Anda di halaman 1dari 29

Laporan Kasus

MIOMA UTERI
Zahra Firdausi Rachman, S.Ked (150611035)
15061
Preseptor
dr. Iskandar Albin, Sp. OG

BAGIAN/SMF ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH
1
RSUD CUT MEUTIA
ACEH UTARA
2019 2/26/2019
BAB 1
PENDAHULUAN

Mioma Uteri adalah salah satu masalah kesehatan reproduksi dibidang


ginekologi yang dialami wanita. Jumlah kejadian mioma uteri di
Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker serviks

Pada usia reproduktif, terdapat peningkatan insidensi terjadinya


mioma uteri. Kejadian mioma uteri paling banyak ditemui pada umur
35-45 tahun, kurang lebih sebesar 25%.
Kasus mioma banyak disebutkan tidak menunjukkan adanya gejala
(asimtomatik). Gejala-gejala mioma hanya terdapat pada 35-50%
pasien dengan mioma uteri

2/26/2019 2
BAB II
Laporan Kasus

2/26/2019 3
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
 Nama : Ny M
 Umur : 27 Tahun
 Alamat : Dusun Lampoh Lupee IV – Rambot- Lhoksukon
 Agama : Islam
 Suku : Aceh
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Guru Ngaji
 Nomor RM : 12.75.00
 Tgl Masuk RS : 10 September 2019
 Tgl Keluar RS : 15 September 2019

2/26/2019 4
Anamnesis
• Pasien mengeluh adanya benjolan di perut bagian bawah yang membesar
dan mengeluh adanya nyeri pinggang yang dirasakan terutama sejak 3
K. Utama bulan terakhir (sejak Juli 2019)

• Nyeri ketika Menstruasi yang lebih terasa sakit sejak 3 bulan terakhir
K.Tambahan

• Pasien datang dengan keluhan benjolan di perut bagian bawah dan nyeri pinggang
yang dirasakan terutama sejak 3 bulan sebelum berobat ke poli kandungan. Pasien
tidak merasakan adanya nyeri pada bagian benjolan tersebut. Gejala lain yang
dirasakan yaitu adanya nyeri pada saat haid yang dirasakan memberat dalam 3
RPS bulan terakhir. Pasien menyangkal adanya perdarahan, gangguan pada siklus
menstruasinya, rasa penuh pada perut bagian bawah, gangguan pada saluran
kemih, dan gangguan pada saluran cerna
2/26/2019 5
Anamnesis

• Pasien mengaku tidak pernah mengalami gejala seperti ini


sebelumnya dan tidak memiliki riwayat hipertensi (-),
diabetes mellitus (-), asthma (-), maupun penyakit berat
RPD lainnya

• Pasien menyangkal adanya keluarga yang pernah mengalami


gejala serupa sebelumnya, dan dalam keluarga tidak memiliki
adanya riwayat hipertensi (-), diabetes mellitus (-), asthma (-),

RPK dan penyakit berat lainnya.

2/26/2019 6
Anamnesis

Riwayat
• Menarche : 13 tahun
• Lama haid : ± 6-7 hari
• Siklus : Teratur

haid
• Panjang siklus : ± 28-30 hari
• Nyeri Haid (Dismenorrehea) : (+)
• Penggunaan Pembalut : 3-4x sehari

Riwayat • Pasien belum menikah, virgin (+)


Pernikahan dan • Pasien belum pernah menggunakan alat atau metode
kontrasepsi apapun sebelumnya.
Kontrasepsi

2/26/2019 7
Vital Sign

Composmenti 80x/menit, 100/80


20x/menit 36,2° C
s reguler mmHg

2/26/2019 8
Status Gizi

 Tinggi badan : 158 cm


 Berat badan : 55 kg
 BMI : 22,0 (normal)

2/26/2019 9
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pemeriksaan fisik pada tanggal 11 September 2019
di Ruang Nifas RSCM

