Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penyakit degeneratif merupaka istilah medis yang kini semakin popular. Dalam
dunia modern penyakit ini semakin banyak di derita, bahkan melonjak dengan pesat.
Dulu penyakit infeksi banyak menimbulkan kematian, sehingga sangat di takuti.
Kini dengan perkembangan pesat antibiotika serta berbagai penanganan penyakit infeksi,
angka kematian akibat penyakit infeksi telah turun drastis. Namun, justru penyakit
degeneratif semakin melonjak. Gaya hidup masyrakat modern yang tidak sehat telah
memicu angka kasus penyakit degeneratif di masyrakat.
Lalu, apa itu penyakit degeneratif ? penyakit degeneratif adalah penyakit yang
mengiringi proses penuaan. Di seluruh dunia jumlah penyakit degeneratif ini terus
bertambah. Penyakit ini tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat yang banyak di
lakukan seiring dengan berubahnya pola hidup.
Penyakit dengeneratif dapat di sebabkan oleh fungsi atau struktur dari jaringan
atau organ yang terkena mengalami perubahan lenih buruk dari waktu waktu. Faktor –
faktor penyabab penyakit degenerative sudah banyak di miliki oleh masyarakat usia
produktif. Pencetusnya antara lain karena keturunan, lingkungan, mutase gen, usia tua ,
poloa makan dan gaya hidup.
Di samping itu, kumpulan efek gaya hidup, termasuk stress, perkembangan industri
makanan dan minuman, polusi udara dan faktor lingkungan yang terakumulasi selama
bertahun – tahun, berkembang menjadi penyakit beradaban
Faktor makanan dan gaya hidup sering di tuding sebagai penyebab tinggi nya kasus
penyakit degeneratif di Indonesia. Gula mengandung banyak kalori. Selain itu, produk
karbohidrat olahan seperti tepung yang warna putih, lebih cepat melepas kalori
Menurut world healt organization ( WHO ), penyakit degeneratif ini telah
menambah peliknya kondisi kesehatan sebagian negara di dunia, yang selama ini yang
telah di himpit permasalahan banyaknya kasus penyakit menular atau infeksi. Padahal
dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup, penyakit degeneratif meningkat pula.

1
Penyakit degeneratif seperti hipertensi , stroke, diabetes mellitus, dan kegemukan.
Makalah ini membahas tentang penyakit stroke. stroke adalah kondisi yang terjadi ketika
pasukan darah ke otak terputus akibat penyunbatan atau pecah nya pembuluh darah
sehingga terjadi nya kematian sel – sel sebagian area di otak. Stroke adalah kondisi
kesehatan yang serius yang membutuhkan penanganan yang cepat.
Menurut data world healt organization ( WHO ) terdapat 17 juta kasus stroke baru
yang tercatat di tipa tahunnya dan di dunia terjadi 7 juta kematian yang di sebebkan oleh
stroke. Di Indonesia, jumlah openderita stroke mengalami peningkatan setiap tahunnya.
B. Rumusan masalah
 Apa Pengertian sroke?
 Apa Batasan dan klasifikasi stroke?
 Apa Komplikasi stroke?
 Apa Tanda dan gejala stroke?
 Apa Faktor resiko ?
 Apa Patofisiologi stroke?
 Apa Pencegahan stroke?
 Apa Pengobatan stroke?
 Apa Diagnosis ?

C. Tujuan makalah
Memberikan informasi seputar stoke kepada pembaca agar bisa menambah
wawasan dan dapat mencegah penyakits pembunuh nomor saru di dunia yaitu stoke.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian stroke
Sinonim = stroke = stroke ( ingris ) = ganguan peredaran darah otak ( GPDO )

Stroke adalah suatu penyakit deficit neurologis akut yang di sebebkan oleh ganguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai
dengan daerah otak yag tergangu. Kejadian serangan penyakit ini bervariasi antar tempat, waktu,
dan keadaan penduduk

Ada juga yang menyebutkan stroke adalah keadaan yang terjadi ketika pasokan darah ke
otak tergangu atau berkurang akibat penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah. Tampa darah
otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel – sel pada sebgian otak akan
mati . kejadian ini menyebabkan bagian tubuh yang di kendalikan oleh area otak yang rusak tidak
dapat berfungsi dengan baik.

