Anda di halaman 1dari 2

YUK PERANGI STUNTING,

MARI SAMA-SAMA SIAPKAN GENERASI EMAS 2045

Stunting merupakan suatu kondisi ketika anak lebih pendek jika dibandingkan dengan
anak-anak lain yang seumuran dengannya, atau dengan kata lain tinggi badan anak berada dibawah
standar. Stunting menjadi salah satu topik perbincangan hangat di kalangan masyarakat,
pemerintahan maupun pelajar, terkhususnya di Nusa Tenggara Timur.

Indonesia menempati urutan ke tiga dengan jumlah kasus stunting terbanyak di Asia
Tenggara dengan jumlah kasus mencapai 30,8% pada tahun 2018 dan mengalami penurunan
menjadi 27,67% pada tahun 2019, namun angka ini belum masuk dalam standar yang ditetapkan
oleh World Helath Organization (WHO). Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu
provinsi yang banyak menyumbangkan kasus stunting di Indonesia. Saat ini, terdapat 43% atau
269.658 balita dari 633.000 balita di NTT yang mengalami masalah stunting. Tingginya kasus ini
menyebabkan NTT kehilangan begitu banyak generasi emas tahun 2045.

Stunting bukan hanya tentang tinggi dan pendek, tapi bagaimana kemampuan intelektual
generasi kita kedepannya. Anak dengan stunting akan mengalami penurunan tingkat kecerdasan,
gangguan bicara dan mengalami kesulitan dalam belajar. Selain itu, anak dengan stunting juga
mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh, sehingga mudah terkena penyakit lain dan akan
lebih lama atau sulit untuk sembuh. Hal-hal inilah yang menjadi penyebab buruknya kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda yang akan datang.

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT sangat serius dalam mengatasi
masalah stunting ini. Melalui GERMAS (Gerakan Masyarakat), masalah stunting bisa dapat
teratasi. Keterlibatan masyarakat menjadi satu poin penting dalam menuntaskan masalah stunting
di Nusa Tenggara Timur. Bekerja sama dengan Universitas Nusa Cendana dan beberapa kampus
lainnya, pemprov NTT menargetkan akan menuntaskan masalah stunting pada tahun 2020 di 114
desa yang berada di 22 kabupaten/kota.

Mari sama-sama kita dukung Pemprov NTT dalam menuntaskan masalah stunting ini.
Mulailah dari keluarga kita dengan:

 Menjaga pola asuh terhadap anak, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan.
 Penuhi kecukupan nutrisi ibu selama masa kehamilan dan menyusui, karena kecukupan nutrisi
anak sangat bergantung pada nutrisi ibu.
 Memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif kepada anak selama enam bulan pertama, sebab ASI
mengandung semua asupan nutrisi dan zat penting yang dibutuhkan bayi usia 0 - 6 bulan
 Memberikan MP-ASI (Makanan Pengganti Air Susu Ibu) yang bergizi dan seimbang pada bayi
setelah berumur 6 bulan (6 bulan – 2 tahun)
 Memeriksan bayi ke Posyandu atau Puskesmas secara rutin, agar kebaikan berat badan dan
tinggi badan dapat dipantau dengan baik. Pemeriksaan ini dianjurkan untuk dilakukan setiap
bulan bagi anak usia dibawah 1 tahun, dan setiap 3 bulan sekali bagi anak usia 1 – 2 tahun.
 Menjaga kebersihan lingkungan kita, karena kondisi lingkungan yang buruk atau tidak terjaga
menjadi tempat perkembangbiakan kuman penyebab penyakit. Hal ini dapat berpotensi anak
terinfeksi berbagai penyakit.

ARDIAN S. LEKY
MAHASISWA SEMESTER III (TIGA)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA

REK : 0530823215 (BNI)


A.N. : SDR. ARDIAN S. LEKY

Anda mungkin juga menyukai