 Mata : konjungtiva pucat (-/-), ikterus (-/-),


eksoftalmus (-/-)
 Telinga : dalam batas normal
 Hidung : dalam batas normal
 Mulut : dalam batas normal, mukosa bibir tidak
kering
 Leher : tidak ditemukan kelainan, pembesaran tiroid (-)
 Kelenjar Limfe : Submandibula : tidak teraba membesar
Leher : tidak teraba membesar
Supraklavikula : tidak teraba membesar
Ketiak : tidak teraba membesar
2/26/2019 10
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pemeriksaan fisik pada tanggal 11 September 2019
di Ruang Nifas RSCM

  Toraks : Tidak ditemukan kelainan


 Paru- paru : Suara nafas vesikuler, wheezing (-), ronki (-)
 Jantung : Bunyi Jantung I dan II reguler, gallop (-),
murmur (-)
 Ekstremitas : Akral hangat, nadi kuat, sianosis (-), edema (-)
 Motorik : Kekuatan otot : , refleks patologis : - /-

2/26/2019 11
Status Ginekologi

• Inspeksi : Tampak adanya bagian menonjol di perut bagian


bawah, sikatrik (-)
• Palpasi : Fundus uteri tidak teraba, sedikit teraba massa
kenyal pada bagian bawah perut, nyeri tekan (-)
• Pemeriksaan Inspekulo dan pemeriksaan dalam (VT) tidak
dilakukan

2/26/2019 12
Pemeriksaan Penunjang
HEMATOLOGI KLINIK/KIMIA DARAH
10-September-2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
HEMATOLOGI      
Hemoglobin 10,7 g/dl 13-16
Eritrosit 3,86 juta/ mm 3
3,8-5,8
Leukosit 8,53 ribu/ mm 3
4,0-11,0
Hematokrit 31,6 % 37-47
INDEX ERITROSIT  
MCV 81,8 fl 79-99
MCH 27,6 pg 27-32
MCHC 33,7 % 33-37
Trombosit 241 ribu/ mm 3
150-450
RDW-CV 12,1 % 11,5-14,5
HEMOSTASIS      
Masa pendarahan / BT 1’45” Menit 1-3
Masa pembekuan/ CT 7 menit 9-15
FUNGSI GINJAL      
Ureum 21,51 mg/dl 20-40
Kreatinin 0,52 mg/dl 0,6-1,0
2/26/2019 13
Asam Urat 3,2 mg/dl <6,8
Pemeriksaan Penunjang
HEMATOLOGI KLINIK/KIMIA DARAH
12-September-2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
HEMATOLOGI      
Hemoglobin 10,4 g/dl 13-16
Eritrosit 3,82 juta/ mm3 3,8-5,8
Leukosit 11,53 ribu/ mm3 4,0-11,0
Hematokrit 31,0 % 37-47
INDEX ERITROSIT  
MCV 81,3 fl 79-99
MCH 27,1 pg 27-32
MCHC 33,4 % 33-37
RDW-CV 11,7 % 11,5-14,5
Trombosit 241 ribu/ mm3 150-450

2/26/2019 14
Pemeriksaan Penunjang
USG

Terdapat gambaran massa dengan ukuran 11 x 15 cm.


Diagnosis: Mioma Uteri
2/26/2019 15
Diagnosa Kerja
P0A0, 27 tahun,
Mioma Uteri

Penatalaksanaan

1. Non Farmakologi
 Istirahat
 Dukungan nutrisi
2. Rencana Tindakan, Tindakan
 Rencana operasi laparotomy tanggal 12 September 2019
 Operasi dilakukan tanggal 12 September 2019
 Tindakan operasi : Miomektomi
 Temuan intraoperatif : Massa di uterus

2/26/2019 16
Penatalaksanaan

Farmakologi : Tatalaksana Post operasi


 IVFD Ringer Lactat 20 tetes / menit
 Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam
 Inj. Ondansetron 1 amp/12 jam
 Ceftriaxone 2gr/24h
 Ketorolac 1gr/ 8j
 Protenid Sups/ 4j
 Santagesid/8j
Oral:
 Cefixime 2x1
 Ranitidine 2x1
 Scopaemin 10mg 2x1
 -Neurodec 1x1

2/26/2019 17
Prognosis
Quo ad Vitam : dubia ad bonam
Quo ad Functionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad bonam