Stroke adalah kondisi gawat darurat yang perlu di tangani dengan secepatnya. Karena sel
otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Tindakan penangan yang cepat dan tepat dapat
meminimalkan tingkat kerusakan otak dan mencegah kemungkinan munculnya komplikasi

B. Batasan dan Klasifikasi stroke


Batasan yang di kemukakan oleh WHO task force in stroke and other cerebrovaskuler
diseases tahun 1989.
Stroke adalah disfungsi neurologis akut yang di sebabkan oleh ganguan pembuluh darah.
Pada umumnya disfungsi ini berupa hemiparalysis yang di sertai dengan defisit sensorik dengan
atau tanpa fungsi luhur. Mengenai klasifikasi stroke, telah banyak institusi yang mengemukakan
berbagai klasifikasi stroke. Seperti yang di buat oleh stroke data bank , world healt organization
( WHO, 1989 ) dan NINDS pada tahun 1990. Pada dasarnya klasifikasi tersebut di kelompokkan
atas dasar manifestasi klinik, proses patologi yang terjadi di otak dan lesinya lesinya. Hal ini
berkaitan dengan pebndekatan diagnosis neurologis yang melakukan diagnosis klinis, diagnosis
kausal, dan diagnosis tropis.

3
Klasifikasi yang di pakai saat ini adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya :
a. Stroke iskemik dan berdasakan perjalanan klinis nya terdiri atas :
 Transient ischemic attack ( TIA ), Defisit neurologis membaik kurang dari
24 jam
 Stroke in evolution ( SIE ), defisit neurologi membaik kurang dari 2
minggu
 Reversible ischemic neurological deficit ( RIND ), kelainan neurologi yang
menunjukkan perburukan secara tahap demi tahap dalam waktu beberapa
jam dan makin lama makin berat.
 Completed stroke , kelainan neurologis yang menetap dan tidak
berkembang lagi yang timbul dalam beberapa menit hingga beberapa jam
yang mengakibatkan kurang nya atau tidak adanya aliran darah pada salah
satu arteri otak atau cabang – cabang nya secara mendadak ( Junaidi, 2011)
2. Berdasarkan proses patologi ( kausal ) atau stroke hemoragik :
 Infrak
 Pendarahan intrasebral : pendarahan primer yang berasal dari pembulu
darah dan perenkimotak
 Pendarahan subarachnoidal : suatu keadaan yang terdapatnya atau
masuknya darah kedalam ruangan subaraknoid karena pecahnya
aneurisma atau sekunder dari pendarahan intra sebral
3. Berdasarkan sistem pembuluh darah
 Sistem korotis
 Sistem vertebrobasilar
4. Berdasarkan sindrom klinis yang berhubungan dengan lokasi lesi otak, maka
stroke dapat di kelompokkan menjadi :
 Total anterior circulation syndromes ( TACS )
 Partial anterior circulation syndromes ( PACS )
 Posterior anterior circulation syndromes (POCS )
 Lacunar syndromes ( LACS )

4
C. Komplikasi stroke
Stroke dapat menyebabkan munculnya berbagai komplikasi dan beberapa di
antar nya dapat membahayakan penderita. Komplikasi tersbut antara lain :
 Aritmia ( detak jantung tidak beraturan ) dan infrak miokardial (
kematian sel – sel jantung )
 Pneumonia dan edema paru
 Disfagia ( kesulityan menelan )
 Trombosi vena
 Infeksi salutran kencing, tidak dapat menahan kencing dan tidak dapat
melakukan kegiatan seksual
 Pendarahan pada saluran cerna
 Mudah jatuh sehingga mudah mengalami patah tulang
 Depresi
Bebrapa hal penting mengenai komplikasi tersebut dapat di jelaskan
sebai berikut ;
1) Trombosit vena dalam penggumpalan darah pada kaki. Lima
persen orang – orang akan mengalami penggumpaln darah di kaki
mereka setelah terkena stroke. Kondisi tersenut di kenal sebagai
trombosit vena dalam. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang –
orang yang tidak mampu lagi menggerakkan kaki mereka secar
normal. Dengan terhentinya Gerakan otot kaki, aliran di dalam
pembuluh darah kaki menjadi lebih pelan dan tekanan darah akan
menigkat hal ini meningkat kan resiko untuk terjadinya
penggumpalan darah. Geja – geja trombosit vena dalam pada kaki
antar lain sebagi berikut :
 Rasa sakit
 Pembengkakan
 Kaki terasa sakit saat di tekan
 Kulit kaki tampak kemerahan
 Kulit kaki terasa hangat

