Anda di halaman 1dari 15

Penyakit Jantung Koroner

KLP. 3
Pengertian
PJK adalah gangguan fungsi jantung akibat otot
jantung kekurangan darah karena adanya
penyempitan pembuluh darah koroner.
. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2013, secara klinis PJK ditandai dengan nyeri
dada atau terasa tidak nyaman di dada atau dada
terasa tertekan berat ketika sedang mendaki,
kerja berat ataupun berjalan terburu-buru pada
saat berjalan di jalan datar atau berjalan jauh.
Pemeriksaan Angiografi dan Elektrokardiogram
(EKG) digunakan untuk memastikan terjadinya
PJK.
FAKTOR RESIKO

Gender, umur, dan Diet, Displimenia,obesitas,


hipertensi, kurangnya aktivitas
keturunan fisik, Diabetes miletus, merokok,

Tidak dapat diubah Dapat diubah


Patofisiologis PJK

Penyumbatan
Pembuluh Jantung Kerusakan Pada Pembuluh
Oleh Plak pada Angina
darah dan menyebabkan
pembuluh darah Pectoris
Ulserasi/Luka

Angina Pektoris yang


Tidak Stabil
Riwayat alamiah penyakit

1. Tahap prepatogenesis
Faktor Resiko untuk penyakit jantung koroner adalah hal-hal dalam
kehidupan yang dihubungkan perkembangan penyakit secara dini,
Beberapa factor resiko tersebut antara lain:
• Kadar kolesterol yang tidak seimbang
• Tekanan darah tinggi (hipertensi)
• Merokok
• Diabetes Melitus
• Kurangnya Aktivitas fisik
• Stres
• Riwayat keluarga
2. Tahap Patogenesis

I. Tahap Inkubasi
• Masa inkubasi PJK tidak ditentukan waktunya secara pasti, inkubasi ini
dipengaruhi oleh banyak factor resiko yang memungkinkan terjadinya
kardiovaskuler.
• Penumpukan kolesterol pada pembuluh darah yang telah mencapai
titik jenuh mengakibatkan ketidakseimbangan kondisi tubuh dan
memacu terbentuknya penyakit kardiovaskuler.
• Pada tahap ini belum terjadi gangguan fungsi organ dan belum
menunjukkan gejala. Terjadi perubahan anatomi dan histology. Pada
penyakit jantung koroner terjadi aterosklerotik pada pembuluh darah
koroner yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah. Fase ini
sulit untuk didiagnosa secara klinis karena belum menimbulkan gejala
yang pasti
II. Tahap Penyakit Dini
• Merupakan kondisi ketika telah terjadi perubahan fungsi organ yang
terkena dan menimbulkan gejala dapat berupa
• sesak nafas,
• nyeri di dada.
Penderita jantung koroner yang mengalami sesak nafas mengalami
penyumbatan arteri koroner akan kekurangan aliran darah ke otot jantung
yang artinya otot-otot jantung tidak mendapat nutrisi dan oksigen sehingga
timbulah suatu keadaan yang dikenal sebagai iskemik (ischemia)
III. Tahap Penyakit Lanjut

Pada tahap ini Penderita telah merasakan sakit yang berulang-ulang atau
menjadi lebih parah gangguan jantung biasanya akan merasakan nyeri
pada dada dan sesak napas. Jika berlangsung lama dan terlambat
mendapatkan penanganan, jantung bisa berhenti total, dan inilah yang
disebut serangan jantung koroner yang berisiko menimbulkan kematian
mendadak.
IV. Tahap akhir penyakit

• Sembuh sempurna,
dalam fase ini penderita sudah sembuh, ditandai dengan tidak
tersumbatnya pembuluh darah oleh plak
• Kronis,
dalam fase ini gejala penyakit tidak berubah dalam arti tidak
bertambah berat ataupun tidak bertambah ringan, pada dasarnya
masih dalam keadaan sakit.
• Meninggal,
• Dalam fase ini penderita sudah tidak dapat disembuhkan
sehingga mengakibatkan kematian.
Tanda dan gejala

1. Nyeri di bagian dada (angina)


2. Dingin dan mual
3. Sesak napas

Pencegahan PJK
meliputi 5 tingkat upaya :
a) Pencegahan primordial, yaitu upaya pencegahan munculnya faktor
predisposisi terhadap PJK dalam suatu wilayah dimana belum
tampak adanya faktor yang menjadi risiko PJK.
b) Pencegahan primer, yaitu upaya awal pencegahan PJK sebelum
seseorang menderita. Dilakukan dengan pendekatan komunitas
dengan pendekatan komuniti berupa penyuluhan faktor-faktor
risiko PJK terutama pada kelompok usia muda
c) Pencegahan Sekunder
Adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang yang sudah menderita
PJK. Tujuan Pencegahan Sekunder adalah supaya tidak terjadi
komplikasi lebih lanjut, tidak merasa invalid (cacat di masyarakat) dan
status psikologis penderita menjadi cukup mantap. Secara Umum
Upaya Pencegahan PJK yang dapat dilakukan pada orang yang sehat,
orang yang beris
d) Pencegan tersier, yaitu upaya mencegah terjadinya komplikasi yang
lebih berat atau kematian
Pengobatan jantung koroner

• Perubahan Gaya Hidup


Misalnya, berhenti merokok, membatasi minum alkohol, konsumsi
makanan bergizi seimbang, mengurangi stres, menjaga berat badan
tetap ideal, dan rutin berolahraga

• Konsumsi Obat
Di antaranya adalah obat pengencer darah, statin, obat penghambat
enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitors), angiotensin II receptor
blockers (ARB), penghambat beta (beta blockers), nitrat, antagonis
kalsium, dan diuretik
• Epidemiologi Penyakit Jantung Koroner (PJK)
• PJK tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita juga berisiko terkena PJK
meskipun kasusnya tidak sebesar pada laki-laki. Pada orang yang berumur
65 tahun ke atas, ditemukan 20 % PJK pada laki-laki dan 12 % pada wanita.
Pada tahun 2002, WHO memperkirakan bahwa sekitar 17 juta orang
meninggal tiap akibat penyakit kardiovaskuler, terutama PJK (7,2 juta) dan
stroke (5,5 juta). (WHO, 2002) Secara umum angka kejadian penyakit
jantung dan pembuluh darah (PJPD) di Indonesia belum diteliti secara
akurat
• Di Amerika Serikat pada tahun 1996 dilaporkan kematian akibat PJPD
mencapai 959.277 penderita, yakni 41,4 % dari seluruh kematian. Setiap
hari 2600 penduduk meninggal akibat penyakit ini. Meskipun berbagai
pertolongan mutakhir telah diupayakan, namun setiap 33 detik tetap saja
seorang warga Amerika meninggal akibat penyakit ini. Dari jumlah tersebut
476.124 kematian disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner. Huon, keith
D, john M, lain A (2002) dalam ( Supriyono, 2008).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai