kompleks, dan inflamasi memegang peranan
penting dalam pembentukan plak aterosklerosis pada PJK. Cedera endotel merupakan
faktor pencetus rangkaian proses pembentukan plak aterosklerosis yang melibatkan
proses inflamasi pada awal pembentukan plak dan progresivitasnya. Kadar penanda
inflamasi yang tinggi berhubungan dengan tingkat keparahan PJK dan outcome
kardiovaskular yang buruk. Penelitian terhadap berbagai penanda inflamasi akhir-akhir
ini banyak dilakukan, seperti hitung leukosit, C-reactive protein (CRP), dan homosistein
dalam kaitannya sebagai prediktor kejadian kardiovaskular pada pasien asimtomatik.
Penyakit jantung koroner terjadi apabila pembuluh darah yang mengandung
lipoprotein, kolesterol, sisa –sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada pembuluh
darah. Hal ini akan terjadi kekurangan supply oksigen dan nutrisi sehingga
menimbulkan infark myocard. Kolesterol dibawa oleh beberapa lipoprotein antara lain
VLDL (Very Low Density Lipoprotein) sebagai pengangkut dan salah satu
penumpangnya yaitu trigliserida, LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL (High
Density Lipoprotein) membawa hampir semua kolesterol. HDL akan menurunkan
resiko penyakit jantung. Kadar kolesterol total dan kadar kolesterol LDL (Low Density
Lipoprotein) akan mempengaruhi resiko penyakit jantung coroner.
Penyebab jantung koroner ada 2 hal yaitu proses atherosclerosis dan proses
trombosis. a. Proses atherosclerosis Terbentuknya plak di dalam arteri pembuluh darah
jantung. Plak terdiri atas kolesterol yang berlebihan, kalsium dan bahan lain di dalam
pembuluh darah yang lama kelamaan menumpuk di dalam dinding pembuluh darah
jantung (arteri koronaria). b. Proses trombosis Timbunan lemak dalam pembuluh darah
bukan hanya berisi lemak, namun juga jaringan bekas luka akibat adanya kolesterol. Ini
akan membentuk fibrous cap (tutup fibrosa) diatas timbunan yang lebih keras daripada
dinding pembuluh darah itu sendiri. Bila ada tekanan dapat mengakibatkan kerusakan
pada pembuluh darah.
Penyakit jantug koroner terbentuk secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang
lama, kebanyakan orang tidak tahu bahwa mereka sudah memiliki penyakit yang parah
ini. Biasanya gejala yang paling awal adalah nyeri dada atau angina serta sesak napas.
Tidak semua nyeri dada disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Angina atau nyeri
dada karena penyakit jantung koroner timbul setelah melakukan aktifitas dan hilang
ketika beristirahat. Rasa nyeri timbul karena otot jantung tidak mendapat oksigen
cukup. Angina biasanya berlangsung selama 2-3 menit dan tidak lebih dari 10 menit.
Tiga cara mengenali nyeri dada karena penyakit jantung koroner adalah: a. Rasa nyeri
yang tidak bertambah parah saat menarik napas b. Biasanya terasa di tengah dada, bisa
menyebar kesisi kiri, kedua lengan, atau ke leher dan rahang c. Dada terasa seperti
sesak, terbakar, tertusuk-tusuk, atau tertekan (Maulana,2008). Gejala lain: Nafas
pendek, Berkeringat dingin, Terasa kelemahan yang menyeluruh atau kelelahan.