5
Trombosit vena dalam dapat di obati dengan obat anti pembekuan
darah. Dokter akan menyarankan untuk memakai stoking varises
apabila anta beresiko terkena trombosit vena dalam di masa yang
akan datang. Penggunaan stoking varises di maksudkan untuk
mengurangi tekanan darah pada kaki.
2) Hidrosefalus atau tingginya produksi cairan sebrospinal. Sekita
sepuluh persen orang yang mengalami stroke hemoragik akan
terkena hidrosefalus. Hidro sefalus adalah komplikasi yang
terjadi akibat berlebihnya produksi cairan serebrospinal di dalam
rongga otak. Produksi berlebih tersebut di sebabkan oleh dampak
kerusakan stroke hemoragik. Gejalanya adalah mual dan muntah,
kehilangan kesemimbangan, dan sakit kepala. Cairan seprospinal
berfungsi untuk melindungi otak dan saraf tulang belakang serta
berfungsi untuk mengangkat kotoran dari sel – sel otak. Cairan
serebrospinal mengalir secara terus – menerus melalui seluruh
bagian dalam dan permukaan otak, serta saraf tulang belakang.
Sisa cairan serebrospinal biasanya di buang dari otak untuk
selanjutnya di serap oleh tubuh. Hidrosefalus dapat di obati.
Biasanya dokter akan memasang sebuah selang kedalam otak
untuk membuang kelebihan caira tersebut.
3) Disfagia atau kesulita menelan. Kerusakan yang di sebabkan oleh
stroke dapat menggangu reflex menelan, akibat nya partikel –
partikel maknan bisa masuk kedalam saluran pernapsan. Masalah
menelan tersebut di kenal dengan disfagia. Disfagia dapat
menyebabkan kerusakan pada paru -paru dan dapat memicu
pneumonia atau infeksi paru – paru.

6
D. Tanda dan gejala sroke
Pada tingkat awal, masyarakat, keluarga, dan setiap orang harus memperoleh
informasi yang jelas dan meyakinkan bahwa stroke adala serangan otak. Secara
sederhana, terdapat lima tanda utam yang harus di mengerti. Hal ini penting agar
semua orang mempunyai kewaspadaan yang tinggi terjadap bahaya serangan
stroke. Tanda – tanda dan gejala utama serangan stroke tersebut adalah sebagai
berikut.
 Rasa bebal atau mati rasa mandadak atau kehilangan rasa dan lemas pada
muka, tangan atau kaki, terutama pada satu bagian tubuh saja.
 Rasa bingung yang mendadak, sulit bicara atau sulit mengerti
 Cara bicara penderita tidak jelas atau kacau, bahkan ada juga penderita yang
tidak bisa bicara sama sekali walaupun dalam keadaan sadar
 Mata dan mulut pada satu sisi wajah penderita terlihat turun
 Satu mata atau kedua mata mendadak kabur
 Mendadak sukar berjalan dan kehilangan keseimbangan
 Mendadak merasa pusing dan sakit kepa tanpa di ketahui penyebabnya
 Lengan penderita mengalami kelumpuhan sehinga mereka tidak mampu
mengangkat salah satu atau bahkan kedua lengan.
Selain itu, terdapat pula kemungkinan muncul nya tanda – tanda ikutan lain
yang prlu di waspadai yaitu :
 Rasa mual, panas, dan sangat sering muntah – muntah
 Rasa pingsang mendadak atau merasa kehilangan kesadran secara
mendadak
E. Faktor resiko
Dalam upaya pencegahan nya maka di perlukan identifikasi karakteristik
epidemiologinya yang dapat merupak sebagai faktor resiko stroke. Faktor resiko ini
menjadikan orang lebih rentan atau mudah mengalami stroke.
Faktor faktor resiko yang selama ini telah di indentifikasi berupa hipertensi,
diabetes melitus, riwayat stroke sebelumnya, obesitas dan kebiasaan merokok. Selain
itu di sebutkan juga beberapa faktor yang di curigai berkaitan dengan stroke seperti
alcohol, kontrasepsi hormonal, trauma dan herpes zoster

