TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit jantung koroner (PJK) atau yang disebut Coronary Heart Disease
(CHD) merupakan penyakit yang sangat berbahaya yag yang di sebabkan oleh
berupa nyeri dada, sesak nafas dan gejala serangan jantung dan bisa menyebabkan
henti jantung mendadak Jika penyakit ini dibiarkan akan berakibat fatal (Diyan
Penyakit ini perlu di waspadai karena adanya kadar koletrol yang tingi atau
berlebihan yang di sebut dengan kadarr kolestrol LDL (Low Density Lipoprotein)
atau yang dikenal dengan lemak jahat yang sangat berbahaya (Winnie, N. S.,
2018).
menyepelekan faktor makanan – makanan yang seimbang dan mereka lebih sering
mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak seperti junk food. Serta tingkat
aktifitas masyarakat yang sangat kurang sehingga makanan yang di cerna tidak
bisa terbakar dengan baik dan dampaknya bisa terjadi penumpukan lemak pada
terbentuknya plak yang berdampak pada intima dari arteri (Syahrafi, 2021).
2.1.2 Etiologi pada Penyakit Jantung Koroner (PJK)
dari rokok, karena tembakau yang ada di dalam kandungan rokok yaitu zat
nikotin dan karbon monokisida kandungan ini sangat berbahaya yang bisa
dapat meningkatkan kebutuhan oksigen oleh otot jantung dan dapat menurunkan
kemampuan darah untuk mengangkut oksigen (Lannywati, dewi & hari 2016).
Menurut American Heart Association’s faktor PJK di bagi menjadi dua yaitu:
1) Umur
menginjak 50 tahun.
2) Jenis Kelamin
Mayoritas orang yang menderita PJK resiko lebih tinggi yaitu laki- laki
1) Merokok
menuju jantung menjadi terhambat.
2) Hipertensi
darah.
3) Diabetes Mellitus
darah pada jantung.
2.1.4 Manifestasi Penyakit Jantung Koroner (PJK)
a. Merasakan nyeri dan tidak naman bagian dada, substernal, dada kiri hingga
aliran darah keseluruh tubuh dan bisa menurunkan elastisisas pada pembuluh
darah. Telah dilakukan oleh berbagai para penelitian bahwa lesi awal yang
peningkatan dan penurunan fraksi lipid dalam plasma atau disebut dengan
penyakit CVD dan PJK, terutama faktor biologis, psikososial dan perilaku.
Kelompok pertama terdiri dari faktor risiko CVD biologis tradisional, seperti
kolesterol HLD tinggi, tekanan darah tinggi atau diabetes, yang telah
diidentifikasi dalam studi prospektif epidemiologi besar. Selain itu, ada bukti
kuat bahwa orang yang merokok, aktivitas fisik, obesitas, diet tidak sehat, dan
2.1.6.1 Aterosklerosis
dalam patogenesis AF. Selain itu, orang yang menderita penyakit jantung
menjelaskan insiden yang lebih tinggi dari ACS pada pasien dengan AF.
permukaan trombosit.
Proses terjadinya PJK yang cukup panjang sesungguhnya tersedia cukup waktu
a. Pencegahan primer
ini berupa ;
Upaya ini lebih baik dilakukan sejak bayi, dengan tidak membiarkan bayi
jadi gemuk dan merubah kriteria bayi gemuk sebagai seimbang gizi,
berolahraga.
b. Pencegahan Sekunder
Adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang yang sudah menderita PJK.
yaitu pada orang yang sehat, orang yang berisiko, maupun oleh orang
dan buah-buahan.
memiliki satu arti yaitu penanganan dan berasal dari kata dasar tangan.
dalam melakukan sesuatu dan juga dapat berarti proses, cara, perbuatan
pasien yang menderita penyakit jantung koroner (PJK) mengalami henti jantung
atau keamtian yang lebih tinggi maka dari itu masyarakat harus bisa mengetahui
mengalami henti jantung, karena masyarakat awam lah yang sering kali
menemukan kasus tersebut di luar rumah sakit. Penurunan risiko kematian
segera yang dilakukan oleh masyarakat. Pasien yang mengalami OHCA akan
korban. Penolong tidak terlatih harus mengenali serangan, dan harus meminta
(EMS) yang terlatih secara profesional mengambil alih tanggung jawab, setelah
Pada Kasus PJK orang yang mengalami kejadian henti jantung atau
cardiac arrest di luar rumah sakit (OHCA) merupakan kejadian gawat darurat
pelayanan gawat darurat yang dilaksanakan di tingkat pra rumah sakit meliputi
henti jantung (cardiact arrest) dimana kasus tersebut harus ditangani dengan cepat dan
tepat. Berikut penanganan yang harus dilakukan pada kasus henti jantung (cardiact
arrest):
hidup korban ketika dalam situasi mengancam nyawa seperti kasus henti jantung
Basic life support (BLS) atau bantuan hidup dasar yaitu usaha pertama
yang dilakukan pada korban yang mengalami henti jantung guna Untuk
pertolongan awal yang dilakukan untuk menolong korban henti nafas maupun
henti jantung yaitu dengan cara memompa kerja jantung untuk dapat mengaliri
darah yang kaya oksigen keseluruh tubuh agar mencegah terjadinya kecacatan
mengenali kejadian henti jantung, teknik Resusitasi Jantung Paru (RJP) yang
EMS, adalah faktor kunci yang terkait dengan kelangsungan hidup pasien. Tidak
hanya faktor pra-rumah sakit yang disebutkan di atas tetapi sistem EMS, termasuk
kelangsungan hidup pada korban henti jantung diluar rumah sakit (OHCA)
(Srikul,2022).