TERAPI
Tujuan terapi diet Memperbaiki gangguan metabolisme menjadi se–normal mungkin
sehingga dapat merasakan hidup nyaman dengan jalan: 1) Menurunkan kadar kolesterol
sampai mendekati normal 2) Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan
pekerjaan jantung 3) Mencegah dan menghilangkan penimbunan kolesterol 4)
Mempertahankan berat badan normal 5) Menurunkan kadar kolesterol LDL dibawah
130 mg/dl dan kadar kolesterol total dibawah 200 mg/dl 6) Membuat pasien agar dapat
melakukan aktifitas seperti orang normal(Almatsier, 2001). b Syarat terapi diet
Makanan yang diberikan secara seimbang merupakan dasar pengontrolan metabolisme
yang baik. Sebagai pedoman penyusunan diet penderita Jantung Koroner adalah: 1)
Energi sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai berat badan normal 2) Karbohidrat
antara 50-60% dari total kalori 3) Protein antara 15-20% untuk mengganti jaringan yang
rusak 4) Lemak antara 20-25% dari total kalori , jenis lemak yang diberikan adalah
lemak tidak jenuh 5) Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia 6)
Rendah garam, 2-3 gram/hari jika disertai hipertensi atai odema 7) Serat cukup untuk
menghindari kostipasi 8) Vitamin dan mineral yang cukup 9) Makanan tidak
merangsang, tidak menimbulkan gas dan mudah dicerna
Terapi diet disesuaikan dengan keadaan tubuh penderita sehingga akan mencapai berat
badan normal serta dapat berguna dalam kegiatan sehari – hari. Syarat pemberiaan diit
terdiri dari: a. Jumlah kalori yang ditentukan menurut umur, suhu tubuh dan kelainan
metabolik b. Kebutuhan lemak dapat disesuaikan dengan cara mengetahui tingkat
kemampuan tubuh dalam menggunakan LDL yang tidak dianjurkan dalam penggunanan
sehari- hari c. Sumber protein, vitamin mineral dan dapat diberikan dengan cukup sesuai
dengan kebutuhan d. Pemberiaan makanan dapat disesuaikan dengan pemberiaan
macam obat yang diberikan (Almatsier, 2005). 11. Diet Diet merupakan terapi utama
yang dapat menekan munculnya penyakit jantung koroner serta kolesterol sebagai
penyebab timbulnya atherosclerosis. Diet yang salah dicurigai sebagai faktor penyebab
paling dominan dan peran diet tidak dapat dikesampingkan. Diet sebagian dari
pengobatan PJK yang mempunyai arti penting, bahkan sebagian penderita PJK dapat
dikendalikan dengan diet dan olahraga (Baraas, 1993). 12. Latihan jasmani Melakuakan
latihan jasmani yang teratur memberi peran penting terutama pada penderita jantung
koroner. Manfaat latihan jasmani yang teratur pada PJK antara lain adalah:
memperbaiki metabolisme, membantu menurunkan kadar LDL, membantu menurunkan
berat badan, menigkatkan kesegaran jasmani dan rasa percaya diri.
Apabila penderita telah melaksanakan program makan dan latihan jasmani
secara teratur namun pengendalian kadar kolesterol darah belum tercapai, perlu
ditambahkan obat penurun kolesterol. Macam obat penurun kolesterol yaitu: a. Statin, b.
Fibrat c. Niasin.
PERTANYAAN
1. Bagaimana diet yang bagus pada pasien pjk
Jawab: Terapi diet disesuaikan dengan keadaan tubuh penderita sehingga akan mencapai berat
badan normal serta dapat berguna dalam kegiatan sehari – hari. Syarat pemberiaan diit terdiri
dari: a. Jumlah kalori yang ditentukan menurut umur, suhu tubuh dan kelainan metabolik b.
Kebutuhan lemak dapat disesuaikan dengan cara mengetahui tingkat kemampuan tubuh dalam
menggunakan LDL yang tidak dianjurkan dalam penggunanan sehari- hari c. Sumber protein,
vitamin mineral dan dapat diberikan dengan cukup sesuai dengan kebutuhan d. Pemberiaan
makanan dapat disesuaikan dengan pemberiaan macam obat yang diberikan. Diet merupakan
terapi utama yang dapat menekan munculnya penyakit jantung koroner serta kolesterol sebagai
penyebab timbulnya atherosclerosis. Diet yang salah dicurigai sebagai faktor penyebab paling
dominan dan peran diet tidak dapat dikesampingkan.

2. Tujuan latihan jasmani pada pasien pjk


Jawan :
Terapi diet disesuaikan dengan keadaan tubuh penderita sehingga akan mencapai berat badan
normal serta dapat berguna dalam kegiatan sehari – hari. Syarat pemberiaan diit terdiri dari: a.
Jumlah kalori yang ditentukan menurut umur, suhu tubuh dan kelainan metabolik b. Kebutuhan
lemak dapat disesuaikan dengan cara mengetahui tingkat kemampuan tubuh dalam
menggunakan LDL yang tidak dianjurkan dalam penggunanan sehari- hari c. Sumber protein,
vitamin mineral dan dapat diberikan dengan cukup sesuai dengan kebutuhan d. Pemberiaan
makanan dapat disesuaikan dengan pemberiaan macam obat yang diberikan.