7
Terdapat dua jenis faktor resiko yaitu :
 Faktor resiko yang tidak dapat di kendalikan ;
a) Usia, rate meninggi sesuai dengan pertambahan umur
b) Jenis kelamin, laki – laki lebih besar kemungkinan terkena stroke
c) Genetik atau riwayat keluarga
d) Ras, lebih tinggi black daripada white
 Faktor resiko yang dapat di kendalikan
a) Hipertensi
b) Stress
c) Penyakit jantung, resiko tinggi sampai 3x
d) Diabetes melitus
e) Merokok
f) Alcohol
g) Aktivita fisik yang rendah
h) Hiperkolestrol

F. Patofisiologi stroke
Patofisiologi stroke berbeda berdasarkan jenis stroke, iskemik dan hemorhagik.

1) Stroke Iskemik

Infark serebri diawali dengan terjadinya penurunan Cerebral Blood Flow (CBF)
yang menyebabkan suplai oksigen ke otak akan berkurang. Nilai kritis CBF adalah 23
ml/100 gram per menit, dengan nilai normal 50 ml/100 gram per menit. Penurunan
CBF di bawah nilai normal dapat menyebabkan infark. Suatu penelitian menyebutkan
bahwa nilai CBF pada pasien dengan infark adalah 4,8-8,4ml/100 gram per menit.
Patofisiologi stroke iskemik dibagi menjadi dua bagian: vaskular dan metabolisme.
Iskemia terjadi disebabkan oleh oklusi vaskular. Oklusi vaskular yang menyebabkan
iskemia ini dapat disebabkan oleh emboli, thrombus, plak, dan penyebab lainnya.
Iskemia menyebabkan hipoksia dan akhirnya kematian jaringan otak. Oklusi vaskular
yang terjadi menyebabkan terjadinya tanda dan gejala pada stroke iskemik yang
muncul berdasarkan lokasi terjadinya iskemia. Sel-sel pada pada otak akan mati dalam

8
hitungan menit dari awal terjadinya oklusi. Hal ini berujung pada onset stroke yang
tiba-tiba.
Gangguan metabolisme terjadi pada tingkat selular, berupa kerusakan pompa
natrium-kalium yang meningkatkan kadar natrium dalam sel. Hal ini menyebabkan air
tertarik masuk ke dalam sel dan berujung pada kematian sel akibat edema sitotoksik.
Selain pompa natrium-kalium, pertukaran natrium dan kalsium juga terganggu.
Gangguan ini menyebabkan influks kalsium yang melepaskan berbagai
neurotransmiter dan pelepasan glutamat yang memperparah iskemia serta mengaktivasi
enzim degradatif. Kerusakan sawar darah otak juga terjadi, disebabkan oleh kerusakan
pembuluh darah oleh proses di atas, yang menyebabkan masuknya air ke dalam rongga
ekstraselular yang berujung pada edema. Hal ini terus berlanjut hingga tiga sampai 5
hari dan sembuh beberapa minggu kemudian. Setelah beberapa jam, sitokin terbentuk
dan terjadi inflamasi.
Akumulasi asam laktat pada jaringan otak bersifat neurotoksik dan berperan dalam
perluasan kerusakan sel. Hal ini terjadi apabila kadar glukosa darah otak tinggi
sehingga terjadi peningkatan glikolisis dalam keadaan iskemia.
Stroke iskemik dapat berubah menjadi stroke hemorrhagik. Perdarahan yang terjadi
tidak selalu menyebabkan defisit neurologis. Defisit neurologis terjadi apabila
perdarahan yang terjadi luas. Hal ini dapat disebabkan oleh rusaknya sawar darah otak,
sehingga sel darah merah terekstravasasi dari dinding kapiler yang lemah.