2/26/2019 18
LAPORAN OPERASI
Laporan Operasi
Operator : dr. Iskandar Albin, Sp.OG
Dokter Anestesi : dr. Dicky, Sp. An
Jam : 09.00 wib
Diagnosa : Mioma Uteri
Tindakan : Laparotomi

Laporan Uraian Operasi


1. Ibu dibaringkan dimeja operasi dalam regional anestesi (anestesi spinal)
dengan infus dan kateter terpasang dengan baik
2. Dilakukan aseptik dengan larutan iodin 10% dan alkohol 70% pada dinding
abdomen lalu ditutup dengan dock steril kecuali lapangan operasi.
3. Dilakukan insisi median (menghindari jaringan ikat operasi)
4. Insisi diperdalam sampai peritoneum
5. Dilakukan eksplorasi dan identifikasi
6. Dilakukan tindakan miomektomi dan identifikasi perlengketan pada usus
7. Perlengketan dibebaskan secara tumpul dan tajam dengan hati hati
8. Evaluasi perdarahan, kesan tidak ada perdarahan. 2/26/2019 19

9. Rongga abdomen di cuci dengan NaCL 0,9% dibersihkan dari sisa darah
dengan kassa sebersih mungkin
LAPORAN OPERASI
9. Peritoneum di jahit secara continous dengan plain catgut
10.Otot dijahit
11.Fasia dijahit secara continous
12.Kutis dijahit secara subkutiler
13.Luka operasi dibersihkan, diberi betadine dan ditutup
dengan kassa steril
14.Tindakan selesai
15.Keadaan umum post operasi : Baik, os dipindahkan ke ruang
recovery room dalam keadaan sadar dan lemah

2/26/2019 20
Dokumentasi Operasi

2/26/2019 21
Follow up
Tanggal S O A P Terapi
10/09/ 2019 Os datang dari -KU Baik -NOK dengan -Rencana -IVFD Ringer
H+1 Poli obgyn -Kes : Compos Massa padat Laparotomy -Lactat 20
dengan keluhan mentis tanggal 12/09 tetes / menit
benjolan diperut TD: 100/80 -Melakukan -Drip aminofluid
bagian bawah, mmHg pemeriksaan -Inj. Ranitidin 1
Lemas (+) N: 86x/mnt Laboratorium amp/12 jam
  RR: 22x/mnt -Menganjurkan -Inj.
T:36,4°C pasien makan Ondansetron 1
  makanan yang amp/12 jam
bergizi
 
11/09/2019 Os mengeluh -KU Baik NOK dengan - Rencana -IVFD Ringer
H+2 cemas dengan -Kes : Compos Massa padat Laparatomy tgl Lactat 20
keadaanya mentis 12/09 tetes/menit
TD: 100/70 -Konsul anestesi  
mmHg anjuran puasa 8
N: 80x/mnt jam
RR: 19x/mnt -Observasi
T:36,1°C kondisi pasien
 

2/26/2019 22
Follow up
Tanggal S O A P Terapi
12/09/2019 Os mengatan KU baik Mioma Uteri/ -Observasi kondisi -IVFD Ringer Lactat
H+3 nyeri pada luka -Kes : Compos Rehada Prosedur umum pasien 20 tetes/menit
operasi Mentis Inj :
- TD: 100/70
mmHg -Ceftriaxone 2gr/24h
N: 80x/mnt -Ranitidine 1gr/ 12j
RR: 19x/mnt -Ketorolac 1gr/ 8j
T:36,8°C -Protenid Sups/ 4j
   
13/09/2019 Os mengatan -KU lemas -Post -Observasi kondisi -IVFD Ringer Lactat
H+4 nyeri pada luka -Kes : Compos Miomektomi hari pasien 20 tetes/menit
operasi Mentis rawatan 2 - Pasien dianjurkan Inj:
- TD: 100/70 untuk mobilisasi
mmHg ringan -Ambacin 1g/24j
N: 80x/mnt -Ranitidine 1gr/ 12j
RR: 19x/mnt -Santagesid/8j
T:36,1°C Ondansetron/8j
   