3. Sebenarnya apa yang di maksud dengan kolesterol, mengapa bisa menjadi PJK
Jawab: Kolesterol adalah lemak yang sebagian besar dibentuk oleh tubuh sendiri terutama di
dalam hati. Fungsi kolesterol adalah sebagai bahan pembentuk berbagai jenis hormonsteroid
antara lain hormon estrogen, progesteron, dan androgen. Juga merupakan provitamin D yang
terdapat di jaringan bawah kulit. Bila kadar kolesterol dalam darah tinggi dapat menyebabkan
timbulnya atherosklerosis yaitu kolesterol mengendap di dinding pembuluh darah membentuk
plak, sehingga saluran darah menyempit dan mengeras lama-lama terjadi penyumbatan. Apabila
penyumbatan terjadi di pembuluh nadi yang mensuplai darah ke dinding jantung maka
menyebabakan penyakit jantung coroner.

4. Berapa nilai kolesterol normal


Jawab :
Kategori Batas ambang
Normal < 200 mg/dl
Batas tinggi 200 – 239 mg/dl
Tinggi >240 mg/dl

5. Trigliserida ?
Jawab:Kadar trigliserida yang tinggi akan memperburuk risiko terjadinya penyumbatan pada
pembuluh darah jantung dan otak, jika bersamaan dengan didapatkan kadar kolesterol LDL yang
tinggi dan kadar kolesterol HDL yang rendah.
Kategori ambang

Normal < 150 mg/dl

Batas tinggi 151 – 199 mg/dl


Tinggi 200 - 499 mg/dl
Amat tinggi > 500 mg/dl
LAMPIRAN 1
ABSEN PESERTA PENYULUHAN

1. 0000040553425 DRA.RINI TRIA SUPRANTINI.APT.M.SC


2. 0000072529413 SADIKAN
3. 0000072599308 wiwi
4. 0000073318814 SRI PRAPTINI
5. 0000491065097 SAREM
6. 0000491450084 IIN NURLELA
7. 0001291420372 NADILA NUR FAUZIAH
8. 0001720045181 RIA SEPTIANI
9. 0001768757578 ALVINA BAHIROH
10. 0001768758827 SUBANDI SAPUTRA
11. 0002051267411 NIDAUL KHASANAH
12. 0002102845858 HAMJAH
13. 0002141654501 SAPRONIH
14. 0002245187485 SUHERMANTO
15. 0002514954339 ROSIM
16. 0002515286575 MARNI BINTI MARJA
17. 0002515921086 SURAMI
18. 0002515932347 RENDI AZHARI
19. 0002942048518 WAHYU CANDRA
20. 0003046182489 RANI SORAYA
BAB III
PRESENTASI PENYAKIT JANTUNG KORONER
BAB V
DOKUMENTASI PENYULUHAN
DAFTAR PUSTAKA

1. Abed, Y. & Jamee, A. (2015). Characteristics and Risk Factors Attributed to


Coronary Artery Disease in Women Attended Health Services in
GazaPalestine Observational Study : World Journal of Cardiovascular
Diseases, 5, 9-18.
2. Alfridsyah, Hadi, A., & Iskandar. (2017). Faktor Risiko Terjadinya Penyakit
Jantung Koroner Pada Pasien Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh:
Jurnal Action : Aceh Nutrition Journal, 2(1), 32-42.
3. American Heart Association. (2018, April 13). Coronary Artery Disease –
Coronary Heart Disease. Retrieved from
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/More/MyHeartandStrokeNe
ws/C oronary-Artery-Disease%E2%80%94Coronary-
eartDisease_UCM_436416_Article.jsp#.XCXMSDAzbIU.
4. Anggraini, D.D., & Hidajah, A.C. (2018). Hubungan Antara Paparan Asap
Rokok Dan Pola Makan Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada
Perempuan Usia Produktif: Amerta Nutr, 10-16.
5. Black, J.M., & Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah :
Manajemen Klinis Untu Hasil Yang Diharapkan. Saunders : Elsevier.
6. Diastutik, D. (2016). Proporsi Karakteristik Penyakit Jantung Koroner Pada
Perokok Aktif Berdasarkan Karakteristik Merokok: Jurnal Berkala
Epidemiologi, 4(3), 326-337.

Anda mungkin juga menyukai