2) Stroke Hemorhagik

Stroke hemorrhagik dibagi menjadi perdarahan intraserebral dan perdarahan


subaraknoid.

 Perdarahan Intraserebral

Pada perdarahan intraserebral, perdarahan masuk ke dalam parenkim otak akibat


pecahnya arteri penetrans yang merupakan cabang dari pembuluh darah superficial dan

9
berjalan tegak lurus menuju parenkim otak yang di bagian distalnya berupa anyaman
kapiler. Hal ini dapat disebabkan oleh diathesis perdarahan dan penggunaan
antikoagulan seperti heparin, hipertensi kronis, serta aneurisma.
Masuknya darah ke dalam parenkim otak menyebabkan terjadinya penekanan pada
berbagai bagian otak seperti serebelum, batang otak, dan thalamus. Darah mendorong
struktur otak dan merembes ke sekitarnya bahkan dapat masuk ke dalam ventrikel atau
ke rongga subaraknoid yang akan bercampur dengan cairan serebrospinal dan
merangsang meningen. Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial yang
menimbulkan tanda dan gejala seperti nyeri kepala hebat, papil edema, dan muntah
proyektil.

 Perdarahan Subaraknoid

Lokasi perdarahan umumnya terletak pada daerah ganglia basalis, pons, serebelum
dan thalamus. Perdarahan pada ganglia basalis sering meluas hingga mengenai kapsula
interna dan kadang-kadang ruptur ke dalam ventrikel lateral lalu menyebar melalui
sistem ventrikuler ke dalam rongga subaraknoid. Adanya perluasan intraventrikuler
sering berakibat fatal.
G. Pencegahan stroke
Stroke dapat di cegah melalui penerapa pola hidup sehat. Ada beberapa yang perlu di
perhatikan, antara lain sebagai berikut :
 Cara terbaik mencegah stroke adalah dengan berolaraga secara
teratur dan terukur
 Makan makanan bergizi dan sehat, tidak mengkonsumsi minuman
keras secara berlebihan, tidak merok danhindari atau atasi sters
 Apabila menderita penyakit yang bisa memicu penyakit store seperti
diabetes melitus, fibrilasi atrium di mana jantung berdetak secara
tidak normal ( aritmia ), hipertensi atau tekanan darah tinggi, serta
ganguan tidur yang di sebut sleep apnea, kondisi tersebut harus
terkontrol dan bila perlu di lakukan pengobatan dengan baik

10
 Mencegah stroke melalui pola makan. Makanan yang buruk adalah
penyebab utama seseorang terserang sroke. Makanan yang
mengandung lemak jenuh dan garam tinggi harus di hindari.
Makanan – makanan tersebut dapat mengakibatkan penimbunan
kelestrol di dalam arteri, onesitas, diabetes melitus, dan tekanan
darah tinggi yang semua nya pemicu stroke.
 Konsumsi garam yang baik adalah sebanyak 6 gr atau setu sedok te
perhari. Selanjut nya di saran kan untuk mengkonsumsi protein,
vitamin dan serat. Makana tersebut dapat di peroleh dari sayur,
buah, biji – bijian utuh, dan daging rendah lemak seperti dada ayam.
 Mencegah stroke dengan berolaraga. Olaraga secara teratur dapat
membuat jantung dan sisitem peredaran darah bekerja lebih efisien.
Olaraga juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat
badan serta tekanan darah pada tingkat yang normal.
 Bagi yang berusia 19 – 46 tahun, pastika melakukan aktivitas
aerobic intensitas sedang, sekurang nya 3-4 kali seminggu, dan 30-
45 menit setiap kali latihan. Olaraga yang di anjurkan adalah olaraga
aerobic, misalnya jalan kaki, jogging, bersepeda, berenang, dan
sebagainya.
 Berhenti merokok. Resiko store meningkat dua kali lipat pada
peroko karena rokok dapat mempersempit arteri dan membuat darah
cenderung menggumpal
 Hindari konsumsi minuman keras. Jika minuman keras di konsumsi
secara berlebihan, akan rentang terhadap berbagai penyakit pemicu
stroke. Konsumsi minuman keras juga dapat membuata jantung
menjadi tidaj teratur