2/26/2019 23
Follow up
Tanggal S O A P Terapi
14/09/2019 Os mengeluh -KU baik -Post -Observasi kondisi -IVFD Ringer Lactat 20
H+5 nyeri ulu hati, -Kes : Compos Miomektomi pasien tetes/menit
nyeri luka Mentis hari rawatan 3   Inj:
operasi(+) - TD: 100/70 -Ranitidine 1gr/12j
mmHg -Ondansetron 1gr/ 8j
N: 80x/mnt -Santagesid/8j
RR: 19x/mnt -Ondansetron /8j
T:36,1°C Drip neurobion
  -Banyak minum air putih
 
15/09/2019 -Pasien KU baik -Post Pasien berobat Oral:
H+6 membaik -Kes : Compos Miomektomi jalan -Cefixime 2x1
-Nyeri di luka Mentis hari rawatan 4 -Ranitidine 2x1
operasi - TD: 100/70 -Scopaemin 10mg 2x1
berkurang mmHg -Neurodec 1x1
N: 80x/mnt -
RR: 19x/mnt
T:36,1°C
 

2/26/2019 24
Analisis Kasus
Teori Kasus
 
Anamnesis 
 
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang tersusun dari otot polos uteri dan jaringan
Pasien datang ke poliklinik obgyn
ikat pengikat fibroid dan kolagen. Gejala-gejala mioma hanya terdapat pada 35-50 % pasien dengan keluhan benjolan di perut
dengan mioma uteri. Pada banyak kasus mioma ini tidak memberikan gejala (kebetulan bagian bawah dan nyeri pinggang
ditemukan). Gejala yang sering ditemukan yaitu adanya perdarahan abnormal, nyeri yang dirasakan sekitar 3 bulan
panggul, gejala penekanan, dan disfungsi reproduksi. Gejala mioma uteri tergantung dari sebelum berobat ke poli kandungan.
hal-hal sebagai berikut : Jenis mioma (subserosa, intramural, submukosa), besarnya mioma, Benjolan dirasakan semakin
lokalisasi mioma, perubahan (degenerasi) dan komplikasi yang terjadi membesar dalam 3 bulan terakhir.
  Pasien tidak merasakan adanya nyeri
  pada bagian benjolan tersebut.
 
Faktor Resiko  
Faktor predisposisi mioma uteri : Faktor predisposisi yang terdapat
1. Usia : Frekuensi kejadian mioma uteri paling tinggi berada pada usia reproduksi aktif. Mioma pada pasien :
uteri terdapat pada 20 % diantara wanita berumur 20-35 tahun. 1. Usia reproduksi (27tahun)
2. Riwayat Keluarga : Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma  
uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma dibandingkan dengan wanita
tanpa garis keturunan penderita mioma uteri
3. Obesitas Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. Hal ini mungkin berhubungan
dengan konversi hormon androgen menjadi estrogen oleh enzim aromatase di jaringan lemak,
sehingga terjadi peningkatan jumlah estrogen tubuh.
4. Paritas :Wanita yang sering melahirkan lebih sedikit kemungkinannya untuk terjadinya
perkembangan mioma ini dibandingkan wanita yang tidak pernah hamil
5. Kehamilan : Kehamilan dapat juga mengurangi resiko mioma karena pada kehamilan hormon
progesteron lebih dominan. 2/26/2019 25
6. Menarche dini :Dapat Meningkatkan resiko karena Lebih lama terpapar dengan estrogen
Analisis Kasus
Teori Kasus
Klasifikasi  
1. Mioma submukosa Mioma tipe ini sering juga tumbuh bertangkai yang panjang dan menonjol Pasien tidak mengalami perdarahan
melalui serviks menuju ke vagina sehingga dapat terlihat secara inspekulo. Jenis mioma yang iregular dan tidak mengalami
paling sering menyebabkan perdarahan uteri yang banyak dan iregular (meno metrorrhagia). keluhan penekanan, seperti keluahn
2. Mioma intramural : Ukuran dan konsistensinya bervariasi, kalau besar atau multipel dapat miksi. Pasien merasakan keluhan
menyebabkan pembesaran uterus. Mioma yang terletak pada dinding depan uterus, dalam adanya benjolan di perut bagian
pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih keatas, sehingga dapat bawah dan nyeri pinggang
menimbulkan keluhan miksi
3. Mioma Subserosa : Tumbuh di bawah tunica serosa (tumbuh keluar dinding uterus) sehingga
menonjol keluar pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Letaknya di bawah lapisan tunica
serosa, dapat menyebabkan vena yang ada di bawah permukaan pecah dan menyebabkan
perdarahan intra abdominal.
Pemeriksaan Fisik  
Mioma uteri ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin uterus. Pada inspeksi : Tampak adanya
bagian menonjol di perut bagian
bawah