support) yang terdiri dari proses kegiatan RJP (resusitasi jantung paru) bagi
penatalaksanaan korban tidak sadarkan diri diluar rumah sakit yang dapat
Menurut AHA 2015 bahwa teknik BHD dapat disingkat ABC dalam
Paru) yaitu:
bagaimana pergerakan dada Listen : dengarkan apakah ada suara nafas Feel :
Bantuan hidup dasar harus segera dilakukan pada setiap orang yang
mengalami henti jantung atau memiliki ciri – ciri mengancam nyawa tidak
pada pasien.
1) Pada pasien yang telah dinyatakan secara klinis meninggal lebih dari 5
menit
diajukan oleh pasien, wali atau keluarga pasien yang megalami penyakit
dan tindakan yang bertahap yang digambarkan pada alogaritma resusitasi jantung
paru (RJP). Tujuan dari gambar alogaritma dalah untuk mengetahui langkah-
langkah atau tahapan secara logika dan mudah untuk dilakukan. Menurut (Sentan
2017) Prosedur Pelaksanaan Resusitasi jantung Paru (RJP) secara rinci adalah
sebagai berikut :
lingkungan sekitar, korban dan diri sendiri serta memperkenalkan diri pada
bahu korban dan katakan “apakah bapak/ibu baik saja ?”. Pastikan menepuk
pernapasan korban, jika korban tidak sadarkan diri dan bernapas secara
Apabila korban tidak berespon setelah bahunya ditepuk maka teriaklah untuk
(SPGDT) atau minta orang lain untuk menelpon petugas kesehatan terdekat.
lokasi kejadian,kejadian yang sedang terjadi, jumlah korban dan bantuan yang
apabila pada lokasi kejadian terdapat lebih dari satu penolong, misalnya,
ambulans terdekat.
Gambar 3.2 meminta bantuan
Sebelum melakukan tindakan RJP kita harus melihat posisi korban terlebih
dahulu, jika posisi korban keadaan tengkurap maka kita harus megubah
posisii korban dengan keaddan terlentang. Setelah itu kita membuka jalan
nafas dengan cara Head Tilt dan Chin Lift apabila tidak ada patah tulang leher
pada korban.
tulang leher atau kepala. teknik tersebut untuk menjaga jalan nafas
mendapati korban tidak bernafas dan tidak teraba nadi karotis segera lakukan
RJP dengan diwali kompresi dada. Jika nadi teraba dan nafas tidak normal
(<12x/menit) maka berikan nafas tiap 5-6 detik dengan tidal volum hingga
f. Pemeriksaan nadi
Melakukan pemeriksaan nadi dengan cara Letakkan jari telunjuk dan jari
tengah pada sisi leher tepatnya pada bagian sisi bawah rahang, turunkan
sedikit sampai denyut nadi teraba oleh jari-jari. Pemeriksaan tidak boleh lebih
dari 10 detik. Apabila saat pemeriksaan nadi tidak teraba (bila penolong ragu
nadi ada atau tidak maka nadi dianggap tidak ada) mulai lakukan penekanan
(kompresi) pada dada sebanyak 30 kali dan napas 2 kali selama 2 menit atau 5
siklus.
Gambar 3.4 cek nadi karotis
1) Kompresi dengan kecepatan minimal 100 x / menit dan tidak boleh lebih
4) Kompresi tidak boleh terputus kecuali untuk memberi nafas buatan atau
h. Bantuan pernafasan
bantuan. Jepit hidung korban lalu berikan napas bantuan 2 kali masing
pelindung wajah yang diletakkan diwajah korban. Lihat dada korban saat
bantuan nafas. Setelah memberikan kompesi dan napas buatan 5 siklus atau 2
menit. Periksa kembali napas dan nadi korban, perhatikan apakah nadi sudah
teraba dan napas sudah ada . Pemeriksaan tidak boleh lebih dai 10 detik.
Posisi ini dilakukan jika korban sudah bernapas dengan normal.Posisi ini
dilakukan untuk menjaga jalan napas tetap terbuka dan mengurangi risiko
tidak ada tekanan pada dada korban yang bisa mengganggu pernapasan.
Gambar 3.6 Posisi Pemulihan Korban
korban ke atas, tekuk kaki kiri korban, kemudian tarik korban sehingga