11
H. Pengobatan stroke

Penanganan khusus terhadap pasien stroke dilakukan oleh dokter saraf tergantung pada
jenis stroke yang dialami pasien, apakah stroke disebabkan gumpalan darah yang menghambat
aliran darah ke otak (stroke iskemik) atau disebabkan perdarahan di dalam atau di sekitar otak
(stroke hemoragik).

 Pengobatan stroke iskemik. Penanganan awal stroke iskemik akan berfokus untuk menjaga
jalan napas, mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah. Penanganan
tersebut dapat dilakukan dengan cara:
o Penyuntikkan rtPA. Penyuntikan rtPA (recombinant tissue plasminogen
activator) melalui infus dilakukan untuk mengembalikan aliran darah. Namun,
tidak semua pasien dapat menerima pengobatan ini. Dokter akan menentukan
apakah pasien merupakan kandidat yang tepat untuk diberikan rtPA.

o Obat antiplatelet. Untuk mencegah pembekuan darah, digunakan obat antiplatelet,


seperti aspirin.
o Obat antikoagulan. Untuk mencegah pembekuan darah, pasien dapat diberikan
obat-obatan antikoagulan, seperti heparin, yang bekerja dengan cara mengubah
komposisi faktor pembekuan dalam darah. Obat antikoagulan biasanya diberikan
pada penderita stroke dengan gangguan irama jantung.
o Obat antihipertensi. Pada penderita stroke baru, biasanya tekanan darah tidak
diturunkan terlalu rendah untuk menjaga suplai darah ke otak. Namun, setelah
keadaan stabil tekanan darah akan diturunkan ke level optimal. Obat hipertensi juga
digunakan untuk mencegah stroke berulang, mengingat hipertensi merupakan
faktor risiko terbanyak penyebab stroke. Contoh obat hipertensi adalah obat
penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor), obat penghambat alfa
dan beta (alpha- dan beta-blocker), diuretik thiazide, dan obat antagonis
kalsium (calcium channel blocker).

12
o Statin. Dokter akan memberikan obat kolesterol golongan statin,
seperti atorvastatin, untuk mengatasi kolesterol tinggi. Statin berguna untuk
menghambat enzim penghasil kolesterol di dalam organ hati.
o Endarterektomi karotis. Terkadang operasi diperlukan untuk mencegah
berulangnya stroke iskemik, salah satunya adalah endarterektomi karotis. Melalui
prosedur ini, tumpukan lemak yang menghambat arteri karotis dibuang oleh dokter
dengan sebuah pembedahan di leher pasien. Arteri katoris merupakan arteri yang
terdapat di setiap sisi leher yang menuju ke otak. Meski efektivitas operasi
endarterektomi karotis dalam mencegah stroke iskemik cukup tinggi, namun
prosedur ini tidak sepenuhnya aman dilakukan pada pasien yang juga menderita
kondisi lainnya, terutama penyakit jantung.
o Angioplasti. Selain endarterektomi karotis, arteri karotis juga dapat dilebarkan
dengan teknik angioplasti. Angioplasti dilakukan melalui kateter yang dimasukkan
melalui pembuluh darah di pangkal paha untuk selanjutnya diarahkan ke arteri
karotis. Kateter ini membawa sebuah balon khusus dan stent. Setelah berada dalam
arteri karotis, balon digelembungkan untuk memperluas arteri yang tersumbat lalu
disangga dengan ring atau stent.