Pemeriksaan Laboratorium  
Akibat paling sering dari mioma adalah anemia. Hal ini disebabkan perdarahan uterus yang Dari hasil pemeriksaan laboratorium
banyak dan habisnya cadangan zat besi. Pada beberapa kasus, mioma menghasilkan eritropoetin didapatkan hb : 10,7-10,8. Pasien
yang menyebabkan polisitemia. tidak mengalami perdarahan
abnormal

2/26/2019 26
Analisis Kasus
Teori Kasus
Pemeriksaan Radiologi (USG)  
Pemeriksaan dengan USG transabdominal dan transvaginal berfungsi untuk Pada pasien dilakukan pemeriksaan USG transabdominal
memastikan adanya mioma uteri. USG transvaginal terutama dipakai pada dan didapatkan gambaran kontur mioma uteri dengan
uterus yang kecil. Uterus atau massa yang paling besar baik diobservasi diameter 11 x 15 cm
melalui ultrasonografi transabdominal. Mioma uteri secara khas
menghasilkan gambaran ultrasonografi yang mendemonstrasikan
irregularitas kontur maupun pembesran uterus.
 
 
Pilihan tatalaksana Pada pasien dikarenakan pasien masih virgin dilakukan
Miomektomi adalah tindakan bedah untuk pengambilan massa mioma saja tindakan miomektomi untuk mempertahan kan fungsi
tanpa pengangkatan uterus pengambilan mioma melalui laparatomi, reproduksi. Mioma yang terjadi pada pasien tidak
histerosko pi, atau laparoskopi tergantung ukuran, jumlah dan lokasi mioma. simptomatik dan massa tidak multipel Selain hal tersebut
Miomektomi sering dilakukan pada wanita yang ingin mempertahankan pada pasien tidak menimbulkan gejala perdarahan yang
fungsi repro duksinya. Dilakukan terutama pada mioma intramural, banyak (menorrhagia, metrorrhagia), dan tidak adanya
subserosa, dan subserosa bertangkai. keluhan obstruksi pada traktus urinarius.Sehingga
miomektomi dianggap sebagai tatalaksana yang tepat
untuk dilakukan.
 
 

2/26/2019 27
BAB III
Penutup
Telah dilaporkan sebuah laporan kasus Mioma uteri pada pasien perempuan
dengan usia 27 tahun. Pasien mengeluh adanya benjolan diperut bagian bawah
dan nyeri pinggang yang dirasakan memberat sejak 3 bulan terakhir. Keluhan
lain yang dirasakan pasien merasakan nyeri ketika menstruasi yang lebih terasa
sakit sejak 3 bulan terakhir.
Pada pemeriksaan fisik terasa adanya bagian menonjol di perut bagian
bawah, nyeri tekan (-). Pada pemeriksaan penunjang laboratorium terdapat hasl
yang dibawah batasan normal yaitu hemoglobin 10,7, hematokrit 31,6, dan kadar
kreatinin 0,52.
Pasien dilakukan rawatan selama 5 hari di ruang nifas kamar Obstetri bed II.
Selama hari rawatan pasien mendapatkan rawatan farmakologi, non farmakologi,
dan tindakan operatif yaitu laparotomi (miomektomi). Pasien dipulangkan
dengan kondisi perbaikan dan dianjurkan kembali untuk konsultasi di poli Obgyn
RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara.
2/26/2019 28
TERIMA KASIH
2/26/2019 29

Anda mungkin juga menyukai