 Pengobatan stroke hemoragik. Pada kasus stroke hemoragik, penanganan awal bertujuan
untuk mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol perdarahan. Ada beberapa bentuk
pengobatan terhadap stroke hemoragik, antara lain:
o Obat-obatan. Dokter dapat memberikan obat untuk menurunkan tekanan di otak,
menurunkan tekanan darah, dan mencegah kejang. Jika pasien mengonsumsi obat
antikoagulan atau antiplatelet, dokter akan memberikan transfusi faktor pembekuan
atau obat-obatan untuk membalik efek obat pengencer darah tersebut.
o Operasi. Selain dengan obat, stroke hemoragik juga bisa ditangani dengan operasi.
Operasi dilakukan untuk mengurangi tekanan dalam otak, dan bila memungkinkan
memperbaiki pembuluh darah yang pecah
 Pengobatan TIA (Transient Ischemic Attack). Pengobatan TIA bertujuan untuk
mengendalikan faktor risiko yang dapat memicu timbulnya stroke, sehingga dapat
mencegah stroke. Dokter akan memberikan obat yang meliputi obat antiplatelet atau obat

13
antikoagulan, obat kolesterol, serta obat antihipertensi, tergantung dari faktor risiko yang
dimiliki pasien. Dalam beberapa kasus, prosedur operasi endarterektomi karotis diperlukan
jika terdapat penumpukan lemak pada arteri karotis

I. Diagnosa.
 es darah. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mendeteksi beberapa hal, seperti:

a. Kadar gula darah dalam darah.


b. Hitung jumlah sel darah untuk melihat kemungkinan adanya infeksi.
c. Kecepatan pembekuan darah (hemostasis).
d. Keseimbangan zat kimia dan elektrolit dalam darah untuk melihat fungsi organ.

 CT scan. CT scan dapat menghasilkan gambar otak secara detail, sehingga


dapat mendeteksi tanda-tanda perdarahan, tumor, dan stroke.
 MRI. Pemeriksaan MRI menggunakan gelombang radio dan magnet untuk
menghasilkan gambaran detail dari otak pasien. MRI dapat mendeteksi jaringan
otak yang mengalami kerusakan akibat stroke iskemik dan perdarahan otak.
Dokter juga dapat menyuntikkan zat pewarna ke dalam pembuluh darah untuk
melihat kondisi aliran darah di pembuluh arteri dan vena.
 Elektrokardiografi. Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) dilakukan untuk
mengetahui aktivitas listrik jantung sehingga dapat mendeteksi adanya
gangguan irama jantung atau penyakit jantung koroner yang menyertai.
 USG doppler karotis. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk
menghasilkan gambar detail mengenai kondisi bagian dalam pembuluh arteri
karotis di leher. Gambar tersebut dapat mendeteksi timbunan lemak (plak) dan
kondisi aliran darah di dalam arteri karotis.
 Ekokardiografi. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk
menghasilkan gambar detail dari jantung. Ekokardiografi dilakukan untuk
mendeteksi sumber gumpalan di dalam jantung yang mungkin bergerak dari
jantung ke otak, sehingga menyebabkan stroke. Ekokardiografi juga dapat
melihat penurunan fungsi pompa jantung

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Stoke adalah serangan otak yang timbulnya mendadak akibat
tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak . stroke merupakan satu
masalah kesehatan paling serius dalam kehidupan modern saat ini. Jumlah
penderita stroke meningkat setiap tahun nya, buka hanya menyerang
mereka yang berusia tua, tetapi juga orang – orang muda pada usia
produktif. Hal ini di sebabkan pola hidup yang serba instan terlebih lagi
berbagai jenis makan dengan bentuk pengolahan yang bervariasi dan
tentunya kandungan pada makanan tersebut kurang sehat serta kemajuan
teknologi saat ini membuat aktivitas fisik menjadi kurang yang berujung
menyebabkan orang – orang menjadi malas.
B. Saran
Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Istilah ini sudah sangat
lumrah di kalangan kita. Oleh karena itu, untuk mkencegah terjadinya
stroke, maka yang harus kita ubah mulai sekarang adalah pola hidup dan
pola makan.

15
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK. 2017. Bunga Rampai Fenomena Unik
tentang penyakit. Jatirejo.Gosyen Publising
Nadjib Bustan, M. 2015. Menejamen Pengendalian Penyakit Tidak
Menular.Jakarta.PT Rineka Cipta
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK.2017. Penyakit Degeneratif. Jakarta. AR-
RUZZMEDIA

16
17

Anda mungkin juga menyukai